Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:14-16,4-6
11:14 Karena itu
Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;
11:15 tetapi
syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu,
supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
11:16
Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu
murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia."
11:4
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan
membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit
itu Anak Allah akan dimuliakan."
11:5
Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
11:6
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari
lagi di tempat, di mana Ia berada;
Keluarga Betania adalah keluarga yang mengasihi dan
dikasihi oleh Yesus. Tetapi diizinkan menghadapi Lazarus yang sakit, mati bahkan
busuk. Saat mereka mengirim kabar bahwa Lazarus sakit, bisa saja Yesus langsung
menyembuhkan Lazarus, tanpa datangpun Yesus bisa menyembuhkan Lazarus. Tetapi
Yesus sengaja membiarkan Lazarus tidak disembuhkan bahkan sampai mati. Ini juga
yang sering terjadi dalam kehidupan kita yang mengasihi Tuhan dan dikasihi
Tuhan. Ketika kita menghadapi pergumulan kita sampaikan kabar kepada Yesus,
kita berdoa, tetapi belum ditolong. Malah keadaan kita makin memburuk. Bukan
karena Tuhan tidak peduli kepada kita, Tuhan membiarkan kita, tidak! Ini Tuhan
izinkan terjadi sebagai ujian kasih.
Yohanes 11:4
11:4
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan
membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit
itu Anak Allah akan dimuliakan."
Saat ujian kasih terjadi, bukan untuk membawa kita
pada kematian rohani, tetapi justru untuk memuliakan Tuhan. Seperti yang sudah
kita alami, kita ditinggal oleh orang tua rohani kita. Maunya kita menyatukan
hati berdoa supaya beliau disembuhkan tetapi malah dipanggil Tuhan. Namun bukan
membuat kita terpuruk dan mati rohani tetapi justru bisa memuliakan Tuhan.
Sering terjadi orang yang mengalami ujian kasih bisa
bertahan dan tetap kuat, tetapi orang lain yang tidak mengalami, yang cuma
melihat justru bersikap seperti Tomas.
Yohanes 11:16
11:16
Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu
murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia."
Padahal Yesus mengajak untuk melihat mujizat ketujuh
dalam Injil Yohanes tetapi Tomas, malah bernada sinis! Seringkali orang yang
cuma melihat malah bersikap seperti Tomas, skeptis, tidak percaya bahkan
bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Jangan ada di antara kita yang
seperti Tomas, yang tidak percaya kuasa Tuhan, yang ragu dan bimbang terhadap Firman
pengajaran yang benar.
Ayat 15 ini supaya kita belajar percaya pada Yesus.
Yohanes 11:15
11:15 tetapi
syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu,
supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
Sore ini kita akan belajar pada Yesus, belajar
percaya pada Firman pengajaran yang benar. Persoalan itu bukan pada kita,
tetapi kita yang melihat kenapa malah bimbang? Yang mengalami kuat, yang
melihat yang tidak kuat. Baik kita mengalami ujian kasih kita kuat, kita lihat
orang mengalami ujian kasih kita juga kuat, beri semangat pada orang itu.
Praktek bimbang pada Firman pengajaran yang benar.
1. Menganggap
semua pengajaran sama saja. Ini rohnya Moab, salah satu dari 7 bangsa yang
menghimpit bangsa Israel.
Yehezkiel
25:8
25:8
Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Oleh karena Moab berkata: Sungguh, kaum
Yehuda adalah sama dengan semua bangsa lain,
Kaum
Yehuda yang menjadi jalur kedatangan Yesus, Yesus adalah Firman atau pengajaran
yang benar. Jadi menganggap semua pengajaran
sama saja.
Yesaya
16:12
16:12
Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit
pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan mencapai
apa-apa.
Ini
akibatnya kalau sudah bimbang dan menganggap semua pengajaran sama saja, akibatnya
sekalipun susah payah beribadah, giat beribadah, tetapi tidak akan mencapai
apa-apa. Ibadahnya tidak berhasil, tidak akan menjadi mempelai wanita Tuhan dan
tidak akan masuk Yerusalem Baru. Sia-sia semuanya, rohani malah semakin
terhimpit sampai akhirnya rohaninya mati.
2. Tidak
bisa membedakan mana pengajaran yang benar dan mana yang palsu. Baik itu belum
tentu benar. Tidak bisa membedakan, seperti nubuatan waktu bangsa Israel keluar
dari Mesir, di padang gurun mereka membangun anak lembu emas. Mereka berkata
inilah Allah yang membebaskan dari Mesir. Lembu emas malah dibilang Allah.
Keluaran
32:4
32:4
Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan
dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka:
"Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir!"
3. Tidak
tegas untuk menolak ajaran yang lain, ajaran yang palsu. Seperti Salomo yang
ikut menyembah ilah lain, ilah para isterinya. Ini justru terjadi di usia
Salomo sudah tua. Waktu masih muda dia pegang pedang. Menghadapi masalah apapun
beres. Masalah nikah yang terberat bisa dia selesaikan dengan pedang, sekarang
menunjuk Firman pengajaran. Di usia tua malah tidak tegas! Seharusnya usia tua
menunjukan kematangan rohani, sudah banyak pengalaman dengan Tuhan, dengan
pengajaran, jangan justru tidak tegas.
Yang
sudah lama dalam pengajaran, harus tegas dalam pengajaran. Saya secara usia
masih muda, tetapi sebagai gembala harus lebih tua rohaninya dari jemaat. Harus
tegas terhadap ajaran lain, jangan main perasaan terhadap ajaran lain, jangan korbankan pengajaran. Rasul Paulus
katakan “kamu sabar saja” itu tidak tegas. Ada Yesus yang lain, ada injil yang
lain, ada roh yang lain, kamu koq sabar saja. Mungkin mantan gembala kita,
kalau sudah lain jangan main perasaan. Oh itu tidak pakai hikmat? Hikmat Tuhan
jangan kita samakan dengan hikmat manusia, hikmat Tuhan itu tegas. Kalau
silahturahmi silahkan, kalau berfellowship, duduk makan Firman kita harus
tegas.
II
Korintus 11:2-4
11:2
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
11:3
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang
sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
11:4
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain
dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain
dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu
terima.
Kalau
sabar saja, main perasaan, apa yang disesatkan? Pikirannya disesatkan dari
kesetiaan terhadap Yesus. Kalau gembala menyampaikan soal ketegasan terhadap
pengajaran, mulai pikiran macam-macam, gembala ini begini gembala itu begitu, itu pikiran sudah disesatkan.
Hati-hati! Di Lempinel berkali-kali Pdt. Widjaja menekankan kalau aku sebagai
gurumu sudah menyimpang dari pengajaran jangan akui sebagai gurumu. Kalau
kalian menyimpang dari pengajaran jangan akui kamu muridku! Itu ketegasan.
Kalau
sudah bimbang pasti pilih yang salah, pasti masuk penyembahan yang salah.
Penyembahan kepada antikristus, bukan kepada Yesus. Ini yang harus kita
waspadai, perhatikan sungguh-sungguh. Sebagai contoh bangsa Israel di zaman
Elia, hati mereka timpang, bimbang. Karena bimbang siapa yang mereka sembah?
Bukan Tuhan tetapi baal. Kalau sudah bimbang pasti salah pilih, pilih ajaran
lain, pilih penyembahan yang salah.
I
Raja-raja 18:20-21
18:20
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung
Karmel.
18:21
Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu
berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah
kata pun.
Akibat
bimbang:
Yakobus
1:6-8
1:6
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang
yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari
oleh angin.
1:7
Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari
Tuhan.
1:8
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
a) Hidupnya
tidak tenang, mengarah pada stress. Apalagi bimbang soal yang rohani “bagaimana
saya ini, bingung saya” pilih yang benar, harus berani menyatakan sikap.
Sekalipun kita 1:1000 tetapi tetap pilih yang benar. Terserah orang mau bilang
apa mau serang kita yang penting kita ada pada kebenaran maka Yesus membela
kita. Yesus tinggal sendiri di kayu salib. Semua meninggalkan Dia tetapi Dia
tetap pertahankan kebenaran sampai mati.
Jangan takut, kita tidak ditinggalkan oleh Tuhan.
Memang sepeninggalnya bapak gembala, kita diperhadapkan dengan banyak
goncangan. Mari kita ambil sikap, bersama saya gembala kita nyatakan pilih
pengajaran yang benar, apapun suara-suara yang muncul tidak usah goyah. Kalau
kita selalu dengar suara ini suara itu nanti tidak tenang, bisa stress.
b) Tidak
mendapat apa-apa dari Tuhan. Artinya doanya tidak pernah dijawab oleh Tuhan,
berarti masalahnya tidak pernah selesai, malah bertambah-tambah sampai
kehilangan keselamatan.
Belajarlah percaya Firman dan percaya juga gembala,
jangan bimbang.
Keluaran 14:31; 19:9
14:31
Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan
TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka
percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
19:9
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu
dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu
apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya
kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
II Tawarikh 20:20
20:20
Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka
hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan
penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap
teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
Percaya Tuhan, percaya gembala, jangan bimbang, harus
nyatakan sikap, tidak usah ragu. Saudara boleh menilai bagaimana tahbisan saya,
nikah saya, kehidupan saya. Isteri saya dan pengerja yang lebih tahu karena
selalu bersama-sama dengan saya. Kalau lihat tidak beres ini gembala, yah sudah
jangan mau digembalakan. Tapi kalau lihat gembala sungguh-sungguh melayani
Tuhan maka percaya Firman, percaya juga gembala yang menuntun pada
penggembalaan terakhir, bertemu Yesus di Yerusalem yang baru.
c) Dikaitkan
dengan gelombang laut. Artinya tenggelam, pasti merosot, jasmani merosot yang
rohani juga merosot. Orang bimbang tidak bisa dipegang kata-katanya, hari ini
bilang A, besok bilang B, itu tanda sedang merosot rohaninya. Rohani yang merosot
ditandai dengan penyembahannya yang kering. Penyembahan yang kering = mezbah
yang runtuh sehingga tidak ada lagi kepuasan dengan Tuhan. Karena tidak pernah
puas dengan Tuhan maka dia cari kepuasan di dunia. Tidak puas lagi, dia cari
kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Ini dahsyatnya kebimbangan.
Dalam kitab Wahyu 3 kali ditampilkan Yesus Alfa dan
Omega.
Wahyu 1:8; 21:6
1:8
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang
sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya
telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.
Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Yang kedua ini dikaitkan dengan pembaharuan Yerusalem
Baru. Yang awal dibaharui laut tidak ada lagi, hati yang bimbang jangan ada
lagi. Yang akhir dibaharui malam tidak ada lagi.
Wahyu 21:1; 22:5
21:1
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama
dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
22:5
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan
cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan
mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Jadi mulai
pembaharuan hati, hati bimbang jangan ada lagi supaya kita bisa masuk Yerusalem
yang Baru.
Jangan sampai mezbah kita runtuh, kalau dibiarkan
nanti akan tenggelam ke lautan api dan belerang. Salah satu dari 8 dosa yang
menenggelamkan dalam lautan api dan belerang adalah tidak percaya, itu adalah
bimbang, ragu.
Wahyu 21:8
21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang
keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."
Tuhan
tidak ingin manusia ciptaanNya tenggelam binasa di neraka. Sore ini mungkin ada
yang sudah mulai kendor kepercayaannya, bimbang terhadap pengajaran, bimbang
dalam penggembalaan. Cara Tuhan menolong orang yang bimbang.
I
Raja-raja 19:10
19:10
Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam,
karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu
dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih
hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."
a) Lewat
hamba Tuhan yang melayani Tuhan segiat-giatnya. Kita lihat hamba Tuhan yang
melayani kita itu bekerja segiat-giatnya, itu menolong kita supaya tidak
bimbang lagi. Tentu hamba Tuhan yang melayani dengan segiat-giatnya itu
tahbisannya benar, Elia tahbisannya benar. Doakan saya sebagai hamba Tuhan,
sebagai gembala supaya melayani tidak dingin, tidak berasap-asap tetapi
menyala-nyala.
Tugas saya untuk memberi makan sidang jemaat supaya
kenyang, kuat dan bertumbuh rohaninya maka harus melayani segiat-giatnya dengan
kekuatan dari Tuhan, tetapi pakai hikmat juga. Terima kasih buat doa-doanya,
saya percaya jemaat terus mendoakan supaya kuat.
b) I
Raja-raja 18:36
18:36
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan
berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah
diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku
ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
Tuhan menolong lewat Firman Tuhan yang murni. Yang
disampaikan oleh Elia adalah Firman Tuhan yang murni = pengajaran yang sehat,
pengajaran yang benar.
c) Lewat
api dari Tuhan yaitu api Roh Kudus, ini yang memberikan kekuatan sehingga bisa
percaya.
I Raja-raja 18:38
18:38
Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan
tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Jadi
cara Tuhan menolong lewat hamba Tuhan yang melayani Tuhan dengan giat yang
Tuhan percayakan pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Pengajaran itu
pedang (tumim), urapan Roh Kudus itu terang (urim). Izinkan Firman bekerja
dalam hidup kita. Kita buka hati selebar-lebarnya kepada Tuhan, biar pedang
Firman dalam urapan Roh Kudus bekerja menyucikan dan mengubahkan hidup kita.
Kalau
kita sudah buka hati maka ini hasilnya:
Ibrani
4:12
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
a) Firman
itu disebut tajam, artinya Firman Tuhan tajam menyucikan sampai ke dalam hati
dan pikiran. Perasaan dan pikiran yang disucikan terutama dari kebimbangan,
ragu, tidak percaya, pesimis, nyinyir.
b) Firman
itu disebut kuat. Jadi Firman dalam urapan Roh Kudus memberi kekuatan ekstra
dalam menghadapi ujian
kasih. Kita menjadi kehidupan yang kuat dan teguh hati.
Saya akui sebagai manusia daging yang masih banyak
ditandai kelemahan, ketika persoalan itu sudah terlalu berat, mulai juga saya
lemas dan loyo. Tetapi ketika membaca Firman, ayat-ayat itu seperti hidup,
membuat semangat kembali, bernyala-nyala melayani Tuhan, kuat lagi melayani
Tuhan. Dulu saya masih bisa bersandar kepada orang tua, minta nasihatnya, minta
doanya, sekarang bersandar kepada Tuhan.
c) Firman
itu hidup, memberi hidup kepada kita. Artinya mengubahkan kita dari manusia
daging menjadi manusia rohani sampai kita sempurna seperti Tuhan. Mengubahkan
kita, terasa pekerjaanNya, kita saja heran, koq bisa orang perlakukan saya
seperti itu tetapi saya bisa tetap tenang.
Kalau
3 hasil ini kita alami maka kita bisa menaikan doa penyembahan kepada Tuhan,
bisa menyembah dengan benar, mezbah dibangun kembali.
I
Raja-raja 18:38
18:38
Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan
tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Sore
ini kita belajar percaya supaya penyembahan kita naik kepada Tuhan dan ada
hasilnya. Begitu kita sudah disucikan, kita tidak loyo dan patah semangat, kita
dibaharui, kita bisa menyembah
maka hasilnya: ada awan sebesar telapak tangan
I
Raja-raja 18:41-45
18:41
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah,
sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42
Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung
Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43
Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke
arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak
ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah
sampai tujuh kali.
18:44
Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar
telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan
kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh
hujan."
18:45
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah
hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
Awan
sebesar telapan tangan itu menunjukan tangan kemurahan Tuhan yang diulurkan
kepada kita. Untuk apa?
a) Memberikan
damai. Masalahnya belum selesai tetapi sudah damai, segenggam ketenangan. Tadi
kalau sudah ada awan setelapak tangan maka dalam sekejab mata langit menjadi
gelap. Kalau sudah damai dalam sekejab mata Tuhan mampu mengerjakan mujizat
dalam hidup kita, Tuhan mampu menolong, lebih mudah dari membalik telapak tangan.
b) Menurunkan
hujan, artinya memelihara kita di tengah-tengah ketandusan dunia ini sampai di
zaman antikristus. Sumber-sumber yang ada di dunia ini makin kering.
Negara-negara yang tadinya penghasil minyak mulai kering, beralih pada
parawisata. Apalagi kalau terjadi perang dan lain-lain bisa tambah kering. Tetapi Tuhan mampu menurunkan hujan lebat,
memelihara kita di tengah-tengah ketandusan dunia sampai di zaman antikristus.
c) Mengangkat
kita = menyucikan, mengubahkan dan menyempurnakan kita untuk diangkat ke awan-awan
bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Ayo belajar percaya, jangan ragu, jangan bimbang.
Percaya pada Firman, percaya pada hamba Tuhan yang melayani. Minta Roh Kudus
sebab daging ini seringkali tidak mampu untuk bisa percaya. Lengkap ada hamba
Tuhan yang melayani, ada Firman dalam urapan Roh Kudus, dibangkitkan kembali
semangat kita untuk melayani Tuhan. Firman itu tajam menyucikan, Firman itu
kuat memberi kekuatan, Firman itu hidup mengubahkan kita sehingga kita bisa
diangkat ke awan-awan waktu Yesus datang kedua kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar