Salam
sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Lukas
17:27
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air
bah dan membinasakan mereka semua.
Ini adalah ucapan dari Tuhan Yesus. Bila kita
membaca secara menyeluruh di sini Tuhan mengkisahkan hal-hal yang akan terjadi
menjelang kedatanganNya pada kali yang kedua. Kita harus percaya apa yang
diucapkan oleh Tuhan dalam FirmanNya pasti digenapkan, jangan kita meragukan.
Dikatakan oleh Firman Tuhan menjelang kedatangan Tuhan mereka kawin dan
dikawinkan, artinya yang akan terjadi di hadapan mata kita nikah tidak dihargai
lagi. Nikah dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja.
Kalau kita melihat kenyataan di dunia sekarang,
bahkan di dalam keKristenan kita disuguhkan dengan hal yang tidak enak dan
menyebalkan hati orang tua. Saya memuji Tuhan bahwa semua yang dialami oleh
kedua kekasih ini adalah karena pekerjaan Firman yang menuntun mereka berdua.
Semoga ke depan nanti hal ini akan lebih nyata dan nampak, jangan sampai disuguhkan
prilaku yang memilukan hati orang tua yang saat ini telah siap menerima kedua
belah pihak.
Alkitab berbicara pertunangan itu sudah disejajarkan
seperti suami istri hanya berbeda dalam satu
hal. Disebut bertunangan tetapi dikatakan suami istri. Contoh konkrit adalah
Yusuf dan Maria. Itu adalah contoh dalam perjanjian baru dan ada juga contoh
dalam perjanjian lama.
Ulangan
22:23-24 → contoh
dalam Perjanjian Lama
22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan
dan yang sudah bertunangan -- jika seorang laki-laki bertemu dengan dia
di kota dan tidur dengan dia,
22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke
luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis
itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu,
karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus
kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.
Bertunangan itu sudah disejajarkan seperti suami istri tetapi berbeda tidak ada
hubungan badan seperti suami istri. Ini adalah kehidupan yang bisa menjaga hubungan
pertunangan sampai pada pernikahan resmi, sehingga kita tidak tercemar dan
layak untuk bertemu dengan Yesus ketika datang di awan-awan yang permai.
Matius
1:18-19 → contoh
dalam Perjanjian Baru
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia
mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang
tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia
bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Masih bertunangan tetapi disebut suaminya. Berarti
bertunangan nilainya sudah seperti suami istri. Itu sebabnya pertunangan
bukanlah hal yang bisa dipermainkan. Sebagaimana menjaga dalam masa pacaran
harus lebih lagi dalam masa pertunangan, jangan sampai bermain-main di hadapan
Tuhan. Yusuf menerima Maria menjadi istrinya dan tidak pernah mereka bersetubuh
sampai Yesus lahir.
Matius 1:25
1:25 tetapi
tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf
menamakan Dia Yesus.
Itu era pertunangan yang sejajar dengan suami istri.
Jangan sampai kita ada pada kondisi yang dikatakan oleh Tuhan Yesus
“mempermainkan nikah”, jangan mempermainkan pertunangan.
Lukas pasal 17 itu dihubungkan dengan zaman Nuh.
Ketika Nuh diperintah oleh Tuhan membangun Bahtera, Tuhan yang menyuguhkan
ukuran bukan Nuh yang membuat ukuran sendiri. Begitu juga kayu yang akan
dipakai, Tuhan yang menentukan beserta dengan berapa tingkat bahtera itu harus
dibangun. Nuh tidak membuat teras dan tidak membuat skoci. Dia membuat semuanya
murni sesuai dengan yang dia terima dari Tuhan. Itulah yang dikatakan
mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Itu yang dibangun oleh Nuh
untuk menghadapi kebinasaan yang tidak lama lagi akan terjadi yang sudah diancamkan Tuhan.
Filipi
2:12
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang
waktu aku tidak hadir,
Kita harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan
gentar karena di depan ini kita diperhadapkan dengan dua situasi: binasa atau
selamat. Jangan sampai ukuran ini tidak ada pada kita karena kita mengerjakan
keselamatan tidak boleh lepas dengan ukuran ini.
Pada waktu membangun Bahtera, Tuhan memakai ukuran
hasta. Membangun Tabernakel Tuhan memakai ukuran hasta. Membangun Bait Allah
oleh Salomo juga menggunakan ukuran hasta. Pengertian hasta dalam Alkitab
adalah kepastian keselamatan karena orang yang masuk di dalam Bahtera pasti
selamat, orang yang hidupnya dibangun bagaikan Tabernakel atau Bait Allah pasti
selamat. Hal itu tidak diragukan lagi/ ini
suatu hal yang pasti.
Pada waktu itu bumi dirusak oleh orang yang sudah
rusak. Itulah gambaran hari-hari terakhir ini. Dalam bahasa aslinya adalah corupt. Ini seperti tepi sungai yang
erosi karena terkikis ketika banjir datang. Sekarang ini dalam semua bidang
manusia rusak dan merusak.
Bahtera ini dipakal maksudnya supaya air jangan
masuk dalam Bahtera sehingga ada kekuatan persekutuan antara bahan yang dipakai
itu. Bahtera ini juga dipetak-petak dan ini kena mengena dengan suasana nikah. Kamar
yang satu untuk Sem suami istri, kamar yang satu untuk Yafet suami istri, kamar
yang satu untuk Ham suami istri dan kamar yang satu untuk Nuh suami istri.
Maksudnya supaya jangan ada yang masuk ke kamar yang lain yang bukan kamarnya. Menjelang
kedatangan Tuhan, Tuhan mengatur nikah kita, nikah kita dipetak-petak oleh
Tuhan, jangan kita bermain-main.
Binatang yang masukpun ada berpasang-pasangan. Keselamatan zaman Nuh dikatakan
keselamatan mempelai karena mereka berpasang-pasangan. Keselamatan yang akan
datang menjelang Tuhan Yesus datang pada kali yang kedua adalah keselamatan
Mempelai. Jangan kita berada di luar jalur ini.
Mengapa harus dipetak-petak? Karena sekarang ini di
mana-mana kita disuguhkan dengan kisah yang memilukan. Ada yang nyelonong
ketika istri atau suaminya tidak ada.
Mengapa bisa seperti itu? Karena petak tidak dijaga. Kita disuguhkan dengan
berbagai cerita yang membuat malu orang tua bahkan orang tua yang membuat malu anak-anak
dengan ulah dirinya sendiri karena petak tidak dia hargai.
Lukas
17:27
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah
air bah dan membinasakan mereka semua.
Ini bahasa yang kurang pas tetapi ini yang ditemukan
oleh Tuhan di dunia akhir zaman. Jangan sampai hal ini terjadi. Saya bisa
membodohi jemaat dengan mengatakan nikah kudus sementara yang mau menikah itu adalah
suami yang keberapa atau istri yang keberapa/ cerai hidup. Kenapa ini bisa terjadi? Sebab
tidak ada angka 300. Seandainya ada angka 300 maka tidak akan terjadi seperti
itu.
Bahasa yang terakhir dari ayat di atas tidak enak,
itu menegangkan dan menyeramkan sebab dikatakan membinasakan.
Ibrani
11:7
11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan
untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Sebelum hukuman dijatuhkan oleh Tuhan dan oleh Nuh
lebih dahulu ada proyek yang dibangun oleh Nuh. Proyek ini mempunyai nilai
keselamatan bagi Nuh dan istrinya beserta Sem, Ham dan Yafet serta istri-istri
mereka.
1. Panjang
Bahtera itu 300 hasta.
Angka
300 memiliki pengertian rohani angka setia, hal ini dikoreksi oleh Tuhan dalam:
Maleakhi
2:14
2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?"
Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang
kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri
seperjanjianmu.
Bukankah
Alkitab mengatakan yang setia hanya 8 orang, di mana manusia yang jutaan itu?. Tuhan
Yesus, Kepala Gereja, Imam Besar selalu memberikan julukan namaNya “Yang Setia
dan yang Benar”. Jadi Bahtera yang dibangun oleh Nuh yang setia dan yang benar.
Ini identik dengan yang memerintah dia yaitu Tuhan yang kita kenal di dalam
Yesus Yang setia dan Yang benar. Yang setia dan yang benar ini yang dicari oleh Tuhan dalam gerejaNya. Bahkan ketika Dia akan datang
untuk menghukum dunia ini kata “setia dan benar” ini masih melekat pada diri
Tuhan Yesus.
Wahyu 19:11
19:11
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia
yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
Yang
Setia dan Yang Benar inilah yang menyuruh membangun bahtera. Artinya kita
disuruh oleh Tuhan untuk hidup dalam tanda setia dan benar.
Angka
300 ini juga muncul pada zaman Gideon yang diceritakan dalam Kitab Hakim-hakim
pasal 7. 32.000 orang pasukan Israel
ditapis menjadi 10.000 orang dan ditapis lagi sampai tinggal 300. Itulah yang
setia yang mengalahkan Midian yang jumlahnya sangat banyak sebab dibantu orang
dari sebelah timur dan dibantu orang Amalekh. Mengapa orang Israel menang? sebab ada angka 300 (setia), sebab mereka melekat dengan yang Setia.
Yesus setia dan benar dan itulah yang memberikan mereka kemenangan melawan
bangsa Midian.
Bangsa
Midian ini yang tanpa diundang suka masuk dalam nikah kita. Midian artinya
berbantah-bantah. Ini yang menguji kesetiaan kita. Roh bantah membantah itu
muncul dalam nikah, itu yang menguji angka 300, apakah kita setia. Begitu
muncul peluang untuk
kita berbantah-bantah alangkah bijaknya kalau kita segera menutup keran
perbantahan. Itu berarti kita menampilkan angka 300.
Amsal 17:14
17:14 Memulai pertengkaran adalah
seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.
Jangan
ketika ada yang memulai perbantahan kita malah terpancing. Ketika ada perbantahan itu adalah saat
diuji angka 300 dalam nikah, apakah tetap setia dan benar.
Filipi 2:12-14
2:12
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya.
2:14
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
Jangan
kita berangkat dengan kemampuan kita sendiri karena merasa pandai dan kuat
tetapi harus berdasarkan pemberian Tuhan. Tuhan yang mengerjakan dalam diri
kita kemauan maupun kerelaan, itu sama seperti membangun bahtera ukuran datang
dari Tuhan dan jenis kayunya juga Tuhan yang tentukan. Jenis kayunya gofir (berbicara mutu). Jadi pembuatan bahtera yang dibangun
oleh Nuh ini dikedepankan mutu setelah itu baru model. Kita harus membangun
bahtera jangan dengan berbantah-bantah.
Antara
Nuh dan ketiga anak laki-lakinya tidak pernah kita temukan berbantah-bantah
dalam membuat bahtera Nuh. Semua menjadi mulus karena mereka kembali pada citra
Firman Allah. Jangan membuat kamar-kamar tertentu yang bukan perintah Tuhan.
Kita
semua ini disebut ladangnya Tuhan.
Imamat 19:19b
19:19b
janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai
pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.
Tuhan
Yesus mengatakan “tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa akan dicabut sampai ke
akar-akarnya”.
Kenapa
roh berbantah ini muncul lebih banyak di dalam nikah? Karena menyalahi aturan
nikah Sorga yang harus kita jalani.
I Korintus 11:3-5
11:3
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki
ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus
ialah Allah.
11:4
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung,
menghina kepalanya.
11:5
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak
bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur
rambutnya.
Secara
manusia tidak indah dilihat kalau perempuan gundul. Secara rohani rambut
menunjuk penundukan istri kepada suami.
I Korintus 11:15-16
11:15
tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab
rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
11:16
Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak
mempunyai kebiasaan yang demikian.
Ternyata
terhadap aturan nikah Sorga ini adalah muncul roh yang membantah. Roh membantah
ini bukan sifat jemaat
Tuhan. Kalau kita mau tampil sebagai anggota jemaat Tuhan harus kita jauhi
perbantahan. Kalau itu sempat terjadi maka harus cepat berdamai di hadapan
Tuhan supaya kita jangan tergusur dari jemaat Allah.
Tuhan
Yesus tidak pernah tidak setia, Dia tetap setia.
II Timotius 2:11-13
2:11
Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup
dengan Dia;
2:12
jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita
menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
2:13
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal
diri-Nya."
Berbahagia
kita memiliki Kepala gereja, memiliki Yesus yang tetap setia. Seandainya Tuhan
Yesus tidak setia maka ketika kita terperangkap dengan jeratnya iblis maka kita
sudah berada dalam kebinasaan. Tetapi karena Tuhan setia maka kita ditolong
kembali oleh Tuhan.
2. Lebar
bahtera Nuh adalah 50 hasta
50
adalah angka pentakosta sebab pentakosta artinya yang kelima puluh. Jadi
panjang Bahtera yang 300 hasta itu menunjuk Yang Setia dan itu kena dengan
pribadi Yesus, lebar Bahtera 50 hasta hubungannya dengan Roh Kudus.
Pada
waktu Abraham berdoa untuk mendoakan orang yang ada di Sodom dan Gomora, dia mulai
dengan angka 50 dan diakhiri dengan angka 10. Angka 50 angka Pantekosta dan
angka 10 adalah angka Firman sepenuh. Berarti doa kita dijawab oleh Tuhan kalau
ada pada bingkai Firman dan Roh Kudus. Kita selamat dalam Bahtera karena ada
angka setia dan angka Pantekosta.
3. Tinggi
bahtera adalah 30 hasta
Kedua
hal itu tidak bisa lepas dengan angka 30. 30 adalah angka korban Kristus Yesus.
Yesus mulai masuk dalam pelayanan mengerjakan pekerjaan Bapa pada usia 30
tahun, itu menunjuk penyerahan sepenuh. Kemudian pelayanan Yesus berakhir
dijual seharga 30 keping perak. Dasarnya keselamatan kita adalah Korban
Kristus, penyerahan Anak Domba Allah itulah Yesus Kristus. Seandainya Yesus
merasa senang saja di Sorga dan tidak mau mempedulikan kehidupan kita maka kita
semua akan berada di dalam neraka. Tetapi puji Tuhan, kesetiaan Tuhan telah
memelihara kita.
Tuhan
Yesus dijual oleh Yudas Iskariot seharga 30 keping perak. Ini adalah nilai sapi
yang nakal.
Keluaran 21:32
21:32
Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka
pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu,
dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.
Jadi
bagi Yudas Yesus adalah sapi yang nakal. Begitu hinanya Yesus direndahkan
tetapi Yesus rela menerimanya demi keselamatan kita dan Dia sangat setia dan benar sampai saat ini menanti
kita. Sekalipun Yesus diapa-apakan Dia menerima saja karena Dia setia kepada
saudara dan saya.
Undanglah
Tuhan Yesus yang setia itu sehingga hilanglah roh perbantahan yang bisa
dimunculkan oleh siapapun lewat dunia fana ini. Yesus dengan kesetiaanNya rela
menerima semua itu. Perbantahan ini bisa datang dari berbagai sisi tetapi kalau
kita tahu Yesus Yang Setia ada bersama dengan kita maka kita akan berusaha
untuk tidak meyakiti hati Yesus hanya karena persoalan sepeleh sehingga membuat
kita bertengkar.
Wahyu 3:14
3:14
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari
Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
Tuhan
Yesus Saksi yang setia dan benar yang mendampingi dan menyertai kita. Yesus
rela menanggung karena Dia setia dan benar walaupun Yesus hanya dinilai seharga
sapi yang nakal. Tetapi marilah kita menghargai Korban Kristus
setinggi-tingginya. Olehnya itu jangan isi hidup kita dengan persungutan. Dalam
bilangan pasal 11:1-2 dikatakan
dosa persungutan adalah dosa yang paling cepat mengundang murka Allah.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar