Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus menyertai kita sekalian.
Keluaran 7:6-10
7:6 Demikianlah
diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka,
demikianlah diperbuat mereka.
7:7 Adapun Musa
delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka
berbicara kepada Firaun.
7:8 Dan TUHAN
berfirman kepada Musa dan Harun:
7:9
"Apabila Firaun berkata kepada kamu: Tunjukkanlah suatu mujizat, maka
haruslah kaukatakan kepada Harun: Ambillah tongkatmu dan lemparkanlah itu di
depan Firaun. Maka tongkat itu akan menjadi ular."
7:10 Musa dan
Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan
TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka
tongkat itu menjadi ular.
Ciri-ciri
pemimpin/ gembala yang bisa diteladani:
1.
Bisa menyadari dan mengakui kekurangan diri sendiri dan berusaha untuk memperbaikinya → Keluaran 6:29
2.
Jabatan pelayanannya ditetapkan oleh
Tuhan sendiri → Keluaran 6:25-26
3.
Dewasa rohani → Keluaran 7:7
4.
Berbuat seperti yang Tuhan perintahkan →
Keluaran
7:6,10
Kita
pelajari ciri yang ke empat,
berbuat seperti yang Tuhan perintahkan artinya
taat dengar-dengaran pada Firman
apapun resikonya, itu yang harus kita teladani.
Termasuk
pelajaran bagi pemimpin pujian sebagai
pembantu mimbar sekaligus sebagai pembaca hampir sama dengan pemberita Firman juga harus
belajar taat dengar-dengaran pada firman, dimulai dari keluarga dalam nikah/ rumah tangga harus taat
kepada orang tua. Bukan hanya di depan mimbar
kelihatan suci, pakai dasi, baca alkitab. Kalau yang menyampaikan Firman dan
pemimpin pujian, pembaca alkitab tidak satu roh maka tidak bagus, jadi pemberitaan
Firman sepertinya tidak mantap kena pada sidang jemaat. Oleh sebab itu
pemberita dan pemimpin pujian sekaligus pembaca harus berupaya untuk satu roh.
Jika tidak taat pada Firman maka tidak bisa menjadi
berkat. Ayo kita semua teladani gembala yang taat pada Firman apapun resikonya.
Kalau
kita bisa taat pada Firman,
kita sedang bekerjasama dengan Tuhan. Kalau bekerjasama dengan Tuhan pasti ada jaminan
keberhasilan. Pelayanan berhasil, pemberita bisa taat dengar-dengaran pada
Firman maka pemberitaan Firman berhasil, Firman berhasil ditabur di tanah hati sidang jemaat. Pelayan Tuhan/ anak-anak Tuhan yang taat pada Firman, selain
ada
jaminan keberhasilan, ada jaminan kemenangan, menang menghadapi dosa dan
ada jaminan mujizat. Mulai dari yang
menyampaikan Firman taat, pemimpin pujian taat, pembaca alkitab taat pada
Firman maka ada mujizat terjadi.
Ketaatan pada Firman itu permulaan keberhasilan, tidak taat itu permulaan kegagalan dan akan gagal
terus.
Jika semua yang tampil di depan, yang berdiri di
belakang mimbar dari pengkhotbah, pemimpin pujian, pembaca alkitab semua taat maka
pemberitaan Firman mantap, ibadah kita berjalan dengan baik, ada hadirat Tuhan,
ada urapan Tuhan kita rasakan dalam ibadah kita.
Kita belajar contoh orang yang taat yang bisa bekerjasama dengan Tuhan sekalipun ia dalam
kekurangan bahkan kekurangan/ kelemahan yang permanen, seakan-akan mustahil
untuk dirubah, tetapi ia mau belajar taat, ia berhasil, ada mujizat terjadi, ia
mengalami kesembuhan, contohnya orang yang buta sejak lahir.
Yohanes 9:1,6-7
9:1 Waktu Yesus
sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:6 Setelah Ia
mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan
tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata
kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam
artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya
lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Orang
yang sudah buta, matanya diolesi lagi oleh lumpur, disuruh jalan ke
Siloam tanpa dituntun. Coba kalau dia tidak taat, dia merasa sepertinya itu suatu penghinaan/ diejek,
maka tidak akan terjadi mujizat. Tapi untung saat itu begitu dioles matanya
dengan lumpur, Tuhan bilang pergi ke Siloam, dia langsung lakukan jalan ke Siloam tanpa dituntun,
sampai di kolam Siloam ia membasuh
mukanya sehingga matanya kembali sudah melihat.
Mungkin
kita saat ini datang dengan kekurangan-kekurangan dan
kelemahan-kelemahan tetapi tidak ada yang seperti orang buta ini, semua masih bisa melihat. Kalau kita datang dengar
Firman dan mau taat pada Firman maka Tuhan
mampu menolong dan memulihkan kita dan kita akan diutus/ dipakai oleh
Tuhan. Siloam artinya yang diutus.
Arti buta sejak lahir:
1) Tidak
mengalami kelahiran baru= tidak mengalami keubahan hidup.
Orang yang sudah dibaptis bukan menjadi ukuran dia
tidak buta, belum tentu. Banyak orang yang sudah dibaptis/ diselamkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
tapi matanya tetap buta sejak lahir, tidak
mengalami keubahan hidup, sehingga
hidupnya membabi buta, jatuh bangun dalam dosa,
mengulang-ngulangi dosa,
sudah diakui dilakukan lagi, sudah
seperti
anjing dan babi, anjing yang muntah menjilat lagi muntahnya, babi
yang sudah dimandikan berkubang lagi dalam kubangannya bahkan kalau dibiarkan menjadi sama
seperti setan. Hati-hati dengan buta sejak lahir, tidak mengalami
kelahiran baru. Jika sudah dibaptis buktikan kita yang sudah dibaptis air harus
ada keubahan hidup jangan pertahankan tabiat lama/ hidup lama, jangan membabi
buta, jatuh bangun dalam dosa.
2) Suka
tidur saja= malas= tidak setia dalam melakukan
kewajiban di dalam ibadah
Yesaya 56:10-11
56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah
anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja;
56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang.
Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua
mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Kewajiban utama gembala adalah memberi makan domba.
Jadi Firman
itu harus benar-benar menjadi makanan bagi sidang jemaat, bukan hanya sekedar khotbah
tetapi memberi makan domba-domba lewat Firman Pengajaran yang benar. Makanan yang benar/ yang sehat itu menyatakan dosa jadi gembala harus berani sampaikan Firman yang menunjuk dosa, bukan hanya
sekedar khotbah hanya cerita dongeng. Kalau gembala yang tidak bisa memberi
makan domba itu gembala yang buta.
2 Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Gembala harus menggumuli Firman sesuai dengan
kebutuhan sidang jemaat, kebutuhan kaum muda, apakah bisa dimakan atau tidak.
Kalau cuma khotbah asal, walaupun enak didengar tapi tidak menjadi makanan,
tidak menyembuhkan rohani.
Kewajiban
utama domba adalah makan Firman artinya mau menerima penyucian.
Amsal mengatakan orang malas itu sedangkan mau angkat
tangannya mau suap di mulut, malas/ capek, ia tidak mau. Itu yang terjadi
sekarang di dalam gereja, gembala sudah bergumul, supaya
ada Firman disampaikan, sudah tersedia makanan untuk domba-domba, jemaat
tinggal mau sendok masukkan di mulut tetapi malas tidak mau makan, tidak mau dengar Firman, dengar Firman ngantuk-ngantuk.
Amsal 26:15
26:15 Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
Ini
sudah keterlaluan sekali, tinggal mau suap tapi tidak mau, ini orang
malas! jangan sampai menjadi kaum muda yang malas, kaum muda yang buta rohaninya. Sekalipun ganteng, cantik tapi kalau dia buta rohani
malas dengar Firman, jangan mau! nanti rugi menyesal dikemudian hari. Tetapi
yang paling baik kalau kaum muda yang rajin dengar Firman, rajin makan Firman
dan mau disucikan itu yang mantap.
Orang
yang malas ini juga sulit untuk dinasehati apalagi ditegor sebab ia merasa lebih pintar/ lebih
hebat dari orang lain.
Amsal 26:16
26:16 Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari
pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
Kalau
dalam ibadah sudah malas untuk dengar Firman, malas
untuk makan Firman, malas untuk beribadah melayani Tuhan, di
rumah pasti malas, di mana saja pasti malas. Peribahasa orang dunia saja mengatakan “kecil
teranjak-anjak, besar terbawah-bawah”.
Orang
malas ini adalah kawan dari si perusak. Terutama
merusak dalam rumah tangga, kalau anak merusak dalam keluarga, orang tua tinggal
sapu-sapu dada, begitu juga kalau gembala melihat jemaat merusak dalam
penggembalaan.
Amsal 18:9
18:9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya
sudah menjadi saudara dari si perusak.
Kalau kita rajin dengar Firman, rajin menerima penyucian, di
rumah juga pasti rajin. Kalau di dalam
gereja tidak mau disucikan maka di rumah juga malas hanya makan tidur. Ini
anak-anak yang hanya jadi perusak dalam rumah tangga.
Kaum
muda yang sudah malas pasti jahat dan pasangannya
najis. Hati-hati
jangan sampai jatuh dalam kenajisan mulai dari tontonan-tontonan, dsb.
Matius 25:26
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang
jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku
tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
Kalau sudah malas, jahat dan najis akibatnya
hanya menangkap angin, hidupnya ditandai dengan kegagalan demi kegagalan.
Amsal 11:29
11:29 Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan
menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak.
Ayo kaum muda rajin ibadah, rajin juga sekolah. Kita bisa
sekolah, bisa kuliah itu karena orang tua yang membiayai, apa-apa yang
diperlukan semua masih minta sama orang tua. Orang
tua sudah banting tulang bekerja untuk
cari biaya agar anak-anak bisa sekolah, jadi anak-anak jangan suka bolos sekolah/ malas
sekolah, jangan menjadi kawan dari si perusak nanti akan menjadi jahat dan
najis.
3) Tidak
bisa melihat Tuhan= tidak bisa menyembah Tuhan
Menyembah kering-kering, sulit untuk diajak menyembah. Dalam ibadah secara bersama-sama malas untuk
menyembah apalagi di rumah, hanya sibuk dengan perkara yang jasmani, hanya
untuk menyenangkan daging. Jangan
sampai lupa menyembah Tuhan karena penyembahan ini yang memampukan kita untuk
bisa merobek daging. Kalau tidak ada penyembahan maka dagingnya akan membengkak terus seperti Goliat akhirnya dipenggal kepalanya, putus hubungan dengan kepala/
Yesus.
4) Menghadapi
masalah yang mustahil dan masa depan yang gelap
Mungkin kaum muda remaja datang saat ini dalam keadaan
buta, melayani tapi tidak ada keubahan hidup, malas, tidak setia dalam ibadah
pelayanan, tidak mau menerima penyucian, hanya menjadi perusak/ pengacau, tidak
bisa menyembah Tuhan bahkan menghadapi masalah-masalah yang mustahil sampai
masa depan yang gelap, tidak tahu mau bagaimana, daftar ini gagal, semua gagal,
keadaan buta dan buta ini artinya cacat. Mempelai wanita Tuhan itu sempurna
tanpa cacat cela, kalau kita tetap buta rohani maka tidak
akan bisa menjadi mempelai wanita Tuhan hanya
akan menjadi mempelainya setan. Tetapi
kemurahan Tuhan
masih dibuka bagi kita. Dalam
keadaan buta secara rohani,
Tuhan masih mau bekerjasama dengan kita,
masih mau menyembuhkan kita, tinggal kita mau
bekerjasama dengan Tuhan atau tidak/ mau taat pada Firman atau tidak, kalau kita mau taat pasti
sembuh.
Proses
untuk taat pada Firman :
a. Yesus
meludah ke tanah dan mengaduk dengan jari
Tanah itu menunjuk kehidupan kita manusia
daging,
Ludah itu
sesuatu yang keluar dari mulut Yesus menunjuk Firman yang dikatakan Yesus yaitu Firman
yang dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat.
Jari Yesus atau tangan Yesus itu adalah urapan
Roh Kudus
Artinya kita
mau mendengar Firman yang dibukakan
rahasianya dalam urapan Roh Kudus sekalipun seperti menghina/ mempermalukan atau merendahkan kita.
b. Tanah
bercampur ludah yang diaduk menjadi
lumpur dioles ke mata
Artinya Firman Pengajaran yang benar
dalam urapan Roh Kudus menunjukkan segala kejijikkan dosa kita tepat sasaran.
Segala kejijikkan dosa kita ditunjuk
oleh Firman supaya kita akui dan kita berdamai
dengan Tuhan. Kalau kita kena Firman jangan marah itu artinya Tuhan sedang
bekerjasama dengan kita, Tuhan mau
menyembuhkan kita.
c. Disuruh
pergi ke kolam Siloam tanpa dituntun
Ini merupakan ujian ketaatan pada Firman.
Setelah kita dengar Firman,
ditunjuk dosa kita, kita akui dan kita diuji/ dites apakah kita mau taat dengar-dengaran pada Firman atau tidak.
Memang Firman itu kadang
kala tidak sesuai dengan logika kita, tidak sesuai dengan kehendak kita. Kita
maunya begini Firman datang begitu, tidak sesuai tapi harus kita taati, kita
mau dengar-dengaran pada Firman. Contohnya sudah tamat sekolah dan mau lanjut kuliah, Firman datang cari penggembalaan tapi tidak sesuai logika.
Jika kita bekerjasama dengan Tuhan, kita mau taat dengar-dengaran pada Firman, kita mau
praktek Firman maka akan terjadi mujizat yaitu mata melek/ bisa melihat.
Jika kita mengalami
kegagalan jangan putus asa karena ada maksud Tuhan agar kita tergembala. Jadi
jangan kecil hati jika tidak lulus, tidak masuk di kampus yang kita sudah idamkan,
tidak dapat pekerjaan dan kedudukan, jangan kecil hati karena Tuhan mau kita
bisa tergembala dengan benar.
Mata melek/ melihat artinya:
Ø Bisa
melihat diri sendiri
Kalau
kaum muda bisa melihat diri sendiri dengan segala kekurangan/ kelemahan = bisa mengoreksi diri itu sudah merupakan
mujizat.
Kita
bukan melihat mujizat jasmani tetapi yang utama mujizat secara rohani.
Jika
kita sudah bisa melihat diri dengan segala kekurangannya, bisa mengoreksi
diri dan bisa berdamai dengan Tuhan dan sesama maka pasti diutus/ dipakai
oleh Tuhan masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Ø Bisa
melihat Yesus, prakteknya:
a) Bisa
melihat ladangnya Tuhan artinya bisa memperhatikan
pekerjaan Tuhan, tekun dalam penggembalaan. Terutama yang makan
ayapan Tuhan harus perhatikan pekerjaan Tuhan.
b) Bisa
menyembah Tuhan
Yohanes 9:34-38
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali
dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke
luar.
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar
oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah
engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku
percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja
melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah
itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia
sujud menyembah-Nya.
Tuhan Yesus mengajarkan satu hari menyembah minimal 1
jam. Belajar
untuk menyembah Tuhan, manfaatkan waktu 1 jam. Jangan
cuma berjam-jam di game tapi susah untuk menyembah Tuhan.
Manfaatkan waktu menyembah Tuhan, kita
bisa memandang Yesus dan kalau kita bisa
memandang Yesus hasilnya dari wajahNya terpancar sinar kasih
karunia dan sinar kemuliaan.
Bilangan 6:24-26
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan
memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
Kalau kita bisa menyembah Tuhan sekalipun dalam
keadaan sengsara seperti orang buta ini diusir sengsara bersama Yesus tetapi
bisa menyembah Tuhan, kita bisa memandang wajah Tuhan.
Mungkin kaum muda di sini ada dalam keadaan menderita/
sengsara, orang tua belum bisa satu dalam pengajaran, ekonomi orang tua
merosot, bahkan mungkin orang tua sakit, banyak penderitaan tetapi itu
kesempatan kita bisa menyembah Tuhan dan saat kita menyembah Tuhan kita pandang
wajah Yesus dan dari wajahNya terpancar sinar kasih karunia dan sinar kemuliaan.
Hasilnya:
Ø Untuk memberi damai sejahtera, kita mengalami damai di sekolah, di rumah, di mana
saja, tidak ada lagi dosa di dalam hati, tidak ada lagi kebencian/ kepahitan
hati, tidak ada lagi masalah-masalah yang membuat kita menangis, kecewa, tetapi
hati damai sejahtera.
Ø Untuk mengubahkan kita sampai sama mulia sempurna seperti Yesus, kita menjadi mempelai wanita Tuhan, saat Dia datang kita bisa memandang Tuhan muka dengan
muka, kita masuk Yerusalem baru.
2 Korintus 3:18
3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan
dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar