Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:1-5
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan
desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu
orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan
bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka
tidak bercela.
144.000 orang ini merupakan inti dari
Mempelai Wanita Tuhan yang terdiri dari 12 suku Israel. Kecuali suku Dan tidak
masuk, diganti dengan Manasye. Dikatakan mereka berada bersama Yesus Anak Domba
Allah di bukit Sion, mereka mengikut kemanapun anak Domba itu pergi. Ini
menunjukan pengikutan kepada Yesus ditandai percikan darah. Di dalam percikan
darah kita mendapatkan segala sesuatu. Naik ke atas bukit menunjukan
peningkatan rohani. Jadi pengikutan kita kepada Yesus ditandai dengan percikan
darah dan peningkatan rohani sampai tidak bercela, sampai sempurna!
Pengikutan dan peningkatan rohani ini
merupakan suatu perlombaan rohani.
Ibrani 12:1-2
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah.
Tentu dalam suatu perlombaan atau suatu
pertandingan ada mahkota atau piala yang akan diraih. Perlombaan rohani ini
adalah hal yang wajib bagi kita. Percikan darah dan peningkatkan rohani itu
wajib kita alami. Percikan darah yang kita alami bentuknya macam-macam, ada
yang digosipkan, difitnah, dikata-katai dan lain sebagainya. Itu wajib kita
alami karena kita sedang berlomba, jangan mundur!
I Korintus 9:24-27
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk
memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota
yang abadi.
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku
bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.
Kita masuk pertandingan rohani untuk mendapat
mahkota yang abadi, itulah mahkota mempelai = menjadi mempelai wanita Tuhan
yang sempurna. Perlombaan atau pertandingan rohani itu digambarkan seperti
lomba lari dan pertandingan tinju. Dalam berlari tidak boleh sembarang, ada
sasarannya. Juga dalam bertinju tidak boleh sembarang, ada sasarannya. Sebab
itu dibutuhkan latihan untuk kita bisa menguasai diri kita sepenuhnya. Pertanyaannya
di mana tempat latihan?
I Timotius 4:7-10
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek
tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu
berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun
untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang,
karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua
manusia, terutama mereka yang percaya.
Tempat latihan kita di dalam ibadah
pelayanan. Sikap dalam latihan bagaimana? Berjerih payah dan berjuang. Coba
kalau latihannya asal-asal, begitu ikut pertandingan malah KO. Kita harus
latihan sungguh-sungguh, berjerih payah dan berjuang. Ada yang menempuh jarak
jauh, ada yang tergembala secara online karena keadaan. Kita yang dekat bisa
terjangkau, berjerih payah juga serta berjuang. Belum lagi mendengar perkataan
sumbang dan lain-lain.
Siapa yang melatih?
Hosea 7:15
7:15 Sekalipun Aku telah melatih dan menguatkan
lengan-lengan mereka, namun mereka merancang kejahatan terhadap Aku.
Tuhan yang melatih kita. Kita tidak melihat
Tuhan langsung di sini, tetapi Tuhan melatih kita lewat perantaraan
hamba-hambaNya yang benar tahbisannya, bukan hamba Tuhan yang asal. Dalam suatu
lomba, yang menjadi penentu di situ atlet dan juga pelatihnya. Kalau pelatihnya
tidak mantap, atletnya, menu
latihannya kurang mantap dan waktu bertanding kalah terus.
I Korintus 3:9
3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu
adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Tuhan pelatih lewat kawan sekerja Allah
itulah hamba-hamba Tuhan. Apa bukti hamba Tuhan itu adalah kawan serja Allah?
I Korintus 4:1-2
4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami:
sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang
demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Buktinya Tuhan percayakan pembukaan rahasia
Firman dan dapat dipercaya! Kalau hamba Tuhan sudah Tuhan percayakan rahasia
Firman, jemaat jangan ragu untuk melahap menu latihannya, jangan ragu untuk
mempercayakan diri digembalakan. Kalau tidak ada pembukaan rahasia Firman
jangan datang, rugi!
Topang dan dukung pelayanan hamba Tuhan yang
Tuhan percayakan rahasia Firman, jangan dilawan! Ini akibatnya kalau melawan
pelatih!
Ulangan 17:12
17:12 Orang yang berlaku terlalu berani dengan tidak
mendengarkan perkataan imam yang berdiri di sana sebagai pelayan TUHAN,
Allahmu, ataupun perkataan hakim, maka orang itu harus mati. Demikianlah harus
kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.
Akibatnya rohaninya mati dan kalau dibiarkan
dia sedang menuju kematian kedua di neraka. Saya dipercaya Tuhan sebagai
pelatih harus berlatih sungguh-sungguh, jemaat yang Tuhan percayakan juga harus
berlatih sungguh-sungguh sehingga kita mendapatkan mahkota abadi, layak menjadi
mempelai wanita Tuhan yang sempurna.
Apa menu latihannya?
1.
Ibrani
12:1
12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Menu
pertama adalah menanggalkan beban dosa dan dosa yang merintangi, itulah jerat dosa. Beban dosa adalah
dosa-dosa yang dibelakang, yaitu dosa yang sudah kita perbuat, pikirkan,
katakan, yang timbul di dalam hati kita, itu semua harus ditanggalkan, dibuang.
Ditanggalkan dengan proses diselesaikan, diakui kepada Tuhan dan sesama. Bukan
dilupakan begitu saja dengan pikiran kita, nanti kalau sudah dilupa tidak ada
yang tahu lagi. Jangan! Karena Pengkhotbah mengatakan Allah mencari yang sudah
lalu, yang sudah kita perbuat, katakan, pikirkan, angan-angankan, timbul di
hati, akui semua itu!
Pengkhotbah
3:15
3:15
Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah
mencari yang sudah lalu.
Bahkan
yang sudah kita rancangkan harus kita selesaikan. Kita tidak bisa berlomba
dengan baik kalau beban dosa itu masih ada, tidak akan bisa! Perlombaan kita
pasti gagal, pelayanan kita pasti gagal. Kenapa banyak hamba Tuhan dan pelayan
Tuhan tiba-tiba hilang? Karena ada beban dosa yang belum sepenuhnya ditanggalkan,
masih ada yang belum diselesaikan. Coba pikul 50kg, awal-awal lari masih kuat,
tetapi lama-lama sudah
ngos-ngosan. Kalau sudah ngos-ngosan yang sering terjadi bukan bebannya yang
dia buang tetapi pelayanannya yang dia buang. Dosanya yang harus kita buang!
Pelayanan tetap kita pertahankan, melayani sampai garis akhir.
Proses
menanggalkan beban dosa:
a) II Timotius 3:16; 4:2
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran
dan pengajaran.
Jadi proses pertama adalah mendengar Firman
yang menyatakan dosa itulah Firman yang dibukakan rahasia oleh Tuhan. Kita
sering berdoa ‘Tuhan bukakanlah rahasia Firman’ tetapi begitu pendeta khotbah, ditunjuk
salahnya malah ngomel, marah! Betul-betul kita berdoa minta pembukaan rahasia
Firman, waktu Firman menyatakan dosa kita, sadarlah, menyesal dan akui kepada
Tuhan dan sesama, selesaikan. Kita seharusnya bersyukur, terima kasih Tuhan,
doaku dijawab, Tuhan bukakan salahkku supaya beban dosa itu saya tanggalkan. Tuhan
memperhatikan kita, Tuhan mau supaya kita menanggalkan beban dosa. Beban dosa
itu beban terberat, membebani kita di dunia sampai di neraka. Kalau sakit lalu
meninggal, sudah selesai beban sakitnya. Tidak punya uang, setelah meninggal
selesai sudah bebannya. Tetapi kalau ada beban dosa, setelah meninggal terus
membebani sampai ke neraka, pertanggung jawabannya di neraka, selama-lamanya
menderita.
Jadi kalau dalam ibadah ada Firman yang
dibuka rahasianya kemudian tetap mempertahankan beban dosa, maka hidupnya semakin berat, nikah semakin
berat, pekerjaan semakin berat, study semakin berat, hanya air mata yang ada! Begitu
juga kalau masuk dalam ibadah lalu tidak ada pembukaan rahasia Firman, beban
dosa tidak ditanggalkan, malah semakin
berat hidupnya. Datang ibadah dengan pergumulan, pulang semakin banyak
pergumulannya, beban semakin berat. Tetapi anehnya banyak orang Kristen malah
marah kalau Firman menunjuk dosanya, tetap dia mau pikul dosanya. Lebih senang
Firman yang mengelus-elus dosa, Firman yang hanya mengenakan daging.
Yeremia 5:31
5:31 Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar
dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang
akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?
Kalau FirmanNya tentang diberkatilah kamu,
dia berkata luar biasa Firman Tuhan dahsyat. Tetapi ketika Firman menunjuk dosa
‘terkutuklah orang yang lalai dalam pekerjaan Tuhan’ dia malah marah.
Mari kita lembutkan hati saat mendengar
Firman.
Yakobus 1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan
kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang
tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Terima dengan lemah lembut, mulai dari kami
hamba Tuhan. Jangan hanya berkata jemaat harus begini harus begitu. Kalau
jemaat disuruh lembutkan hati menerima Firman, lalu gembala bagaimana?
II Timotius 4:2
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan
segala kesabaran dan pengajaran.
Gembala harus sabar, ada yang cepat berubah,
ada yang butuh waktu yang panjang untuk berubah, tetap harus sabar
menyampaikan. Sabar dan dengan lemah lembut, dengan kasih Tuhan. Coba kalau
waktu Yesus bertemu perempuan Samaria langsung ditegur keras ‘hei kau
bertobat!’ tidak berubah perempuan itu. Yesus lebih dulu minta air, perempuan
itu menjawab “kamu orang Yahudi, aku orang Samaria, kita tidak bergaul!” Yesus
berkata “percayalah hai perempuan kalau kamu berikan Aku air, kamu akan
menerima air kehidupan yang akan memancar sampai hidup yang kekal”. Lembut
bahasa Tuhan Yesus. Lalu perempuan itu berkata “berilah air itu supaya aku
tidak haus lagi”. Dia akui kesalahannya, ternyata selama ini dia berbuat dosa
karena haus, kering rohaninya. Masuk Firman lebih keras “panggil suamimu!”.
Perempuan itu berkata “aku tidak punya suami”. Jawab Yesus “tepat katamu,
engkau sudah 5 kali kawin cerai, yang sekarang bukan suamimu!”. Perempuan itu berubah dan tertolong hidupnya. Perempuan yang bejat bisa menjadi
kesaksian, banyak orang di kota Sikhar percaya kepada Yesus.
Jemaat dituntut lemah lembut, gembala juga sampaikan Firman
dengan lemah lembut dan penuh kesabaran dan pengajaran. Bukan kompromi dengan
dosa tetapi ada proses. Tetapi kalau sudah dinasihati lalu tidak terima, maka
nasihat meningkat menjadi teguran keras. Kalau sudah ditegur masih belum
mendengar juga nanti Tuhan yang hajar, jangan pendetanya yang hajar! Serahkan
pada Tuhan, nanti ada caranya Tuhan.
b) Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah
diampuni jangan diperbuat lagi. Yudas sadar dan menyesali dosanya, tetapi tidak
dia akui. Dia pergi kepada imam imam kepala ‘aku telah menyerahkan orang yang
tidak bersalah’ dan ia melempar uang 30 keping perak. Imam-imam kepala berkata
‘itu urusanmu!”. Tetapi Yudas pergi lalu menggantung diri.
Mari kita sadar, menyesal, mengaku dosa
kepada Tuhan dan sesama.
I Yohanes 1:7-9
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama
seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan
yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka
kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
Ketika kita mau menyelesaikan dosa maka darah
Yesus mengampuni dosa kita, menghapus dosa kita seakan-akan kita tidak pernah
berbuat dosa itu. Dan mencabut akarnya, berarti beban dosa sudah ditanggalkan.
Kalau beban dosa sudah ditanggalkan maka ada kelegaan, hati tenang, damai
sejahtera, semua menjadi enak dan ringan. Pelayanan menjadi enak dan ringan
tidak mungkin ditinggalkan, nikah menjadi enak dan ringan tidak mungkin
ditinggalkan. Pelayanan apapun yang membuat berat itu adalah beban dosa.
Selain beban dosa, dosa yang merintangi, dosa
di depan yang menjerat harus disingkirkan, jangan ada. Setan itu memasang jerat
dosa di tempat-tempat yang kita datangi dan lewati. Bahkan dalam gereja, dalam
ibadah. Makanya kita harus ekstra hati-hati.
Contoh jerat dosa yang setan pasang dalam
ibadah pelayanan adalah kesombongan. Selesai pelayanan lalu ada yang puji ‘luar
biasa pelayananmu’
langsung jadi bangga, jadi sombong, mulai meremehkan yang lain. Pengerja baru
sekali khotbah lalu ada yang puji ‘luar biasa, lebih hebat dari om gembala’
sudah mulai mau dongkel gembala yang sudah berkali-kali khotbah. Begitu kita
melayani ada yang hina, mulai kecewa, mulai putus asa. Itu juga sudah kena
jerat dosa. Semakin kencang dia lari begitu kena jerat cederanya betapa berat
dialami.
Juga setan pasang jerat pengajaran palsu.
Ulangan
12:29-30
12:29 "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan
dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila
engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
12:30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena
jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan
supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata:
Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku pun mau berlaku
begitu.
Sebab itu bertanya saja tidak boleh, apalagi
mempelajarinya. Tetapi kadangkala kita merasa punya filter. Kali ini saya
dengar mau bandingkan. Ini bukan study banding! Kalau sekolah memang ada study banding supaya meningkat,
tetapi kalau soal yang rohani tidak ada study banding, sekali dengar bisa kena
jerat. Begitu dengar ajaran sesat, ajaran yang benar di gerejanya mulai
dihina-hina. Kalau bicara sama saja, itu sudah kena jerat! Makanya dalam
fomulir imam dicantumkan kalau mau mengikuti suatu persekutuan harus tanya
gembala, seizin gembala, jangan lari-lari sendiri. Bertanya saja tidak boleh,
apalagi cari tahu lebih dalam, tidak boleh!
Jerat dosa dan jerat ajaran palsu mengikat
dan menyeret kita keluar dari kebenaran menuju kebinasaan. Cara menghadapi
jerat dosa dan ajaran palsu adalah pegang teguh Firman pengajaran yang benar,
artinya dengar dan praktekan sampai Firman itu mendarah daging di dalam kita. Kalau
sudah tahu rica itu pedis, biar orang bilang manis kita tidak akan percaya.
Jadi untuk menanggalkan beban dosa dan
menyingkirkan jerat dosa hanya lewat Firman pengajaran yang benar yang kita
dengar dan praktekan, kita bisa berlari sampai garis finish, larinya kencang
enak dan ringan, tidak perlu takut ada sandungan di depan dan kita bisa
mendapat mahkota kekal dan rohani.
2.
Ibrani
12:2
12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin
kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Menu
latihan kedua adalah memandang Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa =
memandang Yesus Imam Besar. Jangan pandang manusia, pandang Yesus saja.
Praktek
memandang Yesus Imam Besar:
a) Ibrani 7:26
7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita
perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari
orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Prakteknya meneladani Yesus yang saleh dan
suci. Yesus bekerja sama dengan hamba Tuhan. Jadi meneladani Yesus yang saleh
dan suci = meneladani hamba Tuhan yang saleh dan suci. Jadi saya sebagai pelatih
tunjukan teladan, saya mau melatih dan mengajar untuk saleh dan suci, lalu saya
tidak begitu, bagaimana bisa. Saleh itu taat dan sungguh-sungguh beribadah.
Jadi meneladani Yesus yang saleh dan suci adalah taat dan setia dalam ibadah
supaya disucikan. Jemaat lihat pak gembala sungguh-sungguh beribadah dan
menjaga kesucian maka jemaat juga bisa taat dan setia dalam ibadah pelayanan
sehingga disucikan. Bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok, di situ tempat
penyucian tubuh, jiwa dan roh. Dalam ibadah raya, ibadah pendalaman Alkitab dan
ibadah doa penyembahan kita disucikan secara terus menerus sampai suci seperti
Yesus suci. Makanya rasul Paulus tidak ragu mengatakan teladani aku seperti aku
meneladani Yesus! Sebagai hamba Tuhan bisa diteladani kesalehannya dan
kesuciannya.
II Timotius 3:10
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara
hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
I Timotius 4:12
4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.
Saya meneladani pendahulu, tidak mungkin saya
putuskan hubungan dengan pendahulu, tidak boleh! Itu namanya tidak tahu
berterima kasih. Terlepas mereka ada kekurangannya, itu karena mereka masih
manusia. Tetapi tetap teladani kesucian dan kesalehannya. Selama saya
meneladani bapak gembala, sampai sudah diinfuspun masih tetap melayani. Soal
kesucian apalagi! Bukan mengkultuskan hamba Tuhan tetapi meneladani. Seperti Timotius
meneladani Paulus, Timotius juga diteladani jemaat, diteladani generasi
penerus. Jadi tidak putus rantai pemakaian dan kepercayaan Tuhan. Semakin suci,
semakin diurapi Roh Kudus, semakin nyata pemakaian Tuhan. Biar orang mau hambat
dan empang, kalau dia orang yang suci maka dia adalah bintang yang terang
benderang, tidak bisa dihalangi oleh siapapun!
Daniel 12:3
12:3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti
cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang bijaksana itu orang yang taat
dengar-dengaran pada Firman, maka dia disucikan. Biar dibilangi dia begini dan
begitu tetapi kalau hamba Tuhan itu saleh dan suci dia bercahaya, orang tidak
bisa halangi pelayanannya. Sementara
yang menghalangi-halangi tambah redup dan bintangnya gugur! Ini yang kita
waspadai, lihat yang saleh dan suci jangan kita usik. Kalau diusik maka kita
yang jadi redup bahkan sampai gugur.
Kalau ada urapan, bercahaya, jadi kesaksian.
Bisa dilihat kesaksian-kesaksian hidupnya, perbuatannya, perkataannya. Kalau
saya berkhotbah tanpa kesalehan dan kesucian hanya seperti pedagang di pasar
tawari dagangannya. Bersaksi dan berkhotbah tanpa kesucian dan urapan, itu hanya
seperti calo di terminal.
Mari kita melayani Tuhan dalam kesucian dan urapan
Roh Kudus, maka kita menjadi bintang yang bercahaya. Kita tampil beda dengan
dunia.
Roma 12:2
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Tampil beda dengan dunia, jangan pakai
cara-cara dunia. Kalau ada kesucian dan urapan maka pelayanan bisa jadi tertib
dan teratur, tidak bolong-bolong.
II Timotius 1:7
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh
ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Kalau kita saleh dan suci maka dalam
pelayanan tertib dan teratur. Percayalah secara jasmani juga hidup kita Tuhan
tata rapi dan indah.
b) Ibrani 12:3
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung
bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Menghadapi praktek yang kedua ini banyak yang
mundur. Yang kedua meneladani Yesus yang tekun menanggung penderitaan atau
bantahan yang hebat. Katanya kalau saleh dan suci hidup jadi rapi, ini saya
malah dipecat dari pekerjaan! Saya difitnah, saya digosipkan! Jangan lupa ayat
3 ini, harus tekun menanggung bantahan, tekun menanggung penderitaan. Jangan
cepat-cepat keluar, kalau diperhadapkan dengan penderitaan nikmati itu. Berarti
saya sedang memandang Yesus Imam Besar, saya pasti mencapai finish, saya pasti mendapat
mahkota. Olahragawan kalau berlatih itu sampai menderita. Begitu juga kita,
dalam perlombaan rohani diperhadapkan dengan penderitaan. Itu melatih kita
menjadi kehidupan yang kuat dan teguh hati. Kuat dan teguh hati itu sikap
menanti kedatangan Yesus.
Mazmur 27:14
27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah
hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Semakin dekat finish tenaga semakin
berkurang. Sudah mendekati ronde 12 tenaga sudah berkurang, kalau tidak kuat
teguh hati kita bisa KO, sudah mau finish malah tumbang.
Pengertian kuat teguh hati:
1)
Saat menghadapi
dosa sampai puncaknya dosa tetap bertahan hidup benar dan suci. Ingat selalu
Yesus sudah mau datang, kita sudah dekat garis finish, tetap hidup benar dan
suci. Menjelang Yakub mau bertemu dengan Ishak, Ruben gugur, tidur dengan Bilha
isteri papanya. Jadi menjelang Yesus datang kedua kali, bertahanlah untuk hidup
benar dan suci. Kepungan dosa memang semakin hebat. Yakub menghadapi pergumulan
dalam hal kenajisan ini memang luar biasa, anaknya
Dina digagahi, Rahel isterinya meninggal, dalam masa perkabungan anaknya Ruben
berbuat dosa kenajisan dengan Bilha isterinya. Ini yang dihadapi gereja Tuhan
akhir zaman ini. Tetap kuat teguh hati menghadapi dosa yang semakin luar biasa,
lewat handphone, lewat televisi dan lain sebagainya. Kaum muda bertahan hidup
benar dan suci karena Yesus sudah mau datang.
2)
Saat
menghadapi terpaan angin pengajaran yang palsu termasuk gosip-gosip tetap
pegang teguh Firman pengajaran yang benar. Karena Yesus yang empunya pengajaran
akan segera datang. Saat
Dia datang lalu kita tidak teguh
dalam pengajaran, kita ketinggalan, tidak diterima, ditolak oleh Yesus. Aku sudah bernubuat demi
namaMu, mengusir setan demi namaMu, melakukan mujizat demi namaMu. Tetapi Yesus
katakan ‘enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan. Kenapa? Karena tidak
melakukan kehendak Tuhan, tidak taat pada pengajaran yang benar. Begitu banyak
angin pengajaran palsu dan selalu menawarkan keuntungan-keuntungan jasmani,
kelihatan lebih baik, lebih peduli dibandingkan yang dalam pengajaran.
3)
Saat
menghadapi masalah tidak kecewa, tidak putus asa, tetap berharap Tuhan, sebab
Yesus akan segera datang. Menghadapi masalah nikah dan buah nikah, masalah
dalam pelayanan tetap berharap Tuhan, jangan kecewa dan putus asa. Ingat
keselamatan dikerjakan masing-masing. Tetap kuat teguh hati dan tetap
bergumul supaya nikah dan buah nikah tertolong.
Saya
teladani papa sebagai gembala, menghadapi masalah pukulan telak dari buah
nikahnya, beliau tetap melayani, tetap kuat! Jangan kita kecewa, jangan putus
asa.
Kalau
disimpulkan kuat dan teguh hati adalah dalam menghadapi segala sesuatu ingat
Yesus sudah mau datang! Sehingga kita tetap berada di jalur yang benar untuk
mencapai garis finish, mencapai garis akhir.
Hasilnya
kalau kita kuat teguh hati:
I
Tawarikh 19:13
19:13
Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk
kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya."
Tuhan
menjadikan semua yang baik di mata Tuhan untuk kita. Ingat, baik di mata Tuhan!
Bukan baik di mata kita. Seringkali kita lihat ini tidak baik, tetapi itu baik
di mata Tuhan. Jadi pandangan kita selalu kepada Tuhan, jangan lihat yang di bawah
ini, lihat yang di atas. Semakin dekat
garis akhir semua semakin baik. Sampai ketika kita mencapai garis akhir kita
dapatkan yang terbaik, itulah mahkota yang abadi, mahkota Mempelai, kita layak
menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.
I
Korintus 9:25
9:25
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai
dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu
mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Tuhan
sudah panggil kita, Tuhan sudah pilih kita, Tuhan bawa kita masuk dalam suatu
perlombaan yang rohani karena Tuhan sudah menyiapkan mahkota mempelai bagi kita.
Saat kita diperhadapkan tantangan dan pergumulan, menghadapi segala sesuatu,
ingat selalu bahwa Yesus sudah mau datang sehingga kita bertahan mengikut Yesus
sampai garis akhir, sampai mendapat mahkota Mempelai.
Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar