Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran 15:1-3
15:1 Pada waktu itu Musa
bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang
berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan
penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.
15:2 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah
menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
15:3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah
nama-Nya.
Menyeberang laut Teberau itu arti rohaninya masuk
baptisan air yang benar. Keluaran 15:1-21 menunjuk hasil baptisan air. Waktu
bangsa Israel sudah menyeberang laut Teberau, Musa bersama bangsa Israel
menyanyi bagi Tuhan. Jadi hasil baptisan air yang benar adalah ada nyanyian Musa.
Tentu kita tidak belajar yang jasmani tetapi yang rohani. Orang Israel sudah
menang menghadapi Firaun dan pasukannya. Firaun itu gambaran setan, gambaran
binatang buas.
Yehezkiel 29:3
29:3 Berbicaralah
dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai
Firaun, raja Mesir, buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak
sungaimu, yaitu Nil, dan yang berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang
membuatnya.
Waktu bangsa Israel menyeberang laut Taberau, Firaun
tenggelam, Firaun dikalahkan. Jadi baptisan air yang benar mengalahkan trio
setan yang disebut juga binatang buas. Iblis naga itu binatang buas di udara,
nabi palsu itu binatang buas di darat dan antikristus binatang buas di laut.
Binatang buas ini menjadikan lidah menjadi buas. Makanya lewat baptisan air
kita mengalami kemenangan, mengalami pembaharuan lidah.
Yakobus 3:8
3:8
tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu
yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Pribahasa dunia saja mulutmu harimaumu, binatang buas.
Praktek lidah buas.
1. Wahyu 13:6
13:6
Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Praktek
lidah buas adalah perkataan yang menghujat, ini mulut yang dikuasai antikristus.
Menghujat itu yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah, terutama
soal pengajaran. Jangan besok-besok karena jodoh, karena pengajaran sehingga
yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Apalagi yang sudah dalam
pengajaran sejak dari rahim ibunya, dari sekolah minggu! Begitu sudah dewasa
dapat jodoh, ada kenalan yang lain ajarannya atau lain keyakinan, karena mau
dengan orang itu akhirnya yang salah dibilang benar, itu sudah perkataan
menghujat. Termasuk menggosipkan orang, memfitnah dan menjelek-jelekan orang,
itu lidah yang buas.
2. Wahyu 13:11
(binatang yang keluar dari dalam bumi)
13:11
Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Ada
binatang yang seperti anak domba tetapi suaranya suara naga. Itu menunjuk perkataan
dusta, itu lidah yang buas. Termasuk kalau sudah menyaksikan ajaran yang palsu,
kalau hamba Tuhan memberitakan ajaran palsu, itu lidah buas.
3. Wahyu
16:13
16:13
Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi
palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
Dari
mulut keluar 3 roh najis, ini perkataan najis. Lidahnya sudah dikuasai trio
setan, sudah 3 yang menguasai lidahnya yaitu iblis, antikristus dan nabi palsu.
Pemuncakan lidah buas itulah perkataan najis dan
jahat, sehingga melemahkan rohani orang lain. Coba kalau hamba Tuhan ngomongnya
najis itu melemahkan bahkan mematikan rohani orang lain.
Kalau disimpulkan hasil baptisan air adalah
pembaharuan lidah. Sebenarnya baptisan air itu menghasilkan 3 macam
pembaharuan. Kita belajar mulai dari dalam.
1. Pembaharuan
hati nurani.
I Petrus 3:20-21
3:20
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah,
ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu.
3:21
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati
nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Sejak
manusia jatuh dalam dosa, hati manusia cenderung jahat, cenderung najis!
Apalagi sekarang ditunjang dengan kecanggihan teknologi, betul-betul membuat
hati manusia itu semakin jahat dan semakin najis. Waktu Tuhan mau menghukum
bumi, Tuhan melihat hati manusia itu cenderung jahat, hanya Nuh yang mendapat
kasih karunia. Tetapi dengan Nuh mendapat kasih karunia, keluarganya juga ikut
selamat.
Kejadian 6:5-6
6:5
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6
maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu
memilukan hati-Nya.
Sudah
punya pacar lalu lihat yang lain yang cantik/ganteng malah mulai dibanding-bandingkan,
kalau dia dengan pacarku bagusan dia, mulai merancang bagaimana supaya putus.
Lewat
baptisan air diubahkan menjadi hati nurani yang baik. Hati nurani yang baik itu
bagaimana? Ingat waktu Yesus dibaptis, setelah keluar dari baptisan air ada Roh
Kudus turun ke atas Yesus bagaikan burung merpati. Jadi hati nurani yang baik
itu adalah hati merpati, hati yang tulus. Hendaklah engkau cerdik seperti ular
dan tulus seperti merpati, kata Yesus. Praktek hati nurani yang baik:
a) I Tawarikh
29:17-19
29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah
penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan
semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir
di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan
sukacita.
29:18 Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel,
bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu
yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.
29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang
tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan
ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya
telah kulakukan."
Praktek hati nurani yang baik bisa memberi untuk
pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dengan tulus hati dan sukarela. Mulai dari
di rumah dulu, bisa memberi pelayanan dengan tulus dan sukarela atau malah banyak
menuntut terus kepada orang tua? Mau ini, mau itu, kalau tidak dipenuhi malah
mengamuk, kabur dari rumah. Jangan yah, itu hati yang cenderung jahat. Sebagai
suami, sebagai isteri berikan pelayanan dengan tulus, dengan sukarela. Menikah
itu saling melayani, bukan saling menuntut minta ini, minta itu. Sebagai anak
berikan pelayanan yang terbaik kepada orang tua. Berbahagialah yang masih
lengkap orang tuanya. Jangan menyesal kalau orang tua sudah dipanggil Tuhan
baru mau melayani sudah terlambat. Seringkali waktu sudah meninggal baru segala
macam dilakukan dipamer di media sosial supaya orang pikir dia sayang orang
tuanya. Padahal waktu masih hidup, tidak ada pelayanan sama sekali dia berikan.
Biarlah kita melayani mulai dari dalam rumah tangga, melayani
dalam gereja dengan tulus hati dan sukarela. Nanti antara penggembalaan, berikan
pelayanan apa yang bisa dikerjakan, melayani dengan tulus hati dan sukarela.
b) I Tawarikh
29:19
29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang
tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan
ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya
telah kulakukan."
Taat dan setia pada Firman pengajaran yang benar.
Kalau sudah taat pasti setia pada pengajaran sampai daging tidak bersuara lagi.
Kalau sudah taat pasti setia. Biar digoda dengan hal yang jasmani, digoda
dengan uang, tetap pegang pengajaran yang benar. Saya berbahagia dengar
kesaksian seorang ibu tentang anaknya, tetap dia berupaya untuk tergembala,
untuk taat dan setia pada pengajaran, walaupun tawaran yang ditawarkan
kepadanya menggiurkan tetapi dia tidak pilih itu.
2. Pembaharuan
karakter
Matius 3:7
3:7
Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk
dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak.
Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari
murka yang akan datang?
Pembaharuan
karakter yaitu karakter ular beludak. Ular itu setan. Baptisan air itu lahir
baru, lahir dalam keluarga Allah. Kalau secara biologi bayi yang lahir pasti
ada dna bapak dan ibunya, mewarisi tabiat dari orang tuanya. Orang yang belum
bertobat dia mewarisi karakter iblis, bapak yang lama. Setelah bertobat, masuk
baptisan air, kita lahir dalam keluarga Allah, maka kita mewarisi tabiat Yesus.
Jangan ada lagi tabiat setan kepada kita, tabiat ular. Apa itu tabiat ular, apa
karakter ular? Kita pelajari dari perjalanan bangsa Israel. Waktu mereka dalam
perjalanan menuju Kanaan, sempat mereka kemasukan tabiat ular, sehingga Tuhan
kirim ular beludak memagut mereka sehingga banyak yang mati.
Bilangan 21:5
21:5
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin
kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini
tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak."
Makanan
hambar itu roti manna.
Bilangan 21:6-7
21:6
Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka,
sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
21:7
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah
berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada
TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa
berdoa untuk bangsa itu.
Karakter
ular beludak:
a) Muak
terhadap manna. Manna itu adalah roti malaikat. Malaikat bicara gembala, roti
itu bicara Firman. Jadi wujudnya manna sekarang adalah Firman pengggembalaan.
Banyak yang muak terhadap Firman penggembalaan, bosan terhadap Firman
penggembalaan.
Mazmur 78:25
78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia
mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Banyak orang Kristen, khususnya anak-anak muda yang
bosan dan muak terhadap Firman penggembalaan. Firman penggembalaan adalah
Firman pengajaran yang benar yang diberitakan oleh seorang gembala dengan
teratur, dengan berkesinambungan, dengan berurutan dan diulang-ulang untuk
menjadi makanan rohani bagi jemaat. Jadi saya sebagai hamba Tuhan memberitakan
Firman sampai menjadi makanan bagi sidang jemaat. Makanan itu kebutuhan, jadi
memberitakan Firman sesuai kebutuhan sidang jemaat. Bukan comot sana comot
sini, ambil sana ambil sini, sekedar khotbah tetapi tidak jadi makanan.
Makanya banyak yang bosan karena diulang-ulang. Ini
karakter ular beludak, bosan terhadap Firman, tidak menghargai Firman, ngantuk
saat dengar Firman, pikiran mengembara saat mendengar Firman, bahkan tertidur
saat mendengar Firman.
Firman penggembalaan itu sangat mahal harganya,
seharga Korban Kristus. Yesus harus mati di kayu salib untuk membuka rahasia
Firman bagi kita. Kalau sekarang tidak dihargai, suatu saat baru mau cari
Firman sudah tidak ada.
Amos 8:11
8:11 "Sesungguhnya, waktu akan datang,"
demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri
ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN.
Hatinya Tuhan stel ada rasa lapar akan Firman Tuhan.
Dia mau cari sudah tidak ada pembukaan Firman. Biarpun bayar berapapun tidak
dapat Firman. Mereka akan mengembara dari laut ke laut, mengembara dari utara
ke timur. Ke utara itu menunjuk di meja roti tidak ada lagi roti, akhirnya ke timur,
ke daerah halaman, dia ketemu antikristus!
Amos 2:13
2:13 Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu
berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.
Suatu saat nanti Tuhan akan membangkitkan ingatan
kita, dulu ada hamba Tuhan yang bagaikan kereta yang penuh dengan berkas
gandum, hamba Tuhan yang dipercaya pembukaan Firman, tetapi tidak dihargai. Sekarang
baru mau cari sudah tidak ada. Terutama kaum muda, jangan sampai menyesal
“kenapa dulu aku tidak menghargai Firman, tidak menghargai nasihat hamba Tuhan”
ketika datang masa yang sukar, sudah datang penderitaan aniaya antikristus. Tuhan
tolong jangan ada pada kita.
b) Bilangan 21:5
21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan
Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati
di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan
makanan hambar ini kami telah muak."
Suka melawan gembala dan Firman. Seringkali dia tidak
tunjukan sikap melawan gembala tetapi di dalam hati. Sebagai gembala saya punya
roh penimbang, ketika dinasihati saya tahu dia tidak terima. Jangan kita
seperti itu, itu karakter ular beludak. Apalagi kalau sudah hebat secara
jasmani, mulai melawan! Kaum muda, hargai pelayanan hamba Tuhan. Bukan berarti
hamba Tuhan itu sudah dijadikan jimat, kalau dia berdoa semua mulus. Tetapi
seperti itulah hamba Tuhan, doanya didengar Tuhan, diperhitungkan Tuhan, sebab
itu jangan dilawan.
Akibatnya dipagut ular beludak maka racun ular masuk.
Kalau sudah tidak menghargai Firman, melawan penggembalaan, tidak mendengar
nasihat gembala, tidak mendengar Firman, pelan-pelan racun ular masuk,
dosa-dosa mulau masuk, dia jatuh di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Sampai
mati rohani, artinya tidak merasakan apa-apa lagi terhadap perkara yang rohani.
Orang mati biar dipotong-potong dia tidak rasa lagi. Jangan sampai kaum muda
mati rohani.
Selama masih ada Firman, orang yang matipun masih ada
harapan untuk bangkit kembali. Lazarus orang muda yang mati dan busuk, tetapi
lewat suara Yesus itulah suara Firman dia bisa dibangkitkan.
Lewat
baptisan air, karakter ular beludak diubahkan menjadi karakter bayi yang baru
lahir.
I Petrus 2:1-2
2:1
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
2:2
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu
yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan,
Karakter
bayi yang baru lahir:
a) Membuang
dosa. Memang manusia dikandung di dalam dosa, dia lahir mewarisi dosa warisan nenek
moyang. Tetapi bayi itu tidak tahu berbuat dosa, tidak tahu mau kata-katai
orang, tidak tahu mau dustai orang. Ayo buang dosa, jangan biarkan racunnya
setan menyebar dalam tubuh kita. Racun dalam pikiran dibuang, dosa di mata
buang, dosa di telinga suka mendengar yang tidak baik buang, yang ada di hati
buang, dosa perbuatan buang, yang di mulut buang, ayo selesaikan dosa, berdamai!
b) Selalu
rindu air susu yang murni dan rohani = selalu rindu Firman penggembalaan.
Bergairah untuk mendengar Firman penggembalaan. Gembala itu seperti ibu yang
mengasuh anak-anak rohaninya. Bayi itu rindu susu, biar ditukar dengan apapun
dia tidak mau. Jangan tukar Firman penggembalaan dengan Iphone 15, jangan tukar
dengan yang jasmani. Biarlah ada kerinduan yang mendalam akan Firman Tuhan,
kapan lagi mau ibadah, saya mau dengar Firman. Tidak gelisah waktu dengar
Firman.
Semoga Firman itu menjadi kebutuhan utama kita yang
tidak mau kita tukar dengan apapun. Yeremia dipanggil waktu masih muda, ini
gambaran kaum muda.
Yeremia 15:16
15:16 Apabila aku bertemu dengan
perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan
bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya
TUHAN, Allah semesta alam.
Satu lagi kaum muda, usianya hanya beda 6 bulan dengan
Yesus, itulah Yohanes Pembaptis.
Yohanes 3:29
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai
laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu.
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Periksa hati, waktu ibadah apa yang paling
menyenangkan bagi kita. Apakah pujiannya atau Firman. Kalau hanya senang pujian
tetapi waktu Firman loyo, itu bukan bayi. Biarlah kita senang mendengar Firman.
Kalau sudah senang mendengar Firman pasti senang memuji dan menyembah Tuhan. Karena
Firman ini komando dalam ibadah pelayanan kita, dalam memuji Tuhan, dalam
menyembah, dalam apa saja. Kalau sudah menikmati mendengar Firman, pasti
menikmati semua pelayanan yang Tuhan percayakan, sampai bisa menikmati
menyembah Tuhan.
c) Bayi tidak
bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan ibunya. Artinya karakter bayi yang
baru lahir tidak mengandalkan apa yang ada di dunia tetapi selalu mengandalkan
Tuhan, buktinya banyak menyembah. Bayi yang bisa dia lakukan hanya yaitu
menangis. Dia butuh asi, menangis. Bayi buang kotoran, menangis. Hanya itu yang
bisa dia lakukan. Biarlah kitapun seperti ini. Mungkin kita punya tetapi kita
tidak mengandalkan itu, yang kita andalkan hanya Tuhan. Apalagi kalau Tuhan
izinkan tidak punya apa-apa, yah sudah andalkan Tuhan saja lebih dari
segala-galanya. Andalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Perencanaan
apapun masukan dalam rencana Tuhan maka semua akan indah pada waktunya.
Hasilnya
kalau karakter sudah dibaharui.
Yesaya 11:8-9
11:8
Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai
susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
11:9
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku
yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air
laut yang menutupi dasarnya.
Pengenalan
akan Tuhan semakin jelas, kita semakin mengenal Yesus sehingga kita mengalami
suasana damai sejahtera. Anak mengulurkan tangan di sarang ular tedung dia
tidak takut, ibunya tidak kuatir.
Ini
suasana damai sejahtera, tenang dan damai. Menghadapi masalah, pergumulan, masa
depan, menghadapi apa saja tetap tenang dan damai. Itu bukti dia sudah memiliki
karakter yang baik, karakter rohani, dia tahu Yesus pasti tahu apa yang dia
butuhkan, Yesus pasti menjawabnya pada waktunya.
3. Pembaharuan
lidah menjadi lidah bayi, lidah yang suka menyembah sampai nanti tidak salah
dalam perkataan. Perkataannya sudah menjadi hanya perkataan yang baik, hanya
memuji menyembah Tuhan, tidak ngomong yang macam-macam lagi. Kalau sekarang
mulutnya diam tetapi jarinya tidak diam ngomong macam-macam. Apalagi sekarang
ini situasi panas politik ini, banyak kaum muda yang jadi panas di media sosial.
Tidak usah itu! Lidah kita lidah yang baik yang hanya memuliakan Tuhan. Kalau
mau posting di media sosial yang menjadi berkat saja, tidak usah yang aneh-aneh.
Matius 21:16
21:16
lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan
anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum
pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau
telah menyediakan puji-pujian?"
Bayi
itu hanya memuji menyembah memuliakan Tuhan. Lidah kita ini yang menentukan
nasib hidup kita dan masa depan kita. Kalau lidahnya baik, lidah bayi, hanya
memuliakan Tuhan, berkata-kata sesuai Firman, berkata-kata yang rohani, dia
akan melihat hari-hari yang baik. Mau melihat masa depan yang baik, mulutnya
dijaga!
I Petrus 3:10
3:10
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus
menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang
menipu.
Jagalah
mulut, berkata-kata yang jujur. Seandainya bayi bisa ngomong dia mau bilang
lapar. Tetapi bahasanya cuma satu oe, itu perkataan yang jujur. Begitu juga
kita, perkataan yang jujur. Apapun keadaan kita dengan segala kekurangannya,
akui dengan jujur di hadapan Tuhan “saya begini Tuhan keadaanku, ini dosaku,
ini keadaan rohaniku” itu bayi.
Bayi
kalau buang kotoran tinggal menangis. Itu jujur mengaku saya kotor Tuhan, Tuhan
tolong semuanya, Tuhan bersihkan dosa-dosa dan kekotoran kita.
Yakobus 3:4-5
3:4
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin
keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak
jurumudi.
3:5
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat
memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia
dapat membakar hutan yang besar.
Lidah
ini bagaikan kemudi kapal, kapal besar kemudinya pasti kecil. Lidah kecil
tetapi menentukan kapal kita mau ke mana. Kapal menunjuk kehidupan kita jasmani
dan rohani, mau ke mana. Kalau mau baik, lidahnya dijaga lidah yang baik, maka
mengarah ke masa depan yang baik. Rohani juga mengarah ke pelabuhan Yerusalem
Baru. Sebab itu lidah harus dijaga sebab menentukan nasib masa depan kita.
Ingat
bayi Musa, dia tidak punya masa depan. Dikatakan dia cantik. Mungkin secara
jasmani punya potensi. Tetapi Musa anak budak dan ada perintah dari Firaun
semua bayi laki-laki Ibrani harus dibunuh. Jadi Musa punya potensi secara
jasmani tetapi tidak punya masa depan. Apalagi kalau tidak punya potensi secara
jasmani, tidak tahu mau bagaimana. Tetapi dengan menangis sudah cukup untuk
menarik belas kasihan Tuhan untuk mengangkat Musa dari air. Dia sudah dihanyutkan
di sungai Nil, ibunya harap-harap cemas bagaimana keadaan anaknya, sehingga
kakaknya disuruh mengintip bagaimana keadaan Musa. Begitu sudah dihanyutkan dia
sampai di tangan puteri Firaun di mana ayahnya mengeluarkan perintah untuk
membunuh bayi Ibrani dan dia tahu ini bayi Ibrani. Saat itu Musa menangis, hati
puteri Firaun tergerak oleh belas kasihan, dia angkat Musa menjadi anaknya.
Mungkin
kita seperti Musa, sudah tidak ada masa depan, tidak ada harapan untuk hidup.
Mulutnya diperbaiki hanya untuk menyembah Tuhan, itu menarik belas kasihan
Tuhan untuk menolong kehidupan kita, memberi masa depan yang indah bagi kita, anak
budak menjadi anak puteri Firaun. Ini bukan kisah dongeng, tetapi kenyataan
yang ada.
Ingat
lagi perempuan Kanaan, anaknya kerasukan setan. Betapa hancurnya hati seorang
ibu. Tidak disebutkan suaminya, jadi ini menunjukan kehidupan yang hancur rumah
tangganya. Mungkin ada di antara kita di dari keluarga yang hancur berantakan,
seperti perempuan Kanani ini. Sampai Tuhan katakan tidak patut mengambil roti
dan dilemparkan kepada anjing. Ternyata perempuan ini lidahnya lidah anjing.
Lidah anjing itu perkataan yang kotor, perkataan yang tidak baik, sehingga
nikah dan buah nikahnya hancur-hancuran. Tetapi dia berkata ‘benar Tuhan namun anjing
itu mau menjilat remah-remah roti’. Lidahnya diubahkan mau menikmati Firman,
mau berkata-kata sesuai Firman. Tuhan Yesus katakan ‘karena perkataanmu ibu
anakmu sembuh’.
Matius 15:25-28
15:25
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,
tolonglah aku."
15:26
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang
jatuh dari meja tuannya."
15:28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka
jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya
sembuh.
Markus 7:28-29
7:28
Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah
meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29
Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah
sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
Kata-kata
ini menentukan nasib masa depan kita, baik jasmani terutama rohani. Kalau
kata-katanya tidak bagus, setan yang menguasainya, tetapi kalau kata-katanya
sesuai Firman, setan keluar dari kita, kita tidak dikuasai setan. Setan itu
sumber masalah, setan itu sumber air mata, setan itu sumber kegagalan. Jadi
perkataan kita menentukan kita dikuasai setan atau dikuasai Tuhan. Kalau
dikuasai setan masalahnya banyak, air mata terus, gagal, jatuh bangun dalam
dosa. Tetapi kalau Tuhan yang menguasai maka air mata pelan dan pasti
dihapuskan, sampai tidak ada lagi air mata, kita masuk Yerusalem Baru.
Lidah
terus dibaharui sampai lidah kita tidak salah lagi berkata-kata, berarti kita
sempurna, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Yakobus 3:2
3:2
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya,
ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Sekarang
masih banyak salah dalam berkata-kata, terus dibaharui. Dalam penggembalaan
lidah kita dibaharui sampai lidah hanya menyeru haleluya, menyambut kedatangan
Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga.
Ayo hati dibaharui, karakter dibaharui, lidah
dibaharui. Inilah hasil baptisan air yang benar, sampai kita sempurna sama
mulia dengan Yesus. Lidah menentukan nasib hidup kita, perkataan kita
menentukan nasib masa depan kita secara jasmani dan rohani. Biarlah perkataan
yang keluar adalah perkataan yang manis didengar Tuhan, manis didengar sesama,
perkataan yang menjadi berkat. Itu yang membawa kita pada masa depan indah dan
berhasil, membawa kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar