20240605

Kebaktian PA Imamat, Rabu 5 Juni 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Ada 5 kutukan kepada orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.

1. Imamat 26:16,25 Penyakit

2. Imamat 26:17,25,33,36-39 Pedang atau perang

3. Imamat 26:19-20,26,29 Kelaparan

4. Imamat 26:22 Binatang liar atau buas

5. Imamat 26:30-32 Ibadahnya dihancurkan.

 

Kita masih membahas poin yang ketiga yaitu kelaparan.

Imamat 26:19-20,26,29

26:19 dan Aku akan mematahkan kekuasaanmu yang kaubanggakan dan akan membuat langit di atasmu sebagai besi dan tanahmu sebagai tembaga.

26:20 Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.

26:26 Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.

26:29 dan kamu akan memakan daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan.

 

Akan ada kelaparan yang dahsyat yang akan melanda bumi ini secara umum dan juga secara khusus kepada gereja Tuhan. Kelaparan itu adalah kelaparan secara jasmani dan yang terutama kelaparan secara rohani, lapar akan Firman Tuhan.

 

Akibat dari kelaparan:

1.      Makan tetapi tidak kenyang. Artinya tidak pernah puas di dalam ibadah dan juga di dalam nikah, sehingga mencari kepuasan di dunia bahkan kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Tadi dikatakan 10 orang perempuan membakar roti di dalam 1 pembakaran. Ini 1/10 yang negatif. Kalau 1/10 yang positif kita mengembalikan milik Tuhan, Tuhan bukakan tingkap langit, berkat dicurahkan, ada makanan di dalam rumah Tuhan, itulah makanan Firman.

Maleakhi 3:10

3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

 

Jika kita kembalikan milik Tuhan maka Tuhan menyediakan makanan di rumahNya, itulah pembukaan rahasia Firman. Rohani gereja Tuhan bisa makan, tidak lapar.

 

Tetapi tadi dalam Imamat 26:26, ada 10 perempuan yang membakar roti di dalam 1 pembakaran, mereka makan tetapi tidak kenyang, itu bicara 1/10 yang negatif. Tidak jujur soal milik Tuhan itu salah satu penyebab kita masuk dalam kelaparan rohani, kelaparan akan Firman Tuhan.

 

2.      Imamat 26:29

26:29 dan kamu akan memakan daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan.

 

I Tesalonika 2:7,11

2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,

 

Hamba Tuhan adalah orang tua rohani, sidang jemaat adalah anak-anak rohani. Jadi memakan anak sendiri artinya penggembalaan hancur, yaitu gembala melayani hanya untuk mendapatkan keuntungan jasmani dari sidang jemaat, anak-anak rohani. Sedangkan rohani sidang jemaat dibiarkan mati! Yang penting gembala mendapat keuntungan, jemaat mau mati rohaninya terserah! Juga akan berdampak pada nikah sebab ibadah pelayanan dan nikah itu tidak dapat dipisah. Kalau penggembalaan hancur, pelayanan hancur, maka nikah dan buah nikah pasti hancur.

 

Dalam Alkitab ada 3 kali terjadi kelaparan yang menubuatkan kelaparan yang akan terjadi di akhir zaman ini.

1.      Kelaparan di zaman Yusuf, kelaparan di Mesir meluas ke Kanaan. Kelaparan meluas dalam penggembalaan dan masuk dalam kegerakan-kegerakan rohani tetapi tidak ada pembukaan rahasia Firman.  (Kejadian 42:1-2)

 

2.      Kelaparan di zaman Elia (I Raja-raja 17:7-16, Lukas 4:25)

Lukas 4:25

4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.

 

I Raja-raja 17:7-16

17:7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.

17:8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:

17:9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."

17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."

17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."

17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

 

Di sini ada kelaparan yang melanda Israel 3,5 tahun lamanya. Ini menubuatkan keadaan krisis di akhir zaman ini, kelaparan secara jasmani, juga kelaparan secara rohani yang memuncak pada zaman antikristus.

 

Dikatakan sungai menjadi kering. Artinya kepada kita, akan terjadi nanti segala sumber di dunia ini mulai kering, tidak bisa diharapkan lagi untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Ini akan terjadi dan sedang terjadi, apalagi ketika antikristus berkuasa, semua sudah dikuasai! Mungkin sekarang dia konglomerat, punya kekayaan, punya kedudukan dan sebagainya, tetapi kalau antikristus sudah berkuasa, disita semuanya.

 

Dalam kelaparan di zaman Elia banyak janda di Israel tetapi yang dilawat Tuhan adalah janda di Sarfat daerah Sidon, bangsa kafir. Jadi kita bersyukur kita bangsa kafir mendapatkan lawatan Tuhan lewat pembukaan rahasia Firman.

 

Firman dipercayakan kepada bangsa Israel.

Roma 3:2

3:2 Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

 

Tetapi rahasia Firman dibuka justru kepada kita bangsa kafir. 

Efesus 1:8-10

1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus

1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

 

Kolose 1:25

1:25 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,

 

Ini yang harusnya kita syukuri dan hargai sungguh-sungguh. Kepada kita Tuhan bukakan rahasia Firman supaya kita bisa menghadapi kelaparan yang dahsyat di akhir zaman ini. Kita dilawat oleh Tuhan, tetapi bukan hanya kita, kita dilawat Tuhan untuk membangkitkan cemburu israel, supaya mereka membuka hati kepada Tuhan. Kalau mereka sudah menerima pembukaan rahasia Firman ini, itu alarm bagi kita bahwa pintu kemurahan akan tertutup.

 

Janda di Sarfat itu gambaran kehidupan bangsa kafir yang banyak kelemahan. Lewat pelajaran ini Tuhan tunjukan kepada kita, segala kehebatan manusia tidak akan bisa mengatasi kelaparan yang hebat yang akan melanda dunia. Kita ini banyak kelemahan, sekalipun ilmuan meneliti dan membuat sesuatu yang luar biasa tetapi kita manusia banyak kelemahan, tidak bisa mengatasi kelaparan yang hebat melanda dunia ini. Apalagi kalau antikristus berkuasa.

 

Tetapi syukur kepada Tuhan, kita banga kafir dilawat oleh Tuhan. Selama pintu kemurahan Tuhan masih terbuka, kita hargai dan manfaatkan sungguh-sungguh.

 

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan menghadapi kelaparan di akhir zaman ini:

a)      Memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak. Apa artinya? Tepung menunjukan Firman Allah, kemudian minyak menunjukan urapan Roh Kudus. Jadi ini adalah Firman dalam urapan Roh Kudus.

 

Tepung yang dimiliki janda itu segenggam. Segenggam adalah ukuran jantung manusia. Jadi memiliki segenggam tepung artinya Firman itu sudah harus masuk di jantung hati kita, tersimpan dalam jantung hati kita. Bukan sekedar ditabur dan hilang. Seperti perumpamaan penaburan, benih ditabur di pinggir jalan habis dimakan oleh burung.

 

Proses Firman tersimpan dalam jantung hati kita:

1)      Mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus sehingga tidak bisa dibatasi oleh apapun. Di mana ada Roh Kudus di situ ada kebebasan, ada kemerdekaan. Jangan diartikan kebebasan secara jasmani sehingga dalam gereja tampil sesuka hati. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah bebas mendengar Firman, tidak dibatasi oleh apapun.

II Korintus 3:17

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

 

Jadi jemaat mendengar Firman dalam urapan, hamba Tuhan memberitakan Firman dalam urapan, tidak bisa dibatasi oleh apapun maka kita bisa mendengar Firman dengan suatu kebutuhan, suatu perhatian penuh.

 

2)      II Timotius 2:7

2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

 

Kalau mendengar sudah dengan perhatian penuh maka proses kedua bisa mengerti Firrman.

 

3)      Percaya, yakin pada Firman, menjadi iman dalam hati kita. Firman tinggal di dalam kita, masuk di dalam jantung hati kita.

 

Yang Tuhan lihat adalah hati kita. Terutama dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, yang Tuhan lihat hati kita, apa yang ada di dalamnya. Waktu 120 murid berkumpul di Yerusalem, lalu mereka mencari pengganti Yudas yang sudah berkhianat dan mati. Doa mereka ‘Tuhan, Engkaulah yang melihat hati’ baru terpilihlah Matius. Ingat juga waktu Samuel mau mengurapi seorang anak Isai untuk menjadi raja di Israel. Yang tertua datang, yang kedua dan seterusnya, Samuel lihat luar biasa ini para prajurit. Di mata Samuel, inilah dia yang akan menjadi raja. Tuhan bilang “Aku tidak melihat rupa, Aku melihat hati”. Kalau hati kita mau diisi dengan Firman Tuhan berarti kita mengalami lawatan Tuhan, kita mau dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Bukti di hati ini ada Firman dalam urapan Roh Kudus:

Matius 15:19-20

15:19 Karena dari hati timbul segala 1pikiran jahat, 2pembunuhan, 3perzinahan, 4percabulan, 5pencurian, 6sumpah palsu dan 7hujat.

15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

 

Hati itu gudangnya dosa. Bukti di hati kita ada Firman, buang dosa-dosa yang tersembunyi di dalam hati. Ada 7 dosa di sini, 7 mengingatkan pada 7 lampu pada pelita emas. Kalau ada 7 dosa ini, pelita padam, hati gelap, seluruh hidupnya gelap. Kalau 7 dosa ini disingkirkan, di hati ada Firman dalam urapan Roh Kudus maka semua terang, seluruh hidupnya terang.

 

Segenggam juga berarti praktek Firman, taat pada Firman apapun resikonya. Ayo praktekan Firman, taat apapun resikonya. Ada perbuatan iman, ada segenggam tepung, maka Tuhan juga memegang tangan kita, kita ada dalam genggaman Tuhan. Menghadapi kelaparan ini yang pertama harus perhatikan harus ada Firman dalam hati dan kita mempraktekan Firman sehingga kita ada dalam genggaman Tuhan.

 

Kidung Agung 4:6

4:6 Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.

 

Bukti kita sudah mempraktekan Firman dan ada dalam genggaman Tuhan adalah ada ketenangan dalam hidup kita. Biarpun dunia krisis, goncang, goyang, tetapi kita tenang menghadapi semuanya itu. Mempraktekan Firman itu bagaikan membuat roti bundar kecil. Ada kata kecil di sini. Artinya praktek Firman itu mulai dari perkara-perkara yang kecil, setelah itu membesar.

 

b)      Mengumpulkan 2, 3 potong kayu api. Artinya rela mengalami nyala api ujian. Jangan heran kalau kita sudah memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak, sudah menyimpan Firman dalam hati kita dan dipraktekan lalu diperhadapkan api ujian, itu untuk mematangkan roti.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Sudah praktek Firman lalu diperhadapkan nyala api ujian, sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus, percikan darah. Sesungguhnya saat menghadapi percikan darah, itu salah satu bentuk lawatan Tuhan kepada kita. Janda di Sarfat itu adalah bangsa kafir, dia dilawat oleh Tuhan. Kita bangsa kafir dilawat oleh Tuhan, tandanya ada pembukaan rahasia Firman, ada roti bundar, tetapi belum matang, sebab itu harus dibakar. Kadangkala kita marah, ngomel, tidak lagi bergairah untuk beribadah, karena sudah praktek Firman tetapi malah sengsara, malah menderita. Itu sudah betul, kita sedang dilawat oleh Tuhan. Dan jangan takut, saat sengsara, api Roh Kudus dicurahkan. Ada api Roh Kudus yang membuat kita bertahan. Ada api, kita mengalami nyala api ujian dan api Roh Kudus dinyatakan kepada kita. Semakin besar nyala api ujiannya, semakin besar nyala api Roh Kudus dalam kehidupan kita. Roh Kudus ini membuat kita bertahan dalam sengsara, bahkan bahagia di dalam sengsara, sampai roti bundar kecil itu menjadi matang.

Kisah Para Rasul 5:41

5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

 

Kalau kita mengalami pengalaman sengsara karena praktek Firman, berarti kita dianggap layak menderita oleh karena Nama Yesus. Kata dianggap layak berarti kita bangsa kafir ini sebenarnya untuk menderita karena Nama Yesus kita tidak layak! Kalau kita dianggap layak untuk menderita karena Nama Yesus, maka pasti dianggap layak untuk dipermuliakan bersama Yesus. Kalau kita tolak, mengomel, marah, berarti kita menolak untuk dipermuliakan. Mungkin dalam bentuk kata-kata, dalam bentuk tekanan batin atau mungkin sudah dalam bentuk tekanan fisik, nikmati saja, terima! Kita dianggap layak menderita, berarti kita dianggap layak untuk dipermuliakan bersama dengan Yesus.

I Petrus 4:13

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

 

Kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, kita juga dianggap layak mengalami kemuliaan bersama Yesus.

 

Untuk apa nyala api ujian?

1)      Janda itu mengumpulkan 2, 3 potong kayu api, begitu Elia minta roti, muncul keakuannya. Jadi untuk membakar sifat egois.

II Raja-raja 17:12

17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

 

Tuhan sudah memberikan kita segenggam tepung, berarti kita sudah menerima berkat Firman, tetapi kadang kita lupa untuk membagikan berkat Firman kepada sesama, kita hanya nikmati sendiri! Makanya Tuhan datang lewat nyala api ujian, untuk membakar manusia yang egois itu! Bagikan berkat Firman Tuhan baik lewat kesaksian perkataan, kesaksian perbuatan, bisa juga membagikan link dan sebagainya. Kadang kita tidak mau, cuma menikmati sendiri berkat Firman Tuhan, makan sendiri. Orang lain sebenarnya ingin menikmati, tetapi kita tidak mau bagikan. Tuhan datang lewat nyala api ujian untuk membakar sikap egois ini.

 

Kita sudah menikmati Firman pengajaran, ayo bagikan. Bagikan link siaran ibadah secara online, cuplikan Firman, potongan khotbah yang menjadi berkat bagi kita ayo bagikan kepada sesama. Terutama lewat kesaksian keubahan hidup, jangan egois.

 

Kalau egois akibatnya tadi dia katakan aku mengolah bagiku dan bagi anakku dan setelah kami makan, kami mati! Mati di dalam lumbung. Sudah menikmati berkat Firman tetapi tidak dibagikan, yah mati rohaninya.

 

2)      Elia berkata pada perempuan itu ‘jangan takut’.

I Raja-raja 17:13

17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

 

Untuk membakar tabiat ketakutan = kuatir, bimbang. Sudah dalam pengajaran, sudah punya Firman, tetapi masih kuatir, masih bimbang.

 

Ini yang mau dibakar, biarlah kita semua dibakar, disucikan. Bukan untuk dibuat susah, tetapi betul-betul kita mengalami pematangan rohani. Tidak ada lagi egois, tidak ada lagi kekuatiran dan bimbang. 2 tabiat ini membuat tenggelam dalam lautan api neraka. Dari pada dibakar api neraka, lebih baik dibakar api ujian.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Begitu sudah mengalami pembakaran, roti bundar kecil itu menjadi matang, bisa dimakan. Lewat nyala api ujian, rohani kita matang, bisa memuaskan, mengenyangkan dan menyenangkan Tuhan. Sebagai timbal balik, Tuhan juga akan mengenyangkan kita. Jangan takut, minyak itu tidak akan habis, tepung itu juga tidak akan habis. Tuhan akan memelihara hidup kita sekarang sampai di zaman antikristus.

 

Kita terpelihara bukan karena kekayaan, karena ijazah atau karena kedudukan kita. Tetapi pemeliharaan hidup kita tergantung apa yang ada di hati kita dan ada di tangan kita, Firman ada di hati dan dipraktekan.

 

3.      Kelaparan di zaman kaisar Klaudius.

Kisah Para Rasul 11:28; 18:1-3

11:28 Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.

18:1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.

18:2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.

18:3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.

 

Zaman Klaudius ini terjadi pada zaman gereja hujan awal, menubuatkan apa yang akan terjadi di zaman kita gereja hujan akhir ini. Pada kelaparan di zaman Klaudius terjadi kelaparan sehingga orang-orang Yahudi diusir dari Roma supaya persediaan makanan di Roma cukup untuk warga Roma. Sekarang kita juga diperhadapkan seperti itu. Kelaparan jasmani, kelaparan rohani menyebabkan orang-orang Kristen terusir, tersingkir. Diperkecil lagi, orang-orang dalam pengajaran terusir dan tersingkir dari perkumpulan-perkumpulan yang ada. Jangan heran kalau kita digencet, disingkirkan!

 

Gereja hujan awal mengalami seperti itu, kita juga gereja hujan akhir  jangan heran kalau mengalami pengusiran dan penyingkiran. Sudah terpojok disingkirkan lagi sampai keluar.

 

Tetapi inilah yang seharusnya kita praktekan karena masih sangat kurang kita lakukan bahkan di kalangan kami hamba Tuhan. Saat kelaparan terjadi tujuannya supaya kita bisa bekerja sama, saling membantu. Bukannya sudah mengalami penyingkiran, pengusiran, lalu kita yang tinggal sedikit ini masih mau saling menyingkirkan! Semoga ini bisa kita praktekan, terutama kami hamba Tuhan!

 

Di sinilah pentingnya Firman menjadi tabiat, Firman sudah mendarah daging, baru kita bisa mempraktekan saling bekerja sama dan saling membantu. Selama Firman belum mendarah daging, susah! Karena tabiat dasar manusia adalah egois!

II Timotius 3:1-2

3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

 

Dibuka dengan egois, makanya sulit untuk saling membantu, untuk bekerja sama. Sebab itu biarlah Firman dipraktekan untuk mendarah daging, menjadi tabiat dalam kita sehingga bisa bekerja sama dan saling membantu.

 

Firman yang kita praktekan akan menjadi tabiat Ilahi di dalam kita yaitu:

a)      Efesus 4:1-2

4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

 

Kalau sudah ada 3 tabiat ini, rendah hati, lemah lembut, sabar baru bisa saling bekerja, saling membantu. Selama belum ada 3 tabiat ini, sulit untuk saling membantu, sulit untuk bekerja sama. Mau dipaksakan sekalipun, kelihatan bekerja sama tetapi sebenarnya di dalam saling sikut menyikut, dalam hati ada rasa tidak suka, ada rasa jengkel! Kelaparan ini terjadi Tuhan izinkan supaya kita bisa bekerja sama. Firman harus mendarah daging, Firman menjadi tabiat di dalam kita.

 

Kita pelajari satu-persatu.

1)      Rendah hati, ada 2 pengertiannya:

v  Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Dosa disingkirkan maka kita bisa bekerja sama. Selama masih ada dosa dipertahankan tidak bisa bekerja sama. Mau dipaksakan bagaimanapun sulit bekerja sama.

 

Yang ada sekarang ini bukan bekerja sama tetapi menghakimi orang, menyalahkan orang, tunjuk salahkan orang, tidak pernah periksa dirinya kalau dia salah. Gampang sekali tuding orang ‘dia ini begini, dia begitu!’. Kalau tunjuk jari sama orang lain, 3 jari menunjuk kepada kita, sebenarnya kesalahan kita lebih banyak! Nanti malah tunjuk Tuhan yang salah, Firman yang salah. Bagaimana bisa bekerja sama kalau seperti ini, Tubuh Kristus tidak terbentuk, kita tidak bisa masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Lupa kalau papan jenang itu ada yang menonjol, ada lubangnya. Ada kelebihan, ada kekurangannya, tetapi saling masuk. Ini rendah hati, bisa menyatu. Kalau merasa benar sendiri, dia paling benar, yang lain tidak, itu berarti hanya ada pasaknya tetapi tidak ada lubangnya. Mau menyatu dengan orang lain, tetapi orang lain tidak bisa masuk kepada dia, tidak bisa!

 

v  Filipi 2:3

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

Menganggap yang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri sehingga pasti bisa bekerja sama. Bukan menganggap saya lebih dari yang lain. Kalau kita menganggap yang lain lebih utama dari kita, pasti bisa bekerja sama. Seperti memikul Tabut Perjanjian, minimal dipikul oleh 2 orang atau 4 orang.

 

2)      Lemah lembut, ada 2 pengertiannya:

v  Kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.

v  Kemampuan untuk menerima Firman sekeras apapun.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Suami menerima Firman, isteri menerima Firman, keduanya bisa bekerja sama di dalam nikah. Yang satu bisa menerima Firman, yang lain tidak bisa menerima Firman, tidak akan bisa bekerja sama.

 

3)      Sabar, ada 2 pengertiannya:

v  Sabar menderita

v  Sabar menunggu waktu Tuhan

Kalau sabar, pasti bisa bekerja sama, kalau tidak sabar tidak akan bisa bekerja sama.

 

Jadi untuk menghadapi kelaparan jasmani dan rohani Firman sudah harus mendarah daging, sudah harus menjadi tabiat kita sehingga bisa saling membantu, saling bekerja sama untuk pembangunan Tubuh Kristus. Sekarang ini ibadah Pendalaman Alkitab, ada perjamuan suci supaya Firman mendarah daging.

 

Ada 2 macam bentuk kerja sama:

a)      Kerja sama dengan sesama mulai dari dalam nikah. Biasanya mulai masuk pernikahan di situ mulai kerja samanya, pasang cincin, potong kue dan lain sebagainya. Sesudah itu menjalani nikah, ayo kerja sama di dalam nikah, rendah hati, lemah lembut dan sabar. Kemudian kerja sama dalam penggembalaan, persekutuan antara penggembalaan. Sampai nanti Israel dan kafir terbentuk menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.

 


Tabiat rohani tadi = tabiat Yesus, itu harus ada pada kita. Firman itu pribadi Yesus sendiri. Berarti Yesus ada di dalam kita, tabiat Yesus ada di dalam kita sehingga bisa bekerja sama satu dengan yang lain.  

 

Kerja sama itu seperti papan-papan jenang yang bisa saling menyatu. Setiap pribadi itu punya pasak, ada kelebihan. Tetapi juga ada lubang, ada kekurangan. Dalam nikah, suami dan isteri pasti ada kelebihan dan ada kekurangan masing-masing. Kalau rendah hati, lemah lembut dan sabar pasti bisa bekerja sama. Lain kali kita lihat kekurangan isteri atau kekurangan suami, kita tuntut minta harus berubah, kita tidak lihat kekurangan kita bagaimana! Harus bisa bekerja sama maka bisa saling menyatu.

 

Jadi menerima sesama = menerima Yesus. Firman menjadi daging, Yesus masuk di dalam kita, tabiat Yesus menjadi tabiat kita. Si B menerima Firman, tabiat Yesus nyata kepada dia, sudah bukan lagi tabiatnya yang muncul melainkan tabiat Yesus. Jadi saya menerima si B sama dengan menerima Yesus. Jadi kalau kita menganggap sesama kita itu ada pribadi Yesus di dalamnya, maka tidak akan berani saling menyalahkan! Kita kadang terlalu gampang salahkan orang, terlalu gampang tunjuk kesalahan orang! Berarti merasa hanya kita yang Yesus Kristus, yang lain itu Yesus Barabas, Baryesus. Ini yang membuat saya prihatin hari-hari terakhir ini, banyak menangis di kaki Tuhan, kenapa bisa seperti ini, koq tidak bisa bekerja sama, tidak bisa saling membantu, tidak bisa menyatu? Karena lihat orang, bukan Yesus yang dia lihat. Saling menyalahkan, saling menggosipkan, saling memfitnah, bagaimana bisa saling bekerja sama? Tidak bisa!

 

Ayo Firman menjadi tabiat kita, mendarah daging, sehingga melihat sesama kita, ini Yesus. Prakteknya saling menolong, minimal saling mendoakan. Dia ada kekurangannya, doakan, bukan diumbar ke mana-mana! Begitu kalau bekerja sama.

 

Biarlah terbuka wawasan rohani kita. Lihat sesama itu sebagai Yesus yang ada di dalamnya. Apalagi sesama dalam pengajaran, sesama imam, sesama pelayan Tuhan, apalagi sesama hamba Tuhan! Mari saling mendoakan, saling memperlengkapi. Yang satu ada kelebihan, melengkapi yang lain  yang ada kekurangan. Ada pasak ada lubang, bisa dimasukan, bisa menyatu. Saling memperlengkapi lewat jabatan dan karunia masing-masing. Bukan saling menjegal, saling menjatuhkan.

 

Pdt. Pong pernah mengatakan kalau kaki kanan maju, kaki kiri juga pasti akan maju. Itu saling memperlengkapi, saling bekerja sama. Kalau maju dua-dua itu namanya vampir! Kalau kaki kanan maju, kaki kiri jangan tarik ke belakang, itu ngangkang namanya. Jadi bukan saling menjegal, saling menjatuhkan. Kita mau menjadi satu tubuh Kristus, mari saling bekerja sama, saling mendoakan, saling memperlengkapi.

 

Paling gampang kalau dalam ibadah adalah saat puji-pujian. Pemimpin pujian yang komando, pemain musik ikut komando. Apalagi kalau fullband, bisa bekerja sama sehingga tercipta musik yang harmonis, terdengar iramanya enak. Tetapi kalau menonjol, misalkan yang main keyboard keras, yang main bass tidak mau kalah, yang main drum tidak mau kalah juga, sakit telinga yang mendengar! Saya pernah diajar, kalau main musik itu bisa dengar yang lain, kalau bisa dengar yang lain berarti sudah harmonis. Kalau cuma dengar musikmu sendiri itu egosi!

 

b)      Kerja sama dengan Tuhan. Contohnya orang buta sejak lahir, bisa bekerja sama dengan Tuhan. Yesus perintahkan ini, dia lakukan sehingga matanya melek, sembuh.

Yohanes 9:1,6-7

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

 

Kalau Tuhan bekerja sama dengan kita, itu untuk kepentingan kita. Yesus mau bekerja sama dengan orang buta ini supaya dia melek, untuk kepentingan dia. Orang buuta ini menunjukan ketidakberdayaan, kelemahan, ketidakmampuan. Jadi sekalipun secara jasmani kita punya potensi, tetapi untuk bisa bekerja sama dengan Tuhan harus dikosongkan semua itu. Kalau tidak, tidak bisa bekerja sama dengan Tuhan. Apalagi kalau kita memang tidak punya potensi, itu sudah pas! Tinggal bekerja sama dengan Tuhan, selesai semua.

 

Coba kalau orang buta ini disuruh Tuhan ke kolam Siloam lalu dia protes ‘orang buta disuruh jalan, tidak dituntun’ tidak sembuh dia! Ketika disuruh pergi ke kolam Siloam dia langsung pergi, meraba-raba sampai ke kolam Siloam dan dia kembali dengan mata yang melek. Begitu juga dengan kita.

 

Ayo kosongkan. Ada kelebihan, ada kehebatan, ada potensi, bukan kita mau jadikan suatu kebanggaan, tetapi kita nolkan, kosongkan. Seperti Yesus untuk bekerja sama dengan kita, Dia tinggalkan sorga, Dia kosongkan diriNya.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Proses bekerja sama dengan Tuhan:

1)      Yesus meludah ke tanah, mengaduk dengan jari, serta mengoleskan di mata. Ludah itu yang keluar dari mulut Yesus. Sekarang wujudnya adalah Firman yang dibuka rahasianya. Jari atau perpanjangan tangan Tuhan, wujudnya sekarang adalah Roh Kudus. Jadi artinya ada pemberitaan Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus yang keras seperti menghina kita, seperti mempermalukan kita, karena menunjuk kelemahan dan kekurangan kita tepat sasaran!

 

Kalau Firman Tuhan menunjuk kesalahan kita, jangan marah! Itu berarti Tuhan melawat kita, Tuhan sayang kepada kita, jadi Dia mau memperbaiki kesalahan kita. Yang sudah rusak mau diperbaiki. Di mana kelemahan kita ditunjuk oleh Firman tepat sasaran.

 

Bagaimana sikap kita untuk bisa bekerja sama?

v  Rendah hati, lemah lembut, rela direndahkan oleh Firman Tuhan dan bisa menerima Firman sekeras apapun. Firman disampaikan tentang anjing, babi, kita terima ‘iya Tuhan sayalah itu anjing babi itu, saya yang buta, saya itu yang najis, saya itu yang kotor’. Bukan marah, mengomel, mendongkol di dalam hati, jangan! Terima Firman sekeras apapun!

v  Taat, sekalipun Firman itu tidak sesuai pikiran dan kehendak kita. Sudah buta, mata ditaruh lumpur dan disuruh jalan untuk membasuh diri di kolam Siloam. Kalau dia protes, dia tidak tertolong. Tetapi dia mau jalan membasuh diri. Taat saja pada Firman sekalipun tidak sesuai logika kita.

 

Naaman salah satu contoh yang pakai logikanya, hampir dia tidak sembuh! Pergi kepada Elisa untuk disembuhkan dari kustanya. Elisa tidak menemui dia, cuma suruh pembantunya yaitu Gehazi. Suruh panglima itu, pergi basuh dirinya di sungai Yordan. Awalnya dia pakai logikanya, sulit menerima. Akhirnya dia mau lakukan, begitu keluar dari sungai Yordan, kustanya sembuh, tahir.

 

Begitu juga kita, jangan pakai pikiran daging kita. Firman apa itu, masa seperti itu, tidak cocok, tidak logis, harusnya begini! Tidak tertolong. Kalau kita taat, pasti sembuh, pasti tertolong.

 

v  Sabar menunggu waktu Tuhan. Waktu dipegang matanya, dia harus tunggu, jangan cepat-cepat mau langsung buka mata. Jalan dulu, pergi ke kolam, begitu membasuh dirinya baru sembuh.

 

Kalau kita bisa bekerja sama dengan Tuhan mujizat pasti terjadi. Buta menjadi melihat. Artinya segala kelemahan kita dihapuskan, terutama kelemahan secara rohani, kegelapan-kelapan dosa disingkirkan, kita disucikan dan diubahkan menjadi terang kesaksian.

Yohanes 9:8-9

9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"

9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."

 

Kita menjadi terang kesaksian bagi sesama, sampai kita menjadi terang dunia, tidak ada lagi kegelapan.

 

2)      Yohanes 9:34-38

9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.

9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"

9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."

9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"

9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

 

Jadi proses bekerja sama dengan Tuhan adalah rela sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus, sampai ditinggal sendiri! Dia diusir, orang tuanya sendiri tidak mau mengakui. Mungkin malam ini kita mengalami seperti orang buta ini, diperhadapkan dengan sengsara. Kita tidak salah tetapi disalahkan, diusir, dibenci, sampai ditinggal sendiri. Tidak apa-apa, jangan putus asa, jangan kecewa. Saat ditinggal sendiri merupakan kesempatan bagi kita untuk menyembah Tuhan. Saat orang tidak peduli kita, masih ada Tuhan yang peduli kepada kita. Melihat dan berkata-kata dengan Yesus, menyembah Tuhan.

 

Yesus sudah melewati pengalaman ditinggal sendiri, murid-muridNya lari, Petrus menyangkali Dia, bahkan Allah Bapa meninggalkan Dia. Dia berseru, Eloi, Eloi Lama Sabakthani. AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku! Sesungguhnya itu suara kita orang berdosa yang Yesus perdengarkan. Jadi kalau sekarang kita ditinggal sendiri, kesempatan hubungan secara pribadi dengan Yesus di dalam doa penyembahan.

 

Wujud bekerja sama dengan Tuhan adalah mengulurkan tangan kepada Tuhan, menyembah Tuhan. Maka Yesus mengulurkan tangan belas kasihanNya kepada kita, tangan anugerahNya yang besar.

 

Hasilnya:

Mazmur 136:4

136:4 Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

 

Hasilnya Yesus seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar dalam hidup kita. Bukan hanya memelekan mata orang buta, tetapi menyelesaikan masalah-masalah yang lain.

 

Kita lihat 3 contoh:

v  Mewakili kaum muda

Yohanes 11:37,43-44

11:37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"

11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"

11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

 

Orang buta Dia melekan, orang mati juga Dia bangkitkan. Di sini Yesus membangkitkan Lazarus yang mati dan busuk! Lazarus ini kaum muda. Kaum muda, malam ini mungkin kau datang dalam keadaan sudah mati dan busuk! Mati di sini maksudnya hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa! Berbau busuk pada sesama, tidak jadi kesaksian! Yesus sanggup memulihkan, membangkitkan yang mati dan busuk. Tinggal dari kita, mau angkat tangan menyembah atau tidak. Saya juga dulu kaum muda yang mati dan busuk. Saya anak hamba Tuhan tetapi perilaku saya bukan mencerminkan anak hamba Tuhan. Banyak segala macam dosa saya lakukan tetapi Tuhan mampu bangkitkan.

 

Kaum muda mungkin menghadapi orang tua, orang tua yang mati dan busuk, nikah orang tua tidak karu-karuan sehingga anak menjadi mati dan busuk. Angkat tangan, menyembah, Tuhan pulihkan semua.

 

v  Mewakili kaum wanita atau isteri.

Yohanes 8:9-10

8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"

 

Yesus menolong perempuan yang kedapatan berzinah. Dalam keadaan ketakutan, malu penuh dosa dan diancam maut, mau dirajam batu! Mungkin isteri-isteri, perempuan, kaum wanita dalam keadaan seperti ini, ketakutan, putus asa menghadapi masalah rumah tangga, suami, anak-anak, dalam keadaan penuh dosa, diancam maut, maut secara rohani sampai maut kekal. Mari sikap perempuan, juga sikap isteri, angkat tangan menyembah. Hubungan secara pribadi dengan Yesus, seorang diri bersama dengan Yesus.

Yohanes 8:11

8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

 

Secara jasmani, secara rohani dipulihkan, nikahnya juga dipulihkan oleh Tuhan, buah nikah dipulihkan. Tinggal angkat tangan, hubungan secara pribadi dengan Tuhan, menyerah sepenuh kepada Tuhan. Ini kerja sama kita dengan Tuhan. Dari pihak Tuhan ada Firman menunjuk kekurangan kelemahan kita. Kita diperhadapkan dengan sengsara, kita mau menyembah angkat tangan kepada Tuhan.

 

v  Mewakili kaum pria atau suami

Seringkali merasa paling kuat, paling hebat, padahal sama juga, manusia yang rapuh!

Matius 14:23

14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

 

Untuk menolong siapa Yesus berdoa seorang diri? Ternyata untuk menolong Petrus yang hampir tenggelam.

Matiius 14:30-31

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

 

Petrus laki-laki, gambaran seorang gembala. Seringkali bimbang, kurang percaya, bimbang terhadap pengajaran yang benar. Kalau gembala bimbang terhadap pengajaran yang benar, bagaimana jemaat. Kalau suami bimbang terhadap pengajaran yang benar kasihan isteri dan anak-anak. Tinggal isteri dan anak-anak yang beribadah, suami sudah tidak karena suami sudah bimbang! Sementara suami itu kepala. Kepala itu menjadi saluran rohani dan jasmani bagi isteri dan anak-anak. Ini kepalanya sudah tidak berfungsi dengan baik, bagaimana bisa menjadi saluran berkat bagi isteri dan anak-anak. Kita suami-suami, sudah merasa hebat, begitu diperhadapkan dengan tantangan angin dan gelombang, kita yang lebih dahulu bimbang, kuatir, ragu. Meragukan pertolongan Tuhan, bimbang akan Firman pengajaran yang benar. Kalau masih ada kebimbangan, rohani kita tidak akan pernah maju malah tenggelam. Nikah tidak akan pernah maju, malah tenggelam.

 

Mari suami-suami, ketika mulai bimbang dan ragu, ada Yesus seorang diri berdoa syafaat untuk kita. Kita juga angkat tangan kepada Yesus. Saya gembala, berikan kepada saya kuat teguh hati, berpegang pada pengajaran yang benar. Saya suami, tolong saya supaya kuat dan teguh hati demi isteri dan anak-anak. Maka Yesus menolong, mengangkat kita yang hampir tenggelam. Kita diangkat oleh Tuhan bahkan dibawa ke Yerusalem Baru, duduk setakhta dengan Yesus.

 

Malam hari ini, ada kaum muda yang sudah mati dan busuk? Angkat tanganmu menyembah, serahkan pada Tuhan supaya Tuhan pulihkan. Isteri, kaum wanita, ibu gembala sudah mati rohaninya, dalam keadaan malu, penuh dosa, dalam ancaman, ketakutan dan sebagainya, angkat tangan menyembah Tuhan. Suami-suami dalam keadaan hebat tetapi ternyata dia bimbang, ragu menghadapi angin dan gelombang, angkat tangan menyembah Tuhan, berserah kepada Tuhan. Malam ini ada tangan belas kasihan Tuhan terulur. Buktinya ada perjamuan suci, tanganNya berlubang paku, rela dipaku di kayu salib untuk diulurkan kepada kita, menolong kehidupan kita sekalian. Dia seorang diri sanggup menolong dan memulihkan kehidupan kita.

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar