Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:41-44
11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu
Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu
mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini
mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku."
11:43 Dan sesudah berkata demikian,
berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
11:44 Orang yang telah mati itu datang ke
luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup
dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan
biarkan ia pergi."
Di sini Yesus menunjukan dan membuktikan bahwa Dia
adalah kebangkitan dan hidup. Yesus menunjukan kuasa kebangkitan itu ada di
dalam perkataanNya, perkataan Yesus.
Yohanes 5:24
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam hidup.
Perkataan Yesus sekarang menunjukan Firman yang
dibukakan rahasianya oleh Tuhan, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di
dalam Alkitab = ajaran yang sehat = Firman pengajaran yang benar. Isi Firman
pengajaran yang benar itu keras menyucikan.
II Timotius 3:16
3:16 Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Firman pengajaran itu menyatakan kesalahan kita.
Setelah dinyatakan kesalahan diperbaiki, dituntun supaya berada pada jalur yang
benar, dididik supaya tetap di dalam kebenaran. Inilah Firman pengajaran yang
benar. Firman pengajaran yang benar ini sanggup melepaskan kita dari segala
ikatan.
Dalam Yohanes 11:44 ada 3 ikatan:
1.
Ikatan pada
kaki.
2.
Ikatan pada
tangan.
3.
Ikatan pada
wajah, kain peluh penutup wajah.
Kali ini kita pelajari poin 1 dan 2, kaki dan tangan
terikat. Ini mengingatkan kita pada orang yang masuk pesta tetapi tidak
berpakaian pesta. Ada seorang raja yang menggelar pesta untuk anaknya, tetapi
para undangan tidak mau datang. Akhirnya dipanggil orang-orang di jalan, di
lintasan-lintasan untuk masuk dalam ruangan pesta. Begitu mereka masuk ternyata
di dapati di situ seorang yang tidak berpakaian pesta. Raja bertanya kenapa dia
tidak berpakain pesta tetapi dia tidak menjawab, dia diam saja, akhirnya diikat
kaki dan tangannya lalu dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Matius 22:11-13
22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu
dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara,
bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi
orang itu diam saja.
22:13 Lalu kata raja itu kepada
hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke
dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi.
Pesta di sini menubuatkan pesta nikah Anak Domba
Allah. Orang yang tidak berpakaian pesta ini adalah orang yang sudah menerima
undangan pesta. Nanti akan digelar pesta nikah Anak Domba, sekarang undangannya
disebar, disampaikan kepada gereja, itulah Kabar Mempelai, peningkatan dari
kabar baik. Jadi ini adalah orang yang sudah berada pada Kabar Mempelai tetapi
tidak memiliki pakaian pesta. Kenapa? Ada ikatan yang masih dipertahankan. Ini
pelajaran bagi kita. Kita sudah ada di dalam Kabar Mempelai tetapi kenapa
orang-orang di dalamnya masih ada ikatan. Waktu Yesus datang orang seperti itu
tidak akan masuk perjamuan kawin Anak Domba tetapi dilempar ke dalam kegelapan
yang paling gelap, itulah aniaya antikristus, dilanjutkan penghukuman kekal di
neraka.
Pengertian tidak berpakaian pesta.
1.
Zefanya
1:7-8
1:7 Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari
TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah
menguduskan para undangan-Nya.
1:8 "Pada hari perjamuan korban TUHAN itu Aku
akan menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang memakai
pakaian asing.
Ini menubuatkan pesta nikah Anak Domba Allah. Tidak
berpakaian pesta ini artinya memakai pakaian asing atau pakaian orang asing. Apa artinya ini?
Efesus 2:19
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah,
Di sini dicatat kita bukan lagi orang asing tetapi
kawan sewarga dari orang-orang kudus. Istilah kawan sewarga ini adalah sekawanan
domba Allah. Jadi kita bukan orang asing, namun kita adalah sekawanan domba
Allah. Jadi berpakaian asing artinya merasa asing di dalam penggembalaan. Yang
celakanya kalau gembala merasa asing di dalam penggembalaan padahal sudah ada
di dalam Kabar Mempelai. Tentu ada faktor penyebabnya mengapa merasa asing
dalam penggembalaan. Tadinya tergembala dengan benar dan baik, tetapi tiba-tiba
dia merasa tidak nyaman dalam penggembalaan, gembala mulai tidak nyaman dalam penggembalaan,
mulai bosan dalam berkhotbah, jemaat juga mulai bosan dalam penggembalaan.
Mengapa merasa asing di dalam penggembalaan.
a)
Amsal
12:26
12:26 Orang
benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan
mereka sendiri.
Orang benar
pasti tergembala. Jadi kenapa merasa asing di dalam penggembalaan karena tidak
hidup benar, ada yang tidak benar, ada ikatan dosa dia pertahankan. Entah
pribadinya tidak benar atau pekerjaannya tidak benar, nikahnya tidak benar atau
tahbisannya tidak benar. Makanya jadi asing dalam penggembalaan. Setiap Firman
datang dia dengar keras terus sampai dia tidak tahan. Karena selama ini
perbuatan dan perilakunya sehari-hari ada yang tidak benar yang dipertahankan. Jadi
kita periksa dan raba, kenapa sekarang saya merasa jenuh beribadah, merasa bosan
melayani. Itu karena ada sesuatu yang tidak benar. Gembala juga mulai
bosan berkhotbah, bosan menaikan doa
penyahutan kepada Tuhan untuk jemaat. Kalau ditelusuri tentu ada yang tidak
benar, entah pribadinya, entah nikahnya, entah tahbisannya, entah pekerjaannya
kalau sidang jemaat.
b)
Yohanes
10:5
10:5 Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena
suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Domba yang
tergembala tidak mau mendengar suara asing. Kalau diambil negatifnya kenapa
merasa asing dalam penggembalaan? Karena membuka diri mendengar suara asing,
yaitu ajaran-ajaran yang berbeda dari yang telah dia terima selamanya ini, yang
telah membenahi hidupnya, terutama membenahi nikahnya. Kalau pengajaran benar
tidak boleh kawin cerai, ini koq boleh. Kalau pengajaran yang benar tahbisannya
harus benar, ini koq sesuka hati, siapa saja boleh melayani. Ini berbeda dari
apa yang telah kita terima selama ini. Atau yang tidak senada dengan yang sudah
kita terima dari pendahulu. Saya ingat waktu pentahbisan saya menjadi gembala
di Diora, bapak gembala di sini dengan tandas mengatakan generasi penerus
pengajaran, jangan bikin jalur yang baru dari apa yang sudah ditetapkan oleh
Tuhan dari pendahulu. Kalau sudah dengar yang aneh dan berbeda, nanti dengar
pengajaran yang benar malah jadi asing.
Suara asing itu
juga gosip-gosip, terutama gosip tentang gembala. Suara gembala yang mendoakan
selama ini yang bertanggung jawab atas jiwanya bertahun-tahun tidak dianggap.
Suara orang asing yang tidak bertanggung jawab atas jiwanya itu yang didengar.
Orang asing yang tidak jelas tahbisannya, tidak jelas hidupnya, tidak jelas
kesuciannya, itu yang didengar! Hati-hati, jangan dengar gosip yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya, termasuk fitnah.
Suara asing itu
juga suara daging. Dengar Firman malah suara daging berbicara ‘terlalu keras,
tidak bisa saya lakukan’. Akhirnya tidak bisa menerima Firman. Semua suara
asing itu bisikan iblis. Ingat Yudas, 3 tahun mengikut Yesus, gembalanya Yesus,
Gembala yang sempurna, tetapi Yudas mendengarkan bisikan iblis. Dia terima roti
perjamuan malah kerasukan iblis karena yang dia dengar bisikan iblis.
2.
Zakharia
3:1-3
3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar
Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah
kanannya untuk mendakwa dia.
3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu:
"TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih
Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah
ditarik dari api?"
3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu
dia berdiri di hadapan Malaikat itu,
Tidak berpakaian pesta pengertian yang kedua adalah
berpakaian kotor, pakaian yang bernoda. Pakaian menunjuk tahbisan pelayanan, pakaian
juga menunjuk perilaku hidup sehari-hari, solah tingkah laku kita. Perilaku
hidup kita seringkali kotor dan bernoda.
Ada noda-noda yang seringkali mengotori pakaian
pelayanan kita dan juga hidup sehari-hari. Kita fokuskan pada 2 noda.
a)
Matius
25:26
25:26 Maka jawab
tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa
aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana
aku tidak menanam?
Noda malas dan
jahat = tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan. Ibadah
pelayanan dan nikah itu satu kesatuan. Jadi kalau sudah tidak setia dan tidak
tanggung jawab dalam ibadah pelayanan, nanti berdampak juga dalam nikah, tidak
setia dan tidak tanggung jawab dalam nikah. Kaum muda dalam mencari jodoh, minta
kepada Tuhan, doa supaya Tuhan kasihkan yang terbaik. Jangan cuma lihat
ganteng, cantik, kaya, punya kedudukan dan lain-lain, tetapi lihat
kesetiaannya. Orang yang tidak setia dalam ibadah tidak bisa diharapkan untuk
setia dalam segala hal. Perkara Tuhan saja dia tidak setia, apalagi cuma
perkara yang jasmani.
Biarlah kita
singkirkan noda malas dan jahat, tidak setia dan tidak tanggung jawab di dalam
pelayanan ini. Apa penyebab tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam ibadah
pelayanan?
Matius 25:18
25:18 Tetapi
hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah
lalu menyembunyikan uang tuannya.
Penyebabnya
menyembunyikan talenta di dalam tanah. Tanah itu bicara perkara duniawi, tanah
juga bicara perkara daging. Jadi penyebab tidak setia karena mengejar
perkara-perkara duniawi, perkara-perkara daging. Sampai dalam ibadahpun itu
yang dicari, perkara dunia, perkara-perkara daging. Begitu dia tidak dapat
dalam ibadah, dia tinggalkan ibadah lalu cari di luar. Seperti Yudas, itu yang
dia kejar, ikut Yesus ternyata hanya cari yang jasmani. Jangan ikut Tuhan hanya
cari yang jasmani.
Kami hamba Tuhan
100% melayani Tuhan, bukan yang jasmani yang dicari! Saya melayani jiwa untuk dipersembahkan
kepada Yesus, bukan menggembalakan isi dompet saudara. Kalau yang jasmani itu
yang dicari maka tidak akan setia, tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan.
b)
Hakim-hakim
19:22-25 (Perbuatan noda di Gibea)
19:22 Tetapi
sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu,
orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil
berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang
datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
19:23 Lalu
keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka:
"Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang
ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.
19:24 Tetapi ada
anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa
keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu
pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."
19:25 Tetapi
orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu
menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka
bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka
mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka
melepaskan perempuan itu.
Yang pertama
tadi noda jahat yang kedua ini noda najis! Noda kenajisan ini adalah:
1)
Nikah yang tidak
wajar, laki-laki mau dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, kakak adik
kandung, orang tua dengan anak kandung! Sekarang ini lagi trend yang sesama
ini. Sekarang sudah ada gereja di luar negeri yang memberkati pasangan sesama
jenis. Mohon maaf, bukan bicara porno!
2)
Mempermainkan
nikah. Nikah yang suci tidak dihormati, dipermainkan. Mempermainkan nikah itu
terjadi mulai dari masa pacaran dan masa tunangan. Mempermainkan anak orang, enak
saja tembak sana sini, bangga kalau banyak yang suka sama dia, itu noda!
Ibrani 13:4
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap
perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang
sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Hormati nikah itu, jangan dipermainkan.
3.
Markus
2:21
2:21 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang
belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan
mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
Berpakaian tambal sulam. Apa artinya?
Yesaya 64:6
64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu
seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh
angin.
Yesaya 64:6 (Terjemahan Lama)
64:6 Tetapi kami sekalian seperti seorang najis jua
dan segala kebenaran kami seperti sehelai kain yang larah, sebab itu
kami sekalianpun luruh seperti daun dan kami dibawa oleh kejahatan kami seperti
diterbangkan oleh angin.
Kain lara ini kebenaran diri sendiri. Ini yang membuat
kita tidak punya pakaian pesta! Kebenaran diri sendiri adalah kebenaran orang
berdosa dengan cara menyalahkan orang lain. Pokoknya orang lain yang salah, dia
tidak pernah salah, sampai gembalanya salah. Salahkan Tuhan, salahkan Firman,
bahkan sampai menyalahkan setan. Seperti Adam dan Hawa waktu ditanya Tuhan, Adam,
apa yang kau perbuat? Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dia salahkan
Tuhan. Hawa apa yang kau perbuat? Ular yang dia salah, setan yang salah. Itu
untuk menutupi dosanya, menutupi kesalahannya. Ini seperti Adam dan Hawa
menutupi ketelanjangannya dengan daun pohon ara. Untuk sesaat tertutupi, tetapi
suatu saat daun itu kering, daun itu akan layu sehingga telanjang lagi.
Contoh lain dalam Alkitab adalah Ayub, pasal 1
dikatakan dia suci, saleh, takut akan Tuhan. Tetapi ternyata ketika diuji
habis-habisan, didapati pada dirinya ternyata ada kebenaran diri sendiri. Dia
belum punya pakaian pesta, yang ada padanya hanya pakaian tambal sulam dari
kain lara.
Ayub 32:1-2
32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan
mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus,
dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar
dari pada Allah,
Ini pendapat sesamanya yang melihat Ayub ternyata ada
kebenaran diri sendiri. Tuhan berkata demikian juga.
Ayub 40:3
40:3 Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku,
mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu?
Kita yang sudah
ada di dalam Kabar Mempelai sudah seharusnya memiliki pakaian pesta, sebab
selangkah lagi kita akan masuk pesta nikah Anak Domba. Ibaratnya sudah hari H
tetapi pakaiannya belum selesai. Tuhan tidak ingin kita yang sudah di dalam
Kabar Mempelai tidak memiliki pakaian pesta. Bagaimana cara Tuhan menolong?
1.
Matius
22:12
22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara,
bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi
orang itu diam saja.
Cara Tuhan yang pertama menegor lewat pemberitaan Firman
pengajaran, Kabar Mempelai. Isi Firman pengajaran adalah menyatakan kesalahan,
menegur dan menasihati. Jadi Tuhan menolong lewat teguran-teguran Firman.
Seperti sore ini kalau kita mendengar Firman yang keras, itu cara Tuhan
menolong supaya kita berpakaian pesta dan bisa masuk pesta nikah Anak Domba
Allah.
Sang Raja menyapa “hai saudara”. Ini merupakan
kerinduan Yesus supaya kita menjadi saudaraNya. Saudara Yesus adalah orang yang
mau menerima penyucian.
Ibrani 2:11
2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan
mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia
tidak malu menyebut mereka saudara,
Jadi istilah di sini hai saudara adalah keinginan
Yesus supaya kita mau menerima penyucian oleh Firman pengajaran yang benar. Memang
sakit bagi daging, karena pengajaran itu seperti menelanjangi dan mempermalukan
kita. Maksudnya supaya pakaian asing dicopot, pakaian kotor dicopot, pakaian
tambal sulam dicopot dan diganti dengan pakaian pesta. Seperti tadi dalam kitab
Zakharia, pakaian kotor imam besar Yosua ditanggalkan dan diganti pakaian
pesta.
Bagaimana sikap kita terhadap Firman?
Zakharia 3:4-5
3:4
yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
3:5
Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka
mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya,
sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Sikap kita diam, artinya jangan bereaksi daging tetapi
menyerah sepenuh kepada Tuhan. Memang saya ini kotor, berpakaian asing,
berpakaian tambal sulam. Biarlah Tuhan bekerja leluasa menyucikan kehidupan
kita. Ini diam yang positif, tidak bereaksi daging.
Kadang sikap kita salah, sudah marah, jengkel, emosi,
itu malah ditujukan kepada hamba Tuhan. Kalau ikuti daging saya ngapain
sampaikan Firman yang keras-keras, cukup sampaikan Firman yang enak-enak saja
“diberkati, dipakai Tuhan”. Jemaat yang mendengar enak, saya yang menyampaikan
juga enak, tidak dilawan tetapi tidak enak nanti waktu Tuhan datang, tidak
masuk pesta.
Tugas saya sebagai hamba Tuhan seperti dalam kitab
Zakharia ini, orang-orang yang melayani Yosua yang menanggalkan pakaiannya. Tugas
saya melayani jemaat menanggalkan pakaian kotornya, menanggalkan pakaian tambal
sulamnya, menanggalkan pakaian asingnya supaya diberikan pakaian pesta. Saya
lebih dulu harus disucikan baru bisa melayani jemaat. Makanya Firman Allah itu
lebih tajam dari pedang bermata 2. Tajam pertama menyucikan hamba Tuhan yang
menyampaikan, tajam kedua menyucikan sidang jemaat, sama-sama mengalami
penyucian. Sikap kita diam, jangan bereaksi daging. Menyerah sepenuh biar dibersihkan
dan disucikan oleh Tuhan, itu sikap yang benar.
Tetapi dalam Matius pasal 25 tadi, sikap orang yang
tidak berpakaian pesta itu diam dalam arti yang negatif yaitu tidak meresponi
Firman, tidak menanggapi Firman, tetap keras hati, tetap mempertahankan pakaian
yang lama, tetap mempertahankan ikatan. Akibatnya diikat tangan dan kakinya
lalu dilempar pada kegelapan yang paling gelap, masuk kegelapan aniaya
antikristus.
2.
Hajaran. Kalau
pengajaran Tuhan masih ditolak, datang hajaran. Kalau yang dialami oleh Ayub
disebut ujian habis-habisan untuk menyucikan dari ikatan yang paling kuat,
itulah kebenaran diri sendiri. Jangan tunggu dihajar oleh Tuhan, tidak enak! Tetapi
kalau Tuhan menghajar itu karena Tuhan menyayangi kita. Tuhan rindu supaya kita
kembali pada kesucian, Tuhan rindu kita memiliki pakaian pesta. Jangan bilang
Tuhan kejam, Tuhan tidak adil, Tuhan tidak peduli. Sangking pedulinya kepada
kita sampai kita dihajar. Karena Firman datang namun tidak pernah bergeming
dari tempat duduknya. Dibilang pakai pakaian pesta tetapi tetap pakai pakaian
kotor, pakaian tambal sulam, akhirnya datang hajaran.
Sikap kita kalau dihajar Tuhan.
Ayub 42:5-6
42:5
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku
sendiri memandang Engkau.
42:6
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam
debu dan abu."
Sikap yang benar kita duduk dalam debu dan abu. Jangan
tunggu nanti dihajar baru kita duduk dalam debu dan abu. Lebih baik waktu
mendengar Firman lalu ditunjuk kesalahan kita, langsung bersikap duduk dalam
debu dan abu. Artinya merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan,
mengakui segala kesalahan kita serta mencabut segala perkataan yang salah,
perkataan dosa kepada Tuhan dan juga kepada sesama. Apalagi kalau sudah
terlanjur memfitnah dan menggosipkan orang, orang yang kita fitnah itu sudah
terbunuh karakternya! Cabut itu semua supaya kita memiliki pakaian pesta.
Kalau kita mau menerima penyucian oleh Firman, mau
menerima hajaran Tuhan, kembali pada kesucian maka hasilnya:
Ayub 42:10
42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub,
setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada
Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Terjadi pemulihan 2 kali lipat yaitu:
1.
Pemulihan secara
jasmani, apa yang sudah hancur, sudah mati, sudah busuk, dipulihkan kembali
oleh Tuhan. Tergantung dari kita mau menerima penyucian Firman, mau menerima
hajaran atau tetap berkeras hati.
Pilatus mengingatkan kepada tua-tua Yahudi dan imam-imam
kepala bahwa Yesus tidak bersalah, kenapa mau dihukum mati. Tetapi mereka makin
keras berseru salibkan Dia! Kata mereka kami yang akan menanggung darahnya!
Betul terjadi, betapa orang Yahudi mengalami siksaan yang luar biasa, mereka
dihancurkan kerajaan Romawi.
2.
Pemulihan secara
rohani, kita dikembalikan pada kesucian dan kita diubahkan secara terus menerus
sehingga bisa dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau
mengenang hidup saya masa lalu, sebenarnya saya tidak layak menjadi hamba Tuhan.
Tetapi karena kemurahan Tuhan, lewat Firman, lewat hajaran, saya bisa ditolong,
disucikan, diubahkan, dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Sampai
nanti kita terbangun menjadi tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita
Tuhan.
Lihat Lazarus, setelah dibangkitkan dia dipakai
menarik jiwa-jiwa datang kepada Yesus.
Yohanes 12:9-11
12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa
Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga
untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh
Lazarus juga,
12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi
meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Jangan putus asa, sehancur apapun kita kalau mau menerima
penyucian, mau kembali pada kesucian, mau menerima Firman, mau menerima
hajaran, Tuhan bisa pulihkan dan Tuhan pakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar