Salam
sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 11:32-40
11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor
yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja
atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan untuk
sesuatu apa pun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai
matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula.
11:33 Kalau seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke
dalam sesuatu belanga tanah, maka segala yang ada di dalamnya menjadi najis dan
belanga itu harus kamu pecahkan.
11:34 Dalam hal itu segala makanan yang boleh
dimakan, kalau kena air dari belanga itu, menjadi najis, dan segala minuman
yang boleh diminum dalam belanga seperti itu, menjadi najis.
11:35 Kalau bangkai seekor dari binatang-binatang
itu jatuh ke atas sesuatu benda, itu menjadi najis; pembakaran roti dan anglo
haruslah diremukkan, karena semuanya itu najis dan haruslah najis juga bagimu;
11:36 tetapi mata air atau sumur yang memuat air,
tetap tahir, sedangkan siapa yang kena kepada bangkai binatang-binatang itu
menjadi najis.
11:37 Apabila bangkai seekor dari binatang-binatang
itu jatuh ke atas benih apa pun yang akan ditaburkan, maka benih itu tetap
tahir.
11:38 Tetapi apabila benih itu telah dibubuhi air,
lalu ke atasnya jatuh bangkai seekor dari binatang-binatang itu, maka najislah
benih itu bagimu.
11:39 Apabila mati salah seekor binatang yang
menjadi makanan bagimu, maka siapa yang kena kepada bangkainya menjadi najis
sampai matahari terbenam.
11:40 Dan siapa yang makan dari bangkainya itu,
haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam;
demikian juga siapa yang membawa bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia
menjadi najis sampai matahari terbenam.
Kita telah melihat bahwa ini adalah kontrol Tuhan.
Tuhan mengawal umatNya dan hamba-hambaNya supaya tidak terjebak dengan hal-hal
yang najis tetapi supaya kelak mencapai standar kudus sama seperti Tuhan.
Tujuan akhir dari pembahasan ini ada pada ayat 44,45 dan 47.
Imamat
11:44-45,47
11:44 Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah
kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan
janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan
merayap di atas bumi.
11:45 Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu
keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini
kudus.
11:47 yakni untuk membedakan antara yang najis
dengan yang tahir, antara binatang yang boleh dimakan dengan binatang yang
tidak boleh dimakan."
Ini adalah kasih sayang Tuhan kepada kita, utama
kami hamba-hamba Tuhan, bila mendapat peringatan dan tuntunan Tuhan yang begitu
jelas. Kesimpulannya ada pada ayat 47 supaya kita bisa membedakan mana yang
tahir dan mana yang najis.
Imamat
11:47
11:47 yakni untuk membedakan antara yang najis
dengan yang tahir, antara binatang yang boleh dimakan dengan binatang yang
tidak boleh dimakan."
Jadi tujuan Tuhan mengawal dan menuntun kita adalah
supaya kita mencapai tingkat rohani yang bisa memahami bahwa hal ini najis dan
hal itu yang tahir. Berarti hal ini yang sesuai selera Tuhan dan hal itu yang
menjijikkan Tuhan.
Ibrani 5:14
5:14 Tetapi
makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Dalam hal ini yang pegang peran adalah hamba Tuhan.
Sesuai dengan yang telah kita lewati dalam Imamat 10:17, keselamatan umat Tuhan itu ada di atas pundak hamba Tuhan.
Imamat
10:17
10:17 "Mengapa tidak kamu makan korban
penghapus dosa itu di tempat yang kudus? Bukankah itu sesuatu bagian maha kudus
dan TUHAN memberikannya kepadamu, supaya kamu mengangkut kesalahan umat itu dan
mengadakan pendamaian bagi mereka di hadapan TUHAN?
1 Timotius 4:16
4:16 Awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena
dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang
mendengar engkau.
Jadi berat tugas/ tanggung jawab kami. Kami hamba Tuhan
tidak hanya sekedar menggelar ibadah dan menyampaikan beberapa kalimat Firman
Tuhan lalu merasa sudah beribadah. Apalagi kalau kami hamba Tuhan dalam
pelayanan motivasinya hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lahiriah, itu
sudah salah tahbisan. Panggilan Tuhan kepada kita hamba Tuhan adalah untuk melayani
Tuhan dan untuk membawa umat Tuhan mencapai standar yang dikehendaki Tuhan
yakni suci dan kudus sama seperti Tuhan. Persoalan yang lahiriah, sandang,
pangan dan papan itu adalah urusan Tuhan. Kalau itu sudah dibalik berarti sudah
salah sasaran.
Keterlibatan kita di ladang Tuhan harus mempunyai
motivasi yang tepat yaitu untuk membawa jemaat seberapa yang Tuhan percayakan
untuk mencapai hal ini:
Imamat
11:44-45
11:44 Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah
kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan
janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan
merayap di atas bumi.
11:45 Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu
keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini
kudus.
I
Petrus 1:15-16
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.
Ini tujuan puncak dari Tuhan karena standar
kekudusan seperti itulah yang akan dimiliki oleh Mempelai Wanita Tuhan.
Dari ayat 24 sampai 47 ada 9 kali disebutkan “sampai
matahari terbenam”.
Imamat
11:24,25,27,28,31,32,39,40
11:24 Semua yang berikut akan menajiskan kamu --
setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis 1sampai matahari terbenam,
11:25 dan setiap orang yang ada membawa dari
bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis 2sampai matahari terbenam
--,
11:27 Demikian juga segala yang berjalan dengan
telapak kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya,
semuanya itu haram bagimu; setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi
najis 3sampai matahari
terbenam.
11:28 Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah
mencuci pakaiannya dan ia menjadi najis 4sampai
matahari terbenam. Haram semuanya itu bagimu.
11:31 Itulah semuanya yang haram bagimu di antara
segala binatang yang mengeriap. Setiap orang yang kena kepada binatang-binatang
itu sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis 5sampai matahari terbenam.
11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor
yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja
atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan untuk
sesuatu apa pun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis 6sampai matahari terbenam,
kemudian menjadi tahir pula.
11:39 Apabila mati salah seekor binatang yang
menjadi makanan bagimu, maka siapa yang kena kepada bangkainya menjadi 7najis sampai matahari
terbenam.
11:40 Dan siapa yang makan dari bangkainya itu,
haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis 8sampai matahari terbenam; demikian juga siapa
yang membawa bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis 7sampai matahari terbenam.
Waktu dari terbit sampai terbenamnya matahari itu
ada 12 jam. Jadi selama 12 jam matahari menyorot tindak tanduk umat Tuhan dan
hamba Tuhan, bila diketemukan di situ ada bersentuhan dengan hal-hal yang najis
atau bangkai, maka ada gerakan dari Tuhan menganjurkan kepada kita supaya:
Imamat
11:32
11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor
yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja
atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan untuk
sesuatu apa pun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai
matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula.
Jadi kayu, pakaian, kulit dan karung harus direndam
di dalam air bersamaan dengan sorotan matahari, bersamaan dengan angka 9.
Soroton matahari memakan waktu 12 jam. Dikatakan jumlahnya ada 9. Angka 9
adalah angka karunia Roh Kudus.
Barang-barang tadi itu direndam. Apa maksudnya
direndam? Kalau hanya direndam itu gampang saja. Tetapi yang dimaksud dengan
direndam adalah masuk dalam
gemblengan. Sementara kita masuk dalam gemblengan kita disorot dengan sorotan
matahari.
Mazmur
84:12
84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai;
kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup
tidak bercela.
Matahari itu menunjuk Allah pribadi atau kebenaran
Allah atau kasih Allah yang menyorot kehidupan kita. Jadi setelah kita masuk
dalam gemblengan di dalamnya kita disorot oleh matahari dan disebutkan sampai 9
kali berarti juga disorot oleh karunia Roh Kudus selama 12 jam. Angka 12 adalah
angka persekutuan. Tujuan kita digembleng, tujuan kita disorot oleh matahari supaya
persekutuan kita mantap dengan Firman
dan Roh Kudus.
Dengan sorotan sinar matahari yang makan waktu 12
jam dimaksudkan supaya persekutuan kita mantap. Yang
disorot oleh matahari setelah matahari terbenam dia menjadi tahir. Berarti
setelah dia disorot oleh matahari dia tampil dalam suasana yang dapat
diharapkan. Setelah matahari terbenam dia berubah menjadi bagaikan bintang yang
bercahaya di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya. Itu terjadi karena
dia sudah menerima sorotan matahari dan direndam di dalam air. Air oleh Firman Allah.
Efesus
5:26
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
Air itu sudah Tuhan sediakan. Ada mata air dan ada
sumur yang tidak kering yang sudah Tuhan sediakan. Bagaimana suadara mau
merendam pakaian, kulit dan kayu itu kalau tidak ada sarana. Saudara tidak memiliki
mata air dan sumur ternyata sudah
Tuhan siapkan. Jadi tidak ada alasan untuk kita tidak masuk dalam gemblengan.
Jangan seorangpun menarik diri dari gemblengan sebab dia nanti tidak akan
berhasil menjadi seperti ini:
Filipi
2:15
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda,
sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang
bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka
seperti bintang-bintang di dunia,
Saudara lihat bagaimana pribadi yang bersentuhan
dengan sumur yang bersentuhan dengan mata air. Sekalipun dia adalah manusia
yang sudah dikatakan amoral dan hancur hidupnya tetapi akhirnya dia membawa sinar di Sikhar dan memenangkan banyak
jiwa. Kenapa? Sebab ada sumur dan mata air dan dia rela masuk dalam gemblengan.
Coba bagaimana andaikata dia mengelak dan menolak Yesus habis-habisan.
Dia berbicara tentang sumur dan Tuhan Yesus
berbicara juga tentang sumur. Kemudian Yesus meningkat berbicara tentang mata
air. Semua sudah disediakan Tuhan dan dia masuk di dalam gemblengan. Akhirnya
karena dia menerima gemblengan maka dia menjadi bintang yang bersinar di
Sikhar. Itu yang diharapkan oleh Tuhan dalam diri saudara dan diri saya. Kita
tinggal menerima karena Tuhan Yesus sudah menyiapkan mata air dan sumur yang
tidak pernah kering.
Imamat
11:32
11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor
yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja
atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan untuk
sesuatu apa pun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai
matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula.
Kayu adalah kemanusian kita yang harus digembleng
oleh Tuhan lewat Firman, pakaian itu adalah perilaku kita, kulit dan karung akan
dibahas selanjutnya.
Imamat
11:36
11:36 tetapi mata air atau sumur yang memuat air,
tetap tahir, sedangkan siapa yang kena kepada bangkai binatang-binatang itu
menjadi najis.
Tuhan sudah menyiapkan, sebetulnya kita beruntung
dan kita berbahagia karena kita
bukan digembleng di tempat yang kering kerontang tetapi tempat yang ada sumur
dan ada mata air. Tetapi betapa memilukan hati kalau kita menolak gemblengan
itu. Kita harus masuk dalam penggodokan oleh Tuhan. 12 jam direndam oleh Tuhan,
12 jam digembleng oleh Tuhan. Maksudnya kita digembleng oleh Tuhan agar kita
gereja Tuhan mengerti apa itu angka 12 yaitu persekutuan, utamanya persekutuan
dengan Firman sehingga
terbentuk tubuh Kristus.
1. Kayu
menunjuk kemanusiaan kita
Kemanusian
kita berarti fana, tidak kekal. Tetapi kalau kemanusiaan kita, kedagingan kita
mau direndam, mau digembleng, maka oleh kuasa air Firmanyang merendam kita,
yang mengodok kita, maka kayu ini bisa berubah.
Kolose
3:10
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya;
Dikatakan
oleh Firman Allah bahwa dua loh batu itu lebih dahulu ditaruh pada peti kayu
tetapi kemudian dirubah menjadi peti yang disalut dengan emas. Berarti kayu
bisa berubah menjadi emas. Kemanusiaan yang fana ini bisa berubah menjadi yang
Ilahi kalau saja kita mau digodok, mau digembleng oleh air Firman Tuhan.
Seringkali
ketika air Firman Allah menyiram, ketika kita direndam dan digembleng oleh air
Firman Tuhan, reaksi daging, reaksi kemanusiaan kita itu muncul. Itu wajar sebagai
tanda kita sedang digembleng. Tetapi tidak harus selalu reaksi itu kita
pertahankan. Kalau kita mau digembleng lewat ditenggelamkan dalam air Firman
Tuhan maka kedagingan kita itu suatu saat tidak akan bereaksi lagi. Ini yang
Tuhan cari artinya daging tidak bersuara
lagi.
Untuk apa Tuhan menyediakan mata
air dan sumur yang ada air? Supaya ada tempat dan sarana untuk merendam kayu
kemanusian kita dan kemudian pakaian kita.
2. Pakaian
menunjuk perilaku
dan tingkah laku
Yeremia 7:3,5
7:3
Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah
langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
7:5
melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan
perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu
masing-masing,
Mengapa
pakaian perlu direndam? Karena tingkah laku kita perlu dibina. Hal ini seirama
dengan kayu. Sebenarnya satu saja sasaran Tuhan yaitu prilaku hidup kita
sendiri. Ternyata kalau pakaian itu direndam, kalau perilaku kita digembleng tujuannya sangat
indah yaitu Tuhan akan diam bersama dengan kita. Kepada kehidupan yang mau
pakaiannya yaitu prilakunya terbenahi berarti dia siap menerima Yesus bersama
dengan dia. Kalau berpikir Tuhan mau diam dengan dia tetapi perilaku/ pakaiannya tidak mau digembleng maka
Tuhan akan menjauh.
Diawali
dengan kayu yaitu kemanusiaan kita. Kayu tadi masih ada di hutan kemudian
ditebang menjadi kayu glondongan, itulah proses kemudian menjadi bait Allah.
Kita
menyadari kehidupan kita hari-hari terakhir ini, perilaku ini yang seringkali menyakitkan
hati Tuhan. Dalam Yesaya dikatakan Tuhan penat melihat perilaku. Itu sebabnya ketika Tuhan Yesus
sampai di tepi sumur Yakub dikatakan Tuhan Yesus penat, letih dan lesu. Kenapa Tuhan
Yesus penat? Bukan
karena diriNya tetapi karena umat Tuhan.
Perilaku inilah yang seringkali membuat
Tuhan penat. Ulang berulang Tuhan datang mengajar kita agar kita berperilaku yang baik lewat godokan dan gemblengan
oleh air Firman Allah di dalam kehidupan gereja Tuhan sehingga gereja Tuhan
menjadi kehidupan yang sungguh-sungguh terbenahi mulai dari hidup nikah,
prilaku dalam nikah.
Kenapa
Tuhan Yesus sampai mengatakan penat? Itu karena kita. Apakah kita mau terus
menerus membuat Tuhan itu penat, letih dan lesu? Oleh karena apa? Karena ketika
kita bertindak kita lupa akan Firman Allah, ketika kita bereaksi sesuatu tidak
pernah lagi terbersit “ini bertentangan dengan Firman, berarti saudara tidak masuk dalam gemblengan”. Kalau
ada terbersit dalam pikirannya “saudara
bertindak dan bereaksi ini ada Firman yang seperti ini”, kalau selalu mengingat
Firman maka perilaku
hidupnya pasti akan tertolong bagaikan pakaian yang direndam dalam air.
Utamanya dalam nikah jangan sampai kita melupakan hal ini.
Jangan
sampai gereja Tuhan membuat Allah penat, letih dan lelah. Kalau Tuhan sampai
mengeluh dan terus menerus manusia itu tidak mau digembleng dan tidak mau
berubah maka suatu saat akan Tuhan umbar dan lepaskan sehingga kasihanlah
manusia itu. Itu sebabnya dalam kitab Imamat, Tuhan mengawal, menuntun dan
mengawal sehingga kita tidak selalu membuat Tuhan penat.
Yohanes 4:6
4:6
Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
Dikatakan Yesus sangat letih. Apakah ini hanya
menunjuk kemanusiaan Yesus? Apa sebenarnya yang membuat Yesus letih?
Yesaya 43:24
43:24
Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku
dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu,
engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu.
Itu
sebabnya Tuhan Yesus letih, karena melihat prilaku manusia. Tetapi dalam
kondisi letih itu Tuhan Yesus berhasil menolong perempuan yang sebenarnya telah
memberatkan Tuhan dengan dosanya. Apakah kita mau terus menerus seperti ini
yaitu memberatkan Tuhan dengan dosa kita? Ini adalah pakaian, ini adalah
prilaku yang tidak ada keubahan.
Coba
kalau kita sadar, ketika mau bereaksi kita ingat bahwa kita sedang direndam,
kita sedang disorot dengan sinar matahari yang sampai 9 kali disebutkan dan
selama 12 jam, maka tentu reaksi-reaksi yang ada tidak akan memberatkan Tuhan. Kita
harus ingat kita sedang digembleng, sedang direndam dan ada mata air serta sumur
yang tidak pernah kering. Di sanalah kita digembleng.
Tuhan
Yesus dalam keadaan penat dan tidak berlebihan Tuhan Yesus hanya minta air.
Walaupun awalnya sedikit tegang pembicaraan antara perempuan itu dengan Tuhan
Yesus tetapi akhirnya membuahkan hasil, wanita itu akhirnya menjadi bintang
yang bersinar di kota Sikhar.
Yohanes 4:39,42
4:39
Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala
sesuatu yang telah kuperbuat."
4:42
dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Siapa
yang menyinari mereka? Itulah perempuan yang tadi membuat Tuhan Yesus penat dan
lelah dengan dosanya, tetapi akhirnya tertolong. Dia digembleng di dalam air dari mata air dan ada air dari
sumur, dia bagaikan direndam dan digembleng dalam air yang hidup itu sehingga
akhrinya perempuan ini menjadi bintang yang bersinar. Akhirnya orang-orang
Sikhar mengatakan “bukan lagi karena engkau kami percaya tetapi karena kami
sendiri sudah mendengar melihat bahwa
Dia ini Juruselamat dunia”.
Betapa
indah kalau kita bisa menampilkan perkara yang sama karena kita mau pakaian
kita direndam, mau perilaku
dan kelakuan kita digembleng oleh air yang keluar dari mata air dan air yang
ada di dalam sumur yang tidak pernah kering. Ini yang Tuhan cari dan pada saya
pun ini yang Tuhan cari.
Ketika
kita mengalami suasana hidup
di dunia ini jangan kita ikuti bahasa kayu (kemanusiaan kita). Rasakan bagaimana kita digembleng,
rasakan bagaimanan kita diguyur oleh air dari sumur, air dari mata air.
Yohanes 4:11-12,14
4:11
Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini
kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya
dan ternaknya?”
4:14
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal.”
Ada
dua hal yang komplet, ada sumur yang tidak pernah kering dan ada mata air. Ini
bersentuhan dengan perempuan yang membuahkan dia berubah. Dia bagaikan direndam
dalam air/
digembleng oleh Firman Allah.
Kita
sudah terlalu lama di dalam pengajaran, kapan kita mau berubah? Ketika kita
didorong dalam satu suasana apakah kita bereaksi “ada air yang menutupi saya,
saya sedang digembleng oleh air
Firman Tuhan”.
Kalau hal itu ada maka kita tidak akan bereaksi seakan-akan kita ini jago di
hadapan Tuhan, baik dalam nikah rumah tangga dan juga dalam kehidupan berjemaah.
Ayo kita ikuti, sejauh mana pakaian kita direndam oleh Tuhan.
Apakah
tidak ada sarana? Ada, Tuhan sediakan sumur yang tidak pernah kering dan ada
mata air yang tidak pernah keruh. Sekalipun kena bangkai dia tetap tahir, artinya
Firman Tuhan tetap suci dan murni dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.
3. Kulit
Yeremia 13:22-23
13:22
Dan apabila engkau bertanya dalam hatimu: "Mengapakah semuanya ini menimpa
aku?" Karena banyaknya kesalahanmulah maka disingkapkan ujung kainmu dan
engkau diperkosa!
13:23
Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya?
Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat
jahat?
Kulit
adalah warna penampilan gereja atau siapa saja yang disebutkan berbuat baik
atau jahat. Itu penampilan luar yang nampak. Tidak mungkin bisa berubah kalau
tidak direndam, tidak digembleng oleh Firman Allah. Bisa kita berubah tetapi
bukan dengan kekuatan kita tetapi lewat pekerjaan Firman, air yang diambil dari
mata air dan sumur yang tidak pernah kering. Sumbernya adalah Yesus, sumbernya
adalah Sorga. Dari sana kita peroleh
air dipakai untuk merendam, digembleng dan digodok sehingga bisa
berubah. Dengan itu kita bisa berubah.
Masakan
kita tidak bisa berubah. Kalau ada yang berkata “saya sudah tidak bisa berubah
dan memang saya sudah begini” itu sama dengan mempertahankan yang keliru/yang
salah. Makanya jangan kita membahasakan “memang orang itu pengkotor dan susah
dia mau bersih”. Orang itu bisa berubah kalau digembleng air Firman Allah! Tidak bisa berubah kalau kita membahasakan bahasa itu terus
menerus sehingga akhirnya tidak bisa. Tetapi kalau kita yakini bahwa kehidupan
itu direndam dalam air dan digembleng oleh Firman Allah maka pasti bisa, orang
yang kotor bisa menjadi bersih dan mulia. Masalahnya mau digembleng atau tidak
mau digembleng.
Kalau
kita mau digembleng kita bisa berubah. Macan tutul tidak bisa berubah belangnya
tetapi kita manusia bisa berubah. Contohnya wanita tadi yang ada dalam Yohanes
pasal 4 akhirnya berubah total. Banyak contoh di dalam Alkitab, manusia-manusia
yang bejat akhirnya berubah. Tetapi banyak juga contoh dalam Alkitab yang baik malah
berubah menjadi bejat, jangan kita seperti itu. Yang Tuhan cari adalah dari
yang bejat berubah menjadi yang baik, itu bisa terjadi asalkan kita mau digembleng,
mau direndam di dalam air oleh
Firman.
4. Karung
Kalau
sudah sampai pada karung maka akan diakhiri dengan pengakuan yang luar biasa
yang yang membuahkan terjadinya angka 12 yaitu persekutuan.
Kejadian 44:2,8,11-16
44:2
Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu
serta uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang
dikatakan Yusuf.
44:8
Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa
kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari
rumah tuanmu?
44:11
Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan
masing-masing membuka karungnya.
44:12
Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai
kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.
44:13
Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan
mereka kembali ke kota.
44:14
Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih
ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.
44:15
Berkatalah Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini?
Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat
menelaah?"
44:16
Sesudah itu berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada
tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan
diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka
kami ini, budak tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan
piala itu."
Ini
bagaikan karung yang masuk dalam gemblengan, pemilik-pemiliknya masuk dalam
gemblengan. Bahasa mereka dapat di artikan “dengan gemblengan ini Tuhan sudah
menunjukkan kesalahan kami”. Kesalaham kami bukan kesalah orang lain. Karung
mereka masuk dalam gemblengan melalui Yusuf yang adalah gambaran roh Mempelai.
Akhirnya mereka mengambil sikap menjadi hamba, merendahkan diri
serendah-rendahnya.
Tadinya
mereka berjalan tentu dalam suasana riang gembira sebab yang mereka takutkan yaitu
adik mereka yang bungsu yang menjadi permasalahan sehingga ayahnya hampir tidak mengizinkan dia pergi sekarang
bisa luput. Ternyata gemblengan ini belum
selesai,
sekalipun mereka merasa hal itu sudah selesai. Gembelengan berjalan terus sebab
tujuan gemblengan ini untuk menampilkan angka 12. Akhirnya mereka bersama-sama
berucap “kami menjadi hamba”.
Sifat
seorang hamba dalam Alkitab ada 4:
1) Ulet,
diambil dari bahasa Ibrani Ebet
Ketika saudara-saudara Yusuf ini menyatakan diri
menjadi hamba apakah sebelumnya mereka tidak ulet? Kali ini ada tuntutan Tuhan
supaya mereka ulet. Hamba itu harus gesit dan lincah. Ketika mereka berkata
menjadi hamba berarti mereka diperhadapkan harus ulet, gesit dan lincah.
2) Dapat
dipercaya pada satu tugas, diambil dari bahasa Ibrani Abat
Jangan dulu banyak tugas, satu tugas dulu. Kami
hamba Tuhan apakah benar dipercayakan Tuhan satu tugas? Tunjukan dedikasi saudara dalam jalankan tugas.
3) Benar-benar
dia mengabdi pada tuan atau Tuhan sebagai pemilik, diambil dari bahasa Ibrani Syakir
Ini yang Allah inginkan dalam kehidupan yang
mengatakan dirinya hamba. Kita harus mengabdi kepada Tuhan dan merasa kita dimiliki oleh Tuhan.
4) Mengabdi
kepada atasan, diambil dari bahasa Ibrani Sharath
Atasan ini belum tentu itu pemilik dari hamba itu sebagai bawahan tunjukan tanda taat/ tunduk pada
atasan.
2 Timotius 2:4
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
Mereka
ini terlalu mudah berucap padahal belum tentu mampu. Tetapi dengan ucapan ini
akhirnya rahasia roh mempelai dibuka kepada mereka. Jadi dengan gemblengan
bagian yang terakhir ini maka terbukalah rahasia Yusuf yang menunjuk rahasia
Mempelai. Yusuf akhirnya tidak tahan lagi. Sudah berapa lama dia menyembunyikan
rahasia dan sudah saatnya dibuka. Kepada siapa dibuka rahasia Mempelai? Kepada
kehidupan yang ulet, dapat dipercaya pada satu tugas, mengabdi pada Tuhan dan
mengabdi pada atasannya. Pada orang seperti itu pasti dipercayakan rahasia
Mempelai.
Yusuf
tidak tahan lagi dan menyuruh pegawai-pegawainya keluar dan tertinggal 11 orang
saudaranya yang kebingungan berhadapan dengan siapa. Saat itu rahasia Mempelai
dia buka “aku Yusuf saudaramu”. Rahasia Tuhan dibuka kalau ada pengakuan dan
kita mau ulet, dapat dipercaya, mengabdi pada pemilik kita dan mengabdi pada
atasan kita. Kalau seperti itu maka Tuhan akan membuka rahasia diriNya “Aku Mempelai Laki-laki Sorga”.
Begitu
yang 11 ini serempak mengucapkan mau menjadi hamba maka walaupun dalam keadaan
gemetar dan ketakutan maka suasana yang genting, suasana yang menyeramkan,
suasana yang selama ini mereka berupaya untuk hindari, suasana yang mencekam
ini dirubah menjadi suasana mempelai yang menyatukan kembali 12 orang ini. Angka
12 ini tampil.
Kejadian 45:1-3
45:1
Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang
berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari
sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf,
ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
45:2
Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir
dan kepada seisi istana Firaun.
45:3
Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah
bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka
takut dan gemetar menghadapi dia.
Justru itu yang mereka takutkan
yaitu persoalan ayah
mereka. Sebab ayah mereka
sudah berkata:
Kejadian
44:29
44:29
Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka
tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati
karena nasib celaka.
Tetapi pengakuan mereka muncul
karena karung mau direndam, hidup mereka mau digembleng bagaikan karung yang
mau direndam. Ketika berada dalam suasana menegangkan semua itu berubah.
Kejadian
45:4-6
45:4
Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat."
Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu
jual ke Mesir.
45:5
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh
aku mendahului kamu.
45:6
Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun
lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
Kalau
saudara mau melihat pekerjaan matahari selama 12 jam, mau melihat pekerjaan
Firman yang bermaksud menampilkan
angka 12 maka saudara harus rela masuk dalam gemblengan sampai ada pengakuan
rela menjadi hamba. Berarti sampai daging tidak bersuara, itu gambaran
kemanusiaan kita tidak ada nilai lagi. Saya harus menjadi hamba, saya harus
ulet, saya harus mengabdi kepada pemilik kita yaitu Yesus. Dalam jemaat ada
pemimpin berarti itulah atasan kita dan kita harus tunduk kepadanya yang arahnya kepada Tuhan mempelai Laki-laki sorga.
Gereja
Tuhan akan merasakan persekutuan, bukan persekutuan yang buatan manusia tetapi
persekutuan yang diwarnai dengan roh Mempelai, itu persekutuan yang benar. Persekutuan yang ditandai dengan roh
Mempelai ini persekutuan yang indah yang Allah sedang garap dan galang dalam
kehidupan kita hari-hari terkahir ini.
Apakah
kita sedang melaju ke sana/ Apakah kita masih mempertahankan perilaku-perilaku yang kurang bagus, apakah kita
masih mempertahankan kulit yang menunjukkan perbuatan yang jahat bukan yang
baik atau sudah mengarah pada karung? Kalau sudah menuju ke sana maka
persekutuan kita akan ditandai dengan persekutuan yang dihiasai roh mempelai.
Saya
sebagai hamba Tuhan yang dipercayakan oleh Tuhan menyampaikan Firman Allah pada
kesempatan ini, tujuan Tuhan adalah untuk menggiring kita pada persekutuan yang
bernuansa Roh Mempelai
bukan persekutuan buatan manusia yang dasarnya adalah kedagingan. Persekutuan
yang dibangun dengan cara itu tidak akan bertahan bahkan akan berakhir dengan
memalukan.
Persekutuan
kita harus diarahkan pada gemblengan-gemblengan yang sudah kita ikuti tadi
sampai titik yang terakhir kita bisa mengaku “saya hamba”. Kehidupan yang mau
menjadi hamba adalah kehidupan yang akan dirangkul oleh roh Mempelai. Ini yang
sedang Tuhan Yesus rancang. Itu sebabnya ketika mendengar Firman jangan kita
bereaksi daging. Kalau kita tetap seperti itu maka kita tidak akan menikmati roh
Mempelai. Kehidupan yang mempertahankan reaksi-reaksi daging jangan berharap
untuk menikmati roh Mempelai.
Imamat
11:33-34
11:33 Kalau seekor dari binatang-binatang itu jatuh
ke dalam sesuatu belanga tanah, maka segala yang ada di dalamnya menjadi najis
dan belanga itu harus kamu pecahkan.
11:34 Dalam hal itu segala makanan yang boleh
dimakan, kalau kena air dari belanga itu, menjadi najis, dan segala minuman
yang boleh diminum dalam belanga seperti itu, menjadi najis.
Belanga tanah harus dipecahkan dan pembakaran roti
serta anglo harus dihancurkan. Disini Tuhan memperlihatkan ketegasan dan
ditanggapi oleh hamba Tuhan dan umat Tuhan dengan memecahkan, artinya tidak mau
meneruskan apa yang salah. Anglo dihancurkan berarti benar-benar putus hubungan
sama sekali dengan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Hasilnya sampai pada
benih.
Mari kita memperhatikan lebih dahulu bagaimana
kehidupan yang sampai pada pengakuan dan akhirnya roh Mempelai tampil dan
menyejukan. Saudara bayangkan dalam tempo 1 menit saja terlalu lama, bisa
dihitung dengan detik. Tadinya hati mereka panik, galau, kacau balau sebab
teringat bahasa ayah
mereka, tetapi tiba-tiba berubah sekejab
mata.
Tidaklah ini bagaikan belang macan yang tiba-tiba berubah, kulit orang Etiopia
yang berubah? Suasana yang tadinya menegangkan dalam waktu yang singkat
tiba-tiba berubah kebahagiaan.
Kemudian Yusuf menggiring mereka makan bersama-sama.
Apa yang menjadi perbincangan mereka? Mereka lupa sama sekali dengan peristiwa
yang baru saja terjadi. Peristiwa yang tadi terjadi tidak disinggung-singgung
lagi. Itulah kuatnya kalau ada roh Mempelai yang mengikat kita dalam
persekutuan yang benar, tidak disinggung lagi yang sudah lalu.
Kejadian
45:7-10
45:7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu
untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu,
sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
45:8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini,
tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan
tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
45:9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan
katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku
sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah
tunggu-tunggu.
45:10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan
dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu
dan segala milikmu.
Gosyen ada dua pengertian: daerah segi empat dan
daerah penggembalaan. Daerah segi empat menubuatkan Yerusalem Baru. Jadi
kehidupan yang bisa masuk dalam
gemblengan sampai pada kesadaran “aku hamba” dan tidak lagi mempertahankan
harga dirinya maka dia akan menikmati Gosyen.
Kejadian
45:13-15
45:13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala
kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian
segeralah bawa bapa ke mari."
45:14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya
itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
45:15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan
mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah
saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
Mereka tidak lagi bercakap tentang yang menyeramkan karena sudah diisi dengan roh
Mempelai. Kenapa bisa diisi dengan roh Mempelai? Karena mereka rela masuk dalam
gemblengan, ada air dari mata air dan ada air dari sumur yang tidak pernah
kering. Berbahagialah wanita yang tadinya adalah sampah masyarakat kemudian dia
diangkat oleh Yesus dan nilainya tinggi sekali bagaikan bintang yang bercahaya
di antara langit dan bumi. Sehancur-hancurnya kita, serusak bagaimanapun kita
kalau kita masih mau digembleng oleh Tuhan maka masih ada harapan untuk kita
diorbitkan oleh Tuhan bagaikan bintang yang cemerlang. Kita sudah harus
mengambil sikap bagaimana seharusnya supaya ada ketekatan untuk putus hubungan
dengan yang lalu dan hidup di dalam suasana mempelai.
Apa kata Yusuf lebih lanjut?
Kejadian
45:16-18
45:16 Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar,
bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun
dan pegawai-pegawainya.
45:17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
"Katakanlah kepada saudara-saudaramu: Buatlah begini: muatilah
binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan,
45:18 jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan
datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling
baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini.
Kalau
ada roh mempelai maka apa yang paling baik itu yang Tuhan akan berikan kepada kita.
Kejadian 45:20,23
45:20 Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan
barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini
adalah milikmu."
45:23 Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya
sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di
Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan
makanan untuk ayahnya dalam perjalanan.
Jadi rahasia Tuhan untuk memberkati kita adalah ini,
kita harus masuk dalam gemblengan dan jangan bereaksi melawan. Dalam gemblengan
walaupun ada rasa sakit tetapi jangan kita menentang atau melawan. Kalau kita
sudah sampai pada titik nol yaitu tidak
bersuara lagi maka kita akan diganjar oleh Tuhan dengan apa yang terbaik.
Saya menikmati Tuhan memberikan yang terbaik yaitu
pembukaan rahasia Firman Tuhan ungkapkan. Kalau Tuhan memberikan yang terbaik
yaitu pembukaan rahasia Firman maka itu tanda Tuhan mengasihi saya dan sidang
jemaat. Apalagi kalau hanya persoalan yang jasmani pasti Tuhan sediakan,
asalkan kita menempatkan diri sebagai hamba. Itu adalah gagasan, itu rancangan
Tuhan untuk saya dan saudara. Tuhan tidak mendustai saudara. Kalau ada ciri
hamba ulet, bisa dipercaya, mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada atasan maka akan
ikut serta roh Mempelai, Tuhan akan memberikan pembukaan rahasia Firman.
Perkara yang lain juga akan Tuhan sediakan. Yang terbaik itu yang telah Tuhan
siapkan bagi saya dan saudara.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar