Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
12:20-36 terbagi 3 bagian:
1. Ayat
20-27 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus dan Yesus memberi jawaban dengan menunjuk
pada kematianNya.
2. Ayat
28-34 Suara Bapa di Sorga dan Yesus dipermuliakan di atas salib.
3. Ayat
35-36 Berjalan di dalam terang.
Kita
pelajari bagian pertama.
Yohanes
12:20-27
12:20 Di antara
mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa
orang Yunani.
12:21
Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea,
lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."
12:22 Filipus
pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya
pula kepada Yesus.
12:23 Tetapi
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan.
12:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah.
12:25
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang
kekal.
12:26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ
pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
12:27
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Orang Yunani menunjuk kita bangsa kafir ingin
bertemu dengan Yesus. Ketika murid-murid Yesus menyampaikan kepada Yesus
keinginan dari orang-orang Yunani ini, Yesus lalu menunjukan tentang kematianNya.
Artinya lewat kematian Yesus kita bangsa kafir bisa bertemu dengan Yesus =
diselamatkan, hidup bahkan sampai hidup kekal.
Yohanes 3:16
3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Setiap orang berarti termasuk kita bangsa kafir.
Yesus menunjukan kematianNya, Dia memberikan perumpamaan tentang biji gandum. Biji
gandum itu harus jatuh ke dalam tanah, kemudian mati, bertumbuh dan berbuah
banyak. Jadi lewat kematian Yesus, kita bangsa kafir yang tadinya harus mati
dan binasa, tetapi diberi kesempatan untuk menghasilkan buah-buah kerajaan Sorga.
Syaratnya ikuti jejak kematian dan kebangkitan Yesus. Kita akan pelajari
tentang biji gandum yang jatuh, mati, bertumbuh, berbuah.
Proses biji gandum yang mati:
1. Yohanes
12:24
12:24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Proses
pertama biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati. Artinya kita harus
merendahkan diri dan rela direndahkan sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau
tidak bisa merendahkan diri pasti tidak mau direndahkan. Jadi kalau Tuhan
izinkan ada orang yang merendahkan kita, seharusnya kita bersyukur, saya bangsa
kafir diberi kesempatan menghasilkan buah-buah kerajaan sorga. Bukan bereaksi
daging, kita mau marah, tersinggung, mau membalas, jangan! Teladan yang
sempurna adalah Yesus. Dia Allah yang lahir menjadi manusia, satu-satunya
manusia yang tidak berdosa. Yesus merendahkan diriNya bahkan rela direndahkan
sampai mati terkutuk di kayu salib.
Filipi
2:7-8
2:7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Praktek
merendahkan diri, kita lihat Yesus. Di kayu salib Yesus menanggalkan semuanya,
ke-IlahianNya Yesus tanggalkan untuk mati mengaku dosa kita manusia. Jadi
praktek merendahkan diri adalah menanggalkan segala harga diri, gengsi, untuk
mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Dosa perkataan, perbuatan,
pikiran, pandangan, semua akui dan selesaikan kepada Tuhan dan sesama. Maka
saat itu kita mengalami kuasa darah Yesus.
I
Yohanes 1:7,9
1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,
Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
a) Kuasa
darah Yesus mengampuni segala dosa dan menutupi sampai tidak berbekas. Sehingga
Allah melihat kita seakan-akan kita tidak pernah melakukan dosa itu. Betul-betul
dosanya sudah ditutupi oleh kuasa darah Yesus. Makanya kalau dosanya sudah
ditutupi oleh kuasa darah Yesus, kita manusia jangan ungkit-ungkit lagi. Itu
berarti kita yang membuka tutup darah Yesus itu. Sementara Allah melihat kita
seperti tidak pernah berbuat dosa itu, kenapa kita manusia malah
mengungkit-ungkit! Seandainya Tuhan mengungkit-ungkit dosa kita, sudah berapa
banyak dosa yang kita lakukan. Tetapi Tuhan tidak mengungkit-ungkitnya karena
sudah kita selesaikan, kita akui. Jangan lagi kita ungkit dosa-dosa orang
karena sudah ditutupi oleh darah Yesus.
b) Kuasa
darah Yesus menyucikan dari segala dosa, dari segala kejahatan dan kenajisan =
mencabut akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa lagi = melepaskan kita dari
dosa. Ini yang disebut buah pertobatan. Kalau sudah terlepas dari dosa berarti
kita sudah menghasilkan buah pertobatan. Bagaimana bisa menghasilkan buah
pertobatan kalau biji gandumnya tidak mau jatuh ke dalam tanah, tidak akan bisa
bertumbuh dan berbuah.
Tetapi
kalau kita tidak mau mengaku dosa, kita sembunyikan, kita pertahankan, tidak
mau kita akui akibatnya:
a) Tetap
memikul beban dosa. Dosa itu beban yang membebani sampai ke neraka. Tetap
memikul beban dosa sehingga menjadi beban bagi orang lain. Suami menyembunyikan
dosa, jadi beban bagi isteri. Isteri menyembunyikan dosa, jadi beban bagi suami.
Gembala menyembunyikan dosa, jadi beban bagi jemaat. Jemaat yang menyembunyikan
dosa menjadi beban bagi sesama, menjadi sandungan bagi orang lain!
b) I Yohanes
1:8
1:8
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Menipu diri sendiri. Kalau menipu diri sendiri
apalagi orang lain, sampai Tuhanpun dia tipu. Apa tanda menipu diri sendiri dan
menipu Tuhan?
Mazmur 32:2-4
32:2
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang
tidak berjiwa penipu!
32:3
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh
sepanjang hari;
32:4
sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering,
seperti oleh teriknya musim panas. Sela
Tanda orang menipu diri sendiri adalah letih lesu,
banyak keluhan sepanjang hari. Bangun tidur sudah mengeluh, sarapan mengeluh,
pergi kerja mengeluh, di sekolah mengeluh, pulang makan siang mengeluh, sampai
tidur ngigau mengeluh. Itu tanda menyembunyikan dosa dan dia sedang menipu diri
sendiri dan menipu Tuhan. Sebaliknya kalau dosanya sudah diselesaikan,
sepanjang hari mengucap syukur. Biar banyak beban yang dipikul tetapi mengucap
syukur. Orang memikul beban dosa itu pasti mengeluh apalagi kalau bebannya
ditambah. Itulah kalau dosa disembunyikan, itu beban, ditutupi lagi dengan
dusta, bebannya tambah berat. Jadinya mengeluh terus. Kalau banyak mengeluh
rohani kering, bisa dideteksi dari perkataannya yang kering, bersungut-sungut,
mengeluh, ngomel, marah-marah tanpa sebab.
c) I
Yohanes 1:10
1:10
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia
menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Firman tidak ada di dalam kita, berarti kosong dari
Firman, tanpa kebenaran Allah sehingga dia menjadi seperti sekam yang hanya
untuk dibakar.
Orang
seperti ini bisanya hanya menghakimi orang lain, tunjuk-tunjuk orang lain
padahal sebenarnya dirinya sendiri lebih parah. Kalau tunjuk orang dengan 1
jari, 3 jari mengarah kepada kita, lebih banyak kepada kita. Itu karena ada
beban dosa yang dia simpan. Paling enak kalau sudah cerita orang. Lebih baik
kita banyak berdiam diri, koreksi diri. kita mau cerita orang, tunggu dulu,
saya tidak lebih baik dari dia, malah mungkin saya lebih jahat dari dia.
Kalau
sudah bisa merendahkan diri pasti rela direndahkan, yaitu berdiam diri sekalipun diapa-apakan
karena kebenaran, bisa menahan diri. Ini sama dengan mengaku hanya tanah liat
yang rela diinjak-injak. Tetapi kalau kita bereaksi daging, ketika kita
direndahkan, dikata-katai, harga diri kita direndahkan, itu ular yang memagut. Tidak
apa orang kata-katai mau bilang ini itu. Kita belajar diam seperti Yesus.
I
Petrus 2:21-23
2:21
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
Kalau
kita diam maka Tuhan tampil sebagai hakim yang adil pasti membela kita. Tuhan
bukan hakim di dunia yang bisa memutar balikan kebenaran, tetapi Dia hakim yang
adil. Diam saja, tidak usah bereaksi, nanti Yesus hakim yang adil membela kita.
Banyak pembelaan yang saya boleh alami dalam pelayanan. Saya tidak bilang supaya
orang itu dibegitukan, saya diam saya. Apa yang dituduhkan kepada saya terjadi
pada orang itu. Diam saja, Tuhan Hakim yang adil membela!
2. Biji gandum
harus mati, artinya merobek daging. Ayo kita merobek daging = menyangkal diri.
Apa itu menyangkal diri? Berkata tidak terhadap dosa atau sesuatu yang tidak
berkenan kepada Tuhan! Sekalipun ada kesempatan, ada keuntungan atau ada
paksaan bahkan ancaman, kita katakan tidak kepada dosa! Ini berarti kita sudah
menghasilkan buah kesucian atau buah terang.
Efesus
5:8-9
5:8
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di
dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
5:9
karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
Kita
bisa menghasilkan buah terang hasil dari lahir baru lewat baptisan air dan
baptisan Roh Kudus yang benar. Dulu kita anak gelap, kita berbuat ini dan itu
yang tidak berkenan kepada Tuhan. Tetapi lewat lahir baru, baptisan air yang
benar dan baptisan Roh Kudus kita menjadi anak terang, anak Tuhan yang
menghasilkan buah-buah terang. Ada 3 macam buah terang di sini:
a) Kebaikan
yaitu hanya melakukan apa yang baik bagi sesama, bukan merugikan sesama, bahkan
bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Apapun yang terjadi, apapun yang kita
alami, yang boleh kita lakukan kepada sesama hanya kebaikan. Itu buah terang,
buah kesucian. Biar kita diapa-apakan tetap berbuat baik, sampai membalas
kejahatan dengan kebaikan. Yesus berkata taruh bara api di atas kepala orang,
artinya kita lakukan kebaikan, kalau dia tetap lakukan kejahatan kepada kita
berarti ada bara api di atas kepalanya. Tidak usah kita balas, nanti Tuhan sebagai
hakim yang adil yang membela kehidupan kita.
b) Keadilan,
artinya jujur, tidak memihak siapa-siapa, hanya memihak Tuhan, hanya memihak
Firman. Ketika kita diperhadapkan dengan suatu persoalan, seringkali yang
membuat kita pusing itu persoalan dalam nikah. Saya juga sebagai gembala, kalau
jemaat membawa persoalan dalam nikah, saya pusing juga kalau pakai kekuatan
sendiri. Isteri datang ‘om saya punya suami begini-begini’. Besok suaminya yang
datang ‘isteri saya begini-begini’. Kalau tidak jujur, tidak ada buah keadilan,
nanti berpihak, saya laki-laki, saya memihak suami. Tetapi kalau kita ada buah
keadilan, kita jujur, ada persoalan apapun kita kembali pada Firman. Untuk tahu
siapa yang benar dan salah yah kembali pada Firman. Firman bilang begini,
isteri harus tunduk pada suami, suami mengasihi isteri, lakukan itu! Memihak
Tuhan, jangan pakai perasaan daging.
Waktu bangsa Israel menyembah anak lembu emas,
kemudian Musa turun dari gunung Sinai, dia pecahkan 2 loh batu, dia ambil anak
lembu emas, dia giling lalu dihamburkan abunya di sungai dan disuruh orang
Israel minum airnya. Kemudian Musa berkata siapa memihak kepada Tuhan datang
kepadaku dan suku Lewi datang kepada Musa. Musa bilang sandang pedang, bunuh
saudaramu, temanmu, tetanggamu. Artinya jangan pakai perasaan daging, biar itu teman
akrabnya kita, kalau dia salah, kita pegang Firman, Firman yang menjadi tolak
ukur kebenaran. Biar itu anak saya sendiri kalau salah, berpihak pada Firman,
bukan pada anak. Biar isteri kalau salah tetap berpihak pada Firman. Itulah
buah keadilan, jujur, tidak memihak orang, hanya memihak Tuhan, memihak Firman.
c) Buah
kebenaran, artinya hidup benar dalam segala hal dan menjadi senjata kebenaran.
Artinya apa yang kita buat semua untuk kebenaran. Apalagi kami hamba Tuhan,
semuanya untuk kebenaran.
II Korintus 13:8
13:8
Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami
perbuat ialah untuk kebenaran.
Kita nanti berkunjung ke Bitung, kita menjadi
senjata kebenaran atau bukan? Kalau kita senjata kebenaran, kita datang ke sana
melayani, maka orang-orang yang datang kita tembakan dengan peluru kebenaran,
sehingga mereka pulang sebagai pribadi yang dibenarkan oleh Tuhan, dapat
kemurahan. Tetapi kalau kita tidak benar kemudian mau melayani, mulai dari
motivasinya tidak benar, saya tembakan peluru tidak benar. Berapa banyak orang
yang datang, pulang jadi tidak benar. Yang tidak benar, pulang tambah tidak
benar. Yang benar datang, pulang jadi tidak benar.
Jadilah senjata kebenaran. Yang kita tembakan semua
adalah peluru kebenaran, yang kita perbuat hanyalah untuk kebenaran. Makanya
jaga hati, jaga mulut, jaga telinga. Biarlah kita melayani sebagai senjata
kebenaran.
Begitu
biji gandum jatuh, daging dirobek, maka tumbuh tunas, artinya Roh Kudus dicurahkan.
Roh Kudus itu memberikan hidup.
Roma
8:11
8:11
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam
di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara
orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.
Penggembalaan
adalah tempat membendung daging kita sehingga bisa dirobek oleh pedang Firman
pengajaran dan doa penyembahan. Doa puasa, doa semalaman, juga percikan darah,
itu untuk mempercepat proses perobekan daging. Ayo dipercepat biar bertumbuh
dan bertunas. Kalau belajar tentang gandum, gandum itu bertunas, kemudian
keluar tangkai, keluar bulir, kemudian ada isi. Sesudah itu disabit, sesudah
disabit ditampi, dipisahkan dari gandum dan sekam. Setelah itu dikuliti,
dikupas, baru digiling sampai halus, dibuat adonan jadilah roti, dibakar untuk
dimakan.
Kita
berdoa supaya betul-betul hidup kita mengalami proses perobekan daging sehingga
Roh Kudus dicurahkan dengan limpahnya kepada kita maka kita bisa menghasilkan
buah-buah Roh Kudus.
Galatia
5:22-23
5:22
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan,
5:23
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Buah-buah
Roh Kudus adalah gambar Allah Tritunggal atau tabiat Allah Tritunggal.
Kasih,
sukacita, damai sejahtera, itu gambar atau tabiat Allah Bapa.
Kesabaran,
kemurahan, kebaikan, itu gambar atau tabiat
Yesus Anak Allah.
Kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaaan diri, itu gambar atau tabiat Allah Roh Kudus.
Kita
periksa sudah ada pada kita atau belum. Memang sekarang belum matang, kalau
sudah matang berarti kita sudah sempurna. Sekarang minimal sudah ada buah itu
muncul, sekalipun belum matang tetapi sedang dalam proses pematangan. Paling
tidak poin yang terakhir ini, penguasaan diri! Saya sebagai hamba Tuhan harus
bisa menguasai diri. Menghadapi segala situasi dan kondisi harus bisa menguasai
diri. Saat diberkati bisa menguasai diri, tidak terlena, tidak menyalahgunakan
berkat. Saat dalam kesulitan dan kesusahan bisa menguasai diri, tidak
bersungut-sungut, tidak mempersalahkan orang lain, tidak mempermalukan Tuhan
lewat berbuat dosa.
Kita
lihat pada cermin Firman, gambar kita mulai
berkurang sampai tidak ada, gambar Yesus yang nyata. Gambar kita ini tidak laku di Sorga, jelek, terlalu
banyak dosa, terlalu banyak kekurangannya. Tetapi kalau gambar Allah masuk,
kita bercermin, mulai hilang gambar kedagingan kita. Gambar Allah mulai nyata
sampai nanti sungguh-sungguh nyata. Waktu Yesus datang kita bisa memandang Dia
muka dengan muka, sudah segambar dengan Dia.
Gambar
Allah mulai nyata dalam kita, semakin nyata sampai akhirnya sempurna, maka ada
hasilnya:
a) Kejadian
1:26
1:26
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."
Manusia yang diciptakan segambar dengan Allah itu
berkuasa atas burung-burung di udara, atas ikan di laut, atas binatang merayap
di bumi, itu semua menunjuk setan tritunggal. Jadi hasil yang pertama ada kuasa
kemenangan atas setan tritunggal sumbernya masalah, sumbernya air mata,
sumbernya kegagalan, sumbernya dosa. Gambar Allah semakin nyata, kita menang.
Mulai terasa itu kemenangan demi kemenangan itu kita raih. Semakin nyata gambar
Allah, semakin kuat kita sehingga kita menang. Sampai full 100% gambar Allah pada
kita, kemenangan yang terakhir kita raih duduk setakhta dengan Yesus di
Yerusalem Baru.
b) Kejadian
1:31
1:31
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Tuhan menjadikan semua baik sampai sungguh amat
baik. Kapan sungguh amat baik? Ketika kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Bawa hidup kita bangsa kafir seperti orang Yunani
yang mau bertemu Yesus. Kita juga ada kerinduan saya mau bertemu dengan Yesus.
Caranya bagaimana? Ikuti jejak kematian dan kebangkitan Yesus, hasilkan
buah-buah kerajaan sorga. Yaitu lewat proses biji gandum harus jatuh ke dalam
tanah, merendahkan diri dan rela direndahkan. Biji gandum harus mati, robek
daging, matikan suara-suara daging lewat pedang Firman pengajaran dan lewat doa
penyembahan, doa puasa, doa semalaman, lewat percikan darah, sehingga hidup
Yesus semakin nyata, gambar Allah semakin nyata di dalam kita. Ada kemenangan
demi kemenangan, semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, sempurna, kita
masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar