Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 6:16-21
6:16 Dan ketika
hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu
6:17 dan
menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan
mereka,
6:18
sedang laut bergelora karena angin kencang.
6:19 Sesudah
mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan
di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.
6:20 Tetapi Ia
berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"
6:21 Mereka mau
menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai
yang mereka tujui.
“Aku
ini, jangan takut!” perkataan jangan takut dalam Alkitab dari kitab Kejadian
sampai kitab Wahyu ada 360 hari. Itu sesuai kalender Yahudi ada 360 hari. Kenapa
Tuhan katakan itu? Sebab murid-murid dalam kancah ketakutan, dalam peperangan
rohani yang dahsyat. Sebab mereka berlayar kemudian dihadang oleh musuh,
berhadapan dengan angin sakal yang ditiup oleh iblis untuk menenggelamkan
mereka.
Tiberias
ada di selatan dan mereka mau ke utara yaitu ke Kapernaum. Bisa saja mereka
menyusuri pantai sebab sama-sama ada di pantai barat. Tetapi mereka berlayar
memotong sampai di Kapernaum. Perjalan ini memang dahsyat. Yang seharusnya
hanya ditempuh selama 3 jam, tetapi mereka berlayar terlampau lama. Sebab baru
permulaan malam mereka berlayar dan diperkirakan tiba di
sana sekitar jam 8 atau jam 9, tetapi mengapa mereka tiba nanti sudah jam 3
subuh. Ini berarti sengitnya pertempuran mereka. Ini peperangan rohani yang
dahsyat. Dalam mempraktekkan Firman Allah, itu berarti kita berhadapan dengan
musuh.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan
lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Kalau
kita melihat kitab awal dari Alkitab, 5 kitab Musa itu isinya perang kepada iblis. Kemudian dilanjut dengan kitab
Yosua, itu mengangkat perang dengan dunia. Diikut sertakan kitab hakim-hakim,
itu perang dengan daging. Dikunci kitab Rut, jika kita menang menghadapi perang
melawan iblis, menang menghadapi perang melawan dunia, menang menghadapi
daging, maka kita akan sampai pada kitab Rut yaitu kitab pernikahan. Jadi ini
yang Yesus harapkan dari gereja. Di suruh atau diperintah untuk menyeberang. Berarti berhadapan dengan ganasnya
danau Galilea, danau Genesaret atau danau Tiberias. Ada 3 nama dari danau ini
sebab ada nama Aramnya, ada nama Ibraninya dan ada nama Gerikanya. Bahasa
Ibraninya adalah Genesaret. Diberi nama Genesaret sebab danau ini bentuknya
seperti biola.
Justru
pelayaran mereka ini dimulai ketika hari sudah malam.
Matius 14:23
14:23 Dan
setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk
berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Markus 6:47
6:47 Ketika
hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal
sendirian di darat.
Yohanes 6:17
6:17 dan
menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga
datang mendapatkan mereka,
Murid-murid
diperintah berlayar ketika sudah malam. Ini mengajar saya dan saudara dalam
mempraktekan Firman Tuhan, kita akan berhadapan dengan penguasa gelap, penguasa
malam. Itulah praktek dalam menjalani
Firman yang telah di dengar ketika terjadi kegerakan roti atau Firman
pengajaran yaitu 5 roti dan 2 ekor ikan. Bukan cuma didengar tetapi harus
dipraktekkan. Dan ingat, ketika saya dan saudara mempraktekan maka kita akan
berlawanan dengan penguasa gelap.
5
kitab Musa adalah peperangan melawan iblis,
kuasa kegalapan. Kemudian dilanjut ada kitab Yosua, itu peperangan melawan
dunia. Dunia ini sudah ada di dalam kekuasaan iblis.
I Yohanes 5:18-19
5:18 Kita tahu,
bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang
lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
5:19 Kita tahu, bahwa kita
berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Kitab
Hakim-hakim adalah peperangan melawan daging. Jangan lupa, setelah manusia
jatuh di dalam dosa maka daging kita telah dikuasai oleh iblis. Inilah musuh
yang harus kita perangi. Yang melatarbelakangi semua ini adalah iblis. Yang
membuat perahu mereka hampir tenggelam itu adalah hembusan angin sakal yang
dihembus oleh iblis. Bagi kita bagaimana solusinya? Jika peperangan ini kita
menangkan, maka kita akan ada pada kitab Rut/
pernikahan dengan Boas. Hanya orang Kristen yang menang menghadapi Trio ini
yang akan duduk bersanding dengan Tuhan.
Itu
sebabnya tidak kebetulan ketika mereka diperintahkan untuk berlayar, hari sudah
malam, akan berhadapan dengan penguasa gelap. Dan benar, mereka berupaya dan
Yesus melihat dari atas gunung upaya mereka. Akhirnya Yesus segera turun untuk
menolong mereka. Yesus tidak akan mengizinkan murid-muridNya tenggelam. Jika
saudara dan saya menerima Firman dan ada kerinduan hati untuk mempraktekan dan
kita berupaya untuk mempraktekan berarti saudara adalah bagian dari Tubuh
Kristus, calon Mempelai Wanita. Tidak mungkin Mempelai Laki-laki Sorga akan
diam diri membiarkan saudara tenggelam. Jika saudara tahu dan sadar bahwa ini
perintah Tuhan. Jadi ketika kita mempraktekkan Firman dan Firman Tuhan itu
adalah perintah Tuhan dan saudara ada upaya untuk mempraktekkan, tetapi
jika
bersandar pada diri kita tidak ada kemampuan sedikitpun, Mempelai Laki-laki
Sorga tidak akan diam, Dia akan datang menolong kita tepat pada waktunya.
Ibrani 4:16
4:16 Sebab itu marilah kita
dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima
rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada
waktunya.
Dia
datang memperlihatkan wibawaNya.
Dia melawan angin sakal, Dia melawan iblis, Dia lebih tinggi dari
gelombang sebesar apapun. Itu menunjukan bahwa wibawa Yesus, wibawa sorga tidak
bisa dikalahkan oleh iblis.
Itu
sebabnya jika kita ada keinginan mendengar Firman dan kita mempraktekkan
Firman, ada kerinduan hati dan keikhlasan hati untuk mempraktekan, walaupun
kita tahu memang kita tidak bisa/
tidak sanggup, maka itu berarti dalam diri anda ada diri mempelai dan Yesus
Mempelai Laki-laki Sorga tidak akan diam. Dia akan datang dan berkata “Aku ini,
jangan takut!”. Dia mempermainkan itu gelombang. Seakan-akan Dia remehkan. Bagi
kita gelombang itu sudah menyeramkan. Bagi kita pencobaan yang kecil dan besar
itu sudah menyeramkan tetapi bagi Yesus diremehkan. Itu menunjukkan ketika kita
bersandar kepada Yesus maka kecil atau besarpun pencobaan, Yesus pasti
kalahkan. Dan saudara akan aman dan tenang.
Makanya
ayo kita punya niat untuk memperaktekan Firman.
Jangan hanya jadi pendengar. Harus ada kemauan, kalau ada kemauan pasti Tuhan
akan segera menolong.
Yakobus 1:22
1:22 Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika
tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Kalau
hanya mendengar dan tidak mempraktekkan
Firman, kita disebut menipu diri sendiri. Kalau dirinya sendiri saja dia tipu
apalagi orang lain. Itu sebabnya pelaku Firman pasti ada
niat untuk melawan arus. Mereka mempraktekan Firman, mereka
berlayar, apakah itu menipu diri? Dalam ketidak mampuan mereka, Yesus segera
datang menolong.
Yakobus 1:23-24
1:23 Sebab jika
seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama
seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
1:24 Baru saja
ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
Jangan cuma mendengar tetapi tidak praktek.
Bukan
kebetulan, perintah untuk berlayar itu sudah malam. Artinya ketika mempraktekan
Firman pasti kita berhadapan dengan kuasa gelap. Dia tidak akan sudi dan tidak
akan mengizinkan saudara mencapai pelabuhan yang dirindukan. Tetapi karena ini
perintah Tuhan maka Tuhan bertanggung jawab. Jelas Tuhan bertanggung jawab,
sebab yang disuruh praktek Firman ini ada upaya untuk mempraktekan, berarti dia adalah
bagian dari Tubuh Kristus, dia adalah calon Mempelai Wanita, tidak mungkin Tuhan biarkan! Bayangkan saja,
perempuan di dalam Wahyu 12:1, perempuan itu sakit mau melahirkan dan di
depannya ada makhluk menyeramkan. Apakah Mempelai Laki-laki Sorga diam? Tidak!
Dia rampas, dia rebut dengan tegas dan cepat dan dibawa terbang ke padang
belantara. Itu tanggung jawab Yesus.
Jika
saudara ada upaya untuk mempraktekan Firman, Tuhan
tahu kemampuanmu. Tetapi kalau engkau berjalan 1 2 langkah maka Tuhan yang
bertanggung jawab. Makanya banyak orang berkata langkah pertama itu langkahmu
dan langkah selanjutnya itu Tuhan punya. Sebabnya harus ada niat, tetapi kalau
mengatakan “ah sudah saja lakukan, cukup saya dengar”. Itu berarti tidak ada
roh mempelai dalam dirinya. Kalau ada roh mempelai maka dia ada niat, berupaya untuk melakukan walaupun Tuhan
tahu dia tidak mampu tetapi Tuhan akan segera menolong mereka.
Lukas 5:5
5:5 Simon
menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala
juga."
5:6 Dan setelah
mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka
mulai koyak.
Kalau
Tuhan yang perintah tidak akan pernah keliru,
tidak akan pernah kosong, pasti berhasil. Makanya mereka berhasil sampai ke
Kapernaum dari Tiberias. Itu perintah Tuhan, apalagi dalam Lukas pasal 19 kita
ini disuruh berdagang oleh Tuhan. Berdagang berarti mengembangkan talenta yang
kita terima.
Lukas 19:11
19:11 Untuk
mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan
suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa
Kerajaan Allah akan segera kelihatan.
19:12 Maka Ia
berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk
dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
19:13 Ia
memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka,
katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
Istilahnya
di sini berdagang, berarti dikembangkan. Tapi lebih kena dengan apa yang kita
bicarakan ini artinya dipraktekkan.
Sesudah
Yesus mengatakan “Aku ini, jangan takut!” dan Yesus belum naik ke atas perahu,
maka Petrus berkata “kalau benar Engkau, suruhlah aku berjalan” lalu Yesus
berkata “marilah berjalan”. Tetapi karena hembusan angin yang dia rasakan,
akhirnya kakinya cemplung, untung dia segera berseru kepada Yesus.
Ketidakmampuan kita menghadapi peperangan ini solusinya adalah berseru kepada
Tuhan. Jangan berseru kepada yang lain. Jangan cari pertolongan kepada yang
lain, cari pertolongan kepada Tuhan. Pasti saudara akan mendapatkan pertolongan
yang ajaib.
Contoh
konkritnya orang berdagang:
Mazmur 107:23
107:23 Ada
orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan
di lautan luas;
Sekalipun
tidak ada acuan buat kita bahwa mereka disuruh oleh Tuhan, tetapi ketika mereka
hampir tenggelam, mereka berseru kepada Tuhan dan pertolongan datang. Apalagi
kalau mereka disuruh Tuhan.
Mamzur 107:24-25
107:24 mereka
melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di
tempat yang dalam.
107:25 Ia
berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan
gelombang-gelombangnya.
Kalau
zamannya murid-murid, iblis yang mendatangkan angin sakal. Tetapi di sini Tuhan yang
bangkitkan angin badai untuk menguji mereka. Kalau murid-murid hanya di danau
Galiea, kalau dalam Mazmur itu di lautan luas.
Coba
saudara renungkan keikhlasan Tuhan datang ke dunia mendapatkan saudara
meninggalkan sorga. Bagaimana tanggapanmu dan tanggapanku terhadap kasih Tuhan yang
luar biasa ini! Masih juga kita lecehkan dan kita remehkan, keterlaluan kalau
seperti itu.
Mazmur 107:26-28
107:26 Mereka
naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena
celaka;
107:27 mereka
pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal.
107:28 Maka
berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya
mereka dari kecemasan mereka,
Solusinya
berseru kepada Tuhan, tidak panggil nenek pelet, tidak panggil nenek endor,
tidak panggil kakek-kakek dari mana tetapi panggil Yesus.
Tidak mungkin Tuhan membiarkan mereka jika kita ada keikhlasan untuk
mempraktekan. Kemudian ketika hampir tenggelam kita berteriak kepada Yesus,
bukan kepada orang lain maka Tuhan akan meredakan gelombang dan ada ketenangan
dalam diri kita.
Yakobus 1:2-4
1:2
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke
dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu
tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
Kata
tekun itu bahasa aslinya adalah hupomone,
dijabarkan dalam 4 hal:
1.
Tekun dalam hal
menunggu.
2.
Penuh harapan.
3.
Kesabaran yang terus menerus.
4.
Kepatuhan atau kesetiaan.
Bagi
kita biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita menjadi
sempurna. Jadi cobaan itu bukan tanpa maksud oleh Tuhan yaitu supaya kita
tekun, dapat buah yang matang dan sempurna. Bukannya malah kita mengeluh.
Sempurna itu sudah utuh, sebab sempurna itu dari bahasa Ibrani salem atau Gerika teleyohi. Berarti utuh, sudah tidak ada
cacatnya lagi.
Tuhan
izinkan mereka menyeberang, akhirnya di atas perahu mereka menyembah kepada
Yesus dan berkata “sungguh Engkau Anak Allah”. Berarti “sungguh Engkau Mempelai
Laki-laki Sorga” bertanggung jawab terhadap Mempelai Wanita. Itu menjadi contoh
bagi kami suami-suami, harus bertanggung jawab kepada isteri kami
masing-masing. Ketika dia dirundung derita, dirundung cobaan, maka siapa yang
harus cepat mengulurkan tangan? Suami! Bukannya suami tambah memperberat derita
isteri. Kebalikannya juga demikian.
Mazmur 107:28
107:28 Maka
berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya
mereka dari kecemasan mereka,
Mereka
berseru kepada Tuhan. Sore ini menjelang malam, kita akan berseru kepada Tuhan.
Apakah yang saudara sedang hadapi saat ini. Cobaan setinggi gunung atau gelombang bagaimanapun, saudara angkat
matamu dan engkau akan melihat Yesus ada di atas. Itu sebabnya Kolose pasal 3
mengatakan biarlah pandangan kita selalu ke atas. Bahkan disebut kita
tersembunyi bersama Yesus di dalam Allah.
Kolose 3:1
3:1 Karena itu,
kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Lihat
Yesus di atas ombak. Ombak makin tinggi, Dia lebih tinggi dari ombak tersebut.
Kolose 3:2-4
3:2 Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3:3 Sebab kamu
telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
3:4 Apabila
Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Kita
bersama dengan Dia di dalam kemuliaan asalkan kita tidak tenggelam. Begitu
Petrus merasa dirinya tenggelam, dia langsung berseru “Yesus tolong saya”. Seandainya
dia berteriak “Yohanes tolong saya” maka sudah terus dia tenggelam. Tetapi dia
berseru “Yesus tolong saya” maka tangan Yesus lebih cepat dari pada tarikan air
terhadap Petrus. Tangan Yesus lebih cepat dari sedotan pencobaan untuk menarik
saudara, tangan Yesus lebih cekatan untuk menolong dan meraih kita. Percayalah,
yakinlah. Jika kita mendengar Firman kita harus yakini.
Kita
gereja Tuhan yang diarahkan pada kesempurnaan tadi, kita harus buktikan bahwa
kita terlibat di dalam peperangan menghadapi trio iblis. Kita sudah diberikan
gambaran, saya ulangi lagi. 5 kitab Musa perang melawan iblis, Yosua perang
melawan dunia, Hakim-hakim perang melawan daging,
kemudian dilanjut dengan kitab Rut di mana Rut menikah dengan Boas. Hasil yang
diraih di dalam peperangan adalah sukacita mempelai, duduk bersanding dengan
Mempelai Laki-laki Sorga.
Itu
sebabnya ketika Yesus naik ke atas perahu, murid-murid langsung sujud di dalam perahu dan mereka tersungkur
serta berseru “sesungguhnya Engkau ini
Anak Allah” itu pertama kali murid-murid mengatakan bahwa Yesus adalah Anak
Allah. Kepada kita lebih lagi, kepada kita diperkenalkan bahwa Yesus adalah
Mempelai Laki-laki Sorga.
Syukur
saya memiliki Yesus. Jika saya memiliki roh mempelai, dia tidak akan membiarkan saya ditelan
pencobaan, Dia tidak akan membiarkan saya dilumat oleh berbagai musuh yang
mencoba menenggelamkan. Dia tidak akan mengizinkan kita asalkan ada roh
mempelai. Dan kalau ada roh mempelai pasti ada niat untuk mempraktekkan Firman dan menyenangkan Yesus
Mempelai Laki-laki Sorga.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar