Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:9-13
3:9 Nikodemus
menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?
3:11 Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami
bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian
kami.
3:12 Kamu tidak
percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana
kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
3:13 Tidak ada
seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun
dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Pembicaraan
Nikodemus dengan Yesus, masih berkisar kelahiran baru. Begitu pentingnya
kelahiran baru karena langsung dihubungkan dengan kerajaan Sorga. Jadi
kelahiran baru itu benar-benar suatu praktek hidup dari siapapun yang
merindukan kekekalan bersama dengan Tuhan. Makanya kelahiran baru ini tidak
dapat dientengkan.
Tentu
mengenai kelahiran baru ini ada tindakan.
Pertama pertobatan, kemudian harus memberi diri dibaptis. Ini tindakan dari
seseorang yang menerima Firman tentang kelahiran baru, hal
ini menyulitkan dalam pemikiran Nikodemus. Mendengar kata lahir ini, bagi
Nikodemus hanya bagaimana seorang bayi dalam kandungan kemudian tiba waktunya
dilahirkan. Pemikiran Nikodemus hanya berkisar seperti pada
yang lahiriah/ jasmani, dia tidak bisa menjangkau
pemikiran yang rohani.
Ini
juga yang terdapat di kalangan Kristen, dikalangan orang yang mengaku pengiring
Kristus. Bicara kelahiran baru, manusia Kristen ini hanya berpikir seperti alam
Nikodemus. Padahal tuntutan tentang lahir baru ini dihubungkan dengan kerajaan
sorga, berarti kelahiran baru harus cocok dengan sorga. Bukan cocok dengan pikiran
kita, bukan cocok dengan pikiran pendeta. Di sini berkali-kali Yesus bicara
tentang sorga dan lahir baru.
Kalau
kelahiran baru kita lakukan tidak
cocok dengan pikiran sorga, maka itu bukan kelahiran baru, itu buatan manusia.
Tetapi kalau kelahiran baru yang benar harus cocok dengan pikiran sorga. Sekarang
saudara periksa, apakah praktek kelahiran baru kita benar-benar cocok dengan
sorga? Prakteknya mulai dari percaya, bertobat dan memberi diri dibaptis. Jadi
bagaimana supaya bisa cocok dengan sorga maka
kita harus melihat diagram sorga, patokan sorga. Jangan kita jadikan persoalan
lahir baru ini menjadi polemik, menjadi perdebatan. Lihat saja diagram sorga.
Pintu
gerbang hubungannya percaya kepada Tuhan. Penampilannya dengan empat tiang yang
mengangkat kain pintu yang empat warna itu. Tidak dapat diragukan lagi itu
menunjuk Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang menampilkan Yesus yang datang
ke dunia dalam PengorbananNya untuk menyelamatkan manusia. Makanya Yohanes menampilkan
bagaimana seperti Musa yang membuat ular tedung dari tembaga dan dia angkat
dengan tongkat.
Kalau
mengaku pengikut Kristus maka hatinya harus
terbuka sungguh bahwa
dia percaya kepada Tuhan. Bukan hanya mulut yang percaya tetapi hati tidak. Karena
di situ kita banyak mengalami kesulitan di dalam pengiringan kepada Tuhan.
Roma 10:9
10:9 Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan.
Percaya
di sini pertama mengaku dengan mulut. Memang mulut yang pertama kita lihat
kalau dia mengaku, tetapi siapa yang bisa mengetahui hatinya. Hati ada
hubungannya dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Mungkin mulut sudah
mengaku “aku percaya” tetapi bagaimana persoalan hati? Apakah hati itu percaya
bahwa Tuhan benar-benar telah
bangkit
dari antara orang mati.
Bicara
kematian dan kebangkitan berarti tidak bisa lepas dari praktek baptisan.
Kolose 2:12
2:12 karena
dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut
dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari orang mati.
Roma 6:3-4
6:3 Atau tidak
tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah
dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Kalau
hatinya benar-benar yakin bahwa Allah
yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, maka hubungan dengan
praktek kelahiran baru sudah tidak sulit untuk diperagakan. Tidak sulit
sebenarnya, tetapi begitu lihainya iblis dan dia memprovokasi manusia. Sehingga
menyangkut hati yang hubungannya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, sulit
diwujudkan dengan serahkan diri untuk dibaptis.
Kalau
dia percaya dengan mulutnya itu sudah langkah pertama. Tetapi dia harus
meningkat. Hatinya harus percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit oleh
perbuatan Allah. Sehingga tidak sulit memberi
diri dibaptis. Baptisan itu adalah pengalaman mati dan bangkit. Mati berarti
hidup yang lama dikubur dan kita bangkit berarti kita
hidup baru.
Ini
yang sulit bagi Nikodemus untuk memahami. Terlampau banyak kehidupan Kristen
yang sulit memahami. Padahal coba dia mengkaitkan lahir baru dengan sorga. Setelah
dia percaya dengan mulut dan percaya dengan hati (berarti bertobat) maka tidak
sulit memberi diri dibaptis.
Kita
yang sudah melaksanakan ini, jangan kita stop di situ. Karena Alkitab
menceritakan ada tindak lanjut. Katakanlah kita sudah percaya, saudara sudah
menguburkan hidup lama.
Maksud
dari baptisan air ini juga adalah untuk memutuskan hubungan kita dengan hidup
yang lama. Hidup lama itu diibaratkan seperti seorang suami yang dulu kita
cinta. Kita harus putus hubungan dengan dia supaya kita ada hubungan dengan
Yesus, sehingga kita mencintai Yesus. Jadi
harus ada tindak lanjut.
Roma 7:1-2
7:1 Apakah kamu
tidak tahu, saudara-saudara, -- sebab aku berbicara kepada mereka yang
mengetahui hukum -- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2 Sebab
seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup.
Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya
kepada suaminya itu.
Hukum
bagi orang Yahudi adalah taurat,
hukum bagi orang kafir adalah adat istiadat, itu taurat kita bangsa kafir.
Hukum itu diibaratkan sebagai suami. Kita digambarkan
sebagai isteri yang terikat dengan suaminya. Kalau israel terikat dengan Taurat
dan bangsa kafir terikat dengan adat istiadat.
Roma 7:3-4
7:3 Jadi selama
suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain;
tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah
berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.
7:4 Sebab itu,
saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus,
supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan
dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
Kita
perhatikan ini agar jangan berkata “saya sudah lahir baru” tetapi masih
menggandoli suami pertama. Mengatakan mau menikah dengan Yesus tetapi ternyata
berzinah sebab masih dengan laki-laki lain. Itu zinah rohani! Makanya parah
gereja yang tidak mengerti pikiran
pola sorga.
Suami
kita yang lama kita tunggu-tunggu dia mati tidak bisa mati, maka kita yang
harus mati. Dan kita dikubur lewat baptisan air. Lewat baptisan air kita
dibangkitkan, maka putus
hubungan dengan suami lama. Katakan pada suami lama “jangan kejar lagi saya,
saya cinta kepada Yesus”. Namun yang terjadi justru
mengajak kembali suami lama. Ini perempuan apa, ini gereja apa, itu gereja yang berzinah! Makanya kalau esok lusa
engkau mau menikahkan anakmu, jangan ajak saya zinah rohani dengan menggunakan
adat istiadat!
Kita
sudah percaya Yesus sebagai Tuhan, kita lahir baru, berarti kita lepas dari
suami pertama ini. Kemudian kenapa kita mau menyeret lagi suami lama! Tuhan
katakan itu sebagai perzinahan. Sebelum kenal Yesus kita terikat dengan hukum dengan suami yang salah sedikit kena denda/tersiksa.
Roma 7:2-3
7:2 Sebab
seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup.
Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya
kepada suaminya itu.
7:3 Jadi selama
suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain;
tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah
berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.
Taurat
itu suami pertama dan ini banyak tuntutannya. Dan kasih karunia itulah suami
yang sebenarnya yang luar biasa. Untuk bangsa kafir, tauratnya adalah adat
istiadat. Karena taurat ini tidak bisa mati maka kita yang harus mati lalu
dikubur, kemudian kita bangkit maka kita lepas dari suami yang lama yaitu
Taurat atau adat istiadat ini. Dan kita ada pada pengaruh suami yang luar biasa
ini yaitu Raja Sorga. Tuhan bicara kepada kita supaya gereja Tuhan jangan sampai
tidak matang dalam persoalan ini.
Roma 2:12-14
2:12 Sebab semua
orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua
orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
2:13 Karena
bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi
orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
2:14 Apabila
bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri
melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki
hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
Taurat
bagi bangsa kafir sebelum
kenal Yesus itulah adat istiadat.
Roma 2:15-16
2:15 Sebab
dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam
hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela.
2:16 Hal itu
akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan,
akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh
Kristus Yesus.
Taurat
itu tidak dapat menyelamatkan dia, bahkan menghukum.
Kisah Rasul
15:10-11
15:10 Kalau demikian,
mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu
suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh
kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita
percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh
keselamatan sama seperti mereka juga."
Baiklah
kita tidak lagi memegang Taurat, tetapi kenapa tetap gandoli Taurat seperti
jemaat Galatia. Itu membuat pedih dan perih hati rasul Paulus melihat jemaat
Galatia. Tadinya mereka sudah memegang kasih karunia, kemudian datang pemberita
lain yang mengajarkan kembali Taurat. Akhirnya mereka mengawinkan anugerah dan
Taurat, itulah Galatia. Sehingga rasul Paulus mengatakan “aku bagaikan seorang
ibu yang sakit melahirkan lagi untuk kamu”. Jangan seperti jemaat Galatia yang pegang
Yesus tetapi pegang Taurat. Bagi bangsa
kafir sudah percaya Yesus tetapi pegang juga adat istiadat. Itu
menjadi masalah sebab akan kehilangan kasih
karunia (Yesus).
Sebelum
kenal Yesus kita diatur oleh sesuatu yang kita sebut adat istiadat. Di dalam
Roma pasal 7, adat istiadat itu digambarkan sebagai suami. Untuk kita bisa
menerima Yesus maka taurat itu harus mati, tetapi Taurat ini tidak bisa mati.
Makanya kita yang mati (dibaptis).
Setelah kita mati dan bangkit bersama dengan Kristus maka itu pikiran sorga.
Jadi di balik kubur sana kita bertemu dengan Yesus. Yesuslah tunangan kita,
mulai saat itu kita diikat pertunangan dengan Dia. Jangan hanya sampai pada
pertunangan, lanjutkan pada kesempurnaan. Ada 6 pelajaran dasar dan yang
ketujuh itu membawa kita pada kesempurnaan. Untuk apa? Supaya kepala dan tubuh
bisa nyambung, kita menikah dengan Kristus. Ini
yang harus kita mengerti di akhir zaman ini.
Kalau
masih pegang Taurat dan masih pegang Yesus, itu berarti ada dalam perzinahan rohani. Kalau kita bangsa kafir pegang
adat dan pegang Yesus, itu berarti zinah rohani.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar