Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:7-10
3:7 Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus
menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?
Jadi
berbicara kelahiran baru, dua kali Nikodemus mengatakan “bagaimana mungkin”.
Yang pertama dia berkata “bagaimana mungkin orang sudah tua masuk dalam
kandungan ibunya lagi”. Kemudian pada ayat 9 dia mengatakan “bagaimana mungkin
hal itu terjadi?”.
Sekalipun
dia adalah petinggi agama Yahudi yang berkecimpung dalam Firman Tuhan, tetapi
persoalan kelahiran baru dia tidak memahami. Memang menyangkut soal kelahiran
baru yaitu percaya, bertobat dan dibaptis, bila hal itu dianalisa dengan akal
maka akan benturan dengan diri sendiri, akan menjadi sandungan bagi diri
sendiri.
Kita
lihat di dunia Kekristenan, persoalan kelahiran baru ini banyak menjadi
sandungan dan benturan di dunia Kekristenan. Mengapa? Sebab pikirannya tidak
dia persembahkan kepada Tuhan. Dia tidak menaklukkan pikirannya kepada Tuhan.
Tetapi pikirannya tidak ditaklukkan
di hadapan Tuhan, pikirannya yang dominan menghadapi kebenaran Firman. Akhirnya
itu menjadi benturan bagi dirinya sendiri, menjadi sandungan bagi dirinya
sendiri. Bahkan benturan dan sandungan ini bukan hanya untuk dirinya, akhirnya dia juga ajarkan bagi
orang lain.
Kalau
pemimpin gaya Nikodemus ini ada dalam gereja, kalau yang dia pimpin 10, 100
atau 1000 maka semua akan tersandung, akan terbentur. Bukan terbentur karena
kelakuan orang lain, bukan tersandung karena kelakuan orang lain. Tetapi
tersandung, terbentur karena kebenaran Firman itu sendiri. Ini banyak kita
temukan. Bahkan kita mengaku saja kalau kita juga dulu
terbentur, tersandung dengan persoalan kelahiran baru ini. Padahal kelahiran
baru ini adalah landasan atau pelajaran dasar bagi gereja Tuhan. Bagaimana dia
bisa mencapai kesempurnaan kalau pelajaran dasarnya saja tidak benar. Bagaimana mau bicara soal kesempurnaan, bagaimana mau bicara mempelai, bagaimana
mau bicara isteri Anak Domba Allah. Akan lebih panik lagi kehidupannya karena
dia sudah tersandung dengan pelajaran dasar.
Saudara
perhatikan saja kehidupan yang model seperti Nikodemus yang tersandung dengan
pelajaran dasar sehingga tidak bisa mempraktekkan pelajaran dasar. Mereka akan
melongo dan bingung kalau mendengar gereja sempurna. Bicara tentang Yesus
Mempelai Laki-laki Sorga, mereka tambah bingung.
Jadi
tidak menjadi ukuran seorang petinggi agama atau seorang yang dikatakan setiap
hari membuka Alkitab. Kalau dari dasarnya saja sudah tersandung, dari pelajaran
dasar sudah menjadi sandungan baginya, maka jangan harap berita puncak akan
menjadi sesuatu yang mulia baginya, malah akan bertambah bingung.
Itu sebabnya banyak kita temukan, begitu
disebutkan “gereja mau menjadi Mempelai, mau menjadi isteri Anak Domba Allah”
mereka berkata “masa anak-anak mau menjadi mempelai”. Ini karena sudah
tersandung dari dasar. Pelajaran dasar ini harus matang dari awal.
Walaupun
kita sudah mengerti kesempurnaan, mari kita kembali menoleh pelajaran dasar
ini. Agar kita harus lebih kokoh dalam hal pelajaran dasar ini. Jangan sampai
kita ke atas tetapi dasarnya tidak kokoh. Ada 6 pelajaran dasar yang perlu kita
ketahui, antara lain lahir baru yaitu baptisan air ini. Percaya, bertobat dan
dibaptis, itulah kelahiran baru.
Ibrani 6:1-2 (Terjemahan Lama)
6:1 Sebab itu
baiklah kita berhenti daripada menerangkan pengajaran Kristus yang mula-mula
itu, langsungkanlah kepada kesempurnaan: Janganlah lagi kita membubuh alas,
yaitu dengan pengajaran hal tobat daripada perbuatan yang membawa kepada mati,
dan iman kepada Allah,
6:2 dan
pengajaran dari hal baptisan, dan dari hal meletakkan tangan atas orang, dan
dari hal orang mati bangkit pula, dan hukuman yang kekal.
1.
Iman
2.
Pertobatan
3.
Baptisan air
Tiga
hal ini adalah warna hidup lahir baru. Jadi tidak hanya “saya sudah dibaptis”
tetapi bagaimana pertobatan dan imanmu. Iman, percaya kepada Firman Tuhan. Kemudian
dia bertobat, berhenti dari perbuatan lama dan berbalik kepada Kristus. Lalu
dia memberi diri dibaptis, itulah yang disebut kelahiran baru.
1.
Iman
Definisi iman ada di dalam
Alkitab. Di sini kami seringkali korslate mulai dari kami pemimpin. Iman itu
harus menjadi praktek hidup pemimpin dan menjadi teladan. Ada dua hal yang
harus kita perhatikan dari iman.
Ibrani
11:1
11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Jadi orang yang mempunyai iman
berarti memiliki dasar segala sesuatu dari apa yang dia harapkan. Yang
diharapkan itu belum nyata. Sebab surat Roma mengatakan kalau yang diharapkan
itu sudah ada maka itu bukan lagi pengharapan dan tidak bisa dikatakan iman.
Kalau tidak ada dasar iman maka
sulit dikatakan orang itu punya iman. Memang dia dengar Firman tetapi belum
tentu Firman itu menjadi iman dalam dirinya. Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan karena iman, pengharapan dan kasih itu saling
bergandengan.
Apakah yang diharapkan oleh
pemimpin, apakah yang diharapkan oleh umat? Bukan kita mengharapkan sesuatu
yang sifatnya yang jasmani. Kalau imannya hanya menjadi dasar dari segala
sesuatu yang dia harapkan dan yang diharapkan itu dalam wujud yang jasmani,
maka bukan itu tujuan dari iman. Apa puncaknya dari yang kita
harapkan.
I
Yohanes 3:2
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita
adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi
kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama
seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Kalau iman hanya untuk
mendapatkan perkara-perkara dunia
sangat keliru, kalau iman supaya saya mendapatkan hasil
pertanian yang melimpah maka itu bukan tujuan iman. Bukan berarti salah, tetapi
bukan itu tujuan akhir. Iman yang kita harapkan adalah menjadi sama seperti
Dia.
Mulai dari seorang pemimpin,
hidupnya harus sudah termotivasi dengan iman yang telah menjadi dasar segala
sesuatu yang dia harapkan yaitu untuk menjadi sama dengan Tuhan. Maka dari
belakang mimbar pemimpin itu akan mendorong umat Tuhan agar menggumuli supaya menjadi
sama seperti Dia. Kalau gembala
saja sudah tidak ada pengharapan,
bagaimana bisa menjadi sama seperti Dia.
Iman itu menjadi bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat. Apakah kita sudah melihat gereja
sempurna, apakah kita sudah melihat Mempelai Wanita Tuhan? Belum. Tetapi sudah
harus kita buktikan. Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat itu ada
dalam I Yohanes 3:3
I
Yohanes 3:3
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Di sini bukti bahwa dia ada iman dan
ada pengharapan yaitu mau mandi air Firman Tuhan, mau memberi diri disucikan seperti
Tuhan Yesus yang adalah suci. Itu bukti iman!
Contoh: 1 Petrus 1:8
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun
kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak
melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak
terkatakan,
Jangan kita hanya mengatakan
bukti iman itu kalau mendoakan orang buta lalu orang buta itu melihat. Itu
belum menjadi bukti yang utama. Bukti yang utama seseorang ada iman, ada
pengharapan menjadi sama seperti Dia adalah ketika dia mendengar Firman maka
dia datang kepada Tuhan “Tuhan bersihhkan saya, Tuhan sucikan saya” maka dia
mengalami penyucian. Namun bukan untuk besok diulang lagi. Kalau dosa
diulang-ulang berarti orang itu menjadikan Tuhan sebagai tukang benatu atau
laundry. Itu berarti imannya bermain.
Bagaimana mau mengatakan iman
sebagai dasar segala sesuatu yang dia harapkan. Apa yang dia harapkan tadi?
Yang diharapkan adalah memandang Dia seperti Dia memandang kita. Bukti memiliki iman adalah mau disucikan. Itu
sebabnya baru bicara iman saja Nikodemus sudah bingung 1001 kali. Karena Firman
itu disambut dengan logikanya maka dia tersandung dengan Firman dan hidupnya
tidak bisa maju. Ini jangan terjadi pada kita.
Kita lihat praktek dari rasul
Paulus. Dia menerima ajaran Tuhan dan dia hidup seperti itu.
II
Korintus 5:7
5:7 -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat --
II
Korintus 5:7 (Terjemahan Lama)
5:7 Karena perjalanan kami dengan iman, bukannya
dengan penglihatan.
Ini bicara iman karena ini dasar.
Kalau ini bolong bagaimana bisa sampai pada sempurna. Alkitab mengatakan Abraham
bapa orang percaya. Tetapi begitu suara isterinya melampaui suara Firman maka
Abraham gagal. Pada pasal 15 dia mengatakan kepada Tuhan kalau bisa hambanya
yang setia menjadi pewaris hartanya, tetapi Tuhan mengatakan bahwa keturunannyalah
yang akan mewarisi hartanya. Tetapi begitu masuk pasal 16, suara isterinya
dominan sehingga suara Firman ditutup oleh suara isterinya maka hancurlah iman
Abraham. Kita lihat mulai dari taman Eden siapa yang membuat hancur iman Adam?
Hawa! Yang dilatar belakangi iblis. Siapa
yang membuat gugur iman Abraham? Sarah!
Itu sebabnya kita waspada agar
dalam hidup kita ini iman itu kita pelihara
dan kita jaga benar serta kita buktikan lewat penyucian. Penyucian itu bergerak
berawal dalam nikah, mulai dari kandungan. Yang memiliki kandungan itu siapa?
Andaikata laki-laki juga memiliki kandungan maka laki-laki bisa melahirkan.
Jangan sampai iman kita hancur
berantakan karena suara daging. Yang diangkat oleh Sarah adalah suara daging. Abraham pada waktu
itu berpikir “ini kenikmatan daging”
kemudian dia setuju saja
isterinya menyodorkan Hagar lalu dia sambar saja sehingga hancurlah iman. Dan
hal ini menjadi masalah di dunia ini sampai sekarang.
Rasul Paulus lewat nasihat sorga
menasihati dan memberi teladan “kami berjalan bukan dengan penglihatan”. Abraham
pada Kejadian 12-18
berjalan dengan iman, pada pasal 16 dia berjalan dengan penglihatan sehingga
hancur. Jangan sampai kita seperti ini.
Mulai dari pemimpin, itu sebabnya
jemaat harus jelimet melihat apakah pemimpin itu sampai akhir hidupnya dia
hidup dengan iman?
Ibrani
13:7
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah
menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan
contohlah iman mereka.
Jadi pemimpin menyampaikan Firman
Tuhan kepadamu tetapi lebih dahulu dia hidup di dalamnya. Sebab banyak orang
memberitakan Firman kepada orang lain, tetapi dia sendiri tidak menurutinya. Bahkan Firman Allah
dijadikan komersil, ini pernah terjadi dibanyak
tempat. Seorang anak mendengar pemberita Firman sampai dia hafal, di rumah dia
bisa meniru-niru pemberita akhirnya dikomersilkan oleh keluarganya. Setelah itu
dia pergi main kelereng dan orang datang bertanya “kau kenal betul siapa Yesus”
dan dia menjawab “tidak”. Inilah pemimpin anak-anak, sekalipun sudah botak dan
rambutnya sudah putih tetapi apa yang mau diharapkan dari dia. Dia bisa
berkhotbah di mana-mana hanya
dijadikan pencaharian (tujuan jasmani).
Kalau yang mengajar sendiri tidak
mengenal dengan
benar siapa
itu Yesus, apa rancangannya, maka itulah pempimpin kanak-kanak. Bahasa ini
menguatkan kita supaya kita tidak linglung ditiup angin di akhir zaman ini.
Landasan ini jangan bolong, jangan longsong, jangan amblas, harus kuat.
Rasul Paulus sampai 4 kali
mengatakan “turutilah teladanku”
I
Korintus 4:16; 11:1
4:16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: 1turutilah teladanku!
11:1 2Jadilah
pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Kalau orang berpikir miring, bisa
mengatakan Paulus macam-macam. Yang dimaksud Paulus menjadi pengikut Kristus di
sini adalah teladan iman.
Filipi
3:17; 4:9
3:17 Saudara-saudara, 3ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka,
yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang
telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan 4apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah
itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Empat kali rasul yang diangkat oleh Tuhan spesial
untuk bangsa kafir ini berbicara. Dia memberi penekanan, mengajar banyak orang
dan mengkader hamba-hamba Tuhan, termasuk Timotius, Titus, dll.
Saya menyampaikan ini lebih
dahulu bagi diriku, makanya saya takut. Baik dari sisi bangunan fisik, jangan sampai dasarnya bukan
iman. Kalau persoalan iman ini amblas, bagaimana dasarnya? Bagaimana bisa bicara soal sempurna. Kalau yang
pertama ini hidup maka gereja Tuhan kuat dasarnya, tidak akan mudah amblas.
Kenapa banyak orang imannya
amblas, imannya hancur, mengaku beriman tetapi meninggalkan imannya?
Persoalannya dua kemungkinan
Ø
Tidak diajarkan.
Ø
Diajarkan tetapi orang itu tidak
menanggapi dengan serius.
Saya akan mengatakan kepada Tuhan
“sudah saya ajar Tuhan, kalau ada yang bolong bukan lagi salahku”.
2.
Kalau iman ini mantap maka pertobatannya tidak diragukan.
3.
Kalau pertobatan tidak diragukan maka
akan masuk dalam baptisan air. Orang yang memiliki, iman, pertobatan dan
baptisan air inilah yang disebut anak-anak Allah. Berarti sudah memiliki dasar yang kuat.
Nikodemus
ini masih berkata “bagaimana mungkin” padahal Tuhan Yesus sudah menjelaskan.
Ini juga yang banyak terjadi dalam kehidupan Kristen. Pertama Nikodemus berkata
“bagaimana mungkin” lalu Yesus menjelaskan, namun setelah itu muncul pemikiran (akalnya)
sehingga dia masih bertanya lagi “bagaimana mungkin”. Akhirnya timbul imannya setelah
Yesus menceritakan tentang ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa. Siapa
memandang ular tembaga maka bisa ular tedung itu tidak membawa maut.
Setelah
Yesus mengangkat poin itu maka Nikodemus tidak ada lagi pertanyaan “bagaimana
mungkin”. Sebagai seorang ahli Taurat, sebagai Sanhedrin dia tahu bagaimana
praktek Musa melakukan perintah Tuhan membuat ular tembaga dan dinaikan di atas
tongkat. Mulai saat itu maka Nikodemus tidak ada lagi pertanyaan. Sebab korban Kristus adalah jawaban segala masalah.
Jadi
setiap pertanyaan yang muncul dari kalbu saudara, jalan keluarnya lihat salib
Yesus. Dia yang tidak berdosa, Dia mulia, dari sorga rela datang ke dunia untuk
menyelamatkan kita. Masakan kita meragukan pengorbananNya. Maka jawaban dari
segala masalah yang kita hadapi adalah salib Golgota. Makanya jangan tinggalkan
salib Golgota. Yesus Jurudamai, tetapi dunia tidak mau menerima. Padahal Dialah
jawaban dari segala sesuatu.
I Tesalonika 1:9
1:9 Sebab mereka
sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu
berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan
yang benar,
Ini
pertobatan. Tadinya melayani berhala, kemudian dia berbalik melayani Tuhan yang
hidup dan yang benar. Ini bukti pertobatan. Tinggalkan berhala berarti hidup
lama, kekerasan hati dan serakah, kemudian melayani Tuhan yang hidup dan yang
benar.
Kemudian
dalam pelayanannya ini, di sanalah dia membuktikan iman dan pengharapannya.
I Tesalonika 1:10
1:10 dan untuk
menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari
antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan
datang.
Jadi
dia punya pengharapan dan dia buktikan dalam pelayanan. Karena pengharapannya
adalah menanti kedatangan Tuhan. Bukan hanya dia menanti tetapi dia yakini
bahwa Tuhan akan menghukum dunia ini. Murka Tuhan yang akan datang, dia tahu
bahwa itu pasti akan Tuhan lakukan. Ini yang harus kita apresiasi dan tanggapi
serius bahwa ada murka Tuhan di depan ini. Ada 21 murka Tuhan, itu bukan isapan
jempol atau gertak sambal. Untuk menghindarkan diri dari murka Tuhan ini maka beriman,
bertobat, beri diri dibaptis dan ditindak
lanjutkan dengan
melayani Tuhan yang benar. Tujuannya untuk menanti kedatangan
Tuhan kedua kali dan menghindarkan diri dari murka Tuhan yang akan menimpa
dunia.
Ada
21 hukuman:
Ø
Tujuh hukuman Roh Kudus
Ø
Tujuh hukuman Anak Allah dan
Ø
Tujuh hukuman Allah Bapa.
Kalau
kita benar-benar punya iman, bertobat dan memberi diri dibaptis, karena untuk
melayani harus dibaptis lebih dahulu. Di dalam pelayanan harus selalu ingat
“saya menanti Tuhan” berarti ada pengharapan bahwa
Yesus akan datang. Kemudian dia harus selalu berpikir “saya harus menghindarkan
diri dari murka Tuhan”. Itulah orang yang mengerti arti lahir baru.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl. Langgadopi
No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar