Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 7:6-13
7:6 Maka jawab
Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada
waktu.
7:7 Dunia tidak
dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia,
bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.
7:8
Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum
genap."
7:9 Demikianlah
kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.
7:10 Tetapi
sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke
situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
7:11 Orang-orang
Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: "Di manakah Ia?"
7:12 Dan banyak
terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang berkata:
"Ia orang baik." Ada pula yang berkata: "Tidak, Ia menyesatkan
rakyat."
7:13 Tetapi
tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut
terhadap orang-orang Yahudi.
Bagi
kita umat manusia, jika berbicara waktu akhir, itu ada 2. Alkitab dengan tegas
dan dengan tandas mengatakan hal ini bagi umat Tuhan. Bagi orang yang tidak
percaya Tuhan, dua hal ini tidak mereka mengerti. Bagi kita umat Tuhan ada 2
batas waktu. Lebih lagi di sini Yesus bicara waktu akhir karena dikaitkan
dengan pesta pondok daun-daunan.
Jadi
ada 2 batas waktu yang tidak boleh kita abaikan:
1.
Batas akhir usia kita
Waktu itu adalah rahasia bagi
kita. Tetapi setiap saat hal itu bisa terjadi.
Ini yang
raja Daud ingin tahu,
Mazmur 39:5
39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku,
dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
2.
Waktu di mana kita diarahkan oleh hamba Tuhan untuk bertemu dengan Yesus
saat Dia datang kedua kali di dunia ini.
Yang
pertama harus kita renungkan adalah batas waktu usia kita, itu semua rahasia
Allah. Yang dibuka itu untuk kita supaya kita lakukan. Yang masih rahasia itu
punyanya Tuhan.
Ulangan 29:29
29:29 Hal-hal
yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan
ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita
melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."
Menghadapi
ini kita harus ada kesiapan. Jangan sampai kita abaikan, tidak ada kesiapan
karena kesibukan kita. Pengkhotbah mengatakan banyak orang karena kesibukannya
sehingga dia lupa tentang hari kelahirannya. Kalau itu saja dia lupa, bagaimana
dengan yang di depan itu. Jangan sampai karena kesibukan kita sampai hari lahir
kitapun dilupakan.
Pengkhotbah 11:10,8
11:10 Buanglah
kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan
dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
11:8 oleh sebab
itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi
hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala
sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
Ini
yang seringkali dilupakan oleh umat manusia. Karena kesibukannya sampai hari
lahirnya dia lupa. Bagaimana dia bisa memikirkan tentang akhir usianya. Sesungguhnya
tanpa disadari ini adalah siasat iblis mendorong saya dan saudara untuk sibuk
akhirnya hari lahirnya dia lupa dan bagaimana dia bisa memikirkan waktu batas
hidupnya yang rahasia.
Pengkhotbah 5:19
5:19 Tidak
sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan
kesenangan hatinya.
Artinya
apa yang dia gemari/ jadi hobinya, itu yang dia sibukkan sehingga dia lupa usianya. Ini bagian
dari peringatan yang keras oleh Tuhan di dalam Yohanes 7:6. Waktu berikut yang
kita harus ada kesiapan adalah kedatangan Yesus pada kali kedua. Kedua hal ini
misteri. Tetapi bagi kita, jangan lupa Yohanes 7:6.
Yohanes 7:6
7:6 Maka jawab
Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada
waktu.
Saya
diizinkan Tuhan sampai usia 72 tahun, tetapi saya tidak tahu batas usiaku. Itu dibuat Tuhan menjadi rahasia
supaya saya selalu ingat umurku, seperti Pengkhotbah 5:19. Jangan hanya
sibuk-sibuk sampai tidak ingat akan usia. Jadi harus ada persiapan. Kemudian
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua kita tidak tahu. Kalau kita
santai-santai, sampai tidak pernah ingat umur karena hanya mengikuti hobi dan
kesenangannya, akhirnya begitu Pengkhotbah 9:12 terjadi dia baru kaget. Ini
jangan sampai terjadi pada diri kita.
Pengkhotbah 9:12
9:12 Karena
manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah
anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Yesus
bicara ini terkait dengan pesta pondok daun. Dan ketika hari akhir, Dia
berseru.
Yohanes 7:37
7:37 Dan pada
hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
Seruan
ini kena mengena saat Yesus dalam pesta pondok daun-daunan. Tetapi ini
menubuatkan kita yang hidup
akhir zaman ini. Sekarang ini kita ada di mana kita sudah mau masuk pada pesta
pondok daun-daunan dan dapat dikatakan ini hari-hari terakhir. Memang secara
rohani pengalaman ini adalah penyingkiran gereja. Tetapi jangan-jangan ini saat
terakhir persiapan kita untuk masuk penyingkiran gereja, jangan sampai kita
tidak ada kesiapan. Makanya Tuhan berseru “barang siapa yang haus”. Artinya
diberikan kesempatan kepada semua orang, tetapi terpergantung orang itu butuh
atau tidak. Ada kata “barangsiapa” jadi tidak dipaksa, namun terpergantung sikap
seseorang yang menanggapi bahasa ini.
Ada
4 poin cara orang menanggapi secara positif. Berarti dia orang yang haus maka
dia tanggapi. Tetapi orang yang tidak menanggapi, itu lain perkara/ tidak butuh.
Yesaya 44:1-2
44:1
"Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang
telah Kupilih!
44:2 Beginilah
firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan
dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai
Yesyurun, yang telah Kupilih!
Diangkat
nama Yakub, kemudian Yesyurun. Siapa Yesyurun? Itulah Yusuf.
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku
akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat
yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke
atas anak cucumu.
1.
Yesaya
44:4
44:4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di
tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
Yang menanggapi seruan Tuhan
Yesus dia akan seperti pohon gandarusa di tepi sungai. Pohon gandarusa adalah
salah satu pohon yang dahannya digunakan dalam pesta pondok daun-daunan. Jika
bapak ibu menanggapi seruan Tuhan yang akhir ini maka kita harus tampil seperti
pohon gandarusa di tepi sungai. Ini adalah hasil dari orang yang menanggapi.
Kalau pohon tumbuh di tepi sungai, tidak akan mungkin dia kering dan tidak akan
mungkin dia layu, tetapi dia akan segar bugar.
Pohon gandarusa ini kena
puji-pujian. Orang yang menanggapi perkataan Tuhan akan ingat bagaimana akhir
hidupnya sehingga dia isi hidupnya ada roh syukur, roh puji dan roh sesembahan
kepada Tuhan dan dia tidak akan layu. Makanya dalam ibadah kalau lagi
puji-pujian, jangan angkat pujian itu sekedar pengisi acara dan tidak ada
ekspresi saudara yang menunjukan sukacita dan rasa ucapan syukurmu kepada Tuhan,
sehingga menyanyi asal saja. Bukan berarti mengikuti yang lain, tetapi harus
ada roh sukacita, seperti pohon gandarusa di tepi sungai yang tidak akan layu.
Pemimpin puji-pujian juga harus
menunjukan sukacita dari mimbar sehingga tertular kepada yang dipimpin. Saya
perhatikan, kalau yang lain orang memimpin pujian, dia hanya sekali-sekali
tepuk tangan. Tetapi kalau dia pimpin pujian dia semangat, itu tidak adil! Mestinya
ada roh puji-pujian. Mulai hari ini dan seterusnya harus ada roh puji-pujian.
Sebab salah satu pohon yang dipakai menjadi atap adalah pohon gandarusa.
Lahirkan sukacitamu saat memuja
dan memuji Tuhan. Kalau itu ada maka saat mendengar Tuhan berfirman, kita sudah
membuka hati. Cuma masalah di tempat lain, ketika memuji Tuhan bersukacita,
tetapi ketika Firman tidak tahu dia ada di mana, sudah tidak sukacita mendengar
Firman, bahkan Firman dia batasi hanya beberapa menit.
2.
Yesaya
44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang
lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan
pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama
Israel."
Tanda kedua, dia akui “Aku
kepunyaan Tuhan” dan ditangannya dia tulis “kepunyaan Tuhan”. Tidak usah saya
tanya pada saudara, pasti saudara semua akan mengatakan “saya kepunyaan Tuhan”.
Semua kita di sini mengaku punyanya Tuhan.
Dalam Yehezkiel pasal 16, ketika
Tuhan lewat kedua kali, Dia lihat bayi yang Dia tolong dulu, sekarang sudah
panjang rambutnya dan sudah montok buah dadanya dan Tuhan hamparkan kain serta
berkata “engkau Aku punya”. Dalam Kidung Agung bersama-sama berkata “Engkau Aku
punya dan Aku Engkau punya”.
Berarti poin kedua, yang
menanggapi ini dia 100% miliknya Tuhan. Cuma isteri-isteri di sini, apakah 100%
punya suamimu? Kalau oma katakan bahwa oma masih 99,5% punyanya opa, saya akan
marah karena masih kurang 0,5%. Berarti pengakuan hidup itu bahwa dia
benar-benar miliknya Tuhan.
Yehezkiel
16:7-8
16:7 dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di
ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada
masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi
engkau dalam keadaan telanjang bugil.
16:8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau,
sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku
kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan
engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.
Menghamparkan kain dan menutup
aurat, berarti segala kedagingan sudah diselesaikan. Pada ayat di atasnya Tuhan
berkata “engkau harus hidup”. Jadi hidup dulu seperti pohon gandarusa di tepi
sungai. Kemudian setelah hidupnya betul-betul bertumbuh dan sampai pada akil
balig, maka Tuhan katakan “engkau Aku punya”. Sebabnya mari kita buktikan bahwa
kita benar-benar miliknya Tuhan.
3.
Yesaya
44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang
lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan
menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan
nama Israel."
Ini orang yang menanggapi seruan
Tuhan. Kita sekarang ada pada waktu-waktu terakhir yang akan menanggapi kisah
ini. Kalau saudara menanggapi seruan Tuhan maka saudara akan menggelari dirimu
dengan nama Yakub. Artinya saudara adalah pemilik hak sulung, berarti saudara
adalah anak sulung.
Yakobus 1:18
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan
kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak
sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Jadi luar biasa orang yang
menanggapi seruan itu. Pertama dia hidup bagaikan pokok gandarusa. Kedua dia
mengaku milik Tuhan dan ditulis di tangan, berarti dalam perbuatannya nampak
dia adalah miliknya Tuhan. Ketiga menyambut
dirinya nama Yakub, berarti anak sulung.
4.
Yesaya
44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang
lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan
pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama
Israel."
Menggelari dirinya dengan nama
Israel, berarti pahlawan Israel. Tidak ada disebut pahlawan kemudian dia
pengecut, penakut! Daud kecil tetapi dia pemberani. Jadilah anak Tuhan yang
berani menghadapi tantangan, bukan pengecut.
Kalau
4 hal ini ada berarti saudara menanggapi seruan Tuhan “barang siapa haus”
berarti saudara haus dan butuh semua ini.
Yehezkiel 17:5-6
17:5 Ia
mengambil sebuah dari taruk-taruk tanah itu dan menanamnya di ladang yang sudah
sedia ditaburi; ia menempatkannya dekat air yang berlimpah-limpah seperti pohon
gandarusa
17:6 sehingga ia
tumbuh dan menjadi pohon anggur yang rimbun, yang tumbuhnya rendah dan
cabang-cabangnya melengkung menuju burung itu dan akar-akarnya tetap di
bawahnya. Demikianlah ia menjadi pohon anggur dan mengeluarkan tunas-tunas dan
memancarkan taruk-taruk.
Ini
positif. Tetapi ketika melihat burung, dia menungging akarnya ke atas. Berarti
dia cabut diri, minta pertolongan kepada yang lain. Jangan kita seperti itu,
sudah seperti pokok gandarusa kemudian dia berubah.
Yehezkiel 17:7
17:7 Dalam pada
itu ada juga burung rajawali besar yang lain dengan sayapnya yang besar dan
bulu yang lebat. Dan sungguh, pohon anggur ini mengarahkan akar-akarnya ke
burung itu dan cabang-cabangnya dijulurkannya kepadanya, supaya burung itu
mengairi dia lebih baik dari bedeng di mana ia ditanam.
Poin
pertama ini jangan sampai gagal. Saya tidak mau tidak menanggapi seruan Tuhan.
Saya mau seperti pokok gandarusa, jemaat bagaikan pokok gandarusa di tepi
sungai. Jangan saudara cabut lagi akarmu, sebab sudah dijamin di tepi sungai
tidak akan mati.
Kemudian
dua kali dikatakan “Aku kepunyaanmu dan
engkau kepunyaanku”.
Kidung Agung 2:16; 6:3
2:16 Kekasihku
kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah
bunga bakung.
6:3 Aku kepunyaan
kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di
tengah-tengah bunga bakung.
Kalau
kita mengatakan kepunyaan Tuhan maka cirinya kita digembalakan di dalam
penggembalaan yang ada bunga bakung. Jangan asal mengatakan “saya juga digembalakan”
tetapi adakah bunga bakung di sana? Bunga bakung ini simbol mempelai. Sebagai
pekabar mempelai tunjukan tentang tujuan akhir kita yaitu menjadi Mempelai
Wanita Tuhan. Jangan hanya bicara penyucian nikah penyucian nikah tetapi tidak
ditunjukan arah ke mana. Kalau seperti itu, sama saja dengan psikiater tetapi
pakai ayat.
Saya
harus menggelar diriku dengan nama Yakub, artinya menjadi pemilik hak sulung.
Dan juga harus menggelar diri dengan nama Israel, artinya menjadi pahlawan
Allah. Paulus juga orangnya kecil, rambutnya jarang-jarang dan kemerah-merahan,
matanya tidak bagus, jalannya pengkor. Tetapi jangan bilang soal keberanian,
dia sangat berani. Ini yang dicari oleh Tuhan.
Inilah
orang yang menanggapi seruan Tuhan dan itulah ciri kehidupan yang masuk pesta
pondok daun-daunan.
Kisah Para Rasul 4:31
4:31 Dan ketika
mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua
penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Mau
berani, mau memilik hak sulung, mau menjadi pahlawan Allah, mau kita tidak layu
dan terancam mati maka kita butuh isi seruan Tuhan Yesus yaitu Roh Kudus. Kalau
ada Roh Kudus, maka saat memuji Tuhan, kita tidak malu-malu. Bahkan sementara
memuji Tuhan saudara bisa merenungkan siapa dirimu dan bagaimana kasih Tuhan
sehingga tanpa sadar derai air mata mengalir, apalagi saat menyembah. Mengapa?
Sebab Tuhan curah Roh Kudus di hati yang kering dan haus. Dua hal yang Tuhan
curahkan yaitu hujan Firman pengajaran dan Roh Kudus. Sore ini tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan. Jika saudara katakan “saya haus” maka 4 hal ini yang harus
kita kejar.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar