Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Kita lihat apa yang terjadi di berbagai belahan bumi
ini, kehancuran terjadi di mana-mana contohnya rumah-rumah rata dengan tanah oleh karena gempa
bumi dan lain-lain. Ini adalah
bagian dari alarm Tuhan agar
kita mewaspadai dengan sikap lebih banyak menyerah dan menyembah Tuhan. Alkitab
mengatakan langit dan bumi akan digoncang, hanya satu yang tidak bisa digoncang
yaitu Kerajaan Allah. Kita harus lari ke sana. Lewat pengajaran Tabernakel ini
sebenarnya Tuhan sedang mengarah langkah kita untuk dibawa pada perlindungan
yang tidak ada taranya.
Ibrani 12:25-27
12:25 Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang
berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman
Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara
dari sorga?
12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi
sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan
bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
12:27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk
kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya
tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
Kegoncangan
ini bukan hanya sekedar kegoncangan alam
raya ini tetapi menunjuk dua hal:
1.
Kegoncangan
langit menunjuk kegoncangan yang rohani.
Ini sudah kita rasakan di
hari-hari terakhir ini. Kegoncangan yang rohani itu adalah ulah dari si
pembohong, sehingga umat Tuhan goncang imannya.
Efesus 4:14
4:14
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,
2.
Kegoncangan
bumi sudah kita lihat sekarang ini.
Termasuk di dalamnya
kegoncangan ekonomi. Yang dibutuhkan dari kita umat Tuhan adalah berdoa. Dunia
boleh resesi tetapi gereja Tuhan sedang digiring untuk masuk dalam resepsi
yaitu pesta nikah Anak Domba Allah.
Tidak
ada jalan lain, kita harus datang pada yang tak dapat digoncang, itulah
kerajaan Allah. Pelajaran Tabernakel ini mau digoncang tetapi tidak bisa
digoncang. Hanya orang-orang di dalamnya kadang ada yang ikut digoncang dan
hancur. Tetapi saya berdoa kepada Tuhan supaya kita tetap teguh jangan ikut tergoncang.
Imamat
pasal 19 ini dapat dibagi menjadi 7 bagian:
1.
Hubungan
anak dan orang tua, ditambah sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
2.
Perihal
syukuran atau korban keselamatan. (Imamat 19:5-8)
3.
Perihal
hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
4.
Perihal
dosa kata-kata dan dosa yang mengakar dalam hati sehingga keluar dalam bentuk
kata-kata. (Imamat 19:11-12,15-18,35)
5.
Perihal
tindakan kekerasan dan ketidakadilan, sikap menghadapi sesama dengan penampilan
yang tidak manusiawi. (ayat 13-14,19,33-34,36-37)
6.
Perihal
kesucian sebelum masuk nikah dan setelah ada dalam nikah (ayat 20-22,29)
7.
Perihal
hubungan dengan roh-roh jahat (ayat 4,26-28,31)
Kita
sampai pada poin keempat dari Imamat pasal 19.
Imamat 19:15-18
19:15 Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan;
janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah
engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang
sesamamu dengan kebenaran.
19:16 Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan
fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup
sesamamu manusia; Akulah TUHAN.
19:17 Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam
hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan
janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
19:18 Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah
menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
“Akulah
Tuhan” ada 16 kali disebutkan dalam Imamat pasal 19 ini. Angka 16 adalah jumlah
jenis bahan yang dipakai oleh Tuhan untuk membangun Tabernakel jasmani pada
zamannya Musa dan juga untuk membangun Tabernakel rohani Tuhan memakai 16
bahasa. Jadi sinkron, tidak ada bedanya = nyata angka 16 adalah angka Tabernakel.
Tabernakel
yang didirikan oleh Musa itu dibangun dengan 16 macam bahan. 16 bahan ini
dibagi 5 antara lain logam, tumbuh-tumbuhan, batu permata dan sebagainya. Untuk
mewarnai kain-kain dari Tabernakel diambil dari kulit kerang. Jadi gereja Tuhan
harus tampil beda warna dengan orang dunia. Beda warna itu dimulai dari sentuhan
Tuhan di hati.
Dalam
pasal 19 ini ada sentuhan Tuhan kepada hati seorang anak untuk segan kepada ibu dan bapanya. Kalau hatinya tidak
dijamah oleh Tuhan maka dia pasti menimbulkan banyak kesulitan bagi bapa ibunya.
Apalagi kalau anak itu bebal, itu pasti membuat tersayat hati ibunya. Hati itu
juga diarahkan kepada Tuhan, itulah sabat. Dua hal ini dibicarakan pada poin
yang pertama.
Hati
itu dibimbing oleh Tuhan untuk tahu mengucap syukur. Dalam mengucap syukur ini
Tuhan sudah memberikan waktu yang tidak boleh diperpanjang yaitu hanya dua
hari. Itulah poin yang kedua.
Kita
telah menikmati hasil pekerjaan kita dan hati itu dijamah lagi oleh Tuhan untuk
melihat di mana kita harus menaruh perhatian orang miskin orang asing, yaitu kita harus memperhatikan sentral
ladangnya Tuhan. Jadi hati kita harus tertuju pada pusat kehendak Tuhan. Itulah
poin yang ketiga.
Kalau
berbicara kehendak Tuhan maka itu tidak lepas dari Tabernakel. Itu sebabnya
dalam membangun Tabernakel selalu dikatakan “hendaklah” (dalam terjemahan lama)
itulah kehendak Allah. Itu sebabnya dalam aktivitas kegiatan upaya kerja kita,
jangan lupa ada kehendak Allah di dalamnya. Termasuk dalam pekerjaan dan bisnis
saudara, saudara harus mengerti apa sebenarnya kehendak Tuhan dengan
berkat-berkat yang sudah diterima. Apakah berkat-berkat yang saudara terima
hanya mau membuat dagingmu senang? Tidak. Kita harus melihat ada orang yang perlu
kita bantu dan dukung. Itu berarti ringan sama dijinjing, berat sama dipikul,
seperti papan jenang. Ada lubang dan ada sekangnya. Berarti saling memberi dan
saling menerima.
Hal
ini yang masih kurang kita praktekkan. Di tengah-tengah kita ada janda apalagi
sudah lanjut usia. Siapa lagi yang bisa memperhatikan mereka. Kalau kita
memperhatikan orang lain itu adalah bagian praktek dari hati yang dijamah oleh
Tuhan. Poin ini harus kita tingkatkan karena hal ini diajar oleh Tuhan melalui
rasul Paulus.
I Korintus 16:1-2
16:1 Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus,
hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada
Jemaat-jemaat di Galatia.
16:2 Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah
kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan
sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan,
kalau aku datang.
Ulangan 14:28-29
14:28 Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan
segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan
menaruhnya di dalam kotamu;
14:29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian
milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di
dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu,
memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu."
II Korintus 8:12
8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka
pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada
padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
Pemberian
itu bukan karena dipaksa, kalau dipaksa tidak diterima oleh Tuhan. Pemberian
ini harus berdasarkan apa yang ada pada kita bukan yang tidak ada pada kita,
artinya bukan memberi karena diutang. Jangan berkata “saya mau memberi tetapi
saya mau berutang dulu”. Ini tidak dibenarkan oleh Tuhan.
Pada
poin yang keempat kita melihat bagaimana sikap kita di dalam pengadilan.
Mengapa kita saling seret dalam pengadilan. Ada masalah apa dalam hal itu
sehingga kita harus dihadapkan dengan suasana pengadilan. Memang kita tidak
pernah mendakwa orang, memanggil penasihat hukum untuk menuntut orang lain.
Tetapi sikap hati kita. Ketika kita melihat orang, menyaksikan keadaan orang,
hati kita langsung mengadili.
Kalau
mengadili itu berarti sudah diranah menghakimi. Yang harusnya kita katakan, kita harus menunjuk
kesalahannya. Kalau seperti itu bukan berarti mengadili. Kalau mengadili
berarti kita menjatuhkan hukuman. Warna ini seringkali dikaburkan, orang
menunjuk kesalahannya malah dikatakan mengadili. Bagaimana bisa tahu kesalahan
kalau tidak ditunjuk lewat Firman. Makanya Alkitab mengatakan “tegorlah” itu
bukan menghakimi.
Saya
menunjukkan kesalahan orang lain karena terbayang di mataku akibatnya. Saya
tidak menghakimi, saya menunjuk dengan hati nurani karena saya mengasihi dia,
supaya dia terlepas dari bahaya itu.
Kalau
ada orang yang suka mengatakan “pendeta itu suka menghakimi” itu sama dengan
memagari dirinya untuk tidak diperlihatkan kesalahannya agar dia bebas
melakukan yang salah! Kapan orang seperti itu bisa tertolong. Orang seperti ini
membuat hamba Tuhan sulit untuk bicara Firman padanya. Padahal firman Tuhan itu
adalah Ilham Allah untuk menunjukkan kesalahan.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Menunjuk
kesalahan itu bukan mengadili, kalau mengadili itu menghukum karena pengadilan
itu tujuannya untuk menghukum.
II Timotius 4:1-2
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan
menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan
segala kesabaran dan pengajaran.
Dinyataan
apa yang salah supaya jangan tunggu kita diseret pada pengadilan Tuhan, selagi
kita masih hidup tegur dan nyatakan yang salah! Rasul Paulus menyampaikan dengan
sungguh-sungguh sebab Tuhan memperlihatkan kepadanya ada hal-hal yang mencelakakan
di depan mereka. Kalau Tuhan menyatakan kepada saya “itu berbahaya, tolong
beritahu” apakah itu salah. Tuhan sudah memberi penyataan kepada rasul Paulus
dan bukan hanya rasul Paulus yang mendapat penyataan tetapi juga hamba-hamba
Tuhan yang lain. Termasuk saya juga mendapat penyataan Allah. Makanya saya
risau kalau melihat pelayan-pelayan yang sudah keadaannya berbahaya dan saya
menyampaikan Firman dengan teguran. Terserah mau diterima atau tidak, yang
penting saya lepas dari tanggungan darah.
Memberitakan
Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya termasuk juga siap untuk
dilawan. Ketika dilawan itu adalah waktu yang tidak baik tetapi kita harus
siap. Kita harus menegur supaya orang itu keluar dari posisi yang membahayakan
itu. Sesudah dia menerima teguran maka datang nasihat. Nasihat ini fungsinya
mengingatkan supaya jangan terulang lagi. Menasihati harus dengan kesabaran dan
atributnya adalah dengan pengajaran yang sehat.
Kalau
menegur kesalahan orang dianggap menghakimi maka biarkan saja orang berbuat
dosa dan tidak usah lagi dengar pengajaran. Padahal pengajaran yang dinafasi
oleh Tuhan itu berfaedah untuk mengajar, menunjukkan kesalahan dan memperbaiki
kelakuan. Apakah itu menghakimi? Pengadilan itu mendorong orang untuk dihukum.
Tetapi kalau ditunjukkan kesalahan itu supaya orang itu keluar dari ancaman hukuman.
Tadi
dikatakan “janganlah berbuat curang dalam pengadilan”. Dalam menyatakan yang
salah dan menegur itu, kata-kata curang itu bisa saja masuk. Contohnya pendeta
menunjuk jemaat “jangan mencuri” tetapi pendeta itu bisa curang hanya menunjuk
jemaat tetapi tidak menunjuk dirinya sendiri. Kalau mengatakan “saudara jangan
hidup cemar, jangan hidup dalam kenajisan” lalu yang bicara itu sendiri hidup
cemar dan najis maka dia itu curang. Kalau saya berkata “hamba Tuhan yang
fulltimer jangan ada pekerjaan sambilan” sementara saya ada pekerjaan sambilan, itu berarti saya
curang. Saya berkata “tidak boleh ada utang” kemudian utang saya segudang,
berarti saya curang di dalam pemberitaan.
Kita
ini melangkah untuk mencapai derajat sempurna sama dengan Kristus. Itu sebabnya
jangan hanya sekedar ngomong, atau sekedar bicara saja tetapi kita harus ada dalam praktek Firman.
Tuhan
sendirilah Guru yang mengajar “jangan curang” sebab dalam diri Tuhan tidak ada
kecurangan.
Ayub 34:12
34:12 Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang
Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.
Buah
terang adalah kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ini yang dituntut. Seringkali
kita mengatakan keluarakan buah-buah pertobatan, tetapi mana itu buah-buah
pertobatan. Orang yang bertobat itu berarti keluar dari gelap masuk pada
terang. Berarti berbuahkan terang yaitu kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Ketika
orang farisi datang minta dibaptis oleh Yohanes Pembaptis maka Yohanes menantang mereka “hai kamu
keturunan ular beludak, siapa yang mengatakan kalian bisa melarikan dari
hukuman yang akan datang. Tetapi keluarkan dulu buah-buah pertobatan”. Bisa
saja orang berkata “Yohanes Pembaptis menghakimi!”. Tetapi tanpa takut Yohanes
mengatakan itu. Tidak hanya ditunjuk mereka ular beludak, tetapi ditunjukkan
solusinya bahwa mereka harus mengeluarkan buah pertobatan.
Kecurangan
ini justru Tuhan temukan di ladangnya Tuhan. Itu sebabnya Tuhan mau membersihkan kita dari roh kecurangan ini.
II Korintus 11:13
11:13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu,
pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.
Oleh
ilham roh rasul Paulus tidak segan-segan bicara karena memang ada pekerja
curang dan yang tidak jujur. Apakah kita harus bengkak dada
mendengar bahasa seperti ini? Tidak, kita harus menerima supaya jangan binasa karena
kesalahan itu.
Rasul
ini dalam bahasa gerika adalah apostolos yang
artinya duta-duta Sorga. Kalau tidak memiliki mata yang dibuka oleh Tuhan, siapa
yang bisa mengira mereka ini rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, kalau
mereka tampil dengan sangat memukau.
Matius 3:7
3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan
orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu
keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
Orang
Farisi yang mendengar perkataan Yohanes ini tidak mengatakan “Yohanes mulut
tidak bertobat!”. Bukankah begitu yang terjadi sekarang ini, begitu ada hamba
Tuhan yang mau menolong dia malah dikatakan “mulut tidak bertobat! Perlu
ditinju supaya rontok giginya!”. Orang Farisi ini menerima dan akhirnya ada
beberapa orang Farisi dan ahli Taurat yang bertobat dan mengikuti Tuhan Yesus
walaupun masih sembunyi-sembunyi.
Matius 3:8
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan
pertobatan.
Buah
pertobatan itulah buah terang sebab dari gelap datang kepada terang.
Efesus 5:9
5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan
keadilan dan kebenaran,
Apa
konsepnya mengeluarkan buah pertobatan? Pertobatan itu berarti dari gelap
kepada terang, jadi buah yang keluar adalah buah terang yaitu:
1.
Kebaikan
Banyak orang yang tidak
mengenal Tuhan Yesus melakukan kebaikan yang luar biasa. Tetapi bukan kebaikan
seperti itu yang dimaksud. Kebaikan itu untuk menguji kasih. Sekarang kita
lihat, perhatikan bagaimana pelayanan kasihmu.
Kalau dalam pengajaran
ini, kebaikan yang menguji pelayanan kasih ini dimulai dari ranah yang kecil
yaitu mulai dari dalam nikah. Apakah kami hamba Tuhan suami dan isteri
memperlambat pekerjaan Tuhan karena persoalan nikah?
Kebaikan ini menguji
kasih, itulah buah terang. Sehingga tidak akan seret menyeret dalam pengadilan,
baik dalam nikah tidak perlu ke majelis adat. Kalau tidak bisa mempraktekkan
kebaikan, itu sama dengan menghina pemberiaan Tuhan.
Efesus 2:10
2:10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup
di dalamnya.
Jadi Tuhan sudah memberi
kita sarana dalam Kristus Yesus, Kristus urapan dan Yesus adalah Firman. Kalau
orang berbuat baik kepada kita berarti dalam dirinya ada terang di dalam
Kristus Yesus. Orang yang berbuat kebaikan sama dengan mengasihi dirinya.
Amsal 11:17
11:17
Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam
menyiksa badannya sendiri.
Mau kita melihat
pekerjaan Tuhan melejit dan arahnya membawa kita pada kesempurnaan? Ayo kita buktikan
kita ada dalam praktek kebaikan yang menguji kasih.
2.
Keadilan
Keadilan ini untuk
menguji pengharapan dan kesucian. Itu keadilan yang diinginkan oleh Tuhan. Kita
memiliki pengharapan untuk jumpa dengan Yesus. Yesus adalah kudus sehingga oleh
keadilanNya, Dia mau supaya kita kudus. Ini yang Tuhan nyatakan sehingga
dikatakan jangan curang.
Tuhan itu suci adanya,
adilkah kita tampil dengan pakaian rombeng, compang-camping?. Kalau mempelai
Laki-laki berdandan luar biasa maka Mempelai perempuan juga berdandan luar
biasa.
3.
Kebenaran
Kebenaran untuk menguji
iman. Kita bisa tahu orang itu hidup dalam kebenaran dengan melihat imannya. Lihat
praktek hidupnya, lihat cara pandanganya terhadap kebutuhan-kebutuhannya di
dunia yang fana ini. Lihat caranya mengadakan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Ini
buah sehingga kita tidak sanksi melihat orang itu dan melihat diri kita.
Kalau saya kalang kabut
melihat pembangunan seperti ini, kapan buah iman saya nyata, bagaimana
kebenaran itu nyata.
Ini adalah bahasa pilunya
Tuhan Yesus:
Lukas 18:8
18:8 Aku
berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Olehnya jangan kita
menempuh jalan di luar kebenaran. Artinya menempuh jalan untuk mendapatkan
sesuatu tanpa iman. Dalam pembangunan rumah ibadah secara fisik ini jangan ada
korban yang berangkat dari kredit. Itu sama sekali cacat di hadapan Tuhan dan
menyalahi kebenaran. Bagaimana mau sama benar dengan Kristus kalau seperti itu.
Akhirnya hanya ngomong doang dan tidak ada fakta.
Walaupun
sudah menjadi benih perempuan, tetapi di ujung perjalanan terbagi dua. Ada
benih perempuan yang tertinggal dan ada yang diterbangkan ke padang belantara.
Sudah masuk dalam benih perempuan dari keturunan Set lalu Enos sampai di bukit
Golgota namun tidak mau merobek dagingnya, akhirnya ketinggalan juga dalam
aniaya antikristus.
Olehnya
mari kita dukung mendukung, topang menopang satu dengan yang lain di dalam doa.
Bila melihat ada yang melakukan kesalahan tegurlah. Bagi yang ditegur jangan
marah, itu berarti kasih Tuhan masih menjangkau saudara.
Setelah
menegur, ingat jangan engkau juga terlibat dalam kesalahan.
Imamat 19:17
19:17 Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam
hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan
janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
Tegur
seseorang dengan terus terang, jangan dengan kasih yang tersembunyi.
Amsal 27:5
27:5 Lebih baik teguran yang
nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
Kenapa
bisa mendatangkan dosa kepada yang menegur? Sebab kalau yang ditegur tidak
menerima lalu yang menegur jadi marah dan benci pada orang itu berarti
mendatangkan dosa.
Imamat 19:16
19:16 Janganlah engkau pergi
kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah
engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.
Paulus
berkata “kepada orang yang memfitnah kami, kami menjawab dengan ramah” jadi dia
tidak berdosa. Ini tidak hanya dia tuangkan hitam di atas putih tetapi dia
praktekkan.
I Korintus 4:13
4:13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab
dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan
kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
Orang
yang suka menyebar fitnah, Alkitab mencap dia adalah jemaat iblis! Dia bukan
jemaat Tuhan. Ini ada di dalam gereja. Sidang jemaat Smirna ada di dalamnya. Jemaat Filadelfia juga
ada. Menghadapi jemaat iblis, lakukan Firman Allah akhirnya dipaksa untuk mereka datang
berlutu kepada jemaat Tuhan.
Fitnah
itu dalam bahasa gerika adalah diabolos.
Iblis bahasa gerikanya juga adalah diabolos.
Makanya tidak heran dikatakan jemaat iblis karena sama-sama diabolos.
Wahyu 2:9
2:9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun
engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Menghadapi
pemfitnah saya harus tetap berlaku ramah. Bukan berarti saya datang ke rumahnya
membawa sesuatu dan berkata “terima kasih untuk fitnahanmu”, tidak perlu
dicari-cari lagi. Tetapi kalau bertemu harus tetap ramah. Ini perilaku yang benar.
Kalau
suka memfitnah dan suka mengarang cerita berarti dia berbalik masuk garis keturunan ular, bukan lagi
garis keturunan perempuan. Ini jangan sampai terjadi dalam diri kita. Kita
harus dibersihkan dan dibenahi lewat pekerjaan Firman Pengajaran.
Mereka
menyebut dirinya orang Yahudi padahal jemaat iblis siapa orang Yahudi sejati.
Roma 2:28-29
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang
lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan
secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak
nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan
secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari
Allah.
Contohnya
Natanael dipuji oleh Tuhan Yesus sebagai Israel sejati.
Yohanes 1:46-47
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu
yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan
lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang
dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!"
Filipus
ini hamba Tuhan yang sangat bijak, dia tidak suka berdebat. Dari pada berdebat
dengan Natanael lebih baik dia membawa Natanael kepada Tuhan Yesus. Kalau
saudara bersaksi pada orang lain jangan terlibat debat. Kalau saudara terlibat
debat nanti iblis memanfaatkan kesempatan itu. Lebih baik ajak orang itu mendengar
Firman.
Yohanes 1:48
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau
mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil
engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
Ini
bahasa nubuatan yang luar biasa. Apa yang ditunggu Natanael di bawah pohon ara.
Kalau saudara duduk di bawah pohon durian apa yang saudara tunggu? Tentu buah
durian. Ternyata buah ara yang lezat itu yang dinikmati oleh Natanael. Yang
datang adalah buah ara teena itulah
buah ara yang paling enak itulah pemberian Yesus.
Yohanes 1:51
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat
Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Tuhan
tidak memberikan kepadanya buah ara yang pagim
atau bekurat, tetapi Tuhan berikan
buah ara yang ketiga yaitu teena yang
paling manis. Dia melihat Sorga dan itu diperlihatkan oleh Yesus. Dia melihat
malaikat turun naik. Turun itu pengalaman mati dan naik itu pengalaman bangkit.
Buah
ara yang namanya gagim itu
memang baik. Itu dipakai menutup bisul supaya keluar nanahnya. Itu yang
digunakan Yesaya untuk menyembuhkan bisul dari raja Hizkia.
Kita sebagai
anak Tuhan mau ke mana, saya menjadi hamba Tuhan mau ke mana. Jangan sampai
peras keringat tetapi hasilnya nanti kosong. Jangan sampai kita masuk dalam 3,5
tahun aniaya antikristus. Saya rindu masuk dalam penyingkiran dan hatiku rindu
sebagai gembala agar sidang jemaat masuk pada penyingkiran.
Saya
tidak tega melihat anak isteriku masuk dalam aniaya antikristus selama 3,5
tahun. Saya tidak tega melihat sidang jemaat masuk ke sana. Ayo kita jangan
menjadi penyebar fitnah, jadilah kita Yahudi sejati, bukan jemaat iblis! Itu
sebabnya ketika mendengarkan sesuatu yang belum jelas, kita pikirkan baik-baik
dulu. Jangan kita malah menjadi jembatan untuk menyebarkan luaskan lagi.
Matius 12:34-37
12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah
kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati.
12:35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik
dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang
jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia
yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,
dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Pohonnya
adalah hati dan buahnya itu ucapan mulut kita. Kalau ucapan mulut kita ada
hubungannya dengan kebenaran berarti hatinya adalah pohon yang benar. Itu yang
Tuhan rindu dan dambakan ada pada kita. Jadilah kita benar-benar jemaat Kristus
yang sejati. Kalau saudara seperti itu maka hubunganmu dengan Sorga menjadi
sangat elok dan mesra.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar