Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 6:13-15
6:13 Maka mereka
pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata:
"Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena
Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa
untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Sesuai
terang kerajaan Sorga, pasal ini terkena meja roti sajian. Kalau bicara meja
itu menunjuk hati. Tuhan menginginkan hati kita untuk Tuhan. Meja itu ada kaki.
Apa artinya. Supaya meja itu jangan ditaruh di atas tanah. Meja hati kita
ditopang dengan 4 kaki. Kaki ini panjangnya 1,5 hasta. Angka 1,5 Alkitab
menceritakan bahwa itu angka pengantara. Jadi supaya meja kita tidak kotor,
tidak kena debu, tidak kena tanah, tidak kena pasir, maka ada kaki yang
menopang. Tujuannya supaya hati kita diletakkan roti, roti itu bicara Firman
Allah. Jadi hati itu harus ada kesiapan. Kesiapan rela hati kita ditopang oleh
Yesus sebagai pengantara, supaya hati ini jangan kotor. Tetapi kenyataannya
orang Kristen bahkan juga pendeta-pendeta dan pelayan Tuhan, bagaimana meja itu
tidak kotor, sampai Yesaya mengatakan meja itu sudah pebnuh muntah.
Dan
kitab Maleakhi mengatakan, ketika Tuhan mengeluh kenapa meja itu dibiarkan
kotor, maka imam-imam mengatakan “pantas meja Tuhan harus dikotori”. Makanya
heran kalau mendengar ada pelayan Tuhan sebelum naik
mimbar minum dulu air minuman keras supaya
nanti bicaranya lancar. Atau sebelum naik mimbar dia
merokok dulu atau memaki-maki orang. Inilah meja yang kotor, bagaimana mau
ditaruh roti. Kalau hati saya kotor seperti itu maka roti yang saya bagikan itu
adalah roti yang kotor, karena hati saya penuh muntah.
Yesaya 28:8
28:8 Sungguh,
segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih
lagi.
Dalam
Yohanes 6:3 dikatakan Yesus naik ke atas gunung.
Yohanes 6:3
6:3 Dan Yesus
naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
Terjadinya
pemecahan roti yang menubuatkan terjadinya kegerakan Firman seperti roti yang
dipecah-pecahkan oleh Tuhan Yesus dan dimakan oleh 5000 orang, padahal hanya 5
ketul roti yang dipecah-pecahkan namun sisa 12 bakul. Kegerakan Firman
pengajaran itu terjadi di atas gunung, bukan di lembah. Ketika 5 ketul roti itu
pindah di tangan Yesus maka Yesus menengadah ke atas, mengucap syukur dan
memecah-memecahkan. Ini arti rohaninya bagi kita gereja Tuhan, inilah kegerakan
Firman pengajaran yang dibutuhkan di dalam gereja. Kalau ada gereja yang merasa
tidak perlu kegerakan Firman pengajaran maka nanti kehidupan seperti
itu
yang akan tertinggal dalam 3,5 tahun aniaya
antikristus, tidak akan tersingkir.
Itu
sebabnya harus ada kegerakan Firman pengajaran. Bukan hanya sampaikan Firman 5
menit, 10 menit dan bila lebih 30 menit sudah mulai kode-kode pendeta supaya
berhenti. Bagaimana gereja mau tumbuh rohaninya kalau seperti ini! Dia kerdil,
tidak tumbuh rohaninya. Dia tetap bayi rohani, tidak bisa membedakan yang benar
dan yang tidak benar, mana yang sehat dan yang tidak sehat. Makanya ada tingkat
dari mepiaso menjadi pihadiha. Kemudian jangan kita berhenti
sampai pada pihadiha, sampai pada
remaja rohani. Remaja rohani ini hanya suka embun, itulah Firman yang enak-enak
saja. Tetapi Firman yang keras yang mengoreksi kelakuannya dia tidak suka.
Setelah pihadiha kita butuh teleyohi yaitu dewasa rohani.
Supaya
mencapai dewasa rohani perlu kegerakan Firman di dalam sidang jemaat. Saya yang
bertanggung jawab di sini. Bagaimana kita
butuh
kegerakan Firman kalau saya malas sembayang. Makanya perhatikan, kalau saya
ditelpon saya tidak angkat itu berarti saya lagi sembayang. Sembayang untuk
apa? Sembayang untuk mendoakan saudara. Bagaimana mau ada kegerakan Firman
kalau kami hamba Tuhan tidak bergaul manis dengan Tuhan dan hanya bergaul manis
dengan miras. Kalau seperti itu bukan gembala
tetapi gumbala. Gumba itu tempat menaruh miras.
Ini bahaya kalau gereja Tuhan bukan punya gembala tetapi gumbala. Bahkan ada
hamba Tuhan kalau melihat tidak ada miras
di meja, dia langsung berkata “tidak usah berdoa, tidak ada miras, langsung saja makan!”.
Jadi
kegerakan Firman dibutuh dalam gereja.
Yohanes 6:3
6:3 Dan Yesus
naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
Setelah
roti 5 ketul pindah di tangan Yesus dengan 2 ekor ikan maka Yesus tengadah ke
atas (vertikal) lalu Dia mengucap syukur dan memecah-mecahkan kemudian roti itu
diberikan kepada murid, murid pengantara dan murid-murid yang memberi kepada
umat. Jadi Firman ini tidak langsung kepada umat tetapi Yesus memanfaatkan
hamba Tuhan. Maka dalam Wahyu pasal 2 dan pasal 3, yang disurati oleh Tuhan
tidak langsung jemaat tetapi gembalanya lebih dahulu. Karena gembala ini
diangkat oleh Tuhan. Walaupun gembala ini salah, tidak benar, ada yang
menyeleweng, ada yang tidak karu-karuan pengajaran yang mereka sampaikan,
tetapi karena Tuhan yang lantik maka Tuhan koreksi mereka. Firman ini duluan
kepada gembala supaya gembala terkoreksi baru jemaat dikoreksi. Sekarang ini
terbalik, saya juga prihatin kalau melihat gembala justru jemaat yang nasihati.
Kalau gembala berantem, justru jemaat yang datang mendamaikan. Ini memalukan,
ini bukan kegerakan Firman tetapi mencelakakan.
Setelah
Yesus melihat bahwa mereka memaksa Yesus untuk
menjadi raja, supaya mengatur soal kebutuhan-kebutuhan jasmani, maka
Yesus menyingkir ke mana? Ke gunung. Apa yang Yesus lakukan.
Matius 14:23
14:23 Dan
setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk
berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Markus 6:46
6:46 Setelah Ia
berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
Sesudah
kegerakan Firman, Yesus sebagai Gembala Agung yang juga disebut oleh Wahyu Dia
adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Dia pergi ke gunung untuk berdoa. Menyingkir
di sini bukan sekedar menyingkir seperti dalam Injil Yohanes karena mau
didaulati menjadi raja. Tetapi Dia naik ke gunung karena mau berdoa. Jadi
lengkaplah, tadi ada kegerakan Firman kemudian ada kegerakan doa. Namun di sini
dikatakan hanya Yesus seorang diri.
Ini
dibutuh oleh gereja Tuhan. Gereja Tuhan harus ada kegerakan Firman pengajaran
sehingga umat Tuhan makin terasa pekerjaan Firman dalam hidupnya. Hatinya
dijamah oleh Firman, pikirannya dijamah oleh Firman, telinganya yang tadinya
suka mendengar yang tidak-tidak sekarang dijamah oleh Firman, matanya yang suka
melihat yang tidak-tidak itu dijamah oleh Firman, mulutnya yang tadi bicara
seperti kebun binatang sekarang bicara Firman. Itulah bukti kegerakan Firman,
anak Tuhan itu ada perubahan sikap. Bukan mendengar atau menerima kegerakan
Firman tetapi tidak pernah berubah, begitu-begitu
saja, bicaranya kebun binatang terus. Kalau suami bicara pada isteri dia
katakan “babi, anjing, monyek, yakis”. Isteri lagi menyaut kemari “kau buaya darat!”. Akhirnya apa,
kebun binatang rumah tangga itu. Ini bukan kegerakan Firman tetapi kegerakan
menuju pada Babel sundal besar.
Olehnya
gereja Tuhan harus menerima Firman pengajaran yang membaharui kehidupan mereka.
Dibuktikan ketika mereka makan, mereka kenyang. Artinya dipuaskan olej kegerakan
Firman. Setelah puas dengan kegerakan Firman, Tuhan mau menguji, tetapi Yesus
lebih dulu naik ke bukit untuk berdoa. Siapa yang diuji? Murid-murid yang
berlayar. Di tengah mereka berlayar, angin sakal datang. Apa yang mereka
katakan? Mereka ketakutan. Tetapi Yesus yang dalam kegerakan doa, walaupun
dalam gelap Dia melihat murid-muridNya payah untuk mendayung, maka Yesus datang
berjalan di atas gelombang.
Jika
kita mengalami kegerakan Firman, kemudian mengalami kegerakan doa penyembahan maka
segala ombak masalah bisa teratasi, karena ada dua kegerakan ada dalam diri kita yaitu kegerakan Firman dan
kegerakan doa. Kadang kita dikalahkan persoalan, kita digulung oleh permasalahan.
Kenapa? Karena kurang doa. Di sini Yesus berdoa sendirian. Berarti doa bisa
dilakukan sendirian. Tetapi kalau pengajaran tidak bisa sendiri. Tetapi doa
juga bisa dilakukan secara bersama.
Kalau dua hal ini kita lengkapi dalam diri kita, maka masalah yang menggunung
di depan kita pasti Tuhan selesaikan dan kita mengalami kemenangan.
Sesudah
mereka mengalami hal ini maka Yesus naik ke gunung untuk berdoa/ penyembahan. Kenapa? Sebab nanti bukan
hanya persoalan gunung yang akan Yesus hadapi. Tetapi persoalan pandangan umat
Tuhan yang mana umat Tuhan mengikuti Yesus karena tertarik dengan mujizat.
Kalau anak Tuhan hanya melihat mujizat jasmani, maka nanti dia akan mudah ditarik
oleh antikristus. Kalau sekarang iman saudara bergantung karena melihat mujizat
orang buta melihat, orang lumpuh melompat, orang tuli mendengar, orang bisu
berkata-kata, orang mati bangkit sekalipun, kalau cuma itu dasarmu ikut Tuhan,
nanti ketika tampil Wahyu pasal 13, saudara juga bisa mengikuti itu. Makanya
Tuhan tidak ingin kita hanya sampai pada karakter itu.
Itu
sebabnya Tuhan uji, mereka harus berlayar, berarti diuji iman percaya kita.
Dalam kitab Injil Yohanes, tidak diceritakan tentang berlayar. Tidak
diceritakan murid-murid di suruh berlayar dan menghadapi angin sakal namun
Yesus datang berjalan di atas air. Mereka bertemu Yesus sudah di seberang.
Yesus langsung mengatakan “kamu mengikuti Aku karena kamu makan sampai kenyang.
Apakah kita punya tangan iman cuma karena melihat mujizat? Itu fana. Pengertian
fana itu ada 4.
Yohanes 6:27
6:27 Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia
kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Yohanes 6:27 (Terjemahan Lama)
6:27 Janganlah
kamu bekerja karena makanan yang fana, melainkan karena makanan yang baka,
yaitu yang akan diberi kepadamu oleh Anak manusia, karena Ialah yang
dimeteraikan oleh Bapa itu, yaitu Allah."
Pengertian
fana:
1.
Terbatas oleh ruang dan waktu. Jadi
kalau kita ikut Tuhan karena mengejar mujizat saja, itu bukan berarti tidak
boleh. Itu dibutuhkan untuk membawa kita dari gelap
kepada terang. Tetapi jangan itu dijadikan tolak ukur. Fana itu terbatas oleh
ruangan dan waktu. Makanya harus yang kekal. Dalam kitab nabi Yesaya ada 9 hal
yang kekal. Jika ditambah kitab-kitab yang lain lebih banyak lagi yang kekal.
a)
Gunung batu yang kekal. Siapa itu gunung
batu yang kekal? Itulah Yesus yang dibuang oleh banyak orang. Kalau ada yang
tidak percaya silahkan. Tetapi keselamatan tidak ada padanya, hanya ada neraka baginya.
Yesaya
26:4
26:4 Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab
TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.
Firman itu kekal. Siapa Firman?
Itulah Yesus.
b)
Perapian yang kekal.
Yesaya
33:14
33:14 Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion
orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di
antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di
antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"
Daniel
12:2
12:2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah
tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang
kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Jadi mana yang kita pilih? Tentu
kehidupan kekal. Untuk mendapatkan hidup yang kekal ini kita sudah baca dalam
Yohanes 5:24.
Yohanes
5:24
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut
ke dalam hidup.
Yang memindahkan kita dari alam
maut kepada kehidupan hanya Yesus. Kalau ada yang mengatakan ada yang lain yang
memindahkan orang dari alam maut kepada kehidupan, itu terserah dia! Tetapi
Alkitab bersaksi hanya Yesus. Bahkan nanti ketika Yesus datang pada kali yang
kedua, orang di dalam kubur akan mendengar suaraNya dan akan bangun. Sebagian
pada hidup yang kekal sebagian pada kengerian yang kekal. Makanya jangan ikut
Tuhan karena mengejar yang fana. Bukan berarti tidak butuh, itu urusan Tuhan
dan pasti Tuhan penuhi. Tetapi dahulukan yang kekal.
Coba saudara bayangkan bagaimana
itu kengerian yang kekal. Itu nanti ditonton.
Yesaya
66:24
66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai
orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan
mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi
segala yang hidup.
Tidak ada tangan lain di luar
tangan Yesus yang bisa memindahkan kita dari alam maut kepada alam kehidupan.
c)
Yesaya
35:10
35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan
pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi
mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah
akan menjauh.
Ini yang harus kita cari, yang
baka, yang kekal ini. Ini kehidupan yang masuk di Sion. Kenapa Yesus
memecah-mecahkan roti di atas gunung? Karena dalam Yesaya pasal 2 dikatakan
mari kita ke gunung Sion, di sana ada Firman pengajaran. Makanya di gunung ada
kegerakan Firman, itu menunjuk di Sion ada kegerakan Firman. Jika ada kegerakan
Firman maka sedikit demi sedikit sudah
ada sukacita dalam diri saudara. Jangan muring-muring yang banyak. Dari pagi
hanya 1 kali dia tertawa, lebihnya itu marah-marah terus. Aduh bagaimana itu.
Dari pagi cuma 1 kali dia senyum, lebihnya mukanya muka pepaya. Bagaimana bisa
dikatakan sukacita abadi, ada di gunung Sion ada dalam kegerakan Firman kalau
cuma marah, mengomel, bersungut, tidak ada sukacita. Besok kita akan mendengar
tentang bunyi sangkakala yang ketiga.
Bagaimana bisa ada sukacita kalau
seperti itu, padahal sukacita ada kaitannya dengan Sion. Saudara tidak bisa
mengatakan tidak ada di gunung Sion sebab saudara menerima curahan pengajaran
Firman begitu deras dalam diri saudara. Mana sukacitamu! Kenapa kita harus muka
kriminil seperti orang di terminal, melihat mana dompet yang bisa dicopet. Kita
harus bersukacita.
d)
Yesaya
45:17
45:17 Sedangkan Israel diselamatkan oleh TUHAN dengan keselamatan
yang selama-lamanya; kamu tidak akan mendapat malu dan tidak akan kena noda
sampai selamanya dan seterusnya."
Pekerjaan penyelamatan Tuhan itu
adalah pekerjaan penyelamatan yang kekal. Tetapi jangan saudara salah
menafsirkan ini. Ini bukan Teologia prestisinasi, sekali selamat tetap selamat
sekalipun kita berbuat dosa, selingkuh, mencuri, membunuh dan membuat ini itu
yang jahat. Itu salah, tidak benar! Sebab dalam gereja ada Teologia
prestisinasi. Ini tidak benar dan tidak boleh.
Ibrani
9:12
9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya
ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah
anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah
mendapat kelepasan yang kekal.
Ini ada hubungannya dengan domba
jantan, tempat kudus dan darah anak lembu. Domba itu kecil dibandingkan dengan
lembu. Jadi mulai dari domba, pancaran anak domba kemudian harus meningkat pada
lembu, pancaran anak lembu. Lembu menunjuk kesempurnaan. Kalau tetap tinggal
pada pancaran anak domba dan tidak meningkat pada pancaran anak lembu maka bisa
gagal kelepasan ini. Makanya anak Tuhan jangan berhenti “saya sudah selamat,
sudah menerima Yesus Anak Domba yang tersembelih” jangan! Harus ditingkatkan
kepada kesempurnaan. Kalau domba itu baru di halaman Tabernakel, harus
ditingkatkan kepada lembu itu ruangan maha suci. Dari halaman mencapai ruangan
maha suci harus melewati ruangan suci.
Sebabnya ibadah gereja Tuhan
jangan asal, jangan berpikir yang penting sudah beribadah, itu salah.
e)
Yesaya
54:8
54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan
wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi
Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
Jadi kasih Tuhan itu adalah kasih
yang abadi, kasih yang kekal. Kalau kita bicara kasih yang kekal dan abadi, ayo
kita menerima kasih Yesus, kasih yang kekal, kasih setia yang abadi, maka kita
salurkan kepada orang lain.
Yeremia
31:3
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu.
Dari jauh, bagaimana caranya?
Yeremia
31:11-12
31:11 Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah
menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.
31:12 Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit
Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum,
anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka
akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi
merana.
Ada anggur ada sukacita dalam
nikah, ada minyak berarti ada urapan. Ada kambing domba berarti ada ibadah, yang
ditingkatkan pada lembu sapi. Jadi ibadah mereka tidak stagnan tetapi bertumbuh.
Inilah yang terjadi kalau hidup itu menerima kasih setia yang kekal. Hatinya
bersukacita, kenapa? Sebab ada gandum, itu pembukaan rahasia Firman. Ada
anggur, anggur itu yang dibutuh airnya dan itu dipakai dalam pesta nikah,
berarti ada sukacita dalam nikah dan dalam persekutuan. Ada minyak berarti ada
urapan, kalau ada urapan berarti ada terang. Maka kehidupan gereja Tuhan akan
mengalami hidup yang benar-benar dia diikat oleh kasih setia Tuhan yang kekal.
Makanya jangan kita hanya fokus
kepada yang jasmani. Jangan saudara salah, jangan berpikir “gembala itu tidak
butuh yang jasmani” kita semua butuh yang jasmani. Tetapi yang harus didahulukan
yang rohani, yang kekal. Jangan sampai yang kekal ini kita kerdilkan karena
mengajar yang jasmani.
2.
Sesuatu yang bisa membinasakan kita.
Jadi kalau mengejar yang fana maka kita bisa dibinasakan. Tetapi kalau mengejar
yang kekal bagaimana yang kekal bisa membinasakan kita.
3.
Fana itu sesuatu yang bisa mematikan
total.
4.
Hanya sementara, tidak terkait dengan
keadaan Tuhan yang kekal. Kadang kita terlalu fokus dengan yang sementara.
Jangan salah tangkap saudara dan berpikir gembala tidak butuh yang fana. Semua
kita butuh, pekerjaan Tuhan tidak bisa jalan kalau tidak ada duit. Tetapi yang
paling atas yang kita kejar adalah yang kekal. Karena kalau cuma sementara itu
sebatas usia kita. Kalau tidak mengejar yang kekal, setelah meninggal habislah
kita. Tetapi kalau mengejar yang kekal maka ada dua langkah akhir:
a)
Mati di dalam Tuhan
b)
Tuhan izinkan hidup sampai Tuhan datang,
penyingkiran gereja, kita bertemu Yesus di awan-awan yang permai.
Ada seorang bos, ketika meninggal
dia diupacarakan oleh umat Tuhan. Pembantu rumah tangga dan supirnya
bercakap-cakap “kira-kira itu bos masuk sorga?”. Maka dijawab “tidak masuk
sorga karena tidak pernah dia bercerita tentang Yesus dalam hidupnya, bagaimana
bisa masuk sorga”. Jadi supir dan pembantu tersebut
sudah tahu memvonis orang itu tidak bisa masuk sorga. Karena dia tidak pernah
bicara tentang Yesus, tidak pernah menaikan pujian kepada Tuhan, malah selalu
marah-marah saja. Mana bisa masuk sorga kalau tidak pernah bicara yang kekal,
hanya yang fana saja.
Kalau kita seperti ini maka kita
orang paling malang. Kenapa? Kita ada dalam kegerakan Firman dan ada dalam
ajaran tentang kegerakan doa. Tetapi kalau tidak menikmati yang kekal karena
dikuasai pandangan yang fana maka akhirnya mematikan total, sementara saja dia nikmati,
sesuatu yang bisa membinasakan dan terbatas oleh ruang dan waktu.
Terbatas
oleh ruang dan waktu. Waktu itu mulai dari manusia jatuh dalam dosa. Sebelum
itu adalah masa yang tidak bisa kita ukur. Sesudah Yesus datang pada kali yang
kedua maka itu adalah masa kekal. Jadi masa yang sementara ini, masa yang fana
ini adalah sejak manusia jatuh dalam dosa sampai Yesus datang kedua kali. Kalau
kita tidak ada bersama dengan Yesus, bagaimana nasibmu. Coba bayangkan dari
zaman Adam dan Hawa sampai saat ini sudah berapa miliar manusia di dunia ini.
Berapa miliar manusia hanya berpikir yang fana, yang kekal dapat dikatakan tidak
ada.
Mari kita naik ke gunung, lihat dan hargailah kegerakan
Fiman. Naiklah ke gunung, lihat kegerakan doa, itu akan mengatasi segala
masalah. Saya aminkan itu akan mengatasi segala masalah.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar