Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Tahun
2017 kita beri nama :
“TAHUN KEGERAKAN KEMULIAAN FIRMAN PENGAJARAN”
Matius 2:5-6
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di
tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau
sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan
umat-Ku Israel."
Yerusalem
di dalam pengajaran Yesaya pasal 2 dan Mikha pasal 4, mereka adalah orang yang
memiliki Firman pengajaran. Tetapi sangat disayangkan atau sesuatu yang sangat
disesali, meraka memiliki Firman tetapi tidak mau datang untuk menyembah. Justru
yang jauh itu yang datang menyembah.
Ini
pelajaran buat kita. Jangan sampai hanya mulut kita yang berkata “saya punya
Firman, saya pegang Firman”. Tetapi bukan hanya sebatas itu yang Tuhan
inginkan. Bukti kita memiliki Firman pengajaran, datanglah menyembah, artinya
berilah hidupmu menyerah kepada Tuhan. Memiliki Firman tanpa penyerahan
sepenuh, nanti itu akan menjadi masalah. Masalahnya apa? Masalahnya tentu akan dituntut banyak.
Kalau
saya mengatakan memiliki Firman tetapi tidak mau datang menyembah Tuhan, alias
tidak ada penyerahan diri kepada Tuhan, itu sama dengan mendustai diriku
sendiri. Itu sebabnya milikilah Firman pengajaran bagaikan Yerusalem yang
memiliki Firman pengajaran. Itu sudah menjadi tanda awal, kemudian langkah
kedua datanglah menyembah. Artinya biarlah dalam kehidupan saudara ada minat
untuk menyerahkan diri kepada Tuhan.
Untuk
menyembah berarti merendahkan diri serendah-rendahnya. Sebab bahasa para imam
dan para ahli Taurat dalam Matius 2:6, mereka menyebut Betlehem. Mereka tahu
Firman, mengerti Firman dan menunjuk alamat. Sama dengan kebanyakan orang
Kristen, mereka tahu Firman dan tunjuk alamat tetapi tidak mau datang kepada
alamat itu. Itukan ironis.
Betlehem
ini terkecil, artinya kalau kita tahu Firman dan kita tunjuk alamat Firman itu
yaitu Betlehem yang terkecil, berarti kita bawa diri kita sebagai orang yang
terkecil. Kita harus merasa diri kita hina dan terkecil. Itu bukti kita tahu
Firman dan tunjuk Firman serta kita ada dalam praktek. Apa gunanya kita tahu
Firman lalu tunjuk alamat tetapi prakteknya kita sombong. Ini lebih dahulu
bagiku, apakah ada bukti kerendahan hati di dalam nikah sebagai suami terhadap
isteri, juga isteri terhadap suami. Sebagai gembala apakah ada bukti kerendahan
hati di tengah-tengah sidang jemaat. Kalau benar ada kerendahan hati maka kita bukan
hanya sekedar menjadi papan penunjuk jalan, kita ada dalam perjalanan menuju ke Yerusalem Baru.
Begitu
kita masuk dalam praktek Firman menjadi kecil dan hina maka kemuliaan Tuhan itu
pasti akan nyata.
Mikha 5:1
5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang
terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang
yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak
dahulu kala.
Memang
Betlehem yang terkecil, tetapi begitu Pemimpin dan Gembala itu tampil, yaitu Tuhan
Yesus maka dia berubah status, tidak lagi yang terkecil.
Matius 2:5-6
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di
tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau
sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan
umat-Ku Israel."
Mengapa
dia tidak lagi menjadi yang terkecil? Sebab ada pemimpin, ada gembala. Jadi
peran gembala ini untuk mengangkat orang yang merendahkan diri untuk diangkat
lebih tinggi. Jadi peran Tuhan Yesus mencari manusia yang hina yang ada dalam
dosa untuk diangkat. Menjadi besar bukan karena dirinya tetapi karena ada
Firman yang hidup itu di dalam jabatan gembala dan pemimpin itu.
Yesaya 60:22
60:22 Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar,
dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan
melaksanakannya dengan segera pada waktunya.
Ketika
disebutkan “Engkau Betlehem kecil”, itu hanya disebutkan oleh para ahli Taurat
dan imam tetapi mereka sendiri sombong dan tidak mau merendahkan diri sujud
pada Pemimpin dan Gembala itu. Bagi yang mau sujud, yang mau datang dan
menyadari bahwa dia itu kecil dan hina tetapi punya Firman. Maka yang kecil ini
menjadi kaum yang besar. Yang lemah menjadi kuat.
Sekali
lagi ini karena peran hadirnya pemimpin dan gembala. Dalam hal ini Yesus adalah
Pemimpin, Yesus adalah Gembala. Dalam injil Yohanes pasal 5, yang paling hina
itulah yang lumpuh 38 tahun. Tuhan Yesus tampil di sana mengangkat yang paling
hina ini dan mencengangkan masyarakat di situ. Berarti kemuliaan Firman menjadi
nyata di sana oleh peran pemimpin dan gembala.
Tahun
ini adalah tahun kegerakan kemuliaan Firman. Itu bisa kita raih asalkan kita
merasa diri kita kecil dan hina. Kalau kita merasa diri seperti itu maka ketika
kita dikecilkan, dihina dan dinista kita harus sadar memang kita kecil dan hina.
Maka tidak ada lagi perasaan “aku tersinggung” karena memang sudah ada pada
kondisi itu. Tetapi orang yang mengatakan kita hina, dia tidak melihat bahwa ada tangan yang akan mengangkat kita.
Biarlah
kita menyadari bahwa kita kecil dan hina kalau kita mau melihat kemuliaan
Firman. Mungkin belum kita alami di bulan Januari atau di pertengahan tahun,
mungkin kita petik di ujung tahun, semuanya Tuhan yang tahu.
Matius 23:12
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Yakobus 4:6
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada
kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang
orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Orang
congkak ini punya Firman, tunjuk alamat, tetapi tidak dalam praktek.
Yakobus 4:7
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah
Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Jadi
yang bisa melawan iblis dan iblis dikalahkan adalah orang yang merendahkan diri yaitu tunduk kepada Tuhan. Inilah
orang yang ditakuti oleh iblis. Orang seperti itu ada wibawa Kristus. Jangan
kita melawan iblis malah kita yang lari, itukan terbalik. Mengapa kita bisa
lari pontang panting? Karena kita tidak datang dan merendahkan diri kepada
Tuhan, tahu Firman tetapi tidak ada dalam praktek.
Orang
yang dari jauh yang datang menyembah Tuhan. Siapa yang memimpin mereka?
Bintangnya Tuhan Yesus yang menuntun mereka. Lebih dahulu untuk saya, apakah
saya ini bintangnya Tuhan atau hanya bintangnya organisasi. Tidak ada
manfaatnya kalau disebut bintangnya manusia atau bintangnya organisasi. Bintangnya
Tuhan itu yang akan menghentar orang, walaupun jauh dia akan datang menyembah.
Bintangnya
Tuhan itu
perlu satu dengan Firman Allah, itu sebabnya mereka harus datang dulu ke Yerusalem untuk diisi dengan
Firman, setelah itu baru lengkap.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan
memencarkan kilat-Nya,
Awan
juga berbicara tentang hamba Tuhan. Itu sama dengan bicara bintang. Ketika
kilat dilihat, ada rangsangan tersendiri. Kita lihat pelayan-pelayan Tuhan
yang bagaikan kilat
memancar dalam memberitakan Firman. Itu sudah dinubuatkan oleh bapak Pdt. Pong
Dongalemba bahwa kelak akan melihat pelayanan yang bagaikan kilat. Mengapa bisa
seperti itu? Karena hamba Tuhan ini ada muatan air.
Kalau
memperhatikan kilat ini maka hasilnya positif. Kalau tidak maka pentung yang
dia pasti
terima.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang
diperintahkan-Nya.
Pelayan
Tuhan yang ada muatan air, itu diperintah oleh Tuhan. Bukannya awan yang tanpa
air yang ditiup oleh angin ke sana kemari, tidak jelas pegangannya. Banyak
pelayanan yang ditiup angin pengajaran permainan palsu manusia.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Angin
itu biarpun lubang kecil bisa masuk. Kalau kita berdiri di depan lubang itu
bisa lekas kembung perut.
Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk
menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.
Dalam
Maleakhi pasal 4 ada perbaikan hati antara bapak dan anak sehingga Tuhan
mengatakan “jangan sampai Aku datang memukul bumi”.
Di
sisi yang kedua ada kasih setia, ini nuansa nikah. Kasih setia itu harus
mewarnai nikah kita untuk masuk dalam nikah yang rohani. Jadi kilat yang
menyambar ke sana kemari adalah untuk menghimpun yang akan dibawa pada kasih setia untuk masuk
dalam persekutuan dengan Kepala.
Kilat
itu memancar dari timur ke barat. Mengapa dikatakan dari timur? Sebab bintang
itu terlihat di sebelah timur. Itu juga identik dengan awan yang dimuati dengan air.
Dalam
pengajaran Tabernakel sebelah timur itu adalah pintu gerbang Tabernakel. Kita
mau dibawa ke sebelah barat yaitu ruangan maha suci. Jadi kilat yang
memancar-mancar di seluruh alam ini adalah untuk membawa kita ke barat, masuk
dalam ruangan maha suci menjadi Mempelai Wanita Tuhan, untuk berada dalam
lingkup kasih setia. Bukannya untuk dipentung.
Pentung
itu hanya untuk orang yang mengabaikan ketukan pintu dari kekasih itu. Akhirnya
seledangnya dirampas dan dia dipukuli oleh peronda malam. Sekarang ini tangan
Mempelai Laki-laki Sorga sedang mengetuk pintu hati saudara, segera buka. Jangan
sampai Dia menarik tanganNya kemudian pergi.
Kidung Agung 5:2
5:2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah,
kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku,
idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun
malam!"
Ini
bahasa romantis, itu sebabnya Kabar Mempelai ini nuansanya romantis. Sebenarnya
rohani kita harus romantis dengan kekasih
kita di Sorga secara rohani, jangan daging. Yang seringkali yang dipraktekkan
yang daging, itu nafsu!
Kidung Agung 5:3
5:3 "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan
mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya
pula?"
Baju
sudah ditanggalkan berarti merasa sudah selesai bekerja, sudah cukup dia
melayani. Kaki berbicara pendirian, di sini pendiriannya salah.
Kidung Agung 5:4-5
5:4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang
pintu, berdebar-debarlah hatiku.
5:5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku,
tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan
kancing pintu.
Tangan
bertetesan mur, artinya dia merasa pelayanannya sudah dalam tanda derita
sengsar.
Kidung Agung 5:6
5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah
pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak
kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
Ini
sama seperti dalam Amsal.
Amsal 1:24-25
1:24 Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil,
dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
1:25 bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau
menerima teguranku,
Kidung Agung 5:7
5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku,
dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.
Jangan
kita seperti ini. Biarlah kasih setia mewarnai pengiringanmu kepada Tuhan.
Selendang itu untuk menutupi leher, dirampas berarti putus hubungan dengan
kepala.
Kidung Agung 5:8
5:8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu
menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa
sakit asmara aku!
Dia
baru mau mengatakan sakit asmara tetapi sudah terlambat. Sekarang katakanlah
“Tuhan, saya mengasihi Engkau”. Jangan tunggu sudah luka kena pentung baru mau
bicara mengasihi Tuhan.
Ini adalah
lawatan Tuhan kepada kita. Jangan sampai kita punya Firman, tahu alamat tetapi
tidak mau datang merendahkan diri di hadapan Tuhan. Jangan kita tampil hebat
seperti tidak ada salah apa-apa padahal kita ini orang yang paling hina. Orang
yang merasa dirinya paling hina dan wajar dihinakan adalah orang yang akan
melihat kegerakan Firman pengajaran dalam kemuliaannya.
Kita
sudah temukan Yerusalem, kita sudah tahu di mana Yesus, Firman yang menjadi
daging dibaringkan yaitu di Betlehem. Betlehem bukan lagi yang terkecil sebab
sudah tampil pemimpin dan gembala. Pemimpin dan gembala sudah menjadi satu dan
tidak dapat dipisahkan.
Yohanes 5:5-7
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan
tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia
kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan,
tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai
goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun
mendahului aku."
Masalah
yang membuat dia selalu gagal adalah tidak ada pemimpin yang bisa menolong dia sehingga dia tetap lumpuh.
Yohanes 5:8
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah
tilammu dan berjalanlah."
Pemimpin
sekaligus gembala itu, pekerjaan utamanya menekankan soal tilam. Tilam bicara
nikah. Tilam diangkat artinya “hargai nikahmu”. Untuk melihat kemuliaan, awal
koreksi itu dilakukan di dalam wilayah nikah.
Yohanes 2:11
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea,
sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan
kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Tanda
kemuliaan Tuhan itu awalnya di dalam nikah. Seberat apapun kalau suami isteri
mau memikul bersama maka kemuliaan Tuhan akan ada.
Kami
ini utusan Tuhan Yesus. Yesus berkata “sebagaimana Bapa mengutus Aku, demikian
juga Aku mengutus kamu”. Jadi di mana orientasi Tuhan Yesus bekerja, di situ
kita harus berada. Kalau saya sendiri sebagai gembala tidak menghargai nikahku,
di mana Shekina Gloria itu. Tidak akan mungkin bisa duduk bersanding dengan
Tuhan Yesus dalam kemuliaan yang tidak ada taranya. Makanya saya harus bicara
karena poinnya di situ.
Kalau
saya ingin melihat kemuliaan, maka saya harus memiliki Firman, tunjuk alamatnya
dan saya juga harus ada di sana. Jangan hanya punya Firman, tunjuk alamat
tetapi sendiri tidak mau merendahkan diri. Saya tidak mau seperti calo di terminal, mengajak orang naik kendaraan
tetapi dia sendiri tetap di terminal.
Seperti
anjing menjilat kaki tuannya dan seperti isteri menyerah sepenuh kepada suaminya,
itulah yang namanya menyembah. Ada bukti gereja Tuhan yang menyerah sepenuh
kepada suaminya.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Di
selubungi oleh matahari berarti diselubungi oleh kasih Bapa. Dia berdiri di
atas bulan berarti berdiri di atas dasar Korban Kristus. Di atas kepalanya ada
dua belas bintang, menunjuk ada di bawah pimpinan hamba Tuhan dalam urapan Roh
Kudus.
Wahyu 12:2
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan
penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Ini
bukti dia menyerah sepenuhnya kepada Tuhan yaitu dia mengandung. Ada
penderitaan dan kesakitan untuk mewujudkan Firman Tuhan dalam diri kita. Lebih
baik kita menderita dan kesakitan seperti ini daripada masuk dalam 3,5 tahun
aniaya antikristus. Kalau tidak tahan dengan siksaan lalu terjadi penyangkalan
maka bersekutu
dengan antikristus dan
setelah Tuhan datang orang itu masuk neraka selamanya.
Contoh
dalam Alkitab, seorang pemimpin yang mengaku dia kecil.
Hakim-hakim 6:15
6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku,
dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang
paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di
antara kaum keluargaku."
Gideon
ini ada dalam kategori yang paling kecil. Sekalipun dia ada dari kaum yang
paling kecil, tetapi dia masih punya gandum. Saat itu bangsa Israel melarat
karena dijajah oleh tiga bangsa yaitu bangsa Midian, Amalek dan orang-orang
dari sebelah timur.
Hakim-hakim 6:6
6:6 sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh
perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.
Dalam
keadaan melarat seperti itu, kehidupan yang berasal dari kaum yang paling kecil
itu yaitu Gideon, masih punya gandum, berarti masih punya Firman. Ketika
Malaikat datang, dia sedang mengirik gandum di tempat yang tersembunyi.
Ada
tiga bangsa yang menyerang mereka saat itu:
1.
Midian
Artinya berbantah-bantah.
Supaya jangan ada kemelaratan pada saudara maka jangan tumbuh kembangkan roh berbantah-bantah. Jangan semai
roh perbantahan, yang Tuhan inginkan adalah kerukunan.
2.
Amalek
Bangasa ini suka
berperang, tidak cinta damai. Yang sebenarnya harus kita perangi adalah dosa.
Mungkin sekarang kita kelihatan damai tetapi tidak memerangi dosa, ini juga
tidak ada artinya. Itu yang seringkali membuat kita babak belur.
3.
Orang
dari sebelah timur
Yesaya 2:6
2:6
Sungguh, telah Kaubuang umat-Mu, yakni kaum keturunan Yakub, sebab di mana-mana
mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir seperti orang Filistin,
dan orang-orang asing di antara mereka terlalu banyak.
Orang yang dari timur
yang bergabung dengan Amalek dan Midian ini adalah tukang tenung, tukang sihir
dan orang asing, artinya kekafiran. Secara utuh ini ada pada mereka.
Ini
yang harus kita waspadai di akhir zaman ini. Makanya jadilah kecil supaya kita
terhindar dari roh suka berbantah-bantah, roh suka berperang dan roh sihir
serta penuh
kekafiran.
Kita
akan melihat kemuliaan Firman. Jangan kita ukur dengan kemuliaan dunia, itu
yang dikejar oleh orang dunia dan sifatnya sementara atau fana. Kemuliaan
Firman itu yang dikejar oleh orang yang rohani yang sifatnya kekal.
Biarlah
saudara ada dalam penggembalaan, ada dalam kepemimpinan yang benar-benar
mengarahkan saudara pada kemuliaan yang disebut kemuliaan nikah yang rohani.
Betapa mulianya kemuliaan nikah yang rohani yang tidak bisa dikatakan dengan
kata-kata manusia yang memang terbatas. Kiranya itu yang menjadi dambaan saya
dan saudara.
Di
tengah kegelapan
malam ini kiranya kita
menjadi seperti 5 anak dara yang bijak, berarti pelitanya tetap menyala dan
tidak redup untuk menyongsong Mempelai Laki-laki Anak Domba Allah. Itulah yang
Tuhan rindukan.
Tuhan
justru tertarik dengan yang kecil.
Ulangan 7:7
7:7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa
mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah
kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --
Mempelai
Laki-laki Sorga akan terpikat kepada kita kalau kita merasa kecil dan hina.
Maka kemuliaan Tuhan akan menjadi bagian saudara. Kita akan diselubungi dengan matahari,
berdiri di atas bulan dan di atas kepalanya ada mahkota dari 12 bintang.
Malam
ini kita mau melangkah pada jam 12, biarlah kita ada pada langkah yang benar.
Biarlah kita merindukan kemuliaan Tuhan. Jangan sampai kami gugur di tahun 2017. Kami rindu menikmati kemuliaan
kegerakan Firman pengajaran.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar