Imamat 20:25
20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram
dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya
kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung
dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu
haramkan.
Ketetapan
ini diulangi oleh Tuhan yang menyimpulkan apa yang ada dalam Imamat 11:1-46,
binatang yang haram dan binatang yang halal. Yang pertama disebut adalah binatang yang
haram yang berkaki empat, yang memamahbiak tetapi berkuku ganjil. Juga binatang
haram yang berkuku genap tetapi tidak memamahbiak, itupun disebutkan haram.
Burung-burung juga terbagi yang haram dan ada yang halal. Kemudian semua yang
melata semuanya disebut haram, tidak ada yang halal.
Binatang
yang berkaki empat ada yang halal dan ada yang haram. Kita lihat yang halal ini
dipakai menjadi korban, baik korban bakaran maupun korban-korban dalam bentuk
apapun namanya. Begitu juga burung-burung ada yang dapat dipersembahkan kepada
Tuhan dan ada yang tidak. Yang melata sama sekali tidak ada yang bisa
dikorbankan.
Semua
ini digambarkan dalam Kisah
Para Rasul sebagai kita manusia. Dulu dalam bentuk binatang sungguhan, tetapi
dalam Kisah Para Rasul itu menunjuk saudara dan saya secara langsung. Itu
terjadi dalam peristiwa ketika rasul Paulus diutus ke Kaisarea.
Kisah Para Rasul 10:12-16
10:12 Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang
berkaki empat, binatang menjalar dan burung.
10:13 Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata:
"Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
10:14 Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan,
tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak
tahir."
10:15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang
berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh
engkau nyatakan haram."
10:16 Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera
sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.
Binatang
haram berkaki empat adalah yang berkuku genap tetapi tidak memamah biak maupun
yang memamahbiak namun berkuku ganjil. Tetapi dari hewan berkaki empat ini ada
yang dikorbankan, yang haram tidak boleh dikorbankan.
Dalam
Kisah Para Rasul pasal 10 itu tidak ada lagi yang haram karena Tuhan mengatakan
“apa yang Aku halalkan, jangan diharamkan oleh manusia”. Manusia yang
digambarkan seperti pada ayat di atas, kita melihat sudah tidak ada yang haram,
semua sudah menjadi halal artinya bisa diterima oleh Tuhan.
Bukti
bahwa tidak ada lagi yang haram di mata Tuhan adalah semua diberi kesempatan
untuk diselamatkan. Dibuktikan secara jasmani semua manusia ini dipelihara sama
oleh Tuhan.
Mazmur 104:11
104:11 memberi minum segala binatang di padang,
memuaskan haus keledai-keledai hutan;
Jadi
baik keledai dan binatang apapun semua sama dipelihara Tuhan. Artinya kita
semua mendapat pemeliharaan Tuhan.
Mazmur 104:12
104:12 di dekatnya diam burung-burung di udara,
bersiul dari antara daun-daunan.
Sekarang
Tuhan sudah menganulir kata haram dan diberi kesempatan menjadi halal. Kalau
kita tidak memanfaatkan maka itu bencana. Bagaimana bukti kita memanfaatkan
sehingga kita dari haram menjadi halal? Kalau tadinya kita berkuku ganjil dan
memamahbiak maka memamahbiak ini harus kita teruskan. Kita mendengar Firman
tidak boleh hanya sampai di sini lalu ketika keluar kita sudah lupa. Harus
ditambahkan, kuku yang tadinya
ganjil harus menjadi kembar. Harus memiliki pendirian dua menjadi satu, supaya
kita tidak haram= terima kabar mempelai.
Yang
tadinya berkuku genap atau dua, tetapi tidak memamahbiak, maksudnya sudah
bicara tentang Mempelai Sorga tetapi tidak pernah memamahbiak. Apa guna kita
bicara mempelai tetapi mempertahankan yang haram. Padahal Tuhan sudah buka
peluang.
Begitu
juga burung. Burung yang halal itu merpati dan tekukur. Sekarang Tuhan buka
kesempatan. Kalau tadinya kita burung yang haram maka harus berubah citra.
Lihat kepada burung yang dipersembahkan yang diterima oleh Tuhan. Artinya rela
mempersembahkan diri bagaikan korban.
Roma 12:1-2
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Berarti
kita harus mengupayakan diri di mana tadinya kita haram tetapi sudah dijadikan
halal. Makanya Kornelius berupaya, dia dari bangsa kafir tetapi soal doa dan
bersedekah dia tidak tanggung-tanggung karena dia mau menghapus atribut haram dari dirinya dan sekarang
menjadi halal.
Kita
sebagai umat Tuhan harus waspada, sebab sekalipun halal dan haram sama-sama
dipelihara oleh Tuhan. Tetapi awas di penghujung perjalanan.
Matius 5:45
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.
Kita
lihat pemeliharaan secara jasmani di hadapan Tuhan sama.
Matius 6:26
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu?
Kita
lihat burung-burung ini baik halal maupun haram semua dipelihara, tetapi
ujungnya nanti berbeda. Ini yang harus kita jaga, jangan sampai di ujung
perjalanan kita justru terpisah selama-lamanya.
Makanya diawasi lagi oleh Tuhan dalam Imamat pasal 11, Tuhan bicara tentang itu
yaitu tentang binatang haram dan halal.
Untuk
binatang yang merayap itu tidak pernah ada satupun yang Tuhan katakan untuk
dijadikan korban. Tetapi dalam Kisah Para Rasul pasal 10, yang merayap diterima
kembali oleh Tuhan. Kita lihat lebh dahulu asalnya binatang yang merayap ini.
Kejadian 3:14
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Soal
merayap ini bukan hanya ular, yang merayap ini termasuk buaya, biawak dan
sebagainya. Tidak ada dari antaranya yang dipakai untuk korban. Namun dalam
Kisah Para Rasul pasal 10, kepada
mereka dibuka peluang.
Kisah Para Rasul 10:12,15
10:12 Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang
berkaki empat, binatang menjalar dan burung.
10:15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang
berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh
engkau nyatakan haram."
Kalau
kepada kita dibuka kesempatan yang tadinya merayap perut ke bumi kemudian Tuhan
berikan kesempatan, maka jangan kita ulangi melekat ke bumi. Kalau perut
melekat ke bumi itu berbahaya, berarti kembali kepada citra yang lama. Kalau
kita sudah dihalalkan oleh Tuhan jangan kita kembali menjadi haram. Secara
rohani jangan lagi kita kembali merayap di bumi, perut kita jangan melekat ke
bumi.
Roma 16:17-18
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada
terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan
perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita,
tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang
muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus
hatinya.
Tadinya
kita haram kemudian dibuka
peluang menjadi halal lewat Korban Kristus. Lalu ditingkatkan oleh korban Kristus, dapat pembukaan rahasia Firman. Dari tampilnya Firman pengajaran akan
ketahuan siapa yang masih mengulang hidup lama dan siapa yang melanjutkan
bertahan tetap halal.
Ibrani 12:8 (Terjemahan Lama)
12:8 Tetapi jikalau kamu tiada diajari, padahal semua
orang mendapat bahagian itu, maka kamu anak haram, bukannya anak halal.
Itu
sebabnya penting Firman pengajaran, karena kalau menolak pengajaran maka orang
itu haram. Jangan perut kita lengket terus ke bumi sehingga akhirnya kita tidak
lepas dari belenggu dan ikatan dunia. Kalau saya diizinkan Tuhan bicara seperti
ini, jangan berasumsi “si B itu menuduh si A” padahal ini penampilan Firman
untuk menolong bukan mau menuding siapa-siapa. Tadinya kita haram, perut kita
lengket di bumi, sekarang diberi kesempatan supaya jangan kita ulangi. Untuk
menolong kita perlu Firman pengajaran dan Firman pengajaran ini satu saat akan
menunjukkan siapa yang masih tetap merayap dengan perutnya dan siapa yang melanjutkan langkahnya untuk menjadi korban yang diterima oleh Kristus.
Dalam
Imamat 20:25 Tuhan ingin melihat ketegasan kita. Tuhan ingin kita teliti
sungguh-sungguh ke mana kita mengayunkan langkah hari-hari terakhir ini. Kalau
kita melangkah memasuki suatu komunitas persekutuan yang menampilkan Firman
pengajaran berarti kita ada kesempatan untuk mengalami pembaharuan dari Tuhan.
Kalau kita sudah salah maka
akan terjadi pemulihan, akan ada
pengampunan kalau kita minta ampun. Tetapi kalau kita sudah tidak mau
mendengarkan Firman pengajaran yang mengoreksi begitu tajam kehidupan kita maka
kasihan hidup
itu akan terbuang dari persekutuan tubuh Kristus yang sempurna.
Merayap
itu ada hubungannya dengan perut:
Kejadian 3:14
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu:
"Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala
ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Ini
sebenarnya yang mau diangkat oleh Tuhan dalam Kisah Para Rasul pasal 10. Tetapi
kalau menolak, tetap mempertahankan perut dan selalu pandangan kepada debu
tanah yaitu harta dunia maka ini akan menjadi bencana bagi orang itu. Termasuk
bencana buat saya jika pelayananku
hanya untuk mendapatkan debu tanah (hal-hal yang duniawi).
Jangan
lupa, bagaimana berkat untuk Abraham. Dikatakan anaknya akan banyak bagaikan
debu tanah, bagaikan pasir dan bintang. Jangan kita kembali pada kelas paling
bawah yaitu debu tanah. Jangan juga kita tinggal sebagai kerikil, kita harus meningkat menjadi bintang.
Filipi 2:15
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah
yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang
sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di
dunia,
Tuhan
langsung bicara soal perut, merayap dengan perut dan makan debu, ini yang
jangan sampai terjadi! Rasul Paulus mengingatkan agar jangan kita merayap
dengan perut artinya jangan bertuhankan perut! Tidak ada satupun binatang yang
merayap dibawa di mezbah Tuhan. Jadi tidak ada satupun yang bisa diterima oleh Tuhan
ibadah pelayanannya kalau orang itu mengutamakan persoalan perut dan debu tanah.
Karena tidak ada binatang yang merayap dengan perutnya yang dijadikan korban di
atas mezbah. Dengan kata lain orang yang beribadah tetapi bertuhankan perutnya,
tidak akan diterima oleh Tuhan.
Termasuk
saya, intensnya saya dalam pelayanan dan aktifnya saya dalam persekutuan,
tetapi kalau saya tidak berubah maka satu saat saya akan mendapat penolakan.
Hal ini yang harus saya jaga di
ujung akhir zaman.
Kalau
kita benar mau menjaga dan memelihara hidup kita maka caranya lewat pengajaran
Firman yang dibukakan oleh Tuhan rahasiaNya. Di situ kita dijaga dan dipelihara
sekaligus dihentar maju mencapai sasaran akhir.
Jangan
sampai bahasa kita adalah Kabar Mempelai tetapi
tidak memamah biak. Artinya kita datang
beribadah yang ada Firman pengajaran Kabar Mempelai tetapi ketika pulang tetap
saja sama seperti ketika datang, dia tidak memamah biak, tidak melanjutkan
Firman yang didengar. Ini yang jangan sampai terjadi. Untuk saya bila hal itu yang saya lakukan maka suatu
kesalahan besar di hadapan Tuhan sebab kelak akan terjadi penolakan.
Kadang
kala pemikiran yang sudah terkontaminasi perutnya dengan dunia ini, ketika
mendengar Firman ini bukannya diterima dan berterima kasih serta bersyukur
kepada Tuhan. Tetapi malah berbalik yang memberitakan Firman itu justru diumpat
mati-matian! Ini kesalahan besar yang terjadi, ini binatang yang berkuku genap
tetapi tidak memamah biak.
Hewan
haram yang memamahbiak tetapi berkuku ganjil artinya orang itu memang
memamahbiak tetapi dia suka bersekutu pada si A, si B atau si C, akhirnya
pengajarannya ABC, itu berkuku ganjil namanya! Tidak jelas persekutuannya. Memamahbiak
berarti di pergi kepada si A dia serap pemberitaan di sana, pergi ke si B dia
serap juga pengajaran di sana, akhirnya pengajaran gado-gado yang dia sajikan.
Jangan
sampai kita seperti Filistin, Filistin ini bangsa pengembara. Filistin ini
disebut bangsa keledai. Keledai berkuku ganjil tetapi memamahbiak. Ini harus
kita perhatikan supaya jangan sampai kita seperti ini. Tandanya memamahbiak
tetapi berkuku ganjil adalah ketika ketemu si A dia ikut, ketemu si B dia ikut,
ketemu si C dia ikut, dia memamahbiak
tetapi yang dia mamahbiak itu sudah campur. Ini yang ditakutkan kalau hamba
Tuhan sudah seperti ini.
Puji
Tuhan sekarang untuk kita semua yang haram ini dibuka kesempatan supaya ada
pemulihan. Itu ada dalam Kisah Para Rasul
10:12-16. Kalau tidak ada pemulihan,
gawat kita semua, kita pasti mengalami malapetaka.
Binatang
yang merayap itu adalah gambaran kehidupan yang kedepankan perutnya dengan dunia. Ini jangan sampai
terjadi, diangkat dan ditolong Tuhan tetapi masih mau merayap. Sudah dibuka
peluang untuk diterima tetapi kembali bersekutu dengan dunia. Sampai Petrus
menolak mati-matian untuk dimakan, tetapi Tuhan mengatakan “apa yang Aku halalkan, jangan diharamkan
oleh manusia”. Tuhan sudah beri peluang tetapi kenapa mempertahankan cara yang salah.
Filipi 3:17
3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan
perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
Seandainya saya
yang menulis surat ini pasti akan banyak yang mengumpat saya dan berkata
“merasa diri bisa, merasa diri jago, merasa diri rohani”. Sekarang bisakah kita
menuding rasul Paulus sombong rohani karena dia mengatakan “ikutilah
teladanku”. Kenapa kalau hal ini diangkat oleh si B dan didengar si A malah si
A ini mengumpat mati-matian kepada si B. Kenapa bisa seperti itu? Karena si B
bicara persoalan perut dan yang mengumpat itu tersinggung!
Awalnya
rasul Paulus menyatakan untuk mengikuti teladannya dan kemudian disampaikan
ternyata yang menjadi teladan ini bukan hanya dia sendiri. Semoga kita yang ada
di sini juga menjadi teladan seperti Paulus, terutama kami hamba-hamba Tuhan.
Rasul
Paulus menasihati sambil menangis sebab rasul Paulus sayang kepada mereka.
Filipi 3:18-19
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan
kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang
hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka
ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Yang
merayap dengan perut ini ternyata seteru salib. Kalau si B yang mengangkat ini
pasti dia habis dinista dan diumpat. Padahal itu karena kasih Tuhan yang ada
padanya, dia tidak tega melihat bencana di depan mereka. Rasul Paulus
menyatakan ini dengan derai air mata, tetapi sayang air mata Paulus dianggap
air mata buaya. Padahal itu karena kasih Allah yang ada pada Paulus termasuk kawan-kawannya yang seteladan
dengan Paulus.
Hamba-hamba
Tuhan muda, saudara mau dipakai oleh Tuhan. Tetapi keluarlah lebih dahulu dari suasana
haram dan pindah ke suasana halal. Tuhan sudah membuka jalan, terpergantung
dari kita, Tuhan tidak pernah memaksa. Sudah Tuhan berikan kesempatan tetapi sangat
disayangkan bila tidak
dimanfaatkan.
Kalau
sudah merayap, biarpun beribadah, katakanlah ibadahnya hebat sekali, namun di
mata Tuhan ibadah itu tidak ada arti.
Roma 16:17-18
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang
telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah
mereka!
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani
Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata
mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang
yang tulus hatinya.
Ini
yang melata/merayap! Makanya
dalam perjanjian lama tidak ada satu ekorpun binatang yang merayap di bawa ke
atas mezbah. Bagi kita sekarang hanya ada satu mezbah yaitu mezbah Allah yang luar biasa yaitu korban
Kristus. Dibuka peluang, sebabnya mari kita manfaatkan itu.
Kalau
ada yang dengar hal seperti ini malah dia ambil sebagian untuk memperuncing
keadaan. Kita sebenarnya datang mendengar Firman untuk apa? Kita beribadah
bukan untuk memperuncing keadaan tetapi supaya saya dan saudara diterima oleh
Tuhan. Sebab kalau masih berjalan menggunakan perut, apapun ibadah pelayanan
yang kita kerjakan, itu ditolak oleh Tuhan.
Itu
sebabnya rasul Paulus menangis, dia melihat dengan mata rohaninya bahwa terjadi
penolakan bagi kehidupan seperti itu. Dia menangis sebab dia tidak rela hal itu terjadi dalam kehidupan saya dan
saudara.
Kalau
melihat Imamat 20:25 ini sepertinya tidak ada korelasinya dengan ayat-ayat
sebelumnya yang berbicara persoalan najis. Imamat 20:9-21 berbicara
persekutuan. Kemudian ayat 25 ini sebetulnya penekanannya bahwa Firman
pengajaran yang menentukan saudara ada pada jalur yang haram atau jalur yang
halal. Firman pengajaran yang akan menghentar saudara pada jalur yang halal dan
jangan tetap pada yang haram. Di dalam Ibrani 12:8 dikatakan bicara tentang
pengajaran hubungannya dengan haram atau halal.
Ibrani 12:8 (Terjemahan Lama)
12:8 Tetapi jikalau kamu tiada diajari, padahal semua
orang mendapat bahagian itu, maka kamu anak haram, bukannya anak halal.
Jadi
pengajaran itu menentukan seseorang itu halal atau haram. Itu sebabnya jangan
sampai kita menolak penampilan Firman pengajaran. Apalagi Tuhan berkenan
membukakan rahasia FirmanNya agar menghentar kita dua menjadi satu agar benar-benar
kita berkuku genap dan memamah biak. Sedangkan yang merayap tadi juga masih
dibukan jalan oleh Tuhan untuk menjadi binatang yang halal.
Bangsa
Filistin disebut bangsa keledai.
Hakim-hakim 15:16
15:16 Berkatalah Simson: "Dengan rahang keledai
bangsa keledai itu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul."
Ayub 11:12
11:12 Jikalau orang dungu dapat mengerti, maka anak
keledai liar pun dapat lahir sebagai manusia.
Sejauh
itu Tuhan berikan perbandingan bahwa keledai bisa lahir sebagai manusia kalau
orang dungu bisa mengerti. Makanya jangan kita pertahankan dungu, bodoh dan
tolol. Supaya sekalipun kita keledai, kita bisa lahir sebagai manusia segambar dengan
Allah, berarti kita
menjadi halal.
Daud sempat
bersekutu dengan orang Filistin. Tetapi di dalam I Samuel 27:2-3 dia pergi dan
pada I Samuel 29:9-11 orang Filistin kembali menolak dia. Daud tidak bisa
mempertahankan persekutuan yang salah.
Daud
ini orang Israel, berarti bangsa lembu. Filistin ini bangsa keledai. Kenapa
Daud bergabung dengan orang Filistin. Tetapi orang Filistin ini menolak Daud
sehingga Daud disuruh pulang. Yang dilakukan oleh Daud itu satu kesalahan.
Ternyata keledai dan lembu itu tidak bisa satu kuk, sebab Alkitab mengatakan
tidak boleh dua jenis binatang ada pada satu kuk. Untung orang Filistin menolak
dia sehingga dia pulang. Jadi kadang tanpa sadar kami hamba Tuhan menggiring
jemaat bersekutu dengan keledai, bersekutu dengan yang haram.
I Samuel 27:2-3;29:9-11
27:2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan
keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh,
raja kota Gat.
27:3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di
Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya,
yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan
Karmel.
29:9 Lalu Akhis menjawab Daud: "Aku tahu, engkau
ini memang kusukai seperti utusan Allah. Hanya, para panglima orang Filistin
telah berkata: Ia tidak boleh pergi berperang bersama-sama dengan kita.
29:10 Jadi, bangunlah pagi-pagi beserta orang-orang
tuanmu ini yang datang bersama-sama dengan engkau; bangunlah kamu pagi-pagi,
segera sesudah hari cukup terang bagimu, dan pergilah."
29:11 Lalu bangunlah Daud dan orang-orangnya pagi-pagi
untuk berjalan pulang ke negeri orang Filistin, sedang orang Filistin itu
bergerak maju ke Yizreel.
Ini
pembelajaran bagi kita, diizinkan Tuhan sehingga Daud sadar lewat
panglima-panglima orang Filistin yang menyuruh Daud pulang, tidak boleh
bersekutu. Kalau kita mengaku halal dan yang haram kita datangi maka yang haram
terusik, makanya dia suruh pulang. Karena mereka mengatakan “jangan-jangan”. Jangan sampai kita gegabah
melakukan hal seperti ini.
Binatang
melata atau merayap itu juga orang yang mempertahankan status haram. Jadi orang
yang mempertahankan haram, mereka seperti orang Filistin, menolak Daud dan
tidak menerima. Arti Filistisn adalah mengembara dan tidak cinta damai. Mereka bangsa
yang tidak tetap pendiriannya atau pengembara.
Jadi
tiga kelompok yang haram itu adalah:
1)
Bangsa
Filistin
(bangsa kafir)
2)
Orang
yang menolak pengajaran Tuhan
3)
Umat
yang lekat pada dunia, merayap dengan perutnya
Kepada
tiga kelompok yang haram itu sudah diberi kesempatan oleh Tuhan. Tetapi kalau tetap
mempertahankan kondisi seperti ini maka kelak akan mengalami pemisahan yang
mengerikan. Ini jangan sampai terjadi pada diriku dan saudara. Jangan sampai
kita salah memasuki suatu persekutuan.
Sisi
positifnya kehadiran Daud sebenarnya menolong orang Filistin. Dari sisi
negatifnya Daud justru bergabung dengan yang haram. Akhirnya orang Filistin
mengusir Daud. Jadi yang mau ditolong ini malah mengusir. Sebab mereka
mempertahankan status haram.
Kalau
mau bergabung untuk menolong itu memang baik. Tetapi jangan sampai justru kita
yang ditarik dan seringkali itu yang terjadi. Termasuk juga dalam nikah banyak yang terjadi yang seperti itu.
I Korintus 7:37-40
7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa
untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar
menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan
gadisnya, ia berbuat baik.
7:38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat
baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau
suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
7:40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia,
kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga
mempunyai Roh Allah.
Tujuannya
untuk menolong, tetapi terpergantung dari orang itu menurut rasul Paulus. Kalau
mau menikah harus yang seiman. Makanya saya katakan untuk kita semua jangan
sampai pilihan kita salah, jangan jatuh pada Filistin. Kepada Filistin bangsa
keledai, dibuka kesempatan untuk menjadi bangsa lembu. Kita ini juga bangsa
kafir, bangsa keledai, dibuka kesempatan untuk menjadi bangsa lembu.
Jangan
sampai tindakan, pikiran, langkah dan perbuatan kita hanya pada persoalan merayap dengan
perut, itu sangat berbahaya. Jangan sampai karena masalah itu kita mengalami
bahaya atau kebinasaan.
Kepada
kita dibuka peluang oleh Tuhan. Tadinya kita haram tetapi dibuka peluang oleh
Tuhan untuk menjadi halal.
Berarti diberi kesempatan untuk beribadah dan melayani. Datanglah ke mezbah
Tuhan. Jangan datang dengan sifat ular, jangan datang dengan sifat buaya,
jangan datang dengan sifat biawak dan sebagainya. Datanglah dengan sifat halal.
Tadinya kita haram tetapi sekarang Tuhan sudah buka jalan jadi halal.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar