20240616

Kebaktian Umum, Minggu 16 Juni 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-5

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Kita sudah mendengarkan tentang peningkatan rohani. Untuk sampai ke bukit Sion kita harus naik ke bukit Moria, kemudian ke bukit Golgota baru ke bukit Sion. Istilah naik ke bukit menunjukan pertambahan rohani. Jadi pengikutan kita kepada Tuhan adalah pengikutan yang ditandai dengan pertambahan kualitas rohani sampai sempurna. Dikatakan mereka tidak bercela, itu kualitas sempurna. Seringkali dalam gereja hanya ditekankan pertambahan jumlah, tetapi tidak ditekankan untuk pertambahan kualitas, pertambahan mutu. Kita rindu untuk mengalami pertambahan jumlah tetapi yang terutama kualitas rohani kita harus bertambah. Kalau kualitas bertambah maka kuantitas juga pasti bertambah. Kita lihat bagaimana gereja mula-mula terbentuk, dari 120 orang yang punya kualitas rohani, kemudian bertambah menjadi 3000, bertambah menjadi 5000 dan seterusnya. Itu yang kita rindukan.

 

Kita belajar dari gereja mula-mula, kita pelajari langkah-langkah pertambahan kualitas rohani, nanti disertai juga dengan pertambahan kuantitas.

Kisah Para Rasul 2:41-47

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

 

Ini juga kerinduan kita, tiap-tiap hari Tuhan tambahkan jumlah orang yang diselamatkan dan mau digembalakan. Kita pelajari langkah-langkah pertambahan kualitas:

1.      Memberi diri dibaptis.

Kisah Para Rasul 2:36-38

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Proses untuk memberi diri dibaptis:

a)      Percaya bahwa Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat, tahu dengan pasti siapa itu Yesus. Percaya itu dari mendengar dan mengerti Firman. Kalau anak kecil belum tahu mendengar Firman, bagaimana mau dibaptis. Kita percaya bahwa hanya Yesus satu-satunya Juruselamat, tidak ada pegangan-pegangan lain.

b)      Mendengar Firman sampai hati terharu. Berarti mendengar Firman yang menyatakan dosa sehingga menyadari dosa, menyesali dosa dan kita akui kepada Tuhan dan kepada sesama.

c)      Bertobat, mati terhadap dosa, dosa tidak diulangi lagi, berhenti berbuat dosa.

d)      Memberi diri dibaptis. Kalau sudah bertobat, mati terhadap dosa baru dikubur dalam baptisan air yang benar.

 

Setelah itu kita menerima Roh Kudus, Roh Kebenaran yang menuntun kita hidup di dalam kebenaran. Ini langkah awal, mau kualitas bertambah maka baptisan airnya harus diperhatikan. Kalau dulu hanya karena ikut-ikutan atau karena disuruh atau karena terpaksa, tetapi pelaksanaannya sudah benar, maka diperbaiki pertobatannya. Kalau pelaksanaannya belum benar, diperbaiki pelaksanaannya supaya benar. Seperti Yesus dibaptis, begitu juga kita dibaptis, ada meterai Allah Tritunggal yang jelas.

 

2.      Hidup dalam ketekunan, yaitu ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

a)      Ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Di situ kita mengalami perkembangan iman. Iman yang benar adalah iman dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Supaya gereja memperoleh iman yang benar, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan:

1)      Ibrani 13:7-9a

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

13:9a Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.

 

Yang pertama harus diperhatikan adalah seorang gembala harus menjadi teladan iman bagi sidang jemaat yaitu berpegang teguh pada satu Firman pengajaran yang benar. Jangan berubah-ubah pengajaran. Yesus tetap sama kemarin, hari ini, sampai selama-lamanya. Jadi soal pengajaran jangan berubah-ubah. Kalau hari ini ajar A, besok ajar A sampai kapanpun tetap A, kalau berubah-ubah bingung sidang jemaat. Firman pengajaran itu sudah harus menjadi pengalaman hidup supaya tidak berubah-ubah sehingga bisa diteladani oleh sidang jemaat. Doakan supaya apa yang saya terima dari pendahulu tetap dipertahankan, tidak berubah-ubah dalam hal pengajaran.

 

Juga perkataan hamba Tuhan itu harus dapat dipegang. Perkataan dan pengajaran ada kaitannya.

Yesaya 8:20

Yesaya 8:20  "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.

 

2)      Lukas 8:18

8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

 

Perhatikan cara mendengar Firman. Hamba Tuhan sudah berpegang teguh pada pengajaran, pengajaran sudah menjadi pengalaman, bisa menjadi teladan bagi sidang jemaat, sekarang dari sidang jemaat perhatikan cara mendengar. Cara mendengar Firman adalah dengan urapan Roh Kudus yaitu bisa mendengar dengan suatu kebutuhan, dengan suatu perhatian penuh, sehingga bisa mengerti Firman, percaya pada Firman Tuhan sehingga menjadi iman di dalam hati.

 

Iman kepada Yesus dalam Tabernakel menunjuk masuk pintu gerbang Tabernakel. Jadi saat-saat mendengar Firman adalah saat yang menentukan kita masuk pintu kerajaan Sorga atau tidak. Sebab itu ayo sungguh-sungguh perhatikan cara mendengar!

 

Dalam ibadah pendalamanAlkitab, Firman lebih diperdalam lagi dan diulang-ulang.

Untuk apa Firman diulang-ulang?

1)      Filipi 3:1b-2

3:1b Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.

3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

 

Untuk meneguhkan iman kita sehingga tidak bisa diombang ambing oleh angin pengajaran palsu, tidak bisa disesatkan oleh pekerja-pekerja palsu. Anjing-anjing di sini bukan anjing-anjing di jalan yang suka menggonggong. Anjing yang dimaksud di sini gembala yang tidak berani menyampaikan Firman pengajaran yang keras karena melayani hanya untuk mendapatkan upah yang jasmani.

Yesaya 56:10-11

56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Oleh sebab itu Firman Tuhan perlu didalami dan diulang supaya kita teguh, tidak bisa diombang ambing oleh angin pengajaran palsu, kita tidak disesatkan oleh pekerja-pekerja palsu, pelayan-pelayan palsu. Memang orang Kristen senang mendengar Firman yang tidak menyinggung dosanya, hamba Tuhan tidak tahu menggonggong. Tetapi sesungguhnya kehidupan itu bukan berada di pintu gerbang sorga namun sedang berada di pintu gerbang maut!

 

2)      Untuk menyucikan kita, terutama para imam.

Maleakhi 3:2-3

3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

 

Di sini Firman pengajaran yang diulang-ulang itu digambarkan dengan 2 hal yaitu

Ø  Sabun tukang penatu. Kalau kita mengucak baju itu diulang-ulang, apalagi kalau dibagian kerahnya kotor, dicuci ulang berulang, maju mundur, itulah Firman pengajaran yang diulang-ulang. Firman pengajaran bagaikan sabun tukang penatu itu menyucikan bagian luar yaitu perbuatan dan perkataan kita. Juga menyucikan pakaian tahbisan pelayanan kita, disucikan dari segala noda, noda jahat, noda najis, noda pahit. Mungkin beberapa bulan lalu kurang setia, kurang taat, dengan Firman diulangi lagi tentang kesetiaan dan ketaatan, diulangi disucikan nodanya, diperbaiki hidupnya.

 

Ø  Seperti api pemurni logam, menyucikan bagian dalam yaitu karakter kita disucikan sampai memiliki karakter emas dan perak yang murni. Apa itu emas dan perak?

 

Emas:

Mazmur 25:12

25:12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.

 

Emas itu kaitannya dengan telinga. Jadi emas murni adalah taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Biarpun orang tidak lihat, tidak paksa, tidak suruh, tetapi betul-betul kita taat, itu berarti sudah menjadi karakter.

 

Perak:

Amsal 10:20

10:20 Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

 

Lidah orang benar = jujur.

 

Taat dan jujur maka ada hasil yang bisa kita nikmati.

Hagai 2:7-10

2:7 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; 

2:8 Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.

2:9 Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

2:10 Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

 

Hasilnya kita menjadi milik Tuhan. Kalau kita menjadi miliknya Tuhan kita akan dilindungi oleh Tuhan dari kegoncangan-kegoncangan di dunia ini, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun dan kita bisa mengalami damai sejahtera. Tergantung kita, kalau ada karakter rohani pasti ada damai sejahtera menghadapi kegoncangan apapun di akhir zaman ini.

 

Firman pengajaran yang benar yang diulang-ulang merupakan kasih sayang Tuhan bagi kita.

II Tawarikh 36:15-16

36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.

36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

 

Kalau bosan dan muak terhadap Firman yang diulang-ulang, apalagi melawan Firman, tidak ada lagi pemulihan bagi orang itu, justru dia akan masuk dalam pintu gerbang maut!

Mazmur 107:18

107:18  mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.

 

Firman pengajaran = Yesus yaitu Firman yang menjadi daging.

Yohanes 1:1,14

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Allah tidak mempunyai darah dan daging karena Allah adalah Roh. Allah menjadi manusia dalam wujud Yesus yang mati dan bangkit, mempunyai darah dan daging. Sebab itu dalam ibadah pendalaman Alkitab ada perjamuan suci untuk membuat Firman mendarah daging dalam kita. Firman yang mendarah daging meningkatkan iman menjadi sempurna. Dalam Tabernakel itu ditunjukan dengan buli-buli emas berisi manna yang ada di dalam Tabut Perjanjian.

 

b)      Ketekunan dalam persekutuan = ketekunan di dalam ibadah raya. Di situ kita mengalami perkembangan pengharapan. Tekuni ibadah raya, pengharapan kita bertambah sampai sempurna. Dalam Tabernakel itu ditunjukan dengan tongkat Harun yang bertunas yang ada di dalam Tabut Perjanjian.

 

Kita manusia dilahirkan dari darah dan daging. Sehebat apapun manusia darah dan daging, tidak punya pengharapan untuk masuk dalam hidup yang kekal di dalam Kerajaan Sorga.

I Korintus 15:50

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

 

Sebab itu kita perlu dilahirkan kembali lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, sehingga kita memiliki hidup yang penuh pengharapan yaitu pengharapan untuk masuk Kerajaan Sorga, menjadi mempelai wanita Tuhan.

I Petrus 1:3-4

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

 

Ibrani 6:19-20

6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

 

Dalam perumpamaan 10 gadis, ada 5 gadis yang bijaksana, ada 5 gadis yang bodoh. Yang bisa masuk ruangan pesta kawin menyongsong Mempelai Pria adalah 5 gadis yang bijaksana. Kenapa bisa masuk ke sana? Karena punya minyak persediaan. Ibadah raya yang kita tekuni itu untuk menghasilkan minyak persediaan. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus, tekuni ibadah raya, Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah kita, Roh Kudus semakin meluap-luap di dalam kita, kita mempunyai minyak persediaan sehingga bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

Matius 25:1-10

25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

 

Tekuni ibadah raya, termasuk ibadah persekutuan, maka minyaknya semakin meluap, ada minyak persediaan. Pelita kita terang benderang, tidak pernah redup.

 

Kegunaan pelita yang menyala:

1)      Kalau ada pelita pasti terang. Jadi kegunaan pertama menjadi terang kesaksian untuk menghadapi berbagai macam kegelapan di akhir zaman ini.

 

Ada 3 kegelapan yang seringkali membuat hancur rohani, hancur pelayanan, hancur nikahnya:

Ø  Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Pelita harus ditaruh di kaki dian, jangan taruh dibawah gantang, jangan taruh di bawah tempat tidur. Jadi kegelapan pertama adalah gantang. Gantang itu tempat makanan. Ini menunjuk dosa makan minum. Banyak rohani yang hancur kerena dosa ini. Banyak nikah dan pelayanan yang hancur karena dosa makan minum. Merokok, miras, narkoba, itu membuat hancur semuanya.

 

Gantang juga menunjukan kesulitan ekonomi menghancurkan rohani gereja Tuhan, hamba Tuhan, pelayanan. Gara-gara kesulitan ekonomi, nikah juga bisa hancur. Kalau melihat berita ekonomi suami bunuh isteri, bunuh anak-anaknya karena kesulitan ekonomi. Kita hadapi dengan minyak persediaan, pelita yang menyala. Pelita yang menyala itu pengajaran, kita sudah punya. Harus ada juga minyaknya, sebab itu tekuni ibadah raya, tekuni ibadah persekutuan supaya minyaknya semakin bertambah.

 

Ø  Tempat tidur, itu menunjuk dosa kawin mengawinkan. Banyak hamba Tuhan, pelayan Tuhan hancur nikahnya karena dosa kawin mengawinkan dengan berbagai macam bentuknya.

 

Ø  Kebencian

I Yohanes 2:10-11

2:10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.

2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

 

Sebenarnya kebencian itu produknya dunia, dari dunia, tetapi masuk di dalam gereja Tuhan. Sampai membenci tanpa alasan, orang benar dibenci, hamba Tuhan benar dibenci, pelayan Tuhan dibenci. Menghadapi semua itu jadilah terang kesaksian, bawa pelita dengan minyak persediaan. Jangan karena kebencian pelita kita redup, pengajaran redup, sudah tidak mau ada dalam pengajaran, mau keluar dari pengajaran. Bertahan, minyaknya ditambah supaya pelitanya menyala terus dan kita bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Terserah kalau orang mau membenci kita, kita tetap doakan. Menghadapi kegelapan kebencian hadapi dengan terang kesaksian.

Yohanes 15:25-27

15:25 Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.

15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

 

2)      Wahyu 4:5

4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

 

7 Roh Allah ini diterangkan dalam Yesaya 11:1-3, penekanannya takut akan Tuhan, Roh Allah membuat kita takut akan Tuhan. Jadi kegunaan pelita yang menyala adalah kita mengalami urapan Roh Kudus dengan 7 perwujudannya yang membuat kita menjadi orang yang takut akan Tuhan.

Yesaya 11:2-3

11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

 

Yesaya 11:3 (Terjemahan Lama)

11:3 Bahkan, iapun akan bernafas dalam takut akan Tuhan dan tiada ia akan menghukumkan seturut pemandangan matanya, dan lagi tiada ia akan memutuskan hukum seturut pendengaran telinganya.

 

Bernafas dengan takut akan Tuhan. Berarti takut akan Tuhan sudah menjadi karakter kita, sudah ada di dalam kita. Bukan takut munafik, kalau dilihat orang, dilihat gembala, pura-pura takut akan Tuhan. Kalau tidak dilihat orang harus tetap takut akan Tuhan.

 

Kenapa dalam ibadah raya tidak ada perjamuan suci? Yesus itu Firman yang menjadi daging, makanya Dia serahkan tubuh dan darahNya untuk kita makan dan minum perjamuan suci. Kalau ibadah raya kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus, Roh Kudus itu roh, tidak ada darah dan daging, makanya tidak ada perjamuan suci. Kenapa dalam ibadah persekutuan ada perjamuan suci? Karena pada ibadah kedua digelar ibadah pendalaman Alkitab, makanya ada perjamuan suci.

 

Memang betul ayat mengatakan semua alat dalam Tabernakel harus dipercik dengan darah, tetapi bukan menunjukan semua ibadah harus ada perjamuan suci. Contohnya masuk pintu gerbang, kita percaya Yesus ada percikan darah. Mau bertobat (mezbah korban bakaran) ada sengsara, mau masuk baptisan air (bejana pembasuhan) kita juga mengalami sengsara. Apalagi kalau mau mencapai kesempurnaan. Itu maksudnya, bukan setiap ibadah ada perjamuan suci.

 

c)      Bertekun dalam doa = ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Dalam Tabernakel ditunjukan alat mezbah dupa emas. Di situ kita mengalami peningkatan kasih sampai sempurna, 2 loh batu, isi dari tabut perjanjian.

 

Bukti tekun dalam doa penyembahan:

1)      2 loh batu itu terdiri dari loh batu pertama berisi 4 hukum kasih kepada Tuhan dan loh batu kedua berisi 6 hukum kasih kepada sesama. Jadi bukti tekun dalam doa penyembahan adalah mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu, mengutamakan perkara yang rohani lebih dari perkara yang jasmani, dan mau taat pada Firman Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi.

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

I Yohanes 5:3

5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

 

2)      Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Apa yang kita inginkan sesama perbuat kepada kita, sesama katakan tentang kita, sesama pikirkan tentang kita, lakukanlah itu kepada sesama. Sampai bisa mengasihi musuh. Kalau sudah bisa mengasihi musuh berarti kita sudah memiliki kasih yang sempurna. Kualitas rohani kita semakin bertambah.

Matius 5:43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

 

Dalam ibadah doa penyembahan tidak ada perjamuan suci. Kenapa? Sebab dalam ibadah doa penyembahan kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihnya. Allah itu roh, tidak punya darah dan daging, makanya tidak ada perjamuan suci di dalam ibadah pendalaman Alkitab.

 

Kita tidak bertanya-tanya lagi kenapa di sana ada perjamuan suci, sampai pemberkatan nikah ada perjamuan suci. Kalau kembali pada pola Tabernakel hanya di meja roti ada perjamuan suci. Di pelita emas tidak ada. Apalagi di mezbah dupa emas, Alkitab katakan tidak boleh ada korban curahan di situ, artinya tidak boleh ada perjamuan suci di situ.

 

3.      Kisah Para Rasul 2:43

2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

 

Ada rasa takut karena mujizat dan tanda yang diadakan para rasul. Mujizat yang terutama adalah mujizat keubahan hidup. Di sini kita lihat kualitas rohani sesorang sudah bertambah atau tidak, harus ada keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani, lain dulu lain sekarang. Suami bisa tahu isterinya ini sudah ada pertambahan kualitas rohani atau tidak, kalau ada keubahan hidup. Yang tadinya isteri suka membantah dan melawan sekarang sudah belajar tunduk. Yang tadinya suami kasar kepada isteri sekarang sudah bisa lembut. Gembala juga melihat jemaat, jemaat melihat gembala. Ada keubahan hidup yang bisa dilihat oleh sesama kita.

 

Rasul mengadakan tanda. Tanda dalam bahasa gerikanya adalah semeion artinya penunjuk arah. Jadi hamba Tuhan harus menunjuk arah ke Yerusalem Baru kepada sidang jemaat, bagaimana caranya?

a)      Lewat pembukaan rahasia Firman.

b)      Hamba Tuhan ada teladan keubahan hidup sehingga bisa diikuti, sehingga bisa mencapai Yerusalem yang Baru, tidak tersesat arah.

 

Hamba Tuhan menunjukan arah ke Yerusalem Baru kepada sidang jemaat sambil dia juga menyertai. Tidak tinggal di tempat, sidang jemaat sampai Yerusalem Baru, hamba Tuhannya tinggal di tempat, itu calo namanya. Ikut serta di sini artinya hamba Tuhan memantau pertumbuhan rohani sidang jemaat sudah jauh mana dan terus dipantau lewat doa penyahutan. Inilah langkah pertambahan rohani, ada mujizat keubahan hidup, ditunjuk arah ke Yerusalem Baru dan hamba Tuhan menyertai sampai ke Yerusalem Baru.

II Korintus 1:14

1:14 seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.

 

Jadi bukan cuma jemaat yang bisa mencapai hari Tuhan, hamba Tuhan yang mengarahkan juga ada di sana sehingga saling bermegah. Gembala bermegah melihat jemaat bisa tampil menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Jemaat juga bermegah dan berbahagia, karena gembalaku memantau terus rohaniku, kalau rohaniku terpuruk gembala ingatkan, nasihati, mendoakan, sehingga saya ada di sampingnya Yesus. Itu kerinduan hati saya, bersama isteri dan anak-anak, bersama jemaat dan keluarga jemaat sama-sama menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Yang terpuruk diangkat, yang sudah ada pada posisi yang benar diarahkan jalan terus sampai ke Yerusalem Baru, kualitas rohani semakin bertambah. Yang sudah terpuruk tidak merasa saya dipinggirkan, tidak dipedulikan, saya malah diinjak. Dia malah merasa pada perhatian penuh dari hamba Tuhan, diangkat rohani dan didoakan selalu. Kalau sudah diangkat namun tidak mau diangkat itu sudah salahnya sendiri!

 

4.      Kisah Para Rasul 2:44

2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

 

Semua orang percaya bersatu = ada kebersamaan. Ini yang harus kita tingkatkan kebersamaan ini. Percaya di sini bukan hanya sebatas percaya Yesus. Percaya yang dimaksud di sini adalah percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan, artinya mau diatur oleh Firman dalam penggembalaan. Kalau si A percaya dan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, B juga begitu, pasti bisa saling menyatu. Menyatu artinya saling membutuhkan. Kita sesama anggota Tubuh Kristus saling membutuhkan. Rambut butuh tangan, kalau tidak ada tangan bagaimana mau sisir rambut. Itulah kebersamaan yang harus kita pupuk dan tingkatkan. Saling membutuhkan satu sama lain, saling menolong satu sama lain, saling mendoakan dan saling memperhatikan.

 

Bukan saling menggosipkan. Kalau ada yang terpuruk, doakan, perhatikan, nasihati, ingatkan, bukan digosipkan! Ada yang salah tegur dan nasihati, bukan malah menghakimi dan merasa so paling benar, yang lain itu tidak benar! Tidak akan mungkin ada kebersamaan kalau merasa paling benar. Makanya pertumbuhan kualitasnya macet, pertumbuhan kuantitasnya juga macet. Coba kalau kita dalam gereja seperti itu, saling menghakimi satu dengan yang lain, saling menggosipkan, saling menjatuhkan, tidak saling memperhatikan, siapa yang mau datang! Biar diteriakan di sini Firman pengajaran yang benar tetapi tidak praktekan kebersamaan, saling menjatuhkan, saling menghina, saling menggosip, tidak ada yang mau datang, cuma indah kabar dari rupa!

 

5.      Kisah Para Rasul 2:45

2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

 

Ini bisa melepaskan haknya dan memberikan kepada orang yang membutuhkan. Artinya tidak egois, tetapi bisa menempatkan kepentingan Tubuh Kristus di atas kepentingan  sendiri.

Filipi 2:3-4

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

 

Kita tekuni semua persekutuan kita sampai kita bisa mengedepankan Tubuh Kristus diatas kepentingan kita sendiri.

 

6.      Kisah Para Rasul 2:46a

2:46a  Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.

 

Berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Artinya di manapun kita berkumpul selalu ada pengaruh suasana rohani. Kita jaga suasana rohani selalu ada! Bukan suasana dunia, apalagi suasana dosa!

 

7.      Kisah Para Rasul 2:46b

2:46b Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

 

Artinya ada pelayanan dalam rumah tangga dengan sukacita dan tulus hati, tidak marah-marah, tidak ngomel-ngomel. Berkembang rohaninya dan bertambah terus kualitas rohaninya.

 

8.      Kisah Para Rasul 2:47

2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

 

Disukai oleh semua orang. Artinya berperilaku baik di mata masyarakat.

 

Kalau ini sudah ada, terus lanjutkan, terus tingkatkan dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Tingkatkan sampai kita mencapai bukit Sion, mencapai Yerusalem Baru. Tingkatkan terus kualitas rohani kita, jangan kendor.

I Tesalonika 4:9-10

4:9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.

4:10 Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya.

 

Sudah ada 8 poin ini, ayo lebih sungguh-sungguh lagi kita tingkatkan kualitas rohani kita. Kalau kualitas sudah bertambah, kita tingkatkan kualitas rohani kita, maka Tuhan tambahkan juga jumlah kita. Tuhan sudah berpesan kepada bapak gembala di dalam penglihatan bahwa kita akan dijadikan sokoguru di Tentena! Biarlah ini menjadi kenyataan. Kita berupaya kualitas rohani kita bertumbuh dan bertambah, kita menjadi sokoguru, jiwa-jiwa Tuhan tambahkan. Masih banyak jiwa yang butuh pengajaran ini, kita menjadi terang kesaksian bagi mereka semua sampai kita mencapai Yerusalem Baru. Angka 8 angka pembaharuan. Biarlah kita betul-betul mengalami pembaharuan hidup. Rohani kita bertambah, lain dulu, lain sekarang.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar