Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 15:19-21,28-31
15:19 Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan,
dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya
dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai
matahari terbenam.
15:20 Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar
kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga.
15:21 Setiap orang yang kena kepada tempat tidur
perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia
menjadi najis sampai matahari terbenam.
15:28 Tetapi jikalau perempuan itu sudah tahir dari
lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi, sesudah itu barulah ia menjadi
tahir.
15:29 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua
ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati dan membawanya kepada
imam ke pintu Kemah Pertemuan.
15:30 Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai
korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan
demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena
lelehannya yang najis itu.
15:31 Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel
dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka
menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka itu."
Kita
telah mendengar tentang kaum laki-laki yang ada lelehan. Pada bacaan kita ini
yang ada lelehan adalah kaum perempuan. Dapat dikatakan laki-laki itu suami dan
perempuan itu isteri. Peraturannya sama saja, baik laki-laki yang ada lelehan
dan perempuan yang ada lelehan sama persyaratannya, tidak beda. Baik untuk
laki-laki maupun perempuan, dikaitkan dengan pelayanan imam. Untuk laki-laki
tiga kali disebutkan imam dan untuk perempuan juga tiga kali disebutkan imam.
Jadi baik dia pria ataupun wanita, diperlakukan Tuhan sama.
Laki-laki
tidak boleh merasa dirinya kuat sehingga tidak membutuhkan pelayanan imam,
pelayanan hamba Tuhan. Perempuan juga bukan karena dia adalah wadah yang lemah
sehingga membutuhkan pelayanan imam. Baik dia kaum yang kuat maupun yang lemah,
di hadapan Tuhan sama cara memperlakukan. Ketika kita kuat bukan berarti kita
sudah tidak butuh lagi pelayanan dari hamba-hamba Tuhan, ketika kita lemah
lebih lagi kita sangat membutuhkan.
Imamat 15:14-15,29-30
15:14 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua
ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, dan datang ke hadapan
TUHAN, ke pintu Kemah Pertemuan, dan menyerahkan burung-burung itu kepada imam.
15:15 Lalu imam harus mempersembahkannya, yang seekor
sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran.
Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN
karena lelehannya.
15:29 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua
ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati dan membawanya kepada
imam ke pintu Kemah Pertemuan.
15:30 Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai
korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan
demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena
lelehannya yang najis itu.
Isi
hati Tuhan disimpulkan dalam ayat 31.
Imamat 15:31
15:31 Begitulah kamu harus menghindarkan orang
Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya,
bila mereka menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka
itu."
Inilah
isi hati Tuhan, bagaimana kerinduan Tuhan sehingga memperalat hamba Tuhan supaya umat Tuhan bersih/ terhindar dari segala kenajisan.
Kalau tidak dibersihkan dari segala kenajisan maka tidak ada tempatnya di
Yerusalem Baru sebab tidak ada sesuatu yang najis yang boleh masuk di Yerusalem
Baru.
Isi
hati Tuhan adalah Dia tidak ingin umatNya ada di luar Yerusalem Baru. Tetapi
rindu hatiNya untuk kita ada dalam pelukan kasih sayangNya (Yerusalem Baru). Sebabnya mataNya melihat umat Tuhan
dalam tanda kenajisan, apakah dia laki-laki ataukah dia seorang wanita, Tuhan
anjurkan kepada imam supaya yang najis ini dihindarkan dari kenajisannya.
Artinya ditahirkan lewat pelayanan sehingga apakah dia laki-laki yang merasa
kuat atau perempuan yang merasa lemah, semua ingin Tuhan layani dengan serius, dengan cara yang sama.
Ini
yang Tuhan inginkan yaitu hamba Tuhan harus menghindarkan umat Tuhan dari
kenajisannya.
Wahyu 21:27
21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu
yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya
mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Ini
adalah perhatian Tuhan kepada umatNya. Ini adalah kelimpahan kemurahan Tuhan
kepada kita bila kita masih disorot oleh cahaya matahari. Kalau cahaya matahari
sudah berhenti menyorot berarti ada dua kemungkinan:
Ø Orang itu sudah sempurna karena
menerima sorotan matahari.
Ø Dia tetap najis karena menolak
sorotan matahari.
Matahari
adalah kasih sayang Tuhan kepada kita.
Mazmur 84:12
84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan
Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Olehnya
mari kita beri diri, ketika masih ada sorotan matahari bersinar berarti Tuhan masih bekerja.
Yohanes 9:4; 5:17
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus
Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang
dapat bekerja.
5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku
bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Kalau
gereja Tuhan mendapat sorotan sinar kasih sayang Tuhan, seakan-akan kita
ditelanjangi karena sorotan sinar kasih sayang Tuhan yang tajam, biarlah itu
kita sambut. Itu bukan untuk menyakiti kita supaya kita tampil tanpa cacat cela
dan kerut. Matahari itu akan terbenam, berarti berhentilah pelayananNya dan
dikatakan umat Tuhan tidak najis lagi. Itu adalah hal yang positif, tetapi bagaimana
kalau yang terjadi hal yang negatif.
Harus
ada upaya yang sungguh-sungguh dari hamba Tuhan supaya umat Tuhan terhindar
dari kenajisan lewat sorotannya yang begitu tajam dalam bentuk Firman
pengajaran. Itu adalah kesimpulan kasih sayang Tuhan kepada kita. Jangan kita
malah mengelak, apalagi mengambil sikap antipati, tidak setuju, mengambil sikap
penolakan. Kalau seperti itu berarti tidak mau masuk Yerusalem Baru. Kita semua
menginginkan ada di Yerusalem Baru, berada dalam pelukan kasih sayang Tuhan.
Tetapi kadang kala kita ditipu oleh hati kita. Ketika kita duduk mendengar
Firman Allah kemudian disorot oleh sinar kasih sayang Tuhan, kita salah
menerima. Seakan-akan kita dipermalukan padahal tidak ada tujuan seperti itu.
Ini
yang Tuhan inginkan, tugas kami hamba Tuhan adalah menghindarkan, jangan sampai
umat Tuhan itu mati karena dosanya. Tetapi berpulang kepada umat Tuhan itu, apakah dia mau atau
tidak. Bagaimana saya sebagai hamba Tuhan mau melayani saudara tetapi saya sendiri
tidak suka disorot oleh cahaya matahari, tidak mau dikoreksi. Bagaimana bisa
menghindarkan jemaat, bagaimana bisa mengkatrol sidang jemaat untuk tampil
tanpa cacat dan kerut kalau saya sebagai hamba Tuhan sendiri tidak mau menerima
koreksi Firman Tuhan dan merasa dipermalukan padahal bukan demikian, ini sikap yang
keliru.
Hamba
Tuhan menolehlah pada diri sendiri. Kalau si A tidak suka Firman jangan
ditularkan kepada si B sehingga akhirnya ragi itu menyebar dan bersama-sama
melawan Firman. Tuhan tidak tega dan tidak sampai hati kalau kita tidak berada
di Yerusalem Baru. Dia rindu kita dipeluk oleh Dia.
Imamat
pasal 15 terbagi tiga.
1.
Imamat
15:1-18 Kenajisan kaum laki-laki
2.
Imamat
15:19-30 kenajisan kaum perempuan
3.
Imamat15:31-32
kesimpulan gerakan dari imam ini.
Kitab
imamat pasal 1 sampai pasal 27 ini disuarakan oleh Tuhan dari dalam kemah sembayang atau Tabernakel.
Untuk apa ini Tuhan suarakan? Supaya telinga yang mendengar tertarik dan
matanya akhirnya melihat pada wujud Tabernakel. Kalau telinganya mendengar maka
dia akan mengarahtujukan telinganya dari mana sumber suara itu. Ketika hatinya
tersentuh maka matanya akan menoleh pada Tabernakel sebab dari sana sumbernya.
Firman yang kita dengar yang bersumber dari Tabernakel itu menarik kita supaya
kita dibangun menjadi seperti Tabernakel, rohani kita dibangun dengan pola
Tabernakel. Jangan kita mendengar Firman yang bukan bernuansa pengajaran
Tabernakel.
Imamat
ini adalah kitab ibadah. Jadi kalau kita beribadah kita mendengar suara dan
memandang pada Tabernakel maksudnya supaya kita mau dibangun seperti
Tabernakel. Kita menerima Firman berarti kita dibangun sesuai pola itu menjadi Tabernakel
yang rohani, yakni Tubuh
Kristus yang sempurna.
Bilangan 7:89
7:89 Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk
berbicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari
atas tutup pendamaian, yang di atas tabut hukum Allah, dari antara kedua kerub
itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya.
Ternyata
Firman yang keluar dari dalam kemah pertemuan itu, sumbernya ada di atas peti
perjanjian. Tutup peti perjanjian itu gambaran Mempelai Laki-laki Sorga. Jadi
suara yang kita dengar adalah suara Mempelai Laki-laki Sorga yang sudah ada dalam tanda darah untuk mengangkat dosa dan
salah kita. Makanya di atas tutup peti perjanjian itu ada tujuh kali percikkan
darah. Jadi suara yang kita dengar itu seharga darah Anak Domba Allah, bukan
murahan! Betapa mengerikan kalau saudara mengkritik atau menolak, sebab itu
sama menolak darah Anak Domba Allah!
Nasibnya: Ibrani 10:26-29
10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa
itu.
10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman
dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
10:28 Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa
belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
10:29 Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang
menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang
menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Sekarang
belum dijatuhkan hukuman, tetapi kalau tiba saatnya penghukuman itu apakah
saudara ada dalam penghukuman atau disingkirkan. Tentu saudara merindu untuk
disingkirkan, berarti menjadi Mempelai Anak Domba Allah.
Suara
itu seharga darah Anak Domba sebab ditutup peti itu ada tujuh kali percikan
darah dan dari situ muncul suara. Jadi suara itu seharga darah Anak Domba
Allah. Makanya sebagai hamba Tuhan, ketika saya mengikuti KKR di mana-mana saya
takut untuk mengkritik atau menolak kabar yang saya dengar di sana. Saya
belajar untuk mengaminkan dan menerimanya sekalipun tajam rasanya, tetapi itu
demi kebaikanku supaya saya tampil senilai dengan Dia.
Tutup
peti itu tidak ada artinya kalau tidak ada peti yang mau ditutup, juga tidak
ada arti peti kalau tidak ada penutupnya. Tutup peti itu berfungsi untuk
menutup peti, itulah Mempelai Wanita. Itulah yang harus kita kejar, itu yang
harus kita tapaki untuk mencapai mutu rohani bagaikan Peti Perjanjian yang ada tiga
isi di dalamnya sehingga tutup peti itu tidak melayang-layang namun menjadi
satu dengan petinya. Hal ini yang harus kita dambakan.
Sekarang
Dia belum bisa menutup sebab Peti itu belum bisa menerima penutup karena masih
banyak yang belum pas dengan Tutupnya, masih banyak kenajisannya. Itu sebabnya
hamba Tuhan harus ada upaya untuk membersihkan umat Tuhan, dihindarkan dari
kematian selama-lamanya dalam api neraka dan berada di kemah pertemuan dalam
keadaan tidak najis lagi. Tuhan tidak mau kemah pertemuanNya dinajiskan, Tuhan
tidak mau tubuhNya ada dalam tanda kenajisan.
Tuhan
mau mengupayakan ini dan hamba Tuhan harus ada tanggung jawab seberapapun jiwa
yang dia layani. Jangan sampai kita jatuh di tangan yang salah, yang mengelolah
kita ternyata tangan yang najis yang menolak sorotan matahari. Imamat pasal 15 sampai 15 kali disebutkan “sampai
matahari terbenam”. Angka 15 adalah angka kelimpahan kemurahan Tuhan.
Kita
ada lelehan yang menyebabkan kita menuju pada kematian. Itu sebabnya Tuhan mau
mentahirkan supaya kita dihindarkan dari kematian. Kelimpahan kemurahan Tuhan
itu datang kepada kita dalam tanda sorotan matahari. Kita ini najis dan tidak
bisa kita pungkiri. Makanya perlu hamba Tuhan lebih dahulu membersihkan diri.
Inilah
keseriusan Tuhan terhadap umatNya karena Dia rindu memiliki Mempelai WanitaNya.
Sambutlah kerinduan hati Tuhan ini. Masakan kita yang menuju pada kematian
kemudian Tuhan hadang dengan kelimpahan kemurahanNya lalu kita tidak berterima
kasih. Kita berterima kasih kepada Tuhan karena kita mendapatkan kelimpahan kemurahan
Tuhan.
Imamat 15:5-6
15:5 Setiap orang yang kena kepada tempat tidurnya
haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai
matahari terbenam.
15:6 Siapa yang duduk di atas barang yang telah
diduduki oleh orang yang demikian haruslah mencuci pakaiannya, membasuh
tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
Selama
matahari sorotkan sinarnya berarti
kasih sayang Tuhan disorotkan kepada kita karena kita masih najis. Begitu matahari
itu terbenam berarti pelayanan kasih Tuhan kepada kita itu berakhir. Ada dua
hasilnya:
1.
Yang
menerima tampil tanpa cacat dan kerut.
2.
Yang
menolak tetap dalam cacat dan kerut.
Selama
matahari itu berjalan berarti kasih Tuhan bekerja dan setelah terbenam berarti
selesai pekerjaanNya. Bagi orang yang tadinya menolak, mau pakai cara apalagi
untuk membersihkan, sebab sudah terlambat. Kita butuhkan sorotan matahari itu
dalam diri kita. Selama matahari itu masih bercahaya itu berarti saat untuk kita
bekerja.
Yohanes 9:4
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang
mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang
pun yang dapat bekerja.
Tuhan
tidak memakai kata “kamu” tetapi kata “kita”, berarti termasuk Tuhan Yesus
sementara bekerja untuk menyorot kenajisan kita.
Yesaya 6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan
duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi
Bait Suci.
Kenapa
Tuhan menunggu raja Uzia mati baru diperlihatkan pemandangan yang mengejutkan?
Sebab akhir dari pemerintahan raja Uzia ini ditandai kata tinggi hati atau
sombong. Berarti kesombongan ini harus dihancurkan lebih dahulu baru kita bisa
melihat kemuliaan Tuhan.
II Tawarikh 26:16
26:16 Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati
sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN,
Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah
pembakaran ukupan.
Saya
sebagai hamba Tuhan mau merendahkan diri serendah-rendahnya kepada Tuhan. Makin
kita merendahkan diri maka kalau dia hamba Tuhan makin nyata pemakaian Tuhan
kepadaNya, makin dipercaya Tuhan pembukaan rahasia Firman kepadanya. Tetapi
kalau kita mempertahankan kesombongan dan kecongkakkan maka jangan harap
dipercayakan Tuhan pembukaan rahasia Firman.
Pembukaan
rahasia Firman mendorong kita masuk dalam kegenapan waktu. Betapa celakanya
kehidupan itu kalau tidak mendapatkan pelayanan pembukaan rahasia Firman Allah,
berarti dia tidak siap untuk menyongsong kedatangan Tuhan, dia tetap ada dalam
tanda kenajisan, matahari terbenam orang itu tidak bersih. Ini jangan terjadi
dalam diri kita.
Kalau
Tuhan mempercayakan pembukaan rahasia Firman berarti Tuhan mempercayakan
diriNya pada orang itu. Orang bisa salah kaprah, tetapi Tuhan tidak pernah
salah.
Yesaya 6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan
duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi
Bait Suci.
JubahNya
berjuntai menutup Bait Suci, berarti Allah dan gerejaNya sudah satu jubah, satu
di dalam kemuliaan, satu dalam kesucian. Itu diperlihatkan setelah kesombongan
dihancurkan.
Yesaya 6:2
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya,
masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka
mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai
untuk melayang-layang.
Ini
yang ditutup dan dilihat oleh Yesaya. Tuhan peragakan ini kepada nabi Yesaya
supaya dia seperti ini.
Roma 3:12-14
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak
berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
3:13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga,
lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
3:14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
Kerongkongan
ini ada di leher dekat dengan wajah. Lidah dan bibir ada di bagian wajah dan
ini yang harus ditutup dengan dua sayap. Ternyata Yesaya mengakui bahwa
kerongkongan, lidah dan bibirnya masih najis, mulutnya masih najis, belum
ditutup. Hamba Tuhan lebih dahulu seperti ini baru bisa melayani umat Tuhan. Kalau
ini sudah ditutup dengan dua sayap berarti layaklah keluar dari mulut kita
mengucapkan “kudus, kudus, kuduslah Tuhan”. Ini kekurangan kita tetapi syukur
masih ada matahari melayani kita, kita masih dilayani oleh Tuhan Yesus. Dalam
Yohanes 9:4 tadi dikatakan “kita” berarti berbicara diriNya dan murid-muridNya
yaitu hamba Tuhan.
Roma 3:15-18
3:15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
3:16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di
jalan mereka,
3:17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
3:18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang
itu."
Tubuh
bagian bawah yaitu kaki ini harus ditutup sebab kaki ini cepat menumpahkan
darah dan tidak ada damai. Ini harus ditutup dengan dua sayap yaitu Firman dan
Roh Kudus yang menggarap tubuh. Kalau ini ada maka dapat dipastikan saudara
berhasil. Itu sebabnya suara itu datang dari dalam kemah, dari atas tutup peti
perjanjian. Jangan biarkan tutup perjanjian itu melayang-layang karena tidak
ada petinya. Jadilah saudara petinya. Seperti dalam Matius pasal 8 Tuhan Yesus
mengatakan “burung ada sarangnya, serigala ada liangnya tetapi Anak Manusia
tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaNya”. Ini seperti tutup peti yang
tidak ada petinya.
Yesaya 6:3
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang,
katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
Tiga
kali kata kudus, kudus pertama adalah kudusnya Allah Bapa, kudus yang kedua
adalah kudus Putera Allah dan kudus yang ketiga adalah kudusnya Roh Kudus.
Inilah suara yang dikumandangkan dari mulut yang sudah ditutup oleh dua sayap. Ketika
nabi Yesaya mendengar itu dia sadar bahwa hal itu bertolak belakang dengan keadaannya.
Sekalipun sudah melayani, sudah berkhotbah di mana-mana tetapi ternyata Yesaya
masih tidak layak. Makanya sebelum kita melayani di mana-mana lebih dahulu
dengarkan Firman. Jangan kita ambisi untuk melayani sebelum kita mantap dengan Firman Pengajaran.
Yesaya 6:4-5
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan
suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa!
Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa
yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta
alam."
Ternyata
Yesaya bertolak belakang dengan keadaan sorga, bertolak belakang dengan
Yerusalem Baru. Biarlah kita paham dengan keadaan kita, kita harus tahu diri
bahwa kita adalah orang berdosa. Jangan menunjuk orang itu yang berdosa
sehingga kita tidak butuh penyelesaian, padahal pengakuan itu adalah persembahan
untuk Tuhan.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu,
sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan
bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan,
sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan
kami.
Begitu
terjadi pengakuan spontan dari Yesaya tanpa dipaksa, maka pengakuan itu
menggerakkan Sorga. Aktifitas Sorga ditujukan kepada Yesaya.
Yesaya 6:6
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang
mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas
mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata:
"Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan
dosamu telah diampuni."
Mezbah
Korban Bakaran adalah gambaran salib Golgota. Tidak sulit kita mendapatkan
penyucian, hanya membutuhkan pengakuan. Tetapi pengakuan ini yang berat untuk
dilakukan.
Kalau
dikaitkan dengan Imamat pasal 15, untuk mentahirkan laki-laki dan perempuan
yang najis harus dipersembahkan dua ekor anak burung tekukur atau burung
merpati. Imamat pasal 1 menceritakan bagaimana kepala burung itu harus dipelintir tetapi jangan sampai putus,
sayapnya juga harus dipatahkan tetapi tidak boleh putus dan darah yang keluar
dari leher burung itu harus ditindis-tindis pada mezbah korban bakaran sampai
darahnya habis.
Kita
sekarang tidak lagi membawa burung merpati atau burung tekukur sebab Yesus
sudah mengambil posisi ini. Ketika kepalaNya ditinju dari kiri, dari kanan dari
depan dan dari belakang, itu seperti kepala burung yang dipelintir. Itulah yang diterima Yesus untuk saya dan saudara tetapi kenapa kita mempertahankan kenajisan!
TanganNya disalib seperti sayap burung yang dipatahkan, tetapi tidak ada satu
tulangpun dari Tuhan Yesus yang dipatahkan. Sambutlah Tuhan Yesus dengan rendah
hati, sambut Firman dengan rendah hati maka aliran kasih sayang lebih melimpah
dalam kehidupan saudara, akan terasa dalam ibadah dan pelayan saudara.
Yesaya 6:8
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Artinya
Tuhan berkata “siapa yang mau menjadi mitra kerjaKu? Siapa yang mau satu kuk
dengan Aku?”. Ini yang Tuhan cari dari kehidupan kita. Maukah kita berkata “ini
aku, utuslah aku!”. Siapakah yang mau menjadi mitra kerja Tuhan?
Kalau
kita mau dibersihkan dari kenajisan maka rendahkanlah hatimu dan Tuhan akan
memperlihatkan kemuliaanNya serta memperdengarkan kepadamu hati yang penuh
kerinduan “siapa yang mau Kuutus?”. Apakah kata-kata ini sekedar kita dengar lalu
kita membisu. Kalau kata ini diperdengarkan kepada si A dan si A berdiam diri
maka Tuhan akan mendapatkan orang lain. Kalau saudara tidak menanggapi suara
Tuhan maka ada siap orang lain yang menerima suara Tuhan. Tetapi apakah kita
mengabaikan permohonan Tuhan ini? Ini bagaikan proposalnya Tuhan Yesus kepada saudara.
Setelah
itu Yesaya melayani mulai dari pasal tujuh sampai pasal enam puluh enam dengan
luar biasa. Jadi penyucian itu mulai dari hamba Tuhan dahulu.
Imamat 10:10-11
10:10 Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus
dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis,
10:11 dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang
Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan
perantaraan Musa."
Imam
harus dapat membedakan mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak
berkenan kepada Tuhan. Yang kudus itu berarti yang berkenan kepada Tuhan, yang
tidak kudus itu yang tidak berkenan kepada Tuhan. Jadi jelas mana
praktek-praktek yang berkenan kepada Tuhan dan yang tidak berkenan kepada
Tuhan. Tolak yang tidak berkenan kepada Tuhan supaya Tuhan tidak menarik diri. Imam itu lebih dahulu membedakan baru dia mengajarkan.
Karena
matahari belum terbenam berarti kita belum sempurna, masih ada
pembersihan-pembersihan. Kalau kita masih disorot oleh Tuhan berarti kita
dikasihi oleh Tuhan supaya kita bisa masuk dalam Yerusalem Baru.
Pengajaran
itu adalah tindak lanjut dari Firman penginjilan. Firman penginjilan itu adalah
Firman yang memanggil orang yang ada dalam kegelapan supaya dia pindah kepada
terang kerajaan Allah. Setelah dia pindah berarti ada tanda kelahiran baru,
maka ditindak lanjuti dengan Firman pengajaran. Firman pengajaran inilah yang
akan menggodok kita sehingga bisa membedakan mana yang najis dan mana yang
tahir, mana yang kudus dan mana yang cemar, mana yang berkenan kepada Tuhan
alias yang suci dan mana yang tidak berkenan.
Ketika
Firman Allah itu tampil bagaikan cahaya matahari yang menyorot kita maka yang
pertama akan dia sorot adalah nikah. Makanya Imamat 15:1-18 berbicara tentang
laki-laki berarti kena mengena suami, Imamat 15:19-30 berbicara tentang
perempuan itulah isteri. Nikah itu disorot lebih dahulu setelah itu ibadah.
Jadi nikah dan ibadah itu tidak dapat dipisahkan, bagaikan dua mata rantai yang
tidak dapat dipisahkan.
Kalau
Firman Allah datang menyentuh nikah rumah tangga kita, jangan kita tidak
membuka hati. Kemudian datang Firman Allah menyorot ibadah kita, kita harus
membuka hati. Dua hal itu disorot oleh Tuhan tepat jam 12 siang kepada
perempuan Samaria di sumur Yakub, itulah saat sorotan matahari secara penuh.
Yehezkiel 44:23; 22:26
44:23 Mereka harus mengajar umat-Ku tentang perbedaan
antara yang kudus dengan yang tidak kudus dan memberitahukan kepada mereka
perbedaan antara yang najis dengan yang tahir.
22:26 Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan
menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang
kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan
yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku
dinajiskan di tengah-tengah mereka.
Ini
adalah keluhan Tuhan melihat bapak-bapak pendeta yang salah kaprah. Bahasa
Tuhan di sini begitu tajam, ternyata memperkosa itu bukan sekedar laki-laki
memperkosa gadis atau isteri orang. Ternyata kalau memutar balikkan Firman
Allah maka itu adalah kenajisan yang berganda-ganda/ memperkosa.
Kita
mau masuk pada sabat yang terakhir yaitu hari yang ketujuh. Makanya kami hamba
Tuhan jangan menutup mata persoalan hal itu. Sidang jemaat jangan menutup mata
persoalan ini, saudara akan dihentar pada kerajaan seribu tahun. Bagaimana
supaya bisa dihentar ke sana? Dibutuhkan Firman Pengajaran yang sehat dan hamba Tuhan yang bisa membedakan yang
najis dan yang tahir.
Kita
lihat bagaimana sikap pendeta yang memperkosa Firman Allah ini.
Yehezkiel 22:25
22:25 yang pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya
seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: manusia ditelan, harta
benda dan barang-barang yang berharga dirampas, janda-janda dibuat
bertambah-tambah di tengah-tengahnya.
Kenapa
janda dibuat bertambah-tambah? Sebab pelayan-pelayan ini senang sekali. Kalau
ada janda maka mereka mendatangi janda itu supaya janda itu menyerahkan kekayaannya ke dalam Bait Allah kemudian dari
sana akan diatur kehidupan janda itu. Jadi makin banyak janda, makin banyak
kekayaan masuk dalam Bait Allah. Ini
praktek yang terjadi pada waktu itu dan harus kita waspadai oleh hamba-hamba
Tuhan sekarang. Dikatakan mereka menerkam dan memangsa, berarti pelayan Tuhan
tampil seperti binatang buas, bagaimana kenajisan bisa dibersihkan kalau
seperti itu.
Yehezkiel 22:27
22:27 Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya adalah
seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan darah,
yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri secara haram.
Tampil
seperti serigala, ini juga binatang buas. Kita lihat pada ayat 25 dan 27 roh
antikristus ini datang. Untuk menghindarkan jemaat dari antikristus itu ada di
pundak saya sebagai gembala. Selamat tidaknya jemaat, tersingkir tidaknya
jemaat itu ada di pundak gembala.
I Timotius 4:16
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.
Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan
menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Yehezkiel 22:28
22:28 Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur
dengan melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mereka;
nabi-nabi itu berkata: Beginilah firman Tuhan ALLAH! -- tetapi TUHAN tidak
berfirman.
Nubuatan-nubuatan
muncul tetapi hanya untuk membohongi. Padahal nubuatan yang terbesar adalah
Firman Allah ini sendiri.
Yehezkiel 22:29-30
22:29 Penduduk negeri melakukan pemerasan dan
perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan
terhadap orang asing bertentangan dengan hukum.
22:30 Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang
yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di
hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.
Tuhan
tidak mencari banyak-banyak, Tuhan hanya mencari satu orang, apalagi kalau
didapatkan lebih dari itu. Tetapi satupun Tuhan tidak dapatkan. Biarlah kita semua
di sini mau menjadi orang yang mendirikan tembok, mau melayani mulai dari
menaikkan doa penyahutan dan penyembahan
kepada Tuhan supaya umat Tuhan benar-benar terhindar dari terjangan antikrist yang akan datang.
Tugas
kami hamba Tuhan menyampaikan Firman dari belakang mimbar ini adalah adalah
untuk memagari sidang jemaat dari sepak terjang binatang buas yang akan terjadi
di depan kita. Dunia dengan medianya mau menajiskan saudara. Nabi-nabi palsu
dan nubuatan-nubuatan yang muncul dalam gereja tampaknya rohani padahal ingin
menajiskan saudara, menghambat saudara tidak masuk pada sabat yang terakhir.
Antikristus
adalah cemeti Allah bagi gereja Tuhan yang tertinggal tetapi ini jangan terjadi
pada kita.
Salamis
artinya kekuatan doa, tetapi Tuhan masih mengutus hambaNya yang luar biasa yaitu
rasul Paulus untuk menyampaikan Firman dan membentengi mereka. Jadi kalau hanya
doa saja itu belum cukup untuk
membentengi kita, perlu Firman pengajaran yang menyucikan kita supaya kita betul-betul kuat
dibentengi oleh Tuhan. Sebab berdoa itu belum menyucikan kita, penyucian itu
lewat Firman pengajaran.
Ibrani 12:10-12
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang
pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Ibrani 12:10-11 (Terjemahan Lama)
12:10 Karena mereka itu dengan sesungguhnya sudah
mengajar kita di dalam sedikit masa sebagaimana yang tampak baik kepada mereka
itu; tetapi Tuhan mengajar bagi faedah kita, supaya kita beroleh bahagian di
dalam kekudusan-Nya.
12:11 Adapun segala ajaran bagi sementara ini belum
mendatangkan sukacita, melainkan duka cita; tetapi kemudian kelak
dikeluarkannya kebenaran akan buahnya, yang mendatangkan sentosa kepada orang
yang mahir dengan ajaran itu.
Bapa
jasmani mengajar kita dalam tempo yang terbatas. Kita mendapatkan pengajaran
supaya kita masuk dalam peristiwa Pharusia
yaitu penyingkiran gereja. Bukan doa yang menguduskan kita tetapi Firman
pengajaran. Kalau doa tanpa Firman pengajaran akhirnya hanya bermuara pada diri
sendiri sebab tidak melihat pekerjaan Firman yang menyucikan.
Jadi
pengajaran itu membawa kita akhirnya sama kudus dengan Tuhan.
Lukas 6:40
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya,
tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
Bukan
kalau tamat doanya baru sama dengan gurunya. Doa memang dibutuh tetapi Firman
pengajaran lebih dahulu kita butuhkan. Kalau orang mau menerima Firman
pengajaran maka siaplah dengan dukacita karena Firman pengajaran itu membabat
habis semuanya, sakit
rasanya. Suasana Firman pengajaran itu mendatangkan dukacita tetapi hasilnya
luar biasa. Firman penginjilan mendatangkan sukacita tetapi kalau tetap disitu
hasilnya tetap kanak-kanak rohani. Itu sebabnya kita membutuhkan Firman
pengajaran untuk mendewasakan kita sehingga bisa menjadi isteri Anak Domba
Allah, menjadi Mempelai Wanita untuk Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga.
Kisah
tentang perempuan yang mengalami lelehan darah itu harus kita periksa juga pada diri kita jangan
sampai kita seperti itu. Perempuan ini sudah mengupayakan segala macam cara
supaya jangan mati, habis/
ludes hartanya tetapi tidak bisa terkendali, darah itu tetap mengalir. Yang
bisa menghentikan darah yang mengalir hanya jumbai jubah Tuhan Yesus.
Matius 9:20
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua
belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan
menjamah jumbai jubah-Nya.
Lukas 8:44
8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan
menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
Ini
contoh orang yang najis, dia mengarah pada kematian. Jadi kenajisan yang ada
pada kita kalau itu tidak diselesaikan itu akan mengarah pada kematian rohani.
Apa
artinya jumbai jubah?
Bilangan 15:37-41
15:37 TUHAN berfirman kepada Musa:
15:38 "Berbicaralah kepada orang Israel dan
katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca
baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh
benang ungu kebiru-biruan.
15:39 Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila
kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan
tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat
dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN.
15:40 Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan
segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu.
15:41 Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu
keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN,
Allahmu."
Ternyata
jumbai jubah itu ada hubungannya dengan Firman. Perempuan itu menyentuh jumbai jubah berarti
dia ada hubungan dengan Firman Tuhan. Ini kerinduan hati Tuhan supaya Dia
menjadi Allah kita dan tidak berhenti di situ, tetapi menjadi Kepala kita dan
kita adalah Tubuh. Dialah Mempelai Laki-laki kita.
Lelehan-lelehan
yang menghentar kita pada kebinasaan, yang bisa menghentikan hanya ujung jumbai
Tuhan Yesus. Tuhan memerintahkan orang Israel agar jubah mereka memiliki jumbai-jumbai. Untuk kita sekarang memiliki jumbai jubah adalah ingatlah Firman yang
bisa menyetop kenajisan kita. Untuk menyetop kenajisan kita maka Yesus rela
seperti burung tekukur yang dipelintir kepalanya di salib Golgota hanya untuk
saya dan saudara.
Kerinduan
hati Tuhan kepada kita begitu luar biasa, bagaimana kita menyambut. Sekalipun
masih ditandai kekurangan kita jangan berhenti sampai di situ tetapi kita harus
maju.
Kita
akan menerima Tubuh dan Darah Yesus, inilah korban yang bagaikan burung yang
diputar kepalanya. Setelah kepalanya dipulas maka darahnya ditekan-tekan pada
dinding mezbah. Kalau ditanya “kenapa Engkau dibuat seperti itu?” maka Dia akan
menunjuk pribadi kita “karena kekasih itu”. Apakah cukup rasa terima kasih kita
dengan perbuatan-perbuatan kita selama ini? Harus kita tingkatkan!
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
Telp: (0458) 21415
HP: 085241270477
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar