Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus
mengajarkan kita untuk berdoa menyembah 1 jam sehari, juga untuk berpuasa serta
doa semalaman. Salah satu tujuan doa semalaman adalah untuk menjaga tahbisan
pelayanan. sebelum Yesus menetapkan 12 rasul, Dia berdoa semalam-malaman di
atas bukit. Untuk kita sekarang kita menaikan doa semalaman karena kita
menghadapi rencana ibadah persekutuan bulan Maret mendatang, biarlah kita laksanakan
dengan tahbisan yang benar sehingga pelayanan itu adalah pelayanan yang
berkenan kepada Tuhan.
Kita
belajar tentang Tabernakel mengenai mezbah korban bakaran.
Keluaran
27:8
27:8
Mezbah itu harus kaubuat berongga dan dari papan, seperti yang ditunjukkan
kepadamu di atas gunung itu, demikianlah harus dibuat mezbah itu."
Bicara
mezbah menunjuk ibadah pelayanan. Korban Kristus Yesus menjadi dasar ibadah
pelayanan kita. Mezbah korban bakaran ini dibuat sesuai contoh atau teladan
dari sorga. Artinya dalam kita beribadah melayani Tuhan, harus ada suasana
sorga. Apa itu suasana sorga?
Wahyu
4:9-11; 19:1,3-4,6
4:9 Dan setiap
kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan
syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai
selama-lamanya,
4:10 maka
tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas
takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan
mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11 "Ya
Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."
19:1 Kemudian
dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar
orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan
kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3 Dan untuk
kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai
selama-lamanya."
19:4 Dan kedua
puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
19:6 Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Suasana
Sorga yaitu suasana penyembahan. Dalam melayani Tuhan harus ada suasana sorga
yaitu suasana penyembahan. Kita mau melayani kalau
tidak ada penyembahan tidak ada guna pelayanan kita, pelayanan kita tidak
menghasilkan apa-apa. Penyembahan itu diukur oleh Tuhan. Penyembahan yang benar
didorong oleh Roh Kudus dan kebenaran atau Firman pengajaran yang benar, Firman
yang menyucikan.
Yohanes
4:23-24
4:23 Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Didorong
oleh Roh dan kebenaran = didorong oleh Firman pengajaran yang benar dalam
urapan Roh Kudus yang menyucikan. Jadi ukuran penyembahan itu adalah kesucian
sampai daging ini tidak bersuara lagi. Perlu penyucian supaya penyembahan kita naik
ke hadirat Tuhan. Jika penyembahan tidak mencapai ukuran kesucian, maka akan masuk aniaya antikristus yang
dahsyat, diinjak-injak antikristus sampai dipancung, daging tidak bersuara
lagi. Tinggal mau pilih yang mana, menyembah Tuhan yang ukurannya kesucian
sampai daging tidak bersuara atau nanti masuk aniaya antikristus daging tidak
bersuara tetapi lewat lehernya dipancung. Lebih baik sekarang kita banyak
menyembah.
Menyembah
itu bagaikan naik gunung, sakit bagi daging.
Mazmur 24:3-6
24:3
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang
yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
24:5 Dialah yang
akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
24:6 Itulah
angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah
Yakub." Sela
Di sini
ada 3 hal yang harus disucikan supaya penyembahan kita mencapai ukuran.
1. Hati
kita harus murni, tidak ada keinginan jahat, najis dan kepahitan hati di
dalamnya. Tidak ada mau mencari sesuatu yang jasmani, tidak ada motivasi yang
lain di dalam pelayanan.
2. Tangan
disucikan menunjukan perbuatan kita harus bersih dan baik, perbuatan yang suci,
sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
3. Mulut
disucikan sampai tidak ada dusta lagi.
Contoh orang yang menyembah yang mencapai ukuran
penyembahan adalah Yakub. Yakub pernah bergumul sepanjang malam. Ini yang mau
kita lakukan, berdoa menyembah sepanjang malam.
Hosea 12:5-7
12:5 Ia bergumul
dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya.
Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya:
12:6 — yakni
TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya —
12:7
"Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan
hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."
Yakub
bergumul sampai menang, semoga kita juga mau bergumul malam ini sampai menang.
Kalau belum ditolong terus bergumul, terus menyembah sampai menang.
Ada 2
hal yang harus kita gumuli.
1. Hosea
12:7
12:7 "Engkau ini harus berbalik
kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah
Allahmu senantiasa."
Hosea
12:7 (Terjemahan Lama)
12:7
Maka sebab itu hendaklah engkau bertobat kepada Allahmu; peliharakanlah
olehmu kebajikan dan kebenaran dan haraplah senantiasa pada Allahmu.
Kalau
digabungkan berarti yang kita gumuli yang pertama memelihara kesetiaan dan
kebenaran, itu ikut pinggang mempelai. Kita gumuli untuk tetap beribadah
melayani Tuhan dengan setia dan benar sampai garis akhir. Awal melayani setia,
setelah sekian lama melayani bagaimana kesetiaannya. Waktu pertama melayani
benar, setelah sekian lama bagaimana. Jangan sampai merosot, malah harus
semakin setia, semakin benar. Ini ikat pinggang kita, kita gumuli supaya ingat
pinggang kita tidak rusak, tidak lapuk, tidak hilang.
Yesaya
11:5
11:5
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang
tetap terikat pada pinggang.
Terus
melayani, setia benar sampai garis akhir. Banyak hal-hal yang mau merusak
kebenaran dan kesetiaan kita tetapi jangan mau kendor. Pelayanan dengan setia
dan benar itu bagaikan memberi makan minum Tuhan, pelayanan kita memuaskan
Tuhan.
Lukas
17:8
17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan
sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Kita evaluasi pelayanan kita
berapa tahun belakangan ini, bagaimana pelayanan kita, berupaya untuk setia dan
benar, memuaskan Tuhan. Kalau tahun lalu kita dipercaya sebagai tuan rumah
masih ada kekurangannya, kurang setia, kurang benar, tahun ini diperbaiki setia
dan benar. Kalau tahun lalu sudah setia dan benar, tahun ini lebih lagi setia
dan benar. Bukan malah semakin menurun tetapi semakin meningkat. Kalau yang
lalu diukur nilainya baru 7, sekarang harus 8. Nanti kalau dipercaya lagi harus
9, 10 sampai sempurna, Yesus datang. Jangan malah
turun. Justru harus semakin meningkat pelayanan kita.
Kemudian ada jaminan di situ,
sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Kalau kita bisa memuaskan Tuhan maka
makan minum kita menjadi urusannya Tuhan. Urusan hidup kita menjadi urusan
Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu. Urusan kita yang penting kita melayani dengan
setia dan benar. Kalau begitu tidak usah kerja, tidak usah sekolah? Silahkan
kerja, silahkan sekolah, tetapi jangan lupa kesetiaan dan kebenarannya, Tuhan yang
menentukan semuanya. Kita kerja kalau Tuhan bilang pecat mau apa kita. Kita
buka kebun berhektar-hektar kalau Tuhan bilang bunganya gugur semua mau bikin
apa. Jadi Tuhan pelihara semuanya.
2. Hosea
12:7
12:7
"Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan
hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."
Menantikan
Tuhan senantiasa = jangan lengah. Melayani Tuhan dalam sikap berjaga-jaga. Sepanjang
malam kita berjaga-jaga, jangan lengah. Begitu lengah berarti memberi peluang
iblis masuk dan dia bisa menghancurkan pelayanan kita. Ibarat pepatah dunia,
panas setahun dihapuskan hujan sehari. Kita
sudah melayani dengan hebat, tetapi begitu lengah iblis masuk dan merusak
pelayanan kita. Waktu Yesus dicobai di padang gurun, iblis sudah kalah dan dia
pergi. Tetapi dia tunggu waktu yang tepat untuk kembali.
Lukas
4:13
4:13
Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan
menunggu waktu yang baik.
Kapan
waktu yang baik buat iblis? Saat kita lengah, terutama lengah dalam
penggembalaan ‘kali ini saya tidak mau beribadah dulu’ saat itu iblis masuk.
Daud pernah lengah. Kebiasaan setiap tahun, raja-raja maju berperang. Kali ini
dia tidak berperang, istirahat dulu. Suruh Yoab berperang dan dia jalan-jalan
di atas sotoh istana, karena dia lengah, dia lihat perempuan mandi dan dia
jatuh dalam kenajisan.
Dalam doa semalaman kita bergumul supaya tetap setia
benar, kita bergumul untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, jangan
lengah, tetap berjaga-jaga. Bagaimana sikap berjaga-jaga?
Mazmur 37:5-7
37:5
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan
bertindak;
37:6
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
37:7
Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang
yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
Berdiam diri dan tenang, itu sikap berjaga-jaga.
Ø Berdiam
diri itu banyak koreksi diri lewat ketajaman Firman. Kalau ditemukan dosa
segera akui kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi =
bertobat. Jadi berjaga-jaga itu hidup dalam pertobatan. Jangan berikan
kesempatan iblis masuk untuk kita berbuat dosa. Kalau Firman
menunjuk dosa kita segera selesaikan, itu berjaga-jaga. Kalau ditunda-tunda
‘nanti dulu, kalau langsung mengaku pada suami/isteri susah ini, nanti tunggu
suasana baik’ sehingga setan
masuk. Iblis tambah keraskan hatinya ‘jangan mengaku suamimu tempramen’. Karena
tunda-tunda akhirnya tidak pernah mengaku, dia pikir nanti dilupakan saja,
seiring waktu nanti sudah lupa. Jangan tunda-tunda waktu, itu berjaga-jaga.
Setiap dengar Firman menunjuk salah dan dosa segera selesaikan, hidup dalam pertobatan.
Ø Tenang
itu artinya menguasai diri sehingga bisa berdoa menyembah Tuhan. Jadi berjaga-jaga
itu bertobat dan berdoa. Kita menanti Tuhan, ayo hidup dalam pertobatan, banyak
berdoa dan menyembah, Tuhan pasti tolong.
I
Petrus 4:7
4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Banyak hal-hal yang mau mengganggu ketenangan kita,
mau mengganggu hati kita, biarlah kita menguasai diri, tenang dulu baru bisa
berdoa. Menghadapi segala sesuatu tenang dulu untuk bisa berdoa. Kalau langsung
kayak cacing kepanasan, susah, jadinya malah mengomel, salahkan orang sampai
salahkan Tuhan. Tenang dulu, periksa diri, oh saya salah, ini letak
kesalahannya. Kenapa suami saya tambah kejam, kenapa isteri saya tambah
cerewet, periksa diri, ini letak kesalahannya, selesaikan. Mungkin keadaan kita
sudah hancur-hancuran, sudah berkeping-keping, ibaratnya seperti tempayan yang
sudah diremukan tanpa kenal sayang sapai keping-kepingannyapun tidak bisa
dipakai mencedok air, tidak bisa mengambil api ditungku, mungkin merasa nikah sudah hancur-hancuran, pribadi
sudah hancur-hancuran, rasanya sudah tidak berguna lagi, apapun yang kita mau lakukan
rasanya tidak ada lagi artinya untuk menolong kita, ayo kembali berdiam diri,
koreksi diri, diam, tenang, menyembah, Tuhan pasti tolong.
Yesaya 30:14-15
30:14
seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal
sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu keping pun yang dapat
dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam
bak."
30:15
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Malam ini kita diberikan kesempatan untuk diam dan
tenang. Diam, tenang, bertobat dan
berdoa itu bagaikan mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan. Mungkin nikah sudah
hancur, apapun yang mau kita lakukan rasanya tidak ada gunanya lagi untuk
menolong nikah yang sudah hancur. Atau mungkin pelayanannya sudah hancur, apa yang dibuat sudah
tidak ada gunanya untuk menolong. Atau apalah, ekonomi hancur atau masa depannya
hancur. Kaum
muda kadang masa depannya hancur karena ulah sendiri atau hancur karena ulah
orang tua. Rasanya sudah tidak ada gunanya, atau sudah berpikir pendek akhiri
hidup saja. Jalan tol ke neraka kalau akhir hidup. Sikap kita bagaimana? Tinggal
diam, tenang, koreksi diri, kalau ada dosa segera selesaikan, kuasai diri, berdoa, menyembah, berseru kepada
Tuhan, bertobat, maka Tuhan juga bergumul bersama kita. Tuhan mengulurkan
tangan kebaikan kemurahanNya kepada kita. Untuk apa?
1. Memulihkan
keadaan kita yang sudah hancur berkeping-keping. Bagi manusia sudah tidak
mungkin, sudah mustahil. Suami isteri yang hubungannya sudah rusak bagaimana
bisa rujuk kembali, Tuhan mampu memulihkan. Anak yang sudah hancur-hancuran,
mungkin bagi orang tua sudah mustahil, anakku sudah binasa, sudah jadi alas
neraka, tetapi Tuhan mampu memulihkan yang sudah hancur berkeping-keping. Saya
alami, kalau bukan karena doa orang tua saya
sudah hancur berkeping-keping. Jangan
putus asa, bergumul sampai fajar menyingsing, sampai Tuhan Yesus datang.
Orang
tua jangan putus asa, anaknya sudah hancur berkeping-keping dan tidak berguna
lagi, ayo berdoa, bertobat. Suami sudah hancur-hancuran, isteri sudah
hancur-hancuran, pelayanan dan pekerjaan semua hancur-hancuran, bertobat dan
berdoa, Tuhan mampu pulihkan yang sudah hancur berkeping-keping.
2. Markus
4:39
4:39
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam!
Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Tangan
kebaikan dan kemurahan Tuhan mampu meneduhkan angin dan gelombang yang datang
menerpa perahu kehidupan kita. Angin dan gelombang itu datangnya
sekonyong-konyong. Tadinya nikah mulus-mulus tiba-tiba ada angin gelombang.
Bukan angin biasa tetapi angin badai dan gelombang yang besar. Pelayanannya
baik-baik, tiba-tiba dihantam angin gelombang. Saat itu yang kita lakukan diam
dan tenang, bertobat dan berdoa, tangan Tuhan diulurkan meneduhkan semuanya, artinya
membuat hati damai. Minimal hati damai dulu. Coba kalau murid-murid tidak
tenang, ke sana kemari di atas perahu, tambah cepat tenggelam perahunya. Kita
damai, hati damai sejahtera, artinya tidak merasakan apa-apa lagi yang
dirasakan oleh daging. Kalau sudah damai sebentar lagi Tuhan menyelesaikan
segala masalah kita tepat pada waktunya.
Kalau
danau sudah teduh, perahu kecil tidak canggihpun bisa sampai pelabuhan. Kita
sedang menuju pelabuhan Yerusalem Baru, pelabuhan kesukaan. Seringkali kita dihantam gelombang,
diangkat dan dibanting lagi, membuat hati hancur, hati remuk, cemas, gelisah.
Segala macam perasaan berkecamuk di hatinya. Tuhan mampu meneduhkan semuanya.
Mazmur
107:28-30
107:28
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan
dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
107:29
dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
107:30
Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan
kesukaan mereka.
Kita
bisa berhasil mencapai pelabuhan kesukaan, pelabuhan damai sejahtera, itulah
Yerusalem yang Baru. Kita sedang menuju ke sana, perahu kehidupan kita sedang
diperhadapkan dengan angin dan gelombang yang datangnya sekonyong-koyong. Namanya
laut tidak ada laut yang tenang, semua bergelora. Bukan berarti ketika
menghadapi gelora lalu mundur, tidak usah dengan Tuhan, kalau seperti itu malah
tambah tenggelam. Seringkali begitu ada masalah gelombang datang malah berkata
mau menenangkan hati di rumah, tidak ibadah atauhealingtime, pergi rekreasi
dulu kasih tenang ini otak, mau di pantai, mau di apa, malah tambah tenggelam.
Semakin jauh dari Tuhan, semakin besar celahnya dengan Tuhan semakin iblis
berdansa di situ membuat kita hancur. Jangan beri kesempatan kepada iblis. Ayo
semakin pererat hubungan kita dengan Tuhan.
Bertobat,
tenang, periksa diri, Tuhan melihat keadaan kita, yang hancur, yang rusak Tuhan
mampu perbaiki. Tuhan mengenal kita yang penuh penyesalan dosa, Dia mau memperbaiki hidup kita. Bertobat,
berdoa, semua pulih, semua tenang, semua teduh, masalah selesai, kita bisa
sampai ke Yerusalem yang Baru.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso,
94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar