Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 23:23-25
23:23 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel,
begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus
mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni
hari pertemuan kudus.
23:25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat
dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."
Kita
kembali berbicara pesta yang kelima yaitu pesta bunyi nafiri. Pesta keenam
adalah pesta grafirat atau pendamaian dan yang ketujuh adalah pesta pondok
daun-daunan. Perjalanan gereja, perjalanan rohani kita juga seirama dengan masa
raya Tuhan yang kita jalani dan memang harus kita jalani. Tidak satu masa raya
Tuhan yang bisa kita abaikan. Semua harus kita jalani karena itu bagaikan anak
tangga untuk mencapai singgasana. Singgasananya adalah pesta pondok
daun-daunan, saat gereja
sudah menyatu dengan Kristus.
Semua
pesta ini hanya bayangan. Apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama pada
hakekatnya itu hanya bayangan. Jadi ibadah mereka ini adalah ibadah bayangan.
Kita sekarang ada pada ibadah wujud.
Kolose 2:16-17
2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum
kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun
hari Sabat;
2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Jika
kita melihat ibadah umat Israel yang sifatnya disebut bayangan, bukan berarti
bahwa kemudian dianggap ringan atau diringankan atau tidak punya nilai di
hadapan Tuhan. Itu tetap punya nilai dan tidak boleh diringankan. Karena ketika
mereka mulai meringankan dan tidak menghargai serta tidak menjalankan
semestinya maka Tuhan tidak senang melihat mereka melaksanakan seperti itu
sehingga terjadi penolakan dari Tuhan. Jadi walaupun bayangan bukan berarti itu
tidak dinilai oleh Tuhan karena itu Firman. Jika dilayani dan dikerjakan hanya
asal maka Tuhan tidak setuju. Sebabnya Tuhan murka. Di sini Tuhan memperlihatkan ketidaksenangan hatiNya melihat umat melaksanakan masa
raya hanya asal-asal. Apalagi kita sekarang ibadah wujud, dulu hanya
bayangannya.
Yesaya 1:14
1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan
pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi
beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
Sekalipun
bayangan tetapi jika dilakukan tidak sesuai dengan format Firman Tuhan, tidak
sesuai dengan selera Tuhan maka Tuhan tidak suka melihat ini sehingga terjadi
penolakan. Sekarang kita ada pada poin pesta bunyi serunai, bunyi nafiri atau
bunyi sangkakala. Kita berada pada wujud. Kalau bayangan saja Tuhan bisa murka
apalagi kita yang melayani dalam bentuk wujudnya. Jika kita mempemainkan itu
sangat menyakiti hati Tuhan dan bisa terjadi penolakan lebih dari bangsa Israel
dulu.
Olehnya
kita perhatikan masa raya apa kita sekarang, poinnya masa raya bunyi nafiri. Kalau bicara bunyi
nafiri maka bagian tubuh apa
yang meniup? Nafiri berbunyi karena ditiup oleh mulut. Kalau dulu mereka meniup
terompet atau nafiri yang dibuat dari perak. Jadi begitu mereka pegang dan
meniup maka yang mereka pegang itu adalah harga tebusan. Ini dulu bayangan.
Sekarang kita bukan bayangan, tebusan Korban Kristus benar-benar sudah wujud
dalam diri kita. Begitu kita meniup perak, begitu kita memegang korban Kristus,
berarti kita menyuarakan korban Kristus, korban tebusan/kelepasan.
Sekarang
bagaimana saya mengangkat Korban Kristus/kelepasan. Apakah korban Kristus itu sudah menjadi
pengalaman saudara? Ini wujud. Apakah suara nafiri itu sudah mengasai hidup
saudara, alias apakah korban penebusan itu sudah menjadi pengalaman keselamatan
saudara. Apakah saya sudah menikmati arti penyelamatan dari perak, berarti dari
korban Kristus. Kalau sudah menikmati indahnya persekutuan dengan Korban Kristus,
maka harus saya tiup supaya orang lain juga bisa selamat seperti saya.
Kita ada pada wujudnya, dulu mereka hanya bayangan. Begitu kita pegang terompet atau serunai atau nafiri atau
sangkakala berarti kita memegang perak/harga kelepasan. Sebab sangkakala itu dibuat dari perak.
Bilangan 10:1-2
10:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2 "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak
tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan
untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.
Begitu meniup maka kita pegang nafiri perak.
Berarti kita lebih dahulu harus ada persekutuan yang nyata bahwa kita telah diselamatkan oleh Korban Kristus. Ini wujudnya.
Hanya orang yang meniup nafiri itu yang menikmati bahwa dia sudah diselamatkan.
Hanya orang yang merasa sudah diselamatkan oleh Korban Kristus maka dia akan
bersaksi, dia pasti akan meniup nafiri. Jadi kalau saudara mengatakan “saya
sudah diselamatkan/ dilepaskan oleh
Korban Kristus, saya sudah pegang nafiri dari perak” maka saudara akan
bersaksi.
Dua
nafiri perak itu berbicara perjanjian lama dan perjanjian baru yang berbicara pekerjaan
penebusan Tuhan dalam manusia, wujudnya adalah Korban Kristus. Jika saudara sudah mengalami itu, tetapi
kalau saudara tidak mau meniup berarti saudara egois di hadapan Tuhan,
mementingkan diri sendiri! Kalau kita mementingkan diri sendiri justru itu
kepala dari 18 dosa di akhir zaman. Itu berarti masih dilabel dosa, masih
dibelenggu dosa. Ini yang harus kita pangkas dari diri kita, supaya jangan ada
dari diri kita hanya berpikir selamat sendiri dan tidak peduli dengan orang
lain. Kalau kita peduli dengan orang lain maka kita akan waspada menjaga diri
kita dan mulut kita meniup nafiri berarti bersaksi kepada mereka dan berupaya
jangan menjadi sandungan bagi orang lain.
II Timotius 3:1-2
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan
datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi
hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima
kasih, tidak mempedulikan agama,
II Timotius 3:1-2 (Terjemahan Lama)
3:1 Perhatikanlah! Pada akhir zaman akan datang kelak
suatu masa yang sukar.
3:2 Karena segala orang akan mengasihi dirinya
sendiri, dan tamak akan uang, membesarkan dirinya, congkak, mengumat orang,
durhaka kepada ibu bapanya, tiada syukur, fasik,
Kita
ibadah wujud, makanya kita merayakan pesta bunyi nafiri yang bareng dengan
pesta grafirat untuk menuju pesta pondok daun-daunan. Kalau ini kita abaikan,
jangan sampai kita ditolak oleh Tuhan. Bisa pendeta ditolak oleh Tuhan. Dr.
Brainberlay/London sudah
melihat banyak pendeta ditolak dan ada di neraka. Dia seorang ahli apoteker,
tiba-tiba datang anak muda masuk di tokonya. Anak muda itu berkata “engkau akan
menjadi hamba Tuhan, segera lepaskan pekerjaan ini karena kau akan menjadi
hambaNya”. Tiba-tiba anak muda itu hilang, dia cari-cari sudah tidak ada, itu utusan Tuhan.
Kemudian
Tuhan perlihatkan dua suasana yang bertolak belakang, dia lihat sorga dan dia
lihat neraka. Pada waktu itu dia melihat ada orang beribadah di neraka. Artinya
diperlihatkan ada orang beribadah tetapi kenapa masuk neraka. Mereka menyanyi
semuanya fals, musiknya fals. Kemudian saat Firman mau diberitakan dan pendeta
naik di belakang mimbar. Begitu pendeta mengatakan “mari kita buka Alkitab”
maka jemaat itu datang mengeroyok dia “gara-gara kau kami ada di sini!”. Itu
sebabnya ketika itu Dr.Brainberlay mengatakan “jangan saudara pikir saudara
sudah berdiri di belakang mimbar maka otomatis saudara giring jemaat ke sorga.
Jangan sampai saudara giring di neraka!”. Bahasa ini memotivasi saya, jangan
sampai menjadi gembala tetapi menggiring jemaat masuk neraka.
Kita
hati-hati sekarang ini, kita ada pada ibadah wujud, bukan bayangan. Kalau
bayangan saja Tuhan sangat murkai
jika salah, apalagi ibadah wujud. Ketika kita mengangkat nafiri, bicara Firman,
bicara korban penebusan, berarti lebih dahulu menikmati bahwa saya sudah diselamatkan oleh Tuhan lewat Korban Kristus”. Maka harus
ada ikhtiar untuk menolong dan menyelamatkan orang lain. Jangan kita egois.
Paulus sendiri berkata “celaka aku kalau aku tidak tiup nafiri!”.
I Korintus 9:15
9:15 Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun
dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan
juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku
tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
Motivasi
pelayanan rasul Paulus dia perlihatkan pada ayat 15. Tujuan pelayannya bukan
untuk mencari sesuatu yang sifatnya
duniawi, tetapi tujuannya sungguh untuk keselamatan orang lain.
I Korintus 9:16
9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku.
Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Paulus
berkata “celaka aku kalau tidak meniup nafiri”. Tadinya Paulus adalah orang
yang giat melawan Tuhan Yesus, sampai pengikut
Tuhan Yesus banyak yang dia bunuh. Tetapi setelah dia sadari ternyata yang dia
lawan adalah suara nafiri perak yang mengungkap penebusan Tuhan di dalam Yesus.
Begitu dia sadar maka benar-benar dia berubah sikap. Perhatiannya tidak lagi
terfokus hanya untuk dirinya, dia meniup nafiri juga untuk orang lain. Itu
namanya rayakan
pesta bunyi nafiri, ada
aktifitas kita. Kita merayakan pesta bunyi nafiri berarti ada aktifitas kita.
Bagaimana untuk menolong dan menyelamatkan orang-orang lain yang belum
diselamatkan. Itu yang dilakukan oleh rasul Paulus.
Peniupan
nafiri ini tidak lepas dengan fungsi mulut yang meniup. Kita sekarang ini bukan nafiri lagi yang kita
bawa-bawa. Tetapi dengan mulut kita bersaksi dan dengan ekspresi-ekspresi kita.
Orang yang menangkap perkataan kita, melihat perilaku kita sehingga mereka
berkata “benar itu bapak, benar itu ibu, benar pribadi itu sudah diselamatkan” sehingga dia juga tertarik. Ini yang harus ada
dalam kehidupan gereja Tuhan.
Kita
berbuat ini bukan kita buang-buang waktu. Jangan sampai kita Kristen vakum
tidak bersaksi. Dan lebih tidak elok lagi dia tidak bersaksi malah jadi sandungan. Sedangkan kita sudah bersaksi
kita harus waspada jangan sampai jadi sandungan. Apalagi tidak bersaksi dan
malah jadi sandungan. Ini berarti tidak merayakan pesta bunyi nafiri.
Ini
pesta bunyi nafiri dalam Imamat 23:23-25, ada 3 ayat. Tetapi lengkapnya ada
dalam bilangan 29:1-6. Kalau
kita lihat pesta nafiri ini, termasuk 6 pesta yang lain, itu semua oleh raja
Salomo, sudah dibawa pada satu lokasi yaitu Bait Allah. Termasuk pesta Paskah,
roti fatir, timang-timangan, Pantekosta, bunyi nafiri, grafirat dan pesta
pondok daun-daunan, tidak lepas dengan Bait Allah. Jadi kalau kita bersaksi
berarti kita terkait dengan Bait Allah, terkait dengan Tubuh Kristus. Dulu
bayangan, tetapi kita sekarang wujud, wujudnya adalah Tubuh Kristus.
Jadi
semua pesta tidak lepas dengan Bait Allah, semua pesta terkait dengan Bait Allah, mulai dari
Paskah.
II Tawarikh 2:4
2:4 Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah
bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya
dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan
korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan
bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Allah kami,
sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya.
Jadi
pesta-pesta yang kita rayakan secara rohani ini adalah kewajiban supaya tetap berada pada Tubuh Kristus. Ini upaya
dari Tuhan dan kita harus mengupayakan supaya ada di sana. Saya melihat luar
biasa tujuan Tuhan ini. Olehnya kalau kita paham tentang Paskah, berarti
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maksudnya untuk menjadi Tubuh
Kristus. Merayakan roti fatir tujuannya apa? Supaya ada jalan masuk dalam
pembentukan Tubuh Kristus. Saudara ditimang-timang dan digembalakan oleh hamba Tuhan tujuannya apa?
Supaya saudara dan hamba Tuhan itu masuk Tubuh
Kristus. Saudara dan hamba Tuhan butuh Roh
Kudus supaya ada kemampuan ajaib untuk bisa menapaki hidup yang ada dengan
berbagai corak ragam tantangan supaya kita masuk dalam Tubuh Kristus.
Sebagai
umat Tuhan dan saya hamba Tuhan, Tuhan makin membuka isi hatiNya dengan terang benderang. Tidak cukup bila berkata: “ah saya sudah menerima Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat lalu dibaptis”. Saudara belum mengerti semua ini. Nanti sampai pada pesta bunyi
nafiri baru saudara mengerti,
ternyata hubungannya dengan Bait Allah tidak bisa saudara ingkari. Ternyata rangkaian
tujuh pesta ini erat hubungannya dengan pembangunan Tubuh Kristus, saling terkait satu dengan yang lain.
Pesta
bunyi nafiri dirayakan tanggal 1 bulan yang ketujuh. Tanggal 1 itu berarti
bulan baru. Apakah benar kita meniup nafiri pas tanggal 1 yaitu bulan baru
dengan roh perdamaian. Sudahkah kita menikmati pekerjaan penebusan itu, ada roh
perdamaian. Betul sudah mengalami Paskah, tetapi di sini harus dikaji kembali.
Begitu memegang nafiri, ditiup, berarti saudara bersinggungan dengan Korban Kristus. Begitu saudara angkat Alkitab, saudara cerita Firman, berarti saudara bersinggungan dengan Korban
Kristus.
Contoh
orang yang merayakan bulan baru, apakah betul-betul dia menikmati pekerjaan
penebusan atau tidak. Ternyata tidak.
I Samuel 20:24
20:24 Sesudah itu bersembunyilah Daud di padang.
Ketika bulan baru tiba, duduklah raja pada meja untuk makan.
Daud
bersembunyi di padang sebab sudah ada pembicaraan dengan Yonatan. Yonatan mau
meraba hati bapanya apakah benar bapanya ini niat 100% mau membunuh Daud. Saat
itu bulan baru, berarti peniupan nafiri.
Bilangan 29:6
29:6 selain dari korban bakaran bulan baru serta dengan
korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya
dan korban-korban curahannya, sesuai dengan peraturannya, menjadi bau yang
menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Peniupan
nafiri kena bulan baru, bulan 7 tanggal 1. Dan apa yang terjadi pada perayaan bulan baru di istana Saul?
I Samuel 20:25
20:25 Raja duduk di tempatnya seperti biasa, dekat
dinding. Yonatan berhadapan dengan dia, Abner duduk di sisi Saul, tetapi tempat
Daud tinggal kosong.
Jadi
pesta bulan baru tetapi Daud tidak ada. Padahal Daud ini orang istana karena
dia anak mantu raja. Raja merayakan bulan baru tetapi hatinya busuk! Ini kita
jaga, jangan sampai kita merayakan ini dan itu, masa raya Tuhan kita rayakan, tetapi kalau hati kita busuk maka
di hadapan Tuhan hanya menghadirkan bencana.
I Samuel 20:26
20:26 Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu,
sebab pikirnya: "Barangkali ada sesuatu yang terjadi kepadanya; mungkin ia
tidak tahir; ya, tentu ia tidak tahir."
Memang
kalau merayakan bulan baru, harus mentahirkan diri.
I Samuel 20:27
20:27 Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada
hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul
kepada Yonatan, anaknya: "Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik
kemarin maupun hari ini?"
Daud
tidak ada berarti tidak merayakan bersama, dia menjauh. Bagaimana Daud bisa
duduk semeja dengan orang yang membenci dia. Apa arti merayakan bulan baru,
meniup nafiri tetapi duduk dengan orang yang tidak senang dengan dia, itu
sebabnya dia menghindar.
I Samuel 20:28
20:28 Jawab Yonatan kepada Saul: "Daud telah
meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem,
Ini
rekayasa! Jika logika kita manusia, berarti Yonatan berbohong di sini. Padahal
mereka sudah janjian Daud bersembunyi di balik batu, tetapi dia katakan ada ke
Betleham. Begitu rupa Yonatan untuk mengawal dan menjaga Daud. Karena apa?
Cinta Yonatan dengan Daud lebih dari cinta perempuan kepada laki-laki. Semua
peralatan perang Yonatan dia serahkan kepada Daud karena kasihnya kepada Daud.
I Samuel 20:29-30
20:29 katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara
pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang
memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku
untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan
raja."
20:30 Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan,
katanya kepadanya: "Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa
engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi
perut ibumu?
Inikah
model orang merayakan bulan baru, inikah model orang meniup nafiri! Dia justru mengatakan anaknya “anak sundal
kurang ajar!”. Begitu rupa gambar isi hati dari Saul, sekarang nampak di mata
Yonatan.
I Samuel 20:31
20:31 Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di
muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang
memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."
Orang
merayakan masa raya mengapa malah
berpikir seperti ini?. Kita ini ada
pada ibadah wujud. Lebih besar tuntutan Tuhan kepada kita sekarang. Jangan
berpikir “oh Perjanjian Lama lebih berat dari kita sekarang”. Justru Perjanjian
Baru lebih berat, tetapi tidak langsung dihukum. Karena zaman kemurahan maka selalu
diberi kesempatan untuk bertobat.
I Samuel 20:32-33
20:32 Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu,
katanya kepadanya: "Mengapa ia harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?"
20:33 Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan
untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil
keputusan untuk membunuh Daud.
Ini
yang terjadi di meja Saul. Merayakan bulan baru, merayakan bunyi serunai tetapi
hatinya busuk, ingin membunuh, ingin mencabut nyawa orang lain. Yang seharusnya kalau kita pegang bunyi nafiri itu
justru untuk keselamatan nyawa orang lain. Di sini sebaliknya mau mencabut nyawa orang lain. Ini
bukan perayaan pesta. Ini jangan terjadi pada diri kita.
I Samuel 20:34
20:34 Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan
perjamuan itu dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan
baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena Daud, sebab
ayahnya telah menghina Daud.
Yonatan
langsung meninggalkan kursinya dengan kemarahan yang menyala-nyala. Menghina Daud saja Yonatan sudah tidak sanggup
mendengar, apalagi seperti ayahnya yang mau membunuh. Jadi kita lihat di sini,
merayakan bunyi nafiri tetapi ada niat hati busuk. Di sini dikatakan oleh
Firman Tuhan, Yonatan tidak sanggup mendengar penghinaan kepada Daud, menghina orang yang diurapi
Tuhan. Apa arti duduk semeja tetapi ada niat membunuh, mencabut nyawa orang dan
menghina orang lain, yang seperti ini bukan pesta.
Akhirnya
dua tempat duduk, dua kursi di meja Saul kosong, tidak ada lagi yang duduk. Di
mana ada penghinaan, di mana ada hati busuk, maka kursi mempelai tidak akan
ada. Kenapa? Sebab Daud dan Yonatan digambarkan seperti dua sejoli yang cinta
mereka seperti cinta perempuan. Jadi kursi yang kosong ini adalah kursi
mempelai. Padahal kita mau dibawa ke sana. Pesta demi pesta yang Tuhan suruh
rayakan adalah untuk membawa kita pada kursi mempelai.
Coba renungkan ketika Daud menyanyikan nyanyian ratapan saat dia mendengar Saul sudah mati dan sahabatnya
Yonatan juga sudah mati. Bagaimana ungkapan Daud yang tulus ikhlas. Walaupun
Saul mau membunuh, dia tetap mengasihi Saul. Walaupun Saul mau mencabut
nyawanya, dia katakan Saul orang yang paling baik di Israel. Tidak ada
pembalasan, Daud tidak ada sakit hati.
II Samuel 1:19-20,23 (Ratapan Daud untuk Saul
dan Yonatan)
1:19 Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di
bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!
1:20 Janganlah kabarkan itu di Gat, janganlah
beritakan itu di lorong-lorong Askelon, supaya jangan bersukacita anak-anak
perempuan orang Filistin, supaya jangan beria-ria anak-anak perempuan
orang-orang yang tidak bersunat!
1:23 Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan
yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari
burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.
Sekalipun
Saul selalu berniat jahat kepada Daud, karena
Daud ada pemahaman dan pengenalannya bahwa dia merayakan masa raya ini sehingga
dia tulis dalam Mazmur 89:16.
Mazmur 89:16 (Terjemahan Lama)
89:16 Berbahagialah segala umat yang mengetahui akan
bunyi nafiri, ya Tuhan! mereka itu akan berjalan dalam terang yang dari
hadirat-Mu.
Inilah
pribadi Daud, karena dia mengetahui bunyi
nafiri, dia tahu arti korban Kristus. Kalau kita ingin mengetahui apa itu bunyi
nafiri yang keluar dari nafiri perak yaitu Korban yang kita terima dari dua
nafiri ini maka kita berbahagia. Daud tidak ada niat membunuh, tidak ada roh dendam, tidak ada sakit hati. Ini
orang yang tahu bunyi nafiri/Firman.
II Samuel 1:24-26
1:24 Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah
karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang
menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
1:25 Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah
pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
1:26 Merasa susah aku karena engkau, saudaraku
Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada
cinta perempuan.
Ini
cinta mempelai. Kita merayakan Paskah, roti fatir, timang-timangan, bunyi
nafiri, tetapi kalau seperti Saul, stop! Kita harus berubah, jangan lagi ada ugut-ugutan dalam hati
kita. Akhirnya dua kursi kosong. Sesudah peristiwa ini maka Yonatan bangkit
dengan amarahnya karena mendengar ayahnya menghina Daud. Berarti hati Yonatan tidak setuju jika menghina orang, ini bukti dia bersekutu dengan korban tebusan, untuk kita sekarang Korban
Kristus. Maka tidak ada penghinaan apalagi mencabut nyawa orang.
Kita
meniup nafiri justru untuk menolong nyawa orang, supaya orang lain selamat sebagaimana kita sudah selamat. Maka seperti yang ditulis oleh rasul Paulus “celaka aku jika
tidak memberitakan Firman” berarti celaka aku jika tidak meniup nafiri. Artinya
sekarang celaka aku jika tidak bersaksi, karena aku telah menikmati keselamatan itu. Hanya orang yang
telah menikmati telah diselamatkan maka dia akan meniup nafiri. Betulkan
saudara sudah menikmati bahwa saudara sudah diselamatkan lewat Injil yang
saudara dengar ditiup oleh orang lain. Saudara harus ada terbeban untuk meniup lagi. Itulah namanya pesta
serunai.
Berarti
meniup nafiri ini bukan sendirian, namun sahut menyaut, sambung menyambung.
Berarti kalau saya meniup nafiri, ayo saudara lanjutkan juga. Kemudian yang diselamatkan meniup juga. Maka ramailah kita
meniup serunai. Makanya manfaatkan kesempatan ini. Jangan sampai kita tidak
memanfaatkan mulut kita untuk meniup serunai, jangan sampai kita menutup mulut
kita untuk tidak menyaksikan korban tebusan yaitu korban Kristus di Golgota.
Filipi 4:8
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu.
Di
sini kita banyak kebobolan. Tetapi pengajaran ini tidak bisa untuk tidak
disandingkan walaupun kita banyak bobol di sini. Sekarang kita dengar kita
harus berjuang supaya mulut, pikiran dan perasaan kita bagaikan bunyi serunai.
Kolose 4:6
4:6
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu
tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Ini
bukan hanya untuk hamba Tuhan tetapi bersama jemaat. Kata-katamu jangan hambar supaya tahu bagaimana
memberi jawab kepada orang-orang lain. Kalau saudara buka handphone saudara,
banyak orang bertanya-tanya apakah arahnya ke sorga atau ke neraka. Kenapa
hatinya risau dan tidak ada ketenangan, tidak tahu pasti ke sorga dan ke
neraka. Kemudian dia bergumul dan tiba-tiba Almasih datang “terimalah Aku”.
Begitu dia terima maka hatinya damai maka dia berseru dengan nama Tuhan. Baru
mendengar umat Tuhan menyanyi hatinya sudah sejuk. Mereka ini bertanya-tanya,
kepada siapa mereka mau bertanya? Kadang mereka malas juga bertanya pada yang sudah percaya karena melihat hidupnya tidak karu-karuan!
Banyak
sekarang yang kita dengar
“kenapa dia mengikut Yesus”. Akhirnya mereka
menikmatinya. Nah sekarang apakah kita harus diam. Saudara sudah menikmati
nilai penebusan/ perak yang kita
tiup itu yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menceritakan pekerjaan
penebusan Ilahi terhadap manusia yang berdosa diselamatkan. Apakah saudara
diam? Kalau diam berarti saudara tidak merayakan pesta. Padahal pesta ini
adalah masa raya Tuhan, bukan masa raya manusia. Masa raya Tuhan, Tuhan berikan
kepada kita supaya kita rayakan. Bagaimana bisa masuk sorga kalau masa raya Tuhan tidak kita rayakan.
Lihat
saja seorang yang diceritakan Tuhan
Yesus dalam Lukas pasal 16. Dia tidak mau merayakan, akhirnya dia terlambat.
Yang dia rayakan hanya pesta untuk kesenangan dagingnya. Itulah orang kaya.
Akhirnya apa? Karena selama ini tidak pernah memikirkan untuk keselamatannya,
maka ketika di neraka baru dia pikir ada 5 saudaranya yang dia minta tolong
untuk diselamatkan agar mereka tidak berada di tempat dia berada tetapi sudah
terlambat. Waktu dia hidup, tidak pernah ia merayakan masa raya Tuhan. Yang dia
rayakan adalah kesenangan dagingnya sendiri. Akhirnya apa? Dia terlambat meniup
nafiri, lambat bersaksi. Baru berpikir tentang keselamatan orang lain, tetapi
dia sudah terlambat, dia sudah ada di neraka. Ada hal-hal yang kita lihat di sini. Terlambat untuk bersaksi,
terlambat bertobat, terlambat menggunakan waktu, terlambat menggunakan uangnya,
terlambat berbuat baik, sebab
dia tidak pernah hirau keselamatan
jiwanya.
Ini
jangan terjadi, jangan sampai kita telat. Mari kita rayakan dengan wujud yang
nyata. Salomo mengatakan tadi ingin membangun Bait Allah, supaya semua masa raya dirayakan bersinggungan
dengan Bait Allah. Jadi kita merayakan sekarang harus terkait dengan Tubuh Kristus, itulah
wujudnya.
Ketika
Tuhan memperlihatkan ini saya berterima kasih banyak kepada Tuhan. Oleh
kemurahan Tuhan dari Sulawesi Selatan saya sudah banyak meniup terompat. Waktu
melayani di Daya, 3 bulan saya melayani di situ, kemudian ada 4 orang saya bawa
ke kota untuk dibaptis. Beberapa bulan saya melayani lagi, 6 orang saya bawa ke
pusat kota untuk dibaptis.
Kemudian
pekerjaan Tuhan di kompleks pabrik
semen Tonasa kacau balau, jemaat melawan gembala, padahal gembala itu
sekeretaris majelis daerah. Kemudian ketua majelis daerah entah bagaimana beliau pilih saya supaya harus ke sana. Kemudian saya
langsung berangkat ke sana. Saya seperti polisi rahasia yang melakukan
spionasi. Lalu saya dapat 2 otaknya yang menolak gembala ini. Lalu saya laporkan kepada ketua majelis daerah dan beliau
berkata lanjutkan
pelayananmu di situ.
Saya
melayani, oleh kemurahan Tuhan yang pertama saya
baptis dari
orang sebelah. Puji
Tuhan ada jiwa, satu saat 10 lebih yang saya baptis sehingga saya direncanakan
untuk dibunuh. Kemurahan Tuhan jika saya terus meniup nafiri.
Kemudian
Tuhan pindahkan kami ke Tentena, walaupun sebenarnya kami tidak mau. Yang
pertama kami jumpai adalah pak Suradji, makanya pak Suradji jaga baik-baik
hidupmu. Kami bawa pak Suradji ke Kelei dan dibaptis. Dan anak-anaknya kami
serahkan kepada
Tuhan. Saya berterima
kasih jika masih boleh meniup nafiri. Saya sudah berupaya kepada
keluarga-keluarga daging saya, sudah berapa kali saya berkhotbah di rumah-rumah
mereka. Tetapi baru satu keluarga yang ikut di sini. Memang ada yang sudah
dibaptis dan ikut ibadah di sini, tetapi mereka kembali sebab diancam oleh keluarga yang lain.
Saya
berpesan kepada bapak Suradji, anak-anak dan cucu-cucu, mari kita tiup nafiri, jangan diam. Kalau kita
sudah pegang itu perak, korban tebusan, kita kumandangkan, kita saksikan, maka
seharusnya kita lebih dahulu ada roh takut dan gentar kepada Tuhan.
Amos 3:6
3:6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan
orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN
tidak melakukannya?
Kalau
kita dengar bunyi nafiri, apalagi kalau kita yang tiup, kita bersaksi, mestinya
lebih dulu dari dasar hati kita ada kegentaran di hadapan Tuhan, supaya jangan
kita disambar. Sebab dalam Wahyu 8:7 ada tiupan bunyi nafiri beruntun sampai 7
kali, ini
adalah hukuman Anak Allah.
Perhatikan pada
peniupan nafiri pertama pohon-pohon dan rumput-rumput yang disambar oleh Tuhan?
Kalau saudara perhatikan, pasangan nikah pertama yaitu Adam dan Hawa,
dipelihara oleh buah pohon-pohon ini. Berarti mereka digembalakan oleh Tuhan
lewat buah-buah pohon-pohon ini. Tetapi pada sangkakala pertama ini pohon yang
disambar karena manusia sudah tidak menghargai penggembalaan Tuhan. Makanya
rumput juga disambar oleh Tuhan. Daud mengatakan dia digembalakan dan
dibaringkan di rumput hijau. Tetapi manusia sudah tidak menghargai
penggembalaan tidak mau meneruskan peniupan nafiri, sehingga nantinya disambar.
Dari sekarang kita sudah harus gentar dengan hal ini. Agar tidak terjadi dalam kehidupan saudara dan
saya. Sebabnya jangan coba ringankan penggembalaan.
Sistem
penggembalaan Tuhan mulai dari taman Eden, nikah digembalakan Tuhan di Eden.
Tetapi akhirnya mereka diusir keluar. Kalau Daud tetap bertahan sampai akhir hidupnya, tetapi akhir-akhir ini banyak yang tidak bertahan.
Kita
perhatikan hari-hari terakhir ini supaya jangan seperti merayakan bulan baru,
peniupan nafiri dalam suasana
Saul. Jangan sampai kita tidak merayakan pesta ini seperti orang kaya dalam
Lukas pasal 16. Dia terlambat, semuanya terlambat. Jangan sampai kita baru memikirkan keselamatan orang lain
tetapi sudah terlambat. Bahkan orang kaya itu baru memikirkan keselamatannya
tetapi sudah di neraka. Jadi kalau sekarang kita tidak memikirkan keselamatan
kita, otomatis kita tidak memikirkan keselamatan orang lain. Tetapi kalau
saudara memikirkan keselamatanmu dan saudara hayati serta nikmati karena sudah
memegang nafiri perak yaitu Korban Kristus, maka saudara diwajibkan meniup nafiri kepada orang lain, perdengarkan pada orang lain. Diterima atau tidak
diterima terserah orang itu. Yang penting kewajiban kita meniupkan nafiri ini adalah suatu pesta.
Ketika
kita sudah diselamatkan, kita sudah meniup nafiri kepada orang lain, jangan
lupa tujuan utamanya adalah Bait Allah, menjadi Tubuh Kristus. Artinya supaya
dalam perjalanan nanti, walaupun memakan waktu, kita tidak menjadi lemah,
karena melihat sosok Tubuh Kristus yaitu Bait Allah. Seperti Yesaya melihat
sosok Tuhan duduk di atas takhtaNya dan jubahNya menutupi Bait Allah, sehingga
Yesaya berubah luar biasa.
Ini
untukku dan untuk saudara. Kita bukan ibadah bayangan lagi, tetapi wujud. Kalau
dulu Bait Allah itu sudah hancur, dibakar oleh Nebukadnezar. Tetapi wujudnya
adalah Tubuh Kristus. Katakan “saya mau ke sana” saya ingin membawa dan mengkait orang lain ke sana. Sebagaimana lagu: hatiku rindu mau ke sana, bukan bertamu tetapi tinggal
selamanya, di sana rumah Bapa, di tanah airku, di Eden taman puspa, berhimpun
salehMu.
Makanya
kalau saya sendiri, saya suka menyanyikan “saya mau pulang, pulang ke sorga,
pulang ke Yesus. Di sana susah, hilang di sana, saya mau pulang ke Yesus”. Di
sini dunia yang susah, damai tidak ada lah, pikulan dan tangisan banyak lah, di
sini dunia yang susah. Di sana sorga yang mulia, damai dan gembiralah, pikulan
dan tangaisan hilanglah, di sana sorga yang mulia”. Jangan sampai kita terbuang, jangan sampai ada di neraka.
Bukti
orang kaya itu disebut anak Abraham, tetapi kenapa masuk neraka. Abraham akui
dia anaknya tetapi kenapa di neraka. Kenapa Zakheus yang sudah jelas merugikan
bangsanya, seperti lintah darat, tetapi ketika bertemu Yesus korban tebusan,
maka anak Abraham yang ini bertobat. Orang kaya itu anak Abraham, tetapi kenapa
dia terus ke neraka? Sebab tidak pernah menyadari dirinya butuh keselamatan.
Dia tidak pernah memikirkan orang lain. Nanti sudah di neraka baru dia butuh selamat tetapi sudah terlambat. Dia
ingat saudara yang 5 itu, dia suruh Lazarus ke sana. Tetapi Abraham katakan
tidak! Di sana ada sudah ada nafiri, ada kitab suci yang ditiup oleh
hamba-hamba Tuhan. Tidak perlu Lazarus turun lagi.
Sejauh
mana kita
memiliki kerinduan hati
merayakan bunyi nafiri?. Perayaan bunyi
nafiri ini luar biasa, sampai 1 ekor lembu jantan harus dipersembahkan dengan
1/3 efa tepung terbaik. Ada dua ekor lembu yang terbaik yang harus
dipersembahkan dengan 2/10 efa. Ada 7 ekor domba, ada juga kambing, ada korban
sajian. Semua ini adalah bayangan datangnya Yesus. Korban sajian, itulah Firman
Tuhan.
Jadi
kalau kita merayakan pesta bunyi serunai, lihat, betapa darah mengalir. Mulai dari seekor lembu, dua ekor
domba, tujuh ekor domba dan seekor lagi kambing. Jika saudara melihat korban Kristus, katakan terima kasih Tuhan, darahMu lebih berharga dari pada seekor
lembu, lebih berharga dari tujuh ekor domba dan seekor kambing. Jika melihat
darah mengalir di Golgota, itulah keselamatan saudara. Jangan saudara diam,
bersaksilah kepada saudara-saudara dan tetangga-tetanggamu.
Kita
lihat yang belum kita singgung secara mendalam tentang pesta peniupan bunyi
nafiri ini.
I Tawarikh 15:24
15:24 dan Sebanya, Yosafat, Netaneel, Amasai,
Zakharia, Benaya dan Eliezer, yakni imam-imam itu, meniup nafiri di hadapan
tabut Allah, sedang Obed-Edom dan Yehia adalah penunggu pintu pada tabut itu.
Waktu
Tabut itu mau dipindahkan, ada peniup-peniup nafiri di hadapan Tuhan. Jadi
kalau ada peniupan nafiri, berarti kita dihubungkan dengan gerakan tabut Tuhan. Kalau dulu hanya
bayangan, sekarang kita bersaksi inilah Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki
Sorga dalam satu kesatuan, kita sudah melihat wujud, maka harus ada
kegerakan mempelai/ tabut.
I Tawarikh 15:28
15:28 Seluruh orang Israel mengangkut tabut perjanjian
TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap,
sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi.
Ketika
tabut bergerak, diikuti suara bunyi nafiri. Dengan demikian jika kita
memperdengarkan bunyi nafiri, maka kita benar bersaksi serta berkata “celaka
aku kalau tidak bersaksi” berarti saudara terkait erat dengan peti perjanjian
yang menunjuk Mempelai Wanita. Dulu ini hanya bayangan, sekarang bayangan ini
diperlihatkan.
Wahyu 11:19
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga,
dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah
kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
Bait
Allah terbuka, dan Yohanes melihat tabut perjanjian. Wujudnya adalah Wahyu
12:1, seorang ibu yang mau melahirkan.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Jadi
kalau kita meniup nafiri, lihat ke atas. Ada gerakan-gerakan peti Perjanjian. Bahkan pada waktu mengelilingi
Yerikho, ada 7 peniup nafiri di depan. Peniupan nafiri itu bukan hanya hubunganya
dengan Bait Allah tetapi isi Bait Allah yang paling puncak diperlihatkan oleh
Tuhan. Dalam usia tua ini saya diperdengarkan oleh Tuhan bersama isteri, anak,
cucu dan seluruh sidang jemaat, mari kita bergerak. Cintailah keselamatan jiwamu
dan cintailah orang lain. Seperti Yonatan, dia cinta dirinya dan dia cinta Daud
lebih dari dirinya. Sampai semua perlengkapan perangnya dia serahkan kepada
Daud. Dia rela mati demi Daud. Sungguh kasihnya luar biasa.
Peniupan
nafiri ini ada hubungannya dengan menghabiskan segala keinginan daging.
Yoel 2:1,15
2:1 Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di
gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN
datang, sebab hari itu sudah dekat;
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang
kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
Hari
Tuhan sudah dekat, mari kita puasa. Artinya salibkan keinginan-keinginan daging
saudara. Artinya pantang/nistia. Bukan cuma pantang makan tetapi pantang keinginan-keinginan daging.
Di sinilah yang beratnya yaitu penyangkalan diri. Tetapi apa yang harus kita
kerjakan? Apakah kita harus tawar menawar dengan Tuhan? Tidak! Karena bunyi ini
dikaitkan hari Tuhan sudah dekat.
I Raja-raja 1:39-40
1:39 Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi
minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup,
dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!"
1:40 Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di
belakangnya sambil membunyikan suling dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai
seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.
Sangkakala
ditiup, di sini terjadi pesta besar, Salomo menjadi raja. Daud gambaran Yesus
dalam penderitaan. Salomo gambaran Yesus dalam kemuliaan, lepas dari
kesalahannya di kemudian hari. Saudara lihat peniupan nafiri dikaitkan dengan
raja. Makanya ketika menubuatkan datangnya Salomo, bukan Salomo yang dimaksud
tetapi
ini gambaran datangnya
Yesus. Waktu nabi Natan datang kepada Daud, Tuhan katakan “akan ada anakmu jika dia salah Aku akan pakai cemeti
manusia untuk memukul dia” seakan-akan tentang Salomo padahal tentang Yesus.
Jadi pengangkatan Salomo menjadi raja, wujudnya adalah Yesus. Jadi kalau kita
meniup nafiri berarti kita terkait dengan Yesus sebagai Raja dan kita menjadi mempelai wanita.
Ada 3
raja yang pengangkatannya disertai bunyi nafiri.
1.
Salomo
2.
Yehu
3.
Yoas
Tugas
raja Yehu dan Yoas adalah membersihkan roh Izebel dalam gereja (kerajaan Israel). Ini tugas kita, tugas saya. Dulu hanya bayangan, tetapi sekarang rohnya
luar biasa di dalam gereja. Masihkah
kita mau diam diri/ mendiamkan.
Bahkan kadang kala bukan cuma kita diamkan tetapi kita terlibat masuk dalam
program mereka, kita bawa kepala/pikiran kita ke sana. Hati-hati kalau seperti itu!
II Raja-raja 9:13
9:13 Segeralah mereka masing-masing mengambil
pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga,
kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru: "Yehu raja!"
Saudara bayangkan
ketika Yehu menjadi raja dan akhir pelayanannya, kuil baal yang
didirikan oleh Izebel bersama Ahab, mereka bongkar semua dan dirubah menjadi
jamban. Saudara lihat, roh Izebel bersama Ahab itu hanya seharga jamban. Jamban
itu tempat buang hajat. Apa yang mau kita banggakan. Kita katakan mudah menangkan jiwa, silahkan, tetapi di hadapan
Tuhan hanya seharga jamban.
II Raja-raja 10:27
10:27 Mereka merobohkan tugu berhala Baal itu,
merobohkan juga rumah Baal, dan membuatnya menjadi jamban; begitulah sampai
hari ini.
Kalau
dikatakan bagitulah sampai hari ini, berarti kita harus ingat sampai kapanpun
bahwa roh Ahab dan Izebel ini hanya seharga jamban, makanya Yehu hancurkan.
Kita
baca juga tentang Yoas.
II Tawarikh 23:13
23:13 Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiangnya
pada jalan masuk, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat
raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri, sedang para
penyanyi dengan alat-alat musik mereka, memimpin nyanyian puji-pujian. Maka
Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berkata: "Khianat, khianat!"
Yoas
baru berumur 7 tahun. Tetapi begitu Yoas dilantik menjadi raja maka anak Izebel
yang bernama Atalya dipancung. Jangan sampai roh Izebel masuk dalam hati
saudara, dalam nikah rumah tangga saya dan saudara. Itu harus dilawan. Jadi
kalau dilawan jangan marah! Jangan sampai isteri lebih menguasai suami. Ini
harus dilawan. Kalau nikah sudah terbalik, kepala sudah di bawah dan kaki di
atas, maka nilai nikah itu sudah senilai toilet, senilai kakus. Kalau istri saya mulai komando saya, berati nikah
kami nikah wc! Tapi ibu-ibu di sini luar biasa bagaikan Maria dan Elizabeth.
Makanya ketika fellowship kandungan
mereka melonjak-lonjak karena nikah-nikah mereka luar biasa.
Kalau
saudara mau masuk pada jalur yang menjadikan Yesus belahan jiwamu, ayo tiup nafiri. Bila ada roh
izabel mau mengganggu kita, dengar suara nafiri.
Setelah
mendengar suara bunyi nafiri yang terakhir maka semua anggota Tubuh Kristus
yang mempunyai pandangan pada Tubuh Kristus, semua dibawa kumpul di satu
tempat.
Matius 24:31
24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar
malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka
akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung
langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Jadi
kalau sekarang kita tidak mau dan tidak membiasakan mendengar bunyi sangkakala,
suara Firman yang ditiup oleh hamba Tuha, maka nanti akan kaget dan tidak bisa
berkumpul. Orang yang sudah biasa mendengar langsung berkumpul. Orang yang
tidak biasa mendengar, baru bertanya suara apa itu namun orang sudah pergi dan
dia sudah dicekik oleh antikristus. Karena dari sekarang tidak mau masuk dalam
pesta bunyi nafiri. Dia tidak seperti Yonatan, Jangan kita seperti Saul.
Tidak
ada masalah bagi Tuhan untuk mengumpulkan orang-orang pilihanNya. Tanpa pesawat
apapun, tanpa perlu antri di bandara, bisa langsung terbang. Orang yang biasa mendengar suara
nafiri dan biasa meniup nafiri, dia tidak akan kaget. Saudara sudah terbang
dengan sekejab mata di tempat yang Allah sediakan. Tetapi orang lain tinggal di tempat,
maka antikrist/binatang buas memangsa dia. Makanya ingat Wahyu 8:13.
Wahyu 8:13
8:13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung
nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka,
celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala
ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."
Yeremia 4:5
4:5 Beritahukanlah di Yehuda dan kabarkanlah di Yerusalem:
Tiuplah sangkakala di dalam negeri, berserulah keras-keras: "Berkumpullah
dan marilah kita pergi ke kota-kota yang berkubu!"
Berhimpun
kemudian mari pergi mengungsi bersama. Ini bahasa Firman, dulu ini bayangan, nanti
kita akan mengungsi ke padang belantara.
Yesaya 27:13
27:13 Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan
akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke
tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di
Yerusalem.
Jika mungkin
sekarang saudara terancam terbuang, dengar bunyi sangkakala dan segera bangkit. Kalau saudara
tersisihkan, mungkin bukan orang yang menyisihkan namun saudara menyisihkan
diri, tidak peduli dengan perkara rohani, ayo dengar bunyi nafiri. Jangan
saudara diam, mumpung belum ditutup Tuhan pintu sorga. Pintu sorga terbukalah,
rahmat Allah turunlah. Jangan kita berlambat-lambatan, segera keluar.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar