Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:1-5
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan
desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu
orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan
bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka
tidak bercela.
Di sini diperlihatkan ada 144.000 orang yang
merupakan inti dari Mempelai Wanita Tuhan. Mereka orang Israel asli dari 12
suku Israel. Disebutkan mereka bersama-sama dengan Yesus di bukit Sion. Apa
yang ada di bukit Sion?
I Petrus 2:6-7
2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi
bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan."
Ternyata yang ada di bukit Sion adalah batu
penjuru. Ini merupakan dasar pengikutan gereja Tuhan kepada Yesus sampai
mencapai kualitas mempelai, kualitas sempurna. Batu penjuru yang mahal ini
menunjuk kepada Korban Kristus. Ini adalah dasar pertumbuhan kualitas rohani.
Praktek mempunyai dasar Korban Kristus.
1. Mazmur 118:19-23
118:19
Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak
mengucap syukur kepada TUHAN.
118:20
Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
118:21
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi
keselamatanku.
118:22
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
118:23
Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Batu
penjuru dikaitkan dengan pintu gerbang. Dalam Tabernakel pintu gerbang itu arti
rohaninya adalah percaya atau iman kepada Yesus. Inilah praktek kita mempunyai
dasar korban Kristus yaitu kita percaya, iman kepada Yesus lewat mendengar Firman Kristus, Firman dalam urapan Roh
Kudus.
Roma
10:17
10:17 Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Banyak
kali orang Kristen punya iman tetapi iman karena melihat. Kalau melihat sesuatu yang hebat, mujizat terjadi, mereka percaya
Yesus, Tuhan Yesus dahsyat, Tuhan Yesus luar biasa. Iman karena melihat adalah
iman yang rapuh, iman yang sepihak.
Yohanes
2:23-24
2:23
Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya
dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
2:24
Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia
mengenal mereka semua,
Biarlah
iman kita iman dari mendengar Firman Kristus, Firman dalam urapan Roh Kudus.
Pemberitaan Firman itu bergantung pada urapan Roh Kudus. Baik pemberitanya
maupun jemaat yang mendengar harus dalam urapan Roh Kudus. Roh Kudus ini yang
bekerja sehingga kita bisa mengerti Firman. Tanpa Roh Kudus sulit untuk bisa
mengerti Firman.
Contoh
dalam Alkitab Injil Matius menceritakan ada 2 orang buta yang disembuhkan,
tetapi dalam Injil Markus hanya 1 orang yaitu Bartimeus. Injil Matius
menceritakan 2 orang gila di Gadara, dalam Markus hanya 1. Kalau tidak ada
urapan bisa berkata Injil tidak benar, yang satu dengan yang lain koq bertolak
belakang. Urapan Roh Kudus yang membuat kita bisa mengerti Firman, kita percaya
bahwa Firman adalah suara Allah sendiri, bukan suara manusia. Apa yang ditulis
dalam Injil itu adalah hikmat Tuhan kepada para penginjil yang menulis Injil
ini, baik kepada Matius, Markus, Lukas maupun Yohanes. Semua dari urapan Roh
Kudus, Firman itu menjadi iman di dalam hati, kita percaya kepada Firman Tuhan,
percaya dan yakin kepada Yesus, itu yang menentukan keselamatan kita. Kalau
kita percaya kepada Yesus maka kita selamat.
Yohanes
3:16-17
3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Kita
bersyukur, kita minta Roh Kudus dicurahkan kepada kita untuk kita bisa
mendengar Firman sampai mengerti, sampai percaya, yakin ini Firman adalah suara
Allah, bukan suara manusia.
Sikap
yang benar terhadap pemberitaan Firman Tuhan:
a) Pemazmur katakan bukakanlah pintu gerbang
keselamatan. Artinya:
1)
Hamba
Tuhan harus berani membuka hati, membuka mulut memberitakan Firman pengajaran
yang benar. Apalagi yang keras menyatakan dosa, di sini dibutuhkan keberanian. Rasanya
seperti cari gara-gara kepada jemaat. Kalau tidak ada urapan misalkan mau
sampaikan Firman tentang nikah, gembala bisa berpikir yang banyak berkorban di
gereja ini nikahnya lagi bermasalah, kalau saya sampaikan Firman nanti dia
sudah tidak mau masuk gereja, korbannya tidak masuk. Itu kalau tanpa urapan Roh
Kudus, tidak berani. Tetapi kalau ada urapan Roh Kudus, berani memberitakan
Firman!
Buka
hati, buka mulut untuk memberitakan Firman, jangan dibijaksanai, karena pandang bulu, karena pakai perasaan daging. Jangan juga egois, kalau Tuhan sudah bukakan
rahasia Firman harus dibagikan kepada jemaat, jangan diterima sendiri. Dan yang
terutama jangan yang keluar emosi daging. Akhirnya Firman yang disampaikan
hanya untuk tembak-tembak orang. Itu seperti Petrus, pedang dipakai memotong
telinga orang, padahal pedang dipakai untuk menyucikan sampai ke dalam hati dan
pikiran. Akhirnya jemaat sudah tidak tahan dengar Firman! Beda kalau dalam
urapan dan dengan daging. Kalau dalam urapan kerasnya Firman itu sampai
menyentuh hati dan pikiran, tidak membuat marah. Terasa pekerjaan Firman, ada
perasaan takut dan gentar akan Firman Tuhan, tidak berani melawan. Tetapi kalau
dengan daging, jemaat berani melawan.
2)
Sidang
jemaat harus membuka telinga dan hati selebar-lebarnya untuk Firman sehingga
bisa mendengar Firman dengan suatu kerinduan dan kebutuhan. Biarpun Firman
Tuhan keras, saya butuh, saya tidak mau menolak.
II
Korintus 6:11-13
6:11
Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12
Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya
tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
6:13
Maka sekarang, supaya timbal balik — aku berkata seperti kepada anak-anakku —:
Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Kita
dengar Firman dengan suatu kebutuhan, kita tidak mau tukar Firman itu dengan
apapun. Ingat dalam kitab Kejadian, Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan
ber-Firman. Jadi oleh Firman langit dan bumi diciptakan. Sebab itu pilihlah
Firman pengajaran yang benar, jangan tukar dengan apapun.
b) Yang kedua mengucap syukur kepada Tuhan.
Firman datang keras dan tajam, mengucap syukur berarti Tuhan memperhatikan saya.
Firman dalam bentuk nasihat, kita mengucap syukur ada nasihat Tuhan. Sehingga
kita akan bergemar dalam mendengar Firman Tuhan. Kita menghargai Firman itu
sampai kita benar-benar yakin. Kalau orang makan masuk ke dalam perut. Kita makan Firman lewat
telinga dan sampai masuk ke dalam perut hati kita. Sehingga kita mengalami
kenyang secara rohani, ada perasaan puas, ada kepuasan sorga. Biar keras, puji
Tuhan, terima kasih Tuhan, ini untuk saya. Bukan malah berkata Firman ini untuk
suamiku, dia marah-marah terus. Firman ini untuk isteriku, dia cerewet terus.
Ini untuk anak saya, untuk si A, untuk si B. Jangan-jangan sampai berkata ini
pendeta itu sendiri yang khotbah. Tidak akan pernah kenyang, tidak pernah puas.
Tanda ada kepuasan sorga kita bisa hidup dalam kebenaran, iman itu kebenaran. Benar
ini mulai dari perkara-perkara kecil, karena rumus sorga dari kecil sampai
besar.
Kalau tidak puas dalam pemberitaan Firman,
mulai bosan, mulai main-main, mulai tidak serius, maka lihat dalam hidup
sehari-hari, pasti tidak benar. Tetapi kalau mendengar Firman sampai puas, dia
terkoreksi, dia akan perbaiki. Dan pasti berusaha hidup benar, sampai benar
seperti Yesus benar. Tetapi kalau tidak puas dengar Firman pasti pulang ada
yang tidak benar, malah ditambah frekuensi yang tidak benarnya itu. Dia bukan
percaya Yesus sebagai batu penjuru tetapi malah menjadi batu sandungan. Baik
dia hamba Tuhan, kalau saya tidak benar lalu khotbah saya bukan menjadi batu
penjuru tetapi malah menjadi batu sandungan. Orang yang tidak puas dengar
Firman Tuhan, tidak serius dengan Firman Tuhan, dia bukan berada di pintu
gerbang sorga tetapi ada di pintu gerbang yang lain yaitu pintu gerbang maut!
Mazmur 107:18
107:18 mereka muak terhadap segala makanan dan mereka
sudah sampai pada pintu gerbang maut.
Secara jasmani saja kalau orang mulai sakit
jasmaninya, mulai malas makan, lama-lama tambah loyo. Biar minum obat 1 botol
kalau tidak makan pasti loyo, lama-lama mati. Begitu juga dengan rohani.
2.
Markus
12:9-10
12:9
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan
membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu
kepada orang-orang lain.
12:10
Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru:
Batu
penjuru dikaitkan dengan buah anggur. Buah anggur kalau diperas menjadi air
anggur. Air anggur menunjuk darah Yesus. Bicara darah pada Tabernakel kena pada
mezbah korban bakaran. Ini tempat mempersembahkan hewan korban dan darahnya
disiram disekeliling mezbah korban bakaran. Dulu bangsa Israel untuk mendapat
pengampunan dosa, mereka bawa hewan kurban. Ditangani oleh imam, disembelih, dipotong-potong lalu
dibakar di atas mezbah kroban bakaran untuk mereka mengalami pengampunan dosa.
Tetapi kita sekarang tidak perlu lagi membawa hewan kurban, tidak perlu membawa
burung tekukur, merpati, kambing, domba dan lembu sebab semua kurban itu sudah
digenapkan oleh 1 kurban yang sempurna yaitu korban Yesus di kayu salib.
Apa
yang terjadi waktu Yesus disalibkan?
Yohanes
19:28-30
19:28
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku
haus!"
19:29
Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus.
19:30
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Di
kayu salib Yesus rela meneguk anggur asam. Dalam Injil Matius anggur asam itu
dicampur empedu. Berarti anggur asam dan pahit. Setelah meminumnya Yesus
berseru sudah selesai. Kata sudah selesai ini menunjukan bahwa lewat Korban
Kristus, Yesus sanggup menyelesaikan semua dosa. Dosa apapun, sebesar apapun,
berapa kalipun dosa itu dilakukan, semua dosa sanggup diselesaikan oleh korban
Kristus. Kecuali dosa tidak percaya Yesus dan dosa yang menghujat Roh Kudus,
itu tidak terampunkan. Makanya waktu seorang ibu bertanya kalau orang di luar
Kristen berbuat baik, lebih baik dari orang Kristen, selamat atau tidak? Dosa
yang tidak diampuni adalah dosa tidak percaya Yesus, berarti tidak selamat! Di
bawah kolong langit hanya ada 1 nama yang menyelamatkan itulah nama Yesus.
Kisah
Para Rasul 4:12
4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Berbuat
baik tanpa dasar korban Kristus tidak ada artinya. Harus berdasarkan Yesus
sebagai batu penjuru, itu dasarnya. Kalau berbuat baik tanpa Yesus berarti
berada di dasar yang lain. Yang dibangun hanya yang di atas dasar korban
Kristus.
Dari
sini kita ambil kesimpulan, praktek memiliki batu penjuru adalah bertobat yaitu
menyelesaikan semua dosa-dosa. Baik yang dikatakan, dipikirkan, diperbuat,
selesaikan semuanya. Bagaimana cara menyelesaikan? Mengaku kepada Tuhan dan
mengaku kepada sesama. Setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Yesus katakan
sudah selesai, dosa yang kita akui diselesaikan di kayu salib. Alkitab katakan
sekalipun merah seperti kirmizi, kalau kita mau mengaku, selesai!
Guru
kami sering mengatakan jalan tercepat untuk ditolong oleh Tuhan adalah mengaku
dosa. Itu jalan tolnya. Tiket tolnya sudah dibayar oleh darah Yesus, tidak usah
topup lagi. Juga termasuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Hasilnya:
Mazmur
32:1-2
32:1
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
32:2
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang
tidak berjiwa penipu!
Dosa
diselesaikan hasilnya kita mengalami kebahagiaan sorga. Saya terbatas
menjelaskan kebahagiaan sorga ini, biarlah menjadi pengalaman masing-masing.
Seperti pengalaman saya, ketika saya menyelesaikan dosa, mengaku dosa kepada orang
tua, rasanya plonk, bahagia. Apa yang saya takutkan selama ini tidak terjadi.
Saya berpikir akan begini akan begitu. Setelah saya menelpon orang tua dan
mengaku, cuma dijawab sederhana dengan 1 kalimat ‘Firman sudah sampai sama
anakku, mari kita berdoa’.
Mazmur
32:3-4
32:3
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh
sepanjang hari;
32:4
sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering,
seperti oleh teriknya musim panas. Sela
Bagi
yang alami tulang menjadi kering atau yang mengalami asam urat, rasanya tidak
enak! Begitulah kalau tidak mau mengaku dosa, keadaannya seperti itu. Melihat
isteri, tertuduh hati, lihat suami tertuduh hati, tidak nyaman! Mau khotbah apa
kalau saya sendiri sum-sum kering. Biarlah kita punya dasar batu penjuru yaitu
bertobat!
3.
Kisah
Para Rasul 4:11-12
4:11
Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan — yaitu kamu sendiri
—, namun ia telah menjadi batu penjuru.
4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Batu
penjuru dikaitkan dengan nama Yesus, ini menunjuk 2 hal:
a) Masuk baptisan air yang benar. Bagi yang merindu masuk baptisan air
perhatikan pertobatannya baru memberi diri dibaptis. Jangan karena didorong
orang tua atau dipaksa, tetapi biarlah oleh dorongan Firman Tuhan. Lewat
baptisan air di situ ada meterai nama. Ini seringkali dialpakan. Pelaksanaannya
sudah betul, tetapi meterai nama tidak ada.
Matius 28:19
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Ini kita rindukan, menyandang nama Tuhan.
Kalau tidak ada meterai nama, tidak menyandang nama Tuhan berarti bukan
keluarga Tuhan. Contohnya kita ada marga, menyandang nama orang tua.
Kisah Para Rasul 2:38; 19:5
2:38 Jawab
Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan
dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
19:5 Ketika
mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan
Yesus.
Dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
yaitu Tuhan Yesus Kristus. Syarat sudah benar, mati terhadap dosa.
Pelaksanaannya sudah benar, dikubur bersama Tuhan Yesus Kristus, bangkit
bersama Yesus, tetapi ingat, yang melaksanakan harus benar, jangan sembarang! Ini
dasar kita, harus kuat, jangan dientengkan! Tuhan saja untuk persoalan baptisan
mengutus Yohanes Pembaptis, orang yang
terbesar. Artinya orang yang rohaninya luar biasa, tidak sembarang.
Kalau baptisan airnya benar, ada meterai
Allah Tritunggal, maka kita selamat.
Wahyu 9:4-5
9:4 Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan
merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon,
melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.
9:5 Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh
manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan
itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
Di sini ada penghukuman kalajengking. Orang
yang luput dari penghukuman adalah orang yang punya meterai nama. Di depan kita
ada penghukuman Tuhan yang akan datang atas dunia ini, 3x7 penghukuman Tuhan.
Tujuh meterai dari Allah Roh Kudus, 7 sangkakala dari Anak Allah, 7 malapetaka
dari Allah Bapa. Yang selamat yang punya meterai nama, berarti baptisannya
benar, syarat dan pelaksanaannya benar, hasilnya benar, itu yang selamat.
Tadi dikatakan kalajengking itu menyiksa 5
bulan lamanya. Ingat di zaman Nuh, air bah menguasai bumi 150 hari. Yang
selamat hanya Nuh sekeluarga yang masuk bahtera Nuh. Saat itu pasti ada perahu-perahu
yang lain, tetapi yang menyelamatkan hanya bahtera Nuh. Sekarang ini banyak
model baptisan air, seringkali itu dientengkan lalu berkata yang penting lahir
baru, tidak seperti itu! Apa yang Firman Tuhan katakan itu yang kita lakukan, yang
menyelamatkan hanya 1, baptisan seperti Yesus dibaptis. Kalau tidak dibaptis
seperti Yesus itu tiidak menyelamatkan, kalau tidak masuk bahtera Nuh tidak
selamat. Biar jago berenang siapa mau berenang 150 hari, 15 menit, 1 jam saja
sudah setengah mati, apalagi mau 150 hari.
b) Baptisan Roh Kudus, dalam Tabernakel
ditunjukan dengan pintu kemah. Kalau baptisannya benar maka Roh Kudus
dicurahkan. Ingat Yesus, setelah dibaptis dan keluar dari air, Roh Kudus turun
ke atas Yesus. Nama Tuhan itu dikaitkan dengan minyak yang tercurah itulah Roh Kudus.
Kidung Agung 1:3
1:3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah
namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
Kalau
disimpulkan, mempunyai
batu penjuru adalah lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus yang
benar. Kalau baptisannya benar maka hasilnya juga benar.
Yehezkiel
11:19-20
11:19
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin
mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan
memberikan mereka hati yang taat,
11:20
supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku
dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah
mereka.
Tanda
lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus adalah memiliki hati
nurani yang baru yaitu hati yang taat dan setia. Hati yang taat dan setia ini
yang menentukan kita melihat kerajaan sorga dan masuk di sana. Kita raba dan
periksa, saya dibaptis waktu masih SMP. Dulu syaratnya tidak benar karena saya
hanya ikut-ikutan saja. Tetapi Alkitab katakan kalau sudah mandi cukup membasuh
kaki, jadi pertobatan saya diperbaiki. Syaratnya tidak benar, hasilnya juga
tidak benar. Makanya tetap berbuat dosa, apalagi masa SMA hancur-hancuran hidup
saya. Tetapi Tuhan sayang, Tuhan kejar terus sampai saya bisa bertobat dan
melayani Tuhan.
Kejar
hati taat, kejar hati setia maka berkat Tuhan yang mengejar kita. Karena hati nurani yang taat dan setia itu landasan yang kuat
menerima berkat Tuhan, berkat secara rohani dan berkat secara jasmani. Lain
kali orang Kristen dipacu, diberkati, tidak diajar untuk taat dan setia. Karena
yang mengatakan berkat-berkat itu dia sendiri tidak taat.
Ulangan
28:1-2
28:1
"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan
dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka
TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
28:2
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau
mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
Tidak
usah ngotot mencari, berkat pasti datang. Jadi kalau ada masalah dalam ekonomi,
ada masalah dalam pekerjaan, yang kita perbaiki hati kita. Boleh perbaiki
managementnya, keuangannya dan sebagainya, tetapi yang terutama hatinya dulu. Kalau
sudah taat dan setia Tuhan perbaiki semua, jangan dibalik! Kejar hati taat,
kejar hati setia maka berkat Tuhan yang mengejar kita.
Ulangan
28:8
28:8
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam
segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu.
Tuhan
perintahkan berkat jasmani, terutama berkat rohani yaitu semakin melimpah pembukaan
rahasia Firman. Taat setia, pembukaan Firman semakin melimpah. Saya tidak
kecewa kalau orang mau bilangi saya bagaimanapun, yang penting saya periksa
taat dan setia maka pembukaan Firman semakin nyata. Saya bertanggung jawab
berapa jiwa saya gembalakan, kalau saya kering, tidak ada pembukaan Firman,
kasihan mereka! Selain berkat jasmani Tuhan perintahkan datang, jiwa juga Tuhan
perintahkan datang.
Hati
yang taat dan setia itu landasan yang kuat untuk mengangkat kita. Artinya kalau
kita taat dan setia maka Tuhan memakai kita bagaikan bintang-bintang yang
bercahaya. Ini poin keempat batu penjuru dikaitkan dengan pelayanan pembangunan
rumah rohani.
4.
I
Petrus 2:4-5
2:4
Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh
manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
2:5
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu
rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani
yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Buktikan
kita punya dasar batu penjuru dikaitkan dengan pelayanan. Artinya aktif dalam
pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Sudah percaya, bertobat, lahir baru, ayo aktif,
jangan nganggur, Tuhan tidak suka orang yang nganggur. Ingat perumpamaan kebun
anggur, Tuhan mencari pekerja-pekerja dari pagi-pagi benar sampai jam 5 sore
untuk masuk bekerja di kebun anggurnya Tuhan.
Biar
kita mau aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, mulai dari melayani
dalam nikah, jangan dulu dalam penggembalaan. Layani baik-baik sebagai suami,
sebagai isteri, sebagai orang tua, sebagai anak. Suami mengasihi isteri seperti
diri sendiri, tidak berlaku kasar, menjadi saluran jasmani terlebih rohani bagi
isteri dan anak-annak. Isteri tunduk dan hormat kepada suami dan menjadi pendoa
syafaat. Orang tua jangan membuat hati anak-anak tawar lewat memaksakan
kehendak yang tidak sesuai Firman kepada anak atau menuruti kehendak anak yang
tidak sesuai Firman. Anak taat kepada orang tua dan ringankan beban orang tua. Kakak
beradik saling mengasihi. Setelah melayani dalam nikah baru dalam
penggembalaan. Setelah itu antara penggembalaan. Kita berdoa supaya kegerakan
ini semakin meluas menjangkau banyak jiwa.
Syarat
untuk dipakai Tuhan kita masuk ruangan suci. Artinya:
a) Yesaya 52:11
52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana!
Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya,
sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
Artinya hidup suci, mau disucikan oleh Firman
pengajaran yang benar. Kita mau pikul perkakas rumah Tuhan.
Efesus 4:11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun
nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Keluaran 29:1
29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka,
untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah
seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
Kalau sudah Tuhan sucikan maka Tuhan
perlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Makin suci makin
Tuhan perlengkapi, karunianya makin jelas. Sama-sama ditahbiskan menjadi
pelayan Tuhan tetapi yang satu semakin meroket, yang lain malam menukik, yang
menjadi perbedaannya di situ adalah kesuciannya. Kalau dia makin suci maka dia
semakin dipakai. Kalau kesucian merosot, pelayanannya akan menukik sampai
hilang. Di situ kesucian hidup kita diperiksa.
b) Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Tekuni
ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, ibadah raya dan ibadah doa
penyembahan maka tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal dan
setan tidak bisa menjamah.
Orang
suci itu diberkati dan dipelihara oleh Tuhan. Pemeliharaannya luar biasa, bukan
cuma tubuh tetapi juga jiwa dan roh.
I
Tesalonika 5:23
5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Semakin
disucikan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, kita semakin
diberkati oleh Tuhan. Kehidupan yang suci dan tekun itu bagaikan ranting
melekat pada pokok, cepat atau lambat pasti berbuah dan berbuah manis. Semakin
disucikan semakin banyak dia berbuah dan berbuah manis. Ranting itu kecil. Mungkin
di mata manusia kita kecil, di mata calon mertua juga kecil! Namun kalau kita
tergembala sungguh-sungguh, suci, tekun, kita dipakai oleh Tuhan, berbuah. Berbuah
= berubah. Semakin dipakai oleh Tuhan semakin berubah hidupnya ke arah yang
lebih baik. Berubah dari manusia daging menjadi manusia rohani sehingga bisa
memuaskan dan menyengkan hati Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama, menjadi
kesaksian bagi sesama kita sekalian.
Buah
yang terakhir adalah buah mempelai, buah-buah roh.
Galatia
5:22-23
5:22
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Kasih,
sukacita dan damai sejahtera, itu tabiat Allah Bapa.
Kesabaran,
kemurahan dan kebaikan, itu tabiat Anak Allah.
Kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri, itu tabiat Allah Roh Kudus.
Saya
masih bergumul terus supaya buah-buah ini semakin matang. Kadangkala bisa
menguasai diri, tetapi di sisi lain terlepas kontrol.
Kadangkala
buah itu belum matang. Kita sebagai manusia daging masih seringkali muncul
kedagingan kita. Mulai ada buah kasih, buah sukacita, tetapi dihimpit dengan
kedagingan kita sehingga buah itu gugur, buah itu busuk. Tuhan mau supaya buah
itu terus bertumbuh dan matang menyenangkan dan memuaskan hati Tuhan.
Kita
terus bergumul, berdiri di atas korban Kristus, percaya, bertobat, lahir baru,
layani Tuhan dengan sungguh-sungguh, berubah, sehingga kita memiliki gambar
tabiat Allah Tritunggal, kita mau dibawa sama mulia dengan Yesus Kristus.
Batu itu dibuang tetapi menjadi batu penjuru,
itu bicara Korban Kristus. Untuk terlibat dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus memang dibutuhkan pengorbanan-pengorbanan. Pengorbananan waktu, tenaga,
harta, pikiran, perasaan tetapi berarti kita sedang meletakan Yesus sebagai
kepala atas rumahNya, atas tubuhNya. Yesus adalah kepala yang bertanggung jawab
penuh atas tubuhNya. Tidak usah takut, apapun yang kita korbankan tidak
apa-apa, Tuhan sebagai kepala bertanggung jawab penuh atas kita tubuhnya.
Hubungan kepala dengan tubuh adalah hubungan
saling ingat. Apa itu?
1.
Yesaya
49:14-15
49:14
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan
aku."
49:15
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak
dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Tuhan
ingat kita hanya bayi yang tidak berdaya, yang tidak bisa hidup tanpa ibunya
sekalipun dalam kelimpahan. Apalagi kita hidup bagaikan di tengah padang gurun,
kita hanya bayi! Sebagai timbal balik kita selalu ingat Tuhan, supaya bayi itu
hidup dalam tangan anugerah Tuhan, tangan belas kasihan Tuhan. Kalau kita pikir
kita hebat, kita lupa Tuhan! Dalam study merasa hebat, sudah lupa Tuhan. Dalam
pelayanan merasa hebat, sudah lupa Tuhan. Padahal kita hanya bayi, tidak bisa
berbuat apa-apa, mau menggaruk yang gatal saja tidak bisa.
Kita
selalu ingat Tuhan, banyak
menyembah Tuhan. Ingat bayi Musa, dihanyutkan di sungai Nil, hanya satu kata untuk dia ‘mati!’. Di sungai
Nil banyak binatang buas, dia didapat oleh Puteri Firaun, seharusnya tinggal
dibunuh karena tahu ini bayi orang Ibrani. Tetapi Musa menangis, hati putri
Firaun tergerak oleh belas kasihan, dia angkat Musa menjadi pangeran. Keadaan
kita seperti itu, bagaikan bayi Musa yang dihanyutkan di sungai Nil, tidak bisa
berbuat apa-apa. Biarlah kita banyak menangis menyembah Tuhan. Biarpun punya
ijazah, punya kedudukan, punya kekayaan, selalu ingat kita hanya bayi.
Kita
punya kebun luas, kita tanam beberapa jenis tanaman yang lagi mahal harganya,
kalau Tuhan tidak tumbuhkan bagaimana. Tanaman sudah tumbuh, sudah berbuah,
kita mau panen malah orang lain yang duluan datang panen. Sebab itu selalu
ingat kita hanya bayi tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan ingat kita hanya bayi
dan kita selalu ingat Tuhan lewat penyembahan.
2.
Mazmur
103:14
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat,
bahwa kita ini debu.
Tuhan
ingat kita ini hanya debu tanah yang kotor. Sebagai timbal balik biar kita juga
ingat kita ini hanya debu tanah, banyak kelemahan, kotor, perlu dibersihkan,
perlu beraa di tangan Tuhan penjunan. Mungkin orang injak-injak kita lewat
dikata-katai, dihina, difitnah, ingat kita hanya debu tanah. Semakin diinjak,
semakin merendahkan diri, ingat debu tanah itu ada di tangah Tuhan Sang
Penjunan, kita diciptakan menjadi bejana kemuliaan. Orang semakin menginjak kita, kita semakin
dipakai Tuhan. Sampai nanti Tuhan menciptakan kita kembali segambar dengan
Allah Tritunggal.
Namun
kadang kita merasa hebat, merasa emas, apalagi kalau sudah punya ini dan itu.
Emas itu tidak di tangan Tuahn! Contohnya Ayub. Pasal 1 Ayub itu suci, saleh, orang terkaya. Di
pasal 32 dia merasa emas sehingga ada kebenaran diri sendiri, merasa lebih
benar dari Tuhan, lebih benar dari sesama. Seringkali kami hamba Tuhan seperti
itu. Sudah dipakai, sudah diorbitkan Tuhan, mulai merasa lebih benar dari hamba
Tuhan yang lain, merasa lebih dipakai dari hamba Tuhan lain sehingga
merendahkan hamba Tuhan lain. Jemaat juga ikut-ikutan, mulai merendahkan
pendeta-pendeta lain. Jangan! Ingat kita ini hanya debu tanah. Ayub diuji
habis-habisan, akhirnya dia duduk di debu dan abu, dia cabut perkataannya yang
salah.
Ayub
42:5-6
42:5
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku
sendiri memandang Engkau.
42:6
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam
debu dan abu."
Jangan
tunggu sudah diuji habis-habisan baru sadar. Kalau kami hamba Tuhan sudah
habis-habisan pelayanan, jemaat sudah habis-habisan baru mengaku ‘saya hanya
tanah liat’. Guru kami mengatakan mendatangkan 1 jiwa saja saya tidak mampu.
Saya menangis di Tonusu, kalau beribadah masih banyak yang kosong. Saya berdoa
supaya Tuhan kirim jiwa. Kita ini hanya tanah liat yang berada di tangan Tuhan.
Tuhan mampu membentuk kita menjadi bejana kemuliaan, Tuhan mampu menciptakan
kita kembali segambar dengan Dia.
3.
Mazmur
144:3-4
144:3
Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak
manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?
144:4
Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.
Tuhan
ingat bahwa kita ini hanya seperti angin, seperti uap, suatu saat pasti hilang
tidak ada bekasnya. Daud, seorang yang hebat luar biasa. Suatu ketika Daud
merasa bahwa dia berharga dan dia tidak mau ikut berperang. Saya raja koq, yang
berperang panglima saja. Apa yang terjadi? Daud jatuh di dalam dosa zinah
dengan Betsyeba. Biarlah kita selalu ingat kita ini hanya seperti uap, bayang-bayang
yang lewat, tidak berharga apa-apa. Begitu kena angin pengajaran palsu, hilang!
Begitu kena angin pencobaan, hilang. Selalu ingat kita hanya angin, kita butuh
Yesus, kita butuh Tuhan, kita tidak bisa lepas dari pribadi Tuhan. Bukti kita
butuh Yesus, butuh Tuhan kita selalu merendahkan diri di bawa kaki Tuhan, kita
bawa diri kita untuk selalu digembalakan dalam penggembalaan yang benar yang
dibina oleh pengajaran yang sehat. Waktu Yesus datang, Tuhan ingat kita dan
mengangkat kita ke awan-awan, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah bersama
Yesus selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar