Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus.
Zakharia
11:3-7
11:3 Dengar,
para gembala meratap! Sebab kemegahan mereka sudah dirusakkan. Dengar,
singa-singa mengaum! Sebab sudah dirusakkan kebanggaan sungai Yordan.
11:4
Beginilah firman TUHAN Allahku kepadaku: "Gembalakanlah domba-domba
sembelihan itu!
11:5
Orang-orang yang membelinya menyembelihnya dengan tidak merasa bersalah dan
orang-orang yang menjualnya berkata: Terpujilah TUHAN! Aku telah menjadi kaya!
Dan orang-orang yang menggembalakannya tidak mengasihaninya.
11:6 Sebab
Aku tidak lagi akan mengasihani penduduk bumi, demikianlah firman TUHAN,
melainkan sesungguhnya, Aku akan menyerahkan manusia masing-masing ke dalam
tangan gembalanya dan ke dalam tangan rajanya; mereka ini akan menghancurkan
bumi dan Aku tidak akan melepaskan seorang pun dari tangan mereka."
11:7 Maka aku
menggembalakan domba-domba sembelihan itu untuk pedagang-pedagang domba. Aku
mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan "Kemurahan" dan yang lain
kusebutkan "Ikatan"; lalu aku menggembalakan domba-domba itu.
Kita melihat di sini gembala-gembala meratap
karena kemegahan mereka sudah dirusakkan. Semua ini adalah kesalahan dari
gembala-gembala itu sendiri. Itu dibuktikan dalam ayat 4 sampai ayat 14. Itu
bukti nyata prilaku gembala-gembala yang merusak pekerjaan Tuhan. Kalau saya
membaca ayat di atas ini dominan untuk kami para gembala. Dalam keseluruhannya
ada hal-hal yang rancu dari umat Tuhan yang perlu dibenahi, juga ada hal-hal
yang rancu dari gembala yang perlu dibenahi. Baik gembala dan
jemaat sama lakukan kesalahan.
Di tengah-tengah kemerosotan gembala dan
umat, TuhanYesus rela menjadi tumbal. Di sini Tuhan Yesus tampil dengan angka
30. Tuhan Yesus memulai pelayananNya dengan angka 30 dan diakhiri dengan angka
30. Ini untuk mengembalikan citra penggembalaan dan untuk mengembalikan minat
umat Tuhan agar senang mengkonsumsi Firman Allah dan tidak muak. Ini yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus yang rela menjadi tumbal. Andaikata Yesus tidak ada hadir dalam kemerosotan penggembalaan dan
kemerosotan umat
terhadap Firman Allah, maka hancurlah kita semua, hal ini nubuat
Firman yang akan terjadi di depan kita ini.
Ini ada kaitannya dengan menangis dan
meratap. Dalam bahasa Gerika menangis itu adalah Dacro artinya menangis hanya keluar air mata tanpa suara, meratap adalah Klaio artinya menangis dengan meletup-letup. Disebutkan para
gembala di sini meratap oleh karena kesalahan mereka sendiri.
Yeremia
25:34
25:34
Mengeluh dan berteriaklah, hai para gembala! Berguling-gulinglah dalam debu,
hai pemimpin-pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya kamu
akan disembelih, dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan.
Pemimpin-pemimpin kawanan kambing domba ini
adalah jabatan siluman yang tidak pernah Tuhan angkat. Ada pemimpin-pemimpin
seperti ini yang berusaha menguasai kambing domba. Dikatakan bekerja sama
dengan gembala tetapi kadang bentrok dengan gembala. Inilah yang merusak citra
penggembalaan.
Yeremia
25:35
25:35 Maka
bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan
kambing domba tidak akan ada lagi keluputan.
Gembala memberitakan kelepasan kepada umat
Tuhan tetapi dirinya sendiri tidak mengalami kelepasan. Kalau saya gembala
memberitakan kelepasan sementara saya sendiri terbelenggu maka apalah arti
penggembalaan.
2 Petrus 2:19
2:19 Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain,
padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang
dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
Yeremia
25:36-38
25:36 Dengar!
para gembala berteriak, para pemimpin kawanan kambing domba mengeluh! Sebab
TUHAN telah merusakkan padang gembalaan mereka,
25:37 dan
sunyi sepilah padang rumput yang sentosa, oleh karena murka TUHAN yang
menyala-nyala itu.
25:38 Seperti
singa Ia meninggalkan semak belukar persembunyian-Nya, sebab negeri mereka
sudah menjadi ketandusan, oleh karena pedang yang dahsyat, oleh karena
murka-Nya yang menyala-nyala."
Ini ganjaran kepada gembala yang merusak
citra penggembalaan. Dulu ada di zaman Yeremia dan sekarang rohnya lebih hebat
di penghujung akhir zaman karena iblis tahu rencana Allah untuk mewujudkan
sidang mempelaiNya. Sidang mempelai ini adalah kemegahan Tuhan dan sidang
mempelai juga memegahkan Tuhan berarti saling bermegah. Juga antara sidang
jemaat dan gembala/
jemaat saling memegahkan.
Kita melihat gembala-gembala dalam Zakharia
pasal 11 sudah tidak benar. Ini adalah gambaran yang nyata dalam gereja Tuhan
di akhir zaman ini yang membuat saya sebagai hamba Tuhan malu kalau melihat
diri ini ada pada posisi seperti itu sebab memiliki roh bisnis/ komersil.
Kenapa disinggung-singgung seperti singa yang
mengaum? Karena gembala-gembala ini seperti singa yang mengendap-ngendap di
belukar sungai Yordan untuk menyergap domba untuk dimangsa. Jadi gembala ini
bukan memelihara domba tetapi malah memangsa domba padahal domba itu Tuhan yang
punya. Ini yang Tuhan sesali sehingga Tuhan mengatakan “Aku sendiri yang akan
merusak”, penampilan gembala-gembala berubah jadi binatang buas.
Yeremia
49:19
49:19
Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai
Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan
membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di dalamnya
dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani
mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku?
Karena sikap gembala-gembala yang menyergap
kawanan domba dan dijadikan mangsa, tanpa mereka sadar Tuhan melihat dan Tuhan akan menghalau kehidupan seperti itu.
Kalau gembala sudah salah arah, salah sasaran dengan menjadikan jemaat itu
sebagai mangsa, maka dalam kitab Ayub dikatakan Tuhan akan merampas domba itu
dari mulutnya.
Ayub 29:17
29:17 Geraham orang curang kuremuk, dan merebut
mangsanya dari giginya.
Dalam Yehezkiel pasal 34 ternyata gembala itu
sudah salah arah. Tanpa sadar jemaat itu dimangsa oleh gembala. Pasti saudara
tidak akan mau berada dalam penggembalaan yang merugikan saudara. Padahal
saudara adalah miliknya Tuhan dan bukan hak gembala tetapi sudah dimangsa gembala.
Kata “mangsa” ada hubungannya dengan binatang buas, berarti gembala berada pada
posisi binatang buas yang suka memangsa domba.
Kalau gembala suka berkeliaran akhirnya dia
bisa memasukan serigala dalam penggembalaan dan memangsa jemaat. Tetapi gembala
yang tahu tugas tanggung jawabnya pasti jemaat akan mendapatkan perlindungan.
Gembala seharusnya menjadi tempat perlindungan bagai domba-domba, bukan malah
menakutkan jemaat bahkan memangsa domba-dombanya Tuhan.
Yeremia
50:44
50:44
Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai
Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan
membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di atasnya
dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani
mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku?
Sebetulnya Tuhan menyindir prilaku gembala
yang mengendap-ngendap di hutan belukar sungai Yordan yang mau memangsa
domba-domba. Tergambar dalam kehidupan gereja Tuhan sekarang ini tidak sedikit
gembala yang berteriak “aku kaya” padahal itu karena jemaat dia jual. Kalau
jemaat dijual berarti jemaat dia mangsa, jemaat dia kunyah, jemaat dia makan!
Tega gembala seperti itu padahal bukan haknya, Tuhan sudah membeli jemaat
dengan darahNya tetapi gembala menjual.
Gembala itu bisa berubah bagaikan binatang
buas yang memangsa jemaat.
Yehezkiel
13:21
13:21 Aku
akan mengoyakkan selubungmu dan akan melepaskan umat-Ku dari tanganmu dan
mereka tidak lagi menjadi mangsa di dalam tanganmu. Dan kamu akan mengetahui
bahwa Akulah TUHAN.
Jadi saudara melihat praktek-praktek dalam
penggembalaan akhir zaman akan lebih hebat dibandingkan dengan apa yang terjadi
pada zaman Yehezkiel dan zaman Zakharia.
Dalam Ayub 29:17, Tuhan mengatakan akan meremukkan
gerahamnya.
Di mana letak kecurangannya? Dalam penyajian
firman pengajaran, di situlah kecurangannya. Itu sebabnya Tuhan mengatakan
hendaklah kamu tulus dan jangan curang.
Titus
2:10
2:10 jangan
curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka
dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Ajaran Tuhan itu dipermuliakan, bukan dihina,
bukan dipermalukan, bukan dicerca! Hari-hari terakhir ini Firman Tuhan bukan
dipermuliakan lagi sebab
yang menggembalakan sudah dalam pelayanan yang curang. Ketika ada hamba Tuhan
yang melek mata yang berbicara (sampai kebenaran) bukannya diterima tetapi tunjuk sikap
menentang/ marah. Ini yang
terjadi di hari-hari terakhir ini yaitu ketidak tulusan dalam menyajikan
pengajaran, penampilan yang penuh dengan kecurangan sehingga ajaran Tuhan tidak
dimuliakan bahkan berbalik menyerang ajaran Tuhan. Ini yang mengerikan di
hari-hari terkahir ini sebab tujuannya untuk memangsa umat Tuhan sehingga Tuhan
mengatakan akan meremukkan geraham meraka karena mereka dalam kecurangan.
Keinginan Tuhan adalah kita memuliakan ajaran
Tuhan. Buktikan bahwa ajaran Tuhan ada pada diri kita dengan kita muliakan ajaran
Tuhan.
Di sini kita melihat bukti kecurangan
gembala-gembala itu.
Zakharia
11:4-6
11:4
Beginilah firman TUHAN Allahku kepadaku: "Gembalakanlah domba-domba
sembelihan itu!
11:5
Orang-orang yang membelinya menyembelihnya dengan tidak merasa bersalah dan
orang-orang yang menjualnya berkata: Terpujilah TUHAN! Aku telah menjadi kaya!
Dan orang-orang yang menggembalakannya tidak mengasihaninya.
11:6 Sebab
Aku tidak lagi akan mengasihani penduduk bumi, demikianlah firman TUHAN,
melainkan sesungguhnya, Aku akan menyerahkan manusia masing-masing ke dalam
tangan gembalanya dan ke dalam tangan rajanya; mereka ini akan menghancurkan
bumi dan Aku tidak akan melepaskan seorang pun dari tangan mereka."
Apa yang
terjadi di sini, berarti Tuhan
melepaskan tanganNya terhadap domba sembelihan dan menyerahkan kepada gembala dan
pemimpin-pemimpin dunia. Ini masalah berat kalau saja Tuhan melepaskan kita
dari penggembalaanNya dan menyerahkan kepada gembala-gembala menurut maunya dan
pada pemimpin-pemimpin dunia, akhirnya kehidupan itu mengalamai kehancuran.
Di sinilah bukti kecurangan gembala-gembala.
Saya adalah gembala, saya bisa saja pada posisi seperti ini yaitu menjual jemaat. Saya bisa menjual jemaat
tanpa saudara sadari saudara sudah saya jual, saya sudah menjadi binatang buas
dan memangsa saudara. Ke mana lagi arah kita kalau sudah seperti ini posisi
gereja Tuhan. Hal ini terlalu banyak dan juga di daerah kita ini banyak yang praktek seperti ini.
Sejak saya melayani di tempat ini selama
sekitar 33 tahun, tidak pernah saya menghadirkan pengkhotbah karena kantongnya tebal
dengan maksud untuk mendapatkan berkat jasmani. Bisa saja saya mengundah
pengkhotbah seperti itu dan setelah menyampaikan Firman saya diberikan amplop.
Jemaat mendengar Firman tetapi yang tanpa pola, asal saja disampaikan. Jemaat
merasa sudah beribadah padahal saya sudah tampil seperti binatang buas yang mengkomersilkan sidang jemaat. Saya takut mengundang
siapapun kalau tahu pembicara itu pola ibadahnya tidak benar.
Apa tujuan gembala mengundang pembicara yang
tidak tahu pola pengajaran yang benar di dalam jemaat? Motivasinya jemaat dijadikan
umpan untuk dapatkan keuntungan jasmani (jemaat dijual).
Mustinya posisi gembala seperti ini:
Yesaya
32:1-2
32:1
Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan
pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan,
32:2 dan
mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat
perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering,
seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.
Posisi kami harusnya seperti tempat
perlindungan bagi jemaat terhadap angin pengajaran palsu. Masakan orang yang
belum tahu pengajaran mau mengajar orang yang sudah tahu pengajaran. Hal ini
berbahaya sebab kita melihat di sini ada kecurangan-kecurangan yang sangat
membahayakan. Ini adalah kemerosotan pelayanan gembala dan akibatnya diterima
oleh jemaat. Akhirnya jemaat muak mendengar irman Allah dan tidak serius
mendengar Firman Allah. Lebih sial lagi jemaat menjadi kanibal (makan daging sesama).
Zakharia
11:8-9
11:8 Dalam
satu bulan aku melenyapkan ketiga gembala itu. Kemudian aku tidak dapat menahan
hati lagi terhadap domba-domba itu, dan mereka pun merasa muak terhadap aku.
11:9 Lalu aku
berkata: "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati,
biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu,
biarlah masing-masing memakan daging temannya!"
Kalau Tuhan sampai lepas maka dua hal yang terjadi:
1.
Kemerosotan
dalam penggembalaan
2.
Kemerosotan
dalam sidang jemaat
Kalau umat
sudah tidak punya minat mendengar Firman bagaimana dia bisa menghadapi trio
iblis. Padahal untuk menaklukkan trio iblis tidak ada jalan lain selain dia
mengkonsumsi Firman Allah yang murni. Iblis di udara, antikristus di laut dan
nabi palsu di darat akan dikalahkan oleh umat Tuhan yang mengkonsumsi Firman
Allah yang sehat. Ulah siapa kalau jemaat sudah tidak mau lagi makan Firman
padahal Firman Allah itu lezat dan akan membawa kehidupannya menang menghadapi
trio iblis. Di mana letak kekuatan kita kalau tidak mau makan Firman Allah.
Syukur Tuhan Yesus rela menjadi tumbal. Di
tengah-tengah kemerosotan penggembalaan dan mutu rohani sidang yang merosot, Tuhan Yesus tampil jadi tumbal dijual dengan 30 keping perak.
Wahyu
10:4-9
10:4 Dan
sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku
mendengar suatu suara dari sorga berkata: "Meteraikanlah apa yang
dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"
10:5 Dan
malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan
kanannya ke langit,
10:6 dan ia
bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan
langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala
isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!
10:7 Tetapi
pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah
Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
10:8 Dan
suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya:
"Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang
berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
10:9 Lalu aku
pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan
kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan
membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis
seperti madu."
Yang dimakan ini adalah kitab yang di sebelah
kanan.
Mazmur
16:11
16:11 Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita
berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Kitab itu ada di tangan kanan Bapa
Wahyu
5:1
5:1 Maka aku
melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan
kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan
tujuh meterai.
Lalu itu pindah ke tangan Anak
Wahyu
10:1
10:1 Dan aku
melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan,
dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan
kakinya bagaikan tiang api.
Kemudian kitab itu pindah ke tangan hamba
Tuhan dan disodorkan kepada jemaat agar bersama-sama kita menang menghadapi trio
iblis. Kaki kanan menginjak laut berarti menghadapi ganasnya roh antikristus,
kaki kiri menginjak bumi menghadapi ibadah penipuan dari nabi palsu, tangan
kanan yang memegang kitab itu
diangkat untuk menghadapi buasnya iblis di udara. Kalau sudah muak terhadap
Firman bagaimana kita bisa seperti ini?.
Itu sebabnya Tuhan berkepentingan untuk hadir
memulihkan apa yang sudah salah ini. Dalam Zakharia pasal 11 ada ancaman Tuhan
untuk mematahkan 2 tongkat gembala.
Zakharia
11:7
11:7 Maka aku
menggembalakan domba-domba sembelihan itu untuk pedagang-pedagang domba. Aku
mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan "Kemurahan" dan yang lain
kusebutkan "Ikatan"; lalu aku menggembalakan domba-domba itu.
1.
Tongkat
kemurahan itu adalah hubungan Kepala dan Tubuh, itu diancam untuk diputuskan. Kalau
hubungan Tuhan di Sorga dan gereja
dipatahkan berarti habislah hubungan kita dengan Tuhan (Kepala dan tubuh).
2.
Tongkat
ikatan yang menunjuk hubungan sesama anggota tubuh, juga diancam untuk
dipatahkan.
Jadi baik hubungan vertikal dan hubungan horizontal semua diancam oleh
Tuhan.
Tetapi di tengah-tengah kemerosotan ini Tuhan
Yesus tampil menjadi tumbal. Yang disebutkan di sini masih dalam bentuk nubuatan
akan datang.
Zakharia
11:10-11
11:10 Aku
mengambil tongkatku "Kemurahan", lalu mematahkannya untuk membatalkan
perjanjian yang telah kuikat dengan segala bangsa.
11:11 Jadi
dibatalkanlah perjanjian pada hari itu, maka tahulah pedagang-pedagang domba
yang sedang mengamat-amati aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.
Akhirnya gembala yang sudah disebut sebagai pedagang domba ini
menyadari karena dia mengamat-amati. Tetapi bagi yang tidak mengamati mereka akan
berkelanjutan. Tidak lagi disebutkan “gembala-gembala” tetapi
“pedagang-pedagang domba”. Status mereka tidak lagi disebutkan “gembala” tetapi
berubah menjadi “pedagang domba”. Seringkali gembala bukan lagi menjadi gembala
tetapi menjadi pedagang. Kalau hal ini disampaikan ditanggapi oleh banyak gembala-gembala yang menjadi pedagang
merasa tersinggung dan marah.
Akhir zaman ini kami hamba Tuhan harus
berbicara terang-terangan kepada jemaat supaya jangan sampai jemaat ikut dalam
kegiatan gembala pedagang padahal otak dan mata jemaat sudah disedot oleh
mereka. Oleh kemurahan Tuhan datanglah Tuhan Yesus dengan angka 30.
Zakharia
11:12
11:12 Lalu
aku berkata kepada mereka: "Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku,
dan jika tidak, biarkanlah!" Maka mereka membayar upahku dengan menimbang
tiga puluh uang perak.
Yudas menjual Yesus dengan 30 keping perak karena
persoalan perut. Akhir zaman ini lebih sadis, banyak yang menjual Yesus karena
sepotong daging! Kalau meninggalkan Tuhan Yesus karena persoalan pernikahan itu
berarti sudah menjual Tuhan Yesus karena sepotong daging dan itu lebih jahat
dari pada Yudas! Kalau orang yang berbuat begitu padahal sudah tahu pengjaran
itu berarti dia menghina pengajaran hanya karena sepotong daging! Tinggal
tunggu pembalasan Tuhan baginya.
Di tengah-tengah kemerosotan ini Tuhan Yesus
tampil dengan angka 30. Tuhan Yesus tidak merasa minder dan tidak merasa harga
diriNya dipecundangi, Tuhan rela menghadapinya.
Lukas
3:23
3:23 Ketika
Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut
anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
Yesus memulai pelayanan dengan angka 30 dan
mengakhiri pelayananNya dengan angka 30.
Matius
26:15
26:15 Ia
berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan
Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Awal pelayanan Yesus untuk menolong
kemerosotan pelayanan dan kemerosotan pandangan umat Tuhan terhadap Firman,
maka Yesus memulai pelayanan dengan angka 30, itulah penyerahan hidup sepenuh kepada
Bapa dalam pelayanan di ladang Tuhan. Akhir pelayananNya Dia dijual oleh Yudas
Iskariot dengan 30 uang perak oleh Yudas. Akhirnya uang itu dia dihamburkan dan
tidak mau dia pakai
Matius
27:3
27:3 Pada
waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman
mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu
kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
Tuhan Yesus mau mengangkat kembali citra
penggembalaan. Jadi jabatan penggembalaan ini tidak boleh dipandang sebelah
mata atau dientengkan atau disepelehkan dan diabaikan. Kita harus memperhatikan
bagaimana Tuhan mengangkat gembala ada syarat-syaratnya. Lewat pengorbanan
Kristus Yesus dalam penyerahan diriNya pada awal pelayanan dan pada akhir
pelayanan Dia dijual dengan harga yang yang begitu murah maka munculah
syarat-syarat penggembalaan.
Kenapa gembala itu harus bersyarat? Sebab
kalau untuk menjadi gembala tidak ada persyaratannya maka nanti dia akan menjadi
pedagang domba!
I
Timotius 3:1 (Syarat-syarat bagi penilik jemaat)
3:1 Benarlah
perkataan ini: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan
pekerjaan yang indah.”
Penilik jemaat/ gembala.
I
Timotius 3:1 (Terjemahan Lama)
3:1 Maka
inilah perkataan yang sungguh: Jikalau barang seorang berkehendakkan jawatan
gembala sidang, maka tujuannya itu kepada suatu pekerjaan yang baik.
I
Timotius 3:2-7
3:2 Karena
itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri,
dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar
orang,
3:3 bukan
peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang,
3:4 seorang
kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
3:5 Jikalau
seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat
mengurus Jemaat Allah?
3:6 Janganlah
ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman
Iblis.
3:7 Hendaklah
ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan
jatuh ke dalam jerat Iblis.
12 syarat gembala:
1.
Tak
bercacat (anephilemptos)
Apakah yang dimaksud di sini
cacat tubuh? Bukan. Yang dimaksud di sini adalah tidak ada yang dapat
dituduhkan pada dirinya baik dari sisi keuangan maupun dari sisi nikah rumah
tangganya. Sidang jemaat periksalah kami suami istri, bila kami korupsi Rp.1
saja maka saya berhenti menjadi gembala!
Anephilemtos artinya tidak becacat cela dari sisi keuangan apalagi dari sisi nikah.
Amsal 6:32-33
6:32 Siapa melakukan zinah tidak berakal
budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.
6:33 Siksa dan cemooh diperolehnya,
malunya tidak terhapuskan.
Ini syarat menjadi gembala. Seorang
imam tidak boleh menikah dengan soerang wanita yang sudah dirusak. Ternyata
kami memenuhi syarat dan dari jauh-jauh hari telah Tuhan siapkan untuk menjadi
hambaNya. Seorang gembala harus seperti itu sebab dia harus menangani sidang
jemaat.
2.
Suami
dari satu istri (Miasbunaekes/ monogami)
Jadi seorang gembala tidak boleh main-main kepada perempuan lain karena sudah mempunyai
istri. “Suami dari satu istri” tidak dikatakan “istri dari satu suami”, itu
sebabnya gembala itu harus seorang suami, seorang laki-laki.
Kalau di dalam sidang jemaat
bukan suami yang menjadi gembala itu berarti bukan syarat sorga, itu syarat
bangsa-bangsa, itu syarat dari bumi, itu bukan penggembalaan yang meneladani
sorga.
3.
Dapat
menahan diri (Sospronismos)
Jadi biarpun dia dicacimaki dia
tidak membalas dengan mencacimaki, diumpat dia tidak membalas dengan mengumpat.
Apalagi kalau difitnah dia tidak membalas difitnah. Bahasa Gerika fitnah adalah
Diabolos, bahasa Gerika iblis juga Diabolos. Berarti orang yang memfitnah
itu sama dengan iblis.
4.
Bijaksana
(Nephalios)
Bagaimana supaya bijaksana?
syaratnya
Ulangan 4:5-6 ;33:3
4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan
ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh
TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan
kamu masuki untuk mendudukinya.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab
itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa
yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang
besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
33:3 Sungguh Ia mengasihi umat-Nya;
semua orang-Nya yang kudus -- di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah
mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu.
Seorang gembala harus bijaksana.
Kalau ada duri didaging seseorang dan itu bisa dicabut dengan jarum maka
pakailah jarum jangan memakai linggis. Kalau memakai linggis memang durinya
bisa keluar tetapi lukanya bertambah besar dan sakitnya bisa berbulan-bulan
baru sembuh.
Jadi dalam mengelola kebijakan
ini memang berat tanggung jawabnya. Kebijakan
ini yang paling berat dari seorang gembala dalam menangani segala sesuatu,
sebab kebijakan ini multikompleks dan tidak hanya menangani dalam ibadah
seperti ini.
Ketika Tuhan Yesus menghadapi
wanita di tepi sumur Yakub, Tuhan Yesus bisa tampil dengan kuasaNya. Bisa saja
Tuhan Yesus tampil dengan otoritas kuasaNya dan langsung menunjuk perempuan itu
bahwa dia bersuami 6 orang. Tetapi Tuhan Yesus tidak memakai otoritas
kekuasaanNya dan memakai roh hikmat.
Saudara jangan mengira dalam
penggembalan itu gampang saja. Berat penggembalaan itu sebabnya gembala
membutuhkan dukungan doa dari sidang jemaat sebab beratnya tanggung jawab
seorang gembala. Seringkali itu dientengkan. Memang kalau hanya sekedar
berkhotbah itu gampang saja, tetapi bukan demikian.
5.
Sopan (Kosmios)
Apa kata Firman Allah tentang
sopan ini?
I Korintus 14:35
14:35 Jika mereka ingin mengetahui
sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak
sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.
Sopan di sini berarti dia bisa
mengatur dalam penggembalaan agar jangan sampai perempuan mengambil posisi
laki-laki. Kalau gembala sudah mengatur sesuatu dalam jemaat jangan coba-coba
istri merubah.
6.
Suka
memberi tumpangan
Ini menunjukkan pelayanan dengan
cuma-cuma. Ini harus menjadi syarat seorang gembala. Ini banyak kali tidak
disadari oleh umat Tuhan mengapa gembala bersikap seperti ini.
7.
Cakap
mengajar (Didaktikos)
Seorang gembala adalah penyalur
Firman, penyalur berkat rohani kepada sidang jemaat. Itu adalah tugas gembala. Kecuali
dalam keadaan yang sangat mendesak sehingga bukan dia yang menjadi penyalur
tetapi lain orang tetapi hal itu bukan karena dibuat-buat.
Gembala itu adalah bendahara (Oikonomos) yang membagi berkat-berkat rohani kepada jemaat. Jemaat juga
adalah bendaharanya Tuhan yang membagi berkat-berkat jasmani kepada gembala.
Yang rohani lebih tinggi dari yang jasmani. Jadi yang dibagikan oleh gembala
itu lebih tinggi nilainya karena
nilainya kekal selama-lamanya.
Gembala harus menjadi pembagi
yang benar bukan yang asal sebab dia membagi Firman Allah dan berkat-berkat
rohani kepada sidang jemaat. Sejauh mana pemahaman gembala secara rohani sejauh
itu juga yang akan dia bagikan kepada jemaat. Kalau pemahaman rohani gembala
dangkal maka sedangkal itu juga yang akan diberikan kepada jemaat.
8.
Bukan
peminum (Parainos)
Peminum ini adalah orang yang
suka ribut/ gaduh.
Amsal 20:1
20:1 Anggur adalah pencemooh, minuman
keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.
9.
Bukan
pemarah (Plektes/ pumohi) melainkan peramah (Epiekes)
10.
Pendamai
(Amakos)
11.
Bukan
hamba uang (Aphilargyros)
Tetapi belajar hidup :
Ibrani 13:5-6
13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada
padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
13:6
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku
tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
12.
Seorang
kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya
Anak gembala harus menghormati
dan menyegani papanya. Istrinya juga harus menghormati dan menyegani suaminya
bukannya malah dibantah.
Tuhan datang ke dunia ini rela menjadi tumbal
hanya untuk memulihkan kembali citra gembala dan sidang jemaat sehingga jemaat
ada pada porsi yang benar dan jemaat punya minat terhadap Firman Allah. Kalau
jemaat mengkonsumsi Firman Allah yang benar hasilnya mereka akan menang
mengahadapi trio iblis. Siapa yang tidak berbahagaia kalau bisa mengalahkan
trio iblis.
Kalau kita mau menang konsumsilah Firman
Tuhan dan gembala harus ada pada posisi
yang benar, jangan salah! Jangan gembala memperdagangkan domba, domba itu Tuhan
yang punya bukan haknya gembala, salah kalau gembala memperdagangkan domba.
Zakharia
11:11
11:11 Jadi
dibatalkanlah perjanjian pada hari itu, maka tahulah pedagang-pedagang domba
yang sedang mengamat-amati aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.
Ternyata ada pedagang domba yang
mengamat-amati Zakharia, mengamat-amati utusan Tuhan yang berbicara benar. Ini
adalah pedagang-pedagang domba yang lagi trend di akhir zaman ini. Ingat jemaat, jangan
sampai jatuh di tangan gembala yang pemangsa!
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar