Wahyu 14:1-2
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit
bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang
kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu
orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus
ditandai 7 hal:
1.
Bagaikan
desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa
dihalangi oleh apapun.
2.
Bagaikan
deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Bicara deruh guruh sebentar lagi hujan. Ada
hujan Firman pengajaran yang menumbuhkan rohani kita.
3.
Bagaikan
bunyi kecapi (ayat 2c). Ini menunjuk suasana damai sejahtera dan ada penyatuan
terjadi.
4.
Ada
nyanyian baru (ayat 3)
5.
Murni
sama seperti perawan (ayat 4a)
6.
Menjadi
korban sulung bagi Allah (ayat 4b)
7.
Tidak
berdusta = tidak bercela (ayat 5)
Kita membahas poin keempat, ada nyanyian
baru. Namanya nyanyian, naik turun nadanya. Itu menunjukan pengalaman kematian
dan kebangkitan bersama dengan Yesus. Nyanyian baru ini hanya bisa dipelajari
oleh 144.000 yang bersama dengan Yesus. Ini orang Israel asli dari 12 suku,
minus suka Dan, diganti dengan suku Manasye.
Wahyu 7:6-8
7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali
dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi
dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf
dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
Hanya 144.000 yang bisa mempelajari nyanyian
baru. Mereka ini inti dari Mempelai Wanita Tuhan, dari bangsa kafir
kelengkapannya. Dalam Wahyu pasal pasal 7, setelah 144.000 banyak orang
memegang daun-daun palem, itu kelengkapan dari kita bangsa kafir. Nyanyian baru
itu hanya bisa dipelajari oleh mereka yang bersama dengan Yesus, artinya
pengalaman kematian dan kebangkitan merupakan pengalaman pribadi bersama dengan
Yesus. Tidak bisa ditiru oleh orang lain, tidak akan sama dan juga tidak bisa
dihalangi oleh apapun dan oleh siapapun.
Ayub berkata ‘hanya dari kata orang saja aku
mengenal Engkau’. Dia belum punya pengalaman dengan Tuhan, makanya dia
diizinkan masuk dalam proses sengsara daging, ujian habis-habisan. Dia berkata
sekarang mataku sendiri memandang akan Engkau. Dia akhirnya punya pengalaman
pribadi dengan Tuhan. Kalau tidak ada pengalaman pribadi dengan Tuhan makanya
gampang gugur imannya. Orang bilang Yesus begini begitu, langsung dia gugur
dari iman. Tetapi kalau punya pengalaman pribadi dengan Yesus, biarpun
dibilangi Yesus begini begitu, tidak
akan tergoyahkan imannya.
Tujuan pengalaman kematian dan kebangkitan
bersama dengan Yesus supaya kita mengalami pembaharuan hidup dari manusia
daging menjadi manusia rohani. Jika kita sudah mengalami pembaharuan hidup,
kita tidak akan bosan dalam
mengikut Tuhan, selalu bergemar. Seperti suatu nyanyian, kalau nadanya naik
turun bagus, tidak akan bosan dinyanyikan, tidak bosan didengar. Tidak akan
pernah bosan ikut Tuhan, tidak pernah kecewa, tidak akan pernah putus asa,
selalu ada nyanyian sukacita di dalam hati. Itulah pengalaman kematian dan
kebangkitan bersama Yesus.
Kalau kita mendengar teladan pengalaman
kematian bapak gembala ketika masuk melayani di Tentena, kami sendiri juga
masih ikut mengalami bagaimana pengalaman kematian itu. Pergi ke sekolah TK
bawa nasi minyak angus, sementara yang lain bawa yang enak-enak. Tetapi Tuhan
permuliakan, sekalipun gizi tidak terlalu mencukupi dibandingkan teman-teman,
tetapi dari kelas 1 sampai 6 tetap peringkat. Tetapi pengalaman sepatu kadang
sudah mulut buaya, mau beli sepatu mana uangnya. Beli buku yang tipis-tipis,
tasnya yang sederhana, tetapi Tuhan tolong semuanya. Apalagi ketika beliau
menghadapi tantangan-tantangan, tetapi ada nyanyian sukacita, tidak pernah
meninggalkan pelayanan sampai garis akhir. Itu yang harus saya teladani sebagai
anak kandung dan sebagai anak rohani.
Jadi pengikutan kita kepada Tuhan adalah
pengikutan yang ditandai keubahan hidup. Seberapa lama kita mengikut Tuhan,
sudah harus ada tanda-tanda keubahan hidup. Biarlah ada keubahan hidup, sebab
kalau tidak berubah Alkitab katakan manusia daging tidak mendapat bagian dalam
kerajaan Sorga, tidak
bisa masuk Yerusalem Baru.
I Korintus 15:50-51
15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan
kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu
rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
Ada 3 macam pembaharuan ditinjau dari
Tabernakel:
1.
Pembaharuan
lewat baptisan air (bejana pembasuhan). Jangan puas baru sampai di sini, ini
masih halaman. Kita harus berubah untuk sampai di ruangan maha suci.
2.
Pembaharuan
lewat doa penyembahan (mezbah dupa emas), ruangan suci.
3.
Pembaharuan
lewat percikan darah (7 percikan darah di depan tabut perjanjian), ruangan
maha suci. Sengsara daging tanpa
dosa bersama Yesus, karena kebenaran.
Ini yang harus kita alami, sudah sampai tahap
mana kita? Lewat baptisan air saja belum berubah, bagaimana mau tembus ruangan
maha suci. Dari sini kita melihat sudah sejauh mana tingkatan rohani kita.
Kalau masih di halaman, halaman itu diserahkan kepada antikristus untuk
diinjak-injak, sebab itu harus terjadi peningkatan pembaharuan. Kita pelajari poin
pertama, pembaharuan lewat baptisan air.
I Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada
waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar
waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan
orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya,
yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Lewat baptisan air yang benar, kita mengalami
pembaharuan hati nurani. Hati ini dasarnya, kalau hati sudah dibaharui, yang
lain akan dibaharui. Waktu Musa mau mendirikan Tabernakel, Tuhan berfirman
kepada Musa pungutlah persembahan dari orang-orang yang terdorong hatinya,
pembangunan Tabernakel dasarnya hati yang baik. Lalu Salomo mau mendirikan Bait
Allah, doa Daud waktu mengumpulkan bahan-bahan pembangunan Tabernakel ‘Tuhan peliharalah
kecenderungan hati umatMu untuk memberi’ semua dari hati. Kemudian sebelum
gereja mula-mula dibangun, 11 murid Yesus harus dilengkapi menjadi 12. Doa
mereka ‘Tuhan Engkau yang melihat hati’. Semua tentang hati.
Sudah sekian tahun kita dibaptis, hati nurani
kita bagaimana? Baik atau tidak baik? Pada zaman Nuh hati manusia cenderung
jahat. Dan apa yang terjadi di zaman Nuh terulang kembali di zaman akhir ini.
Hati manusia cenderung jahat sehingga membuahkan perkataan yang jahat dan
perbuatan jahat, pasangannya najis!
Kejadian 6:5-6
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia
besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata-mata,
6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan
manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Lukas 17:26-27
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh,
demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air
bah dan membinasakan mereka semua.
Dulu sudah hebat, di akhir zaman lebih hebat
lagi. Dulu di zaman Nuh kejahatan dan kenajisan manusia begitu hebat, manusia
makan dan minum, kawin mengawinkan. Di akhir zaman ini lebih hebat lagi, dosa
makan minum dan kawin mengawinkan betul-betul memperbudak manusia, bahkan hamba
Tuhan juga diperbudak oleh dosa makan minum dan kawin mengawinkan ini!
Kejatuhan manusia pertama dalam Kejadian pasal 3 karena dosa makan minum, Hawa melihat buah
itu baik, dia ambil, dia makan. Kejatuhan manusia kedua dalam Kejadian pasal 6 adalah
dosa kawin mengawinkan. Manusia kawin campur, anak Allah melihat anak manusia
cantik-cantik lalu mengambil siapa saja yang disukainya. Kaum muda jangan kawin
campur. Kawin campur ini terang dengan gelap atau tidak 1 keyakinan. Kesatuan
roh dimulai dari satu tubuh, satu tubuh berarti satu kepala, berarti satu
pengajaran. Jadi kalau tidak satu pengajaran itu kawin campur, jangan! Begitu
sudah tergoda dengan yang berbeda keyakinan, yang tidak satu pengajaran, itu
sudah kehilangan tameng, sudah tidak ada pelindungnya, maka mudah sekali
dihancurkan. Usaha iblis untuk mencemari gereja Tuhan sangat besar! Sudah 1
pengajaranpun kalau tidak hati-hati bisa jatuh! Apalagi kalau tidak satu
keyakinan!
Kejadian 6:1-2
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak
jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,
6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak
perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
Anak-anak Allah ini adalah keturunan Adam
dari jalur Set.
Lukas 3:38
3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Anak-anak manusia itu keturunan Adam dari
jalur Kain. Jalur Kain itu disebut jalur yang jahat, Kain berasal dari si jahat.
Dengan tegas Tuhan berfirman lewat rasul Paulus, janganlah kamu menjadi
pasangan yang tidak seimbang.
II Korintus 6:14
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?
Jadi memang daya tariknya begitu kuat. Begitu
sudah tertarik, pelindungnya sudah tidak ada. Akhirnya terjadi kejatuhan ‘kamu
tanggung jawab tetapi ikut keyakinanku!’ akhirnya ditarik ke luar. Jadi kalau
sayang dia, bawalah dulu untuk dengar Firman, untuk sungguh-sungguh dengan
Tuhan.
Hati-hati, daya tariknya sangat kuat. Sangat
besar usaha setan untuk mencemari gereja. Makanya dalam kelahiran pasal 6
lahirlah raksasa-raksasa yaitu
manusia dengan hawa nafsu daging yang kuat, yang besar, yang tidak wajar,
akhirnya ke sana arahnya. Kalau dipaksakan kawin campur yang tidak satu keyakinan, tidak satu pengajaran, itu sedang mengarah pada
kejatuhan. Kalau sudah terjadi, yang jatuh itu akan diangkat oleh Tuhan. Siapa
yang bertugas mengangkat? Hamba Tuhan lewat pembukaan Firman. Ayo
sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan, sungguh-sungguh bertobat, sungguh-sunggu
minta ampun, biar Firman yang menyucikan dan mengubahkan kita.
Kejadian 6:11-12
6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan
penuh dengan kekerasan.
6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak
benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Dosa kawin campur, kawin mawin, Tuhan melihat
manusia hidupnya rusak, manusia merusak dirinya dan merusak nikah. Awal Tuhan
menyediakan nikah, Tuhan menyediakan pasangan yang sepadan. Itu yang sesuai
rencana Tuhan, nikah yang benar itu pasangan yang sepadan. Kalau dalam II
Korintus pasal 6 dikatakan yang seimbang. Kalau tidak sepadan, tidak seimbang, berarti
rusak!
Kejadian 2:18
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia."
Adam diciptakan segambar dengan Allah
Tritunggal, yang sepadan yah manusia yang sepadan dengan Allah Tritunggal. Lewat
Firman pengajaran yang benar kita mau dikembalikan pada gambar Allah. Makanya
pasangannya juga harus sepadan yaitu orang yang mau menerima Firman pengajaran
supaya sama-sama dikembalikan pada gambar Allah, maka nikah itu baik, tidak
rusak.
II Korintus 4:4
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Itu yang sepadan, sama-sama mau dibina oleh
Firman pengajaran yang sehat. Makanya bawa dulu dengar Firman pengajaran. Kita
dibentuk segambar dengan Allah, dia juga dibentuk segambar dengan Allah, itu
sudah pasangan yang sepadan. Nikah itu untuk mendapatkan keturunan Ilahi,
artinya rohaninya berkembang, bertumbuh. Waktu masih lajang rohani bertumbuh.
Begitu kenal seseorang, menjalin hubungan rohaninya malah merosot, masuk nikah
tambah hancur! Bukan seperti itu rencana Tuhan. Nikah yang benar itu sepadan,
sesudah itu begitu masuk dalam nikah menghasilkan keturunan Ilahi, terjadi
pertumbuhan rohani.
Maleakhi 2:15
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging
dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi
jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa
mudanya.
Menikah untuk menghasilkan keturunan Ilahi,
supaya rohani kita bertumbuh. Sebelum menikah setia, setelah menikah tambah
setia, itu yang sesuai rencana Tuhan. Ini soal hati yah. Kaum muda mungkin
merasa ‘saya lagi yang ditembak ini’ tidak ada tembak-tembak! Kalau tersinggung
berarti masih hidup, kalau sudah tidak ada rasa apa-apa berarti sudah mati. Ini
demi nikah kita baik, berkenan kepada Tuhan, ada keturunan Ilahi.
Musa ketemu Zipora di tepi sumur
penggembalaan. Ishak ketemu Ribka di tepi sumur penggembalaan. Yesus dengan
perempuan Samaria juga bertemu di tepi sumur penggembalaan. Di tepi sumur,
jangan di luar.
Dulu di zaman Nuh semua manusia dihukum
dengan air bah. Bayangkan, semua yang sudah dikumpulkan berrtahun-tahun, habis
disapu air bah, bahkan jiwanya melayang. Jadi akibatnya kalau mempertahankan
semua yang rusak-rusak ini, Tuhan hapus semua kebahagiaan kita! Waktu pacaran
seperti dunia ini milik mereka berdua saja, yang lain cuma kos. Begitu menikah
karena paksakan yang tidak sama, yang tidak satu, air bah datang, dihapus semua
kebahagiaan. Apa yang dibayangkan selama ini, nanti masuk nikah akan indah, ternyata
tidak ada terjadi, habis semua disapu air bah. Bahkan segala yang kita miliki
dihabiskan oleh Tuhan. Sampai nanti dihukum dengan api dan belerang. Jangan terjadi
dalam kehidupan kita.
Saya sebagai hamba Tuhan menganjurkan kepada
kaum muda, yang sepadan, jangan jalankan yang rusak. Kalau sudah terlanjur,
yang rusak itu bisa diperbaiki lewat Firman Tuhan. Jangan berpikir kalau begitu
biar saja rusak-rusak, nanti
saya datang diperbaiki. Jangan! Kalau belum terlanjur, masih bisa yang sepadan,
ayo bergumul supaya yang sepadan. Bagaimana supaya bisa dapat yang sepadan? Bagaimana
Adam ketika Hawa diciptakan? tidur! Tidur di sini bukan tidur waktu dengar Firman, tidur waktu sembayang.
Artinya tidur itu menyerah sepenuh kepada Tuhan.
Jadi hati ini menentukan kita dihukum atau
selamat. Kalau dikaitkan dengan nikah hati ini menentukan nikah kita nikah yang
baik, sepadan atau yang rusak. Dulu karena hati Nuh baik maka Nuh sekeluarga
selamat, masuk di dalam bahtera. Hanya 1 bahtera, perahu lain tidak ada yang
selamat! Untuk kita sekarang untuk selamat hanya lewat 1 baptisan air yang
benar. Yang bagaimana baptisan air yang benar?
Matius 3:13-14
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan
kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya:
"Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang
kepadaku?"
Baptisan air yang benar itu seperti Yesus
dibaptis. Baptisan air itu kuburan manusia yang berdosa untuk bangkit dalam
hidup yang baru. Yesus satu-satunya manusia yang tidak berdosa, kenapa harus
dibaptis? Memberi teladan kepada kita baptisan air yang benar. Bagaimana Yesus
dibaptis? Masuk dalam air dan keluar dari dalam air. Sedalam apa airnya?
Sedalam kuburan. Kuburan itu bagaimana? Orang dibaringkan, semua tertutup
tanah. Jadi tidak usahlah berdebat, baptisan yang benar seperti Yesus dibaptis.
Namun sebelumnya ada syaratnya. Orang dikubur itu syaratnya mati terhadap dosa.
Bertobat, itu syarat baptisan air.
Roma 6:2
6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi
dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Dan jangan lupa, dibaptis dalam nama Tuhan
Yesus Kristus. Harus ada meterai nama yang lengkap! Aku baptiskan engkau dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
yaitu Tuhan Yesus Kristus, mati sertaNya dan bangkit sertaNya. Kemudian siapa
yang menangani? Jangan sembarang, harus yang benar tahbisannya. Untuk
pelaksanaan baptisan air, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis, manusia yang besar.
Tuhan pakai hamba Tuhan ini dengan tahbisan yang luar bisa. Kemudian
dilanjutkan dengan Paulus, murid-murid Yesus, Filipus yaitu salah satu orang
yang dipercaya pembagian berkat yang jasmani. Semua yang benar, bukan yang
asal! Karena ini menentukan meterai nama Tuhan ada pada kita atau tidak, hati
nurani kita baik atau tidak.
Kalau yang membaptis tidak jelas tahbisannya,
seperti anak-anak Skewa yang menangani orang yang dirasuk setan, aku sumpahi
engkau demi nama Yesus yang diberitakan Paulus. Dia suruh keluar roh jahatnya.
Orang yang dirasuk setan itu berkata ‘Paulus aku kenal, Yesus aku kenal, kamu
siapa!’ langsung mereka digagahi, dilukai, ditelanjangi. Seperti itulah kalau
kita dibaptis hamba Tuhan yang tidak jelas tahbisannya, begitu keluar, tidak
dikenal oleh Tuhan. Apalagi kalau yang melayani itu hamba Tuhan yang hidup
dalam kenajisan, nanti kenajisannya melekat pada yang dia baptis.
Jadi baptisan air ini menentukan hati kita
baik atau tidak, jadi jangan digampangkan! Hati inilah dasar pembangunan Tubuh
Kristus. Kita yang sudah rusak, diperbaiki, dibaharui menjadi Tubuh Kristus
yang sempurna.
Apa itu hati nurani yang baik?
1.
Keluaran
25:2
25:2
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku
persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu
pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
Hati
nurani yang baik itu hati yang rela memberi, tanpa paksaan, tanpa ancaman,
tanpa pamrih. Sebab sasaran pembangunan Tabernakel rohani yaitu Tubuh Kristus
yang sempurna adalah sampai kita bisa memberi seluruh hidup kita menjadi
Mempelai Wanita Tuhan. Makanya dikatakan Mempelai Wanita Tuhan sedang
mengandung. Itu tanda penyerahan diri isteri kepada suami. Itulah kita, mau
menyerahkan diri kita sepenuh kepada suami kita, Yesus Mempelai Pria Sorga.
Apa
yang harus kita berikan dengan kerelaan hati?
II
Korintus 8:12
8:12
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau
pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang
tidak ada padamu.
Jadi
yang kita beri apa yang ada pada kita yang didorong oleh Firman, mulai dari
harta, tenaga, waktu sampai seluruh hidup kita sebagaimana Yesus memberikan
seluruh hidupnya sampai mati di kayu salib. Jadi tidak ada istilah janji iman,
karena janji iman itu berarti tidak ada padanya! Saya janji iman 1 juta, 5 juta,
10 juta, akan dibayarkan tenggang waktunya
tanggal sekian. Sampai tanggal sekian tidak ada, janji tinggal janji. Alkitab
tidak mengajarkan seperti itu, seharusnya apa yang yang ada pada kita itu yang
kita beri. Dan jangan berhutang untuk pekerjaan Tuhan. Kami dalam membangun
gereja, 1 batang pakupun tidak ada dihutang, tidak ada proposal-proposal.
Betul-betul semua yang ada pada kita, bukan yang tidak ada.
Tuhan
ajarkan untuk kita beriman sungguh-sungguh, apa yang ada pada kita itu yang
kita beri. Janda yang miskin memberi seluruh nafkahnya dan itu Tuhan
perhitungkan. Janda di Sarfat apa yang ada padanya yang dia beri, dia tidak
pinjam tepung pada tetangga, tidak pinjam minyak pada tetangga.
Waktu
membayar pajak, Yesus tidak berkata ‘Petrus pinjam dulu sama itu
perempuan-perempuan kaya’ tidak! Yesus suruh Petrus pancing ikan, buka
mulutnya, ada 2 dirham di dalamnya.
II
Korintus 9:8
9:8
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu
senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
pelbagai kebajikan.
Tuhan
tidak pernah menipu, Tuhan tidak akan pernah memiskinkan kita kalau kita
memberi untuk Tuhan. Jika kita memberi dengan kerelaan hati, Tuhan melimpahkan segala
kasih karunia kepada kita. Untuk apa kasih karunia Tuhan yang melimpah?
a) Memelihara kita secara berkecukupan. Artinya
saat kita butuh Tuhan sediakan.
b) Kasih karunia Tuhan membuat kita
berkelimpahan dalam pelbagai kebajikan. Kita bisa melakukan segala yang baik
dalam hidup kita, sampai nanti kita memiliki pakaian mempelai.
Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)
19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh
menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain
kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."
Jadi,
dengan hati yang rela memberi kita sedang menenun pakaian mempelai, tidak telanjang.
Memberi itu bukan ukurannya kaya atau miskin tetapi hati yang rela dan hati
nurani baik, hasil baptisan air yang benar.
Memberi
itu dimulai dari persembahan khusus, persembahan khusus itu milik Tuhan. Jadi
memberi itu dimulai dari mengembalikan milik Tuhan, digandeng dengan
persembahan khusus.
Maleakhi
3:8
3:8
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus!
Perpuluhan
dan persembahan khusus tidak bisa dipisah. Perpuluhan itu pengakuan bahwa kita
sudah diberkati Tuhan. Yang Tuhan mau itu pengakuannya. Perpuluhan dasarnya
kebenaran. Persembahan khusus adalah ucapan syukur bahwa kita sudah diberkati
oleh Tuhan, dasarnya kerelaan hati.
Jadi
dengan kita mengembalikan milik Tuhan, kita sedang dibangun menjadi Tabernakel
rohani, Tubuh Kristus yang sempurna. Jadi bukan masalah uangnya tetapi sampai
kita terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.
2.
Hati
nurani yang baik itu hati yang damai sejahtera. Kita belajar dari pembangunan
Bait Allah Salomo.
I
Raja-raja 6:7
6:7
Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di
penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas
besi pun selama pembangunan rumah itu.
Jadi
dasar pembangunan Bait Allah adalah hati nurani yang baik yaitu hati yang damai
sejahtera. Tidak ada bunyi perkakas besipun, itu menunjuk suasana damai
sejahtera. Tidak ada bunyi palu, tidak ada bunyi kapak, batunya sudah
disediakan dari penggalian, tinggal disusun di Yerusalem menjadi Bait Allah.
Pengertian
hati damai sejahtera:
a) Roma 8:6
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Hati damai sejahtera itu tidak ada keinginan
daging sehingga kita bisa menuruti kehendak Tuhan. Kalau ingin sesuatu itu tidak
damai! Coba kalau ada keinginan waktu mau natal, pergi ke tetangga lihat kuenya
sudah bertoples-toples, sedangkan di rumah riki tutup toples tidak ada. Sementara
secara ekonomi masih sulit, tetapi karena ada keinginan akhirnya pulang rumah
sudah murung-murung, sudah marah-marah suami. Seperti itu kalau ada keinginan,
tidak damai sejahtera. Natal itu bukan nanti makan kukis baru natal itu ada
nilai rohaninya. Sudah Tuhan berkati kendaraan, lihat tetangga motornya baru,
dia ingin lagi. Akhirnya tidak damai sejahtera.
Hati damai itu tidak ada keinginan daging
sehingga hanya menuruti kehendak Tuhan. Jadi hati damai sejahtera = hati taat
pada Firman.
b) Filipi 4:6-7
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,
akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Hati damai itu tidak ada kekuatiran sehingga
bisa berdoa menyembah Tuhan. Selama masih kuatir, sulit untuk menaikan doa
penyembahan. Jadi hati damai = hati yang menyembah. Ayo dibuang semua
kekuatiran sehingga hati damai, bisa menyembah Tuhan.
c) Tidak ada kepahitan hati, iri, benci, dendam
= hati yang sejuk. Kita mau dibangun menjadi Tubuh Kristus, dalam rumah tangga,
datanglah hati yang sejuk. Yang besar masalahnya jadi kecil, yang kecil
ditiadakan supaya sejuk. Jangan yang kecil jadi besar, yang tidak ada malah
jadi ada. Betapa indah kalau melayani dengan hati taat, hati menyembah, hati
yang sejuk, maka dalam pelayanan kita tidak akan pernah bosan, terus melayani
sampai garis akhir.
3.
Yohanes
2:19-21
2:19
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku
akan mendirikannya kembali."
2:20
Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang
mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21
Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Rombak
Bait Allah ini dan dibangun kembali dalam 3 hari menunjukan Korban Kristus,
kemurahan Tuhan bagi kita. Yesus rela mati menunjukan kelembutan hati Tuhan
untuk mengampuni dosa-dosa kita manusia. Jadi hati nurani yang baik adalah hati
nurani yang lembut, hati yang bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain.
Pasangannya rendah hati, yaitu hati yang bisa mengaku dosa kepada Tuhan dan
sesama.
Di
sini Yesus katakan rombak Bait Allah ini, dalam 3 hari Aku akan membangunnya.
Lalu mereka tantang ‘Bait Allah ini dibangun dalam 46 tahun!’ 46 tahun Ini
menunjuk suasana Taurat. 4+6= 10 menunjuk hukum Taurat. Kalau masih
mempertahankan suasana Taurat, tidak akan memiliki hati yang lembut.
Kadangkala dalam gereja diisi dengan suasana Taurat. Apa itu ibadah suasana
Taurat?
a) Ibadah hanya kebiasaan.
b) Terlalu banyak aturan yang tidak bisa dilakukan
sendiri. Pdt. Pong Dongalemba membuat AD/ART organisasi kita dalam semalam.
Sederhana aturannya, tidak bertele-tele. Akhirnya sekarang dirombak, diperbanyak
dibuat ini dan itu, membingungkan. Terlalu banyak aturan yang memaksa, harus
begini, harus begitu. Kita ini sudah ada dalam suasana kemurahan, yang mengatur
kita adalah Firman. Dan di zaman kemurahan ini Tuhan tidak pernah memaksa.
Ingat Lazarus, waktu dia bangkit Tuhan katakan buka semua tali pengikatnya,
biarkan dia pergi. Tidak dipaksa suruh dia ikut saya! Sekarang ini dalam gereja
terlalu banyak aturan yang memaksa, yang hamba Tuhan sendiri tidak bisa
lakukan! Itulah suasana Taurat.
c) Kalau salah langsung dihukum. Mata ganti
mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa. Yang salah langsung dihukum, pecat
memecat dalam gereja. Apakah Yesus tidak tahu Yudas itu pencuri! Apakah Yesus tidak tahu bagaimana hatinya
Yudas? Tetapi pernah baca dalam Alkitab Yesus memecat Yudas? Tidak ada! Itulah
suasana kemurahan, bukan pecat memecat. Diberi kesempatan, kalau dia tidak mau
bertobat, dia memecat dirinya sendiri, dia yang hancur sendiri! Tetapi jangan
dijadikan murahan. Sekarang dalam gereja terlalu banyak pemaksaan, hukum
menghukum, bukan begitu sistemnya Tuhan. Apakah Yesus tidak tahu perempuan
Samaria itu perempuan berdosa? Yesus tahu hukum Taruat, orang berzinah itu
harus dilempar dengan batu, tetapi Yesus tidak lakukan demikian. Ada perempuan
kedapatan berzinah, Yesus tahu hukum Taurat perempuan itu harus dilempar dengan
batu, tetapi apakah Yesus lakukan? Yesus menggenapi Taurat, sekarang kita dalam
sistem kemurahan.
Jangan
ada lagi sistem Taurat dalam gereja, tetapi sistem kemurahan. Tetapi jangan
dijadikan murahan. Tanda-tanda ibadah sistem kemurahan:
a) II Korintus 4:1
4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan
ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Tanda ibadah sistem kemurahan adalah tidak
tawar hati = kuat teguh hati. Mulai dari saya sebagai gembala. Tugas gembala
untuk membawa sidang jemaat bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga dengan
memberitakan Firman pengajaran yang benar dan memberikan teladan hidup benar
dan suci. Jangan membuat hati jemaat tawar dengan perilaku-perilaku yang tidak
berkenan kepada Tuhan. Gembala itu orang tua rohani bagi jemaat. Firman Tuhan
katakan hai bapa-bapa, jangan membuat hati anakmu tawar.
Kolose 3:21
3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu,
supaya jangan tawar hatinya.
Bapa di sini menunjuk orang tua kandung dan
juga orang tua rohani. Tugas saya sebagai gembala jangan membuat hati jemaat
tawar. Artinya jangan menuruti keinginan sidang jemaat yang tidak sesuai Firman
dan jangan memaksakan kehendak saya pada jemaat yang tidak sesuai Firman. Bagaimana bisa masuk Firman kalau
jemaat sudah tawar hatinya, sudah tersakiti hatinya. Biar saya khotbah sampai
putus urat leher tidak akan masuk karena sudah tawar hati sama jemaat.
Juga sidang jemaat jaga hati, jangan
sedikit-sedikit tawar, sedikit-sedikit kecewa, sedikit-sedikit putus asa.
Kadangkala kita melihat dari sudut pandang kita, tidak melihat bagaimana dari
sudut pandangnya Tuhan. Seringkali kalau pakai sudut pandang kita jadi kecewa, tawar
hati dan lain-lain. Ayo lihat dari sudut pandang Tuhan sehingga kita menjadi
kuat teguh hati.
b) Rombak Bait Allah, berarti mengalami
perombakan atau keubahan hidup. Rombak hidup lama, manusia daging dengan segala
tabiatnya dirombak semua, beralih pada hidup yang baru, manusia yang rohani. Semua
dari hati nurani yang baik, hati yang lembut. Bisa berubah kalau hatinya
lembut. Selama keras hati sulit untuk berubah. Kalau lihat secara jasmani,
merombak suatu bangunan pasti menggunakan alat yang berat dan keras. Proses
perombakan itu sakit bagi daging, kalau hati keras tidak bisa menerima.
Proses perombakan:
1)
Yeremia
23:29
23:29
Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu?
Lewat
palu Firman pengajaran. Hati keras, ketemu dengan Firman yang keras, yah dia
mengamuk. Tetapi kalau hatinya lembut, begitu dipalu hancur, semua yang lama-lama
itu hancur. Manusia lamanya hancur, yang muncul manusia baru, manusia yang
rohani. Memang sakit bagi daging. Datang hari minggu ditoki, baru awal sudah
langsung kawin campur. Dipalu semua, yang lama disingkirkan, pulangnya kita
tampil sebagai manusia baru.
2)
Lewat doa
penyembahan. Doa penyembahan itu juga sakit bagi daging. Doa puasa dan doa
semalaman mempercepat proses perobekan daging. Daging ini dirombak total,
jangan ada lagi bentuk yang lama, biarlah yang ada bentuk yang baru, bentuknya
Yesus semakin nyata di dalam kita.
Apa yang lebih dulu harus dirombak? Orang
Yahudi katakan Bait Allah ini dibangun 46 tahun, ini mengandung kesombongan,
kebanggaan. Jadi yang pertama harus kita rombak adalah kebanggaan-kebanggaan
diri, harga diri kita. Kalau masih mempertahankan harga diri, waktu dosanya ditunjuk dia
mengamuk. Bait Allah kalau dibongkar menjadi debu. Kalau semua sudah dirombak kita
bisa mengaku hanya debu. Seringkali kita masih merasa saya bangunan yang megah,
saya gedung bertingkat, saya rumah yang mewah. Ketika Firman datang menegur,
tidak bisa menerima. Tuhan mau supaya kita rombak semuanya sampai kita mengaku
hanya debu tanah.
Mengaku debu tanah artinya merasa tidak
layak, kita manusia berdosa, bisa melayani Tuhan itu hanya kemurahan Tuhan,
saya tidak mampu, saya banyak kekurangan, tetapi bukan untuk dipertahankan.
Kita berserah kepada Tuhan, biar Tuhan yang membaharui hidup saya. Kekurangan
kelemahan kita serahkan kepada Tuhan, Tuhan saya tempramen, saya orang yang
emosian, saya gampang kecewa, gampang putus asa, gampang tersinggung, suka bergosip
dan lain-lain. Kekurangan apapun akui kepada Tuhan, mengaku hanya debu tanah,
saya orang berdosa banyak kekurangan, tetapi saya serahkan hidupku ke dalam
tanganmu, Engkau yang merombak, Engkau juga yang sanggup membaharui. Kita debu
tanah ada di tangan Yesus. Kalau sudah ada di tangan Yesus Sang Penjunan, maka
kita dibentuk menjadi sesuatu yang indah.
Hasilnya:
1)
Roma
9:21-23
9:21
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari
gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu
benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
9:22
Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh
kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan
untuk kebinasaan --
9:23
justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas
kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
Tangan
kemurahan Tuhan membentuk kita tanah liat menjadi bejana kemurahan. Artinya
memakai kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Begitu mengaku saya hebat, saya bisa,
saya mampu, tidak dipakai Tuhan! Pelayanan kepada Tuhan ini akan semakin membesar, pekerjaan
Tuhan akan semakin membesar,
kita siap-siap masuk dalam kegerakan ini. Kita akan dipakai Tuhan masuk dalam
kegerakan yang akan semakin membesar. Tetapi hati kita harus hati nurani yang
baik, hati yang rela memberi, hati yang damai, hati yang lembut, pasti dipakai
oleh Tuhan!
2)
Tangan
kemurahan Tuhan sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang
mustahil menjadi tidak mustahil. Bahkan lebih dari pada itu, tangan kemurahan
Tuhan menciptakan kita kembali segambar dengan Allah Tritunggal. Ketika Yesus
datang, kita siap menyambut kedatangan Yesus di awan-awan, layak masuk pesta
nikah Anak Domba Allah, layak masuk Yerusalem Baru.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar