Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Biarlah
kita lebih menghargai penggembalaan karena penggembalaan bukan memelihara
tempat duduk tetapi memelihara jiwa. Jiwa saudara yang dia pertanggungjawabkan
di hadapan Tuhan.
Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya
bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi
melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Zamrud
itu adalah permata warna hijau. Pada prakteknya itu kena mengena dengan pengharapan.
Kalau Yaspis adalah permata yang kebiru-biruan yang pada prakteknya adalah
kerinduan hati yang berkobar-kobar. Permata Sardis itu warna merah yang pada
prakteknya adalah tanda darah.
Pasal
4 ini dalam terang Tabernakel kena peti Perjanjian, bukan tutupnya. Di dalam
Peti ada isi yaitu:
Ø 2 loh batu yang berbicara kasih
Loh batu pertama berisi 4
hukum yaitu kasih kepada Tuhan dan loh batu kedua berisi 6 hukum yaitu kasih
kepada manusia
Ø Tongkat Harun yang bertunas, berbunga
dan berbuah badam
Ini berbicara
pengharapan. Orang yang memiliki pengharapan dia pasti akan bertunas, akan
memiliki daun berarti ada aktivitas,
akan berbunga berarti ada keelokkan dan ada buah berarti berguna bagi Tuhan dan
sesama
Ø Buli-buli emas berisi manna
Ini bicara iman. Awalnya dari
tanah liat tetapi berubah menjadi emas dan isinya ada roti manna. Hati yang
sudah disaluti oleh pekerjaan Firman, Roh dan Kasih, walaupun hati itu tadinya bagaikan tanah liat akan berubah menjadi emas
murni karena pengaruh dari roti manna.
Secara
intelektual, tidak ada yang bisa mengalahkan orang Yahudi. Sebab mereka adalah
keturunan orang yang sudah makan manna yaitu roti dari sorga yang penuh dengan
nutrisi. Begitu jeniusnya umat Tuhan.
Walaupun
begitu luar biasanya umat pilihan, Tuhan tidak bukakan rahasia kepada mereka.
Justru rahasia Tuhan dibukakan kepada kita bangsa kafir. Andaikata Tuhan
bukakan kepada mereka yang memang pikiran mereka jenius, maka mereka pasti
segera bertobat.
Satu
ketika rasul Paulus menemukan mantan murid-murid Yohanes di Efesus. Saat itu
rasul Paulus sudah berupaya meyakinkan mereka tetapi mereka tetap keras hati
dan menolak, hanya sebagian kecil yang menerima. Yang sedikit ini diajar oleh
rasul Paulus di ruangan kuliah Tiranus. Yang tegar hati ditinggalkan sudah.
Hamba Tuhan ini sudah berupaya untuk meyakinkan orang yang ada di depannya,
tetapi toh ada sebagian besar yang keras hati. Apakah kurang urapan rasul
Paulus? Tidak mungkin urapan rasul Paulus kurang. Tetapi itu karena kekerasan
hati manusia.
Untuk
mencapai kesetaraan gereja Tuhan dengan Tuhan maka Tuhan perlihatkan dalam aktivitas Yohanes ini supaya dia tidak tinggal
dalam rohani yang dasar atau rendah. Tuhan tidak menginginkan rohani Yohanes
ini tetap rendah, itu sebabnya ada acuan dan ajakan dari Tuhan agar dia naik.
Bukankah ini pembelajaran Tuhan bagi kita?.
Bukan
hanya berkata “ini pernah terjadi” tetapi apa nilainya bagi saya dan saudara.
Mempelai Wanita itu bukan lagi ada di padang gurun seperti Babel sundal besar,
isterinya iblis. Tetapi gereja Tuhan ada di antara langit dan bumi. Ke sana
sebenarnya Tuhan mau mengangkat kita. Jangan berhenti pada rohani dasar yang
rendah.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Inilah
gambaran Mempelai Wanita, berselubung matahari berarti disaluti dengan
kebenaran Ilahi. Dia yang ada di atas takhta itu bagaikan Sardis berwarna
merah, itu tanda darah, seperti bulan di bawah kaki dalam tanda darah. Ada dua
belas bintang yang ada di atas kepala, bagaikan pelangi yang bagaikan Zamrud
yang ada di atas Dia yang duduk di atas takhta.
Kita
harus memacu rohani kita supaya kita ada pada alamat yang ada di langit itu.
Bila tidak maka kita tidak ada pembelaan, tidak ada perlindungan, kita telanjang di hadapan
musuh. Tidak ada tameng, tidak ada tembok, tidak ada batu karang di mana kita
berlindung dari ganasnya dunia di dalam pemerintahan antikristus.
Inilah
kesempatan terakhir bagi kita. Sama seperti ketika pesta nikah mau digelar,
masih diberi kesempatan kepada orang yang ada di tepi jalan dan yang ada di
semak-semak. Kecuali yang di tanah berbatu tidak dicari. Artinya kehidupan yang
seperti tanah di tepi jalan yang di antara semak belukar masih dicari Tuhan
namun yang sudah murtad seperti tanah berbatu-batu sudah tidak dicari. Namun
kalau tetap bertahan seperti tanah di tepi jalan dan yang disemak belukar maka
satu waktu akan Tuhan lepaskan sebab waktu segera akan berakhir.
Yohanes
ada di pulau Patmos dan dia diangkat ke sorga dengan kekuatan Firman dan Roh Kudus, untuk menghadap Allah. Di sana dia melihat dan mengalami
bagaimana suasana sorga itu. Dia melihat sebuah takhta. Ini bukan takhta yang
mudah digoncang, tetapi Tuhan sudah menegakkan takhtaNya ini. Apa reaksi bila
seseorang menyaksikan takhta ini.
Mazmur 103:19
103:19 TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan
kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
Takhta
ini tidak bisa digoncang. Di takhta itu ada perkataan “Tuhan setia dalam segala
perkataanNya”.
Mazmur 145:13
145:13 Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan
pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala
perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Jadi
takhta yang ditegakkan itu adalah takhta yang punya harkat memberi perintah.
Dan perintah itu Tuhan setia dalam segala perkataan yang Dia sampaikan, tidak
akan Dia tarik. Jadi kalau saudara mau rohanimu naik, engkau akan menaruh
perhatian serius terhadap perkataan Tuhan. Anak Tuhan yang masih mau
membijaksanai Firman Tuhan, itu berarti rohaninya belum matang dan tidak akan
matang. Sebagaimana Tuhan setia terhadap perkataanNya, berarti supaya kita
setara dengan Dia maka kita harus mendengarkan Firman Tuhan dan menaruh
perhatian serius sehingga kita juga harus setia terhadap FirmanNya. Ini yang
Tuhan tekankan kepada saya dan saudara.
Ada aktivitas
yang memukau pandangan dan membuat ada reaksi dari Yohanes. Sekarang kita lihat
dalam perjanjian lama, apa aktivitas
yang dia lakukan setelah seorang nabi menyaksikan itu.
Yesaya 6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan
duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi
Bait Suci.
Tuhan
tunggu raja Uzia mati baru Yesaya menyaksikan suatu hal yang ajaib yaitu aktivitas sorga. Raja Uzia ini simbol
kesombongan. Awalnya dia rendah hati tetapi di ujung pemerintahannya raja Uzia
menjadi tinggi hati. Kalau ada kesembongan dalam diriku, Tuhan tidak akan peragakan
hal-hal yang sorgawi, Tuhan tidak akan membukakan rahasia sorgawi.
Tuhan
duduk di atas takhta tinggi dan menjulang, tidak ada lagi yang bisa menyaingi.
Tuhan kita yang duduk di atas takhta yang menjulang tinggi, adalah satu-satunya yang telah berupaya menyelamatkan kehidupan
kita. Dialah satu-satunya yang harus kita besarkan. Sebagaimana Dia setia dalam
perkataanNya, kita juga harus setia pada perintahnya. Bagaimana mau setia dalam
perintahnya kalau tidak rohaninya tidak meningkat.
Yang
menjadi penyebab gerakkan dalam Wahyu pasal 4 adalah adanya pembukaan rahasia
Firman dan Roh Kudus yang mengangkat, ini adalah penunjang. Kalau saudara
berkomentar Firman Tuhan dibukakan, buktikan ada aktivitas dari saudara!
Buktikan ada ketakutan kita kepada Tuhan.
Ujung
jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Bait suci itu menunjuk gereja Tuhan. Berarti
gereja Tuhan sudah satu jubah dengan Tuhan. Itu dilihat oleh Yesaya 2700 tahun
yang lampau. Karena pengalaman ini terjadi 700 tahun sebelum Yesus datang kali pertama. Berarti yang dilihat oleh Yesaya
ini adalah kondisi gereja Tuhan di akhir zaman ini yaitu supaya kita satu jubah
dengan Tuhan. Jubah itu bicara kebenaran, itu jubah mempelai.
Yesaya 61:10
61:10 Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku
bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan
kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin
laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang
memakai perhiasannya.
Pakaian
keselamatan sudah kita pakai dan kita dikenakan jubah kebenaran. Alangkah
ironisnya ketika kita dilawati oleh Tuhan dengan pembukaan Firman pengajaran
kemudian kita dingin-dingin saja. Padahal dikatakan kita bagaikan Yaspis.
Yaspis adalah kerinduan hati yang berkobar-kobar dari yang duduk di takhta
sana, kemudian disambut oleh Mempelai wanita yang juga memiliki hati yang rindu. Itu
digambarkan oleh Yerusalem Baru yang bagaikan Yaspis.
Yang
duduk di takhta memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar ingin mendapatkan
Mempelai WanitaNya. Kemudian Mempelai Wanita ini menyambut, inilah anak Tuhan
dan hamba Tuhan yang menyambut kerinduan hati Tuhan sehingga dia juga memliki kerindunan
hati yang berkobar-kobar.
Kalau
saya dan saudara ada kerinduan hati yang berkobar-kobar maka itu tandanya bahwa
saudara menuju Yerusalem Baru. Hal ini diperlihatkan oleh Tuhan supaya kita ada
kerinduan hati seperti itu, supaya kita punya minat, ada ikhtiar supaya seperti itu.
Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya
bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi
melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Wahyu 21:11
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Yang
duduk di atas takhta itu bagaikan Yaspis, mempelai wanita Tuhan yang
adalah Yerusalem Baru itu juga bagaikan
Yaspis. Berarti Mempelai Laki-laki Sorga berkobar-kobar dan Mempelai Wanita
Tuhan juga menanggapi dengan berkobar-kobar. Masakan Mempelai Laki-laki
berkobar-kobar lalu mempelai wanitanya dingin-dingin saja, jangan seperti itu
sebab akan ditolak oleh
Tuhan.
Di
saat-saat terakhir ini Tuhan berikan kesempatan kepada kita, marilah kita
memacu diri sehingga kerinduan hati kita berkobar-kobar. Sehingga ada Zamrud, itulah
pengharapan akan janji Tuhan. Ada Sardis, permata yang berwarna merah. Berarti
tidak perlu gentar menghadapi derita sengsara.
Aktivitas kita bagaimana? Apakah ada
kerinduan hati yang berkobar-kobar?
Yesaya 6:2
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya,
masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka
mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai
untuk melayang-layang.
2
sayap menutupi wajah dan 2 sayap menutupi tubuh. Ini mengajar kepada kita bahwa
tidak ada lagi pandangan daging dan tidak ada lagi aktivitas daging sebab semua
sudah dibungkus oleh Firman dan Roh Kudus. Dan dua sayap digunakan untuk
terbang, berarti mengangkat rohaninya. Itulah Firman dan Roh Kudus yang mengangkat
dan mendongkrak kita. Kalau rohani kita masih dasar dan kuatir maka saudara tidak
akan bisa terbang di tempat yang Allah telah sediakan. Ini jangan sampai terjadi.
Sebabnya
tutuplah wajah saudara sehingga pandangan saudara hanya terhadap Firman dan Roh
Kudus. Tutuplah tubuh saudara atau daging saudara dengan sayap Firman dan Roh
Kudus sehingga tidak ada lagi aktivitas daging dan rohani saudara terangkat. Ini
yang Tuhan rindukan, kerinduan hati Tuhan seperti itu, kiranya kita tanggapi
dengan kerinduan hati yang mendalam.
Jangan
hanya perkataan “aku rindu” tetapi tidak ada tindakan. Sementara Firman melimpah Tuhan curahkan, apa lagi yang kurang. Mohonlah kepada Tuhan
supaya kita memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar.
Yesaya 6:3
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang,
katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
Tiga
kali kata kudus adalah suara serafim yang sahut menyahut. Jadi suasana sorga
adalah suasana yang kudus. Olehnya berpikirlah kita untuk tidak melakukan segala
kejahatan dan kenajisan. Sebab rohani yang terangkat adalah kehidupan yang
memahami apa arti kata kudus, kudus, kudus. Kudus pertama adalah kudus Allah
Bapa, kudus yang kedua adalah kudus Anak Allah, kudus yang ketiga adalah kudus
Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini disanjung dalam kekudusan.
Mempelai
wanita harus mengerti arti kekudusan ini sehingga kita takut berbuat hal-hal
yang tidak sesuai dengan sorga. Rohani yang meningkat pasti ada rasa takut,
tidak akan berani berbuat kejahatan dan segala kenajisan, pasti akan ada rasa gentar. Termasuk juga
anak muda remaja.
Jangan
sampai kita yang sudah duluan malah menjadi terkemudian. Kita perhatikan ini,
apakah kita berkobar-kobar atau sudah dingin rohani. Jangan saudara berpikir
kalau sudah meraih keuntungan di sana sini lalu mengabaikan pekerjaan Tuhan
kemudian merasa hal itu menguntungkan. Tidak! Itu tidak menguntungkan, justru
itu berbahaya.
Yesaya 6:4
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan
suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Pintu
di mana pintu tirai digantung, itulah yang goyang. Kalau saudara mengikuti
pelajaran Ofiler dan pelajaran Van Gessel, 4 pintu itu adalah Henokh, Musa,
Elia dan pribadi Yesus sendiri.
Tidakkah
Henokh punya aktivitas rohani yang luar biasa. Bukankah saudara menyaksikan
dalam Alkitab bahwa Musa memiliki aktivitas yang luar biasa. Bagaimana saudara
melihat Elia dalam menghadapi rohani umat Tuhan yang sudah jungkir, dia beraktivitas
berkobar-kobar. Apaklah Yesus tidak memiliki aktivitas yang berkobar-kobar. Keempat
pribadi ini memiliki
aktivitas yang tidak tanggung-tanggung.
Di
zaman Henokh, manusia sudah rusak. Musa mau dilempar batu oleh umat Tuhan
ketika menghadapi Firaun. Elia juga menghadapi bangsa Israel yang rohaninya
sudah jungkir.
Empat
pribadi ini bergerak, itu
bukan hanya menunjuk tiang pintu yang goyang karena gema suara yang berseru.
Bahasa Firman Tuhan itu dalam, ayo kita semua belajar pada 4 pribadi ini.
Jangan nanti kita didorong dan didongkrak baru kita goyang.
Apa
yang terjadi sesudah bergoyang? Rumah itu penuh dengan asap kemuliaan. Bukan
asap rokok atau asap bakar sate.
Bagi
saudara yang masih melakukan yang tidak-tidak, selamat tinggal kalau saudara
tidak mau bergumul. Orang itu akan bertemu dengan antikristus. Yesus di atas
bukit melihat Yerusalem ke bawah. Dia melihat dengan derai air mata. Karena apa? Penolakan ketika Yesus datang.
Kemudian
bagaimana reaksi orang yang menyaksikan?
Yesaya 6:5
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa!
Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa
yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta
alam."
Di
sini tidak ada yang berkata padanya
“engkau begini dan begitu”. Dia baru melihat peragaan sorga, tanpa bicara, hanya
bahasa sandi, hamba Tuhan ini sudah peka. Dia baru melihat gerakan goyangnya alas
ambang pintu dan mendengar seruan “kudus, kudus, kudus” sudah ada pengakuan
yang mendalam dari hamba Tuhan ini. Ini pengakuan spontan, tidak
didorong-dorong dan dipaksa-paksa baru mengaku. Banyak kali umat Tuhan dan
tidak sedikit pelayan Tuhan, dipaksa-paksa baru mengaku.
Pengakuan
itu dihadapan Tuhan bagaikan korban persembahan. Sama seperti saudara
mempersembahkan materi.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu,
sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan
bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala
kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan
pengakuan kami.
Korban
persembahan tidak perlu dipaksa-paksa. Termasuk pengakuan tidak perlu
dipaksa-paksa. Inilah yang dipraktekkan oleh Yesaya, ketika melihat suasana
sorga dia langsung mengadakan pengakuan spontan tanpa menunggu besok dan lusa.
Yesaya 6:6-7
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang
mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas
mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata:
"Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan
dosamu telah diampuni."
Ternyata
pengakuan yang spontan mengakibatkan sorga beraksi. Ada perintah dari sorga kepada serafim itu
untuk menyepit bara api dari atas mezbah korban bakaran. Apa yang dibangun oleh
Musa adalah simbol yang ada di sorga. Bara api di mezbah korban bakaran yaitu korban Kristus yang penuh kuasa telah menyentuh
bibir nabi Yesaya. Lalu dia mengatakan “undurlah kesalahanmu, dan dosamu sudah
diampuni”. Jadi pengakuan yang spontan dan tidak dipaksa akan membuat sorga
bereaksi untuk membuat kesalahan undur dan pengampunan segera diterima bagi
orang yang mengaku.
Apa
yang dilihat oleh Yesaya 2700 tahun yang lampau, kita sudah ada pada era itu.
Kenapa gereja Tuhan santai-santai saja, banyak umat tidak ada reaksi. Rasanya nyaman saja dengan
dosanya, nyaman saja dengan kesalahannya,
nyaman dengan kenajisannya. Sementara Tuhan membukakan bagi kita pintu sorga
dan Tuhan perlihatkan bagaimana kondisi Dia yang ada duduk di sana. Dia
mengatakan “hatiKu rindu dan berkobar-kobar atas kamu”. Kemudian kita
menanggapi biasa-biasa tanpa rasa gentar dan takut!
Tuhan
ampuni saya, ampuni isteri, anak, cucu dan mantu saya. Tuhan ampuni sidang
jemaatMu, ampuni kami. Jangan sampai kami tertinggal. Kami sudah dibukakan
Firman, sudah melihat Yesus bagaikan Yaspis dan melihat juga gereja Tuhan
bagaikan Yaspis. Jangan sampai kami hanya melihat tetapi biarlah kami juga ada
di sana.
Kita
sudah lihat permata Yaspis, kita sudah lihat permata Sardis, kemudian ada
pelangi bagaikan Zamrud. Yang dominan dari pelangi adalah hijau, itulah Zamrud.
Itu mengajak kita menjadi gereja Tuhan yang memiliki pengharapan akan janji
Tuhan. Karena Zamrud berarti pengharapan. Bagaimana kehidupan yang memiliki
pengharapan?
I Yohanes 3:1-3
3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah
anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak
mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita
adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi
kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama
seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Ayat
tiga ini zamrudnya, ini pengharapan. Tuhan lukiskan dulu pada ayat 1 bagaimana
kasih Tuhan kepada kita. Kemudian Tuhan lanjut pada ayat 2 bagaimana kehidupan
yang merindu bertemu denganNya, kita akan serupa dengan Dia. Kemudian Tuhan
teruskan pada ayat 3, itulah zamrudnya. Orang yang ada pengharapan dia punya
aktifitas, dia akan memberikan dirinya mandi air Firman Tuhan.
Kita
perhatikan bagaimana angka 66 pada kelahiran Yesus. Gabriel datang pada Maria
pada bulan 6 dan saat itu adalah bulan ke-6 dari kandungan Elizabet. Apa tujuan
Gabriel mengatakan itu? Untuk membangkitkan iman, pengharapan dan kasih dari
Maria. Setelah Gabriel mengatakan itu maka Maria berkata “Aku hamba Tuhan, jadilah
padaku menurut perkataan itu” itulah pengharapan.
Lukas 1:36-38
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun
sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang
keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu
meninggalkan dia.
Maria
menaruh pengharapan pada perkataan itu. Bukankah di takhta itu ada kalimat “Tuhan
itu setia dalam perkataanNya”. Tidak mungkin Tuhan mengutus Gabriel dan Tuhan
tidak menggenapi perkataanNya. Itu sebabnya Tuhan menggairahkan Maria supaya menaruh pengharapan.
I Yohanes 3:3
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Kalau
orang menaruh pengharapan pasti ada bukti yaitu dia selalu
menyucikan diri. “Ini lagi yang harus dilepaskan karena tidak cocok dengan
Tuhan Yesus”. Berarti dia menjadi menaruh pengharapan untuk menjadi Yaspis
seperti Yesus juga adalah Yaspis. Kenapa? Sebab Dia memperlihatkan Zamrud di
atas takhtaNya.
TakhtaNya
berzinar bagaikan keemasan.
Matius 5:35
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan
kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
Mazmur 48:2
48:2 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah
kita!
Ayub 37:22
37:22 Dari sebelah utara muncul sinar keemasan; Allah
diliputi oleh keagungan yang dahsyat.
Takhta
Tuhan ada di Yerusalem dan sinar keemasan muncul di sana. Kota Raja Besar yang
disebut Yerusalem, di situlah takhta. Kalau Yerusalem disebut takhta, mempelai
wanita Tuhan adalah tempat Tuhan bertakhta. Seringkali kita berkata “Tuhan
bertakhta di atas pujian”. Tetapi hanya saat puji-pujian Tuhan bertakhta,
tetapi sesudah itu Tuhan tidak bertakhta lagi. Artinya Tuhan tidak lagi berhak untuk perintah saudara. Ke mana saudara mau berangkat, saudara punya mau. Berarti hanya waktu
ibadah saja Tuhan bertakhta di atas pujian, setelah itu lepas dari takhta Tuhan.
Kapan kita bisa seperti
Yaspis, kapan bisa ada sinar kemuliaan seperti itu!
Yerusalem
berasal dari dua kata yaitu Yiire dan
Salem. Artinya Tuhan mengadakan damai
sejahtera di dalam Yerusalem. Apakah benar saya adalah Yiire Salem, apakah merasakan Tuhan mengadakan damai sejahtera di
dalam hatiku.
Ini Desember,
tidak lama lagi kita menyeberang tahun 2018. Berapa banyak kali dalam perjalanan
kita
kehilangan rasa damai
sejahtera, kenapa? Karena kita tidak membiarkan Tuhan bertakhta di hati kita. Kalau
puji-pujian berkata “Tuhan bertakhta di atas puji-pujian” tetapi sesudah ibadah “tunggu dulu, saya mau
mengurus diriku”. Ini hal yang tidak bisa ditolerir, tidak boleh kita lakoni
lagi. Izinkan Tuhan benar-benar bertakhta dalam diri saudara.
Yeremia 3:17
3:17 Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta
TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem,
dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang
jahat.
Semoga
kita belum terlambat. Karena waktu bagi kita sudah mepet, ayo kita kejar kegenapan “pada waktu itu”. Benar-benar
Yerusalem Baru di mana Tuhan bertakhta sudah tidak ada aktivitas daging lagi. Tingkah
laku mereka tidak lagi keliru, tidak lagi salah. Benar-benar mereka sudah
diajar oleh Raja yang duduk di takhta.
Semoga
kita tidak terlambat, jangan hanya saat memuji Tuhan mulut kita lebar memuji
Tuhan. Katakan
saya ingin menyerahkan
diriku di atur oleh Raja. Kalau Raja yang duduk di takhta itu bagaikan permata
Yaspis berarti berkobar-kobar, biarlah kita juga seperti itu. Olehnya itu berkobar-kobarlah, rindulah. Isi hatimu dengan penuh kerinduan hati berkobar-kobar
bertemu dengan Tuhan. Zamrud itu sudah jelas, pengharapan itu harus menjadi
warna dalam kita menanti kedatangan Tuhan.
Tuhan
Memberkati.
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar