Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:7
13:7 Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Antikristus
berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkannya.
Ada 2
pelajaran di sini:
1.
Antikristus
adalah kehidupan yang tidak suka penyucian.
2.
Orang
kudus menunjuk imam dan raja itulah hamba Tuhan, pelayan Tuhan. Jadi ada hamba
Tuhan dan pelayan Tuhan yang tidak masuk penyingkiran gereja dan masuk aniaya
antikristus. Ini yang harus kita waspadai, jangan sampai kita sudah melayani
Tuhan tetapi ketika penyingkiran gereja kita tidak ikut serta di sana, malah
tertinggal dan masuk aniaya antikristus.
Kita bahas
poin pertama. Orang yang tidak suka penyucian di dalamnya ada roh antikristus
yaitu roh kebencian. Yesus sudah mengalaminya, ketika Yesus datang pertama kali
Yesus mengalami kebencian sampai kebencian tanpa alasan, sampai dibunuh di kayu
salib. Itu juga yang terjadi akhir zaman ini. Menjelang kedatangan Yesus kedua
kali gereja Tuhan yang mau hidup suci juga menghadapi kebencian sampai
kebencian tanpa alasan, dari dunia dan juga dari orang-orang Kristen yang
duniawi.
Yohanes
15:18,25
15:18 "Jikalau
dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari
pada kamu.
15:25 Tetapi firman
yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku
tanpa alasan.
Bagaimana
cara kita menyikapinya? Apakah kita balas membenci? Kita belajar dari
pengalaman Yesus, teladan yang sempurna. Ada 3 kali Yesus menghadapi kebencian
tanpa alasan.
1.
Saat
masih dalam kandungan.
Matius 1:18-19
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah
seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata
ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang
yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia
bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Maria sementara mengandung Yesus
tetapi mau diceraikan. Jika perempuan hamil tanpa suami, bagi hukum Taurat
harus dilempari batu. Kalau Maria dilempar batu berarti bayi dalam kandungannya
ikut mati. Jadi bentuk kebencian di sini adalah perceraian. Apapun alasan
perceraian, mungkin kedengarannya logis, di dalamnya mengandung kebencian atau
pembunuhan. Berarti tanpa disadari sudah memposisikan diri sebagai anaknya
iblis karena iblis adalah bapa pembunuh.
Yohanes 8:44
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan
kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia
sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab
ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Ada 2 bentuk perceraian:
a)
Yusuf
mau menceraikan isterinya secara diam-diam, ini perceraian secara diam-diam =
perceraian hati. Masih 1 rumah, 1 tempat tidur tetapi hati sudah tidak satu
lagi. Penyebabnya macam-macam:
1)
Karena
beda pengajaran. Kita bergumul dan berdoa supaya nikah kita bisa 1 pengajaran
yang benar. Bukan berarti kita yang sudah dalam pengajaran mau ikuti pasangan
yang beda ajarannya supaya bisa satu, bukan begitu! Kita terus bergumul supaya
bisa satu dalam pengajaran yang benar. Seorang suami atau isteri yang suci,
kemudian pasangannya orang tidak suci atau tidak mengenal Yesus, anak-anaknya
dikuduskan oleh yang sudah mengenal Yesus. Kalau pasangannya itu mau bercerai,
biarkan dia bercerai, bukan dari yang sudah tahu Yesus, yang sudah tahu
pengajaran. Tetapi sedapat-dapatnya untuk bertahan. Berdoa dan bergumul supaya
bisa dibawa kepada Yesus, kepada Firman pengajaran yang benar.
I Korintus 7:10-15
7:10 Kepada orang-orang yang telah
kawin aku — tidak, bukan aku, tetapi Tuhan — perintahkan, supaya seorang isteri
tidak boleh menceraikan suaminya.
7:11 Dan jikalau ia bercerai, ia harus
tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak
boleh menceraikan isterinya.
7:12 Kepada orang-orang lain aku, bukan
Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak
beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara
itu menceraikan dia.
7:13 Dan kalau ada seorang isteri
bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama
dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
7:14 Karena suami yang tidak beriman
itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh
suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar,
tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
7:15 Tetapi kalau orang yang tidak
beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara
atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai
sejahtera.
Kita yang sudah dalam pengajaran
tunjukan kita ada praktek hidup kudus. Kalau tidak tunjukan praktek hidup
kudus, kasihan anak-anak yang ada, nanti mereka jadi anak-anak cemar. Tetapi
kalau tunjukan praktek hidup kudus maka pasangan ikut dikuduskan dan anak-anak
kita juga menjadi anak-anak dikuduskan. Tuhan memanggil kita untuk hidup damai
sejahtera, jangan sampai terjadi perceraian, itu yang Tuhan jaga.
Yang belum menikah jangan cari
yang tidak satu pengajaran apalagi tidak satu keyakinan. Kalau sudah terlanjur
sayang bawa dulu dia dengar Firman pengajaran. Kalau dia serius bertekun dalam
Firman pengajaran silahkan teruskan pada jenjang yang serius, kalau tidak
jangan! Jangan main api! “Oh nanti saya tarik dia” itu perkataaan daging, yang
lebih banyak terjadi dia yang ditarik!
2)
Menyimpan
kepahitan hati. Mulai dari rasa tidak suka, rasa jengkel. Kalau dibiarkan itu terpupuk
sampai menjadi kebencian tanpa alasan. Kalau tidak senang kepada isteri atau
suami, selesaikan. Kalau tidak diselesaikan nanti biar satu tempat tidur tetapi
tidak satu hati, tercerai, ini perceraian diam-diam. Orang seperti itu bukan
menjadi anak Bapa di sorga, tetapi anaknya iblis bapa pembunuh. Saya dengan
isteri bukan mulus-mulus, ada juga klesnya tetapi segera diselesaikan.
b)
Perceraian
secara surat. Tuhan tidak menghendaki
perceraian.
Maleakhi
2:16
2:16 Sebab Aku
membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi
pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan
janganlah berkhianat!
Tuhan benci
perceraian, jangan ada perceraian. Mungkin ada yang bertanya bagaimana kalau
pasangannya yang pertama itu sudah menikah lagi, kan katanya yang bercerai
tidak boleh kawin lagi, kalau mau menikah harus berdamai dengan pasangannya. Alkitab
mengatakan kalau wanita sudah dicemari oleh laki-laki lain, tidak boleh kembali
lagi! Tinggal bertahan hidup sendiri. Sampai murid-murid berkata kalau begitu
masalah perkawinan tidak usah menikah, memang seperti itu! Makanya dipikir
baik-baik, didoakan, digumuli, bukan mau langsung-langsung menikah. Berdoa
sungguh-sungguh, serahkan kepada Tuhan.
Matius 19:5-6
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia."
Apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Ini sudah jelas, tidak usah lagi kita berargument
ini dan itu, titik. Jangan pakai alasan ini alasan itu, apa yang Firman bilang
itu yang kita lakukan. Mengapa terjadi perceraian? Karena ketegaran hati atau
keras hati sehingga timbullah
kebenaran diri sendiri. Saya benar, bagaimana selama menikah saya ditempeleng
terus, ditendang terus. Nanti suaminya bilang bagaimana dia masaknya asin
terus, saya jadi darah tinggi, makanya saya tendang dia. Itulah kebenaran diri
sendiri. Mohon belas kasihan Tuhan, kita bergumul dan berdoa supaya hal-hal
yang lampau kita lakukan jangan terulang lagi.
Ada banyak masalah di dalam
nikah, bahkan guru kami katakan masuk nikah itu masuk dalam masalah. Bapak, ibu,
kaum muda ada masalah secara pribadi, masuk nikah berarti menambah masalah.
Memang seperti itu, tetapi semua teratasi kalau kita punya Firman pengajaran.
Masalah terberat adalah perceraian. Suami kepala, isteri tubuh, kalau sudah
terjadi perceraian kepala dan tubuh itu mati rohani. Lalu paksa menikah dengan
orang lain, itu bukan cuma mati tetapi busuk dan berulat. Arahnya ke mana kalau
sudah busuk dan berulat?
Yesaya 66:4
66:4 demikianlah Aku lebih menyukai
memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang dan mendatangkan kepada mereka apa
yang ditakutkan mereka; oleh karena apabila Aku memanggil, tidak ada yang menjawab,
apabila Aku berbicara, mereka tidak mendengarkan, tetapi mereka melakukan yang
jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak Kukehendaki.
Saya sampaikan ini mungkin
kedengaran keras, tetapi saya sampaikan dengan kasih Kristus, jangan terjadi.
Kalau sudah terjadi masih ada Firman yang bisa memperbaiki kehidupan kita
sekalian. Setan berupaya merusak nikah dan buah nikah. Tujuannya apa? Supaya
nikah itu tidak bisa mencapai pesta nikah Anak Domba Allah. Caranya bagaimana?
Dengan mengeraskan hati manusia sehingga timbul kebenaran diri sendiri dan
timbullah kebencian.
Cara mengahadapi kebencian di
dalam nikah supaya tidak terjadi perceraian.
Matius 1:20
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan
maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata:
"Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Caranya lewat mimpi. Sekarang
mimpi ini menunjukan pembukaan rahasia Firman, ayat yang satu menerangkan ayat
yang lain di dalam Alkitab. Tadi saya katakan bagaimana kalau perempuan yang
diceraikan itu sudah menikah lagi dengan laki-laki lain, apakah suaminya yang
diceraikan datang lalu mau menikah lagi perempuan itu? Bukan begitu.
Ulangan 24:3-4
24:3 dan jika laki-laki yang kemudian
ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat cerai dan menyerahkannya ke
tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi dari rumahnya, atau jika
laki-laki yang kemudian mengambil dia menjadi isterinya itu mati,
24:4 maka suaminya yang pertama, yang
telah menyuruh dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali menjadi
isterinya, setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian di
hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Makanya sebelum itu terjadi kita
cegah supaya jangan terjadi. Lewat Firman Tuhan kita jaga kekudusan. Jangan
berkata bagaimana kalau terjadi? Jangan pikir perceraiannya! Yang sekarang ini
kita jaga supaya jangan terjadi seperti itu. Surat ini juga ditulis oleh Musa
karena orang Israel keras hati. Jadi pokok persoalannya itu keras hati, itu
yang harus diselesaikan, jangan sampai ada. Ada pembukaan rahasia Firman,
jangan sampai hal-hal yang dituliskan ini terjadi dalam hidup kita, jangan menggenapi nubuatan
Firman secara negatif.
Sebab itu nikah kita harus diisi
dengan ketulusan hati. Kalau hati kita tulus maka bisa menerima Firman
pengajaran yang benar sehingga terjagalah kesucian dan kesatuan nikah itu.
Bagaimana cara memperoleh hati yang tulus? Hati yang tulus hanya bisa kita
dapatkan lewat baptisan air yang benar. Makanya orang yang mau menikah
diarahkan baptisan dulu supaya hatinya tulus. Begitu masuk nikah sudah aman
terkendali.
I Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang
dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti
dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit,
yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan
oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan
jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Hati nurani yang baik itu hati
yang tulus, hati merpati. Makanya ketika Yesus selesai dibaptis, Dia keluar
dari air dan Roh Kudus turun ke atasNya seperti burung merpati. Hendaklah kamu
tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Kalau hatinya tidak baik, yang
ada hanya ular, saling pagut. Jangan heran kalau terjadi perceraian.
Makanya hati harus diperbaiki,
baptisan airnya harus benar. Baptisan air yang benar memohonkan hati nurani
yang tulus. Apa itu hati nurani yang tulus? Bisa menerima kekurangan dan
kelebihan sesama, terutama di dalam nikah. Kalau hati tidak tulus tidak bisa
menerima kekurangan kelebihan dari sesama kita. Akhirnya kita tuntut dia ikut
mau kita. Coba pikir secara logis, saya menikah umur 26 tahun, selama 26 tahun
isteri saya dididik oleh orang tuanya, bagaimana karakternya dibentuk oleh
didikan dalam keluarganya. Lalu setelah menikah dalam 1 hari saya suruh dia
ikut saya punya mau, yah tidak bisa seperti itu. Membentuk karakter isteri saya
itu tidak gampang. Makanya kita diajar tulus, terima kekurangannya, terima
kelebihannya, maka terjaga nikah.
Kalau hati tulus bisa menerima
Yesus yang mendamaikan, pasti bisa berdamai.
Matius 1:21
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki
dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa mereka."
Kekurangan suami mungkin
kekhilafan dia buat, karena hatinya tulus maka ketika ditegur oleh Firman dia
sadar, dia datang mengaku dengan kerendahan hati, kita bisa mengampuni. Betapa
bahagianya nikah itu kalau diisi dengan hati yang tulus. Makanya baptisannya
harus diperiksa baik-baik. Harus benar sesuai Firman Tuhan.
Dalam masa pacaran juga hati
tulus, tidak memilih pasangan berdasarkan keinginan daging dan keinginan mata
tetapi kriterianya yang rohani yang dikedepankan.
Hasilnya kalau nikah itu tulus,
nikah itu ada Firman:
a)
Roma
4:7-8
4:7
"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang
ditutupi dosa-dosanya;
4:8 berbahagialah
manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."
Hasilnya kita
bahagia. Bahagia itu bukan nanti kita rekreasi, bakar jagung di kebun, candle
light dinner, barbekyu, bukan itu. Kebahagiaan itu kalau hatinya tulus, bisa
menerima kekurangan dan kelebihan, saling berdamai, bahagia. Makan nasi tanpa
lauk, tidak ada sayurnya tetapi kalau damai, bahagia. Dari pada di depan
terlihat makanan tersedia yang enak-enak, tetapi tidak damai! Suami makan
dengan isteri, jaga-jaga dia punya handphone. Jangan-jangan isteri tiba-tiba
ambil handphonenya lalu lihat chat yang tidak betul. Begitu juga orang tua
dengan anak, anak-anak kadang juga
begitu, jaga-jaga jangan handphonenya dicek orang tua. Kalau hati tulus,
silahkan buka handphonenya,
tidak ada apa-apa.
Biarlah kita
isi nikah kita dengan kebahagiaan sorga yang akan memuncak pada pesta nikah
Anak Domba Allah. Siapa yang tidak mau nikahnya bahagia. Tentu kita semua yang
menikah rindu nikah kita bahagia. Yang belum menikah sudah membayangkan mau masuk
nikah yang bahagia. Sebab itu hati harus diperbaiki, hati yang tulus bisa
menerima Firman baru ada kebahagiaan.
b)
Efesus
2:14
2:14 Karena Dialah
damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Hasil kedua tidak
ada lagi tembok pemisah antara suami dan isteri, antara orang tua dan anak,
kakak dan adik, antara orang tua dan besan, tidak ada lagi tembok antara
keluarga laki-laki dengan keluarga perempuan. Seringkali terjadi tembok
pemisah, suami mengadu pada papa mamanya, isteri mengadu pada papa mamanya,
akhirnya kedua orang tua bertengkar. Itu pilihanmu, papa sudah bilang jangan,
papa sudah punya pilihan. Anak saya cantik, banyak yang suka. Kenapa sudah
menikah baru bilang seperti itu?
Tidak ada
lagi tembok pemisah, nikah itu satu. Kalau nikah itu satu, 2 orang sepakat maka
Tuhan dengar doanya, nikah itu menjadi rumah doa.
Matius
18:19
18:19 Dan lagi Aku
berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa
pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
2 itu
menunjuk suami dan isteri, sepakat berdoa maka doanya dijawab oleh Tuhan. Sudah
berbahagia, sudah satu, jadi rumah doa. Masalah-masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Tidak ada mau bilang “saya mau pulang ke rumah orang tuaku”. Semua betah dalam
rumah tangga. Anak-anak betah dalam rumah tangga. Kenapa anak tidak betah?
Karena di rumah dengar papa mama ribut terus, atau anak tidak pernah akur
dengan orang tua. Anak-anak jaga keharmonisan rumah tangga orang tua, jangan
suka berulah sehingga terjadi pertengkaran dalam rumah tangga. Kita mohon
kepada Tuhan hati yang tulus. Kalau dengar orang tua menelpon “om anak saya
begini dan begitu” hati saya hancur! Karena saya juga punya anak, kalau anak
saya seperti itu bagaimana hidup saya.
2.
Saat
Yesus lahir terancam untuk dibunuh oleh Herodes.
Matius 2:13-15
2:13 Setelah orang-orang majus itu
berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata:
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan
tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari
Anak itu untuk membunuh Dia."
2:14 Maka Yusuf pun bangunlah,
diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes
mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Bayi Yesus tidak ada salahnya,
tetapi mau dibunuh oleh Herodes. Ini menunjuk kebencian tanpa alasan. Herodes
gambaran setan. Dulu bayi Yesus mau dibunuh oleh Herodes. Sekarang menjelang
kedatangan Yesus kedua kali, setan berupaya mau membunuh rohani kita dan juga
membunuh secara jasmani. Artinya membunuh secara jasmani, masa depan lewat
masalah-masalah yang mustahil sehingga menjadi stres, depresi, itu cara setan. Dia
membunuh perekonomian dan sebagainya. Sekarang juga kita lihat setan membunuh
tubuh, maut bergentayangan di mana-mana, lewat kecelakaan, mara bahaya,
teroris, virus dan sebagainya. Tetapi yang lebih dahsyat dia mau membunuh
kerohanian kita. Apa artinya membunuh kerohanian?
a)
Membunuh
karakter. Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang benar digosipkan, difitnah, dibunuh
karakter! Sehingga di mata orang lain dia itu orang jelek “jangan mau dengar
dia itu, orang itu jahat!”.
b)
Membunuh
lewat dosa sampai puncaknya dosa. Caranya macam-macam, bisa lewat gadget. Kaum
muda kalau dengar Firman tidak usah main game, tidak usah chating-chating!. Itu
cara iblis membunuh rohani. Coba menghadap pejabat di dunia ini, lalu sedang dia
bicara lalu kita main handphone, senyum-senyum sendiri kalau tidak diusir
keluar. Seriuslah mendengar Firman, jangan sampai rohani mati. Kalau rohani
mati arahnya kematian kedua, neraka!
Bagaimana cara menghadapi setan
yang mau membunuh rohani kita? Tadi Yusuf mendapat mimpi. Kembali lagi lewat
pembukaan rahasia Firman. Tidak ada cara yang lebih ampuh dari pembukaan
rahasia Firman. Kalau Firman tidak dihargai, tidak ada yang bisa menolong!
Tidak ada kata maaf soal Firman. Artinya kalau kita tidak sungguh-sungguh,
tidak serius mendengar Firman, jangan harap Tuhan mau tolong. Marilah serius,
sungguh-sungguh kita menghadap kepada Tuhan. Kalau datang cuma mau main-main,
rugi! Datanglah menghadap Tuhan dengan hati tulus, mau datang dengar Firman,
bukan mau cari yang lain. Setan itu mau intip terus, mau cari celah, mau bunuh
rohani kita. Setan lihat celahnya orang itu dia suka handphone, setan masuk di
situ. Kalau tidak hati-hati bisa terbawa arusnya setan, terbunuh rohaninya.
Hanya pembukaan Firman, hanya itu yang bisa menolong dan melindungi kita. Kita
ini seperti bayi, kecil tidak berdaya lalu mau melawan Herodes orang besar, penjabat,
raja, kita tidak bisa berbuat apa-apa, hanya lewat kekuatan Firman Tuhan.
Firman mengarahkan kita untuk
menyingkir. Yesus menyingkir dari Betlehem ke Mesir. Betlehem itu tempat lahir
Yesus, kampung halamannya Yusuf lalu mau ke Mesir negeri orang. Ini menunjukan
pengalamam salib, jalan salib. Jadi Firman mengarahkan kita untuk menempuh
jalan salib, masuk dalam pengalaman salib, maka kita pasti luput dari Herodes,
luput dari setan yang mau membunuh rohani kita. Masuk jalan salib, jalan dengan
tanda darah, setan tidak bisa melewati itu. Di jalan salib memang sakit bagi
daging, berdarah-darah, menderita, tetapi kita menang. Salah satu praktek jalan
salib adalah tekun dalam 3 macam ibadah, itu masuk pintu yang sempit.
Yohanes 10:9-10
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk
melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang
rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk
mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Yesus yang mati di kayu salib
adalah pintu untuk masuk penggembalaan. Untuk tekun 3 macam ibadah itu sakit
bagi daging. Apalagi dengan kesibukan di dunia ini, mau tekun 3 macam ibadah
itu sakit bagi daging. Tetapi kalau kita mau tekuni itu maka darah Yesus
memberikan kemenangan dari segala persoalan, setan kalah oleh darah Yesus.
Yohanes 10:11
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus pintu, Dia juga gembala
yang memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Ini teladan bagi kita, untuk
tergembala harus berkorban. Memang sakit bagi daging, banyak pengorbanan,
pengorbanan waktu, tenaga, harta, pengorbanan perasaan, sampai pengorbanan
seluruh hidup. Korbankan semuanya, tetapi kita sedang menyingkir. Penggembalaan
itu tempat kita menyingkir dari setan, dari Herodes. Kalau tidak mau tergembala
nanti ketemu setan. Di dalam penggembalaan ada Firman pengajaran, Firman yang
dibuka rahasianya. Sebagai gembala tugas saya menyajikan Firman pengajaran yang
sehat. Apa yang sudah saya terima dari pendahulu, saya teruskan kepada sidang
jemaat.
Roma 6:17
6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah!
Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah
mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
Saya terima dari pendahulu,
diteruskan pada sidang jemaat. Sidang jemaat juga teruskan lagi kepada yang lain,
jangan pernah putus.
II Timotius 3:10
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti
ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
Paulus pendahulu, Timotius
penerus, dia ikuti ajaran dari pendahulu. Ini yang harus saya terapkan dalam
hidup saya, maka kita bisa berhasil menghadapi serangan demi serangan dari
setan.
II Timotius 3:10 ini bicara
tahbisan, pokok tahbisan adalah pengajaran. Kemudian cara hidup, pendirian,
iman, kesabaran, kasih dan ketekunan itu tahbisan. Tahbisan Paulus benar,
diikuti dan diteladani oleh Timotius. Dulu bapak gembala tahbisannya benar maka
saya sebagai penerus harus mengikuti tahbisan yang demikian, tahbisan yang
benar. Kalau sebagai penerus saya sudah mengecap Firman pengajaran yang sehat
dari pendahulu lalu mau dipraktekan, diteruskan kepada sidang jemaat, maka
tahbisannya juga pasti terjaga, pati benar, jangan diragukan. Ini bukan untuk
mengedepankan diri, oh karena dia penerus di sini makanya dia sampaikan. Nomor
1 ini untuk saya, saya penerus. Papa sebagai pendahulu sudah meletakan dasar di
sini selama 40 tahun. Saya terima pelayanan dari beliau, saya terapkan dalam
hidup saya untuk bisa saya lanjutkan kepada sidang jemaat maka tahbisan pasti
benar dan terjaga. Tapi kalau mulai otak atik, sebagai penerus mengatakan pendahulu
itu sesat, aneh-aneh, macam-macam dia buat maka tahbisannya juga akan salah,
akan rusak. Saya ngeri, saya takut!
Pendahulu saya banyak, papa
sebagai gembala di sini, Pdt. Pong Dongalemba, Pdt, Totaijs, Pdt. In Yuwono.
Saya tidak mendengar langsung suara mereka, tetapi buku-bukunya ada pada saya,
warisan dari orang tua saya, saya baca dan harus saya teruskan kepada jemaat,
maka tahbisan saya terjaga. Begitu penerus buat jalur yang baru dari yang sudah
diwariskan oleh pendahulu, tahbisannya juga pasti menyimpang! Doakan saya
sebagai penerus jangan membuat jalur yang baru dari yang sudah diwariskan oleh
pendahulu, dalam hal ini pengajaran dan tahbisan, jangan bikin yang lain
yang aneh-aneh.
Manusia ada kekurangannya, tetapi
ilham dari Tuhan itu sempurna. Kalau lihat kekurangan pendahulu itu banyak.
Tetapi lihat keteguhannya dalam pengajaran dan akhir hidupnya bagaimana, tahbisan
sampai di akhir hidupnya bagaimana. Kalau tahbisannya benar sampai akhir
hidupnya jangan coba ngomong macam-macam!
3.
Saat
Yesus dewasa menghadapi kedengkian, kebencian sampai di bunuh di kayu salib. Apa
dasar kebencian imam-imam kepala?
a)
Yohanes
18:19-21
18:19 Maka mulailah
Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
18:20 Jawab Yesus
kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar
di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul;
Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
18:21 Mengapakah
engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan
kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."
Yesus dibenci
karena ajaranNya.
b)
Yohanes
19:19,21
19:19 Dan Pilatus
menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus, orang
Nazaret, Raja orang Yahudi.”
19:21 Maka kata
imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis: Raja
orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.”
Yesus dibenci
karena mengaku sebagai Raja. Dia bukan cuma raja orang Yahudi tetapi Raja
segala raja.
Kalau digabungkan, dasar
kebencian dari dunia adalah karena Firman pengajaran yang menampilkan Yesus
Raja Mempelai Laki-laki Sorga, yang akan datang kembali dalam kemuliaan
menjemput Mempelawi WanitaNya. Itu yang disebut Kabar Mempelai. Jangan heran
kalau kita berada dalam kabar mempelai lalu kita dibenci, diaibkan, dihina, dinista
dan sebagainya, itu memang harus terjadi.
Yesaya 51:7
51:7 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang
mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam
hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika
dinista oleh mereka.
Ketika kita dibenci, kita
diaibkan, tidak apa-apa, kekuatan kita hanya 1, Firman itu sendiri. Tidak usah
peduli dengan kata orang, yang penting saya pegang Firman berarti saya dipihak
Tuhan, saya pasti dibela oleh Tuhan.
Dalam cerita Yesus diperhadapkan
dengan Pilatus, juga ada mimpi di situ. Isteri Pilatus mendapat mimpi.
Matius 27:19
27:19 Ketika Pilatus sedang duduk di
kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau
mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam
mimpi tadi malam."
Jadi menghadapi kebencian dalam
nikah, kebencian dari setan mau menghancurkan dan membunuh kerohanian kita,
menghadapi kebencian dari sesama anak Tuhan, pelayan Tuhan, hamba Tuhan, hanya
satu solusinya yaitu pembukaan rahasia Firman. Kita bertekun dan bersekutu
dengan Firman sehingga kita kuat, kita bisa menghadapi segala kebencian itu.
Dalam cerita Yesus diadili,
diperhadapkan pada Pilatus 2 orang bernama Yesus, Yesus Kristus dan Yesus
Barabas. Sekarang kita juga diperhadapkan 2 pilihan, ada Yesus Kristus itulah
pengajaran yang benar, ada Yesus Barabas itulah ajaran yang lain. Yang mana
yang mau kita pilih. Seringkali begitu diperhadapkan dengan kebencian,
diperhadapkan dengan tantangan malah memilih Yesus Barabas, ajaran yang lain. Mau
cari aman seperti Pilatus cuci tangan “ini Yesus Kristus silahkan kamu
salibkan, Yesus Barabas bebas”. Seringkali orang Kristen begitu juga, ketika
diperhadapkan dengan tantangan, diperhadapkan dengan masalah yang besar,
diperhadapkan dengan ujian-ujian karena dalam pengajaran yang benar, malah
berpikir dari pada hancur, dari pada menderita lebih baik cuci tangan, pilih
Yesus Barabas, pilih ajaran lain, jangan! Tetap pertahankan Yesus Kristus,
pengajaran yang benar. Kita di pihak Tuhan, Tuhan di pihak kita, kalau Tuhan di
pihak kita, siapakah lawan kita. Itu yang harus kita imani.
Roma 8:31
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita
katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan
melawan kita?
Begitu juga kalau diperhadapkan 2
model hamba Tuhan. Hamba Tuhan yang meneladani Yesus yang tegas soal kebenaran
dan soal pengajaran. Atau hamba Tuhan model Barabas pemberontak, memberontak
terhadap pengajaran.
Kita tegaskan pilihan kita adalah
Yesus Kristus, bukan Yesus yang lain. Jangan salah pilih. Kalau hati sudah ada
kebencian pasti pilih yang salah, pasti pilih ajaran yang salah, pasti dukung
hamba Tuhan yang salah dan di dukung mati-matian. Itu fanatik bodoh-bodoh! Sidang jemaat
diberi kebebasan memilih, sidang jemaat yang menilai. Kalau melihat gembala
yang menggembalakan ini tidak beres, tidak benar, kalau tidak mau digembalakan
itu bagus, karena tidak dijerumuskan. Tetapi kalau melihat gembalaku benar, dia
meneruskan apa yang dari pendahulu, tahbisannya benar, mantaplah tergembala!
Saya tidak akan mampu bertahan
kalau tidak ada dukungan doa dari sidang jemaat, khususnya dari isterinya juga
dari mama sebagai orang yang mendampingi papa yang banyak berjuang untuk meletakan
pelayanan di Tentena sini. Tanpa doa-doa mereka dan doa sidang jemaat saya
tidak akan mampu. Saya percaya sidang jemaat mendoakan, sama-sama kita saling mendoakan.
Kita berpegangan tangan untuk menuju Yerusalem Baru, jangan ada yang terhilang,
tersesat dan tertinggal. Masalah yang kita hadapi akan semakin besar, tetapi
seperti lagu zangkoor
tadi Yesus Kristus lebih besar dari masalah yang kita hadapi, Dia mampu
menolong. Pengajaran yang kita pegang lebih besar dari masalah apapun di dunia
ini. Kita pertahankan, bertahan sampai garis akhir. Orang mau benci kita,
katakan Aku punya Tuhan yang besar. Orang mau kucilkan kita, saya punya
pengajaran yang besar, saya punya Yesus yang lebih besar dari segalanya. Yesus
pasti menolong saya, pasti membela saya, pasti menuntun sampai ke kandang penggembalaan terakhir
Yerusalem yang baru.
GPT
“Kristus Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec.
Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar