Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 4:2-3
4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah,
sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya
bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi
takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Ada
peran Roh Kudus, ada Firman yang diterima oleh Yohanes. Firman ini sudah masuk
dalam kasanah hati Yohanes. Jadi Firman sudah didengar kemudian ada Roh Kudus
yang berperan aktif.
Bila
kita dengan sepenuh hati mendengarkan Firman Tuhan, bila saya sebagai hamba
Tuhan membuka hati secara penuh untuk menerima Firman Tuhan maka apapun
permintaan Firman untuk mengajak naik, kita tidak boleh berkata “aduh, berat.
Saya tidak mampu”. Kita sudah mulai memperhitungkan tenaga yang kita gunakan
untuk menanjak. Kalau otak kita berjalan seperti itu maka nanti tidak ada peran
Roh Kudus. Tetapi kalau kehidupan itu mendengar Firman langsung pasrah,
menyerah utuh kepada Tuhan maka dari pihak Tuhan, Tuhan tahu solusinya, nanti
Tuhan memberikan Roh Kudus.
Olehnya
Firman dan Roh Kudus bekerja sama.
Jangan hanya Roh tanpa Firman atau Firman tanpa Roh Kudus, itupun tidak tepat
guna. Karerna iman harus ditambah dengan kebajikan. Kebajikan itu adalah
pelayanan yang tepat guna.
Saya
membutuhkan Firman sekalipun harga yang saya harus bayar adalah saya harus naik
saya tetap membutuhkan Firman. Mengapa? Sebab kalau kita naik ada pemandangan
indah yang kita lihat. Tetapi kalau ada ajakan naik namun kita tetap ada didasar
maka yang kita lihat hanya itu-itu saja. Kalau saya hamba Tuhan tetap tinggal
di dasar maka yang saya lihat yang itu-itu saja dan nanti yang saya sajikan
kepada jemaat yang itu-itu saja.
Kalau
minggu lalu bicara iman, bulan depan bicara iman, tahun depan bicara iman,
berarti kehidupan itu tidak pernah menanjak. Dia tetap ada pada dasar, sehingga
yang diberitakan hanya warna dasar terus. Tidak pernah yang lebih indah yang
dia lihat,
untuk capai tujuan akhir yaitu kesempurnaan.
Begitu ada ajakan “naiklah” maka respon dari Yohanes adalah membuka
diri. Tuhan tahu kemampuan Yohanes itu sangat terbatas. Apalagi untuk melihat
yang sakral, yang suci itu tidak sembarang.
Mazmur 24:2-4
24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung
TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak
bersumpah palsu.
Suasana
naik itu berarti dari dasar ke lereng gunung dan sampai ke puncak gunung. Untung Yohanes mau naik, dia harus ada pada level
kesucian. Inilah hamba Tuhan yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menyampaikan
isi hati Tuhan. Sekarang kita dengar lewat tulisan Yohanes yang memang Tuhan
suruh ditulis untuk kita. Jadi apa arahan Tuhan kepada Yohanes, itu
juga arahan Tuhan kepada saya dan saudara yaitu untuk naik.
Makanya
mendengar Firman harus loyal, harus membuka hati. Kalau itu maka segera Roh
Kudus memegang peran untuk mengangkat rohani kita untuk bisa naik supaya jangan hanya pengenalan dasar terus.
Setelah
Yohanes naik, pandangan pertama yang dia lihat adalah sebuah takhta terdiri di
sorga. Kalau ada takhta berarti itu kerajaan. Kalau ada kerajaan berarti ada
pemerintahan. Kalau ada pemerintahan berarti ada yang namanya aturan bagi
rakyat (umat) dari pemerintah yang duduk di atas
takhta itu.
Jadi
dia naik ditopang oleh Roh Kudus, bukan berarti sampai di sana santai-santai.
Sebab banyak anak Tuhan yang merasa sudah naik rohaninya kemudian dia
santai-santai. Ingat ada perintah atau acuan dari Tuhan. Perintah dari Raja
yang duduk di takhta itu bukan basa-basi tetapi untuk kita tindak lanjuti.
Berarti kita naik melihat Pribadi yang duduk di takhta yang ada perintahNya
untuk kita patuhi, tunduk dan taati. Berarti ajakan naik ini adalah ajakan yang
lebih menekankan ketaatan dan kepatuhan kita.
Takhta
berarti terkait
dengan kerajaan.
Kerajaan berarti ada struktur pemerintahan. Bukan berarti sekarang ini kita
santai-santai dan kelak santai-santai di sorga. Di sorgapun kita beribadah.
Kalau di dunia ini kita tidak ada minat untuk beribadah, bagaimana bisa sampai
di sorga sebab di sorga kita beribadah. Ibadah itu dikaitkan dengan takhta.
Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan
takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya
akan tertulis di dahi mereka.
Wajah
Tuhan di dalam Wahyu 4:3 dikatakan bagaikan yaspis. Kalau di dunia ini kita
tidak ada minat beribadah dan melayani, maka nanti saudara tidak ada tempat di sorga.
Bagaimana
kalau ada orang yang masuk sorga, kemudian ibunya masuk neraka. Apakah dia akan mengingat-ingat terus ibunya sehingga tidak sejahtera hati
sekalipun masuk sorga. Firman itu adalah jawaban dari segala pemikiran
manusiawi kita.
Yesaya 65:17
65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit
yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan
tidak akan timbul lagi dalam hati.
Ayo
kita membiasakan diri beribadah dan melayani sebab pekerjaan kita di sorga
nanti hanya beribadah dan melayani Tuhan.
Sekarang
kita harus membiasakan diri mendengarkan berita Firman, aturan Firman atau
ketetapan Raja itu. Kadang ketetapan/ aturan sorga kita lirik sebelah mata. Bagaimana mau mengatakan ke
sorga tetapi melirik perintah Tuhan yang adalah ketetapan Raja itu hanya dengan
sebelah mata. Ini sebenarnya hal yang rancu, hal yang tidak pas.
I Timotius 3:14
3:14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun
kuharap segera dapat mengunjungi engkau.
Ada
perintah yang ditulis, ada perintah yang lisan. Paulus mengatakan “kamu sudah
membaca tulisanku dan juga aku telah mengajar kamu secara lisan”.
I Timotius 3:15
3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu
bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Berarti
Firman itu secara lisan dan tulisan, untuk membenahi bagaimana kita berperilaku
sebagai anggota keluarga Allah. Suami, isteri dan anak sebagai anggota keluarga
Allah, ada peraturan dari Raja yang duduk di atas takhta itu.
II Tesalonika 2:15
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada
ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara
tertulis.
Jangan
sampai kita menjadi umat Tuhan yang melanggar aturan. Untuk apa aturan ini?
Dikaitkan dengan II Timotius 3:16 yang bicara ibadah.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Di
dalam ibadah hamba Tuhan memaparkan Firman yang tertulis dan dia jelaskan
secara lisan. Maksudnya supaya hamba Tuhan dan umat Tuhan itu berperilaku
sebagai anggota keluarga Allah.
Misalnya
saudara punya marga, masakan saudara tega menodai marga saudara. Apalagi kalau
marga itu sudah kesohor di dalam masyarakat lalu saudara masuk menodai dan
membuat onar di sana.
Kita
masuk dalam keluarga Allah, kita butuh perintah dan aturanNya supaya kita tidak
masuk dalam keluarga Allah sebagai pembawa onar. Kalau itu sudah terjadi, Bapa
itu tetap akan bermurah hati, tetapi hati-hati. Sama seperti karet, bisa ditarik
tetapi ada waktunya karet itu putus.
Apakah
saudara pikir Tuhan itu bisa kita permainkan? Kalau sekarang ini anak muda
melayani bermain-main, hati-hati satu ketika kalau algojo sudah ada di depanmu
saudara mau lari ke mana. Antikristus itu adalah cambuknya Tuhan kepada orang
yang main-main dalam ibadahnya.
Wahyu 22:4
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya
akan tertulis di dahi mereka.
Kita
akan melihat wajahNya dan memang ketika Yohanes naik, Dia melihat wajahNya yang
duduk di takhta itu bagaikan Yaspis. Yaspis itu adalah permata yang
kebiru-biruan dan tembus pandang. Bila kita goyang-goyang seperti ada sesuatu
yang menyala di dalamnya.
Yang
duduk di takhta itu seperti Yaspis. Dia akan bekerja dalam dua sisi. Dikatakan
Tuhan itu bagaikan api yang menghanguskan, itu sisi yang negatif. Tetapi sisi
yang positif, Tuhan itu bagaikan api yang menyucikan. Oleh sebab itu jangan
kita bermain dengan Yang duduk di atas sana.
Ibrani 12:29
12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Jangan
kita bermain-main dengan Tuhan. Kalau kita tampil dengan angkuh, sombong dan
congkak dan bermain-main dengan dosa bahkan
berkata “kalau berbuat dosa jangan salah-salah!” awas ada api yang akan
menghanguskan! Jangan kita seperti mengolok Tuhan. Kalau bahasa seperti itu
pernah kita lontarkan baik suami, isteri atau anak-anak muda, cepat selesaikan.
Anak muda jangan bermain-main dengan Tuhan. Waktumu masih panjang kelihatan
secara logika, tetapi tidak
sedikit orang mati umur muda.
Hanya
di dalam Tuhan ada keselamatan. Ayo kita patuh pada ketetapan sorga. Dengarkan
pengaturan dalam nikah rumah tangga yang sudah diatur dalam tulisan dan secara
lisan. Jangan bosan-bosan kalau ada hamba Tuhan mengingatkan supaya jangan kita
tertidur rohani. Kalau sudah keterlaluan, Tuhan sendiri yang akan membuat orang
itu tidur nantinya. Sekarang ada hamba Tuhan yang selalu membuat kita siuman dari
tidur. Kalau ajakan dan himbauan untuk menjagakan itu diabaikan maka satu waktu
Tuhan sendiri yang akan membuat kehidupan itu tertidur. Berbahagia kalau kita
masih diingatkan dan dijagakan. Kapan? Waktu kita beribadah kita diingatkan dan
dibuat siuman.
Roma 11:8-9
11:8 seperti ada tertulis: "Allah membuat mereka
tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak
mendengar, sampai kepada hari sekarang ini."
11:9 Dan Daud berkata: "Biarlah jamuan mereka
menjadi jerat dan perangkap, penyesatan dan pembalasan bagi mereka.
Orang
yang tidur rohani ini adalah orang yang selalu hidup dalam kesenangan dunia.
Dia menggelar jamuan terus. Dia pikir kalau dia terus menggelar jamuan maka di
akan baik dengan orang lain. Dia mengajak “ayo kita makan dan minum” sehingga
orang berkata “baik sekali itu bapak, hari-hari dia mengajak orang lain makan
di rumahnya. Tidak ada orang lain baik seperti itu bapak, pasti masuk sorga”.
Tunggu dulu, bukan itu ukurannya.
Roma 11:10
11:10 Dan biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga
mereka tidak melihat, dan buatlah punggung mereka terus-menerus
membungkuk."
Terus
menerus bungkuk berarti kehidupan itu dirundung rasa kuatir terus. Tidur di
sini maksudnya tidur rohani. Tidak ada kesadaran bahwa perjalanan hidupnya itu bermuara dua arah yang bisa dia jalani yaitu
neraka atau sorga. Pokoknya dia menggelar jamuan saja padahal itu menyebabkan
dia masuk dalam jerat dan perangkap. Beginilah kalau tidak ada yang menjagakan
kita. Lewat ibadah kita dibuat siuman.
Alkitab
mengatakan semua mata dunia mengarah ke Yerusalem. Karena Yerusalem itu adalah
pasu yang akan memabukkan seiisi dunia.
Zakharia 12:2-3
12:2 "Sesungguhnya Aku membuat Yerusalem menjadi
pasu yang menyebabkan segala bangsa di sekeliling menjadi pening; juga Yehuda
akan mengalami kesusahan ketika Yerusalem dikepung.
12:3 Maka pada waktu itu Aku akan membuat Yerusalem
menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengangkatnya
pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan berkumpul
melawannya.
Jadi
tidak usah kaget. Ini berarti kita berada pada aba-aba di mana lampu sein sudah menyala, sudah mau
belok. Atau lampu kuning, berarti sudah mau merah. Santailah anak muda remaja,
satu waktu kamu lari terkencing-kencing baru ingat “betul apa yang dikatakan gembala”. Memang betul karena yang
disampaikan dari Alkitab dan Alkitab tidak pernah salah/bohong.
Itu
sebabnya ketika bicara Yerusalem, dunia goncang karena memang ke sana arahnya.
Apalagi 60% kekayaan dunia ada di Israel. Itu akan diperebutkan oleh
bangsa-bangsa. Goncangan ini harus kita tanggapi dengan serius bahwa itu adalah
perhatian Tuhan kepada kita.
Dia
yang duduk di atas takhta itu bagaikan Yaspis. Yaspis itu adalah permata yang
kebiru-biruan dan semakin lama kita menatap di dalamnya seperti ada api. Tuhan
itu seperti api yang menghanguskan dan bagaikan api yang menyucikan. Lebih baik
kita ambil dari sisi yang kedua ini yaitu menerima penampilan Tuhan lewat
FirmanNya sebagai api yang menyucikan kita dari pada Dia tampil sebagai api
yang menghukum.
Gereja
Tuhan juga akan mencapai kesetaraan dengan Tuhan yang duduk di takhta itu,
gereja Tuhan juga akan menjadi Yaspis.
Wahyu 21:11
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Permata
yaspis ini tembus pandang. Itu sebabnya mengapa Tuhan pakai gambaran diriNya seperti
yaspis, berarti ada api yang berkobar-kobar. Kalau gereja Tuhan juga bagaikan
yaspis maka umat Tuhan juga harus memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar.
Ternyata
Raja yang duduk di atas takhta itu setara dengan dengan gerejaNya, sebab Dia
tampil seperti yaspis dan kita juga tampil seperti yaspis. Supaya kita bisa
setara dengan Dia maka caranya harus ada peran Roh Allah.
II Korintus 3:17
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh
Allah, di situ ada kemerdekaan.
Kadang
bahasa ayat ini disalahgunakan. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan
sehingga mereka bebas berekspresi, akhirnya aksi mereka kelewatan.
Tetapi apa artinya bebas beraksi tetapi tidak bebas dari dosa. Di dalam gereja
berapi-api tetapi di dunia juga berapi-api. Berarti tidak ada kemerdekaan.
Kalau ada kemerdekaan berarti kita mengalami pembebasan oleh pekerjaan Firman.
Makanya Yohanes lebih dahulu mendengar Firman kemudian ada Roh Tuhan yang
membawanya ke atas.
Banyak
umat yang salah mengartikan soal tarian. Pengertian
tarian bagi gereja Tuhan:
1.
Ketika
Salomo melihat Sulamit menari, seperti melihat tari-tarian perang. Sulamit
menunjuk gereja Tuhan. Kalau kita gereja menari berarti ada kemenangan dalam
perang dan ada jarahan sebagai bukti kemenangan tetapi yang nyata selalu
kalah dalam dosa.
2.
Pengertian
menari yang kedua adalah penampilan tubuh seutuhnya. Sebab kalau orang menari
kadang kita melihat telapak kakinya, punggunya, matanya mendelik, dagunya ke
sana ke mari, itu berarti penampilan seutuh tubuh. Sekarang ini kita berkata
menari, tetapi mana penampilan seutuh tubuhnya. Kalau dilihat dari belakang
dikira perempuan karena panjang rambutnya, tetapi setelah dilihat dari depan
ternyata laki-laki. Dilihat dari samping dikira perempuan karena pakai
anting-anting, tetapi setelah dilihat dari depan ternyata laki-laki. Apakah ini
penampilan seutuhnya. Inilah yang salah penampilan umat di hadapan Tuhan.
Menari
itu berarti seperti melihat Sulamit menari tarian perang, artinya menang dari
musuh. Musuh kita ada tiga yaitu iblis, dunia dan daging. Tiga ini akan
terakumulasi dalam satu pribadi yaitu antikristus, dia akan menguasai semua
ini. Kalau kita tidak menang menghadapi iblis, dunia dan daging, bagaimana bisa
menari.
Itu
sebabnya mari kita perhatikan, karena ini ajakan rasul Paulus bagaimana kita
berperilaku sebagai anggota keluarga Allah.
Kidung Agung 6:13
6:13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam,
kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang
melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?
Itulah
gereja yang menang menghadapi situasi. Dan inilah sebabnya kita menanjak ke
atas. Naik lagi satu tapak dan naik terus sampai kita menang dan setara dengan
Dia yang duduk di atas takhta. Dia bagaikan yaspis, kita juga bagaikan yaspis,
berarti sudah setara.
Ini
berawal dari kedatangan Yesus pada kali pertama, ini sudah dinubuatkan oleh
nabi Yesaya pasal 9. Terang itu datang kepada kita bangsa kafir sehingga bangsa
kafir itu menang dan membagi-bagi jarahan.
II Korintus 3:18
3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan
dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.
Ini
adalah proses, kehadiran Tuhan yang bagaikan Roh membawa keubahan terus menerus
sampai kita menjadi seperti yaspis. Inilah yang kita rindukan. Masakan Hawa
dari rusuknya Adam, masakan Hawa tidak bisa serupa dengan Adam. Kita ini dari
rusuknya Yesus, kita juga akan dibawa serupa dengan Dia.
Setelah
melihat Dia yang duduk di atas takhta itu bagaikan yaspis, yang berikut dilihat
Yohanes ada pelangi yang melingkupi takhta itu.
Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya
bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi
takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Zamrud
itu kalau diputar-putar, ada tujuh cahaya yang dia tampilkan. Itu seperti
pelangi. Kalau bicara pelangi yang ada di takhta Tuhan, itu mengingatkan kita kejadian
di zaman Nuh. Tuhan membinasakan semua yang bernafas, yang tinggal adalah yang
berpasang-pasangan di bahtera Nuh. Baik manusia berpasang-pasangan, baik
binatang berpasang-pasangan. Yang halal tujuh pasang, yang haram satu pasang.
Keselamatan dalam bahtera itu adalah keselamatan mempelai.
Setelah
Nuh keluar dari bahtera, dia membangun mezbah dan Tuhan hadir. Tuhan berkata:
Kejadian 9:8
9:8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada
anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:
Firman
Tuhan ini tidak seperti dulu zaman Adam. Dulu Tuhan hanya berfirman khusus
kepada Adam, tetapi kali ini Tuhan berfirman kepada Nuh bersama anak-anaknya
yang bersama dengan dia, semua mendapat bagian merata. Kalau dulu Tuhan hanya
berfirman kepada Adam dan Adam membagi Firman kepada Hawa. Makanya Hawa salah
interprestasi ketika dia digoda oleh iblis karena dia tidak menerima Firman
secara utuh.
Kejadian 9:9-13
9:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku
dengan kamu dan dengan keturunanmu,
9:10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama
dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang
bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang
di bumi.
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa
sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan
tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda
perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup,
yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Kejadian 9:13 (terjemahan Lama)
9:13 Bahwa pelangi-Ku telah Kutaruh dalam
awan-awan, maka ia itulah akan tanda perjanjian di antara-Ku dengan bumi.
Jadi
dengan adanya pelangi melingkupi takhta itu, ini mengingatkan kepada Yohanes
dan kepada kita bagaimana keadaan zaman Nuh. Kalau Tuhan mengatakan akan
membinasakan maka benar dibinasakan. Kalau Tuhan selamatkan maka benar-benar
Tuhan selamatkan.
Dengan
naiknya Yohanes dan melihat
pelangi, mengingatkan dia benar bumi ini
pernah dimurkai oleh Tuhan. Ini juga mengingatkan dan menyadarkan kita agar
kita punya kewaspadaan yang tinggi. Coba saudara jawab siapa yang menghukum
dunia ini dengan air bah? Tentu saudara menjawab Tuhan. Tetapi ayat Firman
Tuhan mengatakan Nuh yang menghukum dunia.
Ibrani 11:6-7
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia
ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Oleh
karena iman maka Nuh menghukum dunia. Ini akan terulang tetapi bukan dengan air
bah. Kalau ketaatan kita seperti Nuh membangun Bahtera, berarti taat melaksanakan
Firman Tuhan, maka bila ketaatan kita sudah penuh maka bumi siap dihukum. Jadi
dengan adanya pelangi ini berarti di depan kita ini ada penghukuman, bukan kita
santai-santai.
II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada
Kristus,
Jadi
ada orang yang punya sifat tidak mau tahu tentang Tuhan. Ada orang yang ingin tahu tentang Tuhan tetapi
mereka hambat.
II Korintus 10:6
10:6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap
kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.
Kedurhakaan
zaman Nuh begitu hebat. Saudara bayangkan dari seluruh dunia hanya 8 orang yang
taat, berapa banyak yang tidak taat. Jadi jangan saudara berpikir “karena
banyak maka itu sudah yang benar”. Sedikit itu belum tentu tidak baik. Biar
hanya 8 orang tetapi kalau taat maka itu menjadi penentu Tuhan akan menghukum
dunia. Mengapa kita mau membawa diri untuk dihukum orang lain. Coba lirik kiri
kananmu, siapa di depan dan di belakangmu, jangan-jangan orang yang sebangku
dengan engkau, justru dia yang menghukum engkau kelak. Ini jangan sampai terjadi. Jangan sampai kita tidak taat, nanti kita
kena hukum.
Itu
sebabnya pelangi ini mengingatkan janji Tuhan, mengingatkan kasus yang terjadi
pada zaman Nuh. Bukan sekedar dipajang untuk memperindah takhta. Bahasa ini
tidak hanya sebatas itu.
Kejadian 9:12-15
9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda
perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup,
yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi
dan busur itu tampak di awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah
ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa,
sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang
hidup.
Betul
tidak akan terjadi lagi air bah untuk seluruh bumi, tetapi tsunami bisa terjadi.
Dalam kitab nabi Amos, ada dua kali Tuhan bicara tentang tsunami. Jangan kita main-main dengan Tuhan.
Kalau Tuhan murka, tidak ada ampun lagi.
Amos 5:8; 9:6
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang
mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia
yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi -- TUHAN
itulah nama-Nya.
9:6 yang mendirikan anjung-Nya di langit dan mendasarkan kubah-Nya di
atas bumi; yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi --
TUHAN itulah nama-Nya.
Kejadian 9:16-17
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan
melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan
segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda
perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
Kesimpulannya
busur pelangi ini mengingatkan janji Tuhan. Apa janji Tuhan? Supaya kita yang
menerima janji itu membersihkan diri dari pencemaran jasmani dan pencemaran
rohani.
II Korintus 7:1
7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita
sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah.
Kalau
bicara pencemaran jasmani atau pencemaran dunia itu sudah jadi di depan mata kita. Tetapi pencemaran rohani
itu sudah berdampak paling berat. Pencemaran rohani adalah masuknya pengajaran
yang palsu dan tidak sehat, pencemaran jasmani adalah masuknya adat yang
sebenarnya tidak boleh dilakukan di dalam gereja. Itu sebabnya harus ada
penyucian dua sisi.
Kalau
Tuhan tidak segera datang, berarti manusia tidak ada yang selamat. Bila kita menanti Tuhan datang, Tuhan tidak ingin kita pangku
tangan, kita harus berkarya bersama Tuhan.
Pencemaran
jasmani dan rohani yang menganggu kita harus kita bersihkan. Pencemaran yang
rohani itu adalah pelajaran permainan palsu manusia. Pencemaran jasmani adalah
adat istiadat yang menggangu kita. Adat istiadat ini adalah kendala paling
terakhir bagi gereja. Sebabnya kita tidak boleh main-main, kita harus banyak
bergumul hari-hari terakhir ini supaya kita menikmati yang dijanji oleh Tuhan.
Dalam
perintah Tuhan ini Nuh taat, isterinya taat, anaknya taat, mantunya taat
sehingga mereka semua masuk dalam bahtera.
I Korintus 6:2
6:2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus
akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu,
tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
Kalau
sekarang kita dihakimi, terima saja. Tetapi satu saat kita akan menghakimi
dunia.
I Korintus 6:3-4
6:3 Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi
malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita
sehari-hari.
6:4 Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus
perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak
berarti dalam jemaat?
Kenapa
kalau saudara ada masalah justru lari kepada orang yang tidak mengerti
pengajaran. Sebab itu jika saudara mengalami permasalahan,
datanglah pada penggembalaan supaya tertolong. Apalagi persoalan nikah, jangan bawa di majelis adat. Kenapa
lari ke situ? Lari kepada Tuhan, ada gembala, pasti tidak akan meleset nasihat
Firman, tidak akan salah.
I Korintus 6:5-6
6:5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak
adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus
perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
6:6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap
saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
Tuhan
percayakan di tangan saudara untuk menghukum dunia. Kenapa tidak bisa kita
atasi persoalan diri kita. Banyak hal yang kita alami, datalanglah kepada
gembala dan selesaikan di situ supaya aman.
Suami-suami
jangan asah parang untuk ancam isterimu, karena engkau berhutang pada isterimu. Isteri-isteri jangan
menang sendiri. Anak-anak taatlah pada orang tua. Di tangan kita semua ada wibawa untuk menghukum dunia.
Ibrani 11:6-7
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia
ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Ternyata
ketaatan suami berdampak pada keluarga, ternyata ketaatan isteri berdampak pada
keluarga, ketaatan anak berdampak pada keluarga. Apakah ketaatanmu berdampak
pada orang yang di sampingmu? Kalau tidak berdampak berarti saudara belum taat
sehingga belum bisa menyelamatkan keluargamu, isteri, anak atau suami. Padahal
dunia ini akan dihukum oleh orang yang taat kepada Tuhan.
Di
sisi lain Nuh diberikan otoritas menghukum dunia, di sisi lain lagi dia
menampung kebenaran Allah.
Di
mana posisi saudara sekarang. Sekarang tanggal 10 desember, lagi 21 hari kita
melangkah ke tahun 2018. Sudahkah ketaatanmu tumbuh, adakah pelangi saudara
hayati. Adakah kita menuju pada kesetaraan dengan Dia yang duduk di atas takhta
atau tidak? Jangan sampai kita gagal.
Tuhan
Memberkati.
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar