Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:1-5
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit 1bagaikan
desau air bah dan 2bagaikan deru guruh yang dahsyat.
Dan suara yang kudengar itu 3seperti bunyi pemain-pemain
kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka 4menyanyikan suatu
nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka 5murni
sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai 6korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka 7tidak
terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Kita sekarang berhadapan dengan kebijaksanaan
Tuhan yang tertinggi, itulah pembukaan rahasia Firman. Hanya bisa kita terima jika
kita memposisikan diri seperti anak kecil yaitu menanggalkan harga diri kita
dan menanggalkan logika kita, pikiran daging. Karena kepada orang yang
bijaksana yang mengandalkan logika, rahasia Firman tertutup. Tetapi justru
Tuhan bukakan kepada anak kecil.
Matius 11:25
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku
bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang kecil.
Jika kita mengandalkan logika kita, tidak
akan bisa menerima pembukaan Firman. Kita harus mengecilkan diri, menanggalkan
semuanya untuk bisa menerima Firman. Kalau kita sudah bisa menerima Firman maka
kita bisa mengikut Yesus ke mana saja Dia pergi. Firman mengatur harus A kita
ikuti, Firman bilang B kita ikuti, karena kita sudah menanggalkan harga diri
dan logika kita. Kita bisa mengikut Yesus Anak Domba Allah ke mana saja Yesus
pergi.
Dalam Wahyu pasal 14 ada 7 hal tentang pengikutan
gereja Tuhan kepada Yesus:
1.
Bagaikan
desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa
dihalangi oleh apapun.
2.
Bagaikan
deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Bicara deruh guruh sebentar lagi hujan.
Pengikutan kita adalah pengikutan yang ditandai dengan mau disirami oleh air
hujan Firman pengajaran. Kita dibersihkan dan disucikan, kita bertumbuh.
Tanaman kalau disirami pasti bertumbuh. Rohani kita bertumbuh, menghasilkan
buah-buah yang berkenan bagi Tuhan.
3.
Bagaikan
bunyi kecapi (ayat 2c). Ini yang sedang kita pelajari.
4.
Ada
nyanyian baru (ayat 3)
5.
Murni
sama seperti perawan (ayat 4a)
6.
Menjadi
korban sulung bagi Allah (ayat 4b)
7.
Tidak
berdusta = tidak bercela (ayat 5)
Kecapi ada kaitan dengan pelayanan. Jadi
pengikutan kita kepada Tuhan ditandai dengan aktif melayani Tuhan, dengan setia
dan benar, sehingga kita dibangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.
Hati-hati, Babel mau menawan kita!
Mazmur 137:1-3
137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita
duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
137:2 Pada
pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita
meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa
kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari
Sion!"
Iblis berusaha menghalangi pengikutan kita.
Di sini lewat Babel mau menawan kehidupan kita, mau memenjarakan kehidupan
kita, sehingga kita menggantung kecapi. Artinya tahbisan pelayanannya tidak benar sampai tinggalkan pelayanan.
Kalau di dunia, kalau pemain bulu tangkis pensiun dia gantung raket, petinju
gantung sarung tinju, sepakbola gantung sepatu. Ini menggantung kecapi, berarti
tidak melayani lagi karena ditawan oleh Babel. Akibatnya masuk pembangunan
tubuh Babel.
Ada 2 proyek besar secara rohani yang sedang
dalam perkembangan untuk mencapai
kesempurnaan:
1.
Pembangunan
Tubuh Kristus yang sempurna Yerusalem Baru.
2.
Ada proyek
tandingan dari setan, pembangunan tubuh babel, gereja palsu, mempelai wanita
setan yang akan dibinasakan.
Setan ini selalu meniru, Yesus ada mempelai
wanitaNya, setan juga mau meniru dia juga ada mempelai wanita. Mempelai wanita
Tuhan dari gereja yang disucikan dan disempurnakan. Mempelai wanita setan dari
gereja yang tidak mau disucikan tetapi nanti sempurna juga, sempurna dalam
kejahatan dan kenajisan. Jadi kepada kita diperhadapkan 2 proyek besar, kita
sedang berada di mana? Pembangunan Tubuh Kristus atau pembangunan Babel,
mempelai wanita setan. Hati-hati! Orang yang dulu aktif melayani, tiba-tiba
sudah gantung kecapi.
Apa wujud Babel yang mau menawan gereja Tuhan?
Kita lihat dari perkembangan Babel.
1.
Pembangunan
menara Babel.
Kejadian
11:1-4,9
11:1
Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
11:2
Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah
Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
11:3
Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata
dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu
dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
11:4
Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan
sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama,
supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
11:9
Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah
dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan
TUHAN ke seluruh bumi.
Menara
Babel dibangun dari batu bata, itulah tanah liat yang dibakar dengan api. Tanah
liat menunjukan kita manusia daging, manusia dibuat dari debu tanah liat. Jadi
batu bata adalah manusia daging yang dibakar dengan api setan. Apa itu api
setan?
a) Api hawa nafsu daging.
b) Api dosa
c) Api dunia, semangat dunia.
Melayani
tetapi semangat dunia, itu batu bata dibakar api setan. Melayani tetapi hidup
dalam dosa, itu batu bata dibakar api dosa. Melayani dengan ambisi daging,
emosi daging, itu dibakar dengan api setan. Kita periksa masing-masing
bagaimana pelayanan kita, dibakar oleh api Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan
atau dibakar dengan api setan, api daging, api dosa, api dunia.
Orang
yang dibakar dengan api daging, dosa dan dunia = praktek membangun menara
Babel.
a) Mencari nama. Artinya menyombongkan diri, ada
sikap sombong dalam melayani Tuhan. Sementara melayani Tuhan harus dengan
rendah hati. Melayani dengan sikap sombong adalah mencari ketenaran, popularitas,
mencari kejayaan, gereja kami paling hebat, organisasi kami nomor 1. Kita
berdoa supaya pengajaran ini disebarluaskan, bukan untuk ketenaran saya atau
supaya jemaat populer. Kalau itu yang kita cari itu berarti menara babel dan
Tuhan tidak akan berkati pelayanan kalau seperti itu. Di situlah api daging
menyala, ambisi dan emosi daging.
Juga sekarang pelayanan mencari kekayaan.
Gereja kami diberkati luar biasa, baru membeli sound system sekian milliar. Itu
hanya cari kekayaan, kehormatan, kejayaan, sampai menyingkirkan Firman,
menyingkirkan Yesus. Bukan Yesus lagi yang disembah, tetapi manusia yang diagungkan.
Bukan Firman lagi yang ditampilkan tetapi manusia yang ditampilkan.
Mazmur 138:2
138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan
memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat
nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Mazmur 138:2 (Terjemahan Lama)
138:2 Maka sujudlah aku di hadapan maligai kesucian-Mu
sambil memuji nama-Mu, karena sebab kemurahan-Mu dan kebenaran-Mu; karena lebih
dari pada segala kepujian-Mu Engkau telah membesarkan firman-Mu.
Seharusnya Firman yang dibesarkan, Tuhan yang
diagungkan, tetapi manusia yang diagungkan, sesuatu secara daging dari dunia
itu yang dipuji-puji. Bagaimana ibadahnya? Luar biasa gedungnya. Bagaimana
KKRnya? Luar biasa banyaknya orang, luar biasa musiknya, luar biasa artisnya.
Bukan lagi Tuhan! Itulah menara Babel. Jangan sampai kita merampas kemuliaan
untuk Tuhan, kita ambil untuk kita!
Kalau Yesus sudah disingkirkan, Firman
disingkirkan, manusia yang dikedepankan ini berarti orang itu rela kehilangan
keselamatan. Tidak peduli lagi dengan Firman pengajaran yang benar. Sekalipun
yang disampaikan tidak benar yang penting dapat kejayaan, ketenaran, kekayaan,
biar tidak benar tidak apa-apa.
Saya juga dikoreksi Tuhan. Waktu menggelar
ibadah natal dan paskah mau cari apa? Memuliakan Tuhan atau mencari kemuliaan
untuk diri kita. Kita gelar ibadah persekutuan Tubuh Kristus, mau cari apa?
Cari populer, cari nama atau untuk pembentukan Tubuh Kristus. Tuhan tahu
bagaimana isi hatiku menggelar ibadah Paskah, natal dan ibadah persekutuan. Kalau
untuk cari nama, capek! Melayani 1 sidang saja capek, tambah 2 sidang, tambah 3
sidang. Kalau cuma mau cari nama lebih baik saya istirahat di rumah. Tetapi
kalau untuk pembangunan Tubuh Kristus harus berkorban, korban tenaga, waktu dan
apapun untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Segala sesuatu yang kita lakukan kalau tidak
sesuai Firman, Yesus sudah disingkirkan, hanya membangun menara Babel, sia-sia!
Dan itu tidak akan pernah selesai, seperti menara babel tidak pernah selesai,
hanya untuk binasa.
Selalu yang menjadi pokok persekutuan adalah
Firman pengajaran. Menggelar ibadah pelayanan apapun hanya untuk menyebarkan
Firman pengajaran, bukan untuk mencari sesuatu secara jasmani. Termasuk yang kegiatan
di dunia, kalau hanya mencari kejayaan dan kehormatan di dunia sampai tidak
benar, itu membangun menara Babel. Buka usaha tidak benar supaya jaya, supaya
kaya, itu membangun menara Babel. Dapat ijazah tetapi tidak benar, supaya
terkenal, ada gelar dan lain-lain tetapi tidak benar, itu membangun menara
Babel.
b) Bangun menara sampai ke langit. Artinya mau
ke sorga tetapi menggunakan cara-cara sendiri yaitu beribadah dengan cara-cara
dunia. Apa tujuan kita menggelar ibadah pelayanan? Supaya hubungan kita dengan
Tuhan semakin erat sampai menyatu dengan Tuhan dalam kerajaan Sorga. Tetapi
sekarang ini banyak ibadah pelayanan yang digelar tetapi menggunakan cara-cara
dunia. Bukan kebenaran Firman yang ditampilkan melainkan kebenaran diri
sendiri.
Roma 10:2-3
10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka,
bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang
benar.
10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran
Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka
sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Giat beribadah, mungkin subuh, pagi, siang,
sore, malam beribadah, tetapi tanpa pengenalan yang benar. Cara-cara dunia
diadopsi dibawa masuk dalam gereja, cara main musiknya, cara khotbahnya semua
mengadopsi cara dunia. Mau ke sorga tetapi dengan cara-cara dunia. Beribadah
hanya menambah dosa!
Yesaya 30:1-2
30:1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah
firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang
memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa
mereka bertambah-tambah,
30:2 yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta
keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan
Mesir.
Mesir itu gambaran dunia, dunia dibawa masuk
dalam gereja.
Kalau
beribadah melayani hanya mencari nama, pakai cara sendiri, dengan kebenaran
sendiri, bukan kebenaran Firman, akibatnya dikacaubalaukan oleh Tuhan! Mulai
dari apa dikacaukan? Pelayannya kacau, gembala, ibu gembala kacau semua! Nikah
juga dikacaukan. Begitu sudah kacau tercerai berai, terserak! Untuk saya
sebagai hamba Tuhan ketika terjadi kekacauan dalam penggembalaan, saya pukul
diri! Yang saya tampilkan apa? Kebenaran Firman Tuhan atau kebenaran manusia.
Kalau kebenaran manusia pasti kacau, kalau diteruskan terserak, tidak bisa
masuk dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna. Berarti yang dikerjakan selama
ini sia-sia dan gagal total. Sudah korban waktu, tenaga, korban segala-galanya,
tetapi semua sia-sia dan gagal total. Apakah itu tidak miris? Sangat
memprihatinkan!
Sama
seperti dalam Matius 7:21-23, sudah hebat melayani tetapi Tuhan bilang ‘Aku
tidak pernah mengenal kamu!’ jadi semua pelayanannya sia-sia! Bayangkan, Tuhan yang dilayani
tidak kenal dia, malah diusir
‘enyahlah kamu pembuat kejahatan’ karena semuanya dikerjakan tanpa kebenaran
Allah, hanya dengan kebenaran diri sendiri.
Matius
7:21-23
7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Pelayanan
yang kita kerjakan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan kemuliaan nama kita.
Pelayanan yang kita kerjakan dengan cara-cara Tuhan, sesuai Firman Tuhan, bukan
dengan cara kita sendiri, itu yang berkenan kepada Tuhan.
Manusia
di zaman itu satu bahasa, satu logatnya. Tetapi karena mau mencari nama sampai
menyingkirkan nama Tuhan, menggunakan cara-cara sendiri, akhirnya dikacaukan
oleh Tuhan dan tercerai. Sekarang kita mau dibawa pada satu Tubuh Kristus yang
sempurna. 1 tubuh berarti 1 kepala. 1 kepala berarti 1 bahasa satu logat satu
suara. Apa itu? Suara penyembahan haleluya menyambut Yesus di awan-awan. Tetapi
kalau pengajaran sudah disingkirkan, nama Tuhan sudah disingkirkan, hanya
mencari nama kita, cari ketenaran, kejayaan dan lain-lain, cara-cara dunia
dibawa masuk dalam gereja, kebenaran diri sendiri yang ditampilkan, tidak akan
mencapai satu tubuh Kristus yang sempurna, satu kepala. Hanya terserak,
tercerai berai dan masuk dalam penghukuman Tuhan disertai aniaya antikristus.
Dalam
Wahyu 19:6-9 gereja yang sempurna satu bahasa semua dengan kata haleluya. Tetapi
gereja yang tertinggal, masuk aniaya antikristus, masuk penghukuman Tuhan, akan
berseru dengan bahasa masing-masing karena sengsara yang dialami.
Jangan
kita masuk pembangunan menarra Babel, ibadah kita selama ini apa yang ditampilkan,
apa yang kita cari, apa yang kita banggakan? Kalau yang jasman itu menara
Babel. Kalau rohani melejit harus, tetapi kalau cuma mau lebih hebat dari yang
lain tidak boleh! Itu menara Babel!
2.
Pembangunan
kerajaan Babel. Ini menunjukan kesombongan yang meningkat. Sesudah dipakai dan
diberkati Tuhan, seringkali justru sombong, kesombongannya malah meningkat. Ini
bukan untuk kita tiru, tetapi supaya mawas diri jangan ada pada kita.
Ada
2 tingkatan kesombongan, kita lihat dari raja-raja Babel.
a) Daniel 4:30-32,37
4:30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang
besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah
kubangun menjadi kota kerajaan?"
4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara
terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa
kerajaan telah beralih dari padamu;
4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan
tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan
diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku
atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi
berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya!"
4:37 Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji,
meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar
dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang
berlaku congkak.
Ini kesombongan raja Nebukadnezar. Kesombongan
raja Nebukadnezar adalah mengandalkan kekuatan sendiri atau mendewakan kekuatan
sendiri sehingga tidak lagi mengandalkan Tuhan. Baik dalam pelayanan juga dalam
hidup sehari-hari, dalam study, dalam pekerjaan. Kalau kekuatan sendiri yang
diandalkan itu sudah kesombongan Babel, kesombongan Nebukadnezar.
Habakuk 1:11
1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan
bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.
Seringkali yang terbanyak melakukan ini
justru kami gembala! Ketika baru merintis pelayanan jemaat belum ada atau sudah
ada 1 2 jiwa datang, dia andalkan Tuhan, penyembahannya, puasa dan lain-lain.
Firman Tuhan dilakukan sepenuhnya. Waktu sudah diberkati pelayanannya,
bertambah jiwa, sudah ada cabang, bertambah lagi cabang, bertambah jiwa,
diberkati secara ekonomi, mulai mengandalkan kekuatan sendiri. Saya sudah tahu
khotbah, persiapannya mulai santai. Kalau dulu berdoa sungguh-sungguh
‘bukakanlah rahasia Firman, urapi kami. Begitu sudah berhasil dalam pelayanan, doa sudah tidak ada, persiapan
mulai santai, dia anggap sudah tahu, paling jemaat sudah lupa apa yang saya
khotbahkan 5 tahun 10 tahun lalu tinggal saya ulang, tidak ada pergumulan lagi!
Dalam pekerjaan juga, waktu merintis usaha
berdoa terus, Tuhan tolong, pak gembala ditelpon ‘doakan usaha saya’. Begitu
sudah maju usahanya sudah tinggalkan Tuhan, tidak beribadah, tidak melayani
lagi.
Akibatnya direndahkan sampai seperti
binatang. Nebukadnezar makan rumput seperti sapi. Artinya rusak moralnya. Kalau
sudah mengandalkan kekuatan sendiri maka arahnya kerusakan moral, tidak berakal
budi lagi. Setelah diberkati, mulai berbuat dosa. Beli ini beli itu yang
sebenarnya tidak boleh dibeli, tidak boleh dikonsumsi, malah itu yang dibeli
dan dikonsumsi. Kalau dia gembala mulai merendahkan yang lain, menghina yang
lain. Itu betul-betul sudah rusak moralnya, tidak berakal budi. Sampai jatuh
dalam puncaknya dosa, dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Waktu merintis
usaha isteri menemani sampai berhasil. Begitu sudah berhasil sudah ada
perempuan simpanan, atau ada laki-laki lain. Waktu baru kuliah mengandalkan
Tuhan, apalagi waktu skripsi ‘pak gembala tolong doakan’. Begitu sudah dapat
gelar, dapat pekerjaan yang mapan, gembala sudah tidak digubris, ibadah sudah tidak
sungguh-sungguh, sudah aras-arasan. Itu nanti rusak moral, tidak berakal budi,
jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa! Kalau sudah sombong, dekat dengan kejatuhan!
b) Kesombongan Raja Belsyazar
Daniel 5:22-23
5:22 Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak
merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini.
5:23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di
sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta
para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur
dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari
tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau
mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan
menentukan segala jalan tuanku.
Waktu dia membuat pesta, dia suruh
perkakas-perkakas dari rumah Allah dibawa, kemudian mereka minum anggur dan
mabuk-mabukan menggunakan perkakas dari rumah Tuhan. Ini kesombongan Belsyazar,
menghina perkakas rumah Tuhan! Apa artinya menghina perkakas rumah Tuhan?
1)
Yesaya
52:11
52:11
Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang
najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang
mengangkat perkakas rumah TUHAN!
Perkakas
rumah Tuhan itu dipikul oleh imam-imam yang suci. Jadi menghina perkakas rumah
Tuhan artinya melayani Tuhan tetapi tanpa kesucian. Itu kesombongan! Kita
menyanyi, main musik, saya khotbah lalu tanpa kesucian itu suatu kesombongan! Berbuat
dosa sampai puncaknya dosa tetapi melayani, itu melayani tanpa keesucian. Pelayanan
apapun besar atau kecil di mata manusia, itu sama dengan mengangkat perkakas
rumah Tuhan, harus dikerjakan dengan kesucian, jangan asal. Apalagi kita yang
sudah banyak menerima pengajaran, sudah banyak menerima Kabar Mempelai, lalu
melayani tanpa kesucian, Alkitab mengatakan kepada yang banyak menerima,
dituntut banyak! Akan dihukum lebih dari pada mereka yang tidak tahu Firman.
Lukas
12:48
12:48
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang
harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang
kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa
yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Ini
kehendak Tuhan lewat Firman, kita sudah ada dalam Firman pengajaran, sudah mengerti
apa itu kehendak Tuhan. Mereka yang tidak tahu, hanya menerima sedikit pukulan.
Kita sudah banyak menerima Firman pengajaran, sudah menerima pelajaran Tabernakel,
kitab nabi Zakharia, Yunus, Rut, Amos, Yehezkiel, Yeremia, Keluaran, Imamat, Yohanes,
Kisah Para Rasul, Wahyu kepada kita banyak dituntut.
Semoga
ini kita taruh di hati kita, membuat rasa takut kepada Tuhan bertumbuh sehingga
tidak akan main-main dalam melayani Tuhan. Betul-betul melayani dengan menjaga
kesucian, mulai kesucian hati, kesucian mata, kesucian mulut, kesucian perbuatan,
kesucian nikah dan seluruh hidup kita jaga.
Sudah
terlalu banyak kita terima, lalu melayani main-main dengan dosa, main-main
dengan maut, betapa banyak yang dituntut dari kita! Hukuman yang akan diterima
lebih berat dari mereka yang belum tahu Firman pengajaran.
Kaum
muda layanilah Tuhan selalu dalam kekudusan dan kesucian. Makanya penting
asuhan Tuhan dalam penggembalaan. Mungkin pulang gereja hari minggu, senin, selasa ada sesuatu yang kita perbuat, kita
katakan, kita pikirkan yang tidak benar, tidak suci, hari rabu dengar Firman
disucikan lagi. Pulang hari kamis jumat ada hal-hal yang tidak berkenan kepada
Tuhan yang kita perbuat, sabtu dengar Firman disucikan lagi, kita diasuh oleh
Tuhan. Suatu saat nanti kita beribadah tiap hari dalam Bait Allah. Karena
mengingat dosa itu begitu hebat bekerja, makanya kita perlu diasuh dalam
penggembalaan tiap-tiap hari. Kita akan mengarah ke sana. Kalau sekarang dikurangi,
tidak akan pernah masuk ke sana.
2)
Melepaskan
jabatan pelayanan karena mempertahankan dosa. Dosanya yang dibuang, jabatannya
jangan dibuang!
3)
Tidak
memelihara perkakas rumah Tuhan secara jasmani! Perkakas-perkakas dalam gereja
dipelihara, jangan dirusak. Kalau kita rusak, tidak diperhatikan, itu berarti
Babel! Musiknya, sound systemnya di pelihara baik-baik.
Inilah
kesombongan dari Babel, kesombongan raja Nebukadnezar, kesombongan raja
Belsyazar. Jangan ada pada kita sekalian.
3.
Perempuan
Babel
Wahyu
17:4-6
17:4
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala
kekejian dan kenajisan percabulannya.
17:5
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu
dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
17:6
Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah
saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Ini
kesempurnaan dalam kejahatan, kenajisan dan kebencian. Ketika ada perasaan tidak
suka pada seseorang matikan itu, nanti memuncak pada perempuan Babel.
Wahyu
17:1,15
17:1
Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu
dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15
Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita
pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Ini
Babel mau menguasai rakyat banyak, kaum dan bangsa. Seluruh dunia dikuasai
Babel, dia mau menguasai manusia di manapun berada. Sekarang begitu mengerikan
dosa kenajisan, kejahatan, kepahitan, kebencian, sampai orang membunuh tidak
ada rasa takut lagi, manusia tidak ada lagi nilainya.
Jangan
sampai kita gantung kecapi, meninggalkan pelayanan karena dikuasai Babel. Supaya
tidak dikuasai oleh Babel, air yang banyak itu dibawa masuk dalam tempayan.
Yohanes
2:6-7
2:6 Di
situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang
Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu
penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
Air
menunjuk kedagingan kita, bendung dalam penggembalaan, bawa masuk dalam penggembalaan,
itu jalan keluar supaya tidak dikuasai Babel. Bawa hidup kita tergembala,
daging dibendung dalam penggembalaan, tidak bergerak bebas, betul-betul
dikuasai oleh Tuhan. Tadi yang bersaksi tergembala jarak jauh karena keadaan
tetapi bisa bertekun dalam penggembalaan. Kita yang bisa tatap muka langsung,
bertekunlah dalam penggembalaan. Air yang banyak dibendung dalam penggembalaan.
Tadi
disebut ada 6 tempayan. 6 terdiri dari 3+3. Siapa yang lebih dulu harus
tergembala? Suami dan isteri. 3 yang pertama itu tubuh, jiwa dan roh suami. 3
yang kedua itu tubuh, jiwa dan roh isteri. Suami isteri masuk dalam
penggembalaan untuk diteladani oleh anak dan diteladani oleh keluarga yang
lain. Masing-masing bertanggung jawab, bawa hidup kita dalam kandang penggembalaan,
bertekun dalam 3 macam ibadah pokok maka daging kita dibendung.
a) Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah
pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.
b) Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya.
c) Mezbah dupa, ketekunan dalam ibadah ibadah
doa penyembahan
Memang
hanya sedikit. Dari sekian banyak air, yang ditampung hanya 6 tempayan. Kalau
kita bisa tergembala sampai saat ini, itu hanya karena kemurahan Tuhan, kasih
karunia Tuhan, kita dipilih oleh Tuhan. Tidak semua orang bisa tergembala. Kalau
semua orang bisa tergembala, tidak cukup gereja kita, harus dibesarkan lagi
supaya masuk semuanya. Tidak semua bisa tergembala, hanya yang mendapat
kemurahan, hanya yang mendapat kasih karunia. Ayo masuk dalam tempayan, bendung
daging. Sudah dalam tempayan, dibendung dagingnya, masih ada juga yang
terbuang, tertumpah keluar karena ada yang tidak sungguh-sungguh. Dipakai cuci
kaki menurut adat istiadat Yahudi, dipakai cuci kaki berarti dibuang. Terbuang
karena apa? Karena tradisi adat istiadat nenek moyang, terbuang karena
dosa-dosa.
Jangan
sampai kita terbuang, tetap berada dalam tempayan. Doa saya sebagai gembala
jangan ada satupun yang tertinggal dari antara kami. Tiap hari, tiap malam
sebelum tidur, bangun pagi itu terus yang saya sebutkan. Kita bisa menyatu di
dalam Tubuh Kristus menyambut Yesus di awan-awan yang permai.
Kalau
bisa tergembala sungguh-sungguh ada dalam tempayan maka air menjadi air anggur.
Kita mengalami mujizat dari Tuhan. Terutama mujizat keubahan hidup. Berubah
sampai pribadinya sendiri heran. Saya sendiri juga heran, dulu saya begini
sekarang bisa berubah. Isteri saya heran lihat saya suami, dulu kasar minta
ampun, sekarang romantisnya minta ampun. Suami heran lihat isteri, dulu nanti
tidur baru diam. Sekarang berubah bisa tunduk. Anakku dulu tidak tenang di rumah,
begitu dia tergembala bisa menikmati Firman, bisa tenang di rumah. Terjadi
keubahan hidup, mujizat terjadi, air menjadi air anggur.
Mujizat
keubahan hidup itu dimulai dari mulut.
Yohanes
2:8-10
2:8
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada
pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.
2:9
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia
tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu,
mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10
dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu
dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Permulaan
keubahan hidup dari lidah, dari mulut. Mulut ini yang menentukan manis tidaknya
hidup kita. Mau manis nikahnya mulut harus berubah, mau manis dalam penggembalaan
mulut kita harus berubah! Mulut hanya mengeluarkan perkataan-perkataan yang
manis. Apa itu perkataan yang manis?
a) Mengaku dosa. Dari pada salah-salahkan orang
‘si anu begini, si itu begitu’ lebih baik mengaku dosa, Tuhan ampuni saya, saya
salah. Dari pada dia ini dia itu lebih baik saya ini saya itu, mengaku dosa!
Pengakuan dosa itu bisa menggetarkan hati orang.
b) Perkataan yang menjadi berkat bagi sesama,
perkataan yang membangun.
Kidung Agung 7:9
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur
itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir
orang-orang yang sedang tidur!
Banyak di sekeliling kita yang sedang tidur
rohani, pakailah perkataan kita menjadi berkat supaya bangun kembali rohaninya.
Jangan malah tanbah kita lemahkan. Bersaksi memuliakan Tuhan, itu perkataan
yang membangun. Saksikan pengalaman dengan Firman Tuhan. Yang mendengar
langsung kuat ‘ibu itu kuat yah, saya baru dibentak sedikit sudah loyo
menghadapi suami. Itu sampai ditinggal di luar dia kuat. Ah saya juga harus
kuat’. Ayo kesaksian-kesaksian kita biar membangun sesama kita.
Perkataan yang manis ini juga menggairahkan
Yesus untuk menolong kita saat menghadapi angin dan gelombang.
Markus 4:37-39
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan
ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan
air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di
sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata
kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau
itu menjadi teduh sekali.
Apa itu perkataan manis yang membangunkan
Yesus? Doa penyembahan! Saat diterpa angin dan gelombang serukan Yesus saja,
jangan perkataan yang lain. Itu perkataan manis, itu membangunkan Yesus untuk
menolong kehidupan kita sekalian tepat pada waktunya. Perahu tidak hancur,
tidak tenggelam, tetapi ditolong Tuhan tepat pada waktunya.
Kadang kalau ada masalah malah berseru nama
yang lain, saling mempersalahkan. Coba murid-murid dalam perahu saling
mempersalahkan waktu diterpa angin gelombang. Tambah goyang perahunya tambah
cepat tenggelam. Namun mereka berseru ‘Guru, Engkau tidak peduli kalau kami
binasa!’. Lebih baik langsung berseru nama Yesus. Sudah tidak bisa diutarakan
dengan kata-kata apa yang menjadi pergumulan kita, hanya dengan derai air mata.
Yesus dengan kuasa kebangkitanNya sanggup meneduhkan angin dan gelombang.
Perahu kehidupan kita bisa sampai ke Yerusalem Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar