Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 6:9-13
6:9 "Di
sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi
apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata
Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak
rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang
duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang
mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah
mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah
potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka
pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
Kadang
pikiran kita manusia dirangsang oleh daging, maka kita pikir ibadah itu sesuatu
yang lazim. Kita lakukan seperti umumnya orang percaya karena belum melihat
hasilnya apa yang akan terjadi di depan. Sama seperti Adam dan Hawa, Tuhan
katakan hari kamu makan hari itu kamu mati. Itu adalah ancaman, tetapi kata
mati ini belum pernah mereka lihat lewat pandangan mereka, sehingga kata mati
itu suatu yang mengambang, tidak merasuk hati mereka. Dan benar, hari itu
mereka makan, hari itu mereka mati. Kenapa? Sebab umur Adam hanya 930, berarti masih
70 tahun baru genap 1 hari. Jadi benar dia mati hari itu juga. Kalau dia mati
dalam usia 1001 tahun, berarti dia mati di hari kedua. Sebab bagi Tuhan 1 hari
sama dengan 1000 tahun. Berarti Adam mati masih pada hari itu, belum 1 hari
umur Adam dia sudah mati. Jadi benar-benar Firman Tuhan jadi kenyataan.
Kita
diperhadapkan dengan petang, menjelang malam. Tuhan mengadakan kegerakan roti,
kegerakan Firman justru menjelang malam yaitu di saat-saat kita sekarang. Kita
harus melihat dengan kaca mata rohani. Kita sekarang sudah menjelang malam,
sudah mau datang gelap yang paling gelap itulah masa aniaya antikristus. Kita
harus betul-betul ada di dalam persiapan dan Tuhan sudah menyiapkan kegerakan
itu yaitu pemecahan roti, itulah kegerakan Firman pengajaran. Dulu dipisahkan
pemecahan 5 roti dan 7 roti, sekarang sudah gandeng. Sebab baik pemecahan 5
roti maupun 7 roti selalu dilakukan menjelang malam.
Bagaimana
sikap kita menghadapi pemecahan roti ini, atau kegerakan Firman pengajaran.
Kita lihat pandangan murid-murid lebih dahulu. Jika pandangan mereka hanya
melihat pada yang horizontal atau mendatar, maka di sinilah
kekurangan-kekurangan mereka. Mereka tidak bisa memberi pelayanan seperti yang
diharapknan oleh Tuhan. Kalau kami hamba Tuhan pandangannya hanya melihat secara horizontal maka
di sini kami akan gagal, gagal dalam pelayanan.
Syukur
dengan sikap Tuhan Yesus menanggapi permintaan mereka “guru suruh mereka pergi
membeli roti” itu karena pandangan mereka lahiriah, namun Yesus mengatakan
“kamu harus memberi makan”. Ini tantangan bagi kami hamba-hamba Tuhan, bisakah
kami memberi makan. Tetapi karena Tuhan yang menyuruh, pasti bisa. Sama seperti
dalam Lukas pasal 5, Petrus berkata karena guru yang menyuruh maka kami
tebarkan jala dan mereka mendapatkan ikan banyak. Kalau di sini Tuhan Yesus
mengatakan “kamu harus memberi makan”, sekarang apakah bahasa ini saya tampung
dengan iman atau tidak. Sebagai hamba Tuhan harus saya tampung dengan iman.
Kalau
Tuhan sudah katakan “kamu harus beri mereka makan” berarti Tuhan Yesus sudah
melihat ada kemampuan untuk memberi makan, pasti bisa memberi makan. Tetapi
bukan berarti Yesus lepas tangan, namun Yesus langsung melibatkan
diri. Di sini kekuatan hamba Tuhan, dia harus imani bahwa setiap perintah
Tuhan, pasti Tuhan sertai. Jadi setiap anjuran atau permintaan Tuhan walaupun secara
manusia itu mustahil, tetapi karena itu perintah Tuhan maka Tuhan melakukan
keajaiban.
Sampai
di sini selesai Tuhan membina hamba Tuhan, sekarang bagi umat Tuhan yang 5000
orang ini. Apa yang harus mereka lakukan tidak terlalu ribet. Tuhan katakan
“suruh mereka duduk”.
Markus 6:39
6:39 Lalu Ia
menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas
rumput hijau.
Matius 14:19
14:19 Lalu
disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti
dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Lukas 9:25
9:17 Dan mereka
semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang
sisa sebanyak dua belas bakul.
Mereka
disuruh duduk di rumput.
Yohanes 6:10
6:10 Kata Yesus:
"Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput.
Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Jadi
murid duluan digarap oleh Tuhan, dirubah pandangan mereka. Agar mereka tidak
menyuruh umat yang banyak ini untuk pulang mencari makanannya sendiri, tetapi
Yesus mengatakan “beri mereka makan”. Mereka diam waktu mendengar itu, mereka
yakini.
Bagi
umat Tuhan, bagi orang yang berbondong-bondong begitu banyak yaitu yang 5000,
perintahnya tidak terlalu berat “suruh mereka duduk di rumput”. Mereka duduk
berkelompok, ada yang 100 orang ada yang 50. 100 panjang Tabernakel, 50 lebar
Tabernakel, jadi itu adalah kelompok kerajaan sorga. Kalau sekarang tidak
peduli 1000 atau 100 atau 10 yang penting ada warna kerajaan sorga, itu yang
utama. Biarpun kelompoknya 100 atau 50 tetapi tidak ada suasana kerajaan sorga,
maka itu tidak ada manfaatnya. Tetapi walaupun hanya 5 atau 10 namun ada
suasana kerajaan sorga maka itu lebih nyaman dari pada kelompok yang 1000 orang
tetapi tidak ada suasana kerajaan sorga.
Mereka
disuruh duduk di atas rumput, apanya yang susah. Malah raja Daud bukan cuma
duduk, dia berbaring.
Mazmur 23:3
23:2 Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air
yang tenang;
Jadi
tidak sulit, apanya sulit kalau cuma disuruh duduk. Berbaring bahkan lebih
nyaman. Jadi kalau disuruh duduk di rumput lalu merasa berat, inilah orang
Kristen yang sukar masuk dalam alam kerajaan yang diinginkan oleh Tuhan. Duduk
di rumput berarti menyerahkan diri digembalakan. Dan ketika kita digembalakan,
tidak mungkin digembalakan tanpa persyaratan. Tentu ada persyaratannya. Karena
di dalam penggembalaan itu yang menanggung beban adalah gembala. Domba yang
digembalakan itu ada ancamannya. Ancamannya serigala, singa, beruang, macan
tutul/ binatang buas. Jika dia terpental dari
kelompok, akan mudah dimangsa binatang buas. Sebabnya Tuhan suruh mereka duduk
berkelompok ada yang 100 atau yang 50. Berarti merapatkan diri. Karena begitu
terpisah dari kelompoknya, itu rawan. Kalau memisahkan diri dari kelompok, itu
menambah beban beratnya gembala, untuk menangani ekstra domba yang nakal ini
yang suka jalan sendiri.
Gembala
yang serius menggembalakan dombanya, dia berbaring di pintu kandang domba.
Kalau ada domba yang mau keluar maka gembala yang kena injak sehingga domba itu
bisa langsung ditangkap. Besoknya ketika dibawa ke padang rumput, kalau ada
domba yang nakal suka jalan sendiri, maka dilempar batu di depannya supaya dia
kembali. Kalau tetap nakal maka domba itu dipatahkan kakinya, lalu ditaruh di kandang
dan gembala membawakan makannya bagi domba itu. Jadi domba yang nakal ini
selalu memberatkan gembala. Domba yang suka lari-lari sendiri selalu
menyusahkan gembala tetapi kesusahan gembala itu untuk keselamatan domba.
Apakah tega kita menambah beratnya pekerjaan penggembalaan? Tentu tidak.
Makanya duduklah di rumput.
Begitu
duduk di rumput, tidak tunggu lama, baik hamba Tuhan, baik yang duduk di
rumput, semua melihat pada pribadi Yesus. Dia mengambil roti, menengadah ke
atas, mengucap syukur dan memecah-mecahkan. Jadi persoalan domba dan persoalan
gembala hanya bisa dijawab lewat salib Golgota.
Semua
makan sampai kenyang. Murid-murid yang tadi berkata “suruh mereka pulang
mencari makan” itu terjawab oleh salib. Yesus berkata “kamu harus beri makan”
andreas berkata “roti seharga 200 dinar tidak akan cukup”.
Yohanes 6:7
6:7 Jawab
Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk
mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
Yesus
memperlihatkan kepada kita orang percaya, termasuk kami hamba Tuhan, masalah
apapun yang kita alami kalau kita kembali kepada salib maka semua akan
terselesaikan. Masalah di dunia ini, peperangan di dunia ini antara bangsa,
suku dan kaum bisa diselesaikan oleh salib. Kalau semua kembali kepada salib,
pasti semua aman di dunia ini. Tetapi karena iblis ada di dunia ini, karena
iblis yang selalu berupaya mendorong manusia untuk menolak salib. Salib itu penyelesaian,
dosa manusia diselesaikan oleh salib.
Ketika
orang-orang yang duduk tadi dan murid-murid melihat Yesus mengambil 5 roti dan
2 ekor ikan, Dia menengadah ke atas, mengucap berkat dan memecah-mecahkan dan memberikan kepada murid-murid untuk membagikan
kepada orang banyak dan mereka makan sampai kenyang dan ada sisa 12 bakul.
Yohanes 6:12
6:12 Dan setelah
mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah
potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
Jangan
ada yang terbuang, itu penghargaan. Yesus sendiri mengajar kita bagaimana penghargaan terhadap
Firman. Apalagi kegerakan Firman, kegerakan pemecahan roti dimulai dengan memandang
salib. Sebab lewat salib terjadi kegerakan Firman pengajaran, maka jangan
disia-siakan, jangan dibuang-buang, harus kita hargai. Karena Firman yang kita
terima adalah pekerjaan salib. Jangan kita abaikan Firman.
Kadang
kita tidak sadar, ketika Firman datang, sudah ditaruh di mulut kemudian
dimuntahkan, itu berarti tidak dihargai. Sudah saudara dengar tetapi kemudian
saudara tolak dengan pikiran daging saudara, itu berarti saudara tolak Firman
Tuhan. Ingat, jangan sampai terbuang, itu yang
Tuhan ajarkan.
Jadi
poin pertama untuk jemaat adalah duduk di rumput, artinya serahkan diri di dalam
penggembalaan. Kemudian setelah Yesus memecah-memecahkan roti, secara estafet
diberikan kepada murid-murid. Lalu murid-murid membagi-bagikan kepada 5000
orang. Jadi Firman itu dari Yesus dan diberikan kepada hamba Tuhan dan dari
hamba Tuhan membagi-bagikan kepada jemaat.
Ketika
murid membagi-bagi tidak ada dikatakan pada orang banyak itu “hei buka mulut!”
jadi tidak ada pemaksaan. Jika Tuhan sudah perintahkan “ini roti sudah saya
pecah-pecahkan, bagikan kepada mereka”. Saya yakin pada waktu itu tidak ada
satupun yang menolak. Sebab jika mereka menolak pasti kelaparan dan bisa mati
kelaparan. Tetapi karena mereka melihat tangan hamba Tuhan datang membagi, maka
mereka menerima dan mereka makan. Apa tujuannya makan? Supaya mereka jangan
mati. Untuk kita sekarang supaya
jangan mati rohani.
Tidak
terlalu ribet, jemaat cuma duduk berarti mau digembalakan. Kemudian terima itu
kegerakan Firman yang ada karena salib Golgota, maka saudara akan kenyang.
Kalau orang kenyang pasti senang, kalau senang pasti sehat. Kalau kita
menikmati Firman penggembalaan hasil karya Golgota, maka ketika kita makan, jika menerima asupan dari sorga,
hasilnya kita segar bugar.
Pertama
sikap dari umat adalah duduk di rumput, beri diri digembalakan. Kedua sambut
itu roti. Tetapi jangan seperti yang dikatakan dalam Amsal Sulaiman, orang malas itu begitu dia sendok, malas untuk dia bawa
ke mulutnya, dia pegang saja, itu malas! Jadi ada ukurannya anak Tuhan seperti
ini, itu berarti dengar Firman Tuhan tetapi Firman Tuhan itu tidak bersekutu
dengan dirinya.
Amsal 19:24
19:24 Si pemalas
mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke
mulut.
Karena
sudah petang berarti waktu sudah sangat mendesak. Jangan tunggu malam, sebab
kalau malam antikristus sudah berkuasa. Ketika Tuhan berbicara tentang
pembukaan rahasia Firman, Tuhan langsung ikutkan dengan perkataan “tidak ada
penundaan lagi”. Jadi kalau kita ada pada pembukaan rahasia Firman yang begitu
deras kepada kita, maka ingat “tidak ada penundaan lagi”. Waktu sudah mendesak,
makaya jangan kita tunda-tunda lagi. Beri diri digembalakan, sambut itu roti
Firman yang disampaikan hamba Tuhan dan bawa langsung ke mulut, berarti
bersekutu.
Wahyu 10:6
10:6 dan ia
bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan
langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala
isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!
Ketika
kitab itu ada di tangan Bapa lalu pindah ke tangan Anak, kemudian Tuhan menyuruh
Yohanes mengambil dan makan, maka saudara lihat makanan yang dimakan oleh
Yohanes ini adalah makan yang mengandung kuasa untuk menghadapi yang di angkasa
itulah iblis, menghadapi yang di laut itulah antikristus dan menghadapi yang di
bumi/darat itulah nabi palsu. Pembukaan
rahasia Firman Tuhan dapat mengatasi ibadah yang palsu, roh antikristus dan
mengatasi tipuan dari iblis. Pembukaan rahasia firman ini kalau kita nikmati, jangan
kita main-main. Sementara kita dilayani oleh Firman yang deras karena salib
Golgota, maka tidak ada penundaan lagi. Jangan kita main-main dengan waktu.
Seandainya
Adam melihat orang yang mati sebelum dia, maka dia tidak akan makan buah
terlarang itu. Tetapi karena dia belum melihat maka dia terima ketika buah itu
diberikan oleh Hawa, akhirnya dia mati pada hari itu juga. Hal ini harus kita
prihatin di penghujung akhir zaman ini. Kegerakan yang terjadi hari-hari
terakhir ini adalah kegerakan Firman pengajaran, sambutlah dengan hati lapang!
Murid
melihat datar, horisontal. Kemudian Yesus melihat ke atas, dia potong yang
horisontal maka terjadi salib kemudian terjadi kegerakan Firman pengajaran.
Jadi kegerakan Firman pengajaran tidak bisa lepas dengan salib. Karena salib
itu bicara sengsara Golgota. Hari-hari terakhir yang didengungkan dan hanya
diberitakan dalam gereja kelihatannya manusiawi, sangat menyenangkan daging.
Pendeta bicara “kasihan jemaat sudah setengah mati di sawah, di kantor, dalam
usaha dan sebagainya kemudian datang di gereja diberitakan lagi salib
sengsara”. Makanya di geraja dirubah menjadi ibadah hiburan, sehingga tidak
diberitakan lagi tentang salib. Memang disebut Yesus disalib, tetapi bukan itu
penekanannya. Penekanannya hanya soal hiburan.
Kedengarannya
manusiawi, tetapi itu bisikan iblis untuk menjebak manusia masuk aniaya
antikristus. Kalau dia tidak tahan disiksa maka terus cemplung ke neraka. Ini
tipuan. Makanya saya sebagai hamba Tuhan melihat sistemnya Tuhan. Dua kali
Tuhan melakukan kegerakan roti, dua kali Tuhan menyucikan Bait Allah, dua kali
Tuhan suruh menangkap ikan, dua kali Yesus masuk dalam suasana pesta nikah. Ini
harus kita akumulasikan dengan serius.
Saya
mengikut para pendahulu kami, lewat perkembangan pembukaan rahasia Firman
hari-hari terakhir ini maka yang dulu belum terungkapkan, sekarang diungkapkan.
Itu menunjukkan bahwa tidak ada penundaan waktu lagi. Kalau saudara tidak
percaya, saudara akan terkejut bila ayat Firman Tuhan ini dilangkahi. Saya
tidak mau, saya pasti akan mendapatkan pelajaran dari Tuhan.
Kita
harus hidup mengasihi Tuhan. Saya beberapa hari terakhir ini Tuhan tarik
pikiran saya pada perlindungan. Banyak kami hamba Tuhan, mengaku hamba Tuhan
tetapi di hadapan Tuhan kami sebagai bos, kami paksa melakukan ini itu. Jadi
kami hamba Tuhan berubah menjadi majikan dan Tuhan malah menjadi hamba. Karena
fakta di dunia pelayanan, sekarang ini banyak pelayan-pelayan kalau ada
tanda-tanda pemakaian Tuhan dia mulai bertingkah. Begitu diundang sudah mulai
bertingkah “hamba Tuhan harus di kamar VIP. Sekian bayarannya. Pesawat harus seperti ini”.
Berarti dia menjadi majikan dan jemaat dijadikan hamba untuk menyuplai
hamba Tuhan yang bertingkah majikan! Ngeri saya mendengar.
Hamba
Tuhan itu berani pada calon isteri
Anak Domba Allah! Kalau kepada calon isteri
Tuhan berani, siapa yang tersinggung? Tentu
yang empunya mempelai wanita. Mempelai Laki-laki Sorga tersinggung karena
melihat mempelai wanitanya diperlakukan
sewenang-wenang justru oleh hamba Tuhan. Saya jadi takut! Saya berpikir panjang,
saya tidak harus memaksakan.
Makanya
kenapa saya tidak berani menggelar KKR tahun ini, karena plafon ini saja tidak
selesai. Banyak juga jemaat yang menggelar pesta nikah anaknya. Saya pakai
bahasa kekasih kita, kita seperti diperas. Saya tidak mau seperti itu. Walaupun
kata itu tidak perlu diucapkan,
tetapi manusiawi itu ada dalam pemikiran kita.
Pdt.
Pong Dongalemba mengatakan setiap berhadapan dengan sidang jemaat, saya gemetar
sebab saya berhadapan dengan calon isterinya Anak
Domba Allah. Coba kalau berhadapan dengan calon mantunya
Presiden Jokowi saja bagaimana sikap saudara, apalagi berhadapan dengan calon
Mempelai Wanita untuk Kristus.
Calon
Mempelai Wanita untuk Kristus sementara dibentuk lewat pembukaan rahasia Firman
Tuhan oleh karena salib Golgota, maka tidak ada penundaan lagi. Jemaat harus paham
bahwa engkau calon Mempelai wanita, tidak ada penundaan lagi maka kita sudah
harus membawa diri untuk berada dalam ranah penggembalaan. Supaya jangan hanya
slogan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, tetapi juga harus menjadi fakta
benar-benar kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Saudara adalah calon Mempelai
Wanita Tuhan. Saya juga berada di
dalamnya, saya tidak mau menunda waktu. Jangan ulur waktu, waktu sudah dekat.
Wahyu 10:8
10:8 Dan suara
yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya:
"Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang
berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
Disuruh
pergi berarti dia sudah tahu alamat. Jadi dia pergi tidak mengambang. Dia
langsung bertindak pergi kepada malaikat itu.
Wahyu 10:9
10:9 Lalu aku
pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan
kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan
membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis
seperti madu."
Bukan
diambil disimpan hanya jadi pengetahuan atau dijadikan koleksi tetapi disuruh
makan. Jadi sudah tahu alamat. Dan apa yang harus kita lakukan? Pergi ambil dan
makan.
Ada
3 kata kerja yang tidak bisa dipisah yaitu pergi, ambil dan makanlah. Pergi
berarti tidak tinggal di tempat, tetapi kita pergi kepada alamat yang ada
pembukaan rahasia Firman. Kemudian ambil lalu yang ketiga makanlah. Ini tugas
kita sebagai calon Mempelai Wanita Tuhan. Saya tidak mau seakan-akan terpisah cuma berbicara. Tetapi saya juga mau
menjadi Mempelai sama seperti saudara. Cuma dalam kapasitas tugas pelayanan
saya sebagai hamba Tuhan yang bertanggung jawab atas jiwa saudara dan saya.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar