Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Wahyu 22:20-21
22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini,
berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu
sekalian! Amin.
Yesus
akan datang kembali pada kali kedua.
Saat kedatanganNya kali yang pertama,
Yesus yang diumbar, dikejar-kejar oleh Herodes. Juga orang Farisi, ahli-ahli
Taurat dan imam-imam berkali-kali mau melempar Yesus dengan batu. Belum lagi
bahasa yang menyayat hati yang mencap Yesus kerasukan setan, Yesus gila, Yesus
orang Samaria yang kehilangan akaldan berbagai-bagai predikat yang Yesus alami.
Tetapi pada kedatanganNya pada kali yang kedua, Yesus yang akan mengumbar
manusia, Yesus yang akan menghukum manusia, yang melontari manusia dengan batu.
Pada kedatanganNya pada kali yang pertama Dia sederhana bahkan hina, namun pada
kedatanganNya kali yang kedua dalam kemuliaan yang luar biasa. Itulah
perbedaaan antara kedatangan Yesus pada kali pertama dan kali kedua.
Ayat
ini mengingatkan kita akan kedatanganNya yang kedua kali dan Dia menyatakan diri sudah siap untuk
datang. Yesus berkata “Aku datang segera” lalu dibalas oleh gereja Tuhan “Amin,
datanglah Tuhan Yesus”. Berarti dari kedua belah pihak baik Mempelai Laki-laki
sudah siap dan Mempelai wanita menjawab “Amin, datanglah Tuhan Yesus”. Artinya
mempelai wanitapun sudah siap masuk dalam pesta nikah.
Apakah
jawaban pada kalimat yang terakhir ini sudah memenuhi syarat dalam kehidupan
saudara dan saya. Andaikata hari ini, detik ini Tuhan datang, saya masih ragu, kita belum siap.
Belum ada kesiapan matang. Dan kalau kita belum siap/ matang, berarti akan tertinggal.
Olehnya
gereja Tuhan hari-hari terakhir ini jangan membiasakan diri tidak setia dalam
ibadah pelayanan. Karena hanya di dalam ibadah pelayanan inilah, di situ kita
sedang dipersiapkan mencapai kematangan rohani. Di luar ibadah pelayanan, kita
tidak ada kesiapan.
Orang
yang beribadah dan terlibat dalam pelayanan, orang itu pasti bukan hanya
menjalankan upacara ibadah, tetapi dalam pelayanan ibadah itu dia harus paham
bahwa itu adalah kesempatan baginya untuk mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Tuhan sehingga dapat berkata “Amin, datanglah Tuhan Yesus”. Itu
hanya bisa diucapkan oleh orang yang terlibat dalam ibadah dan pelayanan.
Itu
sebabnya apapun yang kita katakan, apapun yang kita capai di dunia ini,
kekayaan, kepandaian, kedudukan, itu hanya berakhir di dunia ini. Tetapi ibadah dan pelayanan itu
tidak berakhir di sini, ibadah pelayanan itu terus. Hanya orang yang ada di dalam keseriusan, dia tahu hidup di
dunia ini bahwa ibadah itu mahal harganya.
Untuk
menyelamatkan Israel dari Mesir, Tuhan berjuang. Dan yang dihukum adalah orang
Mesir sehingga orang Israel keluar dari Mesir. Untuk menyelamatkan saya dan saudara,
Yesus yang dihukum supaya saudara dan saya bisa beribadah dan melayani. Yesus
yang kena hukum, bukan orang Mesir lagi.
Jadi
ibadah itu mahal harganya karena itu adalah kesempatan bagiku dan bagimu untuk
bisa berucap “Yesus datanglah segera”. Tetapi ketika kita menganggap ibadah itu
hanya pelipur lara, hanya pengisi upacara beragama, maka itu ibadah yang gagal
yang tidak bisa dikatakan lengkap atau sempurna.
Itu
sebabnya saudara yang diberkati oleh Tuhan, mari kita mengupayakan diri agar
kita benar-benar ada pada kesiapan. Entahkah besok, entah minggu depan atau bulan
depan, kita selalu siap sedia. Kesiapan ini dibarengi perubahan hidup sampai
sempurna,
yang kita dapat saat beribadah.
Apapun
yang kita dapati di dunia ini, kepandaian, kekayaan, kedudukan dan sebagainya,
itu tidak akan mencapai apa-apa, hanya sampai di dunia. Tetapi ibadah itu yang akan
mencapai bahasa yang bisa berkata “amin, datanglah Tuhan Yesus”. Adakah kita
masuk dalam kesiapan diri? Untuk mempersiapkan
diri dan berani berkata seperti dalam Wahyu 22:20, itu hanya kasih karunia
Tuhan. Olehnya kita hargai kasih karunia.
Tuhan
berjuang menyelamatkan anak sulungNya yaitu Israel. 10 tulah dijatuhkan kepada
orang Mesir supaya umatNya yaitu bangsa Israel dapat beribadah dan melayani
Tuhan. Khusus untuk kita bangsa kafir, Yesus rela menanggung hukuman supaya
bangsa kafir bisa beribadah dan melayani Tuhan.
Ketika
bangsa Israel telah dilawati Tuhan lewat Musa dan Harun, Firaun berusaha
menghalang-halangi. Sampai 7 kali Firaun berusaha menghalang-halangi dan 7 kali
Tuhan mengatakan “biarkan umatKu beribadah, jangan dihalang-halangi”. Sekarang
ini kekuatan roh Firaun begitu hebat. Dia memenuhi segala lini kehidupan kita,
dia menghalang-halangi supaya jangan kita beribadah. Tetapi kalau Tuhan katakan
“biarkan” berarti “jangan halangi umatKu untuk beribadah”.
Kalau
dulu yang menghalang-halangi Israel beribadah ujung tombaknya adalah Firaun
yang menunjuk iblis. Kalau sekarang ujung tombak adalah daging saudara yang didalangi iblis. Dia akan bertengger di daging
saudara dan berbuat begitu rupa sehingga akhirnya saudara mengentengkan ibadah.
Keluaran 4:23
4:23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: 1Biarkanlah anak-Ku itu
pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak
membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Kalau
saudara mengaku saudara anaknya Tuhan, jangan halang-halangi dirimu beribadah.
Keluaran 7:16; 8:1,20; 9:1,13; 10:3
7:16 Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang
Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: 2Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah
kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau
mendengarkan.
8:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah
menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: 3Biarkanlah umat-Ku
pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
8:20 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah
pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke
sungai, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: 4Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah
kepada-Ku;
9:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah
menghadap Firaun dan berbicaralah kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Allah
orang Ibrani: 5Biarkanlah
umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku.
9:13 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah
pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah
firman TUHAN, Allah orang Ibrani: 6Biarkanlah
umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku.
10:3 Lalu Musa dan Harun pergi menghadap Firaun dan
berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani: Berapa
lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku? 7Biarkanlah umat-Ku pergi
supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Yang
pertama disebut “anakKu” dan 6 kali disebut “umatKu”. Ini seperti yang
dikatakan dalam kitab Maleakhi.
Maleakhi 3:17
3:17 Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri,
firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani
mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
Setelah
itu ada pemisahan antara yang beribadah dan yang tidak beribadah.
Maleakhi 3:18
3:18 Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara
orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang
yang tidak beribadah kepada-Nya.
Saya sebagai
hamba Tuhan kagum melihat
kesiapan Tuhan. Kesiapan Tuhan di dalam kemuliaan lewat pembukaan rahasia FirmanNya. Dia tidak lagi datang dalam
kehinaan yang diumbar dan dikejar-kejar. Tetapi Dia datang dalam kemuliaan dan
dalam wibawa untuk menghukum.
Kalau
kita adalah orang yang mendapat kasih karunia, pasti kita akan membawa hidup
kita dalam ibadah dan pelayanan. Mungkin sekarang kita belum merasa berkatnya.
Tetapi sebenarnya Tuhan rindu berkatnya sudah harus kita nikmati dari sekarang
ini. Bila kita beribadah dan melayani, pasti ada berkatnya.
Untuk
mencapai ini maka kehidupan itu harus menghargai kasih karunia.
Wahyu 22:21
22:21 Kasih karunia Tuhan
Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Jadi untuk mempersiapkan diri menanti
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua dan berucap “amin datanglah Tuhan Yesus”
adalah orang yang tahu apa itu kasih karunia, apa itu rahmat, apa itu anugerah.
Rahmat adalah kasih Tuhan yang istimewa yang datang menolong manusia yang
sengsara tepat pada waktunya. Kasih karunia adalah kasih Allah dalam aksi
untuk menolong dan menyelamatkan manusia dari ancaman dosa.
Kalau
dikatakan tepat pada waktunya, apakah saudara tahu sekarang waktu yang paling
tepat? Sebenarnya hanya orang yang mendapat kasih karunia yang tahu bahwa
hari-hari terakhir ini adalah waktu yang paling tepat untuk kita mempersiapkan
diri. Itulah kasih karunia. Jangan tunggu waktu Tuhan sudah berakhir baru mau
mencari kasih karunia. Kalau seperti itu sudah terlambat.
Bagaimana
persiapan kita menyambut ayat 21 tadi? Lewat pemahaman kita akan kasih karunia.
I Petrus 2:19
2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Ibadah
itu meterainya penderitaan. Mungkin dihalang-halangi oleh isteri, suami atau
siapapun, itu adalah suara Firaun! Tetapi kalau saudara harus menderita, itu
kasih karunia demi meningkatkan
rohani saudara, demi pertumbuhan rohani saudara agar kita siap dan berani berkata
“yah datanglah Tuhan Yesus”. Ibadah pelayanan itu derita bagi daging kita.
Datang beribadah itu sengsara buat daging kita.
Memang
daging kita sakit, kadang kita dihalangi, banyak yang menghalangi. Kita harus
menyisihkan waktu untuk Tuhan. Kalau kita memberikan waktu untuk Tuhan dan itu
kita prioritaskan, pasti menderita bagi daging.
Kami
sebagai hamba Tuhan memang membutuhkan penggembalaan. Banyak penginjil tenar
yang lama kelamaan tenggelam, tiba-tiba menukik jatuh. Kenapa? Karena tidak membawa
dirinya digembalakan. Hamba Tuhan wajib
untuk digembalakan.
Kalau
derita sengsara ini kita tolak, sama dengan menolak kasih karunia. Zaman yang
kita ada sekarang ini bagaikan zaman Nuh dan zaman Lot yang terulang. Dulu Nuh
dan Lot terpisah waktu yang jauh. Tetapi akhir zaman ini suasana zaman Nuh dan zaman Lot menjadi satu,
itulah yang kita hadapi sekarang. Kalau kita tidak mengerti kasih karunia maka
hancurlah kita dihimpit oleh dosa zaman Nuh dan dosa zaman Lot.
Puji
Tuhan, salah satu pribadi yang pertama mendapat kasih karunia adalah Nuh. Pada
waktu itu bumi sudah rusak dan dirusak oleh manusia yang rusak. Apalagi
sekarang ini, bumi sudah rusak dan dirusak oleh manusia yang punya mental sudah
rusak. Kita ada pada era ini, bagaimana kalau kita tidak mendapatkan kasih
karunia.
Mari
kita lihat jalan salib, atau prinsip salib.
I Petrus 2:19
2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Teladannya
adalah pribadi Yesus
I Petrus 2:21
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus
pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya.
Terjemahan
lain adalah mewariskan teladan.
Kolose 3:10
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;
Orang
yang 100% wilayah rohani inilah yang akan berkata “amin, Tuhan Yesus
datanglah!”. Makin lama dia beribadah terus menerus maka diisi sampai pada
titik 100% rohani dan yang daging 0%. Untuk memangkas wilayah daging ini memang
sakit. Ada derita sengsara. Tetapi itu sudah diwariskan Tuhan
kepada kita kalau kita mau masuk dalam ketegori Tubuh Kristus yang sempurna
yang berkata “Ya, Tuhan Yesus datanglah!
Sekarang
kita bisa merenungkan apakah kita masih ada pada wilayah rohani pada titik nol
atau sudah ada pada wilayah 100% yang rohani, atau masih ada pada pertengahan
belum sampai di sana. Yang sudah 0% dagingnya yang bisa berkata “Ya, Tuhan
Yesus datanglah!” dan itulah yang Tuhan rindukan. Untuk kita sampai ke sana ada
prosesnya.
Mari
kita lihat teladan Yesus.
I Petrus 2:21-22
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus
pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam
mulut-Nya.
Kenapa
Yesus harus disalib? Untuk menolong manusia yang 100% daging yang sudah
dikuasai oleh iblis.
I Petrus 2:23-24
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Kita
hidup untuk kebenaran. Bagaimana kalau saya hamba Tuhan justru melawan
kebenaran.
II Korintus 13:8
13:8 Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan
kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.
Kalau
saya sebagai hamba Tuhan malah melawan kebenaran, apa gerangan yang akan terjadi?
Apakah kita bisa siap 0% daging. Atau kita berprinsip “bengkok-bengkok sedikit
tidak apa-apa”. Padahal jalan salib ini harus kita tekuni sampai 100% rohani
dan 0% daging. Memang itulah yang dikatakan derita sengsara. Yang kita peroleh
di sana adalah ibadah pelayanan.
Jalan salib lurus. Yesaya 26:7
26:7 Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan
lurus baginya.
Agar
rohani kita tetap lestari maka jangan lupa ayat 25.
I Petrus 2:25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi
sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Untuk
melestarikan ibadah pelayanan kita tetap hidup dan mencapai 100% rohani dan 0%
daging maka kita harus ada di dalam wilayah penggembalaan. Itu sebabnya banyak
tipuan iblis. Yesus mengatakan tipu tidak ada pada mulutNya. Tetapi iblis penipu sehingga banyak
komunitas-komunitas/persekutuan-persekutuan/himpunan-himpunan orang-orang
percaya yang menyepelehkan penggembalaan. Mereka tidak butuh gembala, yang penting
sudah berkumpul lalu ditunjuk satu
persatu untuk melayani. Jabatan gembala sudah mereka tiadakan dalam
gereja, padahal jabatan gembala itu ditekankan di dalam Firman.
Kita
butuh penggembalaan karena penggembalaan adalah tempat Tuhan menitipkan anak-anakNya.
Tuhan titipkan anak-anakNya di dalam penggembalaan. Di dalam penggembalaan
hari-hari terakhir ini banyak caranya. Ada yang bagaikan kilat, itulah yang
dirasakan oleh saudara kita yang sekarang ini ada di Samarinda, di Bandung, di
Makasar, di Ampana dan yang ada di Palu yang mengikuti melalui jaringan
seluler.
Ayub 37:11-13
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan
memencarkan kilat-Nya,
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang
diperintahkan-Nya.
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk
menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.
Kita
harus membawa diri dalam penggembalaan, tentu bukan dalam penggembalaan yang
asal. Kalau saudara dan saya sebagai umat Tuhan membawa diri kita kepada Tuhan
“Tuhan saya anakMu, saya umatMu. Tuhan tolong saya, titipkan saya pada
penggembalaan yang benar”,
maka Tuhan tidak akan pernah keliru menitipkan kita di dalam penggembalaan. Itu
sebabnya penggembalaan itu adalah tempat penitipan tubuh, jiwa dan roh saudara.
Karena di dalam penggembalaan dijaga supaya rohani kita tetap lestari. Kalau
tidak butuh penggembalaan, itu Kristen ilegal.
Ibrani 13:17
13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab
mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung
jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan
dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Roh
Kudus yang melantik gembala, tidak mungkin salah. Roh Kudus yang menitip umat
Tuhan di dalam penggembalaan. Dalam Yeremia 3:14 kita lihat bahwa orang yang
digembalakan itu adalah orang yang mengerti angka 1 dan angka 2.
Yeremia 3:14
3:14 Kembalilah, hai anak-anak yang murtad,
demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan
mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga,
dan akan membawa kamu ke Sion.
Orang
yang mengerti angka 1 dan angka 2 adalah orang yang dititip dalam penggembalaan
yang tidak pernah keliru. Jadi kalau kita ada pada penggembalaan yang
menekankan dua menjadi satu, atau menekankan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan
yang menjadi satu dengan Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki sorga, maka
penggembalaan itu tidak diragukan lagi bahwa itu tempat penitipan dari Tuhan. Tetapi
kalau dia mendengar saja tentang mempelai sudah bingung, bagaimana jadinya
nanti orang
seperti itu.
Bahkan
ada yang mengolok-olok tentang Kabar Mempelai dengan mengatakan “memangnya bayi
mau menikah”. Satu ketika pemimpin pengolok-olok itu miring mulutnya, tetapi
satu saat Tuhan bermurah hati mengingatkan dia
“engkau harus pergi kepada hambaKu, engkau telah mengolok-olok Firman
yang dia sampaikan”. Empat kali dia cari saya, satu kali dia tidak jumpa, kedua dan ketiga juga tidak, nanti kali
keempat baru bertemu saya. Saat itu sudah mulai lurus mulutnya dan dia minta
maaf sebab sudah mengolok-olok Firman Tuhan yang saya sampaikan dan dia menyesal. Dipukul Tuhan dulu baru dia sadar.
Kemurahan Tuhan ketika berikutnya saya ketemu mulutnya sudah betul-betul lurus
dan tahun berikutnya dia meninggal. Banyak pengalaman yang saya alami dan indah
kalau kita diolok karena Firman.
Saya
sangat terkagum-kagum ketika mendengar kesaksian Pdt. Widjaja Hendra bahwa pada
hari minggu jam 7 pagi beliau khotbah di Malang, jam 11 siang di Surabaya dan
jam 7 malam di Medan. Kemudian seninnya pagi dan sore ibadah Pendalaman Alkitab
di Medan lalu selasanya kembali ke Malang. Belum lagi menggelar KKR. Saya
katakan bukan lagi manusia, benar-benar sudah Tuhan di dalam dirinya.
Tua-tua
sidang dari beliau berkata kepada saya “om saya heran kami punya gembala,
beliau berkata ‘kalau di Tentena saya mau tujuh kali ibadah’ padahal di tempat
lain tidak seperti itu hanya 3 kali atau paling banyak 5 kali”. Alasannya kalau
di Tentena massa datang begitu banyak. Bagaimana, saudara berani menggelar KKR?
Kita ditantang oleh hamba Tuhan ini. Tuhan punya perhatian khusus kepada kita
di Tentena. Pulau Sulawesi bentuknya seperti huruf K dan Tentena ada di tengah.
Melihat itu saja saya gemetar.
Penggembalaan
itu menjaga kelestarian rohani kita, tentunya berawal dari rohani gembala. Apakah kita mau digembalakan.
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh
kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Siapa
yang disuruh menjaga dirinya? Itulah gembala-gembala yang dikumpul oleh rasul Paulus. Itu sebabnya gembala itu
tidak boleh main-main karena jemaat itu diperoleh Tuhan dengan darahNya. Dia
telah berkorban dengan mahal di Golgota untuk membuka kesempatan kita
beribadah.
Orang
beribadah itu ada di bawah pengawasan Tuhan lewat gembala yang di mana Tuhan
menitip umatNya. Tanggung jawab gembala itu berat. Untuk menjaga kelestarian
rohani, itu tugas gembala. Gembala tidak boleh melawan kebenaran, tetapi untuk
kebenaran dia harus melayani untuk Yesus.
2 Korintus 13:8
13:8 Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang
dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.
Ibrani 9:14
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang
kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Untuk
kita bisa beribadah, ada yang bayar mahal. Berkali-kali bahasa ini
diperdengarkan Tuhan kepada kita. Ibadah itu mahal, tidak boleh kita sia-siakan
apalagi tidak setia dalam ibadah. Itu sama dengan kita melecehkan Korban
Kristus, sama dengan kita menista darah Anak Domba Allah. Kalau saja saudara
melihat kucuran darah Yesus, maka tidak akan tega mengkhianati.
Saya sebagai
gembala sedih kalau melihat ada anak Tuhan tidak setia dan sudah membiasakan
diri tidak beribadah.
Ibrani 10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Kenapa
jangan kita menjauhkan diri dari pertemuan ibadah? Karena ibadah itu mahal
harganya. Demi anak sulung Tuhan yaitu Israel dibebaskan dari Mesir untuk beribadah, maka semua anak
sulung Mesir dibinasakan oleh Tuhan. Kita umat Tuhan dijadikan anak sulung. Itu
kasih karunia kalau kita dijadikan anak sulung.
Yakobus 1:18
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman
kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara
semua ciptaan-Nya.
Jangan
kita membiasakan diri tidak beribadah. Tuhan berkata “Aku datang segera”,
siapkah kita? Bisakah kita berkata “amin, datanglah Tuhan Yesus”. Itu berarti
Mempelai Laki-laki siap dan Mempelai Wanita juga sudah siap. Coba kalau
Mempelai Laki-laki sudah siap, kemudian calon Mempelai Wanita malah berantam dan tidak ada persiapan. Pelaminan yang
sudah ada malah diobrak-abrik. Bisakah Mempelai Laki-laki datang kalau seperti
itu. Ini yang harus kita renungkan hari-hari terakhir ini.
Ibadah
ini adalah tempat kita dibina untuk membuat rohani kita lestari, bisa
terpelihara. Kalau tidak setia karena sudah dibiasakan maka akhirnya berhadapan
dengan ayat 26.
Ibrani 10:26
10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah
memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu.
Kalau
membiasakan diri tidak beribadah itu berarti sudah sengaja berbuat dosa.
Ibrani 10:27
10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan
akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang
durhaka.
Jadi
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua itu dalam kemulian untuk menjemput
Mempelai WanitaNya, tetapi disertai dengan api yang dahsyat memusnahkan
orang-orang durhaka. Kita ada di sisi yang mana?.
Jangan
sampai kita sengaja tidak setia. Ada waktu ibadah tetapi sengaja tidak mau.
Kalau saudara membiasakan diri seperti ini, akhirnya Tuhan cap sebagai orang
durhaka. Orang dunia saja ketakutan kalau papa mamanya mencap dia anak durhaka.
Tetapi dalam Ibrani 10:27 ini justru tidak takut karena membiasakan diri tidak setia
beribadah, akhirnya tidak mendapat pengampunan dosa dan malah dia dibakar.
Saya
lihat perjalanan kita sudah mau mencapai garis akhir. Semoga kita semua mencapai 0% daging, 100%
rohani.
Filipi 2:5-7
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Untuk
siapa Yesus melakukan ini? Dia melakukan ini untuk saya dan saudara. Coba masing-masing kita mengatakan
“untuk saya” maka saudara tidak akan membiasakan diri untuk tidak beribadah
atau tidak setia. Karena saudara melihat Yesus melakukan dengan taat demi
saudara.
Contoh
Abraham, Tuhan minta anaknya. Kalau kita sekarang mungkin kita berkata “ini
sudah saya tunggu bertahun-tahun lalu diminta untuk dipersembahkan” tetapi
Abraham taat. Juga janda
Sarfat, ketika Elia datang dia berkata “ambilkan aku minum”. Setelah itu Elia
minta “buatkan aku roti”. Kaget perempuan ini dan berkata “hanya minyak sedikit
pada buli-buli serta segenggam tepung untuk kami membuat roti lalu dimakan aku
dan anakku kemudian kami mati”. Tetapi karena janda Sarfat taat, akhirnya apa
yang mereka terima? Abraham dan janda Sarfat mendapat kemuliaan!
Memang
ini yang dicari Tuhan:
Roma 16:25-26
16:25 Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --
menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai
dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya,
16:26 tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang
menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi
kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman --
Saudara
bayangkan, rahasia Injil yang didiamkan oleh Tuhan berabad-abad lamanya,
sekarang dibukakan kepada kita. Tujuannya apa? Supaya kita taat. Taatlah
beribadah dan melayani.
Kalau
sekarang ibadah dibayar mahal oleh Yesus supaya kita bisa beribadah, kelak
nanti orang yang tidak menghargai biadah pelayanan, dia akan membayar lebih
mahal. Sekalipun dengan ratap tangis air mata darah, dia tidak akan mendapatkan
lagi apa-apa. Ayo, Tuhan sudah membayar mahal ibadah kita.
Kapan
Tuhan bisa girang? Ketika Dia mendengar “Amin, Tuhan Yesus datanglah” saat itu
berarti Mempelai WanitaNya sudah siap dan Tuhan Yesus girang gembira.
Yesaya 62:5
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami
seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu,
dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan,
demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Tetapi
kalau Dia berkata “Aku datang segera” kemudian tidak ada suara yang menyambut, yang
siap untuk menerima, bagaimana itu? Keterlaluan orang seperti itu karena dia
tidak menghargai ibadah, tidak menghargai pelayanan. Selalu biasakan untuk
tidak setia. Akhirnya dia sampai pada dosa sengaja, sengaja tidak setia,
sengaja tidak beribadah, sengaja tidak melayani. Itu dosa yang tidak ada ampun
lagi! Jangan kita biasakan seperti itu. Ibadah pelayanan saudara diawasi oleh
gembala untuk melestarikan rohanimu.
Kenapa
dunia bicara untuk melestarikan ini dan itu, tetapi kenapa Tuhan kita remehkan.
Tuhan ampuni saya, ampuni kami, ampuni umatMu yang sengaja tidak beribadah dan
melayani. Kalau tidak sengaja itu lain, Tuhan yang tahu. Tetapi kalau sengaja
dan membiasakan diri tidak setia, hati-hati, satu waktu saudara akan bayar
mahal. Untung kalau saudara bisa bayar. Bagaimana kalau saudara tidak bisa
bayar.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar