Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
12:12-13
12:12 Keesokan
harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus
sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13 mereka
mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru:
"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja
Israel!"
Perjalanan
Yesus menuju Yerusalem menunjukan kegerakan Roh Kudus hujan akhir atau kegerakan
pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Dan kita sudah berada di ruas jalan
yang terakhir untuk masuk ke Yerusalem yang Baru. Biarlah kita tidak mundur
dari kegerakan ini, kegerakan ini akan semakin membesar dan akan mencapai orang
Israel asli sehingga Tubuh Kristus segera terbentuk.
Perjalanan
Yesus disambut oleh orang-orang banyak yang memegang daun-daun palem atau
pelepah pohon kurma.
Yohanes
12:13 (Terjemahan Lama)
12:13 lalu
mereka itu mengambil pelepah pohon kurma serta pergi menyambut Dia, sambil bersorak,
katanya, "Hosanna, mubaraklah Ia yang datang dengan nama Tuhan, yaitu Raja
bani Israel!"
Ini
adalah salah satu dari 7 daun yang dipakai untuk pesta pondok Daun. Bangsa
Israel merayakan 7 pesta Tuhan dan yang ketujuh adalah pesta pondok Daun. Di situ
orang Israel harus mendirikan kemah yang terdiri dari 7 macam daun, salah
satunya daun pohon korma.
Imamat
23:34,40,42
23:34
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan
yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:40 Pada hari
yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok,
pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun
dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN,
Allahmu, tujuh hari lamanya.
23:42 Di dalam
pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di
Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,
Sekarang
kita tidak merayakan secara jasmani. Orang yang masuk kegerakan Roh Kudus hujan
akhir adalah orang yang merayakan pesta pondok daun secara rohani, yaitu:
1. Pondok
daun itu tidak selamanya ditinggali, daunnya pasti akan layu dan kering.
Artinya kita selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kita
ini hanya daun yang cepat layu, gampang kering, mudah hancur dan binasa
sehingga kita tidak akan menyombongkan sesuatu, tidak akan membangga-banggakan
sesuatu. Sehebat apapun pelayanan kita biarlah kita mengakui bahwa kita hanya
daun, mudah kering, mudah layu, tidak ada yang patut dibanggakan dan
disombongkan.
Nomor
1 saya, kalau sampai saat ini Tuhan pakai lalu saya bangga, saya sombong pasti
saya layu. Kalau ada bahasa yang masuk mengatakan saya sombong, itu koreksi
bagi saya supaya jangan sombong. Karena kalau saya sombong kasihan sidang
jemaat yang dilayani, khotbah kering, pelayanan kering, semua kering.
2. Pondok
daun akan dibongkar. Artinya kita harus mengalami pembongkaran atau keubahan
hidup dari manusia daging menjadi manusia yang rohani sampai nanti sempurna
seperti Yesus.
I
Korintus 15:50-51
15:50
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan
darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak
mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
15:51
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati
semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
Kita
ini manusia daging dan darah, tidak bisa masuk kerajaan sorga. Tubuh kita ini
kemah jasmani yang harus dibongkar untuk beralih pada kemah sorgawi. Sebab kalau
kita pertahankan tubuh daging ini, tidak akan bisa masuk kerajaan sorga.
II
Korintus 5:1-4
5:1
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar,
Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat
kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
5:2
Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan
tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
5:3
sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
5:4
Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya
tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan
yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
Kemah
jasmani ini selalu ditandai keluhan, mengeluh sakit, mengeluh kekurangan dan
sebagainya. Terlalu berat tekanannya kemah jasmani ini.
Ada
orang yang mengeluh karena beratnya tekanan karena mau mengenakan pakaian baru
tanpa menanggalkan yang lama. Banyak orang mau hidup baru, mau masuk dalam
kerajaan Sorga, tetapi mempertahankan hidup yang lama. Mau pakai baju baru,
baju lama tidak ditanggalkan. Akibatnya hidupnya tersiksa, setengah mati. Kalau
memang mau masuk dalam hidup yang baru, mati sungguhan supaya bisa bangkit
dalam hidup yang baru. Mau masuk
sorga, mau hidup baru tetapi masih mempertahankan hidup yang lama. Masih
pikir-pikir dulu, saya mau hidup baru, tetapi sayang kalau saya tanggalkan
hidup yang lama. Misalkan dalam berjualan, hidup lama suka merugikan orang,
mencari keuntungan dengan cara yang tidak halal, tetapi mau masuk sorga, mau
hidup yang baru. Mau melayani di gereja tetapi hidup lamanya dia rasa sayang
mau dilepaskan, akhirnya hidupnya tersiksa. Apa yang menjadi penyebab, mengapa
bisa seperti itu, mau hidup baru tetapi tidak mau meninggalkan hidup yang lama?
a) II
Timotius 3:1-5
3:1
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan
membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan
berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan
agama,
3:3
tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat
mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
3:4
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa
nafsu dari pada menuruti Allah.
3:5
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Penyebab pertama sebab ibadahnya tidak menampilkan kekuatan
ibadah yaitu Firman pengajaran yang benar, Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua dan kuasa salib Kristus. Ibadahnya hanya menampilkan
perkara-perkara yang jasmani.
Yang paling tersiksa itu kalau dia hamba Tuhan.
Sebagai hamba Tuhan ada beban moril untuk membawa sidang jemaat bertemu Yesus,
tetapi hatinya masih suka mempertahankan hidup yang lamanya. akhirnya bagaimana
supaya dia bisa menutupi hidup lamanya itu di depan jemaat, dia berpura-pura di
depan jemaat. Sama juga pelayan-pelayan Tuhan seperti itu, di gereja melayani,
ada beban moril, apalagi kalau tampil di depan di lihat oleh jemaat. Tetapi
perilaku hidupnya masih hidup yang lama. Bagaimana caranya dia menutupi semua
itu dengan kepura-puraan, dengan kemunafikan, itu tersiksa sekali!
Banyak kali kita seperti itu, mau berubah, mau hidup
baru tetapi hidup lama tidak mau
ditanggalkan. Dikasih baju baru tetapi tetap pakai baju lama, baju lama ini
rasanya masih bagus, padahal sudah compang-camping. Kenapa? Sebab ibadahnya
tidak menampilkan kekuatan ibadah yaitu Firman pengajaran dan salib.
b) Ibadahnya
sudah menampilkan kekuatan ibadah, sudah tampilkan Firman pengajaran, sudah
menampilkan salib, tetapi orangnya yang keras hati, menolak kekuatan ibadah.
Sebagai contoh adalah Yudas Iskariot, dia ikut Yesus, dia beribadah, dia
melayani Tuhan Yesus yang adalah Firman pengajaran itu sendiri, tetapi dia
selalu keras hati, dia masih menolak kuasa ibadah. Sampai di saat-saat Yesus
sudah mau disalibkan dia tetap masih menolak kekuatan ibadah. Ini jangan
terjadi dalam kehidupan kita.
Kehidupan
seperti ini tidak mau membongkar kemah jasmaninya, pasti hanya sibuk membongkar
lumbung seperti orang kaya yang bodoh!
Lukas
12:15-21
12:15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada
seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak
mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku
dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya
segala gandum dan barang-barangku.
12:19
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
12:20
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah
itu nanti?
12:21
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Apa
artinya hidupnya hanya sibuk untuk membongkar lumbung? Dia berkata pada hatinya
sendiri, pada jiwanya sendiri. Artinya hati dan pikirannya hanya tertuju pada
perkara jasmani, hanya melekat pada perkara yang jasmani. Ini orang yang tidak
mau mengalami pembongkaran kemah, tidak mau berubah, masih mempertahankan hidup
lama, hati dan pikirannya hanya tertuju pada perkara-perkara yang jasmani. Prakteknya:
1) Beribadah
melayani Tuhan hanya untuk mencari perkara jasmani.
2) Mungkin
sudah tidak dapat lagi, maka dia tinggalkan ibadah pelayanan hanya untuk
mencari perkara jasmani.
3) Sesudah
dapat perkara jasmani dia menjadi tamak = kikir dan serakah. Kikir tidak bisa
memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan, malah dia serakah,
mengambil milik Tuhan dan merampas milik sesama.
Tadi
Tuhan katakan malam ini nyawamu diambil dan untuk siapa semua harta yang kau
kumpulkan itu. Akibatnya dapat berkat jasmani tetapi tidak dapat dia nikmati,
dia hanya binasa. Seperti Yudas dapat 30
keping perak tetapi dipakai untuk membeli tanah kuburan, tempat dia dikuburkan,
jangan ini terjadi dalam kehidupuan kita.
Praktek membongkar kemah, praktek merendahkan diri
dan berubah.
Nehemia 8:16
8:16
dan bahwa di semua kota mereka dan di Yerusalem harus disampaikan berita dan
pengumuman yang berbunyi: "Pergilah ke gunung, ambillah daun pohon zaitun,
daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma dan daun dari pohon-pohon
yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis."
Pergi naik gunung, ambil pelepah korma di sana. Naik
gunung itu bicara penyembahan. Dalam Matius pasal 17 Yesus naik gunung berdoa
menyembah. Jadi praktek membongkar kemah adalah tekun dalam doa penyembahan,
tambah doa puasa, tambah doa semalaman. Kita bongkar kemah jasmani kita,
beralih dari kemah jasmani kepada kemah sorgawi. Menyembah itu bagaikan naik
gunung. Berapakah energi yang dibutuhkan untuk menyembah, hanya berlutut, hanya
duduk, bersila, tetapi berat sekali bagi daging. Coba main bola 2x45 menit
bisa, menonton bola bisa, tetapi kalau menyembah
susah sekali. Itu bagaikan naik gunung, berat dan susah bagi daging!
Apa yang mendorong kita bisa menyembah, bisa naik
gunung?
Nehemia 8:3-4,9,13
8:3 Lalu pada
hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke
hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang
dapat mendengar dan mengerti.
8:4 Ia
membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu
gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan
semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat
mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
8:9
Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
8:13 Maka
pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan
berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada
mereka.
Jadi yang
mendorong kita bisa menyembah karena mengerti Firman Tuhan. Yang membuat sulit
menyembah karena tidak mengerti Firman. Di sini dikoreksi 2 pihak, bukan hanya
tembak jemaat, dari kami hamba Tuhan juga dikoreksi. Tadi dikatakan pembacaan
Alkitab itu diberi keterangan. Tugas kami hamba Tuhan memberi keterangan-keterangan
dengan jelas, menyampaikan Firman dengan jelas supaya bisa dimengerti. Dari
pihak jemaat, perhatikan Firman dengan sungguh-sungguh supaya bisa mengerti.
Hamba Tuhan sudah memberitakan Firman dengan jelas supaya bisa dimengerti,
jemaat mendengarkan dengan perhatian penuh, fokus. Kalau sudah mengerti Firman
pasti menjadi iman di hati dan bisa dipraktekan. Firman yang dipraktekan ini
menyucikan kita, sehingga penyembahan bisa naik kepada Tuhan. Semakin suci
penyembahannya semakin meningkat.
Mazmur24:3-4
24:3
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang
yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Semakin
suci bisa menyembah Tuhan. Tidak sulit menyembah Tuhan kalau dia mengerti
Firman, percaya Firman dan praktek Firman sehingga penyucian terjadi. Naik
penyembahannya sehingga terjadi pembongkaran kemah, keubahan hidup terjadi.
Permulaan keubahan hidup adalah membuang dusta.
Efesus
4:23-25
4:23 supaya kamu
dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan
mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu
buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita
adalah sesama anggota.
Dusta
itu penutup segala dusta.
Wahyu
21:8
21:8 Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."
Selama dusta
masih dipertahankan, berarti kemahnya belum dibongkar dosa-dosa masih ada.
Jadilah orang jujur. Orang yang jujur itu bisa mengontrol perkataannya, tahu
kapan waktu berbicara dan tahu kapan waktu untuk diam. Teladan sempurna adalah
Yesus, kita belajar dari Yesus waktu diperhadapkan di depan imam besar Kayafas
dalam sidang mahkamah agama.
Markus
15:1-5
15:1 Pagi-pagi
benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh
Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu
membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
15:2 Pilatus bertanya
kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau
sendiri mengatakannya."
15:3 Lalu
imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
15:4 Pilatus
bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab?
Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
15:5 Tetapi
Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.
Di sini
Yesus menghadapi tuduhan-tuduhan atau fitnahan-fitnahan. Yesus kepala
menghadapi fitnahan, kita ini tubuhNya jadi jangan heran kalau kita juga
diperhadapkan dengan tuduhan-tuduhan dan fitnahan-fitnahan. Kalau kita sudah
beralih pada kemah jasmani, kita sudah dibaharui menjadi kehidupan yang jujur,
kita tahu mengontrol perkataan. Kita pelajari sikapnya Yesus:
1. Berdiam
diri = memeriksa diri, yaitu:
a) Kalau
tuduhan itu benar harus mengaku kepada Tuhan dan sesama. Terutama kami
gembala-gembala, kalau ada tuduhan-tuduhan, periksa diri, kalau salah mengaku
kepada Tuhan dan kepada
sesama. Maka darah Yesus telah menghapus dosa kita sehingga setan tidak bisa
mendakwa kita di hadapan Tuhan, hati kita tenang.
b) Kalau
tuduhan itu tidak benar, tidak usah ditanggapi, berdiam diri saja dan serahkan
kepada Tuhan hakim yang adil.
Kenapa
masih panjang lebar? Karena sekalipun tuduhan itu tidak benar, kita malah
bereaksi. Makanya Tuhan sebagai hakim tidak membela kita ‘yah kamu urus
sendiri, kamu merasa bisa, silahkan!’ Tetapi kalau kita diam, kita serahkan
pada Tuhan hakim yang adil, bahasa orang yang menuduh kita, dia berhadap dengan
Tuhan. Memang sakit bagi daging, berat bagi daging! Terimalah tuduhan-tuduhan
itu sebagai berkat bagi kita sehingga kita bisa mengampuni dan melupakan
orang-orang yang menuduh kita. Kalau ada yang menuduh kita lalu tidak benar,
itu berkat bagi kita dan kita doakan orang itu. Tetapi kalau orang itu tidak
cabut tuduhannya, dia berhadapan dengan
Hakim yang adil! Tidak usah saya balas, ada hakim yang adil yang membela.
2. Jujur
mengaku bahwa Dia adalah raja. Sekarang kita mengenal Yesus sebagai Raja segala
raja adalah Mempelai Pria Sorga.
Wahyu
19:6-7
Wahyu
19:6-7
19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kita
bisa mengenal Yesus sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga lewat Firman
pengajaran yang benar, Kabar Mempelai. Jadi jujur mengaku Yesus adalah raja =
jujur soal pengajaran. Saat kita dituduh, saat kita difitnah, sikap kita jujur
soal pengajaran. Artinya tetap pegang teguh Firman pengajaran. Mungkin nikah
kita dituduh, pelayanan kita dituduh, hidup sehari-hari dituduh, pegang teguh
saja Firman pengajaran. Kita hidup sesuai Firman pengajaran yang kita dengar
sehingga semua tuduhan itu dipatahkan karena hidup kita sesuai Firman
pengajaran.
Kalau
ada ayat-ayat yang mendukung Firman itu diterangkan dengan ayat-ayat, saya
pegang teguh! Biar orang bilang salah, sesat, saya pegang teguh karena ada ayat
yang mendukung. Kalau tidak ada ayat-ayatnya biar kamu bilang benar saya tidak
mau terima! Itu jujur soal pengajaran. Saya tidak takut karena yang saya
sampaikan adalah Firman Tuhan, bukan berangkat dari saya tetapi dari Tuhan
sendiri. Ada ayat-ayatnya, ayat menerangkan ayat, bukan ditafsir sesuka hati!
Keselamatan
itu dikerjakan sendiri. Keselamatanku bukan ditentukan dari omonganmu! Kamu mau
ngomong apa terserah kamu! Yang penting saya mau praktekan Firman maka hidup
saya berupaya sesuai dengan Firman, itu jujur! Dan tegas menolak ajaran-ajaran
lain. Tidak usah membuktikan diri bahwa kita benar, nanti Tuhan yang
membuktikan bahwa kita benar. Yang penting hidup kita sudah sesuai dengan
Firman Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan, apa yang saya sampaikan itu juga yang
saya kerjakan. Sebelum disampaikan praktekan dulu, nanti Tuhan yang membuktikan
kita benar.
Diam
dan jujur, hasilnya:
a) Amsal
15:8
15:8
Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur
dikenan-Nya.
Hasil pertama doa orang jujur dijawab oleh Tuhan.
Ketika kita berseru memanggil namaNya, Tuhan mendengar dan menjawab doa kita.
Orang jujur itu menjadi rumah doa.
Tuduhan memang akan semakin banyak, seperti jemaat
mula-mula, dituduh segala macam. Waktu saya membaca sejarah gereja, apalagi di
zaman kaisar Nero, orang Kristen dituduh, sampai akhirnya hampir habis kayu di
atas gunung dipakai untuk menyalibkan orang Kristen. Orang Kristen dijadikan
obor untuk menerangi halaman istana. Itu di zaman gereja mula-mula. Di zaman
bapa-bapa gereja juga dituduh macam-macam, sampai dibunuh dan dihukum mati! Kita
di akhir zaman lebih hebat lagi. Dituduh macam-macam, dari luar tuduhan datang,
dari dalam tuduhan juga datang. Tetapi sikap kita diam dan jujur maka hasil
pertama doa kita dijawab oleh Tuhan.
b) Wahyu
14:4-5
14:4
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
itu.
14:5
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Hasil yang kedua kita bisa mencapai kualitas
mempelai wanita Tuhan yaitu kualitas tidak bercela. Banyak kesalahan kita lewat
perbuatan, perkataan dan sebagainya. Kalau mulut sudah tidak salah dalam
perkataan berarti kita sudah sempurna, tidak bercela. Ini kualitas yang bisa
kita capai, kualitas mempelai wanita Tuhan, kualitas tidak bercela.
Ayo bawa hidup kita merendahkan diri di hadapan
Tuhan dan bongkarlah kemah jasmani ini, beralihlah pada kemah sorgawi. Kita
belajar menjadi kehidupan yang berdiam diri menghadapi tuduhan-tuduhan dan
jujur berpegang pada pengajaran, menolak ajaran yang lain, tidak mau mendengar
ajaran lain dan tidak mau mendengar gosip-gosip yang tidak benar supaya tidak
terpengaruh. Doa kita dikenan oleh Tuhan, kita menjadi rumah doa, waktu Yesus
datang kita bisa menjadi Mempelai WanitaNya yang tidak bercela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar