Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yehezkiel 12:1-2
12:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:2 "Hai anak manusia, engkau tinggal di
tengah-tengah kaum pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak
melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab
mereka adalah kaum pemberontak.
Bangsa Israel disebut oleh Tuhan yaitu mereka punya mata tetapi tidak
melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar. Apakah Tuhan menciptakan manusia
dulu seperti ini? Tuhan menciptakan manusia sempurna seperti diriNya, punya
mata dan punya telinga. Namun jika melihat penampilan Israel yang dicatatat di
sini, mengapa disebut punya mata tidak melihat, punya telinga tetapi tidak
mendengar? Alasan Tuhan di sini karena mereka adalah kaum pemberontak. Itulah
keadaan Israel. Tuhan melihat mereka mengkondisikan diri sebagai pemberontak,
maka Tuhan sejajarkan dengan onak dan duri, itu tanaman atau tumbuhan. Kemudian
dari sisi makhluk hidup disejejarkan dengan kalajengking.
Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam
dosa, onak dan duri belum ada di atas bumi. Tetapi ketika manusia Adam dan Hawa
jatuh di dalam dosa, maka Tuhan menumbukan duri dan onak di permukaan bumi.
Jadi onak dan duri itu adalah buah dari pada dosa. Kemudian kalau di dalam
Yehezkiel ini juga disejajarkan dengan kalajengking. Alkitab mengatakan sebelum
manusia jatuh dalam dosa belum ada kutuk. Setelah manusia jatuh dalam dosa maka
Tuhan mengutuk bumi. Kalajengking adalah buah dari pada kutuk. Kita bayangkan kehidupan
manusia yang ada di bawah naungan kutuk, kemudian dikatakan ada onak dan duri,
itu buah dosa. Dan Yehezkiel menyebut Israel ini adalah pemberontak. Berarti
mereka ini ada di bawah naungan kutuk dan lebat dengan perbuatan dosa. Sehingga
Tuhan berkata “Yehezkiel jika Aku utus engkau di luar Israel, mereka mudah
menerima engkau”. Perbandingannya, menghadapi Israel yang pemberontak itu berat
sekali dibandingkan menghadapi umat yang bukan Israel.
Kita lihat di sini, kenapa Tuhan
mencap mereka sebagai kaum pemberontak. Mungkin kita yang hadir di sini
mengelak “saya bukan pemberontak”. Boleh kita mengelak, tetapi catatan Firman
Tuhan mengatakan tidak demikian. Kalau orang diluar Israel mudah menerima
Yehezkiel/ tidak berat. Tetapi beratnya
Yehezkiel menghadapi Israel, sebab umat Tuhan kalau berpaling menjadi
pemberontak, itu lebih berat. Dari pada umat yang belum mengenal Tuhan, mereka
pemberontak, jika diperhadapkan dengan Kristus mereka cepat berubah dan
menerima.
Alkitab mengatakan kita pemberontak.
Yesaya 53:5
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh.
700 tahun sebelum kisah Yesus disalib, Yesaya sudah melihat
bahwa Yesus tertikam karena pemberontakan kita. Ketika Adam dan Hawa jatuh di
dalam dosa maka onak dan duri tumbuh, kalajengking adalah lambang kutuk muncul
dan itu semua yang menyusahkan kita manusia. Siapa yang mau kita ada di bawah
naungan kutuk.
Oleh sebab itu, karena Tuhan melihat
beratnya hidup manusia yang sudah bergulat dengan dosa dan kejahatan, yang
tidak pernah pupus hingga saat ini, maka 700 tahun sebelum kisah penyaliban
Kristus, Yesaya telah melihat satu-satunya solusi dari sorga untuk mencabut
onak dan duri, dan merubah kutuk menjadi berkat, itulah salib Golgota.
Kalau ini praktek sorga untuk
menyelamatkan kita, masakan orang Kristen tidak bisa berterima kasih kepada
Tuhan, masakan orang Kristen tidak bisa memberi waktu kepada Tuhan. Karena
satu-satunya cara untuk mencabut duri dan onak adalah korban Kristus. Tuhan
katakan kalau kamu meminta telur tidak mungkin Bapa itu memberikan kaljengking.
Kalau meminta kehidupan tidak mungkin Bapa itu memberi kutuk. Kalau meminta
roti tidak mungkin diberikan batu. Itulah sistem sorga untuk menolong kehidupan
kita.
Jika kita memahami dulu saya
pemberontak, kemudian oleh pertolongan Tuhan diangkat menjadi anak Tuhan dan naungan kutuk disingkirkan lalu diberikan
berkat Tuhan. Duri dan onak sudah Tuhan junjung di atas kepalaNya. Kenapa Dia
harus diberikan mahkota duri? Adam dan Hawa diciptakan dari tanah, bagian dari
bumi. Setelah jatuh dalam dosa maka bumi menumbuhkan duri dan onak. Berarti
duri dan onak tumbuh dalam hati manusia. Yesus berjuang datang di dunia untuk mencabut
duri dan onak dari hati manusia dan Dia junjung di atas kepalaNya. Bagaimana
sikap kita?
Di sini Yehezkiel mengatakan “kamu
punya mata tetapi tidak melihat, kamu punya telinga tetapi tidak mendengar”. Ini
bahayanya. Termasuk telinga dan mata Tuhan ikut mempedulikan. Bagaimana Tuhan
membuka telinga yang tidak mendengar alias tuli, bagaimana Tuhan membuka mata
yang tidak melihat alias buta. Apa tujuan Tuhan mencelikkan mata dan membuka
telinga kita? Pasti ada tujuan.
Kehidupan Kristen, kita umat Tuhan
kalau beribadah dan melayani tetapi
tidak mengerti rencana Allah, maka ibadah kita menghambat rencana Allah. Kalau orang
Kristen menjalankan ibadah tetapi tidak dibukakan rahasia Allah yaitu rahasia nikah Kristus dan gerejaNya maka ibadah
kita sia-sia. Ini yang harus kita perhatikan. Di akhir zaman ini Tuhan memang
sudah punya rencana membukakan rahasia Firman supaya kita bisa satu dengan
Tuhan.
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala
hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya
kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang
dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan
di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang
di bumi.
Kenapa Tuhan harus mencelikkan mata?.
Apa makna pencelikan mata? Seperti saya mata jasmani sudah 4 karena pakai
kacamata tetapi mata rohani bisa dicap Tuhan buta. Saudara mungkin mata masih
terang, tetapi mata rohani barangkali buta.
Mazmur 119:18
119:18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang
keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
Supaya kita melihat keajaiban Firman
maka perlu pencelikan mata. Jangan seperti orang Israel punya mata tetapi buta,
punya telinga tetapi tuli. Buta dan tuli ini dalam pengertian rohani. Tidak
peduli memandang Allah dalam kemuliaanNya, tidak peduli mendengarkan Firman,
itu berarti buta dan tuli.
Terlalu banyak orang percaya dan juga
kami hamba Tuhan, terlalu banyak waktu dibuang untuk melihat perkara lain ketimbang
melihat kemuliaan Firman Tuhan. Ini masalahnya, jangan sampai nanti terjadi
penyingkiran gereja menjelang aniaya antikristus tetapi saudara tidak
tersingkir. Biarpun apapun kita miliki di dunia ini, semua disita antikristus, yaitu manusia tanpa hukum/diktaktor. Ini yang akan terjadi karena Firman
tidak pernah dusta, telah dicatat oleh Firman.
Tuhan perbandingkan, kalau bangsa
lain cepat menerima Yehezkiel, tetapi kalau bangsa Israel karena bangsa
pemberontak, maka sukar mereka
menerima.
Yehezkiel 3:6
3:6 bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa
asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya. Sekiranya aku
mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan engkau.
Kita dikategorikan bangsa kafir,
karena bangsa non Yahudi. Kalau kita membuka hati kepada Tuhan, puji Tuhan. Tetapi alangkah
ironisnya kita sudah bangsa kafir, tidak kenal Tuhan, lalu keras hati lagi seperti bangsa Israel.
Yehezkiel 3:7
3:7 Akan tetapi kaum Israel tidak mau mendengarkan
engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, karena seluruh kaum Israel
berkepala batu dan bertegar hati.
Untuk menghentar umat Tuhan justru untuk diperkenalkan rencana Allah itu yang paling berat. Jadi
masalah kenapa banyak kali kehidupan Kristen tidak mau mendengar karena kepala
batu dan tegar tengkuk. Dalam Yesaya 48:4 ada 3 sinonim kata: kepala batu, keras kepala, tegar
tengkuk.
Yesaya
48:4 Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk,
keras kepala dan berkepala batu,
Jika Tuhan membuka mata dan sekarang
kita diberi oleh Tuhan pencelikkan mata, tujuannya supaya kita melihat
kemuliaan Firman. Firman itu adalah Yesus sendiri.
2 Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Yohanes 1:1-3
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia
tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Siapa yang tidak mau melihat
kemuliaan Yesus. Kemuliaan Yesus kelak akan kita saksikan dalam pesta di dalam Wahyu pasal 19. Itulah pesta
nikahnya Yesus dan dikatakan isterinNya sudah siap. Siapa yang menjadi
isteriNya? Karena kita sekarang bertunangan dengan Yesus, berarti saya dan
saudara dicalonkan menjadi isteri Anak Domba secara rohani. Untuk melihat kemuliaan mari kita tapaki hidup ini agar
kita menjadi Tubuh Kristus, menjadi Mempelai Wanita, bukan sekedar Kristen! Kita
ini bertunangan dengan Yesus secara rohani. Memang aneh kedengaran, tetapi
itulah rahasia Tuhan yang sekarang dibuka kepada kita bangsa kafir. Alkitab mengatakan kepada bangsa Israel
dipercayakan Firman, tetapi rahasia Firman Tuhan bukakan kepada kita bangsa
kafir non Yahudi. Sementara Tuhan bukakan rahasiaNya kepada kita bangsa non
Yahudi, kemudian kita abaikan, sangat berbahaya sebab akan jatuh pada tangan antikrist.
II Korintus 11:2
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Status ini sangat unik, logika
manusia sulit untuk menyerap dan sulit untuk menerima. Makanya ayat ini kita
dekati dengan iman, jangan dekati dengan akal, nanti kita akan sesat. Tuhan itu
begitu baik, masakan kita manusia yang sudah amburadul ini mau dijadikan mempelai wanitaNya.
Cirinya ada pencelikkan mata. Contohnya seorang nelayan
yang namanya Petrus, dia mencari nafkah untuk isteri dan anak, bahkan ibu mertuanya. Bagaimana
cara Tuhan untuk menjaring Petrus supaya dia ada dalam rencana Allah. Bagaimana
Tuhan mencelikkan matanya supaya ada dalam naungan berkat, bukan kutuk.
Lukas 5:1-2
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau
Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Saat itu Yesus ada di kerumunan
orang, tetapi Petrus sedang membereskan jala. Saat itu Yesus mengajar orang banyak dan Petrus menguping.
Lukas 5:3
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu
perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari
pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Untuk apa Yesus mengajar? Tadi
dikatakan dalam Mazmur 119 singkapkan mataku supaya aku melihat keajaiban
Firman. Berarti Yesus sedang memproses matanya Petrus. Telinganya lebih dahulu.
Lukas 5:4
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada
Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan."
Tadinya masih di tempat yang dangkal,
dalam pelajaranan Tabernakel itu menunjuk halaman. Bertolak ke tempat yang
dalam itu menunjuk ruangan suci.
Lukas 5:5
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam
kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Nelayan ahli ini ternyata gagal
semalam suntuk, sekarang sudah siang bagaimana bisa lagi ada ikan. Jadi di sinilah
proses pembukaan telinga terjadi. Petrus dibuka telinganya oleh Firman Tuhan
yang dia dengarkan tadi.
Lukas 5:6
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap
sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Kalau telinga sudah dibuka dan patuh
kepada perintah, maka berhasil, tidak akan kosong.
Lukas 5:7-8
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya
di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang,
lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir
tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku,
karena aku ini seorang berdosa."
Tadi telinganya dibuka, sekarang
matanya dibuka oleh Tuhan. Jika telinga dibuka dan mata dibuka maka apa yang
terjadi pada Petrus? Ini taraf penginjilan, karena Petrus akan dipakai menjadi
seorang penginjil atau penjala jiwa. Kalau sampai pada taraf pencelikan mata
dan membuka telinga maka tujuan utamanya kita sadar akan dosa. Banyak kali kita
orang Kristen cuma gemar dengan mujizat tetapi tidak pernah sadar dengan
dosanya. Juga kami hamba Tuhan,
mungkin kami dipakai dalam mujizat luar biasa, tetapi kadang kala tidak sadar
dengan dosa kita.
Bagaimana gemar dengan mujizat, tetapi
dosa tidak lepas. Petrus melihat mujizat dan dia berkata “aku orang berdosa,
aku tidak layak, tinggalkan aku Tuhan”. Tetapi apakah Tuhan Yesus tinggalkan?
Tidak sebab pengakuan ini yang Tuhan tunggu dan Tuhan angkat dia menjadi penjala
manusia. Hanya masalahnya ikan-ikan di sini sebagian cemplung kembali ke danau. Kalau kita baru sampai dalam taraf
penginjilan jangan heran kalau jala itu koyak dan jiwa itu cemplung kembali ke
habitat. Jadi jangan berhenti pada Firman penginjilan.
Penginjilan memang disertai dengan
mujizat. Tetapi kalau tidak sadar akan dosanya bisa cemplung lagi ke
habitatnya. Itu sebabnya kenapa banyak orang Kristen sudah percaya tetapi tetap
pada habitat lama? Karena berita yang didengar masih dalam taraf penginjilan.
Dan memang itu yang disenangi oleh banyak orang Kristen, kalau namanya
kebaktian penginjilan, datang pendeta besar yang melakukan mujizat, mereka
datang berkerumun. Tetapi kembali lagi ke habitat. Karena apa? Tidak diterukan
pada pengajaran.
Olehnya Petrus dua kali menangkap
ikan dan dua kali mendapat panggilan. Dan dua-duanya sama-sama mengalami
pencelikan mata serta membuka telinga. Ini yang harus kita jalani. Petrus dalam
Yohanes pasal 21, bukan lagi diangkat menjadi penginjil tetapi diangkat menjadi
gembala. Dalam pengangkatan Petrus sebagai penginjil, Yesus belum mengalami
mati dan bangkit. Tetapi dalam pengangkatan Petrus sebagai gembala, Yesus sudah
mengalami mati dan bangkit.
Apa yang Tuhan tagih setelah Petrus
diangkat menjadi gembala? Ialah Kasih. Gereja Tuhan hanya menuntut kasih, padahal Yesus memang sudah
berbuat kasih. Masalahnya kita tidak mengerti bagaimana menampung kasih itu dan
dari mana kita bisa menikmati kasih itu. Yesus tagih, Yesus rindu mendapatkan
kashi kita. Pada pencelikan mata dan membuka telinga yang kedua pada Petrus
ini, yang Tuhan tagih adalah kasih. Yesus sangat mendambakan kasih saudara dan
saya kepadaNya. Bukan cuma Yesus mengasihi kita dan kita menagih kasih dari
Tuhan. Sekarang dibalik, Yesus menagih kasih, apakah kita bisa.
Kalau sudah bicara kasih, maka
wilayahnya adalah nikah. Untuk saudara bisa memberi kasih kepada Yesus, tidak
ada cara lain kecuali kita ada di dalam penggembalaan yang suasananya mati dan
bangkit. Kalau saya menjadi gembala tetapi tidak punya pengalaman bersekutu
dengan Yesus dalam kematian dan kebangkitanNya maka tidak bakal ada kasih. Yang
ada hanya saya selalu minta Tuhan supaya memberkati, tetapi Tuhan katakan
“kapan engkau mengasihiKu”. Di dalam penggembalaan kita diajar oleh Tuhan,
utamanya di dalam doa penyembahan, di situ kita curah kasih kita kepada Tuhan.
Yang terjadi dalam Yohanes pasal 21
itu sama dengan dalam Lukas tadi, tetapi bukan lagi diangkat menjadi penginjil.
Kalau hanya sampai pada penginjilan maka banyak yang akan cemplung lagi pada
habitat lamanya/ kembali pada hidup lama. Apalagi saya sudah 72 tahun ikut Tuhan, kemudian saya hanya
disuguhkan penginjilan. Kapan Firman pengajaran? Kalau hanya seperti itu sangat
riskan sebab akan
diterkam binatang buas/ antikrist.
Yohanes 21:6
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah
jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka
menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Ketika mereka mendengar suara Yesus
yang ada di pantai yang jaraknya hanya 200 hasta, berarti telinga mereka
ditangkap oleh Yesus.
Yohanes 21:9
21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api
arang dan di atasnya ikan dan roti.
Di sini mata mereka ditangkap oleh
Yesus.
Yohanes 21:10
21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa
ikan, yang baru kamu tangkap itu."
Waktu Petrus pertama kali dipanggil
saat menjala ikan, tidak disebutkan ikan itu sempat mereka makan. Tetapi di
dalam penggembalaan mereka makan ikan. Kalau sampai taraf penginjilan, kita
belum makan Firman, kita cuma terpesona dengan mujizat. Kalau mau makan harus
bersama di dalam penggembalaan, gembala itu menyediakan Firman.
Setelah mereka makan, apa yang Yesus
tagih kepada Petrus? Sampai 3 kali Tuhan Yesus berkata “Petrus apakah engkau
mengasihi Aku”. Berarti kalau kita mengalami pencelikan mata yang kedua,
telinga kita dibuka oleh Tuhan kemudian kita dibawa dalam penggembalaan, maka
Tuhan tagih kasih dalam diri kita. Mengapa Tuhan menagih kasih kita? Karena
saat itu Tuhan Yesus sudah mati dan bangkit. Saat itu Tuhan Yesus tampil dalam
suasana kebangkitan. Kalau Yesus mati dan bangkit, apa tujuan Yesus mati dan
bangkit? Membeli saya dan saudara. Itu dihubungkan dengan penggembalaan.
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh
kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Dan itu kesempatan
untuk lahir baru.
1 Petrus 1:3
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
Darah Yesus membeli saya dan saudara.
Maka tidak ada alasan bagi saya untuk tidak mengasihi Tuhan. Kalau Tuhan
menagih kasih kita kepadaNya maka kita harus mengatakan “terima kasih Tuhan,
memang saya harus mengasihi Engkau karena Engkau mati bagi saya”. Itu di dalam
warna penggembalaan. Karena Petruspun diangkat menjadi gembala setelah Yesus
mati dan bangkit. Jadi harga penggembalaan itu seharga kematian dan kebangkitan
Kristus. Singkatnya saya dan saudara seharga Korban Kristus. Kalau kita sudah
paham ini, bagaimana rasa terima kasih kita kepada Tuhan. Tidak akan ada
keberatan kita melipatkan lutut menyembah Dia.
Dengan bahasa murahan, Tuhan seakan-akan mengemis kasih kepada kita.
Sebenarnya ini bahasa yang dalam. Tidak tega kita untuk tidak mengasihi Tuhan. Apalagi disebut
kita bertunangan denganNya, masakan tunangan tidak mengasihi kekasihnya? Kapan
nikahnya jika tunangannya datang dia malah pergi menjauh, sediakan kopipun
tidak. Begitu tunangannya datang
“selamat sore” lalu hanya disuruh duduk di situ, tidak ada ngomong. Tidak diberi
kesempatan untuk berbicara (berfirman).
Jadi kalau Tuhan bicara kasih, maka
untuk menggalakkan kasih ini sampai pada kasih
mempelai, harus di dalam penggembalaan. Jika kita jauh dari penggembalaan yang
ada tanda kematian dan kebangkitan, walaupun kita ngomong “saya mengasihi
Tuhan” itu akan pudar. Tetapi kalau dalam penggembalaan oleh gembala
menunjukkan kematian dan kebangkitan Kristus maka kasihnya itu akan bersemi
terus dan akan mencapai kasih mempelai. Bagaimana itu kasih mempelai? Itu
ditancap, dibangkitkan, digairahkan dan digalakkan di dalam penggembalaan.
Kidung Agung 8:5
8:5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang
bersandar pada kekasihnya? -- Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di
sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan
engkau.
Sulamit itu besandar di dada
kekasihnya. Jadi dia tahu kekasihnya itu ada kemampuan untuk menjaga dan
memelihara. Bersandar itu berarti berharap sepenuhnya kepada kekasihnya.
Kidung Agung 8:6-7
8:6 -- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu,
seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih
seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
8:7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta,
sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta
benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
Ingat, air yang banyak itu menunjuk
bangsa-bangsa yang sedang bergelora dan bergejolak sekarang.
Wahyu 17:3,15
17:3 Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku
melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang
penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan
sepuluh tanduk.
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang
telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan
rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Saudara dan saya berhadapan dengan bangsa yang sedang
gaduh hari-hari terakhir ini, jangan membuat kasihmu goncang terhadap Tuhan.
Biarpun digoda dengan apapun, dia
tidak tergiur. Tetapi sekarang banyak terjadi di dunia Kristen, baru digoda
dengan skuter buatan India, sudah langsung matanya jadi biru berbinar-binar
“dari pada saya jalan kaki, mumpung ada skuter”. Apalagi kalau digoda dengan
kedudukan “Tinggalkan Yesus, nanti saya berikan kedudukan. Kedudukan ini pas
bagi kamu” langsung dia tinggalkan Yesus. Apalagi kalau digoda dengan pangkat,
langsung tergiur tinggalkan Yesus, itu berarti dia belum mengasihi Tuhan,
terlalu mudah melepaskan Yesus.
Kalau kita ada di dalam penggembalaan
yang ada tanda kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada apapun mendongkrak hidup kita untuk
beralih pada yang lain. Semoga jangan sampai anak muda di sini yang melepaskan
Yesus karena menikah. Dulu Yudas Iskariot menjual Yesus karena perut. Sekarang ini banyak orang Kristen jual
Yesus karena daging sepotong! Ini lebih jahat. Olehnya itu kita mau digembalakan.
Kenapa Yesus menagih kasih? Karena
Dia sudah berjuang di Golgota untuk membeli kita dengan darahNya. Tidak ada
yang bisa membeli kita kecuali Korban Kristus, tidak ada yang bisa membuka
pintu sorga selain Korban Kristus. Jangan kita lepaskan.
Kenapa gembala juga ditagih oleh
Tuhan kasihnya kepada Yesus? Karena dia diangkat seharga korban Kristus. Sebagai
hamba Tuhan saya takut, walupun sudah 45 tahun menjadi gembala bukan berarti
saya sudah mencapai kadar ini. Saya hanya berdoa, supaya akhir pelayanan kami
bersama jemaat, kita diisi oleh kasih Mempelai untuk bertemu Yesus Mempelai
Laki-laki Sorga. Dia akan datang untuk menjemput kekasihNya. Ketika kekasihNya
terancam oleh laki-laki lain yaitu antkristus, maka Dia akan datang mengambil kita dan kita disingkirkan jauh dari
mata antikristus.
Di sinilah uniknya kita umat Tuhan.
Jangan berhenti menjadi kehidupan Kristen yang hanya mendengar Firman
pengijilan, mari kita teruskan di dalam penggembalaan. Penggembalaan itu tidak
boleh lepas dengan suasana sorga. Itu sebabnya waktu mereka menangkap ikan,
mereka menangkap dalam jumlah tertentu. Mengapa tangan Tuhan seperti menggiring
ikan masuk dalam jala itu dengan jumlah 153. Apa maksud 153? Itulah suasana
penggembalan yang akan menumbuh kembangkan kasih jemaat kepada Kristus. Untuk
mengimbangi kasih Mempelai Laki-laki Sorga maka kita harus memiliki kasih mempelai kepada Mempelai Laki-laki Sorga.
Yohanes 21:11
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala
itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya,
dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Waktu Petrus diangkat menjadi
penginjil, ikan itu tidak dihitung. Tetapi ketika diangkat menjadi gembala,
maka itu dihitung. Memang dalam penggembalaan kita dihitung oleh Tuhan.
Yehezkiel 20:37
20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah
tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Penggembalaan model bagaimana yang
dihitung? Sekarang Mempelai Laki-laki ada di situ, Yesus pemilik sorga ada di
situ, Yesus pemilik kehidupan, Yesus sumber kasih, Dia hakim dan Mesias, Raja di atas segala raja ada
disitu. Mengapa harus 153? Itu diperhadapkan di muka Yesus dan dimuka murid-muridNya.
Sebab angka 153 adalah angka suasana sorga/rohani.
Dulu Musa disuruh Tuhan membangun
Tabernakel yang adalah gambaran sorga, yakni meniru apa yang ada di sorga. Makanya dalam Ibrani pasal 8 hal itu
diceritakan. Dalam Keluaran pasal 25 sampai pasal 40 itu diceritakan. Apa yang
dilihat oleh Musa yang diperlihatkan oleh Tuhan, itu adalah gambar sorga. Secara jasmani itu dibuat di bumi. Makanya dalam doa Bapa kami
yang diajar oleh Yesus “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”.
Waktu Musa membangun sorga mini ini,
panjangnya 100 hasta, lebarnya 50 hasta dan ada 3 tingkatan. Jadi 153 adalah
angka suasana sorga. Di dalam penggembalaan kita harus membawa jemaat supaya
kita menikmati suasana sorga. Berarti kita memberi kasih kepada Yesus karena
Dia lebih dahulu memberi kasih kepada kita, Dia rela mati bagi kita.
Atas kerelaan hati Tuhan, maka Tuhan
membukakan
rahasia Firman untuk
menggenapi kegenapan waktu. Jadi waktu sudah mau berakhir.
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai
dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah
ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam
Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Petrus dipanggil menjadi penangkap jiwa, sekarang bukan hanya menangkap namun menggembalakan
jiwa. Jiwa yang Tuhan percayakan kepada Petrus adalah Jiwa yang Yesus beli
dengan darahNya di Golgota. Makanya kalau saya sebagai hamba Tuhan dan saudara
juga sebagai umat Tuhan, lihat dirimu seharga Korban Kristus. Jangan
mempermainkan Korban Kristus. Maka waktu yang sisa ini kita gunakan untuk
kemuliaan nama Tuhan.
Ibrani 10:37
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu
lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya.
Walaupun ayat ini ditulis lebih 2000 tahun lampau, ayat ini tetap
tidak berubah. Kalau dulu dikatakan sedikit waktu lagi Ia akan datang, apalagi
sekarang. Tetapi ada orang Kristen mengejek, dalam II Petrus 3:3-4 dikatakan mereka sebagai mengolok. Memang 2000 tahun yang
lampau sudah dilihat oleh Petrus bahwa akhir zaman ini akan banyak pengolok
yang mengatakan Tuhan sudah mau datang ternyata begini-begini saja. Ini roh
pengolok kalau orang berbicara seperti itu. Malah dalam Habakuk lebih sial
lagi, mereka bicara sambil mengangkat lobang hidungnya “ah masa!”. Coba
bayangkan, Tuhan suruh manusia hidup dengan iman karena Dia mau datang tetapi
malah dijawab “ah masa!”. Keterlaluan kalau kita lakukan seperti itu. Kalau sampai seperti itu, berarti kita adalah
pengejek-pengejek!
Ibrani 10:38
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
Kalau mengundurkan diri, kalau
kasihnya merosot, maka Tuhan tidak berkenan. Kita harus komitmen sekarang bahwa
kita bukan orang yang undur.
Ibrani 10:39
10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh
hidup.
Yesus benar-benar mencari kasih dari
saudara. Dia sudah mati dan bangkit untuk saudara. Dia rela tergantung di
Golgota untuk mencabut duri dan naungan kutuk dari kehidupan kita. Orang yang
digantung di kayu salib adalah Yesus yang sudah mengangkat kutuk dari kehidupan
kita, bukan kita menerima kalajengking. Makanya kita minta telur, dikasih Tuhan
telur, bukan kalajengking.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum
Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
"Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar