Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Bagi
kekasih yang mengikuti ibadah ini secara online, bersikaplah seperti orang yang
beribadah. Jangan sampai sia-sia, sebab ini adalah cahaya kilat mencapai saudara-saudara
sekalian. Ini bukan rekayasa manusia tetapi ini kehendak Tuhan.
Ayub 37:11-13
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan
memencarkan kilat-Nya,
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk
menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.
Juga
sebentara ada baptisan air. Baptisan air ini bukan cuma suatu kebiasaan. Tetapi
itu bagaikan landasan yang kuat untuk mengangkat ke atas seperti pesawat siap terbang. Lari dengan kecepatan tinggi dan
landasannya mesti kuat dan dia bisa terangkat. Demikian juga dengan baptisan.
Kalau baptisan air salah maka itu mubasir. Itu sebabnya baptisan tidak boleh
dientengkan atau disalah-salahkan. Seperti lazimnya yang kita temukan dalam
gereja, baptisan itu dientengkan dan dikatakan “biar cuma abu” sehingga salah.
Memang kita ada di dunia yang susah ini harus start dengan baptisan air untuk
kita bisa mencapai sorga.
Wahyu 8:6
8:6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh
sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
Ada 5 tempat di dalam kitab Wahyu disebutkan tentang gempa bumi. Dan jika sudah berbicara
tentang gempa bumi, nanti diikuti dengan tiupan sangkakala. Lebih dahulu kita
lihat gempa bumi ini. Ini terjadi 5 kali, 5 adalah angka kemurahan. Karena
inilah yang ditolak oleh manusia, kemurahan Tuhan! Karena manusia berupaya
menyelamatkan diri dengan caranya sendiri. Dengan membangun amal ibadah
pikirnya bisa selamat. Tanpa korban Kristus, walaupun saudara membakar dirimu
tidak ada keselamatan di dalamnya, kecuali dalam Korban Kristus. Setelah
menerima Korban Kristus baru kita melakukan kebajikan-kebajikan. Bukan
kebajikan-kebajikan untuk menyelamatkan kita. Tanpa korban Kristus kita tidak
bisa selamat.
5 tempat disebutkan tentang gempa dalam kitab Wahyu. Mengapa?
Sebab kematian dan kebangkitan Kristus disertai dengan gempa bumi. Jadi gempa
bumi adalah bagian dari cara Tuhan mengingatkan manusia bahwa ada korban yang
sudah diberikan Tuhan kepada dunia dan korban inilah yang membawa kepada
keselamatan tetapi tidak dihargai.
Wahyu 6:12;8:5; 11:13,19; 16:18
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan
matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu,
mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
11:13 Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh
bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi
itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga.
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga,
dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah
kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
16:18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa
bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas
bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
Semua
ini mempunyai nilai rohani. Bagi kehidupan
yang tidak menerima korban Kristus maka gempa ini bencana baginya. Bagi
kehidupan yang menerima korban Kristus sebagai landasan hidup dan membangun
rohaninya maka gempa bumi ini memperlihatkan kemuliaan Tuhan.
Wahyu 11:13
11:13 Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat
dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh
gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah
yang di sorga.
Bagi
bangsa Israel, dalam 3,5 tahun aniaya antikristus Tuhan utus dua saksi untuk
bersaksi kepada mereka. Bila mereka terima puji Tuhan. Jika mereka tidak terima
maka ketika kedua saksi itu akan diangkat oleh Tuhan dan terjadilah gempa bumi.
Wahyu 16:17-21
16:17 Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya
ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari
takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
16:18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi
guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi
sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
16:19 Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian
dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka
teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan
yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
16:20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak
ditemukan lagi gunung-gunung.
16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh
dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka
hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Di
sini terjadi gempa bumi yang tidak dapat dilukiskan, begitu dahsyatnya sehingga pulau-pulau hilang, kota-kota
terbelah dan hujan batu turun. Sekarang ini lagi ramai gempa bumi. Ini
peringatan bagi saudara-saudara yang mengentengkan ibadah. Kalau saudara
mengentengkan ibadah, jangan sesali nanti saudara lari sambil
terkencing-kencing ketakutan.
Sekarang
kita sampai pada 7 hukuman dari Yesus/ Anak Allah dan
digambarkan 7 malaikat yang meniup sangkakala. Oleh dorongan Tuhan saudara mau
mengurut dari pasal pertama. Saya tidak tahu kenapa Tuhan sepertinya membawa
pikiran saya ke sana. Pada pasal pertama Tuhan tampil dalam tugas ganda.
1.
Tugas
pertama adalah mengerjakan pekerjaan penebusan.
Wahyu 1:5,17,19
1:5 dan
dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang
mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita
dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
1:17
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang
yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata:
"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:19
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang
maupun yang akan terjadi sesudah ini.
2.
Tugas
kedua adalah pelayanan Yesus sebagai Imam Besar
Wahyu 1:10-16,18,20
1:10
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu
suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
1:11
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke
Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
1:12
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku
berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
1:13 Dan
di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang
dari emas.
1:14
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya
bagaikan nyala api.
1:15 Dan
kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya
bagaikan desau air bah.
1:16 Dan
di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang
terik.
1:18 dan
Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya
dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
1:20 Dan
rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh
kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan
ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Pada tugas kedua ini
Tuhan sudah
bersama hamba-hamba
Tuhan. Bukan berarti tanpa dibantu oleh hamba Tuhan, Tuhan tidak bisa bekerja.
Tetapi dengan adanya malaikat-malaikat sidang jemaat itu adalah perpanjangan
tangan Tuhan untuk menangani 7 sidang jemaat yang menubuatkan gereja Tuhan
akhir zaman ini.
Imam
Besar ada di sana, Dia selalu berjalan di antara kaki-kaki dian. Itu membuktikan
Imam Besar mengawasi saudara ketika kita ada di dalam ibadah. Bukan cuma dalam
ibadah, mata Imam Besar mengawasi saudara di kamar saudara, dalam rumah tangga
dan nikah saudara. Diawasi oleh Tuhan, Dia berjalan di antara tujuh kaki dia.
Dan sekaligus Tuhan mengawasi
lewat malaikat sidang jemaat yaitu
gembala.
Ternyata
Tuhan menemukan dari tujuh sidang jemaat, peran gembala itu berbeda-beda.
Sehingga ada jemaat seperti tipe Efesus, kasih mereka merosot. Ada tipe Smirna,
sekalipun miskin tetapi kasih mereka kaya. Itu semua karena peran gembala. Kemudian
ada seperti jemaat Pergamus, yang mendrop pengajaran gado-gado, sudah terlalu
macam-macam pengajaran dalam sidang jemaat, ada pengajaran Bileam, pengajaran
Nikolaus, dll. Ini tanggung jawab siapa? Ini tanggung jawab gembala sidang jemaat.
Jika gembala lengah maka dia akan drop bermacam-macam pengajaran sehingga
sidang jemaat tidak bisa membedakan mana pengajaran sehat. Seperti dalam I
Timotius, II Timotius dan Titus, selalu rasul Paulus mengatakan pengajaran
sehat.
Kita
temukan sekarang ini banyak macam pengajaran dalam gereja. Termasuk soal
baptisan sudah banyak ragam. Ada yang dibaptis di bawah bendera. Ada yang hanya
dibaptis dengan air sedikit. Ada yang mengatakan bisa dibaptis biar cuma dengan
debu. Di mana ayat mengatakan baptis dengan debu, baptis di bawah bendera atau
dibaptis percik. Inilah yang terjadi dalam gereja, bermacam-macam. Tetapi bukan
berarti mata Yesus sebagai Imam Besar
tidak mengawasi. Satu ketika jika lawatan Tuhan ini datang dengan teguran namun
diabaikan maka akan datang hukuman yang dahsyat.
Demikian
sidang jemaat Tiatira, peran wanita Izebel di dalamnya luar biasa. Sampai
hamba-hamba Tuhan di sana dia pengaruhi. Ini juga yang terjadi akhir zaman
sekarang. Siapa yang memberikan kelonggaran sehingga hal ini masuk? Gembala!
Jadi begitu salah gembala maka salah juga jemaat. Begitu saya salah maka
saudara menerima apa yang sudah salah yang saya sampaikan. Jangan berpikir,
ibadah itu yang penting ada gembala yang pimpin. Tunggu dulu! Lihat tujuh sidang
jemaat ini, berbeda-beda.
Kemudian
ada sidang jemaat Sardis yang merasa dirinya hidup padahal mati. Lalu ada
jemaat Filadelfia, ini yang harus kita teladani. Yang terakhir adalah sidang
jemaat Laodekia. Sudah buta, telanjang, miskin, papah secara rohani tetapi
mereka katakan diri mereka kaya. Yang mereka tonjolkan adalah kekayaannya.
Mereka
ini adalah jemaat tebusan Tuhan. Mereka sudah ditebus, mereka ini orang-orang yang
sudah dibaptis, sudah beriman. Dari tujuh
ini 5 yang tidak bertobat. Dari
antara kita ini jangan sampai ada yang memposisikan diri seperti 5 sidang
jemaat yang tidak bertobat. Tetapi mari kita seperti jemaat Smirna dan jemaat
Filadelfia. Semoga seperti jemaat Filadelfia, makanya jangan sia-siakan dan itu
mendorong supaya kita raih. Seperti penglihatan seorang kekasih “Aku jadikan sidang jemaat
Kristus Penebus di Langgadopi 4 tiang gerejaKu di Tentena”. Semoga ini memacu
saudara. Berarti Tuhan sudah mengkondisikan saudara seperti jemaat Filadelfia. Semoga
ini bukan cuma slogan tetapi kita bisa miliki ini. Olehnya ayo sidang jemaat,
kita sehati dan sepikir.
Ini
semua adalah peran gembala. Ternyata dari 7 sidang jemaat berbeda-beda mutu rohaninya. Yesus melihat, Yesus mengawal
malaikat-malaikat ini bagaimana perannya. Kemudian untuk mengenal dan mengerti apa
yang terjadi di depan makanya dalam Wahyu pasal 4 Tuhan suruh Yohanes naik
untuk melihat hal-hal yang akan terjadi di depan. Untuk mengetahui hal-hal yang
akan terjadi di depan maka hamba Tuhan harus lebih dahulu naik. Itu pergumulan,
itu membutuhkan perjuangan ekstra dari seorang gembala. Karena ketidakberdayaan
Yohanes secara manusiawi maka segera Roh Kudus campur tangan supaya dia naik.
Apa
yang dilihat oleh Yohanes setelah naik di sana? Diperlihatkan hal-hal yang akan datang. Lalu sampai pada pasal
5, Tuhan buka rahasia Firman. Jadi hal-hal yang terjadi di depan dibukakan
lewat pembukaan rahasia Firman Allah. Kalau Yohanes tidak mau naik, dia tidak
akan diperlihatkan rahasia Firman Allah. Kalau rohani Yohanes tetap standar di
bawah, maka tidak ada letupan dari hati Yohanes, dia tidak akan menangis ingin
mengetahui rahasia Firman. Padahal itulah tujuan Tuhan menyuruh Yohanes naik
untuk memperlihatkan. Tetapi Tuhan juga ingin melihat kerinduan hati hamba Tuhan ini.
Saya
berupaya untuk meneladani ini. Saya mau naik, saya rindu mengenal rahasia Allah
untuk didrop pada sidang jemaat agar sidang jemaat tahu apa yang akan terjadi
di depan. Itulah tugas kami. Pembukaan rahasia Firman tidak datang begitu saja.
Wahyu pasal 5 yaitu pembukaan rahasia Firman tidak terjadi begitu saja, harus
dibayar dulu dengan pasal 4.
Pembukaan
rahasia Firman itu bukan hanya untuk gembala tetapi supaya jemaat tahu apa yang akan terjadi
di depan. Tetapi kalau jemaat tidak ada kerinduan hati untuk mengenal, apa
boleh buat kalau nanti terkencing-kencing ketakutan. Saudara aman sekarang
punya rumah, punya kebun, punya pekerjaan, tetapi satu waktu akan berhadapan dengan antikristus. Makanya sebelum hal itu terjadi maka ulang berkali-kali Tuhan
ajakan mari kita beribadah dengan serius. Dan kalau kita sudah tahu salah jangan kita terobos dengan cara kita
sendiri. Kita butuh pelayanan penggembalaan membentuk kita. Jangan kita
menyimpang.
Kita
ada di persimpangan, mau memilih mengasihi yang lain atau memilih mengasihi Yesus.
Pilihan ada pada saudara, tidak dipaksa. Kalau memilih yang lain silahkan.
Tetapi kalau memilih Yesus mari kita melayani Tuhan. Sebab dalam ibadah Tuhan sebagai Imam Besar melayani kita. Itulah bukti
perhatian Tuhan.
Sesudah
pada pasal 5 kita dibukakan isi hati Tuhan maka pada pasal 6 apa yang akan
terjadi itu diperlihatkan secara gamblang apa yang akan terjadi. Tidak ada lagi
yang akan tertutup. Ada kegerakan kuda putih, kuda merah, kuda hitam, kuda
kelabu, bagaimana nanti orang mati dan kemudian gempa yang dahsyat. Sekaligus
diperlihatkan tentang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua yang membuat
manusia takut. Dari tujuh tingkat kelas sosial manusia rata-rata ketakutan
melihat kedatangan Tuhan.
Pada
pasal yang ketujuh kita diperlihatkan bagaimana contoh gereja Tuhan yang
sempurna, contoh Mempelai Wanita. Kemudian pasal 8 ayat 1, Mempelai Wanita
bersama Mempelai Pria sorga masuk dalam persekutuan yang luar biasa. Kepala dan
tubuh benar-benar satu. Sesudah kepala dan tubuh menjadi satu, saya tidak ingin
di luar, saya mau di dalam. Sebagai gembala saya juga merindukan jemaat ada di
dalamnya. Sebab kalau ada di luar, maka akan menghadapi ayat 6, ada 7
sangkakala. Sangkakala ini dihubungkan dengan penghukuman Anak Allah. Dasarnya
di mana?
1.
Wahyu 8:7
8:7 Lalu
malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api,
bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah
sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh
rumput-rumputan hijau.
Dasarnya ada kata darah
dan kata api di situ. Lalu kenapa ada es? Waktu hukuman Roh tidak ada
disinggung darah. Tetapi begitu Putera Allah menjatuhkan penghukuman, ada
darah. Karena darah itu adalah darah grafirat tetapi tidak dihargai oleh
manusia. Api penyucian tidak dihargai oleh manusia. Bahkan dibarengi dengan es, rohani mereka sudah dingin seperti es.
Itu sebabnya tujuh
sangkakala ini adalah hukuman Anak Allah kepada dunia yang tidak menghargai
darah Yesus, sekarang terima pembalasan.
Api dari mezbah korban bakaran yang dulu menyucikan mulut Yesaya tidak mereka
terima. Semoga saudara mau menerima! Ini yang memukau saya. Terima kasih Tuhan
saya mau menerima darahMu, saya mau dibersihkan dengan api penyucian.
Yesaya 6:3-7
6:3 Dan
mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu
kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis
bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku
telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada
bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia
menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh
bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Itulah bara api, itu
dibutuh. Tetapi hukuman ini membakar 1/3 pohon, rumput-rumput habis. Bapa, Anak
dan Roh, jika diambil satu berarti yang diambil itu adalah 1/3. Yesus tidak
dihargai, bahkan sekarang ini banyak upaya untuk menyudutkan Yesus. Pikirnya
bisa, padahal dia berhadapan nanti dengan Yesus. Jika saudara telah melihat
tetesan darah Anak Domba Allah dan saudara hayati dengan korban itu saudara
diselematkan, jangan saudara lepaskan! Anda akan termasuk dari 1/3 pohon yang
dibinasakan kalau saudara lepaskan.
Ketika Yesus naik ke
Golgota, ibu-ibu menangis namun Yesus katakan “tidak usah kamu menangis,
tangisilah dirimu. Kalau Aku pohon yang hidup mereka perlakukan demikian,
bagiamana dengan kamu pohon yang mati!”. Kalau kita ada pada pohon yang hidup
maka ada keberpihakan Tuhan. Tetapi kalau menjadi pohon yang mati maka itulah
yang nanti akan dimakan oleh api.
Lukas 23:31
23:31
Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan
terjadi dengan kayu kering?"
Kalau ada keberpihakan
pada pohon yang hidup, pasti Dia akan membela kita. Tetapi kalau saudara adalah
pohon yang mati, itulah yang akan dibakar.
Satu waktu Yesus
menyembuhkan orang buta. Yesus meludahi tanah dan menaruh lumpur di matanya.
Lalu Yesus berkata “coba buka mata” lalu orang itu buka mata. Kemudian Yesus
bertanya “apakah yang kau lihat?”. Orang buta itu berkata “aku melihat manusia seperti pohon-pohon” padahal yang di
depannya adalah Yesus. Nanti setelah Yesus menjamah kedua kali baru dia bisa
melihat bahwa Yesus yang ada di depannya.
Kita sekarang ini akan
berhadapan dengan itu nanti, 1/3 pohon hangus, 1/3 rumput hijau habis. Rumput
itu bicara penggembalaan. Itulah yang dibicarakan di sini dan itu akan terjadi.
Dalam Wahyu 4:1 Tuhan katakan kepada Yohanes “naiklah, Aku akan memperlihatkan
hal-hal yang akan terjadi kemudian”.
Apakah benar kita
menghargai api di mezbah korban bakaran, ada darah Anak Domba Allah atau rohanimu
beku seperti es. Tidak ada pemahaman, tidak ada ketakutan, padahal sekarang ada
api yang sekarang untuk menyucikan segala dosa kita. Ada darah untuk
membersihkan dan memberikan pengampunan segala dosa kita. Tetapi kita abaikan,
tidak hirau, tidak ambil peduli, dibuktikan dengan ibadah hanya sebulan sekali!
Tunggu satu saat api itu diambil, darah itu diambil tetapi dijadikan hukuman. Di
sini baru sepertiga, kalau hukuman bokor nanti sudah seluruhnya.
Wahyu 8:7
8:7 Lalu
malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api,
bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah
sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh
rumput-rumputan hijau.
Darah itu bukan lagi berfungsi memberi pengampunan tetapi justru berbalik
menjadi hukuman. Dalam doa penyahutan saya sebagai hamba Tuhan, saya tidak mau
ada satu di antara kita yang mesti dihukum. Betul-betul kasihan hidup yang kena
bencana ini.
Di sini gereja Tuhan
belum disingkirkan. Nanti pada sangkakala keempat baru ada seekor burung nazar
yang terbang antara langit dan bumi dan dia berseru “wahai masih ada bencana
menyusul”. Siapa yang berseru ini? Itulah gereja yang masuk pada penyingkiran.
Penghukuman ini jangan sampai terjadi pada diri kita.
Peran sangkakala dalam
kehidupan Israel itu sangat mendapat tempat dalam kehidupan mereka. Kehadiran
Tuhan di gunung Sinai dalam Keluaran pasal 19 dan 20 disertai dengan bunyi ini.
Jadi pengertian sangkakala atau nafiri ini adalah kehadiran Tuhan untuk
menyampaikan FirmanNya.
Yesaya 58:1
58:1
Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan
sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum
keturunan Yakub dosa mereka!
Penyampaian Firman
diibaratkan seperti meniup sangkakala. Jadi bunyi sangkakala ketika Tuhan turun
di gunung sinai menyebabkan umat Tuhan gemetar dan ketakutan. Saat itu Musa ada
bersama dengan Tuhan dan juga ada 70 orang yang hanya sampai di tengah jalan.
Jadi saudara lihat, bunyi sangkakala ini seiring kehadiran Tuhan untuk
menyampaikan Firman dan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua juga disertai
bunyi sangkakala. Untuk mengubahkan kehidupan manusia yang masuk pada
penyingkiran dan lepas dari 3,5 tahun aniaya, maka ada bunyi sangkakala yang
ketujuh. Itu yang mengubah manusia insani menjadi manusia Ilahi yang tadinya
disingkirkan.
Keluaran 19:16-19
19:16
Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat
dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga
gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
19:17
Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan
berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18
Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya
dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu
gemetar sangat.
19:19
Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah
menjawabnya dalam guruh.
Kehadiran Tuhan disertai
sangkakala dan penyampaian Firman. Tuhan langsung bicara apa maksudnya ada
suara sangkakala, guruh dan petir, maksudnya supaya umat Tuhan takut akan
Tuhan.
Keluaran 20:18-21
20:18
Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung,
sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan
mereka berdiri jauh-jauh.
20:19
Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami
akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami
mati."
20:20
Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah
datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia
ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
20:21
Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang
kelam di mana Allah ada.
Jadi sebenarnya penyajian
Firman di tengah-tengah gereja Tuhan tujuannya supaya umat Tuhan takut akan
Tuhan. Tetapi Yeremia mengatakan umat Tuhan tidak takut, walaupun ada bunyi disampaikan
tetapi mereka tidak mau mendengar. Pada peristiwa dalam Keluaran pasal 19 dan
20 mereka ketakutan dan memang itu tujuan utaman Tuhan. Tetapi berjalannya
waktu, orang Israel sudah biasa mendengar bunyi sangkakala, bukannya mereka
takut tetapi malah muncul keberanian untuk melawan Tuhan. Ini jangan sampai
terjadi dalam kehidupan kita.
Yeremia 6:17
Bukannya berani menghadap
Tuhan dengan tulus dan ikhlas tetapi malah berani melawan Tuhan seperti
keturunan ketigabelas dari Adam yaitu Nimrod.
Ibrani 12:18-23 (Terjemahan Lama)
12:18
Karena bukannya kamu datang ke sebuah gunung yang tiada boleh disentuh, dan
yang menyala apinya, dan kepada keadaan kelam kabut, dan gelap, dan angin
ribut,
12:19
dan kepada bunyi nafiri, dan suara firman, sehingga orang yang mendengar itu
sudah memohonkan jangan diturunkan firman lagi.
12:20
Karena mereka itu tiada tertahan menanggung bunyi firman itu: Bahwa jikalau
seekor binatang sekalipun menyentuh gunung itu, akan dirajam;
12:21
maka sebegitu dahsyat penglihatan itu, sehingga Musa berkata: Aku menggeletar
dengan ketakutan.
12:22
Tetapi kamu sudah datang ke gunung Sion, dan ke negeri Allah yang hidup, yaitu
Yeruzalem yang di surga, dan kepada perhimpunan berlaksa-laksa malaekat,
12:23
dan kepada sidang jemaat segala anak sulung yang sudah tersurat namanya di
surga, dan kepada Allah, Hakim bagi orang sekalian, dan kepada segala roh orang
yang benar yang sudah jadi sempurna,
Ada suasana yang bertolak
belakang di sini. Dulu mereka takut sampai mereka mengatakan “kami tidak usah
dengar Firman langsung dari Tuhan,
biarkan engkau saja. Jangan Tuhan langsung berbicara, nanti kami mati”. Sehingga
Tuhan berkata “Aku adalah api yang menghanguskan”. Bukan berarti mereka menolak
Firman di sini, tetapi mereka ketakutan. Mereka lapor sama Musa “dari pada kami
ketakutan, kami mau mati ini, stop jantung kami, lebih baik engkau saja yang
pergi. Salinlah itu Firman, terimalah itu Firman, kemudian kau sampaikan kepada
kami dan kami akan lakukan”. Itu bahasa yang mereka katakan kepada Musa.
Bunyi sangkakala atau
nafiri sekarang tujuannya pemberitaan Firman yang
kita terima supaya kita mengambil pilihan takut akan Tuhan, jangan mengikuti
dunia.
2.
Bilangan 10:1-2
10:1
TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2
"Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu,
supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh
laskar-laskarnya berangkat.
Perak bicara ketebusan. Emas
bicara kemuliaan, tembaga bicara hukuman, besi bicara kekerasan, kayu bicara
kedagingan, rumput bicara tentang fana, jerami kesia-siaan. Dua nafiri perak
menunjuk Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berkisah tentang penebusan
oleh darah. Perjanjian lama penebusan lewat darah binatang dan pada perjanjian
baru penebusan lewat darah binatang berhenti sebab ada darah Yesus. Berarti
nafiri kita perdengarkan bahwa di dalam Yesus ada korban tebusan. Jika ini
dilawan maka berbalik hal ini menjadi hukuman.
Ada 14 tempat Alkitab
menceritakan tentang nafiri.
1)
Keluaran 19,20
2)
Bilangan 10:1-2
10:1
TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2
"Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu,
supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh
laskar-laskarnya berangkat.
3)
Imamat 23:23-25
23:23
TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada
tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang
diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus.
23:25
Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan
korban api-apian kepada TUHAN."
Berbicara
sangkakala bagi bangsa Israel, itu mendapat tempat yang penting. Kita gereja
Tuhan disebut oleh Firman Tuhan sebagai Yahudi rohani.
Roma 2:28-29
2:28
Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut
sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29
Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat
ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian
baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Dalam
perayaan masa raya pesta grafirat, nafiri inilah yang dikumandangkan lebih
hebat.
4)
Imamat 25:9-10
25:9 Lalu
engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang
ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus
memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.
25:10
Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di
negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan
kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.
Tahun
Yobel, tahun penghapusan utang tidak lepas dengan dua sangkakala yang dibuat
dari perak. Itulah yang memegang peran. Itu sebabnya jika tahun Yobel, tahun
pembebasan utang, jangan pikir saudara akan dibebaskan hutangmu kalau tidak
menghargai suara nafiri, sangkakala ini. Jika kita tidak menghargai Firman
Tuhan sangkakala maka utang kita akan ditagih. Posisi orang yang tidak
menghargai suara sangkakala ini sama dengan menempatkan diri sebagai orang
asing, orang kafir sehingga dituntut utangnya.
Ulangan 15:1-3
15:1
"Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang.
15:2
Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan
apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya
atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN.
15:3
Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah
kauhapuskan.
Kalau
orang asing, berarti orang yang tidak peduli akan Firman karena tidak ada
ibadahnya, maka dosanya akan ditagih sebab tidak ada yang bisa membayar. Dia
tidak bisa membayar sendiri, karena dia tidak menghargai korban Kristus. Kalau
dia menghargai korban Kristus berarti dia suka mendengar bunyi nafiri yang
ditiup oleh imam-imam. Bunyi nafiri itulah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang bicara penebusan.
Olehnya
kita perhatikan perjalanan kita masing-masing. Apakah bapak ibu anak muda
remaja suka mendengarkan suara Firman atau tidak? Katakan “Tuhan aku mau
mendengar suaraMu”.
5)
Yosua 6:4
6:4 dan
tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut.
Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu
sedang para imam meniup sangkakala.
Ada 7
imam yang berjalan di depan Tabut Perjanjian, mereka meniup sangkakala. Umat ikut
serta, tetapi selama 12 kali mereka mengitari Yerikho, mereka tidak boleh
bersuara. Ada 7 bunyi nafiri ditiup di depan takut perjanjian. Nanti kali ke-13
kali mereka mengitari baru mereka bersorak dan Yerikho hancur. Dalam Wahyu
11:15 Yesus menghancurkan bumi ini dan kita berkerajaan dengan Dia.
Bangsa
Israel mengitari Yerikho selama 7 hari. 6 hari mereka mengitari 1 kali dalam
satu hari. Hari ketujuh mereka mengitari 7 kali. 12 kali mereka harus diam,
hanya mendengar suara nafiri. Berapa roti di atas meja roti sajian? Ada 12.
Ketika mendengar Firman disuarakan, telinga kita mendengar dan mulut kita diam.
Jangan mengeritik dan jangan melawan. Sesudah Firman menguasai diri kita, 12 ketul
roti itu sudah masuk dalam diri kita, maka ketika kali 13 nafiri ini ditiup
maka kita bersorak maka hancurlah Yerikho (dunia ini).
Perlu
kita mendengarkan Firman Tuhan, bicara sangkakala itu bicara suara Firman. Sekarang bagaimana posisi
saudara? Memang pikiran kita berjalan dan mengerti bahwa nafiri dibunyikan
untuk kebaikan, kemanisan, kemolekan, keindahan dan kemuliaan kita. Kata diam di sini
berarti jangan kita lawan. Kalau Tuhan suruh diam lalu kita berbicara itu
berarti kita lawan.
Yesaya 30:15
30:15 Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Wahyu 11:15
11:15
Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara
nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh
Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya."
Itu
sebabnya ketika kita berjalan bersama Tuhan dan mendengarkan suara Firman, kita
aminkan, semua untuk kebahagiaan dan kemolekan kita, supaya bisa menikmati apa
yang Tuhan janjikan. Maka kita bisa berada di sini. Walaupun bangsa-bangsa
marah mau melawan Yesus, tetapi Tuhan menghukum mereka.
Wahyu 11:18
11:18
dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi
orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu,
nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu,
kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan
barangsiapa yang membinasakan bumi."
Tuhan
menciptakan langit dan bumi. Dan bumi diberikan kepada anak manusia, tetapi
dirusak.
Mazmur 115:16
115:16 Langit
itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak
manusia.
Kejadian 6:12
6:12 Allah
menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan
hidup yang rusak di bumi.
Bila
suara Firman itu datang, pertama itu menggoncang kehidupan kita, mulai dari
diriku hamba Tuhan, masuk langkah kedua adalah nikah, kemudian keluarga. Mari
kita mulai dari sekarang jiwailah bunyi suara Firman. Marilah menata hidup
rumah tangga dan pekerjaan saudara. Bumi itu menyangkut pekerjaan saudara.
Rumput itu menyangkut dengan penggembalaan. Jangan kita terlibat merusak.
Jika
masa lampau kita banyak membuat Tuhan mengeluh dan sakit hati, mari sekarang
rubah paradigma, rubah pikiran saudara, mari kita mau menyenangkan hati Tuhan.
Anak muda remaja jadilah saksi di pergaulanmu, di sekolahmu. Jangan nanti malah
saudara lebih jahat dari mereka. Saudara berucap dalam pembicaraan, malah orang
luar yang berkata “jangan berucap seperti itu”.
6)
Hakim-hakim 7:16,19
7:16
Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke
tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh
di dalam buyung itu.
7:19
Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung
perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika
penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil
memecahkan buyung yang di tangan mereka.
Di
sini mereka menghadapi Midian, menghadapi Amalekh, menghadapi orang dari
sebelah timur si mulut besar. Mulut besar ini yang mau menelan. Mereka menjadi
satu dengan orang Midian dan orang Amalek. Bagaimana untuk menang? Butuh buyung
yang kosong. Hati kita harus kita kosongkan, jangan isi dengan kotoran. Kemudian
ada suluh yang menyala di dalam hati. Lalu ada sangkakala di tangan kanan.
Begitu bunyi sangkakala diperdengarkan oleh 300 tentara Israel, dibandingkan
kurang lebih ribuan tentara
yang mereka hadapi, perbandingannya sebenarnya apa, tetapi mereka malah menang.
Itu sudah
dimulai dari bulu wol yang kecil yang ada karena embun turun membasahi. Itu
menunjuk pelayanan di dalam nikah. Secangkir
air dari bulu wol itu setelah diperas. Berarti mulai di wadah yang kecil ini,
mulai dari dalam nikah ada pelayanan yang indah. Untuk menghadapi roh Midian,
roh pembantah, ini yang dibutuhkan. Heran manusia ini, tidak pernah pupus dari
membantah. Membantah, membantah dan membantah terus. Makanya dibutuhkan 300
orang, inilah sisa yang setia. Orang yang setia, itulah yang mengalahkan Midian
suka berbantah-bantah, mengalahkan Amalek itulah daging, mengalahkan si mulut
besar yang siap menelan, itulah Aram, orang dari sebelah timur.
Coba
ketika kita berbicara satu dengan yang lain, apakah di dalam nikah, di dalam
pekerjaan, menghadapi suatu program atau satu proyek, jangan diisi dengan berbantah-bantah, itu Midian. Jangan
kita isi dengan nafsu daging, itu Amalek. Jangan kita isi seperti mau menelan
orang.
Misalnya
saya bicara lalu malah ditanggapi “ah kau begini dan begitu” inilah si mulut
besar yang mau menelan saya. Jangan biasakan mengisi rumah tangga dengan
berbantah-bantah. Kenapa kita ini tidak bisa berubah!
Obor
menyala karena buyung itu dibanting
ke bumi. Saudara bayangkan 300 orang serempak membanting buyung
ke tanah, bunyinya menggelegar. Obor itu menyala maka kita bisa melihat di mana
musuh lari. Kalau obor menyala maka kita bisa melihat dosa itu berdiam di mana.
Dan kalau obor menyala maka kita bisa hidup dalam terang. Sehingga perbantahan
tidak ada, kita tidak hidup lagi dalam daging dan si mulut besar tidak bisa
menelan kita.
Kita
baru sampai pada poin yang keenam. Israel dulu, soal nafiri ini benar-benar
menempati tempat yang paling tempat dalam perjalanan Israel maupun dalam ibadah.
Dalam aktivitas di luar ibadah, bunyi itu selalu
diperdengarkan. Waktu mereka beribadah juga harus disertai bunyi nafiri.
Memindahkan Tabut dari kemah Daud ke Bait Allah juga harus disertai dengan
bunyi nafiri.
Siang
hari ini, ayo kita warnai hidup kita. Dengarlah bunyi sangkakala untuk
membenahi saudara dan saya.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar