Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita ada
di penghujung akhir zaman, berada pada masa-masa terakhir, ini adalah saat-saat
penantian. Sudah waktunya kita siap sedia, kita gunakan setiap detak jantung
kita, setiap langkah hidup kita untuk hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Bersyukur
kalau Firman yang sama-sama kita dengar dalam persekutuan senada dengan Firman
penggembalaan di sini, berarti kita satu pengajaran, satu roh untuk mengarah
pada kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna.
Yohanes
11:7-13
11:7 tetapi
sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke
Yudea."
11:8 Murid-murid
itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba
melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"
11:9 Jawab
Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan
pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.11:10
Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena
terang tidak ada di dalam dirinya."
11:11
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka:
"Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk
membangunkan dia dari tidurnya."
11:12 Maka kata
murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan
sembuh."
11:13 Tetapi
maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus
berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
Cerita ini mengenai Lazarus yang mati dan telah
dikubur selama 4 hari namun dibangkitkan. Lazarus yang sakit dan mati itu
menunjuk rohani tertidur = hidup dalam kegelapan malam. Prakteknya mudah
tersandung atau menjadi sandungan. Ada 2 macam sandungan:
1. Sandungan
dari luar → harta, takhta, wanita dan dusta.
Wanita di sini dikonotasikan dengan kenajisan,
maaf bukan untuk menyudutkan kaum wanita.
2. Sandungan
dari dalam → tangan, kaki dan mata.
Kita membahas poin kedua.
Markus 9:43-48
9:43
Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau
masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu
dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
9:44
[di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
9:45
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk
ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan
ke dalam neraka;
9:46
[di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
9:47
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk
ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua
dicampakkan ke dalam neraka,
9:48
di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
Menyesatkan diambil dari bahasa aslinya yaitu
Skandalon artinya menyandung. Minggu lalu kita sudah bicara tentang tangan,
tangan bicara perbuatan dan pelayanan. Itu bisa menjadi sandungan kalau kita
melakukan perbuatan durhaka atau fasik. Di hadapan Tuhan orang seperti itu kristen sekam atau seperti ombak laut
yang diduduki perempuan Babel.
Sekarang kita belajar tentang kaki. Kaki bicara
perjalanan hidup, bisa menjadi sandungan jika perjalanan hidup serong,
menyimpang.
Yesaya 59:8
59:8
Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan;
mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di
situ tidaklah mengenal damai.
Apa praktek perjalanan hidup yang serong, yang
bengkok? Mereka tidak mengenal damai. Mulai dari tidak suka pada seseorang,
menyimpan kepahitan di hati. Kalau dibiarkan bisa menjadi kebencian. Kalau
dibiarkan lagi bisa menjadi kebencian tanpa alasan. Seperti Kain membunuh
Habel, apa salahnya Habel. Habel mempersembahkan korban, Kain juga
mempersembahkan korban, Habel tidak merampas persembahan Kain. Persembahan Kain
ditolak, persembahan Habel diterima. Tidak ada salahnya Habel, tetapi Kain geram,
panas hati, murung mukanya, sehingga dia membunuh Habel.
Kalau sudah ada kepahitan dan kebencian dalam hati,
selalu merasa benar, kebenaran diri sendiri. Damai dan kebenaran itu tidak bisa
dipisah. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran Tuhan kalau ada kebenaran
Tuhan pasti ada damai sejahtera.
Yesaya 32:17
32:17
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran
ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Bagaimana cara mendapatkan kebenaran Tuhan? Saling
mengaku dan mengampuni. Orang yang berdosa mengakui dosanya, yang benar mengampuni
dan melupakan. Itu kebenaran. Kalau ada kebenaran Tuhan pasti tumbuh damai
sejahtera. Kalau tidak mengenal damai pasti tidak ada kebenaran Tuhan, yang ada
kebenaran diri sendiri. Dia benci orang, dia tuduh orang benci sama dia. Dia
tidak suka sama orang lain, dia tuduh orang lain yang tidak suka sama dia. Dia
pikir apa salahku, kenapa saya mau minta ampun, dia pikir ada di jalan yang
lurus, padahal ada di jalan yang serong,
tidak di jalan Tuhan. Di dalam Perjanjian Lama contohnya Kain. Tuhan tanya “mana
adikmu?” dia jawab apakah aku penjaga adikku! Dia rasa tidak salah, Tuhan saja
dia tipu. Dalam Perjanjian Baru contohnya seorang yang hebat, yang merasa
melayani padahal sebenarnya tidak, itulah Saulus. Dia berkobar-kobar melayani,
tetapi dia menangkap mau menganiaya serta membunuh murid-murid Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:1-2
9:1
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh
murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
9:2
dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi
di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti
Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
Saulus pikir dia sudah benar, dia membela Taurat. Orang
Kristen waktu dianggap pengikut jalan Tuhan. Menurut Paulus mereka ini mau
merombak Taurat, mau merombak adat istiadat dari Musa. Jadi dia pikir dia benar.
dia pertahankan Taurat, dia pertahankan adat istiadat dari Musa, sehingga dia
berkobar-kobar menganiaya pengikut jalan Tuhan. Karena jalannya, dia melawan
jalan Tuhan. Hati-hati, kalau sudah jalan serong, ada kepahitan dan kebencian
tanpa alasan, itu bukan di jalan Tuhan malah melawan jalan Tuhan.
Praktek perjalanan hidup serong seperti Saulus:
1. Berkobar-kobar
secara negatif. Paulus ini murid guru besar Gamaliel, berarti dia termasuk ahli
Taurat. Dia berkobar-kobar secara negatif yaitu beribadah melayani dengan roh
persaingan. Kita harus berlomba-lomba dalam hal yang rohani, harus melayani
dengan giat, dengan keras, mengikuti peraturan Tuhan yaitu Firman Tuhan. Tetapi
bukan untuk bersaing, menjegal satu dengan yang lain. Tidak mau kalah dengan
orang lain. Karena pikirnya kalau banyak yang mengikuti jalan Tuhan, pengikut ahli-ahli
Taurat sudah berkurang. Makanya harus diberantas pengikut jalan Tuhan, diancam
supaya tetap ikut ajaran ahli Taurat, ikut ajaran orang farisi serta ajaran
Saduki.
Ini
yang tertampak, secara jelas Tuhan buka di akhir zaman ini, bagaimana roh
persaingan ini begitu jelas. Mau menjegal, tidak mau kalah dari yang lain,
tidak mau mengakui pemakaian Tuhan pada hamba Tuhan lain. Semua dipakai Tuhan
kalau dia menjaga tahbisannya. Pemakaian Tuhan pada seseorang itu memang
berbeda-beda. Tangan kiri dan tangan kanan sama-sama berfungsi, tetapi
pemakaiannya berbeda-beda. Begitu juga dalam Tubuh Kristus, ada tangan kiri,
ada tangan kanan, ada jempol, ada jari telunjuk dan lain-lain. Semua berfungsi,
yang jempol jangan menghina kelingking, yang kelingking tidak usah berupaya
menyaingi yang jempol, sama-sama dipakai Tuhan. Jangan berkobar yang negatif.
Oh saya mau begini, saya begitu, saya mau tampil. Kalau ada yang dipakai mau
disingkirkan, ini berbahaya! Ini berkobar-kobar yang negatif. Akhirnya mengandalkan kekuatan diri sendiri dan
sombong. Kalau sudah dipakai, yang dibawah dia pandang sebelah mata saja.
Hati-hati,
jangan ada roh persaingan dalam melayani Tuhan. Kita melayani Tuhan harus
berguna dan sangat berguna. Tetapi bukan untuk bersaing. Onesimus begitu
dibilangi sudah berguna, dia tidak berpikir saya lebih hebat dari Filemon, apa
kau Filemon! Tidak! Sama-sama dipakai untuk pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna.
2. Banyak
menghakimi orang lain. Karena dia merasa benar, merasa dipakai, merasa
diberkati jadi yang lain dia hakimi.
Kalau
sudah mau bersaing dalam pelayanan, merasa paling benar sehingga menghakimi
orang, nanti menjadi orang ganas. Sama seperti Paulus mengakui dulu dia seorang
ganas.
I
Timotius 1:13
1:13
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas,
tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa
pengetahuan yaitu di luar iman.
Kalau
ada hancur, merosot pelayanannya malah
dikatakan “syukur, kapok!” itu seorang ganas, jangan kita seperti itu. Yang menjadi
sasaran kebencian Saulus adalah murid-murid Tuhan. Murid adalah orang yang
menerima pengajaran, orang yang menerima penyucian. Jadi ganas di sini adalah
tidak suka penyucian, bahkan benci penyucian. Orang yang menerima pengajaran
dan mengalami penyucian itu malah dibenci, itu ganas! Karena dia sendiri merasa
benar, tidak ada salahnya, giat dia beribadah tetapi tanpa kebenaran Tuhan.
Akhirnya dia menjadi penghujat, yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan
dan didukung mati-matian.
Jangan
terjadi pada kita merasa paling benar, menghakimi orang, mau menyalahkan orang.
Akhirnya nanti banyak menghujat sehingga mengarah pada kebinasaan. Kalau suka
menghujat arahnya kepada antikristus, antikristus itu suka menghujat.
Yang bisa meluruskan perjalanan yang serong hanya
satu, sehingga Paulus bisa menempuh jalan Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:3-9
9:3
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba
cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus
yang kauaniaya itu.
9:6
Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu,
apa yang harus kauperbuat."
9:7
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang
mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
9:8
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat
apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9:9
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan
dan minum.
Perjalanan Paulus sudah terlalu serongnya, makanya
dia dicegah Tuhan supaya dia kembali pada jalan yang lurus. Yang mampu
meluruskan perjalanan hidup Paulus adalah cahaya dari langit. Sesudah Paulus berada
jalan Tuhan baru dia saksikan bahwa cahaya dari langit itu adalah cahaya Injil
Kemuliaan Kristus.
II Korintus 4:3-4
4:3
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk
mereka, yang akan binasa,
4:4
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ketika cahaya itu memancar, terdengar suara “Saulus,
Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”. Padahal yang dianiaya oleh Saulus
adalah murid-murid Tuhan, pengikut jalan Tuhan. Tetapi Yesus katakan “Aku” yang
dianiaya oleh Saulus adalah Yesus (Kepala) dan yang dianiaya oleh Saulus adalah
tubuhNya. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus atau Firman pengajaran yang benar mengembalikan kita dari
jalan yang serong kepada jalan yang lurus, jalannya Tuhan yaitu masuk dalam
pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau tubuh Kristus tidak akan
bersaing, malah saling menopang dan mendukung. Kaki kiri maju, kaki kanan tidak
menjegal, tetapi dia dorong dari belakang supaya kaki kiri maju. Nanti kaki
kiri lagi yang menarik kaki kanan, sehingga sama-sama maju. Itu tubuh Kristus
bukan mau saling bersaing. Yang di belakang mendukung pelayanan hamba Tuhan
yang di depan, nanti yang mendukung ini juga kecipratan, dia juga dipakai. Itu
kalau tidak bersaing, dipakai semua, terus maju, sama-sama mencapai sasaran
akhir pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menyatu dengan Yesus sebagai
Kepala. Tugas kita membangun Tubuh Kristus, bukan menganiaya Tubuh Kristus.
Kalau melihat ada hamba Tuhan yang jatuh, jangan
kita hakimi. Itu urusannya dengan Tuannya, Majikan di sorga. Entah dia jatuh,
entah dia bangun, urusannya dengan majikannya. Kita terus mendoakan supaya
Tuhan tolong.
Bukti sudah berada di jalan Tuhan:
1. I
Timotius 11:13-15
1:13
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas,
tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa
pengetahuan yaitu di luar iman.
1:14
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku
dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
1:15
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang
ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah
yang paling berdosa.
Ini
bukti sudah berada di jalan Tuhan yaitu ada tanda keselamatan oleh kasih
karunia Tuhan. Dan Paulus berkata “perkataan ini benar dan patut diterima
sepenuhnya”. Artinya tanda keselamatan ini sudah harus menjadi pengalaman hidup
kita, sudah menjadi pengalaman pribadi kita dengan Yesus. Bukan cuma mendengar
kata orang seperti Ayub “hanya dari kata orang saja aku mengenal tentang
Engkau”. Tetapi kemudian syukur dia punya pengalaman “sekarang mataku sendiri
memandang Engkau”.
Selamat
dalam Tabernakel adalah daerah halaman. Tanda selamat:
a) Pintu
gerbang yaitu Percaya, iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
Sudah harus jadi pengalaman pribadi, percaya Yesus, beriman kepada Yesus, tidak
ada kepercayaan yang lain.
b) Mezbah
korban bakaran yaitu bertobat, berhenti berbuat dosa, mati terhadap dosa. Ini
juga sudah harus menjadi pengalaman pribadi. Seperti Paulus mengaku “aku dulu
orang ganas” sekarang sudah diubahkan, sudah bertobat.
c) Lahir
baru lewat baptisan air (bejana pembasuhan) dan lewat baptisan Roh Kudus (pintu
kemah) kita hidup dalam kebenaran. Hidup benar sudah harus menjadi pengalaman
pribadi kita dengan Tuhan. Sehingga ketika ada orang mau menyerongkan kita, mau
mengajak berbuat dosa, kita tidak mau, sudah pengalaman dengan Tuhan. Raja Daud
mengakui “dahulu aku muda, sekarang sudah menjadi tua, tidak pernah orang benar
ditinggalkan Tuhan, tidak pernah meminta-minta, anak cucunya menjadi berkat”
itu karena sudah menjadi pengalamannya.
Wariskanlah
kebenaran untuk anak cucu kita. Kita selalu berdoa supaya anak berhasil. Doakan
keluarga, doakan papa supaya diterima bekerja, doa-doa yang jasmani. Tetapi
pernahkah berdoa supaya dia bisa hidup benar?
Sudah
harus menjadi pengalaman kita, hidup dalam kebenaran apapun resikonya, apapun yang
kita hadapi.
2. I
Timotius 1:12
1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan
aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan
mempercayakan pelayanan ini kepadaku --
Dapat
dipercaya oleh Tuhan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus karena setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Di dunia saja orang yang loyal itu dapat
dipercaya, loyal dengan partai diangkat jadi capres. Begitu juga dengan Tuhan,
kalau kita setia berkobar di dalam pelayanan, dapat dipercaya pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Dan kepercayaan itu semakin besar, seperti yang
menerima 5 talenta dan 2 talenta. Tuhan katakan “engkau setia dalam perkara
yang kecil, Aku akan memberikan perkara yang besar”. Dipercaya pekerjaan yang
lebih besar lagi. Masuklah dalam kebahagiaan tuanku, bahagia kalau kita
dipercaya Tuhan. Jadi jangan lepaskan kepercayaan Tuhan. Kalau kita sudah hidup
benar, kemudian bisa dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus
dalam bidang apa saja, jangan rusakkan dan jangan
tinggalkan kepercayaan Tuhan. Dipercaya main musik, jangan rusakkan kepercayaan Tuhan, setia melayani
dalam bidang musik. Dipercaya khotbah, jangan rusakkan kepercayaan Tuhan, setia khotbah.
Begitu
tidak berkobar-kobar lagi, tidak setia, itu merusak kepercayaan Tuhan. Nanti
kepercayaan Tuhan diambil. Kalau Tuhan sudah ambil dan diberikan kepada orang lain,
biar kita menangis sampai air mata darah, tidak akan dikembalikan lagi. Seperti
Yudas, seperti Esau, bercucuran air mata menangis, tidak dapat lagi kesempatan
untuk memperbaiki kelakuannya, betul-betul sudah jauh menyerong dari jalan
Tuhan.
Hanya
karena kasih karunia Tuhan kita bisa dipercaya pelayanan. Ayo lebih giat lagi
melayani, jadilah kehidupan yang berguna.
I
Korintus 15:9-10
15:9
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut
rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
15:10
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan
kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku
telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Bekerja
lebih keras, lebih giat lagi, menjadi kehidupan yang berguna, bahkan lebih
berguna lagi bagi pembangunan tubuh Kristus. Paulus katakan aku ini orang
berdosa, tetapi diselamatkan. Kemudian dipercaya pelayanan. Kasih karunia itu
pemberian Tuhan kepada orang yang tidak layak. Kita ini sebenarnya tidak layak
melayani. Saya melayani sebagai gembala sebenarnya tidak layak. Kalau
merenungkan hidup lama betapa kotor, jahat dan najis, tetapi oleh kasih karunia
dipercaya pelayanan. Bekerjalah lebih giat, lebih keras dalam melayani Tuhan,
jangan sampai kepercayaan ini diambil dan diserahkan pada orang lain.
Ingat
juga gereja kita, sudah ada penyataan dari Tuhan akan dijadikan sokoh guru
gereja Tuhan di Tentena. Kita di dalamnya jangan jadi tiang yang miring. Ayo
berguna semua, saling menopang semua, ada yang miring doakan supaya kuat lagi,
lurus lagi, saling menopang satu dengan yang lain.
3. I
Timotius 1:16-17
1:16
Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang
yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan
demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan
mendapat hidup yang kekal.
1:17
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang
kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Bisa
memandang Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan. Bagaimana
caranya? Lewat doa penyembahan. Itu kalau di jalan Tuhan. Kalau Kain di jalan
serong yang dia lihat adalah iblis. Saulus di jalan
serong, yang dia lihat iblis. Yang dilihat
semua kekurangan orang, kekurangannya tidak pernah dilihat, apalagi melihat Tuhan.
Tetapi kalau kita sudah di jalan Tuhan, mata kita memandang Yesus, menyembah,
ada doa penyembahan.
Kelihatan
orang ini ada doa penyembahan atau tidak, orang ini tekun berdoa penyembahan atau tidak. Orang yang tekun
dalam doa penyembahan dia menjadi contoh, teladan kesaksian hidup bagi sesama.
Tidak usah kita koar-koar “saya menyembah sehari 10 jam”. Tetapi di jalan ada
yang ugal-ugalan lalu serempet mobilnya, langsung maki-maki. Jadi teladan
berarti dia ada keubahan hidup, seperti Paulus “dulu aku ganas” sekarang dia
dipakai Tuhan.
Menjadi
teladan itu mulai dari bisa mengaku dosa. Paulus tidak malu mengaku “dulu aku
penghujat, aku ganas, aku tidak layak disebut rasul” Paulus berani mengaku dosa
kepada Tuhan dan sesama apapun resikonya. Saya sebagai gembala mau jadi teladan
kepada jemaat mulai dari bisa mengaku salah kepada sesama dan bisa mengampuni serta
melupakan dosa orang lain, bukan malah disimpan di dalam hati.
Kalau
mulut ini dipakai menyembah Yesus Raja segala raja maka ada hasilnya:
a) Zakharia
14:16-17
14:16
Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang
Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja,
TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.
14:17
Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud
menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun
hujan.
Kalau tidak menyembah Raja segala raja akibatnya
kering, hujan tidak turun. Sebaliknya kalau menyembah Raja segala raja maka
kita selalu menikmati guyuran Firman pengajaran dalam setiap kita beribadah
sehingga tidak pernah kering rohani termasuk yang jasmani dipelihara dan
diberkati oleh Tuhan. Kalau rohani kering, yang jasmani ikut kering. Tuhan
suruh “mintalah hujan” maka awan pembawa hujan dikirim sehingga kita
terpelihara, hujan awal dan
hujan akhir dicurahkan kepada kita sekalian. Kita sama-sama menikmati guyuran
Firman pengajaran dalam 3 kali ibadah persekutuan di Papua.
b) Yesaya
43:15-17
43:15
Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
43:16
Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air
yang hebat,
43:17
yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan
orang gagah — mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam
sebagai sumbu —,
Ada kuasa penciptaan dari Yesus Raja segala raja.
Secara jasmani ada jalan keluar dari segala masalah sampai yang mustahil
sekalipun. Mereka mau menyeberang laut Teberau tidak ada perahu, tidak ada kapal,
tidak ada jembatan penyeberangan, tetapi mereka bisa menyeberang di jalan yang
kering di tengah-tengah lautan. Setiap menghadapi persoalan dan masalah, ada
jalan keluar dari Tuhan, yang mustahil menjadi tidak mustahil, dari tidak ada
menjadi ada, Tuhan mampu menolong semuanya. Secara rohani kita diciptakan
kembali segambar dengan Allah Tritunggal, sampai sempurna, kita menjadi
Mempelai Wanita Tuhan, diangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga,
layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Jangan ada roh persaingan dalam melayani, tidak usah
melihat kekurangan orang mau menghakimi, kita melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh. Ada
tanda keselamatan, setia berkobar-kobar, jaga kepercayaan Tuhan, kemudian ada
keubahan hidup sebagai bukti kita
menyembah Yesus Raja segala raja. Tuhan mampu mengerjakan segala mujizat di
dalam hidup kita.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso,
94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar