Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Dalam kitab Imamat
pasal 26 ada 5 kutukan bagi orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.
1. Imamat 26:16,25
Penyakit
2. Imamat
26:17,25,33,36-39 Pedang atau perang
3. Imamat
26:19-20,26,29 Kelaparan
4. Imamat 26:22
Binatang liar atau buas
5. Imamat 26:30-32
Ibadahnya dihancurkan
Kita bahas poin
kelima
Imamat 26:30-32
26:30 Dan bukit-bukit pengorbananmu akan Kupunahkan,
dan segala pedupaanmu akan Kulenyapkan. Aku akan melemparkan bangkai-bangkaimu
ke atas bangkai-bangkai berhalamu dan hati-Ku akan muak melihat kamu.
26:31 Kota-kotamu akan Kubuat menjadi reruntuhan dan
tempat-tempat kudusmu akan Kurusakkan dan Aku tidak mau lagi menghirup bau
persembahanmu yang menyenangkan.
26:32 Aku sendiri akan merusakkan negeri itu, sehingga
musuhmu yang tinggal di situ akan tercengang karenanya.
Ini ibadahnya dihancurkan, bukit-bukit
pengorbanan, mezbah-mezbahnya, pedupaannya, semua dihancurkan oleh Tuhan.
Berarti rohaninya sudah hancur, sudah rusak. Dan berdampak pada kehidupan yang
jasmani juga hancur atau rusak. Hal ini membuat orang lain tercengang
melihatnya. Dulu dia beribadah, dia melayani, kenapa begini hidupnya sekarang
hancur-hancuran, rohaninya sudah hancur
dan jasmaninya juga hancur.
Kehancuran rohani Israel sampai membuat Tuhan
muak melihat mereka. Ini betul-betul sudah sangat hancur keadaan rohaninya.
Berarti tinggal menunggu penghukuman Tuhan. Ibadah orang Israel adalah ibadah
yang mati di hadapan Tuhan, sebab dikaitkan dengan berhala. Apa yang ditulis
dalam kitab Imamat ini merupakan ancaman Tuhan sekaligus peringatan keras dari
Tuhan bagi bangsa Israel sebelum masuk tanah Kanaan. Begitu masuk tanah Kanaan
seharusnya mereka sudah tahu ancaman ini, tetapi mereka tidak menghiraukan peringatan
Tuhan yang keras ini. Mereka justru membuat bukit-bukit pengorbanan, mereka
mendirikan tugu berhala, mereka mempersembahkan korban kepada Ilah lain,
sehingga sekali lagi Tuhan mengancam, Tuhan akan menghukum. Dan akhirnya memang
itu diwujudkan, hukuman Tuhan dijatuhkan atas bangsa Israel bagaimana Tuhan
menghukum bangsa Israel, membuat kota-kota mereka menjadi sunyi sepi karena
mereka diangkut dibuang ke Babel.
Yehezkiel 6:1-7
6:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku:
6:2 "Hai anak manusia, tujukanlah mukamu ke
gunung-gunung Israel dan bernubuatlah melawan mereka!
6:3 Katakanlah: Hai gunung-gunung Israel, dengarkanlah
firman Tuhan ALLAH! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada gunung-gunung dan
bukit-bukit, kepada alur-alur sungai dan lembah-lembah: Sungguh, Aku akan
mendatangkan perang atasmu dan Aku akan membinasakan bukit-bukit pengorbananmu.
6:4 Mezbah-mezbahmu akan menjadi sunyi sepi dan
pedupaan-pedupaanmu akan dirusak; dan Aku akan merebahkan orang-orangmu yang
terbunuh di hadapan berhala-berhalamu.
6:5 Aku akan mencampakkan mayat-mayat orang Israel di
hadapan berhala-berhala mereka dan menghamburkan tulang-tulangmu keliling
mezbah-mezbahmu.
6:6 Di mana saja kamu diam, kota-kotamu akan menjadi
reruntuhan dan bukit-bukit pengorbananmu akan menjadi sunyi sepi, supaya
mezbah-mezbahmu dihancurkan dan ditinggalkan sunyi sepi, berhala-berhalamu
diremukkan dan ditiadakan, pedupaan-pedupaanmu diluluhkan dan buatan-buatan
tanganmu dihapuskan.
6:7 Dan orang-orangmu yang terbunuh akan berebahan di
tengah-tengahmu dan kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.
Ini awasan Tuhan bagi kita. Kalau Tuhan sudah
memperingatkan kita, biarlah kita taat dengar-dengaran, jangan kita lakukan apa
yang Tuhan larang! Sekarang peringatan Tuhan yang keras kita dengar dalam
pembukaan rahasia Firman.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Kalau kita keras hati, tidak menghiraukan
Firman Tuhan, maka sekalipun beribadah, kelihatan giat melayani, semuanya
adalah ibadah yang mati! Ibadah yang tidak diterima oleh Tuhan. Sehingga
semuanya akan hancur atau rusak, jasmani dan rohani bisa hancur dan rusak
semuanya.
Praktek ibadah yang mati ada bukit
pengorbanan. Dulu bukit pengorbanan ini adalah tempat terbuka di tempat tinggi
untuk mempersembahkan korban kepada ilah lain, tetapi terkadang juga untuk
Tuhan. Jadi kabur, tidak jelas, untuk siapa sebenarnya bukit pengorbanan itu.
Kita lihat dari orang yang sama, dari bukit pengorbanan dia persembahkan untuk
Tuhan dan juga untuk ilah lain.
I Raja-raja 11:7-8
11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit
pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di
sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.
11:8 Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya,
orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan
kepada allah-allah mereka.
Di sini dia mempersembahkan korban untuk Tuhan di bukit-bukit
pengorbanan.
I Raja-raja 3:2-4
3:2 Hanya, bangsa itu masih mempersembahkan korban di
bukit-bukit pengorbanan, sebab belum ada didirikan rumah untuk nama TUHAN
sampai pada waktu itu.
3:3 Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN
dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya; hanya, ia masih
mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit pengorbanan.
3:4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk
mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar;
seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu.
Bukit pengorbanan dipakai untuk Tuhan tetapi
juga untuk ilah lain, jadi tidak jelas. Bagi kita ini artinya beribadah tetapi
tidak mengenal Yesus dengan jelas. Kenapa bisa?
Efesus 1:17
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat
dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Kita bisa mengenal Yesus dengan jelas lewat
hikmat dan wahyu = pembukaan rahasia Firman. Jadi kenapa sudah beribadah tetapi
tidak mengenal Yesus? Karena tidak ada pembukaan rahasia Firman, ibadahnya
ibadah yang kering. Siapa penyebabnya? Mulai dari kami gembala, tidak ada
pergumulan untuk mendapat pembukaan rahasia Firman. Ini koreksi Tuhan,
menggelar ibadah kalau tanpa pembukaan Firman, ibadah yang kering, ibadah yang
mati. Sementara jemaat merindu supaya ada pembukaan rahasia Firman tetapi
gembala tidak bergumul. Atau sebaliknya, gembala sudah bergumul dan Tuhan sudah
bukakan rahasia Firman, tetapi sidang jemaat tidak menghiraukan maka ibadah jemaat
itu ibadah yang mati, kering. Ada pengorbanan-pengorbanan tetapi tidak berkenan
kepada Tuhan. Bagaikan membawa persembahan di bukit pengorbanan tetapi kepada
ilah lain.
Sikap kita terhadap pembukaan Firman harus
seperti sikap Yohanes. Ini sikap yang seharusnya terhadap pembukaan rahasia
Firman.
Wahyu 5:3-5
5:3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena
tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu
ataupun melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku:
"Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas
Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka
ketujuh meterainya."
Sikap yang benar adalah menangis dengan amat
sedih. Artinya ada pergumulan sungguh-sungguh supaya ada pembukaan rahasia
Firman. Mulai dari gembala dan juga sidang jemaat. Dan bergumul untuk bisa
menikmatinya. Sudah ada pembukaan rahasia Firman, tetapi seringkali ada
gangguan-gangguan saat kita mendengarkan Firman. Kita harus bergumul, jangan
malah berkata Tuhan yang tahu saya terganggu. Harus ada perjuangan untuk kita
tidak terganggu, supaya kita bisa menikmati pembukaan rahasia Firman.
Apa buktinya kita ini sudah menikmati
pembukaan rahasia Firman?
Efesus 1:17
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat
dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Buktinya pengenalan kita kepada Yesus semakin
meningkat. Rahasia Firman itu mengungkap apa isi hati Tuhan, apa kehendak
Tuhan, apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita. Semakin dibuka rahasia
Firman, semakin kita mengenal Yesus, meningkat pengenalan kita akan Yesus.
Kita pelajari peningkatan pengenalan kepada
Yesus, sudah sejauh mana pengenalan kita.
Amsal 30:18-19
30:18 Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada
empat hal yang tidak kumengerti:
30:19 jalan rajawali di udara, jalan ular di atas
cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan
seorang gadis.
Di sini kita pelajari pengenalan kepada Yesus
yang semakin meningkat.
1.
Jalan
ular di atas cadas, artinya kita mengenal Yesus sebagai manusia sengsara.
Bilangan
21:7-9
21:7
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah
berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada
TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa
berdoa untuk bangsa itu.
21:8
Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu
pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan
tetap hidup."
21:9
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika
seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia
hidup.
Waktu
itu bangsa Israel bersungut-sungut karena bosan terhadap manna. Manna itu roti
malaikat, sekarang menunjuk Firman penggembalaan. Akhirnya Tuhan suruh
ular-ular tedung memagut mereka. Mereka bisa hidup kalau melihat ular tembaga
yang didirikan Musa di atas tiang.
Yohanes
3:14-16
3:14
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak
Manusia harus ditinggikan,
3:15
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jadi
ular tembaga yang didirikan oleh Musa di atas sebuah tiang menunjukan pribadi
Yesus sebagai manusia sengsara, rela mati di kayu salib untuk menebus manusia
berdosa sehingga manusia berdosa bisa hidup. Seharusnya upah dosa adalah maut
kebinasaan, tetapi lewat Korban Kristus manusia berdosa bisa hidup bahkan
beroleh hidup kekal asal mau percaya kepada Yesus.
Manusia
berdosa itu hatinya keras dan sombong seperti batu cadas sehingga sulit untuk
menerima Firman Tuhan. Tetapi Korban Kristus sanggup menghancurkan kekerasan
hati manusia. Kalau kita periksa hati kita masing-masing, ketika berbuat dosa,
sudah menikmati berbuat dosa, Firman datang hatinya malah keras tidak mau mengaku.
Dan sombong, malah melawan.
Praktek
hati yang keras dan sombong:
a) Seperti Adam dan Hawa yang sudah diperdaya
oleh ular tetapi tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain,
menyalahkan Tuhan, bahkan menyalahkan setan. Setelah jatuh dalam dosa mereka
takut dan bersembunyi karena telanjang, Tuhan bertanya ‘siapa yang
memberitahukan bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah yang telah
Kularang untuk kau makan?’ seharusnya
Adam sadar dan mengaku. Tetapi apa yang Adam katakan? Perempuan ini (dia salahkan isterinya) yang Kau
tempatkan di sisiku (dia salahkan Tuhan) dia yang memberikan padaku maka
kumakan. Tuhan tanya kepada Hawa ‘apa yang kau perbuat?’. Hawa tunjuk ular
‘ular ini yang memperdaya aku maka ku makan’. Inilah hati manusia yang keras
dan sombong. Sudah salah, sudah berbuat dosa, bukannya malah mengaku tetapi
salahkan orang lain, salahkan Tuhan, bahkan
salahkan setan.
b) Bilangan 21:5
21:5 Lalu
mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami
keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak
ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Muak terhadap manna. Manna itu roti sorga,
roti malaikat. Wujudnya bagi kita sekarang adalah Firman pengajaran, Firman penggembalaan.
Manna itu tidak ada dapurnya di dunia, langsung dicurahkan dari Sorga. Jadi
pembukaan Firman tidak berasal dari dunia ini tetapi berasal dari Tuhan. Ini
yang tidak disenangi lagi oleh orang Israel, mereka muak terhadap Firman Tuhan.
Ini hati yang keras, karena pertahankan dosanya, salahkan sesama, salahkan
Tuhan, akhirnya dia muak terhadap Firman. Apalagi kalau Firman menunjuk dosanya,
dia marah terhadap Firman Tuhan. Akibatnya dipagut ular tedung, artinya racun
setan masuk di dalam dirinya. Apa itu racun setan? Ajaran-ajaran palsu dan
dosa-dosa masuk, sampai mati rohani.
Sekarang
ada Yesus yang dipaku di kayu salib, Korban Kristus. Kita manusia berdosa
seharusnya mati dan binasa, tetapi ada Korban Kristus sebagai sarana untuk kita
datang mengaku dan menyelesaikan dosa kita supaya kita hidup.
Praktek
mengenal Yesus sebagai manusia sengsara:
a) Mau merendahkan diri dan melembutkan hati
untuk:
1)
Bisa
menerima Firman sekeras apapun sehingga kita bisa menyadari dosa kita. Kadangkala
kita tidak tahu apa yang kita buat itu ternyata dosa. Dosa itu dinyatakan oleh
Firman, kita bisa menerima, kita menyadari dan menyesali dosa kita serta
mengakuinya kepada Tuhan dan kepada sesama. Ini sama dengan memandang ular
tembaga = memandang Korban Kristus Yesus, maka kita diampuni, kita dibenarkan,
kita hidup. Rohani kita hidup, jasmani juga pasti hidup.
Roma
3:23-24
3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus.
Kalau
saya renungkan hidup saya masa lampau, orang yang berdosa, sebenarnya tidak
layak untuk melayani Tuhan. Tetapi oleh Korban Kristus dibenarkan dengan cuma-cuma, bisa hidup, bahkan dilayakkan untuk melayani Tuhan. Sebenarnya tidak
ada satupun di antara kita yang layak melayani Tuhan. Semua kita manusia
berdosa, tidak terkecuali! Mau rohaniawan, dia berbuat dosa. Kita telanjang,
malu, takut dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Tetapi oleh Korban Kristus kita
dibenarkan.
Kalau
Firman datang kepada kita menunjuk salah dan dosa kita, mari kita merendahkan
diri, kita melembutkan hati untuk menerimanya. Jangan marah, jangan malah
berprasangka buruk ‘siapa yang lapor sama pak gembala apa yang saya perbuat?’. Seperti
saya dulu, dengan terpaksa saya dibawa ke Malang. Sampai di sana saya dengar
Firman semua kena saya terus, saya mulai curiga kenapa papa lapor kelakuan saya, padahal tidak ada, beliau tidak pernah
lapor. Syukur kepada Tuhan mau melembutkan hati menerima Firman. Waktu itu saya
tidak mau lagi berlama-lama menyembunyikan dosa, langsung segera saya akui.
Firman datang dengan keras, anak hamba Tuhan kalau mendukung pelayanan orang
tuanya berkatnya double, tetapi kalau dia menjadi sandungan bagi pelayanan
orang tuanya kutuknya double seperti Hofni dan Pinehas. Saya ketakutan dan
minta ampun kepada Tuhan. Saya menelpon orang tua, mengaku, diselesaikan semua
dan didoakan. Dari situ rohani saya mulai bertumbuh, rohani mulai hidup, mulai
sungguh-sungguh melayani Tuhan, mulai ada rasa takut akan Tuhan, sampai Tuhan
panggil menjadi hamba Tuhan sepenuh.
2)
Untuk
tergembala dengan benar dan baik. Tergembala itu sikap merendahkan hati dan
melembut. Kalau tidak merendahkan hati dan melembut tidak bisa tergembala.
I
Petrus 5:5-6 (Perikop: gembalakanlah kawanan domba Allah)
5:5
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang
tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab:
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati."
5:6
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
ditinggikan-Nya pada waktunya.
Selama
masih meninggikan diri, masih keras hati, tidak bisa tergembala. Biar dipaksa, sulit
untuk tergembala. Domba itu masuk dalam kandang lewat di bawah tongkat gembala.
Jadi serendah-rendahnya di kasih turun tongkat itu, tetap domba lewat
dibawahnya, dia tidak melompati tongkat, itulah orang tergembala. Mari kita
bawa hidup kita tergembala dengan benar dan baik. Tergembala sungguh-sungguh,
tergembala dengan mantap sampai menikmati penggembalaan.
Mulai
dari siapa harus tergembala? Mulai dari gembala. Jangan sampai saya mengajak
jemaat untuk tergembala, saya sendiri tidak bisa merendahkan diri, saya sendiri
keras hati. Apa bukti gembala tergembala? Setia memberi makan domba-domba
dengan pembukaan rahasia Firman. Belum tentu waktu Firman diberitakan 100%
meresponi dengan positif. Di situlah dilihat kerendahan hati dan
kelemahlembutan gembala. Ketika ada yang bereaksi daging melawan, bagaimana?
Dihadapi juga dengan kekerasan? Langsung tembak, langsung hantam? Apakah
gembala masih tetap bergumul untuk mencari pembukaan Firman, atau malah
berpikir saya ini dilawan terus, masa bodoh cari pembukaan rahasia Firman.
Jangan! Tetap berupaya bergumul supaya ada pembukaan Firman dan mendoakan
sidang jemaat yang masih ada penolakan daging. Bukan berarti saya sudah lulus, saya
masih terus belajar dalam hal ini.
II
Timotius 2:23-26
2:23
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu
bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24
sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
2:25
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin
Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka
sehingga mereka mengenal kebenaran,
2:26
dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat
Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Jangan
cari-cari soal, ada jemaat yang bereaksi, gembala malah cari-cari soal, jangan!
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, orang yang suka bertengkar tidak
boleh jadi hamba Tuhan. Seringkali gembala sudah tahu mengajar tetapi sabarnya
dan lemah lembutnya masih kurang. Orang yang suka melawan itu berada dalam
jeratnya iblis.
Saya
masih terus belajar. Tadi dalam doa penyembahan saya berdoa kepada Tuhan
‘berilah hikmat yang dulu Tuhan berikan kepada bapak gembala’. Berikan roh
hikmat untuk bisa melayani dan memimpin berapapun jemaat yang Tuhan percayakan.
Kalau sedikit-sedikit jemaat bereaksi daging lalu gembala juga bereaksi daging,
kamu jual saya beli, habis sudah penggembalaan! Masuk 1 keluar 2, masuk 2
keluar 3, minus terus.
Sebagai
gembala saya belajar untuk rendah hati dan lemah lembut, menyampaikan Firman
dengan kesabaran, menegur menasihati dengan sabar.
II
Timotius 4:2
4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.
Ini
untuk saya lebih dahulu. Saya bukan bermaksud untuk menggurui para gembala, saya
juga masih belajar untuk bisa sabar, rendah hati, lemah lembut. Jangan saya
seperti Petrus, sudah punya pedang tetapi potong telinga orang. Akhirnya jemaat
sudah tidak mau dengar Firman, telinganya sudah hilang satu. Kapok dia datang,
nanti datang lagi hilang telinga yang kedua.
Domba
yang tergembala setia untuk makan Firman. Datang ibadah bukan sekedar datang
tetapi untuk makan Firman. Sangat disayangkan gembala sudah bergumul menyiapkan Firman penggembalaan lalu
sidang jemaat tidak punya minat terhadap Firman. Atau jemaat bergumul supaya
bisa menikmati Firman Tuhan, tetapi gembala tidak ada pergumulan untuk mendapat
pembukaan Firman. Jadi harus adil, timbal balik.
II
Korintus 6:11-13
6:11
Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12
Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya
tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
6:13
Maka sekarang, supaya timbal balik — aku berkata seperti kepada anak-anakku —:
Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Biarpun
pergumulannya banyak, pergumulan pribadi banyak, pergumulan keluarga banyak,
tetapi dia masih lipat lutut berdoa untuk sidang jemaat. Itu hati hamba Tuhan
terbuka lebar bagi jemaat.
I Petrus 5:6
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan
Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kalau bisa merendahkan diri menerima Firman
Tuhan maka posisi kita berada di bawah tangan Tuhan Yesus yang kuat. Sehingga kita
akan ditinggikan, diangkat pada waktunya. Mungkin saat ini dalam keadaan
merosot, kita sedang berada di bawah, tetapi kalau kita bisa merendahkan diri,
melembutkan hati, mau menerima Firman dan tergembala maka Tuhan akan angkat dan
meninggikan dari segala kemerosotan. Baik secara jasmani, terutama secara
rohani. Ditinggikan secara rohani artinya dipakai Tuhan untuk memuliakan Tuhan.
Sehingga waktu Yesus datang kita akan diangkat, ditinggikan di awan-awan yang
permai sebagai Mempelai WanitaNya.
Sekeras apapun Firman kita mau menerimanya,
mau menikmati. Seperti perempuan Siro Fenesia, dia mengaku anjing tetapi mau
menjilat remah-remah roti, dia mau menikmati. Remah-remah itu tidak mungkin
membuat dia kenyang, tetapi dia mau makan, tidak ada sisa sedikitpun. Itu sikap
kita terhadap Firman, maka Tuhan akan tolong, Tuhan tinggikan tepat pada
waktunya.
2.
Jalan
kapal di tengah-tengah laut. Artinya mengenal Yesus sebagai hamba. Kapal itu membawa
barang-barang untuk didistribusikan di darat. Yesus sebagai hamba bagaikan
kapal yang membawa berkat-berkat dari sorga kepada kita. Apa itu berkat-berkat
dari sorga?
Efesus
4:7-12
4:7
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut
ukuran pemberian Kristus.
4:8
Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa
tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
4:9
Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian
bumi yang paling bawah?
4:10
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
4:11
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Inilah
berkat dari sorga, jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Kalau kita sudah
menikmati Firman pengajaran, kita dibenarkan, disucikan, kita menjadi kehidupan
yang tergembala, maka pasti Tuhan berikan jabatan dan karunia Roh Kudus kepada
kita. Tuhan tidak mau kita menganggur, Dia rindu supaya kita terlibat di dalam
pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Dikasih jabatan sebagai singer, paduan
suara, pemain musik, gembala dan seterusnya, yang melayani dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Itu yang selalu kita ingat, jabatan dan karunia yang
diberikan kepada kita untuk pembangunan Tubuh Kristus, bukan untuk memecah
belah Tubuh Kristus. Melayani tetapi malah memecah belah, menanamkan kebencian,
jangan! Justru kita diberikan jabatan dan karunia untuk pembangunan Tubuh
Kristus.
Kenapa
sudah melayani tetapi malah menjadi pemecah belah, tercerai berai, bukan
menyatu, apa penyebabnya? Kita belajar dari Yesus sebagai hamba.
Filipi
2:5-8
2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Karena
melayani bukan dengan pikiran dan perasaan Yesus, tetapi dengan pikiran dan
perasaan daging. Makanya terpecah belah!. Kalau semua melayani dengan pikiran dan
perasaan Yesus, berarti dalam dirinya ada pribadi Yesus, hamba Tuhan juga melayani dengan pikiran dan
perasaan Yesus berarti dalam dirinya ada pribadi Yesus, tidak mungkin saya
salah-salahkan dia! Kecuali yang satu Yesus yang lain Barabas. Kalau sudah
sama-sama pikiran dan perasaan Yesus masakan mau saling tuding! Ini yang
menjadi penyebab tercerai berai, sudah ada jabatan dan karunia Tuhan berikan
tetapi tanpa pikiran dan perasaan Yesus. Semoga kita bisa memperbaiki pelayanan
kita. Kalau selama ini melayani dengan pikiran dan perasaan daging, biarlah
dengan Firman Tuhan, kekuatan roh dan kasih Tuhan, semua kita perbaiki, kita
melayani dengan pikiran dan
perasaan Yesus.
Ada
7 pikiran perasaan Yesus, tetapi kita pelajari beberapa saja:
a) Mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak
ada. Selama kita selalu merasa saya ada, saya punya kemampuan, saya bisa, saya
hebat, tidak akan bisa menyatu dalam Tubuh Kristus. Mungkin dia punya gelar,
punya ijazah, punya kekayaan dan
kedudukan. Kosongkan itu semua, saya tidak mampu apa-apa Tuhan, sehingga selalu
mengandalkan Tuhan. Itu mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Apalagi
kalau memang kita sudah tidak ada, kosong, sudah pas melayani dengan
mengandalkan Tuhan, bersandar kepada Tuhan.
Mengosongkan diri itu kalau ibarat gandum,
itu gandum yang sudah dikuliti ditumbuk halus menjadi tepung. Kalau sudah
menjadi tepung bisa menyatu. Tepung dengan tepung bisa menyatu. Kalau masih
gandum dengan gandum mau dipaksakan menyatu tidak bisa, tidak bisa menjadi roti.
Sementara pelayanan kita bagaikan memberi santapan kepada Tuhan. Bagaimana bisa
disantap oleh Tuhan kalau masih gandum dengan gandum, benturan terus. Harus
mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Harus rela dihaluskan
gandumnya, seperti tepung yang dari gandum yang ditumbuk halus, rela
dihaluskan.
b) Taat dengar-dengaran sampai daging tidak
bersuara. Kalau kita bisa taat, hamba Tuhan yang satu taat, yang lain juga taat
pasti bisa menyatu sehingga terciptalah Tubuh Kristus. Coba lihat tubuh kita,
semua tunduk pada kepala. Kepala suruh makan, tangan ambil makanan, tidak gerak
sendiri. Sama seperti negara kita, ada undang-undang dasar, kalau semua tunduk
pada undang-undang yang berlaku terjadilah negara kesatuan republik Indonesia.
Kalau tidak tunduk maka terjadilah pemberontakan. Begitulah Tubuh Kristus, taat
pada Firman Tuhan. Kalau sama-sama taat pada Firman, pasti menyatu.
Pelayan
Tuhan yang bisa mengosongkan diri dan taat pasti bisa menjadi berkat bagi orang
lain. Bagaikan kapal yang membawa perbekalan, membawa barang dagangan, menjadi
berkat bagi orang lain.
Posisi
hamba Tuhan pelayan Tuhan yang taat berada di dalam tangan Yesus Gembala Agung.
Yohanes
10:27-29
10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku,
10:28
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.
10:29
Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan
seorang
pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Hasil
kalau berada di dalam tangan Yesus Gembala Agung:
a) Ada jaminan pemeliharaan hidup. Hidup kekal
saja Tuhan berikan, masa cuma hidup sehari-hari Tuhan tidak berikan. Kaum muda
jangan takut, masa depan pasti Tuhan berikan! Pengalaman kami diutus melayani
di Tonusu, kalau gembala hidup dari jemaat, kami tidak hidup! Tinggal di rumah
yang belum ada listrik, belum ada air, belum ada kamar mandi. Tetapi Tuhan
pelihara.
Sudah menjadi gembala melayani
di sana dan membantu pelayanan di sini masih juga dimarah! Yah dididik dengan
keras! Kalau kami disuplai terus, tidak akan jadi hamba Tuhan. Semoga ini
pengalaman yang membuat bisa bertahan sampai sekarang, didikan yang keras itu
membekas supaya menjadi hamba Tuhan yang kuat, bukan hamba Tuhan yang lemah.
b) Tidak ada yang bisa merebut dari tangan Bapa,
artinya ada jaminan perlindungan dari setan, antikristus tidak bisa menjamah
kehidupan kita.
3.
Jalan
rajawali di udara = mengenal Yesus
sebagai Raja. Yesus sebagai Raja memberi kekuatan kepada kita untuk menanti kedatanganNya
kedua kali.
Yesaya
40:29-31
40:29
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada
berdaya.
40:30
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
40:31
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari
dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yesus
sebagai Raja memberi kekuatan kepada kita yang rendah hati, lemah lembut dan
taat untuk bisa menanti kedatangan Yesus kedua kali. Secara jasmani orang
mengatakan pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu. Secara rohani
kita sedang menanti kedatangan Yesus kedua kali, banyak yang bosan, banyak yang
letih lesu. Bahkan tidak sedikit yang gugur dari iman. Banyak yang menjadi
murtad.
Ingat
waktu Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima 2 loh batu dan petunjuk
membangun Tabernakel. Orang Israel di kaki gunung bosan menunggu, lalu
mendaulati Harun ‘Musa ini tidak turun-turun, jangan-jangan dia sudah mati, ayo
buat bagi kami ilah untuk kami sembah’. Banyak yang tidak sabar menanti
kedatangan Yesus. Akhirnya murtad, tinggalkan pengajaran, sudah tidak menyembah
Tuhan lagi tetapi menyembah yang lain.
Biarlah
dalam menanti kedatangan Yesus, kita harus kuat dan teguh hati. Ini mengenal
Yesus sebagai Raja, menjadi pribadi yang kuat dan teguh hati.
Mazmur
27:14
27:14
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Dalam
masa penantian kita sedang disaring, ada yang bertahan, ada yang gugur.
Daniel
11:35
11:35 Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan
jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di
antara mereka, sampai pada akhir zaman; sebab akhir zaman itu belum mencapai
waktu yang telah ditetapkan.
Kita
sementara dimurnikan, ada yang bertahan, ada yang gugur. Siapa yang bertahan?
Orang yang kuat teguh hati. Kekuatan kita dari mana? Dari Yesus sebagai raja.
Biarlah kita mau menjadi pribadi yang kuat teguh hati menanti kedatangan Yesus.
Praktek
kuat teguh hati menanti kedatangan Yesus.
a) Tetap pegang teguh 1 Firman pengajaran yang
benar yang kita terima dari pendahulu yang sudah menjadi pengalaman hidup kita.
Sehingga kita tidak terombang ambing oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu. Biarlah
Firman yang kita dengar, kita praktekan sehingga menjadi pengalaman hidup kita.
Kalau sudah menjadi pengalaman hidup, tidak akan bisa digoyahkan oleh angin
pengajaran palsu. Biar digoda dengan ini dan itu, karena sudah menjadi
pengalaman hidup, kita sudah ditolong Tuhan lewat pengajaran ini, nikah dan
pelayanan kita sudah dipulihkan maka kita tidak mau melirik ajaran yang lain,
ajaran yang palsu.
b) Tetap hidup benar dan suci, tidak mau
dicemarkan oleh dosa sekalipun digoda, dipaksa, bahkan diancam. Bagaikan bunga
bakung yang tumbuh di rawa-rawa tetapi dia tetap putih. Itulah Mempelai Wanita
Tuhan. Bunga bakung itu ada di lembah berduri, tetapi tetap dia putih, tetap
indah. Manusia waktu jatuh dalam dosa, duri dan onak dihasilkan. Jadi duri itu
menunjuk dosa, sengat, sengat maut itulah dosa.
Kidung Agung 2:1-2
2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di
lembah-lembah.
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri,
demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Di mana-mana duri. Buka handphone duri tusuk
di mata, tusuk di otak, terganggu pikirannya, ingat-ingat apa yang dia lihat. Menusuk
telinga, menusuk seluruh hidupnya sampai berbuat dosa. Begitu keluar rumah ada
duri, di dalam kamar sendirian juga ada duri, ada dosa di situ, tetapi kita
tetap bunga bakung yang putih, tidak mau tercemar, tetap bertahan. Kaum muda,
pergaulan sekarang semakin jahat dan najis, jadilah bunga bakung yang dipuji
oleh Tuhan, dipuji oleh Mempelai Pria Sorga, jangan kita tercemar oleh dosa!
c) Tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya tetap melayani.
Matius 24:45-46
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana,
yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan
pada waktunya?
24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Jangan ditinggal-tinggal tugasnya, apapun
pelayanannya. Yang sudah isi formulir, tanggung jawabnya bukan kepada saya
tetapi kepada Tuhan. Berbahagia yang melakukan tugasnya itu ketika Yesus
datang. Tetap setia melakukan tugasnya. Bukan cuma dulu tetapi sampai Tuhan
datang!
Saya mendampingi bapak gembala dalam
pelayanan, saya belajar kebijakan-kebijakan beliau dalam pelayanan. Kalau ada
pelayan-pelayan Tuhan di gereja lamanya melayani terus pindah ke Tentena, tidak
dibiarkan lama-lama menganggur, tetapi diarahkan untuk melayani. Saya terapkan
itu, dulu yang sudah melayani di gereja lamanya setelah pindah di sini tetap
melayani, sampai masuk dalam kerajaan sorga, jangan menganggur! Tetap setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Memang
di masa penantian ini banyak orang Kristen tidak setia, sudah bertunangan
dengan Yesus tetapi tidak setia.
I
Korintus 11:2-4
11:2
Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku
dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
11:3
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari
Kristus ialah Allah.
11:4
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung,
menghina kepalanya.
Masa
pertunangan sudah dekat dengan pernikahan, jaga kesetiaan. Belajar untuk setia
melayani Tuhan sampai garis akhir. Memang yang setia itu hanya sedikit.
Bandingkan ketika Musa naik ke atas gunung Sinai, berapa orang yang tetap
menyembah Tuhan, berapa orang yang menyembah anak lembu emas. Yang tidak
menyembah anak lembu emas tinggal Musa dan Yosua. Yang berada di kaki gunung
semua menyembah anak lembu emas dipimpin oleh Harun! Jadi jangan kita
ikut-ikutan orang yang tidak setia, memang yang setia itu hanya sedikit!
Orang
baik hati banyak, tetapi orang yang setia dalam pelayanan langkah! Kalau kita
bisa setia sampai sekarang ini, sampai garis akhir, itu hanya kasih karunia
Tuhan.
Amsal
20:6
20:6
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah
menemukannya?
Kalau
kita kuat teguh hati, kita berada bersama dengan Tuhan, dipakai dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Posisi kita di mana? Juga di dalam tangan Tuhan yang
kuat!
I
Tawarikh 28:20
28:20
Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah
hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab
TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan
meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah
selesai.
II
Tawarikh 32:7-8
32:7
"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap
raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita
lebih banyak dari pada yang menyertai dia.
32:8
Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah
TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." Oleh
kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.
Kalau
kita kuat teguh hati, kita berada di dalam tangan Tuhan yang kuat. Yang
menyertai kita sampai pembangunan Tubuh Kristus selesai. Memang dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus, tantangannya ada banyak, kita bagaikan menghadapi
suatu peperangan, kita menghadapi tantangan-tantangan yang luar biasa. Tetapi
tangan Tuhan yang kuat yang berperang ganti kita menyelesaikan semuanya bagi
kita.
Kita
pelajari kitab Kisah Para Rasul luar biasa tantangan yang dihadapi oleh Petrus,
oleh Paulus, tetapi tangan Tuhan selalu menyertai. Semakin dihalang-halangi
semakin bertambah pengikut Kristus. Semakin luar biasa tantangan yang kita
hadapi, Tuhan akan semakin pertambahkan kuantitas dan kualitas kita. Jangan
takut, tangan Tuhan yang kuat menyertai kita, bahkan Tuhan menjadikan semua
baik.
I
Tawarikh 19:13
19:13 Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan
hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan
yang baik di mata-Nya."
Tuhan
melakukan yang baik di mata Tuhan, bukan di mata kita. Kadangkala kita melihat
apa yang Tuhan buat itu tidak baik, koq begini, koq begitu. Padahal itu baik di
mata Tuhan. Di sinilah pentingnya kuat dan teguh hati.
4.
Jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis. Artinya mengenal Yesus sebagai Mempelai
Pria Sorga. Gadis ini menunjuk gereja Tuhan, mempelai wanita Tuhan. Laki-laki
itu menunjuk Yesus Mempelai Pria Sorga yang mengasihi kita. Yesus begitu
mengasihi kita mempelai wanitaNya, sampai Yesus menyerahkan nyawaNya bagi kita.
Efesus
5:25
5:25
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya
Yesus
memberikan nyawaNya bagi kita, wujudnya sekarang adalah perjamuan suci, itu
wujud kasih mempelai. Praktek kita mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga
adalah memiliki hati yang berisi kasih mempelai. Bukti hati memiliki kasih
mempelai:
a) Sakit asmara kepada Yesus = mengasihi Tuhan
lebih dari segala sesuatu. Bagaimana dalam pelayanan kita menjelang kedatangan
Yesus, sakit asmara atau mau melirik laki-laki yang lain, Yesus yang lain,
injil yang lain, roh yang lain. Kita mengasihi Yesus lebih dari segala-galanya
yang diwujudkan dengan mengutamakan perkara-perkara rohani lebih dari
perkara-perkara yang jasmani.
Kidung Agung 2:2-5
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri,
demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
2:3 — Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di
hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku
ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.
2:4 Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya
di atasku adalah cinta.
2:5 Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah
aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.
Kalau istilah kaum muda lagi kasmaran, kalau
sekarang hari-hari video call. Kalau dulu surat-suratan. Rasanya tidak bisa
kalau tidak mendengar suara kekasihnya, tidak membaca tulisan kekasihnya.
Begitu juga kita dengan Tuhan, mengutamakan perkara rohani lebih dari
segala-galanya. Selalu rindu untuk datang kepada Tuhan dalam ibadah pelayanan,
melayani Tuhan dengan kasih yang sungguh-sungguh.
Kidung Agung 2:6-7
2:6 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan
kanannya memeluk aku.
2:7 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi
kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan
dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
Kidung Agung 2:7 (Terjemahan Lama)
2:7 Bahwa aku menyumpahi kamu, hai segala puteri
Yeruzalem! demi kijang dan rusa betina di padang, jangan kamu menyadarkan dan
jangan kamu menjagakan birahi itu dahulu dari pada dikehendakinya!
Sakit asmara sampai birahi kepada Yesus. Itu
betul-betul kasih mempelai kepada Tuhan, sedetikpun tidak mau pisah dari Tuhan,
sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan.
Kalau bisa mengasihi Tuhan pasti bisa
mengasihi sesama, itu kasih mempelai. Jika mengatakan mengasihi Tuhan tetapi
membenci sesama, itu adalah pendusta. Kita bisa mengasihi sesama sampai
mengasihi musuh, mengasihi orang yang memusuhi kita.
I Yohanes 4:20-21
4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi
Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia:
Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Biar kita dimusuhi, kita tetap mengasihi. Itu
hati yang berisi kasih mempelai. Kalau hati kita sudah berisi kasih mempelai, kasih
mempelai ini yang sanggup mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia
rohani sampai kita bisa sempurna seperti Yesus. Kita menjadi Mempelai
WanitaNya, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Zefanya 3:16-18
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem:
"Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan
yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia
membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan
sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku
akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak
lagi menanggung cela.
Hari pertemuan raya itulah pesta nikah Anak
Domba Allah. Kasih Allah membaharui kita, mengubahkan dari manusia daging yang
bertabiat daging menjadi manusia rohani yang bertabiat rohani. Kalau hati kita
berisi kasih mempelai, semakin dalam kita mengenal Yesus semakin dibaharui,
terus dibaharui, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Kalau kita mengasihi Tuhan, punya hati yang
berisi kasih mempelai maka kita bukan hanya ada di tangan Tuhan, kita dalam
pelukan tangan kasih Tuhan.
Kidung Agung 8:6
8:6 — Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu,
seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih
seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
Seperti meterai pada hati, seperti meterai
pada lengan, ini posisi dipeluk oleh Tuhan. Kita berada dalam pelukan tangan
kasih Tuhan, pelukan tangan Yesus Mempelai Pria Sorga. Tidak ada seorangpun
yang bisa merebut kita, tidak ada yang bisa menjatuhkan kita, setanpun tidak
bisa menjatuhkan kita, antikristus tidak bisa menjangkau kita. Kita berada
dalam tangan Tuhan, berada dalam tangan kasih Yesus Mempelai Pria Sorga yang
sanggup memelihara, melindungi, berperang ganti kita dan mengubahkan kita
menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna. Di depan ada perjamuan suci, wujud
tangan kasih Tuhan kepada kita sekalian. Kita mau menerimanya, sehingga
sebentar kita kembali sungguh-sungguh kita berada dalam pelukan tangan kasih
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar