Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Amos 7:7-9
7:7 Inilah yang diperlihatkan-Nya kepadaku: Tampak
Tuhan berdiri dekat sebuah tembok yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat.
7:8 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Apakah
yang kaulihat, Amos?" Jawabku: "Tali sipat!" Berfirmanlah Tuhan:
"Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku
Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi.
7:9 Bukit-bukit pengorbanan dari pada Ishak akan
dilicintandaskan dan tempat-tempat kudus Israel akan diruntuhkan, dan Aku akan
bangkit melawan keluarga Yerobeam dengan pedang."
Tempat
kudus Israel akan diruntuhkan dan bukit-bukit pengorbanan dari Ishak akan
dilicintandaskan. Bukan berarti tidak ada upaya mereka untuk menghampiri Tuhan,
memang ada upaya dari mereka. Di sini ditarik jauh pada Ishak. Kita melihat
kerelaan hati Ishak kita diminta oleh bapanya untuk dikorbankan, dia tidak
memberontak. Namun keturunan dari Ishak ini yaitu bangsa Israel, ketika ditarik
tali sipat (tali sipat berbicara keadilan dan kebenaran) bila dihubungkan
dengan praktek Ishak maka sudah terlihat terlalu jauh perbedaannya, sudah
bertolak belakang.
Tempat
kudus Israel akan diruntuhkan. Memang ada ibadah ada pelayanan tetapi kalau
ditarik tali sipat sebenarnya itu sudah bertentangan dengan kehendak Tuhan. Di
sini Tuhan memperlihatkan kepada kita ada orang yang beribadah tetapi dia tidak
mengerti tujuan ibadah sehingga ibadahnya itu malah menjadi penghalang untuk
dia jumpa dengan Tuhan. Padahal ibadah itu tujuan supaya kita jumpa dengan
Tuhan. Banyak orang beribadah tetapi ibadahnya itu justru menjadi penghalang untuk masuk dalam rencana Tuhan. Ini yang
Tuhan perlihatkan agar jangan terjadi dalam diri kita. Ibadah Israel malah mau
diruntuhkan. Ini tandanya walaupun beribadah dan beribadah tetapi tidak
mengetahui rencana Allah maka ibadah itu malah menjadi penghalang bagidia untuk masuk dalam rencana Allah.
Kalau saudara mengatakan “tidak mengerti rencana
Allah” maka itu hal yang tidak mustahil sebab
dari mimbar ini sudah terlalu transparan disampaikan apa rencana Allah dalam
diri kita. Sekarang tinggal kita menindak lanjuti. Jadi ibadah kita tidak lagi
menjadi penghalang untuk kita masuk dalam rencana Allah, kita tinggal menindak
lanjuti karena rencana Allah sudah diberitahu dengan transparan (jelas).
Termasuk
pujian dalam gereja, kalau kita tidak tahu rencana Allah dalam ibadah maka
nanti pujian itu akan Tuhan rubah menjadi ratapan. Berarti pujian yang tadi
dinaikkan kepadaTuhan rubah menjadi perkabungan.Ini yang
kita takutkan jangan terjadi dalam diri kita.
Amos 8:3,10
8:3 Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi
ratapan pada hari itu," demikianlah firman Tuhan ALLAH. "Ada banyak
bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam."
8:10 Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi
perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain
kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan
membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak tunggal, sehingga akhirnya
menjadi seperti hari yang pahit pedih."
Tuhan
menaruh tali sipat berarti Tuhan mau melihat apakah pandangan kita vertikal
pada Tuhan, apakah ada kerinduan untuk jumpa dengan Mempelai Laki-laki Sorga
atau tidak. Kalau ada kerinduan untuk jumpa dengan Mempelai Laki-laki Sorgamaka
kita akan memberikan diridigarap oleh Firman Tuhan. Kalau ditarik tali sipat
saudara ternyata tidak miring berarti tegak dan tegas dalam pengajaran maka
berarti ada roh Mempelai dalam diri saudara.
Tuhan
mau menjaga kita dengan tali sipat ini. Tali sipat ini adalah tolak ukur dari
roh Mempelai. Tuhan sendiri sudah berikrar “Aku akan memperisterikan engkau”.
Ini adalah bahasa simbolis Tuhan yang disampaikan oleh Hosea kepada Gomer. Hosea
dipakai oleh Tuhan untuk menunjukkan bagaimana perasaan Tuhan ada pada Hosea. Bagaimana
sakit hatinya Tuhan terhadap bangsa Israel demikianlah sakit hati Hosea melihat
istrinya yang bernama Gomer itu bersundal.
Gomer
adalah perempuan sundal yang disuruh oleh Tuhan kepada Hosea diambil menjadi isteri supaya dia merasakan sakit
hatinya Tuhan yang memperisterikan bangsa Israel perempuan sundal itu. Setelah
Hosea menikah dengan Gomer dan mempunyai 3 anak, Gomer ini kembali bersundal. Tetapi
Tuhan menunjukkan kebesaran hatiNya melalui Hosea, Tuhan menyuruh Hosea kembali
membelinya dengan 15 syikal perak.
Hosea 3:2
3:2 Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima
belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
Angka 5
adalah angka kemurahan. Angka 15 adalah kelimpahan kemurahan. Ketika dunia
ditutupi oleh air Bah, Bahtera Nuh berada 15 hasta di atas gunung yang paling
tinggi. Begitu juga raja Hizkia, umurnya ditambah 15 tahun. Itu adalah
kelimpahan kemurahan.
Hosea
harus membeli kembali dengan 15 syikal perak terhadapisterinya yang kembali bersundal. Berarti
Gomer ini mendapatkan kelimpahan kemurahan. Begitu kebesaran hati Tuhan
diperlihatkan dalam kasus Hosea dan Gomer ini. Kalau ditarik pada diri kita,
kita ini lebih parah dari pada Gomer, sudah terlalu banyak kita menyakiti hati
Tuhan. Kita sudah ditegur dan diajar oleh Tuhan, tetapi kemudian kembali
berbuat lagi. Kalau sekarang kita masih mendengarkan Firman itu adalah
kelimpahan kemurahan Tuhan! Hargai kemurahan Tuhan, jangan tunggu Tuhan menutup
pintu kemurahanNya.
Itu
sebabnya Tuhan menarik tali sipat. Tali sipat ini mengukur kita apakah kita ada
dalam kebenaran, ada dalam keadilan dan ada dalam kasih setia. Kita ini bangsa
kafir, kita telah dibeli oleh Tuhan dari kekafiran untuk menjadi umat Tuhan.
Setelah menjadi umat Tuhan kita kembali berprilaku seperti bangsa kafir tetapi
kita mendapat kemurahan Tuhan sehingga dilawati lagi oleh Tuhan. Itu sebabnya jangan
sampai kita tidak menghargai kemurahan Tuhan. Kalau saja kita sadar akan hal
ini jangan lagi kita mempermainkan kemurahan Tuhan.
Ibadah
kita diukur oleh Tuhan dan ukurannya adalah tali sipat. Tali sipat itu
dihubungkan dengan persoalan tembok.
1. Yohanes 10:1
10:1 "Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui
pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang
perampok;
Di
atas tembok ini seringkali masih ada penyusup. Penyusup ini disebut pencuri,
dia masuk dengan melompat tembok. Ini yang harus kita waspadai. Kebenaran
Firman Allah jangan ditabrak dengan prilaku yang gelap. Ini yang banyak
terlihat dalam gereja, sudah ada kebenaran dan keadilan dan kasih setia tetapi
kebenaran Firman Allah ditabrak dengan prilaku yang gelap. Kalau kita masukan
praktek yang duniawi dalam gereja itu sama dengan memasukan praktek gelap, itu
sama dengan menabrak kebenaran Firman Allah.
Kenapa Tuhan menaruh tali sipat
di tembok? Maksudnya supaya domba-domba yang di dalam jangan terusik dengan
orang-orang yang menabrak kebenaran Firman Tuhan, supaya umat Tuhan
terlindungi. Itu sebabnya sebagai hamba Tuhan saya harus berteriak bahwa
kegelapan ini sedang mencoba masuk dalam gereja!
Praktek gelap, praktek melompat
tembok ini yang banyak kita temukan dalam gereja Tuhan sadar atau tidak sadar.
Jangan sampai kebenaran dan keadilan ini ditabrak dengan cara-cara duniawi.
Lebih parah lagi kalau saya sebagai hamba Tuhan membawa diri dalam kegelapan
dengan melakukan perbuatan najis dengan praktek berselingkuh, lalu melayani
dalam ibadah. Yang anehnya malah banyak anak Tuhan yang menyambut dan menyanjung
pendeta seperti itu, itu namanya bodoh! Itulah gereja yang tidak terawat, tidak
terpelihara dan kelak nanti ketika antikristus datang maka itu menjadi bagian sasarandaripenganiayaan.
Kita seperti ayam yang tinggal di
lumbung yang banyak padi, lalu bertelur di situ. Sudah terlalu kalau sampai
mati kelaparan. Itu sebabnya kita harus menjaga. Tuhan juga menjaga kita dengan
tali sipat.
Kalau melihat Ishak dan melihat
Israel, sebenarnya tidak ada alasan Tuhan untuk menghancurkan ibadah mereka.
Tetapi kita melihat di sini pekerjaan kuasa kegelapan sehingga pada masa
keturunan mereka, ibadah itu dihancurkan. Kita tidak melihat wujudibliskuasa kegelapan, tetapi kita bisa
melihat pekerjaannya yang berafiliasi dengan pelayan yang tidak benar.
2. Tali
sipat ini menjaga batu yang akan menyembul keluar dari dalam tembok, berarti
menjaga roh persekutuan. Batu yang menyembul keluar itu karena dia diganggu
oleh roh ketidaksetiaan.
II
Korintus 11:3
11:3
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang
sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
Pada ayat 2 kita dipertunangkan,
pada ayat 3 sudah ada gangguan ketidaksetiaan. Itulah batu yang menonjol
keluar. Memang kelihatan pelan dia keluar, tetapi Alkitab mengatakan dia akan
jatuh dengan tiba-tiba. Kita harus menjaga persekutuan, jaga kesetiaan kita
kepada Tuhan.
Mengapa pada batu yang menyembul
harus ada tali sipat? Supaya diketahui apakah kita sudah mulai menyembul
keluar, mulai tidak setia atau masih setia. Yerusalem Baru adalah kota
bersambung rapat, berarti ada roh persekutuan. Walaupun iblis, antikristus,
nabi palsu serta pengikut-ikutnya telah dilemparkan ke neraka tetapi Yerusalem
Baru itu tetap memakai tembok.
Wahyu
21:17-18
21:17
Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran
manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
21:18
Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen,
bagaikan kaca murni.
Temboknya dari Yaspis dan batu
dasar temboknya ada 12 permata. Kita mau ke Yerusalem Baru dan di sana masih
ada tembok yang dibuat dari permata Yaspis dengan tinggi 144 hasta. Ternyata
kalau kita mau ke Yerusalem Baru kita tidak bisa lepas dari persekutuan yang
setia. Kesetiaan kita dituntut oleh Tuhan.
100 = angka nikah, angka
kesempurnaan Tubuh
40 = angka perobekan daging
4 = angka salib
Iniisi yang adadibaliktembokitu, nikah yang sempurna
yang tadinyaberasaldaridagingtetapirelamerobekdagingkarenahargaisalib
(korbanKristus).
Tembok itu dari permata Yaspis.
Yang duduk di takhta itulah Tuhan Yesus, juga dikatakan seperti permata Yaspis.
Yaspis artinya berkobar-kobar atau menyala-nyala. Berarti kesetiaan kita tidak
boleh kendor tetapi harus berkobar-kobar.
Wahyu
4:3
4:3
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan
permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang
bagaikan zamrud rupanya.
Roma
12:11
12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.
3. Tali
sipat di tembok mengingatkan para pelayan Tuhan supaya jangan berdiam diri
sebelum kebenaran Tuhan bersinar terang.
Yesaya 62:6-7,1
62:6 Di atas tembok-tembokmu, hai
Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang
malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan
TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang
62:7 dan janganlah biarkan Dia tinggal
tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi
kemasyhuran di bumi.
62:1 Oleh karena
Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan
tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya
menyala seperti suluh.
Ini mengingatkan kami pelayan
Tuhan, baik yang fulltimer dan juga kita semua umat Tuhan yang terlibat. Jangan
kita diam maksudnya kita ada dambaan yang
menyala-nyala karena ingin mendapatkan pribadi Tuhan Yesus. Bukan untuk
mendapatkan berkat-berkatNya, bukan untuk mendapatkan warisanNya tetapi untuk
mendapatkan pribadiNya.
Hamba tujuannya untuk mendapat
upah, anak tujuannya untuk mendapatkan warisan. Tetapi biarlah kita menempatkan
diri sebagai kekasih. Sebagai seorang kekasih tujuannya adalah untuk
mendapatkan pribadi Kekasih kita. Kalau kita memiliki pribadi Tuhan Yesus segala-galanya
sudah menjadi bagian kita. Di dalam gereja memang kita diarahkan menjadi hamba,
diarahkan menjadi anak, tetapi harus sampai pada tingkat yang paling tinggi
yaitu menjadi kekasihNya.
Jangan kita diam sebelum hidup
kita bercahaya bagaikan suluh yang terang benderang.
4. Pemanfaatan
berkat-berkat Tuhan jangan salah. Itu sebabnya di tembok itu ada tali sipat
untuk mengatur bagaimana kita memanfaatkan berkat-berkat Tuhan yang kita
terima.
Amsal
18:11
18:11
Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi
menurut anggapannya.
Tuhan taruh tali sipat di tembok
supaya jangan kita salah dengan berkat Tuhan yang kita terima
5. Ada
mayat yang dipenggal kepalanya yang dipaku di tembok.
I Samuel 31:8-10
31:8
Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi orang-orang yang mati
terbunuh itu, didapati mereka Saul dan ketiga anaknya tergelimpang di
pegunungan Gilboa.
31:9
Mereka memancung kepala Saul, merampas senjata-senjatanya dan menyuruh orang
berkeliling di negeri orang Filistin untuk menyampaikan kabar itu di kuil
berhalanya dan kepada rakyat.
31:10
Kemudian mereka menaruh senjata-senjata Saul di kuil Asytoret, dan mayatnya
dipakukan mereka di tembok kota Bet-Sean.
Kalau kepala terpisah dengan
tubuh, itu bukanlah tujuan Tuhan. Tujuan Tuhan adalah menyatukan kepala dan
tubuh tetapi Filistin malah memenggal kepala dan tubuh. Yang terakhir ini tali
sipat direntangkan di atas nikah kita. Apakah nikah kita masih ada hubungan
yang erat, ada hubungan kepala dan tubuh, apakah tidak terancam untuk terpisah?
Ini adalah pekerjaan Filistin.
Ini yang dilakukan Filistin dari awal, Filistinberusahauntuk memisahkan Abraham dan Sara. Sara
sempat berada di istana Abimelekh, berarti sempat Abraham sebagai kelapa
terpisah dengan Sara sebagai tubuh oleh karena raja Filistin. Anak Abraham
yaitu Ishak juga sempatdiupayakanputus
hubungan kepala dan tubuhnya yaitu Ribka. Yang terakhir kepala Saul benar-benar
diputuskan dari tubuhnya. Saul yang sudah mati dipenggal kepalanya dan tubuhnya
dipakukan di tembok. Itu sebabnya goncangan apa yang kita alami jangan sampai
kita memisahkan hubungan kepala dan tubuh, hubungan nikah kita. Apalagi jangan
sampai hubungan kita dengan Tuhan terputus.
Kalau kita tidak bertemu dengan
Firman pengajaran entah bagaimana nasib nikah kita. Syukur kita sudah ada dalam
Firman pengajaran, itu sebabnya kita harus menghargai hal ini. Tidak sedikit
orang yang mengentengkan nikah padahal nikah itu harus dihormatisebabarahnyakepadanikahyang rohani.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar