Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 17:1-9
17:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
17:2 "Berbicaralah kepada Harun dan kepada
anak-anaknya dan kepada seluruh orang Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah
firman yang diperintahkan TUHAN:
17:3 Setiap orang dari kaum Israel yang menyembelih
lembu atau domba atau kambing di dalam perkemahan atau di luarnya,
17:4 tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan,
untuk dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN di depan Kemah Suci TUHAN,
hal itu harus dihitungkan kepada orang itu sebagai hutang darah, karena ia
telah menumpahkan darah, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari tengah-tengah
bangsanya.
17:5 Maksudnya supaya orang Israel membawa korban
sembelihan mereka, yang biasa dipersembahkan mereka di padang, kepada TUHAN ke
pintu Kemah Pertemuan dengan menyerahkannya kepada imam, untuk dipersembahkan
kepada TUHAN sebagai korban keselamatan.
17:6 Imam harus menyiramkan darahnya pada mezbah TUHAN
di depan pintu Kemah Pertemuan dan membakar lemaknya menjadi bau yang
menyenangkan bagi TUHAN.
17:7 Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban
mereka kepada jin-jin, sebab menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang
harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun.
17:8 Dan haruslah kaukatakan kepada mereka: Setiap
orang dari kaum Israel atau dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah
mereka, yang mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan,
17:9 tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan
supaya dipersembahkan kepada TUHAN, maka orang itu haruslah dilenyapkan dari
antara orang-orang sebangsanya."
Pada
ayat 7 ditekankan tentang menyembah jin-jin, itu berarti menyembah setan,
menyembah iblis. Dua kali dikatakan “akan dilenyapkan dari antara bangsa Israel”
itu ada pada ayat 4 dan ayat 9. Pada kedua ayat ini benar-benar Tuhan serius, Tuhan tidak segan-segan bila umat
Tuhan mempersembahkan suatu korban di padang, di tempat-tempat yang lain dengan
tidak dilakukan di depan pintu kemah dan tidak ditangani oleh imam maka
nasibnya orang itu dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa Israel. Ini
menunjukkan keseriusan Tuhan akan ibadah umat Israel dan penanganan oleh imam
yang dipilih oleh Tuhan.
Dua
ketetapan ini adalah ketetapan sorga
yang tidak boleh dilanggar sebab bila dilanggar maka orang itu akan dilenyapkan
dari tengah bangsa Israel. Artinya untuk kita sekarang adalah tidak masuk dalam
pembentukkan Tubuh Kristus, keluar dari pembentukan Tubuh Kristus.
Dari
27 pasal kitab Imamat ini, 35 kali dikatakan “Tuhan berfirman”. 30 kali Tuhan
berfirman kepada Musa. 4 kali Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun. 1 kali
Tuhan berfirman kepada Harun.
Angka
30 menunjuk angka Korban Kristus. Jadi Firman Tuhan yang kita terima itu datang
karena pekerjaan Korban Kristus. Dulu hanya berupa gambaran, sekarang ini sudah
menjadi nyata bahwa Firman yang dikumandangkan di dalam gereja Tuhan, dasarnya
adalah Korban Kristus. Olehnya jangan sedikitpun kita mengentengkan kesempatan di saat-saat kita mendengarkan Firman
Tuhan.
Lebih
dalam lagi rahasia Firman Tuhan dibukakan oleh karena darah Anak Domba Allah.
Jadi sekarang kita mendapatkan kesempatan menikmati Firman Tuhan dan hanya orang yang menghargai Korban
Kristus yang bisa mengerti penampilan Firman dan lebih dalam lagi kita dibukakan rahasia Firman Tuhan yaitu rahasia
nikah Kristus dan gereja serta rahasia ibadah.
Oleh karena itu jangan kita menjadi umat Tuhan
yang mengentengkan saat penampilan Firman karena itu datang seharga Korban Kristus. Amat terlebih kita
bangsa kafir, kita bisa menerima Firman karena Korban Kristus. Itu sebabnya wajarlah kita menghargai Firman, itu seharga Korban Kristus. Begitu
saudara menerima, menyerap dan menghargai Firman berarti saudara menghargai
Korban Kristus.
Jangan
kita meremehkan penampilan Firman sebab pasti akan menanggung akibatnya. Ini ancaman kepada
orang yang meremehkan Firman:
Amsal 13:13
13:13 Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung
akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
Biarlah
kita menaruh perhatian yang serius saat kita beribadah. Saat kita beribadah
itulah saat kita mendengarkan Firman Tuhan. Olehnya porsi pemberitaan Firman di
dalam ibadah harus diberikan seluas-luas mungkin. Hanya ada hal yang rancu
hari-hari terakhir ini, kesempatan untuk memberitakan Firman dipersempit dan
pujian yang diperbanyak.
Kenapa
ini diselewengkan? Karena pengetahuan manusia yang masuk, mereka memperalat Firman Tuhan dengan salah. Dalam
Kisah Para Rasul dikatakan “lebih berkat memberi dari pada menerima”. Mereka menganggap
pemberitaan Firman itu berarti Tuhan memberi dan pujian itu berarti kita
memberi. Hal ini diterjemahkan dengan logika manusia dan disejajarkan memberi
kepada Tuhan sama dengan memberi kepada manusia.
Kalau
kita memberi kepada manusia maka orang itu tidak mau tahu bagaimana dengan
kita, pemberian kita itu saja yang dia terima. Tetapi kalau memberi kepada
Tuhan maka bukan apa yang diberi itu yang Tuhan lihat, tetapi Tuhan akan
melihat siapa yang memberi itu. Orang yang memalingkan telinganya dari mendengarkan
Firman itu sudah dianggap orang fasik dan doa orang fasik itu jadi kekejian bagi Tuhan. Jadi sekalipun
kita memberi, jangan diibaratkan seperti memberi kepada manusia.
Amsal 28:9
28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga
doanya adalah kekejian.
Dalam
ibadah itu yang penting adalah pemberitaan Firman sebab dalam pemberitaan
Firman Tuhan tampil untuk menyucikan kita. Di mana
bukti bahwa Tuhan hadir dalam puji-pujian yaitu saat pemberitaan Firman. Ini
saya utarakan kepada kita semua supaya jangan kita rancu seperti kebanyakan orang.
Banyak
pekabarmempelai kena hal-hal seperti ini sehingga mereka merubah citra dan
meniru hal seperti ini. Mereka mendengar bahasa di luar yang mengatakan
“mendengar Firman terlalu lama membuat orang bosan dan tidak suka masuk gereja
seperti”. Karena melihat orang kurang datang maka mereka berpikir supaya porsi
Firman dikurangi dan pujian diperbanyak sebab itu yang disukai banyak orang.
Padahal itu sudah tertipu oleh
iblis.
Imamat 17:1-2
17:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
17:2 "Berbicaralah kepada Harun dan kepada
anak-anaknya dan kepada seluruh orang Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah
firman yang diperintahkan TUHAN:
Jadi
Firman yang diterima oleh Musa, lebih dahulu disampaikan kepada Harun dan
anak-anaknya, berarti hamba Tuhan. Setelah itu baru kepada umat Tuhan. Jadi
Tuhan tidak lompat kepada umat tetapi lewat Harun dan anak-anaknya. Mereka ini
hamba Tuhan, imam-imam yang diangkat oleh Tuhan untuk menyelenggarakan
kebaktian atau ibadah.
Tujuan
ini diangkat adalah untuk mengoreksi umat Tuhan yang melaksanakan ibadah yang lepas dari imam besar dan imam-imam.
Ibadah seperti itu dikategorikan oleh Tuhan sebagai penyelewengan dan diibaratkan seperti penumpahan
darah. Ini sangat-sangat disesali oleh Tuhan karena berakibat ibadah itu
ditolak dan orang itu keluar dari pembentukan Tubuh Kristus.
Begitu
besar perhatian Tuhan kepada imam-imam, jangan sampai imam-imam itu sendiri
mengentengkan pelayanannya.
Olehnya itu imam-imam atau hamba Tuhan jangan hanya bawa senter dari mimbar
sehingga umat Tuhan terang dan dia sendiri gelap! Itu pelayanan yang penuh
dengan sandiwara!
Menggelar
ibadah itu tidak boleh asal-asal karena itu ada kaitannya dengan hubungan umat sebagai tubuh dengan Tuhan
sebagai kepala. Itulah tugas imam yaitu mengatur hubungan Tubuh dan Kepala
sehingga mencapai hubungan Mempelai yaitu kepala dan tubuh menjadi satu.
Umat
harus membawa korban di depan pintu kemah, berarti mereka membawa pada
kehadiran Tuhan sebagai saksi. Tentu hamba Tuhan harus lebih dahulu mengerti
keberadaan Tuhan. Masakan hamba Tuhan itu hanya menunjukkan kepada jemaat
“awas, Tuhan itu menjadi saksi” padahal dirinya sendiri yang melayani itu tidak jelas bagaimana keadaan tahbisannya.
Rasul
Yohanes hamba Tuhan yang dipakai Tuhan, dia ada dalam penderitaan dan kesusahan
di pulau Patmos namun masih bisa berucap kasih karunia dan damai sejahtera.
Jadi penderitaan dan kesusahan tidak menjadi penghambat untuk dia melayani
Tuhan. Dalam kesusahan dia tetap damai dan tetap bisa melayani Tuhan.
Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam
kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau
yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Wahyu 1:4-5
1:4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di
Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang
ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang
ada di hadapan takhta-Nya,
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja
bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari
dosa kita oleh darah-Nya --
Surat
ini dikirimkan dari tiga serangkai ini. Yohanes paham ada Tuhan Yesus Kristus saksi yang setia, Dia tidak akan menelantarkan
Yohanes yang ada di pulau Patmos. Dalam penderitaan kita, Tuhan tidak akan
menelantarkan kita. Itu sebabnya Yohanes berbesar hati dan dalam penderitaan
tetap bisa mengucapkan kasih karunia dan damai sejahtera.
Pelayan
Tuhan sekarang ini sulit kalau dikatakan mau menderita, mereka maunya langsung
yang senang-senang. Ini yang seringkali membuat pelayan Tuhan gagal di dalam
pelayanan.
Kami
hamba Tuhan harus mengerti keberadaan Tuhan tentu dengan iman. Setiap pelayanan
kita harus didasari dengan iman bahwa kita melayani pribadi Tuhan. Kita harus
yakin Tuhan ada dalam pelayanan kita.
Ibrani 11:6
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
mencari Dia.
Iman
ini harus lebih dahulu ada pada imam yaitu hamba Tuhan. Tuhan memberikan aturan
kepada umat supaya jangan mereka langkahi imam (hamba Tuhan) yaitu harus membawa korban itu ke depan pintu
kemah, artinya Tuhan menjadi saksi. Imam harus lebih dahulu sadar bahwa Tuhan ada menjadi saksi ketika dia melayani,
jangan dia macam-macam! Maksudnya supaya jangan imam itu bersandiwara. Bukan
berarti imam ini sudah sempurna tetapi rasul Paulus mengatakan “dalam segala
hal aku berupaya supaya jangan pelayananku menjadi sandungan bagi umat”.
Artinya dia berupaya, ada kemauan.
II Korintus 6:3
6:3 Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung,
supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.
Nasib
orang yang beribadah tanpa Tuhan menjadi saksi dan tanpa ditangani oleh imam adalah
keluar dari pembentukan Tubuh Kristus. Bagaimana dengan imam yang melayani?
Tentu mereka yang lebih dahulu dibenahi oleh Tuhan.
Ibadah
tanpa Tuhan menjadi saksi dan tanpa ditangani oleh imam, itu disejajarkan
dengan menyembah jin-jin. Ada dua bangsa dalam Alkitab di mana mereka beribadah
kepada jin-jin yaitu Babel dan Edom.
Babel
itu sarangnya kenajisan. Kalau kami melayani ibadah dan membawa sidang jemaat
untuk menyembelih korban di depan pintu kemah sedangkan pendeta itu sendiri
hidup dalam kenajisan maka berarti
dia beserta sidang yang dia layani menyembah jin-jin, kasihan nanti umat Tuhan
tidak bisa jumpa dengan
Tuhan Yesus sebagai Kepala.
Yesaya 13:19,21-22
13:19 Dan Babel, yang permai di antara
kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah, akan sama seperti Sodom
dan Gomora pada waktu Allah menunggangbalikkannya:
13:21 tetapi yang akan berbaring di sana ialah
binatang gurun, dan rumah-rumah mereka akan penuh dengan burung hantu;
burung-burung unta akan diam di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat;
13:22 anjing-anjing hutan akan menyalak di dalam
puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana kesenangan. Waktunya
akan datang segera, dan usianya tidak akan diperpanjang.
Ada
anjing hutan berarti ada keberingasan dan kebuasan di sana. Burung unta ini adalah burung yang tidak punya
belas kasihan. Dia menggali lubang dan bertelur di situ, ketika telurnya menetas dan anak mengejar induknya malah induknya
menendang anaknya. Kalau melayani seperti Babel berarti tidak punya belas
kasihan. Kalau pendeta melayani tanpa belas kasihan maka yang jadi korban
adalah isteri dan anak-anaknya. Kalau pendeta ini melayani tetap seperti ini
maka satu saat kehidupannya pasti hancur!
Jangan
kami menghadirkan ibadah jin-jin, yang ada di dalamnya kekejaman dan kekerasan,
tidak ada belas kasihan di sana. Babel dan Edom ini jangan ditiru.
Imam
harus lebih dahulu membenahi diri karena akan mengatur hubungan jemaat sebagai
tubuh dengan Tuhan sebagai kepala. Betapa riskan kalau imam punya penampilan
seperti yang dikatakan tadi, bagaimana
jemaat bisa menjadi tubuh yang menyatu dengan Tuhan sebagai kepala kalau imam salah menangani.
Yesaya 34:5,9,12-14
34:5 Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk,
lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas.
34:9 Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi tér, dan
tanahnya menjadi belerang; negerinya akan menjadi tér yang menyala-nyala.
34:12 Jin-jin akan diam di dalamnya, dan para
pemukanya akan tidak ada lagi; tidak ada lagi di sana yang dimaklumkan sebagai
raja, dan semua pemimpinnya sudah lenyap.
34:13 Duri-duri akan tumbuh di puri-purinya, rumput
dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi tempat
kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta.
34:14 Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing
hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan
mendapat tempat perhentian.
Jin-jin
ini cepat mencari teman sehingga membentuk persekutuan jin-jin. Ibadah yang
tidak ditangani benar oleh imam maka persekutuannya akan cepat sekali. Ini
jangan terjadi pada kita.
Berat
rasanya pelayanan ini, pelayanan kami tidak enteng. Tetapi itu menjadi ringan
kalau seperti Yohanes. Dalam derita sengsara dia meminta untuk didukung dalam doa
oleh umat.
Dalam
Wahyu 1:4-5 asal surat itu dari tiga serangkai yaitu dari Yohanes, dari tujuh roh dan dari Yesus
Kristus saksi yang setia. Surat itu satu tetapi alamat pengirimnya di tanda tangani oleh tiga serangkai. Alangkah indahnya kalau kita menjadi mitra
kerjanya Tuhan Yesus Kristus saksi yang setia. Dia tahu kesengsaraan kita, Dia
tahu kita makan apa, asalkan ketika dalam sengsara kita tidak mengeluh dan
tetap dapat berkata “kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu”.
Umat
Tuhan di dalam Imamat 17 itu sudah salah karena mereka mengabaikan imam.
Tujuan
imam menangani umat Tuhan dan alasan umat Tuhan tidak boleh mengabaikan imam
adalah:
1.
Mengatur
hubungan umat Tuhan sebagai tubuh agar bisa jadi satu dengan Tuhan yang adalah Kepala. Jadi dalam setiap ibadah adalah
tempatnya umat Tuhan sedang dipulihkan dan dibenahi oleh Tuhan lewat pelayanan
imam untuk dibentuk menjadi Tubuh yang siap menerima Tuhan Yesus sebagai kepala
sehingga terciptalah nikah yang
rohani.
2.
Sebab
jabatan imam, jabatan hamba Tuhan itu adalah jabatan tertinggi dalam suatu
ibadah. Bukan jabatan yang enteng, bukan jabatan yang dapat direndahkan melainkan jabatan besar dalam ibadah.
Kalau kami memahami bahwa
itu jabatan tertinggi dalam ibadah maka
kami hamba Tuhan jangan merendahkan dengan perilaku yang najis. Umat Tuhan juga jangan merendahkan.
Mengapa umat Tuhan seringkali merendahkan? Karena imam itu sendiri tidak menghargai jabatan yang dia pangku itu sebagai jabatan
yang tinggi.
Bukan jabatan organisasi
itu yang tinggi, bukan jabatan kepala organisasi atau pimpinan daerah itu yang
tinggi. Tetapi jabatan hamba Tuhan itu sendiri yang tinggi di hadapan Tuhan.
Mengapa? Karena Tuhan sendiri yang mentahbiskan dia.
Coba saudara lihat
bagaimana nyanyian Malaikat ketika lahir Imam Besar?
Lukas 2:14
2:14
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera
di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Jabatan saya sebagai
hamba Tuhan adalah dari Yang Mahatinggi, itu sebabnya seorang hamba Tuhan
memiliki jabatan yang tinggi.
Ini kelahiran Tuhan Yesus
Imam Besar yang dulu digambarkan sebagai imam besar Harun. Anak-anak Harun
itulah imam-imam, sekarang adalah hamba-hamba Tuhan. Itu jabatan yang
tertinggi, jabatan maha tinggi hanya milik Tuhan Yesus Kristus Imam Besar. Itu
sebabnya kita yang sudah diserahi jabatan yang tinggi, itu kepercayaan Tuhan
kepadamu, jangan saudara entengkan.
Mengapa jabatan kita itu
yang tertinggi?
a)
Karena
pada jabatanmu ada darah korban sembelihan, berarti ada darah pendamaian.
Bagaimana hamba Tuhan mau mengajak sidang jemaat mendamaikan dirinya dengan
Tuhan kalau dia yang mengajar tidak ada roh perdamaian. Itu berarti pelayanannya
hanya bersandiwara! Berarti pelayanan orang itu motivasinya salah, dia
hanya mencari sesuap nasi! Karena dia
tidak menghargai darah Korban Pendamaian.
Jabatanmu
tidak ditentukan dari banyaknya jiwa yang saudara layani. Tetapi jabatanmu itu
berasal dari Tuhan!
Korban
pendamaian itu harus mewarnai pelayanan imam, jangan bersandiwara!
II Korintus 5:18:19
5:18 Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami.
5:19
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
Berita
pendamaian itu dipercayakan kepada kami dan itu adalah jabatan yang tertinggi.
II Korintus 5:20-21
5:20
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Ini
salah satu alasannya mengapa harus ditangani oleh imam dan harus di depan pintu
kemah berarti disaksikan oleh Tuhan. Sebab Tuhan mempercayakan berita pendamaian
itu kepada imam/ hamba Tuhan.
b)
Karena
imam itu ada persekutuan dengan korban sajian (dengan Firman pengajaran)
Pada
korban sajian ini ada tiga macam roti.
1)
Roti
fatir berarti roti tidak beragi.
Ini menunjuk Firman
penginjilan. Berarti dimulai dengan Firman penginjilan. Bagaimana kami harus
memberitkan Firman penginjilan kalau dalam pelayanan itu ternyata ada ragi. Ragi
itu tidak terlihat tetapi akan terasa suasananya. Hamba Tuhan yang dalam
pemberitaannya tidak ada ragi itu adalah alamat Tuhan membawa sidang jemaat
untuk dibentuk menjadi tubuh yang akan menyatu dengan Kristus sebagai Kepala.
II Korintus 2:17
2:17
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari
firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya
dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Kalau ada ragi berarti
mencari keuntungan dari Firman Tuhan. Dalam motivasi pelayanan tidak boleh
sedikitpun tersirat tujuan-tujuan yang berseberangan dengan Firman Tuhan.
Filipi 1:15-17
1:15 Ada
orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula
yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16
Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada
di sini untuk membela Injil,
1:17
tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak
ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
Ada 4 ragi di sini
ü Memberitakan Firman karena dengki.
ü Memberitakan Firman karena
perselisihan.
ü Memberitakan Firman karena
kepentingan diri sendiri.
ü Memberitakan Firman karena maksud yang tidak
ikhlas.
Motivasi pemberitaan
Firman agar Firman itu sampai pada orang yang mendengar dan orang itu
dipulihkan oleh Tuhan, bukan karena dengki, perselisihan, kepentingan diri atau
maksud yang tidak ikhlas.
Dalam penggembalaan kita
harus mengabdi jangan dengan tidak ikhlas.
I Petrus 5:2
5:2
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Karena melayani dengan
ikhlas dan sukarela maka sekalipun dalam penderitaan bisa melayani karena
memberitakan damai sejahtera dan kasih karunia.
Yang positif ada pada
ayat 16 yaitu memberitakan Kristus dengan kasih. Ini tuntutan Tuhan utamanya
kepada saya, apakah saya memberitakan Firman dengan kasih. Motivasinya adalah
mengatur hubungan umat Tuhan sebagai tubuh untuk diperhadapkan kepada Tuhan
Yesus sebagai Kepala sehingga mencapai hubungan Mempelai yaitu Kepala dan Tubuh
menjadi satu.
Kalau roh perdamaian ada
maka tidak mungkin ada dengki, tidak mungkin ada perselisihan, tidak mungkin
ada kepentingan sendiri, tidak mungkin ada maksud yang tidak ikhlas.
2)
Roti
bundar yang tidak beragi
Ini menunjuk Firman pengajaran
yang sehat.
I Timotius 4:6
4:6
Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan
menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok
iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Kenapa diberi penekanan
“yang telah engkau ikuti selama ini”? Supaya Timotius waspada, jangan sampai diselewengkan
oleh pengajaran yang lain. Bagaimana mau melayani umat Tuhan sementara umat
Tuhan sudah dipatok oleh Tuhan “jangan engkau menyembelih korban tidak di depan
pintu kemah dan harus ditangani imam”
sementara imam sendiri tidak berpegang kepada ajaran yang sehat.
Di dunia sekarang ini kelihatannya
masih campur baur tetapi satu saat akan terlihat pemisahan.
II Timotius 1:13
1:13
Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh
ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Kalau mendengar ini
dengan suara daging maka pasti bisa berkata “sombong sekali rasul Paulus ini, padahal sesungguhnya
itu adalah suara dari Tuhan yang memakai Paulus. Kalau melihat ayat ini memang Paulus
membatasi dan memagari, tetapi dia memagari dengan kebenaran Firman. Sebab dia
tahu bahwa dia adalah alamat di mana umat Tuhan harus membawa korban di depan
pintu kemah (berarti Tuhan menjadi saksi) maka dia sebagai penyelenggara harus
benar.
Besar kemungkinan karena
imam sudah menyeleweng dari pengajarannya sehingga umat tidak lagi mempersembahkan korban ditangani
oleh imam. Walaupun demikian Tuhan tidak pernah merubah Firmannya. Akhirnya
karena bersikap seperti itu maka itu sama dengan mereka mempersembahkan kepada
jin-jin.
Bagaimana sikap kita
terhadap hamba
Tuhan yang sudah
menyeleweng dari pengajarannya?
II Tesalonika 3:6,14
3:6 Tetapi
kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya
kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan
yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
3:14
Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat
ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu,
Roma 16:17
16:17
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap
mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan
perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
Orang yang menyimpang
dari pengajaran itulah yang menyebabkan perpecahan. Tetapi yang aneh orang yang
menyimpang ini yang menuduh yang tetap berpegang pada ajaran yang benar ini
sebagai pemecah belah. Sulit bagi orang yang menyimpang dari pengajaran yang
benar untuk kembali.
Kalau hamba Tuhan
menempatkan diri sebagai alamat yang Tuhan tetapkan di mana umat Tuhan harus
membawa korban di muka pintu kemah maka pasti akan ada jiwa yang Tuhan percayakan
untuk dilayani. Tidak usah kita memaksa orang sana sini, tunggu saja, pasti
akan ada orang yang menyerahkan diri untuk digembalakan. Yang penting kita
tidak mengeluh, tidak bersungut, pelihara persekutuan dengan darah korban
sembelihan, pelihara persekutuan dengan korban sajian, maka pasti menjadi
alamat untuk menangani jiwa untuk menjadi Tubuh yang siap menyambut Tuhan Yesus
sebagai Kepala..
3)
Roti
tipis
Ini menunjuk Firman
nubuatan.
II Petrus 1:16-19
1:16
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami
memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai
raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah
Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan:
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
1:18
Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di
atas gunung yang kudus.
1:19
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh
para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti
memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar
menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Firman nubuatan dikaitkan
dengan kedatangan Tuhan Yesus sebagai Raja di dalam kemuliaan. Kita bukan
berangan-angan tetapi harus memiliki pengharapan untuk ke sana. Nubuatan itu
jangan ada ragi. Yang terjadi di hari-hari terakhir ini, di mana-mana kita
menemukan nubuatan-nubuatan tetapi penuh ragi. Tidak jelas ke mana arah
nubuatannya. Bukan membuat orang merendahkan diri sebaliknya jadi sombong rohani.
Firman nubuatan yang
tanpa ragi menampilkan Tuhan Yesus yang akan datang sebagai Raja dan Mempelai
Laki-laki Sorga dalam kemuliaan. Jadi bukan hanya Firman penginjilan dan Firman
pengajaran harus sehat tetapi Firman nubuatan jelas harus sehat.
Jangan kita beribadah
hanya mengharapkan nubuatan-nubuatan yang sifatnya daging. Pelayanan kita
jangan ditunggangi motivasi daging, itu ragi!
Korban
sajian ini untuk dimakan. Di mana kesempatan kita makan? Pada waktu ibadah saat Firman disampaikan
dan ada perjamuan kudus. Itu berarti makan secara nyata dan bukan hanya sekedar berucap.
Di
dalam perjamuan kudus ini ada 4 hal yang harus kita perhatikan sebagai orang
yang menangani dan umat Tuhan yang ditangani, agar nyata benar bahwa kita ada
dalam persekutuan yang dilihat dengan mata bukan hanya sekedar kata. Hanya ada
satu roti yang tidak beragi, itulah Tuhan Yesus.
1 Korintus 10:17
10:17 Karena
roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita
semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
1)
Disertai
dengan mengucap syukur.
Lukas 22:17-19
22:17
Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata:
"Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:19
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan
bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
Baik anggur, baik roti,
semuanya disertai dengan mengucap syukur. Mulai dari kami hamba Tuhan sebagai
penyelenggara ibadah, bukan hanya saat makan perjamuan suci mengucap syukur. Justru
saat itu Tuhan Yesus sebentar lagi menghadapi sengsara tetapi mampu mengucap
syukur. Menghadapi cobaan dan sengsara mampukah kita masih mengucap syukur?
Jangan kita hanya mengucap syukur waktu dompet tebal. Waktu dompet isinya angin
mana ada lagi syukur, apalagi kalau sudah sakit kepala, sudah flu, apakah masih
ada syukur.
Jadi perjamuan suci itu
bukan sekedar ritual, bukan sekedar tradisi, tetapi mana syukur kita. Kalau
berantam terus, terus melakukan kekerasan, dengki dan iri hati, itu bukan
syukur.
2)
Mengucap
berkat
Markus 14:22
14:22
Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap
berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
"Ambillah, inilah tubuh-Ku."
Di depanNya ada derita
sengsara tetapi bisa memberkati. Ini nilai-nilai rohani di dalam perjamuan
kudus. Supaya bisa menjadi alamat umat Tuhan datang untuk ditangani maka hamba
Tuhan itu harus bisa memberkati.
I Petrus 3:8-9
3:8 Dan
akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara,
penyayang dan rendah hati,
3:9 dan
janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki,
tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu
dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
Sudah dicaci maki tetapi
bisa memberkati. Ini tidak bisa dan tidak mampu dilakukan oleh Kristen duniawi.
Kalau sudah disakiti hatinya maka ketika bertemu di jalan dia malah buang muka.
Sialnya lagi kalau hamba Tuhan seperti ini. Dia tidak akan bisa menjadi alamat
Tuhan menyuruh umatNya untuk pergi supaya dilayani di sana. Dia tidak bakal
dipercayakan jiwa oleh Tuhan. Lebih
sial
lagi yang sudah ada
diambil lalu diberikan kepada hamba Tuhan lain. Ini jangan terjadi pada diri kita.
Supaya kita bisa menjadi
alamat maka kita tidak boleh membalas maki dengan maki, Tuhan Yesus adalah
teladannya. Tetapi kenapa kita tidak tiru, yang diikuti malah teladan lain,
yang diikuti diri kita sendiri.
I Petrus 2:21-23
2:21
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22 Ia
tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
Menghadapi derita, Tuhan
Yesus malah bernyanyi.
Markus 14:26
14:26
Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Dalam nikah rumah tangga
dapatkan suami menyanyi, masih bisakah isteri mengucap syukur dan suami
memberkati ketika diperhadapkan dengan sengsara? Orang Kristen duniawi sulit
untuk mempraktekkan. Yang ada pada suami ketika melihat isterinya malah
menampar, isteri melihat suami malah diomeli.
3)
Membagi
Setelah dipecah-pecahkan
roti itu dibagi. Artinya kita menanggalkan kepentingan kita sendiri. Bagaimana
mau menjadi alamat jiwa datang kalau tidak bisa menanggalkan kepentingan diri
sendiri.
Roma 15:1-2
15:1
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan
kita mencari kesenangan kita sendiri.
15:2
Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi
kebaikannya untuk membangunnya.
Menanggalkan kepentingan
diri sendiri tujuannya untuk membangun orang lain.
Contoh orang yang
mementingkan dirinya sendiri:
I Korintus 11:21-22
11:21
Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri,
sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
11:22
Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah
kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai
apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku
tidak memuji.
Contoh yang tidak
mementingkan diri sendiri:
I Korintus 11:23-26
11:23
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu
bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24
dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku!"
11:25
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap
kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
11:26
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan
kematian Tuhan sampai Ia datang.
Memang kita memberitakan
kematian Tuhan, tetapi bagaimana prakteknya. Prakteknya memberitakan kematian
Tuhan adalah menyalibkan daging sampai Dia datang kembali, itulah kemuliaanNya.
Jadi kalau kita bisa menyalibkan daging berarti kita sudah memberitakan
kematian Tuhan Yesus dan itu berarti kemuliaan pada waktu kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali, sudah ada di
tangan saudara.
4)
Melepaskan
diri dari roh pengkhianatan
ü Yudas Iskariot membuka telinganya
mendengar bisikan iblis dibandingkan mendengarkan suara Tuhan Yesus, itu
pengkhianatan! Kalau kita hanya membuka teling untuk perkara yang menajiskan
kita dan tidak membuka telinga pada Firman Tuhan yang menyucikan kita, itu
berarti berada pada pihak pengkhianatan.
Yudas mendapat pelayanan
istimewa dari Tuhan. Tetapi pelayanan istimewa dari Tuhan itu dia injak-injak,
kemudian dia ditelan oleh kegelapan. Tidak dapat disangkal kita sudah
mendapatkan pelayanan yang istimewa dari Tuhan yaitu lewat Firman yang
dibukakan rahasianya dalam setiap ibadah, itu jangan kita injak-injak atau menista Firman
Allah.
ü Pengkhianatan dari kelompok serdadu, begitu
menerima uang mereka diam. Mereka mengkhianati fakta, mengkhianati kenyataa. Ada
fakta-fakta bagaimana Tuhan telah menolong saudara, menolong saya, menolong
isteri dan anak-anakku tetapi kadang kala bisa terjadi pengkhianatan fakta.
Kalau sudah mendapat pertolongan dari Tuhan melalui hamba Tuhan atau dari
sesama, jangan kita khianati fakta itu. Semoga ini jangan terjadi pada kita.
Berapa banyak kita
melihat pertolongan Tuhan, mulai dari nikah kita. Jangan bangun nikah saudara
dengan rembesan air mata dan konflik! Itu berarti mengkhianati ciptaan Tuhan.
Isterimu itu adalah karunia Tuhan kepada saudara, jangan engkau khianati.
Demikian juga sebaliknya isteri terhadap suami.
Ibadah kita adalah ibadah
yang mengkaitkan hubungan kita dengan Tuhan, kita tubuh dan Dia kepala. Dalam
ibadah pelayanan singkirkanlah soal kekerasan, soal kebencian, soal kepentingan
diri dan maksud-maksud yang tidak ikhlas.
Jangan khianati Korban Kristus yang menahbiskan kita menjadi hamba Tuhan yang
menyandang jabatan yang tertinggi.
Mengapa
Tuhan mengancam orang yang beribadah tidak di depan pintu kemah dan tanpa
dilayani oleh imam? Itu bukti Tuhan menghargai FirmanNya yang mengangkat
imam-imam untuk menyelenggarakan kebaktian. Para imam adakah saudara menghargai
jabatan yang tinggi yang Tuhan percayakan kepada saudara? Jangan kita menjadi
pengkhianat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar