Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Markus 3:25
3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah
tangga itu tidak dapat bertahan.
Inilah masalah yang paling berat dalam rumah
tangga yaitu perpecahan, baik suami isteri, orang tua anak, kakak adik, mertua
dan menantu. Kalau rumah tangga itu ada perpecahan di dalamnya maka tidak akan
bertahan sampai Yesus datang. Sementara dalam nikah Kristen ada rencana Allah
yang besar dan mulia yaitu nikah jasmani ini mau dibawa masuk pada suatu nikah
yang rohani, nikah yang sempurna yaitu pesta nikah Anak Domba Allah, pertemuan
di udara antara Yesus Mempelai Pria Sorga, kepala gereja, dengan gereja yang
sempurna, Mempelai Wanita Tuhan, Tubuh Kristus.
Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Perjamuan Kawin Anak Domba ini akan digelar
dan gereja sekarang dalam masa persiapan. Kita sekarang dalam masa pertunangan
dan akan masuk dalam pernikahan yang rohani. Alkitab dibuka dengan kitab
Kejadian yang memuat nikah yang jasmani. Nikah yang awalnya diciptakan segambar
dengan Allah Tritunggal, nikah yang sempurna, nikah yang mulia tetapi dirusak
oleh setan sehingga nikah itu telanjang, takut, malu, dalam suasana kutukan dan
terusir dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan mau memperbaiki nikah yang sudah rusak
dan hancur itu. Sebab itu Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang memuat tentang
nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba Allah antara Yesus sebagai kepala
dengan gereja yang sempurna, tubuh Kristus yang sempurna yaitu kehidupan yang
mengalami pembenahan nikah, yang mengalami penyucian pembaharuan sampai
sempurna seperti Yesus. Kerinduan hati kita adalah untuk masuk dalam
penggenapan rencana Allah ini. Nikah yang akan dibentuk dengan kekuatan Firman
Tuhan, biarlah dijaga dan tetap bertahan sampai mencapai nikah yang sempurna.
Tujuan menikah adalah menjadi satu daging,
sampai nanti menjadi satu dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.
Efesus 5:31-32
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan
ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Yang dimaksud adalah hubungan Kristus dengan
jemaat, itulah pernikahan yang rohani. Lalu apa yang harus kita lakukan supaya
kesatuan itu nikah itu terjaga, kita bisa mempertahankan nikah sampai Yesus
datang? Ada 3 hal yang harus diperhatikan agar nikah itu terjaga kesatuannya,
nikah itu bertahan sampai Yesus datang kembali kedua kali.
1.
Kejadian
2:18
2:18
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.
Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Ini
aturan yang jelas dari Tuhan, Tuhan yang menciptakan seperti itu. Yang pertama
harus dijaga adalah menikah harus dengan pasangan yang sepadan, sejodoh dari
Tuhan. Makanya mereka berdua sebelum masuk nikah, dalam penataran saya tanya
semuanya termasuk soal baptisannya supaya sama, tidak boleh beda-beda. Suami
isteri secara fisik sudah berbeda, kemudian dari latar belakang keluarga yang
berbeda, kemudian punya karakter yang berbeda. Kalau yang jasmani berbeda, lalu
yang rohani juga berbeda kapan bisa menyatu, kapan bisa mencapai tujuan nikah?
Ini yang harus diperhatikan. Kaum muda dalam masa pacaran dan tunangan, ini
yang harus diperhatikan yaitu menikah dengan pasangan yang sepadan dari Tuhan. Yang
sudah terlanjur menikah bagaimana kalau pasangan tidak sepadan? Mau diceraikan?
Jangan! Berdoa dan bergumul supaya nanti bisa satu, bisa sepadan.
Bagaimana
pasangan yang sepadan itu?
Efesus
4:3-6
4:3
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4
satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu
pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di
dalam semua.
Di
sini ditunjukan untuk bisa nikah itu sepadan dimulai dengan satu tubuh. Satu
tubuh = satu kepala, itulah Yesus. Kalau tidak satu keyakinan berarti tidak
sepadan! Yesus itu adalah Firman yang lahir menjadi manusia dan kita melihat
kemuliaannya.
Yohanes
1:1,14
1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.
1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Itulah
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus = pengajaran yang benar, pengajaran yang
sehat.
II
Korintus 4:3-4
4:3
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk
mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah.
Jadi
satu tubuh = satu kepala itulah Yesus = satu Firman pengajaran yang benar.
Kalau disebut benar berarti ada yang tidak benar. Bukan saya yang bilang tetapi
Yesus yang mengatakan ada ragi Farisi, ada ragi Saduki. Itulah ajaran Farisi,
ajaran Saduki. Juga ada ragi Herodes dan lain sebagainya. Paulus menekankan
dalam surat-suratnya berpeganglah pada ajaran yang sehat sebab ada ajaran yang
tidak sehat. Jadi harus satu ajaran yang benar, satu ajaran yang sehat.
Kita
harus tahu ajaran yang benar itu seperti apa supaya jangan kita klaim saya
benar, kamu yang sesat. Saya sebagai hamba Tuhan tidak berani menunjuk pendeta
itu sesat, sudah menyimpang. Tunjukan saja yang benar seperti apa sehingga
jemaat bisa memahami sendiri. Tidak usah tunjuk si A itu sesat, jangan!
Bagaimana
ajaran yang sehat dan benar?
a) Tertulis di dalam Alkitab.
b) Dibukakan rahasianya oleh Tuhan, ayat yang
satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Bukan ditafsirkan oleh manusia
sehingga gereja Tuhan bisa menjadi satu.
Misalkan
gereja A, gereja B, gereja C kalau sumbernya dari Tuhan pasti ajarannya sama. Tetapi
kalau ditafsirkan dengan logika manusia, tafsiran si A, si B, si C pasti akan
berbeda-beda dan itu tidak akan menyatukan kita karena ajarannya sudah beda,
kepalanya sudah beda. Contoh komandonya berbeda-beda, akan bingung bergerak, ajarannya beda akhirnya ribut dalam rumah
tangga, suami bilang harus begini, isteri bilang harus begitu, bingunglah dalam
rumah tangga.
Kemudian
satu roh. Sudah satu pengajaran lain kali belum 1 roh. Yang satu Roh Kudus,
yang lainnya daging. Suami ada Roh Kudus, dia matikan keinginan dagingnya,
isteri ikuti keinginan dagingnya, atau sebaliknya. Jadinya ribut dan tengkar.
Kemudian
satu pengharapan, sama-sama punya pengharapan bertemu Yesus. Pas sudah jam
ibadah karena isteri punya pengharapan bertemu Yesus, dia sudah bersiap.
Suaminya tidak punya pengharapan ‘ngana jo yang pigi gereja, titip saya punya
kolekte, salam sama Tuhan Yesus’.
Kemudian
satu Tuhan, satu baptisan. Dan satu Allah. Kalau nikah sudah satu tubuh maka
suami dan isteri bisa menempatkkan dirinya pada posisi yang benar di dalam rumah
tangga yang ditentukan oleh Tuhan. Tuhan ajar begini, itu yang diikuti. Ini
posisi dalam rumah tangga:
I
Korintus 11:3
11:3
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari
Kristus ialah Allah.
Ini
posisinya, jangan dibalik-balik. Kepala dari rumah tangga adalah suami. Isteri
adalah tubuh = tulang rusuk. Karena Hawa itu diciptakan dari rusuknya Adam.
Fungsi tulang rusuk melindungi organ tubuh yang lemah. Artinya kalau nikah itu
sudah satu tubuh, satu pengajaran, isteri paham tugasnya sebagai pelindungi,
melindungi kelemahan-kelemahan dari suami dan anak lewat doa penyembahan.
Isteri banyak berdoa mendoakan suamiku begini, anakku begini. Didoakan, bukan
diupload di media sosial! Tugas isteri melindungi kelemahan suami dan anak
lewat doa penyembahan. Kalau temukan kelemahannya, doakan! Bukan berarti
kelemahan itu dipertahankan, kelemahan itu didoakan supaya berubah.
Saya
tempramen, isteri saya diam, tertutup. Tetapi seiring waktu dengan Firman
penggembalaan yang menggembleng, bisa berubah. Sebelum menikah saya sendiri
mendengar mama dengan papa bicara, bagaimana Handri ini mau menikah, orang
tempramen. Tetapi puji Tuhan sampai sekarang tangan ini tidak pernah turun
kepada isteri, tidak pernah tempeleng atau pukul isteri.
Suami
adalah kepala dari isteri. Bukan berarti suami jadi jenderal yang
sewenang-wenang kepada isteri, sampai mau hajar isteri, bukan! Suami itu
kepala, berarti menjadi aliran hidup. Kita makan dari kepala, bernafas dari
kepala, dengar semua dari kepala, melihat dari kepala. Jadi kepala adalah
aliran hidup bagi isteri dan anak, baik secara jasmani terutama secara rohani.
Mungkin secara jasmani gaji isteri lebih tinggi dari suami, tetapi secara
rohani dia harus menjadi aliran kehidupan rohani bagi isteri dan anak. Suami
harus lebih rajin gereja, ajak isteri dan anak beribadah.
Kalau
posisi dalam nikah sudah baik maka Yesus menjadi kepala dalam rumah tangga itu
sehingga apa yang tidak baik bisa menjadi baik. Kalau Yesus menjadi kepala maka
Dia sanggup mengubahkan yang tidak baik menjadi baik, sampai sempurna.
Tempatkan Yesus menjadi kepala dalam rumah tangga kita. Makanya penting
pasangan yang sepadan, yang sejodoh, dari Tuhan. Satu tubuh, satu kepala
berarti satu pengajaran. Setelah itu baru yang lain, satu roh, satu pengharapan,
satu Tuhan, satu baptisan, satu Allah.
2.
Matius
19:6-9
19:6
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
19:7
Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan
untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu
menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
19:9
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena
zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
Ini
yang kedua, masuk dalam nikah jangan keras hati! Kalau sudah ada kekerasan hati
pasti ada kebenaran diri sendiri yaitu kebenaran orang berdosa yang didapat dengan
menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan atau Firman sampai menyalahkan setan.
Ingat
Adam dan Hawa, kenapa terusir dari taman Eden? Karena kebenaran diri sendiri.
Seandainya waktu Tuhan datang bertanya ‘Adam apa yang kau perbuat?’ lalu Adam
langsung sadar dan mengakui dosanya ‘iya saya salah Tuhan, ampuni dosa saya’
maka kita tidak akan ada dalam suasana kutukan, kita tetap di taman Eden. Waktu
Adam dan Hawa sudah jatuh dalam dosa, Tuhan datang ‘hei Adam di mana engkau?’.
Adam menjawab ‘aku sembunyi sebab aku telanjang, aku malu’. Siapa yang bilang
kamu telanjang? Seharusnya Adam sudah sadar dan minta ampun ‘iya Tuhan saya
sudah salah’. Tetapi dia malah mempersalahkan isterinya ‘perempuan ini!’, isterinya dia salahkan. ‘Yang Kau tempatkan
disisiku’ Tuhan dia persalahkan. Hawa ditanya ‘apa yang kau perbuat hai
perempuan?’. ‘Ular ini Tuhan yang menggoda saya’, setan disalahkan.
Ini
kekerasan hati diwujudkan dengan kebenaran diri sendiri. Suami sudah salah
masih juga salahkan isteri. Kenapa kau selingkuh? Malah dia salahkan isterinya
‘gara-gara kau tidak perhatian!’. Atau isteri seperti itu, saling
mempersalahkan. Atau persalahkan Tuhan, persalahkan Firman ‘kenapa Tuhan kasih
saya suami seperti ini, kenapa Tuhan kasih saya isteri seperti ini!’ jangan
seperti itu. Itu membuat nikah tidak bisa bertahan, nikah yang terpecah.
Kalau
mau nikah kita diberkati, nikah kita bersuasana Firdaus, jangan ada kekerasan
hati, jangan ada kebenaran diri sendiri. Buang itu semua. Mau masuk nikah, mau nikah itu bertahan
sampai Yesus datang, belajar kepada Yesus.
Matius
11:28-30
11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.
11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Belajar
apa? Belajar rendah hati dan lemah lembut. Kalau 2 hal ini kita miliki maka
nikah itu enak dan ringan. Dikatakan kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun
ringan, nikah menjadi enak dan ringan. Tidak ada nikah yang tidak teruji, tidak
ada nikah yang mulus-mulus saja. Semua diizinkan Tuhan ada kegoncangan terjadi di sana. Tetapi kalau
rendah hati, lemah lembut, teratasi semuanya.
Rendah
hati adalah kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama,
setelah diampuni jangan diulangi lagi. Lemah lembut adalah kemampuan untuk mengampuni
dan melupakan dosa orang lain. Berapa kalipun dia berbuat dosa ampuni dan
lupakan. Maka darah Yesus menutup segala dosa, menghapus segala dosa seperti
kita tidak pernah berbuat dosa itu, tidak ada bekas. Nikah itu tenang, ada
ketenangan dan damai sejahtera dalam nikah, semua enak dan ringan.
Biar
makan yang enak-enak, tetapi
sementara makan suami ungkit-ungkit dosa isterinya, makan seenak apapun rasanya
hambar, pahit. Tetapi kalau semua sudah diampuni, rendah hati dan lemah lembut,
biar cuma makan nasi dengan dabu-dabu tetapi sepiring berdua. Bukan cuma
dibikin-bikin, tetapi betul-betul dari hati. Nikah itu nikah yang romantis,
nikah yang enak dipandang, nikah yang menjadi kesaksian. Mungkin masih satu
rumah dengan orang tua, orang tua lihat tidak pernah mereka bertengkar. Itu
nikah yang sedap dipandang.
Rendah
hati dan lemah lembut itu = diam dan tenang. Mengarungi nikah itu bagaikan
mengarungi perahu berlayar menuju ke seberang ke pelabuhan damai sejahtera,
itulah Yerusalem Baru. Kita tidak tahu dalam perjalanan nikah, angin dan
gelombang itu datang sekonyong-konyong. Sementara nikah berjalan mulus, baik,
datang angin gelombang mau menenggelamkan perahu nikah. Tetapi kalau diam dan
tenang, rendah hati dan lemah lembut, jadi teduh kembali, selesai.
Baru
sementara bulan madu masuk whatshap, padahal teman kantor. Tetapi karena
dilihat nama perempuan, tiba-tiba dihantam angin badai cemburu, langsung
tengkar di situ.
Matius
8:24
8:24
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu
ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Markus
4:38-40
4:38
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau
tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam!
Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu
tidak percaya?"
Apapun
masalahnya, diam dan tenang, rendah hati dan lemah lembut. Sudah terlalu
disakiti saya ini! Tetap belajar lemah lembut. Ingat Sara, 2 kali diberikan
pada laki-laki lain oleh Abraham. Tidak diakui oleh Abraham sebagai isteri, dia
bilang kepada Sara ‘jangan bilang kamu isteriku, bilang saudaraku’. Sara
diambil oleh Firaun, lalu diambil oleh Abimelekh. Tetapi apakah pernah kita
baca dalam Alkitab Sara ngamuk-ngamuk marah sama Abraham? Tidak ada! Sara
menyebut Abraham tuannya. Dalam surat Petrus dikatakan hendaklah perhiasanmu
lemah lembut, tenteram,
penurut, sama seperti Sara menamai Abraham tuannya. Dan Tuhan menolong, nikah
mereka ditolong oleh Tuhan. Angin badai menghantam, gelombang menerpa, tetapi
dengan rendah hati dan lemah lembut semua teratasi. Yesus bangun, itu menunjuk
kuasa kebangkitan Yesus, sanggup meneduhkan angin dan gelombang sehingga perahu
nikah kita bisa berlayar sampai ke pelabuhan damai sejahtera, Yerusalem Baru.
Jangan
putus asa, tidak ada nikah yang tidak teruji. Kalau sekarang ini sedang
berbunga-bunga hati, jadi raja dan ratu sehari. Tetapi kedepan kita tidak tahu,
sekonyong-konyong datang angin dan gelombang menghantam, tetap rendah hati dan
lemah lembut ‘ampuni saya isteriku’ atau ‘ampuni saya suamiku’. Semua aman,
semua tenang, semua menjadi enak dan ringan. Kalau sudah enak dan ringan maka
mau dilepaskan. Kalau sudah enak dan ringan dipertahankan terus sampai Yesus
datang kembali.
3.
Pengkhotbah
4:12
4:12
Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga
lembar tak mudah diputuskan.
2
orang ini menunjukan suami isteri. Yang ketiga suami dan isteri harus diikat
dengan tali 3 lembar. Artinya apa? Bukan diikat dalam arti sungguhan. Artinya
a) Hubungan nikah itu harus memiliki hubungan yang
baik dengan 3 pribadi:
1)
Hubungan
dengan orang tua. Artinya direstui orang tua. Tentu bisa terjadi pernikahan ini
karena kedua belah pihak orang tua merestui.
2)
Hubungan
dengan pemerintah. Artinya disahkan oleh pemerintah. Kita berada di negara
hukum, menikah harus sesuai undang-undang, harus dicatat di dukcapil.
3)
Hubungan
dengan Tuhan. Artinya diteguhkan dan diberkati di dalam Tuhan. Bukan
kumpul-kumpul saja. Banyak orang Kristen hanya sekedar kumpul, tidak ada
peneguhan. Syarat untuk diteguhkan dan diberkati di dalam Tuhan adalah harus
suci! Artinya semua yang salah dalam perjalanan masuk dalam nikah, masa
permulaan nikah mungkin ada kesalahan diperbuat disitu, sampai kejatuhan, semua
diakui kepada Tuhan dan kepada orang tua serta kepada gembala untuk didoakan,
dengan tuntas. Jangan ada yang disembunyikan, jangan ada yang ditutup-tutupi
supaya nikah itu betul-betul diteguhkan oleh Tuhan dan diberkati oleh Tuhan.
Makanya dalam penataran saya tanya semua, kamu berdua harus jujur supaya
betul-betul berkat Tuhan ada dalam nikah kalian, jangan kutuk yang datang.
Kalau
sudah diakui kepada Tuhan, diakui kepada orang tua, diakui kepada gembala dan
sudah didoakan, jangan diumbar lagi! Khususnya kami sebagai gembala, apa yang
sudah diakui dan didoakan jangan dibuka lagi, itu sudah menjadi rahasia iman.
Kepada isteri sayapun kalau ada jemaat mengaku saya tidak pernah cerita dan dia
juga tidak bertanya. Itu adalah rahasia iman, sudah didoakan, ditutup oleh
darah Yesus dan dihapus oleh darah Yesus, jangan dibuka kembali.
Pagi-pagi
saya telpon pengantin, semua sudah clear, darah Yesus sudah tutupi, tidak ada
yang disembunyikan, maka tidak ada alasan untuk saya tidak meneguhkan nikah
mereka semua, semua sudah dihapus oleh darah Yesus.
b) Suami isteri harus diikat oleh tali Firman,
Roh Kudus dan kasih
Tuhan di dalam penggembalaan, dalam ketekunan 3 macam ibadah pokok.
Kisah Para Rasul 2:42
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
Ø Bertekun dalam pengajaran para rasul dan
pemecahan roti, itu ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan
suci.
Ø Bertekun dalam persekutuan, itu ketekunan
dalam ibadah raya.
Ø Bertekun dalam doa, itu ketekunan dalam
ibadah doa penyembahan.
Puji Tuhan kedua mempelai ini tekun dalam 3
macam ibadah pokok. Kalau sebelum menikah sudah tekun, setelah menikah lebih
tekun lagi dalam penggembalaan. Di situ kita disucikan secara terus menerus
untuk dibawa pada suatu tahapan tertinggi yang bisa dicapai oleh gereja Tuhan
yaitu sempurna seperti Yesus sempurna, layak menjadi Mempelai WanitaNya.
Tidak ada yang lebih bahagia dan lebih indah
dari nikah yang tergembala dan disucikan. Semoga ketekunan kalian dalam
penggembalaan tidak menurun, tidak merosot tetapi semakin ditingkatkan, nikah
kalian disucikan secara terus menerus sampai sempurna.
Mazmur 23:1-6
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput
hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan
yang benar oleh karena nama-Nya.
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku.
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan
lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti
aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa, bukan
sewaktu-waktu. Ketekunan dalam penggembalaan itu sampai Tuhan Yesus datang
kembali kedua kali, jangan sewaktu-waktu. Maka hasilnya takkan kekurangan aku. Artinya:
1)
Dipelihara
oleh Tuhan, baik secara jasmani terutama secara rohani. Disaat kita butuh, Tuhan
menyediakan.
2)
Tangan
kebaikan dan kemurahan Tuhan senantiasa menuntun perjalanan nikah itu, sampai
mencapai nikah yang rohani, nikah yang sempurna, tidak ada lagi kekurangan,
tidak ada lagi cacat cela. Kita layak menjadi gereja yang sempurna, mempelai wanita
Tuhan yang sempurna. Nikah itu betul-betul bertahan sampai Yesus datang, bisa
masuk dalam nikah yang rohani.
Ini
kerinduan saya sebagai gembala, rindu supaya saya bersama keluarga saya dengan
mama dan saudara-saudara saya, beserta seluruh sidang jemaat yang Tuhan
percayakan saya gembalakan, bersama keluarga sidang jemaat, waktu Yesus datang
tidak ada yang tertinggal. Termasuk keluarga yang akan dibentuk saat ini, tidak
tertinggal waktu Yesus datang. Sama-sama kita bisa menyambut Yesus di awan-awan
dengan seruan haleluya, menyambut kedatangan Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar