Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:1-5
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit 1bagaikan
desau air bah dan 2bagaikan deru guruh yang dahsyat.
Dan suara yang kudengar itu 3seperti bunyi pemain-pemain
kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka 4menyanyikan suatu
nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka 5murni
sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai 6korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka 7tidak
terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Ayat-ayat ini bicara tentang pengikutan
gereja Tuhan kepada Yesus. Ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada
Yesus.
1.
Bagaikan
desau air bah (ayat 2a), artinya pengikutan yang cepat, yang kuat yang tidak
bisa dihalangi oleh apapun.
2.
Bagaikan
deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b), ini ada kaitannya dengan hujan Firman
pengajaran yang menyucikan dan menumbuhkan rohani kita. Ini pengikutan dengan
penyucian dan mengalami pertumbuhan rohani.
3.
Bagaikan
bunyi kecapi (ayat 2c)
4.
Ada
nyanyian baru (ayat 3)
5.
Murni
sama seperti perawan (ayat 4a)
6.
Menjadi
korban sulung bagi Allah (ayat 4b)
7.
Tidak
berdusta = tidak bercela (ayat 5)
Pagi ini kita pelajari poin yang ketiga,
bagaikan bunyi kecapi. Bunyi kecapi ada kaitannya dengan damai sejahtera.
I Samuel 16:14-16,23
16:14 Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul,
dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
16:15 Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya:
"Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau;
16:16 baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di
depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang
dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa
nyaman."
16:23 Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah
itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa
lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.
Dalam cerita ini Saul telah ditolak menjadi
raja, kehilangan urapan Roh Kudus sehingga roh jahat menguasainya. Begitu roh
jahat menguasai Saul, lalu Daud main kecapi maka roh jahat itu undur dari
padanya dan dia merasa nyaman dan damai sejahtera.
Jadi pengikutan gereja Tuhan adalah pengikutan
dalam damai sejahtera. Artinya tidak ada lagi permusuhan dengan Tuhan dan
dengan sesama. Kita tidak memusuhi sesama, kalau kita dimusuhi sesama tidak
usah kita balas, diam saja. Bukan berarti kita tidak akan dimusuhi, sebab
Alkitab mencatat kita akan dibenci, bahkan dibenci tanpa alasan. Tetapi kita
tidak membenci, tidak memusuhi.
Yang membuat kita terpisah dengan Tuhan dan
sesama adalah dosa yang dipertahankan sehingga sulit menyatu.
Yesaya 59:1-2
59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan
Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Tadinya pada Saul ada Roh Kudus. Dia dipakai
oleh Tuhan, dipilih sebagai raja, tetapi Saul tidak taat. sesudah dia mendapat kedudukan sebagai raja,
ada urapan Roh Kudus padanya, begitu dia berhasil, Saul mulai tidak taat
sehingga dia kehilangan urapan Roh Kudus dan roh jahat menguasainya.
I Samuel 15:1-3,7-9
15:1 Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku telah
diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya;
oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN.
15:2 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan
membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang
Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.
15:3 Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek,
tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya.
Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak
yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."
15:7 Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari
Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
15:8 Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya
hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.
15:9 Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan
segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala
hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.
Di sini Saul tidak taat, dia kehilangan
urapan Roh Kudus sehingga roh jahat yang menguasai. Jadi kalau seseorang tadi
ada urapan kemudian kehilangan urapan Roh Kudus, pasti tidak akan pernah damai
sejahtera. Yang ada hanyalah roh jahat dan roh najis yang menguasai
kehidupannya. Salah satu wujud dikuasai roh jahat dan roh najis, ada kebencian
dan iri hati! Iri kepada siapa? Kepada Daud, hamba Tuhan pelayan Tuhan yang
benar.
Dalam satu peristiwa sesudah mereka pulang
dari peperangan, disambutlah oleh perempuan-perempuan di Yerusalem yang
menyanyi Saul mengalahkan beribu-ribu tetapi Daud berlaksa-laksa. Saul yang
mendengar itu hatinya panas, terbakar oleh rasa iri dan sejak saat itu dia
mulai membenci Daud, berupaya untuk membunuh Daud sebab takut kedudukannya
sebagai raja akan diambil oleh Daud. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita!
Kalau sudah kehilangan urapan pasti tidak
damai, yang ada padanya roh jahat dan roh najis, sehingga ada kebencian, ada
iri hati. Dalam pelayanan diisi dengan kebencian dan iri hati, dalam hidup
sehari-hari diisi dengan kebencian dan iri hati. Akhirnya Saul ditolak sebagai
raja, artinya tidak bisa masuk kerajaan 1000 tahun damai, tidak bisa memerintah
sebagai raja bersama Yesus dalam kerajaan 1000 tahun damai.
Supaya kita selalu damai sejahtera maka harus
hidup dalam urapan Roh Kudus. Bagaimana caranya? Kita pelajari dari Saul.
Sebelum kehilangan urapan, Saul adalah orang yang baik, orang yang benar yang
dipilih oleh Tuhan. Proses menerima urapan Roh Kudus, proses hidup dalam damai
sejahtera sehingga nanti kita bisa memerintah bersama Yesus dalam kerajaan 1000
tahun damai.
1. I Samuel 10:1-2 (Perikop: Saul diurapan
menjadi raja)
10:1
Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala
Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi
engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk
pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan
musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi
engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:
10:2
Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu
dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah.
Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah
diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia
kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?
Saul
akan bertemu 2 laki-laki di dekat kubur Rahel yang bertanya tentang
keselamatannya. Pengertian rohaninya bagi kita, Rahel mati ketika melahirkan
Benyamin. Rahel menamai anaknya Ben-oni artinya anak kesukaran. Tetapi Yakub
menamai Benyamin, artinya anak tangan kanan atau anak kesayangan.
Kejadian
35:18
35:18
Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas — sebab ia mati kemudian — diberikannyalah
nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.
Saul
bertemu Samuel dekat kubur Rahel. Kubur bicara baptisan air.
Roma
6:3-4
6:3
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru.
Hidup
lama kita selalu ditandai dengan kesukaran (Ben-oni) karena dosa! Dan tidak ada
yang membela, karena berada di tangan setan. Lewat baptisan air kita
menguburkan hidup lama dan bangkit dalam hidup yang baru sehingga kita menjadi
anak kesayangan Tuhan (Benyamin). Sekalipun hidup di dunia ditandai kesukaran
tetapi Bapa kita di Sorga selalu berada di sebelah kanan sebagai pembela kita
(Benyamin artinya anak tangan kanan). Tuhan membuat kita kuat, tidak goyah
menghadapi kesukaran apapun. Dengan catatan kalau mau dibela Tuhan, menjadi
anak kesayangan Tuhan, baptisan airnya harus benar. Kalau belum benar sesuai
Firman Tuhan, belum dibaptis namanya!
Mazmur
16:8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena
Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Saul
bertemu dengan 2 laki-laki. Angka 2 menunjuk angka kesaksian, lewat kesaksian 2
orang saksi suatu hal itu sah.
Ulangan
19:15
19:15
"Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara
kesalahan apa pun atau dosa apa pun yang mungkin dilakukannya; baru atas
keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.
Matius
18:16
18:16
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya
atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
Laki-laki
itu simbol kekuatan. Kalau digabungkan, baptisan air yang benar merupakan
kesaksian yang kuat bahwa kita sudah lepas dari kesukaran akibat dosa dan kita
menjadi anak kesayangan Tuhan, pasti dibela oleh Tuhan, pasti diberikan kemenangan
demi kemenangan dari segala kesukaran. Baptisan air bukan hanya tata cara
gereja atau aturan organisasi tetapi ini adalah kesaksian yang kuat. Di Sorga
ada lautan kaca dan ada orang-orang yang berdiri di situ, ini bicara baptisan
air. Sorga sendiri menyaksikan baptisan air yang benar, jadi jangan kita
meragukan soal baptisan.
Jadi
proses pertama untuk menerima urapan Roh Kudus supaya hidup kita selalu damai
sejahtera adalah masuk baptisan air yang benar. Ini langkah awal untuk selalu
berkemenangan. Kalau tidak benar baptisannya, kalah terus! Kenapa seseorang
sudah dibaptis tetapi masih tetap berbuat dosa? Periksa syaratnya, dia tidak bertobat,
tidak mati terhadap dosa. Pelaksanaannya juga diperiksa, sesuai Firman atau
tidak, ada meterai nama Allah Tritunggal atau tidak. Siapa yang menangani juga
diperiksa, hamba Tuhan yang benar tahbisannya atau yang tidak jelas tahbisannya,
apalagi kalau tidak benar.
Ingat,
raja itu orang yang selalu berkemenangan, kita nanti dalam kerajaan 1000 tahun
damai memerintah sebagai raja bersama Yesus.
Mazmur
20:7
20:7
Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya
dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang
gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
2.
I
Samuel 10:3-4
10:3 Dari
sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka
di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah
di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul
roti dan yang lain lagi sebuyung anggur.
10:4
Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang
akan kauterima dari mereka.
Proses
kedua bertemu 3 orang laki-laki yang menuju ke Betel. Betel artinya rumah
Tuhan. Jadi setelah kita masuk baptisan air yang benar, ada kelanjutannya.
Sesudah masuk baptisan air yang benar dilanjutkan tekun dalam rumah Tuhan,
tekun dalam penggembalaan, tekun dalam ibadah pelayanan yang benar! Bukan saya
mau katakan di sini yang paling benar, di tempat lain tidak benar. Bapak ibu
sendiri yang menilai saya masuk dalam penggembalaan atau tidak. Sebab itu kita
lihat dalam Firman Tuhan dan kita cocokan dengan keadaan kita sekarang.
Tanda-tanda
ibadah pelayanan yang benar.
a) Ada 3 ekor anak kambing. Anak kambing ada
kaitan dengan penggembalaan. Kita bersyukur ada pola Tabernakel, 3 menunjuk 3
macam ibadah pokok. Jadi tanda pertama ibadah dalam sistem penggembalaan yaitu
ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
1)
Meja
roti sajian, menunjukan ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan
suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang
benar dan kurbanNya, kita mendapat makan.
2)
Pelita
emas, ketekunan dalam ibadah Raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam
urapan dan karunia-karuniaNya, kita diberi minum. Tekuni ibadah raya, termasuk
ibadah kaum muda, ibadah kaum wanita, ibadah persekutuan, itu semua kita
tekuni.
3)
Mezbah
dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah
Bapa di dalam kasihNya, kita mendapat udara segar untuk bernafas.
Dalam ketekunan 3 macam ibadah ini kita
mendapat urapan Roh Kudus.
Imamat 21:12
21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya
jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan
Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya;
Akulah TUHAN.
b) Ada 3 ketul roti dan sebuyung anggur. 3
menunjuk Allah Tritunggal, Allah Bapa, Anak Allah dan Allah Roh Kudus, roti bicara
Tubuh Kristus dan anggur bicara darah Yesus. Jadi kalau disimpulkan ada
persekutuan dengan Allah Tritunggal yang diwujudkan dengan menghargai Korban
Kristus.
Kolose 1:19-20
1:19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di
dalam Dia,
1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu
dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia
mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Praktek menghargai dan bersekutu dengan
Korban Kristus:
1)
Berdamai,
saling mengaku dan saling mengampuni, beres selesai semuanya. Persoalan apapun
kalau saling mengaku dan saling mengampuni maka darah Yesus menutupi semuanya,
beres! Kita dikata-katai, dibenci, tetapi kita tidak salah, yah diam saja.
Kalau kita salah yah datang minta ampun. Kalau tidak salah kita diam, serahkan
kepada Tuhan maka Tuhan menjadi Hakim yang adi, sebagai Imam Besar Agung di
tengah-tengah kita. Menggelar 3 macam ibadah tetapi tidak mengaku dosa, tidak
mengampuni dosa orang lain, itu berarti belum benar ibadahnya! Belum benar,
bukan tidak benar, berarti masih ada kesempatan untuk diperbaiki supaya benar.
2)
Melayani
Tuhan dengan segenap tubuh jiwa dan roh. Sudah datang dalamm 3 macam ibadah tetapi
belum segenap tubuh jiwa roh, kadang pikiran tidak fokus dalam ibadah, atau
masih main-main, tidak sungguh-sungguh. Itu semua diperbaiki supaya benar. Saya
khotbah dalam 3 macam ibadah tetapi belum segenap tubuh jiwa dan roh, belum
sungguh-sungguh, persiapannya belum sungguh-sungguh, doanya belum
sungguh-sungguh, khotbahnya belum sungguh-sungguh, itu semua diperbaiki.
3)
Bicara
korban berarti ada pengorbanan, jadi yang ketiga rela berkorban apapun untuk
ibadah pelayanan. Bukan mencari yang enak bagi daging, bukan menyenangkan
daging!
Inilah ibadah pelayanan yang benar. Bapak ibu
bisa menilai sendiri, mulai dari gembala. Dikatakan pandang Tabut Perjanjian
itulah Firman pengajaran yang benar, pandang juga yang memikul itulah hamba
Tuhan yang memberitakan. Yang memikul ada pengorbanan atau cari yang enak bagi
daging. Bapak ibu yang bisa menilai.
Kalau ibadah kita dengan suatu penghargaan kepada
Korban Kristus maka hasilnya ada sebuyung anggur. Buyung itu ada kaitannya
dengna kemenangan.
Hakim-hakim 7:16,19-22
7:16 Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu
dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan
buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu.
7:19 Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama
dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga
tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup
sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka.
7:20 Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama
meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya
dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang
demi TUHAN dan demi Gideon!"
7:21 Sementara itu tinggallah mereka berdiri,
masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara
musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri.
7:22 Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala,
maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang
lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke
pinggir Abel-Mehola dekat Tabat.
Gideon mengumpulkan pasukannya, mereka
membawa sangkakala dan buyung. Sangkakala ditiup lalu buyungnya dipecahkan,
menimbulkan bunyi yang keras, membuat musuh kocar-kacir. Buyung ada kaitannya
dengan kemenangan.
Jadi hasil menghargai Korban Kristus, darah
Yesus memberikan kemenangan atas musuh-musuh kita. Musuh kita bukan manusia
darah daging. Saya hamba Tuhan, musuuh saya bukan hamba Tuhan lain, sidang
jemaat musuhnya bukan jemaat yang lain, bukan orang dalam sekeluarga kita, musuh
kita adalah setan tritunggal, penguasa angkasa, sumber segala dosa, sumber masalah,
sumber air mata, sumber semua yang jelek, jadi jangan musuhi orang lain. Orang
itu hanya diperalat setan untuk memusuhi kita, jangan musuhi dia, musuhi setan.
Kalau ibadah kita betul-betul ada penghargaan
pada Korban Kristus pasti ada kemenangan. Sampai berapa lama orang memusuhi
kita, apalagi kalau itu orang dalam keluarga kita, mau sampai kapan? Pasti
Tuhan berikan kemenangan, suatu saat Tuhan jamah hatinya. Yang penting kita
menghargai Korban Kristus, jangan tunjukan juga sikap bermusuhan pada orang
itu. Dia datang malah kita kuncikan pintu, kita marah-marah, jangan! Kalau ada
berkat lalu dia datang kasih, ada makanan berikan, bagi, bicara yang baik,
doakan yang baik, salami.
Efesus 6:12
6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Kalau mau bertengkar dengan sesorang, pegang
apakah ada darah dan daging, kalau ada jangan dimusuhi. Kenapa dia bereaksi
sangat menentang dan menyakiti saya? Karena ada setan menguasai hidupnya. Itu
yang kita lawan lewat menghargai Korban Kristus setinggi-tingginya.
c) Menerima salam dan menerima 2 ketul roti. 2
ketul roti menunjuk Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru = Firman
pengajaran yang murni, dibukakan rahasianya oleh Tuhan, ayat menerangkan ayat
dan disampaikan dengan maksud-maksud murni, tidak ada maksud-maksud tertentu,
menyampaikan isi hati dan kehendak Tuhan. Nomor 1 saya jaga, dalam menyampaikan
Firman harus dengan maksud murni, bukan mau menembak orang, atau menghasut
orang. Tetapi sampaikan apa kehendak Tuhan, apa itu isi hati Tuhan, apa rencana
Tuhan itu apa, sampaikan kepada jemaat dengan sejelas-jelasnya supaya jemaat
dibawa untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.
Salam ada kaitannya dengan pengajaran.
II Yohanes 1:9-11
1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran
Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah.
Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak
membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah
memberi salam kepadanya.
1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia
mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.
Salam merupakan pembuka datangnya Firman pengajaran
yang benar. Saya menyampaikan salam berarti saya siap untuk menyampaikan
pengajaran pada sidang jemaat. Sidang jemaat menyambut salam dari hamba Tuhan,
berarti sidang jemaat siap untuk menerima Firman pengajaran yang benar. Makanya
salam itu jangan berubah-ubah. Kalau salamnya sudah berubah-ubah maka isi dari
pengajaran itu pasti berubah juga! Jadi tidak usah kita mau ikut rame, di sana
salamnya begini kita mau ikut, salam di sana begitu kita juga mau ikut. Salam
dari para pendahulu bagaimana, begitu juga kita ikutan. Salam ini berkaitan
dengan pengajaran. Bukan sekedar
slogan kita sampaikan salam tetapi menolak pengajaran. Salam ini pembuka dari
pemberitaan Firman pengajaran yang benar.
Kita lihat isi salam Tuhan Yesus, Paulus dan
Petrus. 3 saksi ini sudah mensahkan 1 perkara.
Yohanes 20:19
20:19 Ketika
hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di
suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang
Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan
berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
I Timotius 1:2-3
1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah
Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,
1:2 kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman:
kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus
Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
I Petrus 1:1-2
1:1 Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada
orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil
dan Bitinia,
1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan
rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada
Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai
sejahtera makin melimpah atas kamu.
Salam damai sejahtera, dari pendahulu kita seperti
itu. Orang tua rohani kita juga menyampaikan salam damai sejahtera. Tidak usah
dirubah-rubah lagi. Kalau saya secara pribadi kalau saya sampaikan salam dalam
bahasa asing, supaya lebih mantap khotbahnya pakai bahasa asing juga, maka
bingunglah ngkai pai tua.
Mengucapkan salam berarti siap untuk
bersekutu, pernyataan rasa suka bersekutu yang didorong oleh Firman pengajaran
yang benar. Jadi tanda ibadah pelayanan yang benar, di dalamnya ada Firman
pengajaran yang murni yang tidak berubah-ubah dan ada pernyataan rasa suka
untuk bersekutu, bukan menghalang-halangi untuk bersekutu.
3.
I
Samuel 10:6
10:6
Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan
mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Yang
ketiga sampai ke Gibea, tempat kedudukan pasukan Filistin. Pengertian rohaniya
Firman pengajaran yang benar dan murni memberi kekuatan kepada kita menghadapi
roh Filistin. Apa ini roh Filistin? Kalau membaca Alkitab, pertama kali
Filistin mengusik Israel adalah ketika Abimelekh mengambil Sara, isterinya
Abraham. Abraham ini nenek moyang Israel.
Kejadian
20:1-2
20:1
Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh
dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing.
20:2 Oleh
karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia
saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
Di
sini Sara sudah usia lanjut tetapi masih diambil Abimelekh. Abraham dipanggil
Tuhan pada usia 75, Sara lebih muda 10 tahun, berarti 65 tahun. Di sini sudah
lebih tua lagi. Jadi jangan berpikir saya sudah tua, tidak mungkin jatuh dalam
dosa kenajisan. Ini Sara dalam usia lanjut masih diambil laki-laki lain! Jadi
roh Filistin ini adalah roh yang suka menghancurkan nikah, roh yang tidak
menghargai nikah. Hanya kekuatan Firman pengajaran yang benar yang memampukan
kita mengalahkan roh Filisitin ini supaya nikah kita terjaga kesatuan dan kesuciannya.
Roh ini bekerja keras hari-hari terakhir ini. Opa dengan oma sudah tua masih diganggu. Apalagi yang masih muda,
masa muda, masa pacaran, masa tunangan, jangan sampai roh Filistin masuk
sehingga nikah itu dirusak. Berapa banyak nikah hamba Tuhan yang hancur
dimasuki oleh roh Filistin.
Gibea
itu bukti kesaksian. Kalau nikah itu terjaga kesucian dan kesatuannya maka
nikah itu menjadi kesaksian. Di atas bukit, berarti dilihat oleh orang banyak. Kalau
di dalam lembah cuma orang di tepi lembah itu yang bisa lihat. Ini di atas
bukit! Biarlah nikah kita sebagai nikah bukit kesaksian bagi orang lain, sampai
nanti nikah kita mencapai nikah yang sempurna, naik ke gunung Yerusalem Baru,
lebih tinggi dari bukit.
Kami
bersyukur hari ini hari ulang tahun nikah kami yang ke-12 tahun, angka
persekutuan. Doakan supaya nikah kami tetap satu sampai Tuhan Yesus datang
kembali. Waktu kami belum punya anak, Tuhan sudah berjanji lewat mimpi isteri
saya ‘Aku akan memberikan kamu anak tetapi kamu harus menjaga supaya jangan
masuk aniaya antikristus’. Sesudah itu Tuhan juga berikan anak rohani, kami
dipercayakan melayani di Diora, dijaga supaya jangan masuk aniaya antikristus. Sekarang
ditambah lagi anak rohani di Tentena, jaga supaya jangan masuk aniaya
antikristus.
Jagalah
nikah kita. Kaum muda jaga sungguh-sunggu masa tunangan dan pacaran. Jangan
kena kartu merah, jangan handsball, jangan kena pinalti. Kalau sempat terjadi kejatuhan, Firman
pengajaran sanggup memperbaiki. Tetapi jangan berpikir, ada pengajaran biar saja
hancur-hancuran nanti diperbaiki, jangan!
4.
I
Samuel 10:6
10:6
Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan
mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Yang
keempat bertemu rombongan nabi dan kepenuhan seperti nabi. Artinya hidup kita
dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus. Kita lewati 3 proses tadi, baptisan airnya
benar, ibadah pelayanannya benar, ada pengajaran yang benar, nikahnya benar, maka
Roh Kudus menguasai sepenuh hidup kita. Rohani kita bertumbuh ke arah dewasa,
rohani yang dewasa, rohani yang kuat! Kepenuhan seperti nabi, nabi menunjuk rohani
yang dewasa, rohani yang kuat. Kita periksa hidup rohani kita, saya ini sudah
dewasa, sudah kuat atau masih kanak-kanak, masih lemah.
Salah
satu tanda rohani dewasa:
I
Samuel 10:27
10:27
Tetapi orang-orang dursila berkata: "Masakan orang ini dapat menyelamatkan
kita!" Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi
ia pura-pura tuli.
Salah
satu tanda adalah diam saja mendengar perkataan yang menyakiti hati. Tidak
menghiraukan orang yang menyakiti hati kita. Kita pura-pura tuli, dari pada terganggu hati. Tidak usah
dengar, tidak usah ditanggapi! Itu orang dewasa.
Rasul
Paulus nyawanya saja tidak dia hiraukan, apalagi hanya perkataan orang!
Kisah
Para Rasul 20:24
20:24 Tetapi
aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis
akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku
untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Ini
rohani dewasa, rohani yang kuat, tidak hiraukan perkataan orang. Yang penting layani
Tuhan saja sampai Tuhan senang, sampai garis akhir. Dan jangan balas kejahatan
dengan kejahatan tetapi balas dengan kebaikan. Lihat Saul, begitu dia berhasil
dalam peperangan ketika awal menjadi raja orang berkata seperti ini:
I
Samuel 11:12-13
11:12
Lalu berkatalah bangsa itu kepada Samuel: "Siapakah yang telah berkata:
Masakan Saul menjadi raja atas kita? Serahkanlah orang-orang itu, supaya kami
membunuhnya."
11:13
Tetapi kata Saul: "Pada hari ini seorang pun tidak boleh dibunuh, sebab
pada hari ini TUHAN telah mewujudkan keselamatan kepada Israel."
Dari
ayat ini kita bisa ambil 2 pelajaran:
a) Jangan balas kejahatan dengan kejahatan
tetapi dengan kebaikan.
b) Tuhan yang akan membela kita melalui orang
lain, tidak usah kita bela diri. Oh tidak, dia itu bicaranya tidak betul, nanti
saya mau luruskan. Tidak usah! Nanti Tuhan bela melalui orang lain.
Kalau
saya hamba Tuhan dikata-katai, nanti Tuhan yang bela, Tuhan kirim jiwa, orang
lain datang. Berarti tidak seperti yang orang lain katakan bahwa saya tidak
benar, karena Tuhan kirimkan jiwa, Tuhan bela! Orang bisa menikmati Firman. Jadi
tidak usah balas, tidak usah bereaksi daging. Gitu aja koq repot
Kalau proses demi proses ini kita lalui, kita
tampil sebagai raja, kita mendapat pengurapan dan kita selalu berkemenangan.
Bukan memerintah orang, harus datang, awas kalau tidak datang, tidak usah
seperti itu! Kita tampil sebagai raja artinya ada dalam urapan Roh Kudus dan
selalu berkemenangan. Saya berbahagia menyampaikan Firman ini, nomor 1 untuk
saya, memberikan kekuatan bagi saya. Tidak usah pikir yang lain, layani Tuhan
sampai garis akhir. Dulu papa bilang orang bicara tidak dipajak, biarkan saja
orang bicara.
Mazmur 20:7,10
20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan
kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan
kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja!
Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Kemenangannya bukan kemenangan biasa tetapi
kemenangan yang gilang gemilang. Artinya kita sungguh-sungguh tidak berdaya
tetapi bisa menang karena Tuhan pemenang bagi kita. Semoga ini menjadi
pengalaman hidup. Kita pulang sebentar sebagai pemenang, sebagai orang yang
mengalami kemenangan yang gilang gemilang. Bukti kita ada urapan Roh Kudus,
hidup dalam damai sejahtera.
Tanda dalam kita ada urapan Roh Kudus, ada
kemenangan.
I Samuel 11:14-15
11:14 Dan Samuel berkata kepada bangsa itu:
"Marilah kita pergi ke Gilgal dan membaharui jabatan raja di sana."
11:15 Lalu pergilah seluruh bangsa itu ke Gilgal dan
menjadikan Saul raja di sana di hadapan TUHAN di Gilgal, dan mereka
mempersembahkan di sana korban keselamatan di hadapan TUHAN, dan bersukarialah
di sana Saul dan semua orang Israel dengan sangat.
Korban keselamatan itu korban ucapan syukur.
I Samuel 11:15 (Terjemahan Lama)
11:15 Lalu segenap orang banyak itupun pergi ke Gilgal
merajakan Saul di hadapan hadirat Tuhan di Gilgal, serta dipersembahkannya di
sana korban syukur di hadapan hadirat Tuhan, maka di sanapun Saul
bersuka-sukaanlah dengan segala orang Israel amat ramai adanya.
Jadi tanda ada kemenangan ada korban ucapan
syukur, selalu mengucap syukur dalam segala hal. Dan hati kita selalu
bersukacita di hadapan Tuhan, di dalam Tuhan.
Kalau selalu simpan kata orang, orang bilang
begini mulai bengkok mukanya, orang satu lagi bilang begitu tambah bengkok
mukanya, dengar lagi yang lain makin bengkok mukanya, tidak ada sukacita!
Selalu mengucap syukur dalam segala hal, hati
selalu bersukacita di dalam Tuhan. Puncak kemenangan, puncak ucapan syukur,
puncak sukacita kita ketika Tuhan Yesus datang kita bisa menyambutNya di
awan-awan, kita bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah bersama dengan keluarga
kita, tidak ada satupun yang tertinggal.
Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Sukacita menyambut Yesus di awan-awan. Ini
bukan suatu dongeng tetapi sungguh-sungguh menjadi kenyataan. Semoga bukan
mimpi-mimpian kita tetap kelak menjadi kenyataan dalam hidup kita. Ketika Yesus
datang kita bisa menyambut Dia dengan satu sukacita besar yang tidak
terkatakan, bahagia yang tidak terkatakan ganti dukacita kita di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar