Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Dalam
kitab Imamat 31 kali Musa menerima Firman secara sendiri, 4 kali dia menerima
bersama dengan Harun dan Harun menerima sendiri sekali. Ini kali ke-25 Musa
menerima Firman sendiri.
Imamat 23:23-25
23:23 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel, begini:
Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan
hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari
pertemuan kudus.
23:25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat
dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."
Musa
ini menulis 5 buku yang disebut Pentatif. Kitab Kejadian dibuka dengan nama
Tuhan dan diakhiri dengan peti jenasah. Ini menunjukkan kegagalan manusia untuk
menampung kehidupan yang Tuhan berikan dalam Kejadian pasal 1 dan pasal 2. Jadi
dari kehidupan justru berakhir pada kematian. Ini dicatat oleh Musa.
Kemudian
Tuhan tidak membiarkan pekerjaan maut ini sehingga Tuhan punya gagasan untuk
menebus manusia. Dan contohnya Tuhan menebus Israel lewat kisah dalam kitab
Keluaran. Jadi kehidupan manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak Tuhan
biarkan. Itu sebabnya Tuhan berikan satu kitab yaitu kitab Keluaran, yang
mengkisahkan penebusan umat Israel yang menubuatkan penebusan seluruh umat
manusia. Kitab Keluaran dikunci dengan pentahbisan Tabernakel. Jadi penebusan
itu tujuannya harus diakhir dengan persekutuan kepala dan tubuh. Ini harus
dipahami oleh kita semua. Jadi kalau kita mengaku bahwa kita orang tebusan
Tuhan maka di dalam menjalani hidup ini kita harus fokus bahwa satu kali kelak kita akan bersekutu
dengan kepala dan saudara adalah Tubuh. Ke situ tujuan penebusan.
Setelah
melihat kitab Keluaran, maka dari 5 kitab Musa, yang ditaruh di tengah adalah
kitab Imamat. Untuk mencapai persekutuan kepala dan tubuh seperti dalam
Keluaran 40 yaitu Tabernakel ditahbisan, maka anak tebusan Tuhan dipanggil
untuk beribadah dan melayani Tuhan. Berarti Tuhan menghendaki agar persekutuan
kita dengan Tuhan kita rawat lewat ibadah dan pelayanan dan yang dikunci kita
sah menjadi milik Tuhan. Itu ada pada pasal 27. Itu menunjuk saudara
benar-benar adalah milik Tuhan.
Jadi
kitab Keluaran menunjuk sasaran dan untuk mencapai sasaran ini maka kita jaga
lewat kitab Imamat, ibadah pelayanan persekutuan kita dengan Tuhan, maka Tuhan
jamin dalam Imamat pasal 27 bahwa saudara dan saya sah menjadi milik Tuhan.
Karena pasal 27 bagian terakhir berbicara tentang milik Tuhan.
Semuanya
itu kita rawat lewat ibadah dan pelayanan. Tetapi ingat, ada kitab Bilangan. Di
sana dikisahkan 2 kali bangsa Israel dihitung. Jadi ibadah dan pelayanan serta persekutuan kita dengan Tuhan bukan
langsung jadi tetapi disaring dan dihitung. Ada perhitungan, sampai 2 kali
dihitung. Kemudian kitab Bilangan ini dikunci dengan pernikahan satu suku,
tidak boleh menikah dengan lain suku. Artinya kita harus menjaga jangan sampai
kehilangan warisan. Olehnya perlu dihitung.
Di
sini ada dua kali perhitungan. Perhitungan pertama jumlahnya sekian-sekian dan
tidak dihitung suku Lewi. Kemudian perhitungan kedua ini jumlahnya Israel
menurun dibandingkan perhitungan pertama. Tetapi begitu diizinkan Lewi masuk
hitungan maka terjadi sulprus. Artinya kita umat Tuhan kalau masuk daftar
hitungan, jangan menjauh dari pelayanan imam-imam. Lewi adalah orang yang
dikhususkan, orang yang disendirikan, orang yang dipilih dan ditahbisan untuk
pelayanan. Artinya jangan sampai rohani kita merosot. Perhitungan itu dijaga,
persekutuan anak Tuhan dengan pelayan-pelayan Tuhan yang menyadari dan mengerti
apa arti ibadah pelayanan dalam tahbisan yang benar. Itulah isi Bilangan,
sehingga dikunci dengan cerita pernikahan satu suku. Itu untuk menjaga jangan
sampai hak waris itu tekor atau berkurang, apalagi kehilangan hak waris. Itu
dijaga oleh Tuhan.
Kemudian
masuklah kita pada kitab yang kelima yaitu kitab Ulangan. Dalam kitab Ulangan
ini pernyataan kasih Tuhan dibandingkan 4 kitab yang mendahului, itu lebih transparan.
Kitab Ulangan dibuka dengan pasal 1 sampai pasal 3. Kemudian dikunci
regenerasi. Segala kekuatan dan kuasa yang ada pada Musa dialihkan kepada Yosua
bin Nun.
Jadi
kita lihat, jika kitab Ulangan ini pernyataan kasih sayang Tuhan lebih jelas
dan lebih nyata, di mana penekanannya mengingatkan kepada kita dari mana dulu
kita ini dan mau ke mana. Itulah isi kitab Ulangan. Dan di mana Tuhan limpahkan
kasih. Katakanlah dengan jujur “saya dari lumpur dosa”. Mau ke mana? Ke Kanaan
Samawi, Yerusalem Baru. Tentu untuk ke sana harus lewat Golgota. Maka kita
harus sadar. Saya dan saudara ini asalnya dari mana dan mau ke mana. Ini yang
Tuhan tekankan kepada kita.
Makanya
kitab Imamat itu ditaruh pada urutan ketiga. Di depan dua kitab dan di belakang dua kitab. Inilah yang mempertahankan kita
supaya akurat hubungan kita dengan Tuhan lewat ibadah pelayanan kita, sehingga
hubungan kepala dan tubuh tidak bisa digoyahkan. Makanya kita butuh kitab
Imamat yang mengajarkan kita untuk beribadah dan melayani, tentu dalam
persekutuan kita dengan Kepala itulah pribadi Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita
perhatikan kitab Imamat ini. Kalau benar saya dan saudara mencintai Tuhan dan
kita berkata “kami mengasihi Tuhan” maka prakteknya kepada sesama. Berarti
tiuplah nafiri kepada mereka sebagai bukti saudara mengasihi Tuhan. Sebab Tuhan
mendambakan suatu tubuh, ada Mempelai Wanita. Siapa yang bertugas di sana,
siapa yang bekerja persoalan ini? Bukti kita mengasihi Tuhan maka kita meniup
nafiri kepada orang lain. Kalau mengatakan mengasihi Tuhan yang tidak kita
lihat sedangkan yang kita lihat tidak kita kasihi maka itu bohong.
I Yohanes 4:20
4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi
Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.
Makanya
pesta yang kelima adalah peniupan nafiri, kita bersaksi! Memang ada orang yang
fasih
lidah, kalau dia
bercerita tentang Firman bagus terdengar. Tetapi ada kesaksian berikut yaitu
dengan bahasa tubuh, dengan gerakan-gerakan hidup kita yang nyata. Kita
perlihatkan kita mengasihi Tuhan dengan mempraktekkan Firman sehingga orang
lain membaca hidup kita “benar orang itu
mengasihi Tuhan”. Sehingga orang itu terpikat dan begitu kita bercerita dia
langsung berkata “benar, saya langsung melihat pada hidupmu”.
Di
sini banyak kali kita gagal. Peniupan nafiri yang banyak kita lakukan dalam
hidup kita, tidak kita imbangi dengan bahasa tubuh, tidak kita imbangi dengan
perilaku yang nyata dalam hidup kita. Bahkan lebih parah bila orang berbicara
“katanya pengajaran tetapi perilakunya tidak benar”. Ini sama dengan meniup
nafiri dengan fals, tidak jelas. Ini yang perlu dibenahi.
Kejadian
dibuka dengan nama Tuhan, Elohim, kehidupan lalu ditutup dengan peti mati atau
kerandan.
Kejadian 50:26
50:26 Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh
tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.
Ini
menunjukkan kegagalan kita manusia. Tetapi syukur ada kitab Keluaran yang
merekrut kita. Kita ditebus oleh Anak Domba Allah. Dan perlahan dan pasti
diperlihatkan bagaimana pembangunan Tabernakel atau Tubuh Kristus dan diakhiri
dengan pentahbisan. Jangan kita sampai gagal dalam hal ini.
Ini
baru gambaran-gambaran dalam bentuk nubuatan. Jangan-jangan kita tidak mencapai
di situ. Itu sebabnya untuk mencapai itu maka ada kitab Imamat, untuk memelihara
hubungan kita ini jangan sampai tidak lestari. Jika ada yang koyak cepat kita
rekonsiliasi dengan Tuhan. Makanya dalam kitab Imamat ada korban-korban.
Sehingga kitab Imamat dikunci dengan milik Tuhan yang sah. Kita harus lebih
melihat bagaimana cara atau sistem Tuhan untuk merawat saya dan saudara.
Kemudian
dalam kitab Bilangan mulai perhitungan. Siapa yang dihitung? Yang dewasa yang
sanggup masuk dalam perang. Angka 20 adalah angka setia menanti. Itulah yang
dihitung. Makanya 2 kali dihitung. Bilangan pasal 26 adalah perhitungan yang
kedua. Sebenarnya ini adalah perhitungan yang sangat berbahaya sekali
karena jumlahnya merosot dari
perhitungan yang pertama. Tetapi begitu suku Lewi dimasukan maka surplus.
Ini
mengingatkan supaya jangan nampak kemerosotan rohani kita maka dekatlah dengan
imam, dekatlah dengan hamba Tuhan dalam pelayanan. Jangan menjauh supaya jangan
melorot rohani. Sebab kitab Bilangan pasal terakhir bicara pernikahan satu suku,
tidak boleh dengan suku lain. Artinya supaya jangan kita kehilangan waris, itu
yang Tuhan rindukan dari kita. Dalam kitab Imamat, pesta yang kelima yang kita
pelajari ini adalah peniupan nafiri dan itu adalah bukti kita mengasihi Tuhan.
Kitab
Ulangan mengingatkan dari mana engkau dan mau ke mana engkau. Kita mau jawab
bagaimana? Kita jawab dengan praktek kasih sebagaimana Tuhan dalam kitab
Ulangan transparan bicara soal kasih. Kasih kita kepada Tuhan kita wujudkan
dengan praktek kepada sesama kita.
Peniupan
dua nafiri dari perak ini menceritakan bagaimana Tuhan menebus kita manusia.
Sebagai rasa terima kasih kita maka kita meniup nafiri, artinya bersaksi, itu
kewajiban kita. Peniupan nafiri itu dikaitkan dengan berkumpul.
Imamat 23:24
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel, begini:
Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan
hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari
pertemuan kudus.
Dalam
kitab Imamat ini, anjuran Tuhan untuk mengadakan pertemuan kudus sebenarnya
bilangannya mengerikan, ada 11 kali. Apa maknanya? Karena ada yang akan
mengganggu hubungan kita dengan Tuhan. Maka harus kita labrak dan kita lawan
dengan perhimpunan kudus kita dengan Tuhan. Menjadi kudus bukan karena kita
tetapi karena Tuhan hadir dalam persekutuan kita. Di mana bukti Tuhan hadir
dalam persekutuan kita? Bukti Tuhan hadir adalah ditiup nafiri, itu yang kita
kumandangkan (ada Firman pengajaran).
Bilangan 10:3
10:3 Apabila kedua nafiri itu ditiup, segenap umat itu
harus berkumpul kepadamu di depan pintu Kemah Pertemuan.
Jadi
ingat dalam persekutuan kita, perhimpunan kita, ibadah kita Tuhan jadi saksi di
pintu kemah.
Bilangan 10:7
10:7 tetapi untuk menyuruh jemaah itu berkumpul kamu
harus meniup saja tanpa memberi tanda semboyan.
Tanda
semboyan itu ramai sekali, itu tanda ada musuh atau kita mau berjalan maju.
Tetapi makna peniupan nafiri kita berkumpul, Tuhan jadi saksi adalah Tuhan
hadir, Tuhan sedang mengadakan pembersihan kepada umat Tuhan. Peniupan nafiri
yang berangkat dari dua buah nafiri dari perak yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, di dalamnya ada kuasa Tuhan untuk membersihkan dan menyucikan segala noda
dan cacat cela yang ada dalam gereja Tuhan. Makanya kalau kita mau meniup, kita
mau bersaksi, kita toleh dulu kekurangan kita, kita lihat dulu cacat cela dan
kerut kita. Sehingga kita tidak berkata kepada orang yang kita bersaksi itu
“jangan lihat saya, dengar Firman saja”. Ini kesaksian yang tidak betul!
Apalagi saya hamba Tuhan, saya tidak akan berani berkata “jangan lihat saya”
justru harus dilihat. Dalam Kisah Para Rasul pasal 3 saja rasul Petrus berkata
“pandang kami!”.
Kejadian
di mana-mana hari-hari terakhir ini, untuk meneruskan praktek yang salah maka
dari mimbar pendeta berkata “jangan lihat saya, lihat saja Yesus, lihat saja
Firman” kedengarannya benar padahal ini penyelewengan! Berarti dia sendiri
tidak mau dibersihkan dan disucikan. Bagaimana kita akan mencapai seperti dalam
Keluaran 40, Imamat 27, Bilangan pasal terakhir serta Ulangan pasal terakhir
kalau seperti itu. Jangan sampai kita undur lagi pada kitab Kejadian dan
berhadapan dengan keranda, berhadapan dengan peti mati, berhadapan dengan
mayat. Padahal Tuhan sudah pindahkan kita dari maut kepada kehidupan. Itu
sebabnya Alkitab berkata “mata Tuhan melihat kepada pintu maut, siapa tahu ada
orang yang berseru memangil nama Tuhan supaya Tuhan pindahkan dia kepada wilayah kehidupan.
Ini
yang harus saya jaga hari-hari terkahir ini karena meniup nafiri itu suatu
kewajiban. Jadi meniup nafiri itu wajib hukumnya.
II Tawarikh 2:4
2:4 Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah
bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya
dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan
korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan
bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Allah kami,
sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya.
Perayaan
yang kita bicarakan di sini adalah peniupan nafiri, itu adalah kewajiban. Tidak
ada di dalam anggota tubuh yang tidak bersaksi kepada orang lain, itu kewajiban.
Jika kita bisa berbicara syukur. Kalau tidak bisa bicara dengan bahasa tubuh,
dengan sikap kita maka orang sudah bisa melihat “ini anak Tuhan, ini hamba
Tuhan”. Hal ini harus ada. Karena sebelum Yesus berpisah dengan murid-muridNya, hal ini yang lebih dahulu
disampaikan oleh Yesus Raja segala
raja.
Kalau
dihubungkan dengan pesta, maka kalau kita bersaksi dengan bahasa tubuh kita
maka orang melihat bahwa itu pesta, itu menyenangkan, ada sukacita, ada
kegirangan, tidak karena terpaksa. Ini perintah Tuhan dan suatu kewajiban. Ini
dihubungkan dengan Tuhan berkata “Aku menyertai kamu sampai kesudahan alam”.
Itu pintu kemah di mana Tuhan selalu ada menjadi saksi. Makanya perhimpunan
yang kudus itu di depan pintu kemah berarti Tuhan menjadi saksi. Maka kalau
kita meniup nafiri maka Tuhan menyertai kita berarti Tuhan terus mengikuti
kesaksian-kesaksian kita sampai kesudahan alam.
Matius 28:19-20
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman."
Maukah
kita sampai pada Keluaran pasal 40 gereja ditahbiskan, maukah kita sampai pada Imamat pasal 27, maukah
kita sampai pada Bilangan pasal terakhir yang bicara nikah yang tidak boleh
tekor warisannya, dalam kitab Ulangan di mana sasaran kita jelas ke mana tujuan kita Tuhan sudah beritahukan.
Tuhan
tidak hanya menyertai tetapi Dia ikut menjadi saksi serta ikut mengawal.
Maksudnya supaya kesaksian kita punya arah yang jelas. Saya tidak bicara
kesaksian dari mimbar ini sehingga saudara sudah jadi takut bersaksi. Bersaksilah
keluar kepada siapa saja. Kalau kita bicara dan lancar bersaksi berarti itu calon orangnya Tuhan pasti suatu saat
terekrut, tetapi kalau tertutup berarti tidak ada harapan orang itu. Jadi terasa
orangnya Tuhan atau bukan orangnya Tuhan. Kalau bersaksi lalu terasa berat,
jangan diteruskan, jangan dipaksa. Lebih baik berdoa saja dari pada nanti jadi
berdebat.
Alkitab
sudah menceritakan hasil dari kesaksian anak-anak Tuhan. Berarti ada yang berhasil, kelak akan ada buah.
Sekarang kita belum lihat, tetapi yakinlah ketika kita menggalakkan bersaksi,
kita meniup nafiri Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang mengkisahkan
bagaimana Tuhan menebus manusia dari dunia orang mati diangkat pada wilayah kehidupan,
maka Tuhan perlihatkan ada hasil. Saya ingin ada di sana. Semoga kita juga
didorong oleh Firman Tuhan supaya ada di sana. Itu sudah jelas dalam Wahyu
22:17. Mempelai wanita bersaksi dengan Roh Kudus. Berarti akan ada hasil.
Walaupun sekarang belum nampak tetapi satu saat akan terwujud Mempelai Wanita.
Orang boleh berkata lain, tetapi di sini sudah bicara pengantin berarti satu saat jadi
kenyataan.
Wahyu 22:17
22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata:
"Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:
"Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan
barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Jadi
roh dan pengantin perempuan itu siap untuk melakukan pelayanan dengan
cuma-cuma. Sebabnya dari sekarang kita sudah harus belajar untuk memberi
pelayanan cuma-cuma. Walaupun taruhannya berat. Tetapi Tuhan bicara “kamu
menerima dengan cuma-cuma, kamu harus memberi dengan cuma-cuma.
Matius 10:8
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang
mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
II Korintus 11:7
11:7 Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan
diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu
dengan cuma-cuma?
Ini
yang menjadi patokan Kabar Mempelai ketika diproklamasikan pada tahun 1972. Taruhannya memang
cuma-cuma. Kata cuma-cuma ini bukan berarti murahan tetapi karena memang kita
tidak bisa membayar, itu mahal. Dalam perjalanan Kabar Kepala, Kabar puncak
ini, memang makin lama di makan oleh waktu makin banyak yang gagal tetapi masih banyak yang
bertahan dan yakin pasti berhasil.
Apalagi
di tempat lain. Merasa diri sudah dipakai oleh Tuhan, langsung dia pasang
tarif. “Kalau saya diundang hotelnya harus kamar VIP, mobilnya harus seperti
ini, pesangonnya sekian. Inilah yang terjadi hari-hari terakhir ini. Ini
berseberangan dengan Kabar Kepala. Ini bertentangan dengan tujuan Mempelai
Laki-laki Sorga. Berarti pelayanan ini sudah diukur untuk mengejar
kebutuhan-kebutuhan jasmani, ini yang parah! Kalau dalam Pekabaran Mempelai,
hamba Tuhan yang berkorban habis-habisan.
Saat saudara-saudara
Yusuf datang ke Mesir mencari gandum lalu Yusuf kembalikan uangnya di mulut karung mereka. Waktu
pergi kedua kali mereka bawa pulang uang untuk kedatangan yang pertama lalu mereka kembalikan pada
orangnya Yusuf yang mengatur hal itu, namun dia katakan “aku sudah terima, itu harta terpendam”. Lalu mereka
terima lagi dan hasilnya Simeon keluar dari penjara. Jadi kalau ada roh
Mempelai maka dia bisa memberi dengan cuma-cuma dan yang diberi itu tidak
menolak karena itu harta terpendam baginya dan terjadi penyatuan tubuh.
Ini
harus kita galakkan, bukti kita mengasihi Tuhan maka kita meniup nafiri, kita
bersaksi kepada orang lain. Apa isi kesaksian kita dan bagaimana seharusnya
kita bersaksi? Kita lihat contoh-contoh dalam Alkitab bagaimana kesaksian
mereka.
Kisah Para Rasul 1:8
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Peniupan
nafiri itu setelah pesta pantekosta. Artinya Tuhan tahu kita ini tidak ada
kemampuan untuk bersaksi. Maka Tuhan berikan Roh Kudus untuk mampukan kita bersaksi.
Kisah Para Rasul 1:24
1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan,
Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang
Engkau pilih dari kedua orang ini,
Yang
dipilih ini untuk melengkapi jumlah rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2:32
2:32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang
hal itu kami semua adalah saksi.
Yang
kita saksikan adalah kebangkitan Kristus. Itu sebabnya iblis lawan dan tantang
hal ini. Sebab di sinilah kekuatan dan di sinilah kita mendapat peluang untuk
bisa mewarisi sorga, yakni tentang kuasa kebangkitan. Dikatakan “kami adalah saksi!”.
Jadi yang harus kita tiup dan saksikan adalah kebangkitan Kristus. Kalau bicara
kebangkitan Kristus maka ada hubungannya dengan lahir baru, baptisan air.
I Petrus 1:3
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan,
Ini
yang harus kita saksikan. Makanya iblis tabrak dan melawan karena kita
menyaksikan kebangkitan Kristus yang memberi peluang bagi kita untuk menjadi
warga keluarga Allah. Sekarang terserah kita mau bersaksi atau tidak. Kalau
kita saksikan, kita tiup nafiri lalu
ada penolakan, jangan kita marah. Karena kita ini ada di dalam pesta. Kalau
kita bersaksi ingat jangan kita terpancing emosi, kita harus ingat kita ada
dalam suasana pesta.
Kisah Para Rasul 3:15
3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu
bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang
hal itu kami adalah saksi.
Jadi
wilayah atau suasana yang kita saksikan adalah kebangkitan Kristus. Dikatakan
mereka adalah saksinya. Berarti mereka peniup nafiri, mereka saksi-saksi yang
nyata. Itu juga yang harus kita lakoni sebagai umat Tuhan yang hidup akhir
zaman ini.
Kisah Para Rasul 5:32
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu,
kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."
Yohanes 3:11
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami
berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang
kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Saudara
lihat di sini, sudah bersaksi tentang yang diketahui dan yang dilihat tetapi
mereka tidak menerima. Jadi tidak gampang dan semudah yang kita pikirakan kalau
mau bersaksi. Di sinilah kita lihat apakah kita tetap menjaga dalam masa raya
seperti itu atau malah kita emosi. Inilah yang harus disaksikan.
Kisah Para Rasul 10:42
10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada
seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim
atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
Dulu
tugasnya rasul-rasul dan sekarang dipercayakan kepada kita, kita harus bersaksi.
Salah satu isi kesaksian kita adalah kebangkitan dan status Yesus sebagai
hakim. Kalau Yesus adalah hakim kemudian kita tidak percaya kepadaNya,
bagaimana bisa masuk sorga. Olehnya ada orang-orang khusus yang Tuhan
perintahkan meniup nafiri. Tetapi walaupun kita tidak bisa meniup nafiri,
bahasa tubuh itu cukup,
kesaksian-kesaksian dari perilaku hidup kita.
Banyak
manusia sekarang ini yang tidak mengerti mau ke mana. Dia gumuli dirinya
sendiri, dia mau keluar dengan caranya sendiri padahal ada solusi dari sorga
yang Tuhan berikan lewat saudara harus kita saksikan. Hidup manusia sekarang
ini siapa yang mau menolong. Saudara dan saya yang sudah menikmati. Ayo tiup nafiri! Saudara saksikan bahwa kebangkitan
Yesus adalah jalan keluar dari semua masalah. Di luar dari itu mungkin untuk
seketika seperti tertolong tetapi tidak tertolong menghadapi neraka.
Ujung-ujungnya tetap masuk neraka.
Kita
kembali memperhatikan supaya gereja Tuhan mau bersaksi dengan suasana pesta.
Jangan seperti Yeremia 48:10, ini bahaya!
Yeremia 48:10
48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan
TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari
penumpahan darah!
Kalau
tidak mau meniup nafiri maka orang itu dikategorikan orang malas.
Yeremia 48:10 (Terjemahan Lama)
48:10 Laknatlah orang yang melakukan pekerjaan Tuhan
dengan malas! Laknatlah orang yang menahankan pedangnya dari pada darah!
Kita
harus ada dalam suasana pesta dan ada dalam pertemuan kudus. Dalam hal ini harus
diisi dengan peniupan nafiri,
mengarahkan hal-hal apa yang patut kita buat.
Jadi
yang kita saksikan adalah kuasa kebangkitan Kristus. Kalau kuasa kebangkitan
Kristus kita saksikan maka kita lebih dahulu alami. Berarti kita adalah orang
yang telah mempraktekkan baptisan air. Kalau kita menghayati apa itu baptisan
air dan telah kita lakukan maka mulailah dari situ.
Kisah Para Rasul 22:14-15
22:14 Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah
menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan
untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.
22:15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap
semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.
Orang
yang ditetapkan itu :
1.
Diberikan
pemahaman kehendak Tuhan kepadanya
2.
Matanya
terbuka tentang kebenaran
3.
Telinganya
mendengar suara dari mulut Tuhan
4.
Menjadi
saksi terhadap apa yang kau lihat dan apa yang kau dengar
Banyak
kali kita bersaksi cuma kata orang dan kita tidak punya pengalaman pribadi. Ini
sama dengan orang buta di pasar senen, dia menyanyi “burung nuri, kata orang.
Terbang tinggi, kata orang”. Karena dia tidak lihat, dia hanya tahu dari kata
orang.
Jangan
sampai kita tidak bisa meneruskan kesaksian, panggilan untuk bersaksi harus diteruskan. Olehnya bunyi nafiri ini
harus kita jaga dan kita pelihara.
Pesta
bunyi nafiri ini kena bulan Tisyri atau Etanim. Jadi satu bulan tetapi dua
nama, dua nama tetapi satu bulan.
I Raja-raja 8:2
8:2 Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan
ketujuh, berkumpullah di hadapan raja Salomo semua orang Israel.
Dikaitkan dengan peti perjanjian.
1 Raja-raja 8:4
8:4 Mereka mengangkut tabut TUHAN dan Kemah Pertemuan dan segala barang
kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan
orang-orang Lewi.
Ini
terjadi pada bulan Etanim, di mana peti perjanjian di bawa masuk dalam ruangan
maha kudus. Dua nama bulan ini dikaitkan dengan Peti Perjanjian yang mempunyai
dua komponen menjadi satu. Jadi peniupan nafiri kuasa kebangkitan Kristus,
harus kita melihat dua tetapi satu. Ini yang harus selalu memotivasi pikiran
kita, kesaksian kita dua jadi satu! Jadi kalau kita tahu peniupan nafiri ini ada pada tanggal 1 bulan
7 maka kita jangan salah sasaran, sasaran kita harus dua menjadi satu. Ini
tujuan akhir dari Tuhan.
Olehnya
marilah kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini memahami apa panggilan
Tuhan. Kita merayakan pesta dalam hal ini pesta bunyi nafiri. Yesus akan
memberkati dan menyertai saudara jika saudara benar-benar tahu sasaran. Sasaran
ini bagaikan kendali bagi kita untuk tidak melenceng. Kalau sasaran kita jelas
sebagai hamba Tuhan da anak Tuhan maka tidak akan melenceng dan menyeleweng.
Kalau salah arah, salah sasaran maka Alkitab mengatakan itu dosa. Dalam
terjemahan aslinya salah arah adalah harmatia
itu artinya dosa.
Jangan
salah, jika kita bersaksi Yesus bangkit dari antara orang mati sasarannya yaitu untuk membawa gereja Tuhan menjadi
Mempelai Wanita Tuhan.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar