Yehezkiel 12:21-28
12:21 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:22 "Hai anak manusia, sindiran apakah itu yang
hidup di antara kamu di tanah Israel, yang berbunyi: Sudah lama berselang,
tetapi satu penglihatan pun tak jadi?
12:23 Oleh karena itu katakanlah kepada mereka:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghentikan sindiran ini dan orang
tidak akan mengucapkannya lagi di tanah Israel. Sebaliknya, katakanlah kepada
mereka: Waktunya sudah dekat dan tiap penglihatan akan jadi.
12:24 Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang
menipu ataupun tenungan yang menyesatkan di tengah-tengah kaum Israel,
12:25 sebab Aku, TUHAN, akan berfirman dan apa yang
Kufirmankan akan terjadi, dan firman itu tidak akan ditunda-tunda lagi, sebab
pada masa hidupmu, hai kaum pemberontak, Aku akan mengucapkan suatu firman dan
Aku akan menggenapinya, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
12:26 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:27 "Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel
berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang
diucapkannya, waktunya masih lama.
12:28 Oleh karena itu katakanlah kepada mereka:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak satu pun dari firman-Ku akan ditunda-tunda.
Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Umat pemberontak ini punya sifat yang menonjol adalah suka
menyindir. Yang mereka sindir atau diolok adalah Firman dan Firman yang diolok
adalah Firman nubuatan, hal-hal yang akan terjadi di depan. Tuhan sudah
menceritakan lewat peragaan dari Yehezkiel yang pada siang hari memikul
bungkusan dan malam melubangi tembok. Ini memperlihatkan bahwa benar-benar akan
terjadi. Berarti ada bencana atau ada kengerian yang akan menimpa kehidupan
mereka. Tetapi karena mereka memiliki roh pemberontakan mereka justru menyindir dan mengejek. Nubuatan
Firman Tuhan ini ganda. Kalau kita perhatikan mulai dari ayat 24 dan 25,
benar-benar ini menyentuh di mana kita hidup sekarang ini. Tuhan telah
memperlihatkan kepada kita hal-hal yang
akan menimpa dunia ini, ada bencana di depan yang sangat mengerikan.
Cara menghadapi pengolok.
1. Jika mereka bukan orang yang
memberontak terhadap Firman, tentu mereka akan menjadi orang-orang yang
bijaksana. Sebab kalau orang yang bijaksana, jika diberitahu hal yang
mengerikan di depan, mereka pasti akan berupaya menghindar. Tetapi mereka
memberontak sehingga bukan menghindar tetapi jalan terus. Dalam Yeremia pasal
52, benar-benar apa yang diperagakan oleh Yehezkiel ini terjadi. Yang seperti inilah yang sesungguhnya orang bijak menghindarkan diri. Tetapi mereka
tidak bijak.
Dalam Amsal Sulaiman dua kali dikatakan orang bijak jika melihat
malapetaka ada di depannya mereka menghindar. Tetapi orang pemberontak ini
tidak menghindar, makanya benar-benar dalam Yeremia pasal 52 mereka kena.
Mereka dibantai oleh raja Nebukadnezar. Rajanya dicungkil matanya, isterinya
disembelih di depannya, anak-anaknya disembelih di depannya, rakyat dan
tentara-tentaranya disembelih dan yang lain tercerai berai. Itulah akibat
memberontak dan suka menyindir Firman. Padahal Firman justru mengingatkan
hal-hal yang akan terjadi, tetapi bukan mereka mengupayakan menghindar melainkan jalan terus sehingga hancurlah mereka.
Amsal 22:3
22:3
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak
berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Kita ini mau mengkondisikan diri pada bagian A atau bagian B.
Amsal 27:12
27:12
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak
berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
2. Sekarang pertanyaannya bagaimanakah
kita bisa menjadi bijak. Mereka ini adalah pemberontak, otomatis mereka tidak
mau melakukan Firman, melawan Firman maka tidak mungkin memperoleh kebijakan
karena kebijakan hanya kalau kita menerima Firman Tuhan. Apalagi kita ada di
ujung akhir zaman ini. Apa yang dikisahkan dalam Yehezkiel 12 dan kegenapannya
dalam Yeremia pasal 52, di depan ini akan terjadi. Olehnya dalam gereja jangan
sekali-kali Firman nubuatan itu hanya lihat sebelah mata. Jangan hanya
menekankan Firman pengajaran tetapi tidak menunjuk Firman nubuatan supaya umat
Tuhan menghindar. Caranya menghindar maka dia harus melekat kepada Firman pengajaran.
Pemberita Firman hampir-hampir tidak pernah menyajikan Firman nubuatan
apa yang akan terjadi di depan. Padahal harus paralel. Jangan sampai pondasi
satu ada sedangkan pondasi yang lain tidak ada. Pondasi yang satu itu Firman
pengajaran dan pondasi yang satu adalah Firman nubuatan. Jadi harus dua-duanya
berjalan. Itu sebabnya kalau seringkali diberi penekanan awas di depan, itu karena
mata rohani gembala melihat jelas lewat Firman nubuatan apa yang akan terjadi dan memang akan
terjadi. Kemudian untuk menghindarkan supaya jangan kena apa yang mengerikan
yang dinubuatkan oleh Firman Tuhan maka ini solusinya supaya kehidupan kita menjadi
bijaksana.
Ulangan 4:4
4:4
sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari
ini.
Tuhan berbicara kepada kehidupan yang terpaut dengan Tuhan sehingga ada sampai sekarang ini.
Ulangan 4:5
4:5
Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang
diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian
di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.
Hamba Tuhan ini memberikan penekanan pada tanggal 1 bulan 11 tahun ke-40,
di mana saat akan menyeberang Yordan. Ini nubuatan untuk kita, sekarang kita mau bijak, tujuan
agar kita terhindar dari apa yang mengerikan yang akan terjadi
di depan. Ada masa yang
mengerikan dan ada hukuman yang mengerikan. Kalau sangkakala pertama menimpa 1/3
pohon dan rumput, sangkakala kedua menimpa 1/3 laut, sangkakala ketiga menimpa 1/3
bumi, sangkakala keempat menimpa 1/3 matahari, 1/3 bulan dan 1/3 bintang.
Kemudian bokor pertama, kedua, ketiga dan keempat itu secara utuh. Itu sudah
diperlihatkan tetapi orang Kristen malah mengolok, mengejek dan menyindir. Tentu
kita tidak melakukan itu. Jangan sampai kita berasumsi, hamba Tuhan ini hanya
menakut-nakuti, itu sama dengan mengejek.
Ulangan 4:6
4:6
Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan
akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan
ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan
berakal budi.
Jadi bukan hanya temporer (sewaktu-waktu). Jangan seperti jamur, nanti ada
disaat musim hujan. Orang-orang yang
temporer ini sangat mudah
tersinggung, berarti masih hidup. Saya kejar, saya tidak mau tertinggal, saya
tidak mau hanya temporer. Dengan setia lakukan Firman sebab itu yang akan
menjadi kebijaksanaanmu.
Akibat Firman yang mereka terima didrop oleh Tuhan melalui Musa maka
mereka diakui oleh bangsa-bangsa lain bahwa umat Tuhan ini adalah bangsa yang
bijaksana. Kenapa? Sebab menerima Firman pengajaran. Mau bijaksana tanpa Firman
pengajaran
itu berarti bijaksananya
duniawi. Kalau bijaksana dari sorga, Firman Tuhan kita dengar, maka akal budi
diberi oleh Tuhan berarti kita
difasilitasi oleh Tuhan. Tujuan kita menjadi bijak supaya kita terhindar dari
bencana
yang akan datang, karena
kita tahu ada Firman nubuatan yang menunjukkan hal yang akan terjadi.
Kadang kita hanya berpikir “saya sudah difasilitasi Tuhan dengan roh
bijaksana, dengan roh akal budi, sehingga ketika menghadapi hal-hal yang akan
terjadi di depan maka saya menghindar”. Untuk menghindar ini ada yang harus
kita lakukan. Bukan hanya bersembunyi di balik batu tetapi ada yang harus kita
buat.
Kita harus bijak untuk bisa menghindar dari bencana. Bencana ini yang diberitakan oleh hamba Tuhan, jangan kita
sindir, jangan kita ejek, jangan kita olok. Mungkin tidak terucap dengan
kata-kata tetapi dengan sikap mengentengkan, itu sudah sama dengan mengolok.
Ketika kita mengentengkan maka kita lupa ada tugas kedua sebagai orang yang
bijaksana. Tugas kedua ini tidak boleh kita abaikan, supaya terhindar dari bencana. Ini contoh
orang yang bijaksana yang penuh akal budi dan hikmat.
II Tawarikh 2:12
2:12
Lalu Huram melanjutkan: "Terpujilah TUHAN, Allah orang Israel, yang
menjadikan langit dan bumi, karena Ia telah memberikan kepada raja Daud seorang
anak yang bijaksana, penuh akal budi dan pengertian, yang akan mendirikan suatu
rumah bagi TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri!
Jelas orang bijak mau menghindar dari bencana, caranya ada tugas yang harus dikerjakan yaitu membangun rumah bagi Tuhan yaitu Bait Allah,
Tubuh Kristus, Mempelai Wanita Tuhan. Di sini dikatakan membangun Bait Allah
kemudian bicara lagi istana. Ketika Yohanes Pembaptis di dalam penjara, timbul keragu-raguannya, maka Tuhan Yesus didatangai
oleh murid-murid Yohanes Pembaptis untuk mempertanyakan apakah sudah Dia Mesias
itu. setelah murid-murid Yohanes berangkat maka Yesus berkata “apakah yang kamu
lihat? Apakah kamu melihat orang berpakaian halus? Orang yang berpakain halus
ada di istana”. Orang yang tinggal di istana ini berpakaian halus. Jadi orang
yang berakal budi, penuh pengertian dan terlibat di dalam Bait Allah, penampilannya
memakai berpakaian halus. Inilah yang dibenahi oleh Tuhan yaitu kekasaran yang
seringkali tidak disadari. Baik dalam rumah tangga dan nikah. Jangan kita selalu
menampilkan hal-hal yang kasar.
Kadangkala kita tidak bisa membedakan saat berbicara dengan seseorang, selevel dengan usia kita atau dia lebih tua dari kita dan statusnya
apa. Ini kadang kita tidak menyadari. Selalu kelewat batas, kebablasan orang
bilang. Di dalam surat tahbisan saja diajar oleh Tuhan. Kadang kami ini
menerima pengajaran tahbisan tetapi dalam prakteknya aduhai.
I Timotius 5:1-5
5:1
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai
bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,
5:2
perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu
dengan penuh kemurnian.
5:3
Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.
5:4
Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu
pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi
orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.
5:5
Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri,
menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang
malam.
Doa dan kesucian itu sejalan
paralel dan ini ada hubungannya dengan pengajaran. Di akhir zaman ini banyak pengejek.
Kemudian untuk menghadapi pengejek ini kita harus hadapi dengan doa dan hidup
dalam kesucian.
I Timotius 5:6
5:6
Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati
selagi hidup.
I Timotius 5:7-8
5:7
Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan
tidak bercela.
5:8
Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi
seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Murtad ini bukan nanti tinggalkan Tuhan tetapi praktek murtad ini
disebut oleh Firman Tuhan kalau tidak memelihara kaum keluarganya dan itu lebih
buruk dari orang kafir! Mengapa ada orang Kristen di neraka karena rohaninya mati. Ini bukan orang bijak. Menghadapi
kehidupan seperti ini maka kami gembala harus bijaksana, berakal budi dan
berpengertian.
Sering hamba Tuhan kadang-kadang lupa daratan. Karena merasa
sudah gembala, usia masih muda, jemaat yang tua usia dibentak-bentak. Ini kesalahan sangat fatal, tidak boleh! Juga dalam
rumah tangga dan nikah, bagaimana sikap suami dan isteri. Bagaimana suami duduk
dengan isterinya sebagai orang bijak supaya doanya jangan terkendala.
I Petrus 3:7
3:7
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai
kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih
karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Isteri juga harus bijak, bisa melihat raut wajah suaminya. Bukan malah
suami bicara sedikit sudah langsung disemprot. Kemudian anak bagaimana dia
bijak. Namanya membangun Bait Allah, membangun rumah Tuhan, harus bijak. Untuk
terhindar dari bencana yang akan datang kita harus terlibat dalam pembangunan
Tubuh Kristus, kemudian bersama dengan itu membangun istana. Jadi busana harus
dengan lenan halus. Di dalam membangun ini sungguh-sungguh kita terima Firman
dan kita terapkan Firman. Kemudian yang akan terjadi sangat luar biasa.
Kalau kita seperti Salomo, sampai raja Tirus memuji-muji nama Tuhan
karena hikmat salomo. Kita akhir zaman ini menghadapi roh pengejek.
Yudas 1:17
1:17
Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu
telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
Ini untuk saya, saya harus ingat apa yang saya terima dari pendahulu.
Saya harus terima Firman pengajaran yang saya dengar dari para pendahulu-pendahulu
saya. Jangan sampai dilupa. Yang dikatakan oleh rasul-rasul itu adalah Firman
pengajaran. Kemudian disebut Yesus Kristus, itu kepala. Jadi berita yang kita teirma
ini benar0-benar berita kepala, berita berita puncak. Sayangnya ada hamba Tuhan
yang sudah menolak “apa itu pelajaran puncak!”. Dalam hatiku, luar biasa dia,
dulu berkata “ini pelajaran puncak, ini pelajaran kepala” tetapi hari-hari
terkahir ini justru dia diolok. Aduh ngeri saya! Kasihan jemaat, jemaat yang
tidak mengerti, dia ikut saja. Berarti dia tidak bisa terhindar dari bencana
yang akan menimpa. Karena pengajaran puncak ini tujuannya apa? Membangun.
Yudas 1:18
1:18
Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan
tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan
mereka."
Ini seperti yang ada di zaman Yehezkiel dan juga ada di akhir zaman.
Yudas 1:19
1:19
Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia
ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
Berarti mereka ini membenarkan perceraian. Pemecah belah di sini bukan
pecah belah organisasi karena itu buatan manusia. Pemecah belah yang dimaksud
di sini adalah membenarkan perceraian.
Yudas 1:20
1:20
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di
atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Jadi menghadapi roh pengejek
yang menentang kebijaksanaan orang benar yang berakal budi dan pengertian, harus dengan
doa dan di dalam kesucian. Ini harus jalan bersama. Apalah artinya saya berdoa
semalam suntuk atau berdoa berjam-jam tetapi tanpa diikuti hidup dalam
kekudusan. Sia-sia hasilnya.
Ini yang kita perhatikan dan kita harus sungguh-sungguh hargai. Karena
membangun Bait Allah, membangun Tubuh Kristus, baru menaruh fondasi saja Tuhan
sudah katakan ini pekerjaan orang yang bijaksana.
Matius 7:24
7:24
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Baru disebut pondasi, sudah dikaitkan dengan orang bijaksana. Itu sebabnya bapak ibu kekasih
yang diberkati Tuhan, mau bijaksana, mau terhindar dari bencana yang akan
menimpa dunia ini maka libatkan dirimu dalam pembangunan Bait Allah, libatkan
dirimu dalam pembangunan istana (berpakaian lenan halus), libatkan dirimu meletakkan dasar di atas
dasar batu karang.
Saya sebagai hamba Tuhan memohon kemurahan Tuhan untuk diberikan
kemampuan ajaib untuk bisa melakukan hal ini supaya saya terhindar dari bencana
yang akan datang. Bukan hanya melompat ketika ada batu menggelinding dari atas.
Tidak seperti itu, gampang sekali kalau seperti itu. Biar orang bodohpun, dia
tidak akan membiarkan dihantam batu yang menggelinding itu. Yang disebut
bijaksana bukan hanya sebatas itu tetapi kita melibatkan diri dalam pembangunan
Tubuh Kristus atau menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Itu yang akan
terhindar
Wahyu
12:14
12:14 Kepada
perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia
terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Jika orang bijak ini membangun Bait Allah dan terlibat dalam
pembangunan istana maka kehidupan orang bijak itu akan ada pada status yang
luar biasa. Tadi kita membaca dalam kitab Ulangan pasal 4. Ingat saudara,
kata-kata yang ditulis oleh Musa dalam kitab Ulangan ini terjadi pada tanggal 1
bulan 11 tahun 40 ketika mereka keluar dari Mesir di ujung perjalanan. Berarti nubuat kena mengena dengan kita sekarang. Berarti tinggal 59 hari mereka ke Kanaan.
3. Status kita kalau membangun hal ini di
dalam ibadah pelayanan adalah:
Ulangan 1:13
1:13
Kemukakanlah dari suku-sukumu orang-orang yang bijaksana, berakal budi dan
berpengalaman, maka aku akan mengangkat mereka menjadi kepala atas kamu.
Orang yang bijaksana ternyata orang dipilih. Kalau mau kita dipilih, jadilah orang yang bijaksana. Ternyata
orang pilihan ini selalu menjadi kepala. Bukan berarti kepala di sini isteri
menjadi kepala dalam rumah tangga. Menjadi kepala berarti selalu mengarahkan,
selalu bisa memberikan arahan-arahan. Jadi jangan kita jadi ekor. Jadi ekor itu
hanya mengikuti kepala. Ekorpun kalau disebut dalam Ulangan pasal 28 itu menunjuk
orang yang tidak dengar-degaran.
Saya, saudara dan kita semua bisa menjadi kepala jika kita bisa
memberikan arahan-arahan yang baik kepada orang. Lebih dahulu kita memberi
arahan pada diri kita sendiri. Kemudian kita tahu bahwa arahan itu pas dan tepat
maka kita juga mengarahkan orang lain ke arah pembentukan tubuh Kristus. Jadi tugas kita seperti itu.
Sekarang ini kita menghadapi roh pengejek akhir zaman ini. Kalau kita
tidak sikapi dengan doa dan hidup dalam kesucian maka kita tidak bisa menghadapi.
Yudas 1:18,20
1:18
Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan
tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan
mereka."
1:20
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di
atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Kita ini disuruh membangun bait Allah. Baru disinggung soal pondasi sudah disebut bijaksana. Jadi bijaksana
itu mulai dari pondasi.
Amsal 14:15
14:15
Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang
bijak memperhatikan langkahnya.
Yang menaruh pondasi di atas batu itu orang yang bijaksana. Yang meletakkan bangunan di atas batu karang itu
orang yang bijaksana. Makanya kami hamba Tuhan, pondasi dalam Efesus 2:20
itulah Firman pengajaran dan Firman nubuatan, nabi dan rasul itu sudah harus
ada bukti-bukti bijaksana.
Efesus 2:20
2:20
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus
sebagai batu penjuru.
Bijaksana ini bukan berarti tidak tegas tetapi ketegasan yang dibawa
dengan kebijaksanaan. Bukan kebijaksanaan dengan marah-marah atau otoriter.
Seperti contohnya bagaimana Yesus untuk menangkap hati perempuan sundal di tepi
sumur itu. Yesus tahu bahwa perempuan ini tidak beres tetapi Yesus berkata “Aku
minta minum”. Perempuan itu berkata “masakan kau orang Yahudi minta minum
kepada orang Samaria”. Yesus tidak membalas “kalau kau tidak memberi, memang kau perempuan sundal!” kalau
Yesus membentak begitu itu berarti tidak bijak. Tetapi langsung Yesus katakan
“kalau engkau tahu siapa yang meminta air kepadamu, pasti engkau akan meminta
air yang hidup yang akan memancar sampai hidup yang kekal”. Begitu bijaksana
Yesus menuntunnya.
Biarpun saya ngotot khotbah tetapi kalau tidak bijsaksana, saya tidak
membangun bait Allah tetapi menghancurkan rohani orang (bait Allah).
Akhirnya perempuan itu berkata “sungguh Engkau seorang nabi”. Setelah
itu perempuan itu berkata “kamu beribadah di Yerusalem, kami beribadah di
gunung Gerizim ini”. Yesus langsung berkata “akan tiba waktunya, sekarang
waktunya orang menyembah di dalam roh dan kebenaran”. Kemudian perempuan itu
berkata lagi “memang akan datang Mesias yang mengajarkan semuanya kepada kami”
lalu Yesus berkata “Akulah Mesias itu!”. Inilah namanya bijaksana. Ini yang
harus kita belajar, saya sebagai hamba Tuhanpun harus belajar.
Coba lihat Injil Yohanes pasal 8. Perempuan itu memang betul-betul kedapatan
berzinah lalu diseret ke Bait Allah. Yesus yang sedang mengajar, dipotong oleh
mereka. Yesus tidak berkata “kamu ini kurang ajar, orang sementara berkhotbah
kamu sabotase yah!”. Yesus tidak melakukan begitu. Kemudian Yesus diperhadapkan
“guru ini perempuan yang kami tangkap basah berzinah. Kata Musa harus dilontari
dengan batu sampai mati”. Yesus tidak menjawab, Dia hanya duduk dan menulis di
tanah. Kemudian Yesus berdiri dan berkata “siapa yang tidak berdosa, dia duluan
melontari perempuan itu dengan batu”. Tetapi tidak ada yang melempar, malah
pergi dari yang tua sampai yang muda. Yesus kembali berdiri dan bertanya “ke
mana mereka, tidak ada yang melempar engkau? Pulanglah dan jangan berbuat dosa
lagi”. Itu bijak, itu membangun!
Apalagi kita menghadapi dosa akhir zaman ini. Bagaimana kita menyikapi pembangunan rohani jemaat,
bagaimana memberikan arahan-arahan. Karena kita bukan bagian perut apalagi
ekor. Jadi bagaimana kita memberikan arahan-arahan di dalam tanda bijaksana,
penuh pengertian dan akal budi. Itu yang perlu kami jiwai/sikapi. Saya katakan ini dalam nama Tuhan
Yesus. Ini pengajaran dari Tuhan bukan dari diriku. Semoga kita bisa menerima.
Jika anda tidak menerima maka anda pengejek akhir zaman! Itu jangan terjadi
dalam diri kita.
4. Amsal 14:15
14:15
Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang
bijak memperhatikan langkahnya.
Orang bijak selalu memperhatikan apa yang harus dia jalani, jangan
sampai salah. Saya harus duluan, supaya jangan saya diserempet roh pengejek.
Roh pengejek ini bukan nanti datang seperti zaman Yehezkiel dan zaman Yudas
dulu. Tetapi di dalam hati. Begitu tidak respek dengan Firman berarti sudah ada roh pengolok.
Maksud Tuhan memberikan atau memfasilitasi kita dengan roh kebijaksanaan
pertama adalah untuk kita menghindar dari bencana yang akan datang. Kedua caranya
kita terhindar adalah libatkanlah diri dalam pembangunan Bait Allah dan istana.
Ketiga bukan menjadi ekor tetapi menjadi kepala. Keempat kehidupan seperti itu
punya roh kewaspadaan yang luar biasa sehingga dia melengkapi dirinya. Walaupun
dalam Matius pasal 25 yang bodoh dan yang bijak sama-sama tertidur, tetapi yang
bijak ini sudah punya persiapan.
Tujuan bijaksana menghadapi hal yang akan datang ini adalah supaya kita
menghindar diri, jangan kita pasang badan, jangan kita tabrak saja. Libatkan
diri dalam pengbangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Masuk dalam pilihan bukan
menjadi ekor, tetapi menjadi orang pilihan yang pasti karakteristiknya adalah
memberikan arahan-arahan kepada orang lain. Punya roh kewaspadaan yang sangat
tinggi sehingga dalam kewaspadaan yang sangat tinggi ini dia punya kesiapan
yang lengkap.
Kalau cuma siskamling memang dia tidur di pos monyet dengan pentung.
Tetapi namanya kita menjaga kedatangan Tuhan dan punya kesiapan maka sudah memfalisilatsi
segala sesuatu yang kita butuhkan ketika suara kedatanganNya diperdengarkan.
Namun ada yang saya renungkan, sebab
satu saat akan ada orang bijak yang malu-malu. Mengapa dia jadi malu? Sebab cuma dulu bijak, sekarang tidak bijak. Dulu
katakan kabar puncak, kabar kepala, Kabar Mempelai tetapi berikutnya tidak bijak.
Orang seperti ini dia pikir masih bijak tetapi akhirnya malu di hadapan Tuhan, sebab
sudah tidak bijak. Jadi setelah kita bijak, rindu mempraktekkan, jangan
berbalik menolak mengolok.
Yeremia 8:9
8:9 Orang-orang bijaksana akan menjadi malu,
akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN,
maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?
Sekali lagi ini jangan terjadi dalam
diri kita. Sayapun sebagai hamba Tuhan menyadari banyak kekurangan-kekurangan.
Saya harus bercermin pada Firman Tuhan. Saya harus membenahi diriku dengan
pengajaran Firman ini.
Bukti orang yang bijaksana dia
betul-betul menghindar.
Kisah Para Rasul 20:3
20:3 Sesudah tiga bulan lamanya tinggal di situ ia
hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud
membunuh dia. Karena itu ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia.
Dia tidak berkata “aku ada iman,
siapa yang mau membunuh saya!”. Tidak demikian, dia menghindar.
Orang yang menghindar itu
instruksinya datang dari Tuhan.
Matius 2:11-12
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan
melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu
emas, kemenyan dan mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya
jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan
lain.
Jalan yang lain yang kita tempuh
untuk terhindar dari bencana ini adalah membangun Bait Allah, taruh pondasi
dengan benar, sehingga kita disebut bijaksana. Kemudian kita juga diangkat
menjadi kepala berarti orang-orang yang dipilih untuk mengarahkan umat kepada
arah yang jelas. Kemudian memfasilitasi hidupnya dengan lengkap. Walaupun dia
tertidur seperti 5 anak dara yang bodoh tetapi dia sudah memfasilitasi dirinya.
Inilah yang harus kita galakkan kalau menghadapi roh pengejek
dan roh pengolok akhir zaman ini. Jangan sampai perkataan kita tidak mengolok, tetapi dengan sikap
kita, kita kalau kurang hati dan tidak bisa menerima penampilan Firman, itu
beda tipis dengan mengolok.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar