Yohanes 5:9-18
5:9 Dan pada
saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Tetapi hari itu hari Sabat.
5:10 Karena itu
orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini
hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
5:11 Akan
tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang
mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:12 Mereka
bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah
tilammu dan berjalanlah?"
5:13 Tetapi
orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah
menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk."
5:15 Orang itu
keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang
telah menyembuhkan dia.
5:16 Dan karena
itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal
itu pada hari Sabat.
5:17 Tetapi Ia
berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun
bekerja juga."
5:18 Sebab itu
orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia
meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah
Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Tuhan
Yesus mengerjakan suatu pelayanan dan ini disebut oleh Firman Tuhan bahwa ini
Tuhan berbuat baik. Ini suatu pelayanan yang diwarnai perbuatan baik. Namun
ketika Yesus melakukan pelayanan yang isinya berbuat baik, tidak serta merta
diterima orang.
Matius 12:12
12:12 Bukankah
manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada
hari Sabat."
Markus 3:4-5
3:4 Kemudian
kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh
orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia
berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang
sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah
tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
Jadi
Yesus berbuat baik pada hari sabat, tetapi orang Yahudi tidak senang melihat
Yesus berbuat baik. Justru mereka berniat membunuh. Ini lebih parah. Andaikata
saat itu mereka bisa menemukan Yesus, akan mereka bunuh dan aniaya justru pada
hari sabat. Yesus melakukan perbuatan baik pada hari sabat namun mereka tidak
senang, tidak terima, tetapi hati mereka berniat menganiaya atau membunuh
Yesus.
Kita
lihat di sini sesuatu yang paradoks, yang sangat bertolak belakang. Yesus
berbuat baik, bukan berarti serta merta diterima orang. Jika kita melakukan
perbuatan yang baik, bakal mendapatkan perlawanan. Jadi ketika kita punya niat
dan kemudian niat itu kita lakukan, yaitu untuk melakukan perbuatan yang baik
dan perbuatan baik itu justru mendapatkan perlawanan, kira-kira saudara mau
seperti Yesus atau stagnan atau urung niat tidak mau melakukan lagi dari pada
cari gara-gara. Yesus tidak seperti itu, Dia melakukan. Itulah Yesus, itulah
Kepala kita, Mempelai Laki-laki Sorga.
Ketika
kita melakukan pelayanan kemudian mendapat perlawanan bukannya membuat kita
surut langkah tetapi kita justru harus maju. Orang yang menjadi milik kepunyaan
Yesus sendiri adalah orang yang rajin berbuat baik. Rajin berbuat baik ini
berkesinambungan.
Efesus 1:10
1:10 sebagai
persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Titus 2:14
2:14 yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik.
Ternyata
ketika kita melakukan yang baik, kita mendapat perlawanan seperti Yesus. Jika
kita mendapat perlawanan apakah kita masih bisa berkesinambungan untuk
melakukan yang baik? Apakah saudara dan saya bisa melanjutkan? Padahal
karakteristik mempelai wanita akan setara dengan mempelai Laki-laki Sorga.
Mempelai Laki-laki Sorga di dalam perbuatan baiknya mendapat perlawanan tetapi
Dia tidak urung niat. Walaupun orang yang melawan itu berupaya menganiaya untuk
membunuh dan memang satu saat itu terpenuhi. Mereka menganiaya dan membunuh
Yesus.
Jika
kita umat Tuhan yang hidup pada akhir zaman ini melihat hal seperti ini, kita
mau berbuat baik kenapa kita mendapat perlawanan, kita bisa berpikir apakah
saya mau lanjut atau tidak, dari pada cari gara-gara lebih baik saya stop.
Tidak boleh seperti itu. Alkitab mengatakan rajin berbuat baik, berarti tidak
pernah surut langkah, tetap jalan terus. Ada pun tantangan yang ada biarkan berjalan terus, yang penting kita bisa memiliki
karakter Ilahi yaitu berbuat baik seperti Yesus berbuat baik.
Ini
yang sedang kita alami di mana-mana. Seperti juga yang saya alami. Niat saya
menyampaikan Firman, menegur dan menasihati itu termasuk berbuat baik. Bukan
serta merta orang menerima dan berterima kasih, tetapi justru perlawanan.
Tetapi dengan perlawanan itu apakah saya stop atau saudara stop? Tidak! Kita
harus terus menumbuh kembangkan sampai penuh karakter Kristus, sifat Ilahi ada
pada kita.
Coba
lihat bagaimana mereka niat untuk membunuh. Yesus berbuat baik pada hari sabat namun
mereka mau membunuh Yesus pada hari sabat. Ini suatu kebohongan, suatu penipuan
dari iblis. Katanya jangan memikul tilam pada hari sabat, jangan menyembuhhkan
orang pada hari sabat. Yesus katakan “apakah tidak boleh kita berbuat pada hari
sabat?”. Yesus melakukan berbuat baik pada hari sabat. Yang tidak senang
melihat Yesus berbuat baik pada hari sabat, justru hati mereka ingin berbuat
yang lain yaitu menganiaya dan membunuh Yesus.
Markus 3:6
3:6 Lalu
keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang
Herodian untuk membunuh Dia.
Persekongkolan
ini terjadi pada hari sabat. Justru hari sabat harus membersihkan hati, berarti
ada roh perhentian, ada Roh Kudus dalam diri, malah mereka bersekongkol untuk
membunuh. Ini hal-hal yang terjadi di akhir zaman ini yang tidak dapat kita
pungkiri dan tidak bisa kita hindari. Tetapi sebagai hamba Tuhan yang melangkah
maju untuk mengkondisikan diri menjadi Mempelai Wanita, kita jalan saja.
Walaupun kiri, kanan, muka dan belakang ada orang menggertakkan gigi mau melumatkan
kita, tetapi kita tidak usah peduli. Kita jalan saja karena mau memenuhi Firman
Tuhan yang mengatakan rajin berbuat baik.
II Timotius 3:17
3:17 Dengan
demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik.
Apa
tujuannya manusia kepunyaan Allah dilengkapi untuk setiap perbuatan baik?
Tujuannya adalah:
Titus 2:14
2:14 yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik.
Kejahatan
itu niat mau membunuh, mau menganiaya. Orang yang tidak senang Yesus berbuat
baik justru berniat membunuh, mau menganiaya. Waktu Yesus berbuat baik, waktu
yang sama mereka berniat jahat. Yang mana yang berkenan di hadapan Tuhan. Di
hari sabat yang satu berniat mau membunuh, sedangkan di hari sabat yang sama ada yang berbuat baik.
Rajin
berbuat baik ini adalah sifat karakter Kristus. Yesus tidak urung niat, walaupun
ada yang mau membunuhNya, Dia tetap bekerja terus.
Yohanes 5:17
5:17 Tetapi Ia
berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun
bekerja juga."
Ada
orang yang niat membunuh Yesus dan menganiaya Dia tetapi Yesus bekerja terus.
Tidak urung niat, Yesus tetap melakukan pekerjaan, dalam hal ini berbuat baik.
Orang dunia ini bisa saja berbuat baik, tetapi coba kalau dia dilawan. Kalau
orang miliknya Tuhan, walaupun dia dilawan dia maju terus. Tetapi coba orang
dunia kalau dilawan, dia akan berkata “sial sekali, kalau saya tahu saya tidak
akan berbuat baik”. Mau meneruskan Firman itu dalam arti kata mau melakukan
perbuatan baik. Mau berbuat baik itu banyak resiko, banyak tantangan.
Jika
kita melakukan yang baik, kita tidak bisa serta merta mengharapkan sambutan
yang baik. Bahkan yang kita terima justru perlawanan. Ketika kita menghadapi perlawanan
bagaimana sikap kita? Di sini tesnya. Ketika kita mengulurkan tangan mau
berbuat baik apakah kita mengatakan dalam hati “lain kali saya tidak mau!” kalau
seperti itu berarti sudah salah. Padahal apapun orang punya bahasa, apapun
orang komentar saya mau berbuat baik, untuk mengisi hidup saya dengan sifat
atau kodrat Ilahi walaupun tantangan saya alami. Itu ciri orang Kristen yang
rajin berbuat baik, itu ciri kehidupan yang mau duduk bersanding dengan
Kristus. Saya percaya akan banyak jiwa seperti ini, karena Tuhan mau memilih umatNya yang rajin berbuat baik.
Setelah
orang lumpuh ini disembuhkan oleh Tuhan, ke mana arah perjalanannya? Tidak
seperti yang banyak sekarang, setelah mendapat pertolonga dari Tuhan mereka
berkata “Terima kasih Tuhan” lalu meninggalkan Tuhan.
Yohanes 5:14
5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk."
Jadi, orang ini setelah disembuhkan dia tidak
pulang rumah lalu tidur. Setelah menerima kebaikan Tuhan dalam dirinya, dia
langsung masuk Bait Allah. Ternyata sebagai rasa syukur terima kasihnya kepada
Tuhan karena menikmati kesembuhan yang lama dia nanti-nanti, maka dia masuk
dalam Bait Allah, berarti ada ibadah dan pelayanan.
Di
dalam Bait Allah bukan datang main HP.
Apa yang dia peroleh di Bait Allah? Perjumpaan kedua dengan Yesus dan di dalam
Bait Allah dia mendapat nasihat Firman. Jadi di dalam Bait Allah ada
keberuntungan. Kita hadir di Bait Allah kita mendapat upah, mendapatkan hadiah,
mendapatkan berkat. Dalam hal ini kita mendapat nasihat Firman.
Kadang
orang cuma mau terima berkat. Tetapi sesudah terima berkat dia pergi. Pikirnya adakanlah
syukuran setelah buat syukuran tidak ditahu ke mana dia pergi. Sebab pikirnya
setelah buat syukuran berarti sudah selesai, padahal itu belum selesai.
Yohanes 5:14
5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk."
Berarti
ada Firman untuk mengendalikan kehidupan kita supaya tidak terlibat lagi dalam
dosa, tidak
terjadi hal yang buruk. Itu tujuan masuk Bait Allah, kita dapat nasihat Firman.
Makanya niat kita masuk Bait Allah untuk mendapatkan Firman, untuk menerima nasihat.
Bukan masuk ibadah sekedar pengisi upacara atau sekedar menjalankan ritual
prosesi ibadah tetapi untuk mendapatkan Firman. Salah satu isi Firman adalah
nasihat.
Dalam
Wahyu pasal 22 ada 7 nasihat, ini nasihat Tuhan yang terakhir bagi gereja:
1.
Supaya kitamempertahankan ajaran yang
sehat
2.
Supaya kita tahu ke mana arah kita
menyembah
3.
Ini ditujukan kepada pelayanan supaya jangan
menyembunyikan atau menutup-nutup Firman.
4.
Yang keempat ini yang paling berat,
sebab ini pembiaran. Orang yang mau melakukan yang jahat dan najis silahkan
teruskan. Yang baik dan kudus silahkan terus. Karena keduanya akan petik hasil.
Kalau kita sudah punya niat untuk berbuat yang jahat dan najis, itu tidak akan
ada hambatan, akan jalan terus. Dan kalau sudah jalan terus, tidak akan ada
nasihat lagi. Ini jangan terjadi pada kita.
5.
Kita harus membasuh jubah.
6.
Bagikan dengan cuma-cuma
7.
Jangan menambah dan mengurangi Firman.
Orang
Kristen bahkan pendeta-pendeta sekarang ini tidak takut. Sudah Tuhan kemas 21 bencana
dalam kitab Wahyu, tetapi kenapa dia minta tambah. Sebab orang yang menambah
Firman berarti menambah sengsaranya. Bodoh sekali orang Kristen seperti itu. Dan
bila mengurangi Firman dia kehilangan bagian dari pohon kehidupan.
Orang
lumpuh itu mendapat nasihat dalam Bait Allah. Nasihat kepada orang lumpuh itu
adalah jangan berbuat lagi supaya jangan terjadi hal yang lebih buruk dari ini.
Jadi dia sudah dijaga, dihadang lebih dulu oleh Firman Tuhan.
Yohanes 5:14
5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk."
Kalau
hadir di Bait Allah kemudian tanpa nasihat atau hadir dalam Bait Allah tetapi
Firman itu hanya mengelus kita, maka hal yang lebih buruk bisa terjadi. Apalagi
kalau tidak hadir dalam Bait Allah, itu sudah pasti hal yang buruk akan
terjadi. Makanya anak Tuhan rajinkan diri masuk dalam Bait Allah, rajinkan diri
ibadah, karena tujuan kita masuk rumah Tuhan adalah untuk mendapat nasihat
Firman. Dan bukan hanya menerima nasihat Firman tetapi menambah pengenalan kita
akan Yesus.
Yohanes 5:15
5:15 Orang itu
keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang
telah menyembuhkan dia.
Tadinya
dia tidak tahu siapa itu Yesus, karena Yesus sudah menghilang. Dengan hadirnya
di Bait Allah, pengenalannya bertumbuh, pengenalannya berkembang. Karena memang
itulah maksud Tuhan. Kita harus bersungguh-sungguh mengenal Tuhan karena dia
akan datang seperti hujan di musim semi.
Bagaimana
kalau tidak datang beribadah kemudian mengatakan kepada orang yang beribadah
“barangkali saya yang tidak pergi-pergi gereja ini malah saya masuk sorga. Kamu
yang hari-hari pergi gereja jangan-jangan masuk neraka”. Ini tidak benar, ini
tipuan iblis dan itu bahasa umum di luar sana.
Hosea 6:3
6:3 Marilah kita
mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti
fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim
yang mengairi bumi."
Di
mana kita bisa kenal Tuhan? Apakah di rumah sambil main halma, main dam, main
catur atau sambil main bola kaki? Di Bait Allah. Makanya ketika masuk di Bait
Allah jangan kita kecil hati ketika hujan Firman pengajaran turun. Tujuannya untuk
menumbuh kembangkan pengenalan kita kepada Kristus yang benar. Bagaimana mau
ada pengenalannya akan Tuhan kalau hanya dapat percik Firman 10 atau 15 menit.
Kenapa? Sebab pemberita sendiri tidak kenal persis siapa itu Yesus. Makanya
banyak pemberita jika mendengar Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga, mereka
kebingungan. Katanya sudah sekian puluh tahun sekolah Teologia, bahkan sudah
menyandang profesor doktor. Kehidupan seperti ini bagaimana mau mengenal Tuhan,
padahal Firman Tuhan katakan “Dia akan datang seperti fajar”. Dikatakan seperti
hujan akhir, bukan hujan awal. Hujan awal itu untuk menanam dan hujan akhir itu
untuk mematangkan.
Gereja
Tuhan bagaimana mau mengenal Tuhan kalau cuma dipercikan dari mimbar dan sudah
selesai. Kalau kita mengundang, lihat saja sikap orang yang tidak mau mengenal
Tuhan, menderita sekali dia dengar Firman. Yang begini ini bukan orangnya Tuhan
kalau dia menderita mendengar Firman. Bukan menderita karena dosanya mau
didongkel, tetapi menderita karena merasa terlalu lama pemberitaan Firman.
Orang yang seperti itu sudah jelas punyanya iblis. Hal ini didoakan oleh rasul
Paulus.
Efesus 1:17
1:17 dan meminta
kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Seorang
hamba Tuhan punya pergumulan spesifik di dalam doa, dia meminta kepada Bapa.
Dikatakan Bapa yang mulia, berarti di mana kita bermohon itu adalah sumbernya
kemuliaan. Roh hikmat itu yang buka
rahasia Firman sehingga diberikan
wahyu pembukaan Firman.
Amsal 29:18
29:18 Bila tidak
ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada
hukum.
Bila
tidak ada pembukaan Firman maka orang liar dengan dosanya. Kalau dalam gereja
Tuhan tanpa pembukaan rahasia Firman, umat tidak tahu di mana dia direkatkan. Sebagai
perekat itulah Firman. Tanpa pembukaan rahasia Firman orang itu liar hidupnya,
lebih sial lagi dia jadi binal!
Rasul
Paulus berdoa, saya juga berdoa. Saya lebih dahulu harus mengenal Kristus
dengan benar kemudian saya lempar kepada jemaat. Jadi pengenalan jemaat
terhadap Kristus, standarnya adalah pengenalan gembala kepada Kristus. Kalau
standar pengenalan gembala itu A maka standar jemaat juga A.
Bagaimana
pengenalan kita apakah bertumbuh?
II Petrus 3:18
3:18 Tetapi
bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Yang
pertama “bertumbuhlah dalam kasih karunia” karena ini kena mengena dengan
bahasa umat Tuhan “amin, datanglah Tuhan Yesus”. Ini warna mempelai wanita.
Wahyu 22:20-21
22:20 Ia yang
memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang
segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21 Kasih
karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Jadi
bagaimana bisa berseru “amin, datanglah Tuhan Yesus” kalau kasih karunia ini
kita abaikan. Pembukaan rahasia Firman itu adalah kasih karunia. Adapun
pelayanan kami hamba Tuhan itu kasih karunia. Jemaat dilawati Tuhan dengan
mendengarkan pembukaan rahasia Firman, itu adalah kasih karunia.
Yang
kedua adalah pengenalan akan Tuhan. Pengenalan kita tidak akan berakhir sekarang
tetapi sampai selama-lamanya. Pertumbuhan kita gereja Tuhan tidak boleh
berhenti satu dua langkah tetapi harus bertumbuh dan itu kasih karunia.
Jika
kita mengenal Yesus dalam puncak pengenalan yaitu Dia sebagai Mempelai
Laki-laki Sorga, maka kita harus menjaga baik-baik. Untuk menjaga itu kita
perlu ada dalam Bait Allah supaya kita mendapat nasihat, sebab kita diganggu
terus. Apa yang mengganggu? Injil yang lain, roh yang lain dan Yesus yang lain.
Tiga hal ini yang mau mengganggu kita. Tetapi kalau kita ada dalam Bait Allah
kita mendapat nasihat, maka sekalipun di luar sana ada roh yang lain, injil
yang lain, yesus yang lain, namun kita tetap mendapat nasihat
Firman Allah dan rohani kita bertumbuh dalam
Tuhan. Kita sudah mengenal Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga kenapa kita
mau merosot, mau mundur. Ini jangan sampai terjadi.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar