Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Matius 9:14-17
9:14 Kemudian
datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan
orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
9:15
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki
berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang
mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
9:16 Tidak
seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua,
karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin
besarlah koyaknya.
9:17 Begitu pula
anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika
demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu
pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru
pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Di
sini ditekankan bagaimana puasa itu diarahkan bukan kerugian tetapi keuntungan.
Sebab kalau kain lama ditambal kain baru itu kerugian, kirbat lama diisi air
anggur baru itu juga kerugian. Tetapi dalam catatan Firman Tuhan ini, Tuhan
mengajar kepada kita. Ketika kita niat
untuk puasa maka tekad kita bukan kerugian tetapi keuntungan. Bagaimana mencegah
jangan sampai kerugian terjadi, dengan melaksanakan
puasa yang benar, supaya kita meraih keberuntungan.
Itu
sebabnya Tuhan arahkan pada dua hal yang mudah dipahami.
1.
Kain lama jangan ditambal dengan kain baru.
Yesaya
64:6
64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu
seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh
angin.
Di sebut saleh tetapi kotor.
Nampaknya saleh tetapi kotor, nampaknya beribadah tetapi kotor. Itulah pakaian
dari daun ara, seperti ini keadaannya. Dalam situasi seperti ini, apakah ini
kita pertahankan atau kita mau menerima yang baru? Kalau menerima yang baru
lalu yang lama kita pertahankan berarti siap menerima kerugian. Ini yang Tuhan
tidak mau. Ada aktivitas
saleh, berarti beribadah tetapi kain kotor, kain lara.
Manusia pada umumnya memang suka sekali hal-hal yang
baru. Walaupun itu model tahun kuno tetapi kalau muncul sekarang itu dianggap
baru dan diminati lagi. Tuhan tidak mau seperti itu. Tuhan mau mendrop kepada
kita yang baru, sebab tidak ada yang baru dalam diri manusia. Menurut
Pengkhotbah tidak ada yang baru di dunia ini.
Kalau menerima yang baru dari
Tuhan kemudian mempertahankan yang lama berarti siap menerima kerugian bukan keuntungan. Tetapi kalau menerima yang baru dan
membuang yang lama berarti kita siap menerima keuntungan. Keberuntungan yang
paling besar justru kita temukan dalam ibadah, dalam kesalehan ini.
I
Timotius 6:5-6
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi
berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah
suatu sumber keuntungan.
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar.
Ini percekcokan tetapi di dalam
ibadah. Ini orang beribadah tetapi mengira ibadah itu suatu sumber keuntungan,
berarti ini pakaian lama tetapi beribadah. Ini jangan sampai terjadi dalam
kehidupan kita. Pakaian lara ini begitu kuat rohnya mengejar kita. Bagaimana
untuk bisa menerima yang baru? Yang lama ini harus dicukur habis semuanya.
Jadi kesalehan yang disebut dalam
Yesaya 64:6 itu adalah ibadah. Ibadah itu ada kuasanya. Tetapi yang terjadi
malah kerugian. Padahal Tuhan punya rencana dan itu kerinduan hati Tuhan bahwa
ibadah itu ada keuntungan. Memang ibadah kalau disertai rasa cukup memberikan
untung besar. Apa yang besar yang harus kita terima? Firman pengajaran begitu
besar, Roh Kudus begitu besar. Dua sayap burung nazar itu yang Tuhan janjikan
bagi orang yang beribadah dan berpuasa benar, itulah Firman pengajaran yang sehat dan Roh Kudus yang akan
menerbangkan kita ke padang gurun jauh dari mata ular.
Yang Tuhan angkat pertama adalah
pesoalan pakaian karena pakaian ini adalah pokok masalah pertama setelah
manusia jatuh dalam dosa. Jadi pakaian yang disebut lara sekalipun sudah
beribadah, itu sama dengan belum teratasi pokok masalah. Beribadah tetapi belum
teratasi. Jika mau teratasi maka Kejadian 3:21 harus kita terima.
Kejadian
3:21
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit
binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada
mereka.
Jadi kehadiran Tuhan sampai
menggusur pakaian lama ini dan diganti dengan kulit binatang. Kehadiran Tuhan
bukan menambah masalah. Hanya kita yang seringkali tidak mau keluar dari
masalah karena mempertahankan keberadaan manusia kita dan tidak mau menerima
kulit/ kebenaran Allah. Itu
sama dengan menambah masalah. Kehancuran yang kita terima bukan keberuntungan.
Itu sebabnya dalam doa puasa yang
utama harus kita urai adalah kita buka tali yang mengikat kita yaitu
pakaian-pakaian usang, pakaian-pakaian lama. Sebelum rasul Paulus menulis
tentang puasa, dia menulis dulu tentang penderitaan. Dan setelah berbicara
tentang puasa penderitaannya juga luar biasa. Jadi untuk apa puasa? Untuk
mengurai penderitaan di atas dan mengurai penderitaan yang di bawah.
II
Korintus 6:5
6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan
kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
Sudah didera, dalam penjara,
kerusuhan dan berjerih lelah, kalau kita tentu berkata “sudahlah berpuasa,
sudah menderita lalu masih
menderita lagi!”.
II
Korintus 6:7-8
6:7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah;
dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk
membela
6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat
atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,
Inilah kehidupan kami hamba
Tuhan, berat!
Jangan sampai kulit binatang yang
diberikan kepada kita menjadi busana, kita tanggalkan kembali. Mungkin tidak
ditanggalkan kembali tetapi kain lara ada terus lengket dalam hidup kita. Ini
yang tidak bisa terjadi. Makanya dalam puasa Tuhan bicara tentang pakaian.
Karena pakaian ini yang akan mengganggu. Pakaian ini menunjuk perilaku hidup,
kelakuan, solah tingkah kita. Itu pakaian yang nampak keluar. Kemudian kirbat
itu ke dalam. Jadi kesaksian keluar maupun kesaksian ke dalam harus sama-sama
baru. Ini memang pergumulan kita sekarang. Kita belum bisa mengekspresikan yang
baru keluar dan belum bisa mengekspresikan yang baru ke dalam, masih tambal
sulam. Caranya untuk membersihkan lewat doa puasa.
Jadi puasa di sini tidak semata
dikategorikan supaya kita mendapat berkat-berkat yang sifatnya lahiriah.
Misalnya mendapat lahan untuk membangun gereja bagi hamba Tuhan. Itu
boleh-boleh saja. Tetapi biarpun saya mendapat lahan berhekto are membangun
gereja apakah itu menjamin saya berhasil masuk
rencana Allah? Itu tidak menjamin.
Masalah manusia pertama adalah
soal pakaian.
Kejadian
3:7
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka
tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat
cawat.
Padahal dalam Kejadian 2:25
mereka telanjang tetapi tidak malu.
Kejadian
2:25
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya
itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Mengapa nanti jatuh dalam dosa
baru mereka malu.
Kejadian
3:8
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah,
yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah
manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam
taman.
Kadang kita anak Tuhan dan hamba
Tuhan tahu sudah salah tetapi mau bersembunyi di antara ayat-ayat Firman, di
rimba ayat-ayat Firman, bersembunyi di dalam pasal 1 ayat 2, padahal sudah
salah. Perlindungan seperti itu tidak menjamin dia aman karena dia
salah.
Kejadian
3:9
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan
berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Kehadiran Tuhan bukan untuk
menambah masalah mereka tetapi untuk menyelesaikan masalah. Soal puasa inilah
yang dipertanyakan murid-murid Yohanes Pembaptis. Sementara guru mereka yaitu
Yohanes Pembaptis adalah sahabat Mempelai. Makanya Tuhan Yesus bicara soal
Mempelai supaya mereka ingat.
Di sinilah rancunya umat Tuhan. Mari
kita sambut kehadiran Tuhan bukan untuk menambah masalah tetapi untuk
menyelesaikan masalah. Hanya kita umat Tuhan ini ketika datang beribadah, dan mendengar
Firman Tuhan tetapi sayangnya tidak membuang yang lama. Akibatnya masalah malah
bertambah.
Jangankan jemaat, hamba Tuhan
senior yaitu rasul Petrus dua kali disebutkan tidak berpakaian alias telanjang.
Kisah
Para Rasul 12:8 (Terjemaan Lama)
12:8 Maka kata malaekat itu kepadanya, "Ikatlah
pinggangmu, pakailah kasutmu!" Lalu diperbuatnyalah demikian. Maka katanya
kepadanya, "Pakailah pakaianmu, ikutlah aku!"
Berarti dia tidak berpakaian, dia
telanjang. Apa penyebabnya? Sebab dia dibelenggu oleh Herodes. Mengapa
dibelenggu oleh Herodes? Sebab ketika Herodes menangkap dan membunuh Yakobus,
orang Yahudi senang. Maka Herodes menangkap Petrus. Petrus yang dibelenggu Herodes, besoknya mau
dipancung, mestinya dia sembayang dan memuja memuji Tuhan tetapi justru tidur dalam penjara. Mengapa
Petrus telanjang? Karena rohaninya sudah merosot, tidak ada roh sembayang lagi.
Padahal tugas Petrus sebagai hamba Tuhan tidak boleh dia lalaikan.
Kisah
Para Rasul 6:4
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran
dalam doa dan pelayanan Firman."
Tidak bisa lagi memusatkan diri
karena dibelenggu. Kita lihat saja, kehidupan yang doanya sudah kandas, penyembahannya
sudah merosot atau sudah menurun, itu berarti tangan Herodes sudah memegang dia
yang akan mengakibatkan telanjang. Kalau
pakaian sudah tidak ada, mau ditambal bagaimana lagi. Kalau pakaian ada itu
untuk dipakai.
Yang sebenarnya ketelanjangan
Petrus yang pertama ada dalam Yohanes pasal 21.
Yohanes
21:7
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada
Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan,
maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke
dalam danau.
Secara jasmani ini berarti
telanjang. Secara rohani dia sudah tidak lagi rohani. Apa penyebabnya? Sebab
rohaninya undur, dia kembali pada profesi lama, kembali menangkap ikan dan 6 kawannya
ikut terseret. Bayangkan pengaruh Petrus ini besar sekali, sehingga dia bisa
menyeret 6 kawannya.
Kehadiran Yesus bukan menambah
masalah tetapi menyelesaikan masalah. Kehadiran
Malaikat kepada Petrus dalam Kisah Para Rasul pasal 12 bukan untuk menambah masalah tetapi
menyelesaikan masalah. Itu sebabnya dalam pergumulan doa puasa ini saya percaya
Tuhan hadir dan bukan untuk menambah masalah tetapi untuk melepaskan kita dari
masalah. Termasuk belenggu sakit penyakit dibebaskan oleh Tuhan. Termasuk masalah
dalam nikah, jika benar kita menyambut yang baru maka masalah itu diselesaikan
oleh Tuhan karena Tuhan datang untuk menolong kita.
Apa yang dilakukan Tuhan untuk
kita adalah persoalan tentang pakaian. Sejak manusia jatuh dalam dosa
persoalannya tentang pakaian. Kemudian begitu bicara Mempelai Wanita juga
bicara pakaian. Berarti Mempelai Wanita tidak boleh telanjang. Jangankan
telanjang, tidak boleh memakai pakaian tambal sulam. Karena itu sudah tidak
tambal sulam maka pakaian lenan halus yang berkilau-kilauan itu tidak tambal
sulam. Ini semua diajarkan Yesus ketika
ditanya soal puasa.
Terima kasih Tuhan untuk lawatan
Tuhan yang begitu indah dalam perjalanan kita sudah tidak lama lagi. Lihat saja
perjanjian baru, Injil Matius bicara kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang
pertama, Wahyu bicara kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua. Kita ini
sudah 2000 tahun, berarti sudah bicara Wahyu pasal 22. Olehnya kita tidak boleh
membuang-buang waktu. Sudah harus dominan dalam mempersiapkan diri sehingga
ketika menggelegar suara dari sorga “Aku datang segera” kita bisa menjawab
“datanglah Tuhan Yesus” karena kita sudah memiliki pakaian baru, tidak
terlambat.
2.
Yang kedua bagaikan kirbat
Pemazmur berkata “aku seperti
kirbat yang diasapi”.
Mazmur
119:83
119:83 Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang
diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan.
Jika ada asap, apa yang lebih
dahulu tersentuh dari dirimu kalau ada asap, organ tubuh apa dari tubuhmu yang
merasa bahwa ada asap masuk dalam tubuhmu. Matamu! Kalau ada asap maka derai
air mata luar biasa. Kadang kita tidak mau seperti kirbat yang diasapi, kita menolak.
Kirbat itu memang harus diasapi
supaya pori-pori kulit itu tetutup. Biasanya kirbat itu tidak hanya satu tetapi
dibuat kembar. Itulah kantong yang diisi air anggur. Kalau kembar 2 itu berarti
nikah. Jika kembar 2 sudah jelas arahnya dua
menjadi satu. Makanya yang disebutkan di sini bukan kantong air tetapi kantong
yang diisi anggur karena anggur ini ada hubungannya dengan pesta nikah.
Ternyata doa puasa kita siang ini
yang dihubungkan dengan kirbat, ingat kita mau didorong untuk dua menjadi satu.
Makanya dalam pertanyaan soal puasa itu Yesus langsung menampilkan dirinya
sebagai Mempelai. Maksud pertanyaan yang mereka
peroleh jawaban justru penampilan
mempelai.
Yang mengganggu sehingga kita tidak
bisa mewarisi apa yang dijanji oleh Tuhan, itu harus segera keluar. Keluar
bersama dengan sekantong air, sekirbat air.
Kejadian
21:14
21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil
roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan
itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu
pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ini akan mengganggu Ishak nanti.
Ishak itu pewaris, ini akan mengusik eksistensi Ishak nantinya. Mereka diusir
dengan kirbat air. Apa gunanya kirbat tetapi kehadiran kita malah mengganggu
warisan sehingga tidak memperoleh warisan. Itu sebabnya harus keluar sekaligus dengan
kirbat.
Saya mau katakan banyak orang
punya kirbat tetapi lepas dari warisan. Sebagai hamba Tuhan saya tidak ingin
gereja Tuhan di sini lepas dari warisan. Kirbat harus terkait dengan warisan.
Apa gunanya ada kirbat tetapi tidak terkait dengan warisan. Kita diberikan
Tuhan warisan, tetapi harus ada kirbat. Kirbat harus terkait dengan warisan,
bukan kirbat yang diisi dengan lain-lain persoalan.
Bersyeba artinya janji. Sumur
Bersyeba berarti sumur janji.
Kita harus waspada hari-hari
terakhir ini. Ada kirbat, tetapi harus kita jaga keberadaan. Jangan sampai
anggur baru kita taruh di kirbat yang lama. Kirbat yang lama inilah yang tidak
ada hubungannya dengan warisan. Makanya kirbat lama itu harus keluar dan ambil kirbat baru lalu diisi
air anggur yang baru. Kalau pertahankan kirbat lama, tidak akan jadi. Malah
kerugian besar yang akan dialami gereja Tuhan. Sebabnya dalam perjalanan hidup
ini kita membutuhkan nasihat-nasihat Tuhan lewat Firman Tuhan.
Kita lihat lagi kirbat yang
isinya penuh penipuan.
Yosua
9:4
9:4 maka mereka pun bertindak dengan memakai akal:
mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk
dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek
dan dijahit kembali,
Kirbat ini adalah kirbat orang
Gibeon, mereka berupaya menipu Yosua. Mereka pura-pura
menggabung dengan Yosua. Ini repot dan berbahaya. Kirbanya robek kemudian
dijahit kembali. Berarti mereka mahir memperbaiki tetapi memperbaiki dengan
akal mereka bukan dengan cara Firman. Ini yang terjadi dalam kehidupan gereja
Tuhan. Ayo umat Tuhan, Tuhan mempertanyakan kirbatmu dan kirbatku. Apakah
kirbat kita yang sudah buruk, yang sudah robek, yang sudah dijahit kembali? Ini
adalah pekerjaan manusia untuk memperbaiki kirbat, bukan pekerjaan Tuhan.
Karena apa? Karena di dalamnya ada nuansa penipuan.
Banyak gereja yang pergi mencari
jiwa tetapi jiwa dipancing dengan akal-akalan manusia. Manusia itu pasti dekat dengan daging. Begitu
ditawarkan roti langsung mereka terima, apalagi kalau ditawarkan motor. Padahal
itu kirbat buruk! Dan itu banyak terjadi dalam gereja, banyak cara-cara
penyajian untuk memenangkan jiwa supaya mau bergabung dengan mereka.
Saya mau tanya, kapan saya datang
ke rumah saudara lalu berkata “mari
datang gereja nanti saya berikan 9 bahan pokok”. Tidak ada saya datang
membujuk-bujuk. Murni saudara datang karena tertarik pada Firman pengajaran
yang benar. Kalau saudara datang karena dibujuk-bujuk itu berarti bukan kirbat
yang benar. Ini kirbat buruk yang bergentayangan dalam gereja sekarang. Saudara
bisa ada di sini karena tertarik oleh pengajaran.
Kisah
Para Rasul 13:12
13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah
gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.
Dia bukan takjub karena mujizat
tetapi karena ajaran. Karena apa? Karena memang pengajaran itu yang
menyelamatkan.
Yesaya
42:21,4
42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk
memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia;
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak
akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau
mengharapkan pengajarannya.
Kalau ikut Tuhan hanya karena
melihat jasmaninya, itu berarti kita masih jauh panggang dari api. Tetapi kalau
ikut Tuhan karena pengajaran. Maka ini memang orang-orang yang kena seleksi,
orang-orang pilihan Tuhan.
Bukan berarti tidak boleh ada
mujizat jasmani, boleh-boleh saja mujizat jasmani. Tetapi kalau ikut Tuhan
hanya karena itu, itu salah besar.
Tetapi kalau kita tertarik karena persoalan pengajaran, pengajaran
lebih dahulu kita utamakan, kita ini mau disucikan atau tidak. Kalau persoalan
sakit penyakit itu bagi Tuhan kecil.
Kalau kirbat yang pertama
mengganggu soal waris, kirbat kedua penuh dengan penipuan. Karena penipuan ini
membuat kerajaan Saul tidak nyaman. Saul sudah mati tetapi orang-orang Gibeon
masih menuntut anak-anak Saul harus digantung dan benar mereka digantung. Saul
memang salah kepada anak mantunya yaitu Daud. Tetapi kemudian Saul lupa janji
Yosua kepada orang-orang Gibeon ini untuk dijaga dan dipelihara. Saul tidak
melakukannya, kemudian satu saat Saul berusaha memberantas orang Gibeon.
Setelah Saul dan Yonatan mati, orang-orang Gibeon menuntut anak-anak Saul harus
digantung dan dijemur.
Saudara bayangkan, akibat kirbat
buruk ini panjang masalahnya. Jangan biarkan kirbat yang lama, buang itu. Ganti
dengan kirbat baru karena Tuhan ingin
isi dengan air anggur yang baru, diisi dengan suasana nikah
yang baru, nikah yang rohani.
Saul sudah mati, dia tidak tahu
lagi nasib anak cucunya. Tetapi karena tuntutan dari orang-orang Gibeon sehingga
Daud harus penuhi. Yang digantung ini bukan siapa-siapa, ini anak-anak Saul,
berarti ipar-ipar Daud. Daud dengan berat hati melepaskan ipar-iparnya untuk
digantung. Tetapi itulah akibat kirbat buruk. Buanglah kirbat buruk, kalau
tidak kita buang nanti kita dijemur oleh Tuhan, ada sengsara besar di depan
ini.
II
Samuel 21:1
21:1 Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga
tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah
TUHAN: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah
membunuh orang-orang Gibeon."
Ganjaran karena membunuh orang
yang tidak bersalah, harus 3 tahun mereka lapar. Hanya karena hutang darah dari
Saul bapak mertua Daud.
II
Samuel 21:2-10
21:2 Lalu raja memanggil orang-orang Gibeon dan
berkata kepada mereka, -- orang-orang Gibeon itu tidak termasuk orang Israel,
tetapi termasuk sisa-sisa orang Amori dan walaupun orang Israel telah bersumpah
kepada mereka, Saul berikhtiar membasmi mereka dalam kegiatannya untuk
kepentingan orang Israel dan Yehuda, --
21:3 Daud berkata kepada orang-orang Gibeon itu:
"Apakah yang dapat kuperbuat bagimu dan dengan apakah dapat kuadakan
penebusan, supaya kamu memberkati milik pusaka TUHAN?"
21:4 Lalu berkatalah orang-orang Gibeon itu kepadanya:
"Bukanlah perkara emas dan perak urusan kami dengan Saul serta
keluarganya, juga bukanlah urusan kami untuk membunuh seseorang di antara orang
Israel." Tetapi kata Daud: "Apakah yang kamu kehendaki akan kuperbuat
bagimu?"
21:5 Sesudah itu berkatalah mereka kepada raja:
"Dari orang yang hendak membinasakan kami dan yang bermaksud memunahkan kami,
sehingga kami tidak mendapat tempat di mana pun di daerah Israel,
21:6 biarlah diserahkan tujuh orang anaknya laki-laki
kepada kami, supaya kami menggantung mereka di hadapan TUHAN di Gibeon, di
bukit TUHAN." Lalu berkatalah raja: "Aku akan menyerahkan
mereka."
21:7 Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin
Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud
dan Yonatan bin Saul.
21:8 Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa
binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima
anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai,
orang Mehola itu,
21:9 kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan
orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di
hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati
pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai.
21:10 Lalu Rizpa binti Aya mengambil kain karung, dan
membentangkannya bagi dirinya di atas gunung batu, dari permulaan musim menuai
sampai tercurah air dari langit ke atas mayat mereka; ia tidak membiarkan
burung-burung di udara mendatangi mayat mereka pada siang hari, ataupun
binatang-binatang di hutan pada malam hari.
Jadi secara berlarut-larut, mayat terpanggang sinar matahari. Ini
efek kirbat buruk, jadi panjang masalahnya, ribet! Kalau kirbat buruk, ada
penipuan di dalamnya, masalahnya akan berat. Mungkin sekarang orang seperti itu
nyaman-nyaman, tetapi lihat nanti kenyataannya Jika Tuhan sudah harus membalas,
maka akan disaksikan. Semoga saudara dan saya bukan orang yang ditonton tetapi menjadi
penonton.
Jangan hal ini kena kita, itu
sebabnya kita jaga jangan ada kirbat buruk kita pertahankan. Kalau mau menerima
air anggur baru, masuk pada nikah yang rohani, nikah bersama Kristus maka
buanglah kirbat lama. Kirbat
lama itu buruk. Atau mungkin tidak buruk tetapi mengganggu untuk menerima
waris dari Tuhan maka harus dibuang. Ini untuk saya lebih dahulu.
Makin mendalami Firman Allah,
mutiara makin bercahaya. Itu pertanda Tuhan mempedulikan kehidupanku, berarti
mempedulikan kehidupan umat Tuhan. Siang ini coba periksa pakaianmu, perilakumu.
Apakah rela melepaskan yang lama. Kalau
ada kirbat lama, termasuk kirbat buruk itu, akibatnya banyak masalah yang kita
hadapi.
Bayangkan sampai digantung dan
dijemur berapa hari. Sampai musim menuai baru diturunkan. Termasuk cucunya
Saul, tetapi Mefiboset dilindungi oleh Daud sebab dia anak Yonatan. Janji Daud
dan Yonatan begitu kuat, cinta mereka lebih kuat dari cinta seorang wanita.
Di
akhr zaman ini apa yang kita pertahankan sekarang dalam doa puasa ini. Perilaku
kita yang lama maukah saudara hempaskan, kemudian terimalah yang baru. Jangan
kita katakan “saya sudah lahir baru” tetapi kenyataannya masih terseok-seok dengan
perilaku yang lama. Ini adalah sesuatu yang rancu dalam kehidupan gereja Tuhan.
Olehnya
gereja Tuhan mari kita memperhatikan akhir zaman ini. Untuk mencapai
kesempurnaan kita harus melaksanakan doa puasa. Bukan
kerugian
tetapi untuk memetik keuntungan. Ada keuntungan besar yang Tuhan berikan kepada
kita.
Mulai
dari Kejadian sampai Wahyu, hampir tidak ada kitab yang tidak bicara soal
pakaian.
Hosea 2:1
2:1
"Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan
suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara
buah dadanya,
Hosea
ini seorang nabi. Seharusnya
seorang nabi tidak boleh menikah dengan perempuan sundal. Tetapi Tuhan suruh Hosea
menikah dengan perempuan sundal supaya dia merasakan bagaimana Tuhan dikhianati
oleh orang Israel. Bagaimana rasanya dia dikhianati oleh isterinya itu,
begitulah perasaan Tuhan. Jadi saudara bayangkan, hubungan Israel dengan Tuhan
itu bagaikan hubungan suami isteri. Tetapi isterinya mengkhianati Tuhan,
seperti Gomer mengkhianati Hosea.
Hosea 2:2
2:2 supaya
jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia
seperti pada hari dia dilahirkan, membuat dia seperti padang gurun, dan membuat
dia seperti tanah kering, lalu membiarkan dia mati kehausan.
Tuhan
berhak menelanjangi. Masalahnya berkelanjutan panjang kalau sampai Tuhan yang
copot. Lebih baik kita yang copot, jangan Tuhan yang copot. Kalau kita
tanggalkan itu pakaian kotor berarti Tuhan melihat “orang ini benar-benar
memahami Firman, berarti Tuhan
berikan pakaian baru”. Tetapi kalau Tuhan yang tanggalkan berarti waktu sudah
habis, bukan lagi diganti tetapi dipermalukan.
Nabi
Yesaya “tanggalkan kasutmu dan bajumu kemudian berjalan. Demikian Aku akan
berbuat bagi mereka, mereka akan berjalan tanpa kasut, Aku akan mengangkat
pakaianya sehingga kelihatan pantatnya dan kemaluannya”. Tuhan akan
mempermalukan mereka, hal ini jangan sampai terjadi pada kita.
Yesaya 20:1-4
20:1 Pada tahun
ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di Asdod lalu
memerangi dan merebutnya,
20:2 pada waktu
itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: "Pergilah dan
bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,"
lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.
20:3
Berfirmanlah TUHAN: "Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak
berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan
terhadap Etiopia,
20:4 demikianlah
raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia
sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya
kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir.
Ini
terjadi bagi kehidupan yang merong-rong keberadaan Israel, nanti Tuhan
perlakukan seperti itu. Kita tidak usah takut dirongrong, nanti Tuhan
perlakukan mereka seperti ini, kita diam saja.
Ketika
Yesus ada di salib, di sana ada serdadu. Jubah Yesus mereka undi, tetapi
pakaian yang lain dibagi 4. Jubah yang lehernya kuat itu tidak dibagi, cuma
diundi. Yesus hampir-hampir ditelanjangi supaya kita punya pakaian. Makanya
dibagi 4 yaitu kepada keempat penjuru alam dan kita
menerima pembagian itu.
Sebabnya
buanglah pakaian lama, kelakuan kita yang lama. Saya punya kelakuan lama, solah
tingkah yang lama mari kita gusur. Kita izinkan Tuhan “mari berikan saya kulit
binatang” berarti berikan kebenaran Allah kepada hidup ini.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar