Mazmur 22:10-12
22:10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan;
Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir,
sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan
telah dekat, dan tidak ada yang menolong.
Kepada
kita semua yang dikaruniai Tuhan buah nikah, ingat ayat yang ke-12 bahwa diri
kita suami isteri dan buah nikah yang diberi oleh Tuhan, harus menjadi
perhatian kita karena ada kesusahan, ada derita sengsara yang akan menimpa
dunia ini. Secara kasat mata hari-hari terakhir ini kita melihat dan dengan
telinga kita mendengar bahwa kesusahan ini, derita sengsara ini, hari-hari
terakhir ini nampak seperti bunga mekar. Ini bagaikan bom waktu.
Di sisi
lain kita harus cermat melihat bahwa dunia ini bukan mengarahkan kita lebih
bahagia tetapi ada kesusahan, ada derita sengsara. Dikatakan pemazmur “kesusahan telah dekat dan tidak ada yang
menolong”.
Melalui
ayat ini kita diingatkan sebagai orang tua harus bertanggung jawab terhadap
buah nikah yang Tuhan berikan kepada kita. Sekalipun mereka sudah dewasa atau
mereka sudah berumah tangga atau juga sudah dikaruniakan buah nikah, tetapi
orang tua tetap bertanggung jawab di hadapan Tuhan lewat doa-doa penyahutan
kita. Juga lewat kesaksian-kesaksian hidup kita.
Kita
tahu persis kata Firman Tuhan bahwa kita dikaruniai anak dan kita tahu persis
ketidaksanggupan kita. Seperti raja Daud, orang tuanya menyadari bahwa sangat
terbatas kemampuannya. Sehingga begitu lahir, pada usia 8 hari dia disunat. Juga Yesus 40 hari
kemudian Dia diserahkan.
Jadi
penyerahan anak ini maksudnya bahwa kita tidak mampu untuk menjaga dan merawat
mereka tanpa kita kaitkan dengan Tuhan. Olehnya bukan hanya sebatas ritual kita
datang menyerahkan anak sebagai upacara gereja. Tetapi ini membutuhkan
kesadaran yang sangat mendalam dalam pikiran ibu bapa, bahwa anak ini titipan
Tuhan kepada kita. Untuk itu bagaimana kita menjaga titipan Tuhan kepada kita.
Suatu
barang jika ada orang menitip kepada saudara, saudara pasti bertanggung jawab.
Jangan terjadi hal-hal yang bisa merugikan. Apalagi ini jiwa yang Tuhan
titipkan dalam rumah tangga nikah kita. Maka kita bertanggung jawab kepada yang
menitip anak itu kepada kita. Karena ketidakmampuan kita maka dari sejak bayi
kita sudah berserah diri kepada Tuhan. Tuhan dikaitkan agar kita bisa mampu di dalam menjaga
titipan Tuhan ini.
Ingat,
sekali lagi saya katakan, itu jiwa titipan Tuhan kepada saya dan saudara. Saya
sebagai seorang ayah yang dikaruniakan Tuhan 6 anak, ini titipan Tuhan. Makanya hati saya begitu gelisah jika
titipan Tuhan terancam. Dalam hal ini ada ancaman yang bisa menjerat titipan
Tuhan ini kearah kebinasaan. Maka tanggungjawabku sebagai ayah, hanya berseru
kepada Tuhan. Tidak mungkin saya membagi diriku menjadi 6 bagian dan mengikuti
keenam anak saya. Tetapi Tuhan itulah yang sanggup untuk memantau di mana
titipan Tuhan itu berada.
Itu
sebabnya mulai dari ibu. Selagi bayi itu dalam kandungan, dia yang merasakan gerakan
bayi itu. Maka ibu itu yang harus selalu berseru kepada Tuhan dan berbisik
kepada buah kandungan
itu. Secara logika, mana mungkin dia dengar. Tetapi dalam hubungan batin,
pasti terasa. Bila ibu itu banyak mengeluh dan banyak bersungut, lihat nanti anak
itu ketika dia lahir. Tetapi kalau ibu itu banyak menyembah dan memuji Tuhan
karena ini adalah titipan Tuhan yang ada dalam kandungannya dan dia banyak
berserah serta berseru kepada Tuhan, maka nanti kita lihat hasilnya juga.
Ketika
anak-anak saya lahir, kalau secara ekonomi, itu sangat prihatin. Tetapi puji
Tuhan ada Tuhan yang selalu memantau. KepadaNya kami suami isteri berserah.
Ingat
anak itu adalah titipan dalam nikah rumah tangga saudara. Bagaimana kepercayaan
Tuhan untuk saudara awasi dan saudara jaga. Karena dikaitkan dengan kesusahan
sudah dekat. Di zaman Daud ayat ini diucapkan, dibandingkan kita sekarang,
kesusahan itu sudah lebih dekat, tinggal beberapa langkah. Ini suatu peringatan
keras dari Tuhan. Kerinduan hati ayah dan ibu agar bersama buah nikah siap
menanti kedatangan Tuhan. Itu yang harus kita gumuli.
Sebagaimana
Firman Tuhan yang telah kita dengar, keselamatan Tuhan itu berorientasi kepada
nikah. Zaman Nuh, keselamatan ada pada nikah mereka. Kalau melihat lagi Rahab,
tinggal beberapa saat akan hancur Yerikho. Tetapi Rahab bersama ayah dan ibunya
serta keluarganya selamat. Kita lihat bagaimana Kornelius di Kaisarea,
keselamatan itu ada diberi oleh Tuhan dalam nikah Kornelius. Itu yang inti
kemudian kepada kerabat dan sanak saudara. Kemudian kepala penjara di Filipi,
juga keluarganya dijamin oleh Tuhan. Lebih dari itu adalah Zakheus, Tuhan
katakan “hari ini keselamatan bagi rumah ini”. Berarti bukan cuma Zakheus
pribadi tetapi bersama dengan isteri. Jika ada putera dan puterinya maka mereka
juga dijamin Tuhan untuk selamat.
Ini
harus menjadi bahasa seorang ayah dan menjadi pemikiran seorang ibu. Tangisi
anakmu, kejar dengan pikiran positif. “Tuhan kesusahan sudah dekat, siapa yang
mau menolong mereka”. Tidak tega kita melihat anak kita harus menderita sengsara.
Bila sekarang kita melihat mereka ada dalam kelimpahan harta, tetapi itu tidak
menjamin.
Amsal 11:4
11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi
kebenaran melepaskan orang dari maut.
Bila
kesusahan datang maka harta tidak bisa menjamin keselamatan. Tetapi yang bisa
menjamin keselamatan adalah jeritan doa ayah dan ibu.
Kiranya
anak ini bertumbuh bersama rohani ayah dan ibunya. Ditangani dengan serius oleh ayah dan ibunya di dalam Tuhan sehingga kita semua bisa
luput dari kesusahan yang akan menimpa dunia.
Saya
berjuang dengan 6 anak, termasuk yang bungsu. Makanya kami selalu kejar dengan
doa dan kami selalu menelpon. Karena terbentang di depan ini bagaimana penderitaan
yang akan menerjang dunia. Kelas sosial bagaimanapun, semua tidak akan luput. Orang
yang hidup di kolong jembatan atau orang yang nomor satu di dalam kerajaan atau
negara semua orang kena. Siapa yang bisa menolong, kalau semua kena
penderitaan? Hanya Yesus yang dapat menolong.
Mazmur 22:12
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan
telah dekat, dan tidak ada yang menolong.
Siapa
yang memberitahu Daud? Tentu ayahnya.
Mazmur 22:11
22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak
dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
Siapa
yang memberitahu Daud tentang ini? Tentu ibu dan ayahnya. Peran ayah dan ibunya
sangat memotivasi rohani Daud. Akhirnya Daud menjadi orang nomor 1 di Israel.
Dan dari Daud inilah selalu dikaitkan “Yesus anak Daud”. Ini contoh yang paling molek yang harus kita
teladani.
Bayi
yang manis ini, jangan sampai pertumbuhannya kelak diterlantarkan dan
dibiarkan. Sekalipun sudah dewasa ataupun sudah menikah, tetap ada tanggung
jawab moril orang tuanya jika orang tuanya masih hidup, itu tanggung jawab
rohani kita.
Ibu
bapa, mari kita gumuli buah hati kita. Air mata kita ditampung oleh Tuhan.
Mazmur 56:9
56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air
mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Kalau
jeritan dan air mata kita demi keselamatan buah nikah kita, maka itu tidak
sia-sia. Doa itu tidak semudah membalik telapak tangan tetapi jawaban itu haknya
Tuhan. Tergantung bagaimana karakter kita menanggapi sebelum jawaban Tuhan.
Kalau kita yakin satu saat kita akan menikmati hasilnya maka pasti Tuhan
menjawab. Ketika kita berdoa maka kita sudah harus optimis bahwa jawaban sudah
Tuhan berikan walaupun belum di tangan kita.
Markus 11:24
11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
Jadi
sebelum diberi pada kita, kita harus percaya dulu baru menerima. Bukan nanti
menerima baru kita percaya. Itu sistem sorga. Kalau sistem dunia atau
kepercayaan lain, terima dulu baru percaya. Tetapi sistem sorga, sistem Firman
Tuhan, sistem Kristus, percaya dulu bahwa kita telah menerimanya maka hal itu
diberikan kepada kita. Jadi ketika kita bergumul tentang buah nikah kita, kita
harus percaya bahwa kita telah menerimanya walaupun kita belum menerima. Yakini
itu!
Apalagi
doa ibu, itu besar kuasanya. Jarang disebut doa ayah. Sebab ibu ini adalah altar atau mezbah doa
dalam rumah tangga, karena dia adalah rusuk yang dekat paru-paru. Jadi ibu
inilah yang harus paling banyak berdoa dalam rumah tangga. Bukan berarti suami
tidak perlu berdoa, tetapi ibu adalah pendoa syafaat dalam rumah tangga.
Seringkali
kita hanya titip doa “doakan saya” tetapi mana doamu. Bahkan kolekte saja ada
yang titip karena dia tidak pergi gereja, itu bukan ibadah yang benar.
Di
dalam penggembalaan, gembala itu bagaikan
seorang ibu yang dalam penggembalaan yang selalu berseru-seru
kepada Tuhan.
Kebaktian Pendalaman Alkitab
Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 21:20
21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya
atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah
pelirnya.
Ini
daftar orang-orang yang tidak layak, alias ditolak jika dia melayani meja
Tuhan. Yang kita bicarakan di sini tentang kerdil. Orang kerdil adalah orang yang
pertumbuhan badannya tidak normal. Salah satu orang yang tidak diizinkan Tuhan
melayani meja Tuhan adalah orang yang kerdil. Itu dalam perjanjian lama, tetapi
dalam perjanjian baru Tuhan bukan lagi melihat persoalan pada orang yang kerdil
(fisik). Buktinya dalam Lukas pasal 19 yaitu
Zakheus.
Sekalipun
Zakheus kerdil, namun dia ingin melihat Yesus maka dia lari melewati orang
banyak dan dia memanjat pohon Ara. Semua orang di Yerikho mengenal dia sebagai
orang kaya, mereka mengenal bahwa dia adalah pemeras karena dia pemungut cukai.
Tetapi dengan dia lari melewati orang banyak, berarti dia memacu rohaninya.
Sehingga saudara lihat dari seorang pemeras dan serakah, akhirnya menjadi
pemurah. Jadi yang dibicarakan tentang kerdil adalah orang yang tidak murah hati,
rohaninya tidak bertumbuh. Kalau rohaninya bertumbuh pasti dia murah hati.
Lukas 19:4
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu
memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Dia
menanggalkan harga dirinya. Ini menunjukkan penonjolan rohani, dia menanggalkan
harga diri dan mengedepankan rohani. Berarti rohaninya tidak kerdil dan dia
buktikan di sini.
Lukas 19:5,8
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke
atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus
menumpang di rumahmu."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan:
"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali
lipat."
Ini
menunjukkan warna rohaninya tidak kerdil lagi tetapi memuncak menjadi pemurah,
menjadi pemberi.
Kerdil
berarti rohani tidak bertumbuh, begitu-begitu saja. Padahal Alkitab mengatakan
rohani harus bertumbuh. Kita diawasi oleh Tuhan dan Tuhan bagaikan wasit. Dalam
pelayanan kita di hari-hari terakhir ini, diawasi oleh Tuhan. Mungkin kita
berpikir “saya sudah melayani” tetapi kalau rohanimu tidak bertumbuh, takut
saya kelak akan terjadi penolakan dan kita akan kaget, akan terkejut. Olehnya
kita harus menaruh perhatian.
Agar
tidak kerdil berarti iman kita harus bertambah. Itu berarti dipacu oleh
pengenalan. Kalau pengenalan kita benar akan Tuhan maka pasti iman juga akan
bertumbuh. Iman bertumbuh jangan kita ukur karena bisa usir serigala, bisa usir
binatang buas. Itu tidak diukur dari sisi lahiriah. Tetapi iman yang bertumbuh
ditunjang dengan pengenalan kita kepada Kristus, maka iman kita pasti
bertumbuh.
Jika
kita melihat di sini, bila iman bertumbuh maka pengenalan kita bertumbuh,
karena pengenalan kita bertumbuh maka iman kita bertumbuh. Apakah kita
bertumbuh dalam pengenalan?
Saya
tunjukkan tiga golongan pengenalan yang disertai pertumbuhan iman.
1.
Imannya
kerdil, tidak bertumbuh.
Ini sudah jelas kelompok
yang tidak diterima pelayanannya, pelayanannya ditolak oleh Tuhan.
2.
Imannya
bertumbuh karena ditunjang oleh pengenalannya tetapi arahnya tidak jelas.
Ini juga berbahaya. Kita
katakan “saya di situ bertumbuh iman saya” tetapi dipertanyakan arahnya
pertumbuhnan itu ke mana. Kelompok kedua ini masih mengambang. Mengaku
bertumbuh, tidak kerdil rohaninya tetapi tidak jelas arahnya. Makanya dalam
Efesus 4:13 ditekankan soal arah.
3.
Pertumbuhan
itu harus sesuai kepenuhan Kristus.
Efesus 4:13
4:13
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus,
Efesus 4:13 (Terjemahan Lama)
4:13
sehingga kita sekalian sampai kepada persatuan iman dan makrifat Anak Allah,
dan menjadi orang yang sudah akil balig, sehingga bertambah-tambah sempurna
sama dengan Kristus,
Orang berkata bertumbuh,
tetapi pertumbuhannya mengambang. Kalau bicara kesempurnaan bersama Yesus, dia
berkata “mana mungkin bisa”. Jadi pertumbuhannya tidak jelas.
Efesus 4:16,15
4:16
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu
oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota
-- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
4:15
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Jadi, pertumbuhan yang jelas dan ada arah
yang tepat adalah pertumbuhan iman yang arahnya kepada Yesus Mempelai Laki-laki
Sorga. Itu arah yang jelas, bukan pertumbuhan mengambang. Memang seperti
membias di sini sebab dikatakan “segala hal” tetapi arahnya jelas. Mungkin ada
yang berkata “saya bertumbuh” tetapi apakah tahu arahnya, mengertikah sasaran
akhirnya?
Dalam
pertumbuhan, ada yang memegang peran.
I Korintus 3:6
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang
memberi pertumbuhan.
Jadi
tiga kesatuan ini tidak terpisahkan untuk membuat iman bertumbuh dan tidak
kerdil.
1.
Menanam
Ini peran Firman
penginjilan. Kalau hanya bertahan pada Firman penginjilan, inilah yang membuat
iman kita kerdil, tidak bertumbuh. Sudah puluhan tahun menjadi Kristen tetapi
warna Firman yang disampaikan hanya penginjilan terus. Bagaimana bisa
bertumbuh, sebab tidak diangkat pada pertumbuhan yang lebih lanjut. Untuk
sampai pada pertumbuhan lebih lanjut maka kita harus disiram.
2.
Menyiram
Ini status gembala yang
menyampaikan Firman pengajaran, yang selalu menyiram agar tanaman itu tidak
kerdil, tidak mati.
Yang pertama dan kedua
ini kita langsung menyaksikan sosok manusianya yang dipercayakan Tuhan dalam jabatan
penginjil dan jabatan gembala. Keduanya ini harus kerja sama dan inilah yang
mengkatrol supaya rohani bertumbuh.
3.
Memberi
pertumbuhan
Tuhanlah yang memberi
pertumbuhan. Artinya silahkan menginjil, silahkan menyiram, tetapi jangan atas
dasar kekuatan sendiri. Karena antara menanam dan menyiram, bukan itu yang
patut ditonjolkan. Yang patut ditonjolkan adalah Yang memberi pertumbuhan. Tetapi
bagaimana Tuhan memberikan pertumbuhan kalau tidak ada yang menanam dan
menyiram. Jadi tiga komponen ini tidak bisa terpisahkan.
Tuhan tetap memberi
pertumbuhan walaupun sampai pada Firman penginjilan tetapi rohaninya
begitu-begitu saja. Makanya kita harus lanjut pada tugas yang menyiram supaya
tanaman itu tidak kerdil, supaya saya dan saudara tidak kerdil rohani, sehingga
kita melayani diterima oleh Tuhan. Bukan sekarang ini, tetapi kalau Tuhan
datang nanti apakah kita ditolak atau diterima. Kalau ditolak, berarti melayani
dalam suasana kerdil.
Kita
sudah melihat tentang yang bonkol, yang timpang, yang buta, sumbing bibirnya,
sumbing telinganya, panjang anggota badannya, patah kakinya dan patah tangannya.
Semua itu adalah peringatan Tuhan, agar jangan kita ada pada kondisi seperti
itu. Sebab kalau seperti itu, sekalipun melayani, maka satu saat akan mendapat
penolakan.
Yang ditonjolkan
adalah Tuhan, bukan yang menanam atau yang menyiram. Yang menanam dan yang
menyiram sama-sama mengurus soal tanaman. Hanya pekerjaannya berbeda, yang satu
menanam dan yang satu menyiram. Tetapi semua menangani soal benih Firman. Agar
kita tidak kerdil rohani, jangan hanya sampai pada Firman penginjilan, harus
ditingkatkan pada Firman pengajaran. Itu ditangani oleh gembala dalam
penggembalaan. Jadi gembala itu yang tahu dan bisa melihat serta memantau apakah
jemaat ini rohaninya bertumbuh atau tidak. Tetapi bukan hak gembala untuk
mengatakan “engkau kerdil, engkau tidak boleh melayani”. Dari diri orang itu sendiri
harus sadar bahwa ternyata pelayanannya
tidak diterima.
Yang
memberi arahan adalah gembala. Sama seperti dalam Lukas pasal 13, pohon ara itu
sudah disuruh untuk ditebang tetapi penjaga itu memohon-mohon supaya 1 tahun
lagi diberi kesempatan dan dia mau bekerja. Yang berhak menebang adalah Tuhan,
bukan saya. Yang berhak menebang adalah Tuhan bukan saudara. Kita bertanggung
jawab untuk menangani tanaman itu. Di dalam pelayanan saya harus menunjukkan
“ini kesalahanmu” agar hidup itu terjaga dan dapat mengimplikasikan hidupnya
jangan ada pada suasana kerdil, bungkuk, patah kaki dan patah tangan, buta atau
sumbing bibir dan telinga.
Yang
ditonjolkan bukan yang menanam atau yang menyiram.
I Korintus 3:6-7
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang
memberi pertumbuhan.
3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau
yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
Kenapa
ada ayat 7 ini? Supaya kita sadar. Kalau saya bisa menjaring jiwa itu bukan karena
kekuatanku, kalau bisa ada dalam penggembalaan itu bukan karena kekuatanku,
sebab semua itu kita terima dari Tuhan.
I Korintus 4:7
4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu
penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika
engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah
engkau tidak menerimanya?
Ini
yang dijaga si penanam dan si penyiram, harus hati-hati. Kalau itu ada berarti
rohani si penanam dan si penyiram itu kerdil.
II Korintus 3:5-6
3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan
kami adalah pekerjaan Allah.
3:6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi
pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.
Jadi
yang menumbuhkan tanaman itu adalah Tuhan, yang membuat sanggup si penanam dan
si penyiram juga Tuhan. Itu sebabnya harus dijaga supaya si penanam dan si
penyiram jangan kerdil rohaninya, jangan menarik untuk kemuliaannya, bukan lagi
demi kemuliaan Kristus. Hal ini yang saya jaga sebagai
hamba Tuhan.
Kalau
bisa menanam benih dan menyiram itu datang dari Tuhan. Dengan kata lain, jika
mau menanam dan mau menyiram, kaitkan selalu diri dengan pribadi Tuhan,
sehingga kita akan melihat betapa kecilnya kita ini jika Tuhan tidak bersama.
Apalah
arti jika di dalam gereja jiwa itu penuh tetapi tidak jelas pertobatannya.
Tanaman itu bagaimana bentuknya, jiwa itu bagaimana bentuk rohaninya, tidak
jelas. Pengenalannya tidak jelas dan akhirnya ditolak oleh Tuhan seluruhnya.
Jika
yang menanam dan menyiram berbangga diri sehingga dia tarik untuk dirinya, itu kesalahan besar, maka ampunilah kami.
Salah
satu yang Tuhan berikan pengertian kepada saya, mengapa hamba Tuhan harus
menjaga rahasia iman? Ketika jemaat datang mengakui dosanya dan kami doakan,
itu bukan karena kehebatanku sehingga dia mengaku. Kalau saya menganggap itu
karena kehebatanku maka nanti begitu setelah pengakuan saya akan bercerita “kau
tahu, kemarin si A mengaku begini dan begitu”. Kalau saya seperti itu maka
rohani saya kerdil di hadapan Tuhan walaupun ucapan saya hebat di atas mimbar.
Kalau
ada orang mengaku jangan dibocorkan kepada isteri, bukannya isteri tidak
dipercaya tetap itu sistem Firman. Tidak boleh dibocorkan kepada isteripun
ataupun kepada anak. Apalagi mau dibocorkan kepada sesama hamba Tuhan. Inilah
kekeliruan yang membuat kita hancur. Kalau membocorkan rahasia iman,
membocorkan pengakuan jemaat, maka pemakaian Tuhan terhadap hamba Tuhan itu
tidak akan berlanjut. Rekan-rekanku hamba Tuhan, jika ada orang mengaku, jangan
saudara teruskan kepada orang. Itu berarti saudara bangga dan merasa itu karena
perbuatanmu sendiri.
Kita
lihat bagaimana nabi besar Yohanes Pembaptis. Kalau kita melihat orang
berbondong-bondong mau dibaptis oleh kita, tentu kita senang sekali. Apalagi
kalau yang datang orang Farisi dan Saduki yang minta dibaptis. Tetapi Yohanes
Pembaptis selektif, dia malah berkata “siapa
yang mengataan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang
akan datang?”. Bahasa Yohanes Pembaptis ini menyengat sekali.
Matius 3:7-10
3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan
orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu
keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan
pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata
dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah
dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap
pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke
dalam api.
Ayat
10 ini penguncinya bahwa satu saat akan ditolak dan dilempar ke api. Bahasa ini
sebagai peringatan kepada mereka. Bahwa
mereka itu bongkok, sumbing, buta, timpang, anggota badanmu panjang, patah kaki
dan tangan, supaya mereka terkoreksi. Mereka tidak berkata
“kalau begitu kita pergi saja, untuk apa terus”. Namun itu koreksi, diingatkan tentang
kapak, berarti akan ada penolakan satu saat kalau mereka terus melayani seperti
itu. Ada kapak di sekitar akar yang siap untuk menebang.
Ini
yang dikatakan oleh Yohanes, dia rasakan sungguh-sungguh apa yang dia suarakan.
Tetapi tidak ada ayat yang mengatakan bahwa orang Farisi dan Saduki ini undur
meninggalkan Yohanes atau tersinggung dengan ucapan Yohanes pembaptis.
Matius 3:11-13
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari
padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api.
3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan
membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak
terpadamkan."
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan
kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
Tidak
diceritakan mereka ini ramai-ramai undur, walaupun koreksi itu keras. Yohanes
Pembaptis tidak mau rohani mereka tetap kerdil, rohani mereka tidak bertumbuh.
Kita
sebagai gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, mari kita memotivasi hidup
kita. Kita sudah menerima Firman penginjilan maka sekarang kita bawa diri kita untuk
selalu disirami lewat pelayanan penggembalaan dengan penuh keyakinan bahwa
Tuhan pasti menumbuhkan rohani kita. Kalau tiga hal ini terasa dalam diri kita
maka arah kita sudah jelas tepat, kita tidak akan mungkin meleset. Dalam Efesus
4:13 itu jelas sekali. Arahnya supaya iman kita sempurna di dalam Kristus. Pada
ayat 15 dikatakan bertumbuh dalam segala hal kepada Kristus sebagai kepala, Dia
Mempelai Laki-laki Sorga. Ayat 16 mengatakan di dalam kasih.
Efesus 4:13,15-16
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman
dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di
dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala.
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Zakheus
lari mendahului orang banyak. Saudara bisa bayangkan si kerdil Zakheus ini lari
di antara orang banyak. Paling tidak mata orang-orang yang bersama rombongan
Yesus ini melihat dia lari. Tentu ada dua tiga orang yang terkekeh-kekeh
tertawa. Dia tidak peduli, dia naik ke pohon, dia
tanggalkan harga dirinya. Akhirnya Yesus mengatakan dia anak
Abraham dan dia meninggalkan cara yang lama. Cara lamanya hanya berpikir
bagaimana cara mengumpulkan dinar. Namun karena dia dikatakan anak Abraham maka
dia belajar cara Abraham.
Dulu
dia memakai caranya, dia menghimpun kekayaan dengan memeras orang lain. Di mata
masyarakat dia adalah orang yang bejat moralnya (pemeras). Akhirnya berubah, dia lari mendahului
banyak orang. Dia tanggalkan semua. Cara lama dia tanggalkan yaitu suka memeras
dan berubah menjadi cara Abraham yaitu murah hati.
Amsal 11:17
11:17 Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri
sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.
Zakheus
berubah menjadi orang murah hati, berarti rohaninya tidak kerdil lagi dan itu bukti
bahwa dia mengasihi dirinya. Zakheus ini dikaitkan dengan Abraham, dia ini anak
Abraham.
Lukas 19:7-9
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu
bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan:
"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali
lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah
terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.
Bagaimana
sikap Abraham, apakah Abraham kerdil? Pernahkah pengorbanan Abraham ditolak
oleh Tuhan. Pernahkah permintaan Tuhan kepada Abraham ditolak oleh Abraham?
Saudara
bayangkan, raja Sodom begitu hebat, dia mau menyerahkan semua kekayaan kepada
Abraham. Tetapi Abraham mengatakan “sehelai tali kasutpun aku tidak mau terima”.
Karena alasannya pasti ada.
Kejadian 14:17-22
14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan
Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja
Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur;
ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya:
"Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit
dan bumi,
14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah
menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya
sepersepuluh dari semuanya.
14:21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram:
"Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda
itu."
14:22 Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu:
"Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan
bumi:
Abraham
meniru ucapan Melkisedek. Itu dia angkat kembali. Ini rohani yang tidak kerdil,
langit yang lebih dulu baru bumi. Kalau dulunya Zakheus hanya mengejar perkara
bumi, tidak terkait dengan langit. Tetapi dia rubah menjadi murah hati, berarti
dia meniru Abraham. Yang patut ditinggikan adalah yang rohani baru perkara bumi.
Kejadian 14:23
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari
kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau
jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.
Jadi
Abraham tidak mau disebut bahwa kekayaannya berasal dari orang tetapi dari
langit. Itu rohani yang tidak kerdil. Akhirnya juga Zakheus disebut anak
Abraham.
Sebabnya
bapak ibu, kekasih yang diberkati oleh Tuhan, jika kita bisa berbuat dan
memberi dengan murah hati, ingat bahwa itu adalah bahasa Melkisedek yaitu
langit dan bumi. Yang kita beri itu bukan berasal dari kita, itulah bahasa
sorga, langit dan bumi. Karena kita juga sudah diberkati oleh Tuhan pencipta
langit dan bumi, sehingga tidak ada dalam diri kita yang bisa membuat rohani
kita kerdil lagi.
Jangan
ada dalam diri kita “aku yang membuat dia kaya, aku yang membuat dia ada sesuatu”.
Ini yang Abraham hindarkan dan itu berarti yang Tuhan mau agar rohani kita
tidak kerdil. Kalau ada bahasa “karena aku sehingga dia punya itu, karena aku
dia bisa memiliki ini” itu bukti kita kerdil rohani. Inilah bukti kehidupan yang rohaninya kerdil.
Kami
hamba Tuhan lebih dahulu, kami harus menjaga semua ini supaya rohani kami tidak
kerdil.
Kejadian 14:23
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari
kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau
jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.
Kalau
kalimat terakhir ini ada pada diri kita itu tanda rohani kerdil. Apapun yang
sudah kita buat itu karena langit dan bumi. Bukan bumi dulu baru langit. Hanya
ada satu tempat, Tuhan balik, bumi dulu baru langit. Karena memang ketika itu
kondisi Israel sudah mendahulukan yang bumi dan menomorseratuskan perkara
langit.
1 Tawarikh 21:16
Ciri-ciri
kerdil rohani ini akan menyebabkan penolakan.
Bentuk pertumbuhan
rohani:
1.
Rohani
kerdil.
2.
Bertumbuh
tetapi arahnya tidak jelas.
3.
Bertumbuh
dengan arah yang jelas dan tepat.
Pertumbuhan
rohani ini adalah peran dari tiga komponen yaitu penginjilan, penggembalaan dalam Firman pengajaran dan Tuhan yang menumbuhkan.
Jadi sekalipun ada Firman penginjilan maupun Firman penggembalaan atau
pengajaran, itu semua karena Tuhan.
Coba
kita raba, apakah rohani kita bertumbuh. Kalau sudah bertumbuh apakah arahnya sudah
benar.
Efesus 4:13 (Terjemahana Lama)
4:13 sehingga kita sekalian sampai kepada persatuan
iman dan makrifat Anak Allah, dan menjadi orang yang sudah akil balig, sehingga
bertambah-tambah sempurna sama dengan Kristus,
Kalau
kerdil berarti tidak bisa menjadi sempurna. Padahal kita harus bertambah-tambah
sampai sempurna.
Efesus 4:15-16 (Terjemahan Lama)
4:15 melainkan dengan berpegang kebenaran di dalam
kasih, hendaklah kita makin sempurna di dalam segala sesuatu kepada yang
menjadi kepala, yaitu Kristus.
4:16 Daripada-Nyalah segenap tubuh itu berhubung-hubungan
dan bercantum teguh dengan tiap-tiap sendi yang sudah sedia, menurut kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota, memberi tubuh itu bertambah-tambah akan meneguhkan
dirinya di dalam hal kasih.
Menurut
kadar, berarti ada yang menanam, ada yang menyiram, tetapi yang ditangani
adalah tanaman. Walaupun beda pekerjaannya tetapi yang membuat mereka sama
karena sama-sama mengurus tanaman yang sama. Di sanalah arah kita gereja Tuhan.
Jangan
kita kerdil, jangan sampai rohanimu tidak bertumbuh. Jangan saudara anggap
enteng kalau rohanimu tidak bertumbuh. Kalau pengenalan tidak bertumbuh tidak mungkin iman
bertumbuh. Pengenalan harus bertumbuh baru iman bisa bertumbuh. Kalau ini
dientengkan maka itu akan membuat orang itu ditolak oleh Tuhan nanti.
Kalau
kita mau bertumbuh, sesudah kita ditangani oleh Firman penginjilan maka kita
harus ditangani dalam penggembalaan lewat Firman pengajaran. Kalau sudah ditangani oleh manusia yaitu
penginjil dan gembala maka Tuhan yang bertanggung jawab untuk membuat dia
tumbuh. Kenapa Tuhan memberikan pertumbuhan? Karena Tuhan tidak mau kita kerdil
rohani. Ini yang perlu kita jiwai malam hari ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar