Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:7-10
3:7 Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus
menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?
Pembicaraan
ini berkisar pada pelajaran dasar. Tentu ini tidak boleh dientengkan karena
bagaimana landasan bisa dipakai untuk pesawat tinggal landas atau mendarat
kalau landasannya tidak kuat. Jadi pelajaran dasar ini harus kuat dan ini
sangat penting bagi kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini.
Tuhan
bicara pelajaran dasar kepada Nikodemus. Yesus tidak bicara dengan kaum awam
tetapi dengan kaum Sanhedrin yaitu orang inti di Yerusalem. Imam Besar sebagai
kepala dan di sekitarnya ada 70 orang yang disebut Sanhedrin, salah satunya
adalah Nikodemus.
Dasar
harus diletakkan dengan jelas, tepat dan benar, tidak boleh salah. Sebelumnya
kita sudah bahas tentang iman, pertobatan dan
baptisan air. Kali ini kita akan bicara tentang penumpangan tangan.
Berkali-kali kami menyajikan di tempat ini bahwa selama 3,5 tahun Yesus bersama
murid-muridNya, tidak pernah Dia menumpangkan tangan kepada murid-muridNya.
Sekalipun ada 70 murid yang diutus masuk ke kota-kota dan desa-desa untuk
menyampaikan injil, namun Yesus belum pernah menumpangkan tangan kepada mereka.
Mengapa
hal ini seperti ditangguhkan oleh Tuhan. Apakah penumpangan tangan ini tidak
penting? Ini sangat penting! Di dalam pelayanan Tuhan Yesus menyangkut
penumpangan tangan, selalu dikaitkan dengan tangan kanan. Penumpangan tangan
ini bukan suatu aturan yang digampang-gampangkan.
Penumpangan
tangan kepada murid-muridNya (hamba Tuhan)
terjadi setelah pengalaman mati dan bangkit. Bahkan itu terjadi saat Yesus mau
kembali ke Sorga.
Lukas 24:50-51
24:50 Lalu Yesus
membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat
tangan-Nya dan memberkati mereka.
24:51 Dan ketika
Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Mengapa
Yesus belum menumpangkan tangan selagi masih dalam tubuh insani seperti kita?
Kalau begitu apakah kita juga harus bersikap seperti itu secara hurufiah?
Tidaklah demikian. Artinya penumpangan tangan itu harus dapat dikerjakan oleh
hamba Tuhan kalau dia pernah mengalami pengalaman mati dan bangkit. Mati di
sini bukan berarti habis nafas.
Paling kurang di sini ada dua pengalaman mati:
1.
Dalam dia melayani dalam kesulitan
apapun, baik dalam masalah financial atau kesulitan yang lain, dia tidak
bersungut, dia tidak berharap pada manusia tetapi selalu
bersandar pada Tuhan maka itulah pengalaman mati seorang hamba Tuhan.
2.
Kehidupan itu mampu untuk menahan nafsu
dagingnya. Mampu untuk mengekang hawa nafsu dagingnya, itu adalah pengalaman
mati.
Contoh
konkritnya kalau seorang menumpangkan tangan tetapi hidupnya dalam keadaan
najis maka turun kepada yang dia tumpangkan tangan. Tangannya masih pegang
tabako (artinya suka merokok) dan masih pegang botol bir (berarti suka
mabuk-mabuk) maka tidak boleh menumpangkan tangan karena dia tidak ada pengalaman mati dan bangkit.
Jangan
saudara sedikit-sedikit minta ditumpangkan tangan pada sembarang orang karena
itu mencelakakan saudara, lihat dulu siapa yang mau menumpangkan tangan. Jangan
saudara berkata “saya sudah ditahbiskan” tetapi perhatikan siapa yang menumpangkan
tangan. Jadi menumpangkan tangan itu jangan dientengkan. Jangan sembarang dalam
penumpangan tangan menyangkut soal pengutusan, pentahbisan, turunnya berkat,
jangan asal.
Harus
ada pengalaman mati dan nantinya ada pengalaman kebangkitan. Saat menumpangkan
tangan Yesus sudah ada dalam pengalaman kebangkitan dan sesudah itu beberapa
detik lagi Yesus akan terangkat dan berpisah dengan mereka. Bukan berarti tidak
boleh Yesus menumpangkan tangan ketika masih dalam tubuh seperti kita manusia.
Sebenarnya bisa saja karena Dia tidak ada dosa. Tetapi Yesus tidak lakukan hal itu karena meninggalkan teladan.
Kalau
sebelumnya Yesus menumpangkan tangan sebelum ada pembersihan maka itu celaka.
Itu sebabnya Yudas Iskariot sudah
tidak ada baru terjadi penumpangan tangan. Kalau pencuri ditumpangkan tangan
maka bukannya dia bertobat tetapi malah memantapkan dosa pencurinya itu.
Kalau
penumpangan tangan yang kita terima itu benar maka nanti akan ada tanda-tanda
yang menyusul.
Lukas 24:51-53
24:51 Dan ketika
Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
24:52 Mereka 1sujud menyembah
kepada-Nya, lalu mereka 2pulang
ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
24:53 Mereka 3senantiasa berada di
dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Tandanya:
1.
Hidup itu suka menyembah kepada Tuhan.
Hidup itu selalu ingat kepada Tuhan. Rasanya khusyuk terus dengan Tuhan. Itu
tanda hidup itu mendapatkan impertasi, penumpangan tangan yang benar.
Bagaimana kalau penumpangan
tangan benar tetapi tidak mau menyembah? Itu juga menjadi masalah. Itu berarti
ketika minta ditumpangkan tangan orang itu tidak serius. Seperti tempayan yang
kena hujan tetapi mulutnya menghadap ke bawah dan pantatnya ke atas, dia basah
tetapi tidak ada isinya. Yang mulutnya ke atas juga basah tetapi isinya penuh.
2.
Pulang ke Yerusalem dengan sukacita
Bicara Yerusalem ada kaitannya
dengan tangan kanan.
Mazmur
137:5
137:5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem,
biarlah menjadi kering tangan kananku!
Kalau orang yang sudah mendapat
penumpangan tangan cirinya selalu ingat Tuhan, suka menyembah. Kemudian dia
selau merenungkan Yerusalem. Berarti dalam menyembah dia merenungkan “saya
rindu untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan”. Jadi ini saling kait mengkait.
Penumpangan tangan selalu ada
hubungan yang vertikal berarti menyembah Tuhan dan dalam benaknya rindu menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Ini tujuan penumpangan tangan yang lebih mendasar untuk kehidupan kita semua di akhir zaman ini.
Yeremia
51:50
51:50 Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang,
pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah
Yerusalem timbul lagi dalam hatimu:
Ingat akan Tuhan, Dia Mempelai
Laki-laki Sorga. Ingat Yerusalem, ingat dalam dirimu ada roh Mempelai, tanamkan
itu dalam hatimu. Itu hasil dari penumpangan tangan yang benar. Bagaimana kalau
yang menumpangkan tangan tidak mengerti tentang Yerusalem Baru atau persoalan
Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki Sorga, nantinya yang ditumpangkan tangan
juga menjadi tidak mengerti. Karena yang menumpangkan tangan tuli dan buta maka
yang ditumpangi tangan juga menjadi tuli dan buta rohani. Itu sebabnya jangan
kita asal ditumpangi tangan.
Hati-hati karena sekarang ini
menjadi tren soal penumpangan tangan. Dipikir karena Roh Kudus sehingga orang
itu jatuh dan menggelepar padahal sudah pekerjaan kuasa kegelapan. Ini yang
jangan sampai terjadi.
Bukan hanya ingat, tetapi timbul
dalam hati tentang Yerusalem bahkan menjadikan pokok doanya. Kalau anak Tuhan
menerima penumpangan tangan yang benar, maka
akan
menjadikan Yerusalem pokok doanya maka dia akan selalu merindu untuk menjadi
Mempelai Wanita Tuhan dan itu menjadi pokok doanya.
Mazmur
122:6
122:6 Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem:
"Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.
Jadi, kaitan penumpangan tangan adalah ketika
menyembah arah pandangan saudara ke Yerusalem. Sehingga ketika berdoa maka yang
menjadi pokok doa adalah kesejahteraan
Yerusalem. Kesejahteraan Yerusalem berarti kesejahteraan dirimu juga, untuk
menjadi Mempelai. Juga itu berarti kesejahteraan nikahmu, buah nikahmu dan
sidang jemaat. Ini yang harus menjadi pokok doa. Itu sebabnya penumpangan
tangan tidak boleh asal-asal.
Dikatakan mereka bersukacita. Kalau
Yerusalem menjadi pokok doa maka orang itu pasti bersukacita.
3.
Senantiasa berada di dalam Bait Allah.
Untuk menjaga semua hal ini
lestari dan abadi maka hidupnya selalu dibawa berada pada pengaruh Bait Allah,
selalu berada pada pengaruh perkara yang rohani. Ini yang harus kita nyatakan
di dalam diri ketika kita sudah mendapatkan penumpangan tangan, bahkan sering
minta ditumpangkan tangan.
Kalau
kita gereja Tuhan bisa memahami ini lebih dalam maka saudara tidak akan kesasar
atau tercecer di tengah jalan, saudara pasti mantap. Oleh sebabnya jangan kita sesukanya
minta ditumpangi tangan.
Menyembah
itu berarti kita memberi sesuatu kepada Tuhan. Sesuatu itu adalah tubuh, jiwa
dan roh saudara, itu saudara beri kepada Tuhan.
Ketika
Yohanes di pulau Patmos berjumpa dengan Yesus Imam Besar maka dia tersungkur
seperti orang mati maka Yesus menumpangkan tangan kepadanya.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku
melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;
tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan
takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Ini
penumpangan tangan khusus kepada Yohanes sebagai rasul. Itu sebabnya jangan
sembarang saja saudara minta pendeta mana saja untuk menumpangkan tangan. Lihat
dulu tahbisannya, apakah orang itu ada pengalaman mati dan bangkit atau tidak. Jika tidak ada, jangan saudara mau
ditumpangi tangan.
Lukas 24:50
24:50 Lalu Yesus
membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat
tangan-Nya dan memberkati mereka.
Jadi
mengangkat tangan itu adalah memberkati. Kalau tangan itu terulur memberkati,
jelas itu adalah tangan yang sudah mengalami pengalaman mati dan bangkit. Yesus
tidak pernah menumpangkan tangan sebelum Dia punya pengalaman mati dan bangkit,
itu pelajaran bagi kami hamba-hamba
Tuhan!.
Lukas 24:51
24:51 Dan ketika
Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Yesus
berpisah dengan mereka tetapi bukan perpisahan tanpa makna. Yesus berpisah
dengan mereka tetapi meninggalkan berkat.
Lukas 24:52
24:52 Mereka
sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat
bersukacita.
Bukan
hanya mau berkatnya tetapi mana penyembahannya. Kadang kala kita hanya mau
menerima berkat tetapi setelah menerima berkat lupa yang memberi berkat. Mereka
mengarahkan diri ke Yerusalem berarti Yerusalem lahir dalam hati mereka.
Menyembah berarti ingat Tuhan, ingat Mempelai Laki-laki dan mau membawa
hidupnya menjadi Mempelai Wanita. Ini tindak lanjut dari kehidupan yang
menerima berkat yaitu menyembah Tuhan dan ingin menjadi Mempelai WanitaNya.
Lukas 24:53
24:53 Mereka
senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Berarti
mereka berada pada pengaruh suasana Bait Allah, suasana rohani. Untuk menjaga
supaya lestari dan ingat pada Mempelai Laki-laki Sorga, maka ada di Bait Allah.
Sesibuk apapun saudara, apapun yang kita kerjakan di dunia ini, jangan sampai
itu menyita sehingga saudara tidak ada dalam pengaruh Bait Allah (ibadah), nanti penyesalan yang saudara
alami di kemudian hari.
Mereka
memuliakan Allah.
I Korintus 6:20
6:20 Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (dan rohmu juga).
Amsal 3:9
3:9 Muliakanlah
TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
Ini
orang yang mendapat penumpangan tangan, dia memuliakan Tuhan dengan harta dan
hasil pertama dari segala penghasilan. Di sinilah yang sering dirasa berat,
tetapi mau menerima kemuliaan. Tidak mungkin menerima kemuliaan kalau tidak ada
kebangkitan. Tidak mungkin ada kebangkitan kalau tidak ada kematian. Jadi mesti
mati, bangkit dan dipermuliakan, itulah perjalanan Mempelai Laki-laki Sorga.
Mempelai WanitaNya juga harus mati, bangkit, baru dipermuliakan.
Bukan
berarti mati seperti secara jasmani kemudian
dikubur.
Itu mati yang biasa. Tetapi mati yang luar biasa dia tetap bernafas namun hawa
nafsu dagingnya rela dia salibkan.
Galatia 5:24
5:24 Barangsiapa menjadi
milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar