20240615

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 15 Juni 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 12:12-13

12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,

12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" 

 

Perjalanan Yesus menuju Yerusalem menunjukan kegerakan Roh Kudus hujan akhir atau kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Dan kita sudah berada di ruas jalan yang terakhir untuk masuk ke Yerusalem yang Baru. Biarlah kita tidak mundur dari kegerakan ini, kegerakan ini akan semakin membesar dan akan mencapai orang Israel asli sehingga Tubuh Kristus segera terbentuk.

 

Perjalanan Yesus disambut oleh orang-orang banyak yang memegang daun-daun palem atau pelepah pohon kurma.

Yohanes 12:13 (Terjemahan Lama)

12:13 lalu mereka itu mengambil pelepah pohon kurma serta pergi menyambut Dia, sambil bersorak, katanya, "Hosanna, mubaraklah Ia yang datang dengan nama Tuhan, yaitu Raja bani Israel!"

 

Ini adalah salah satu dari 7 daun yang dipakai untuk pesta pondok Daun. Bangsa Israel merayakan 7 pesta Tuhan dan yang ketujuh adalah pesta pondok Daun. Di situ orang Israel harus mendirikan kemah yang terdiri dari 7 macam daun, salah satunya daun pohon korma.

Imamat 23:34,40,42

23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.

23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.

23:42 Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,

 

Sekarang kita tidak merayakan secara jasmani. Orang yang masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir adalah orang yang merayakan pesta pondok daun secara rohani, yaitu:

1.      Pondok daun itu tidak selamanya ditinggali, daunnya pasti akan layu dan kering. Artinya kita selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kita ini hanya daun yang cepat layu, gampang kering, mudah hancur dan binasa sehingga kita tidak akan menyombongkan sesuatu, tidak akan membangga-banggakan sesuatu. Sehebat apapun pelayanan kita biarlah kita mengakui bahwa kita hanya daun, mudah kering, mudah layu, tidak ada yang patut dibanggakan dan disombongkan.

 

Nomor 1 saya, kalau sampai saat ini Tuhan pakai lalu saya bangga, saya sombong pasti saya layu. Kalau ada bahasa yang masuk mengatakan saya sombong, itu koreksi bagi saya supaya jangan sombong. Karena kalau saya sombong kasihan sidang jemaat yang dilayani, khotbah kering, pelayanan kering, semua kering.

 

2.      Pondok daun akan dibongkar. Artinya kita harus mengalami pembongkaran atau keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia yang rohani sampai nanti sempurna seperti Yesus.

I Korintus 15:50-51

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

 

Kita ini manusia daging dan darah, tidak bisa masuk kerajaan sorga. Tubuh kita ini kemah jasmani yang harus dibongkar untuk beralih pada kemah sorgawi. Sebab kalau kita pertahankan tubuh daging ini, tidak akan bisa masuk kerajaan sorga.

 

II Korintus 5:1-4

5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

5:2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,

5:3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.

5:4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

 

Kemah jasmani ini selalu ditandai keluhan, mengeluh sakit, mengeluh kekurangan dan sebagainya. Terlalu berat tekanannya kemah jasmani ini.

 

Ada orang yang mengeluh karena beratnya tekanan karena mau mengenakan pakaian baru tanpa menanggalkan yang lama. Banyak orang mau hidup baru, mau masuk dalam kerajaan Sorga, tetapi mempertahankan hidup yang lama. Mau pakai baju baru, baju lama tidak ditanggalkan. Akibatnya hidupnya tersiksa, setengah mati. Kalau memang mau masuk dalam hidup yang baru, mati sungguhan supaya bisa bangkit dalam hidup yang baru. Mau masuk sorga, mau hidup baru tetapi masih mempertahankan hidup yang lama. Masih pikir-pikir dulu, saya mau hidup baru, tetapi sayang kalau saya tanggalkan hidup yang lama. Misalkan dalam berjualan, hidup lama suka merugikan orang, mencari keuntungan dengan cara yang tidak halal, tetapi mau masuk sorga, mau hidup yang baru. Mau melayani di gereja tetapi hidup lamanya dia rasa sayang mau dilepaskan, akhirnya hidupnya tersiksa. Apa yang menjadi penyebab, mengapa bisa seperti itu, mau hidup baru tetapi tidak mau meninggalkan hidup yang lama?

a)      II Timotius 3:1-5

3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

3:3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,

3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

 

Penyebab pertama sebab ibadahnya tidak menampilkan kekuatan ibadah yaitu Firman pengajaran yang benar, Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua dan kuasa salib Kristus. Ibadahnya hanya menampilkan perkara-perkara yang jasmani.

 

Yang paling tersiksa itu kalau dia hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan ada beban moril untuk membawa sidang jemaat bertemu Yesus, tetapi hatinya masih suka mempertahankan hidup yang lamanya. akhirnya bagaimana supaya dia bisa menutupi hidup lamanya itu di depan jemaat, dia berpura-pura di depan jemaat. Sama juga pelayan-pelayan Tuhan seperti itu, di gereja melayani, ada beban moril, apalagi kalau tampil di depan di lihat oleh jemaat. Tetapi perilaku hidupnya masih hidup yang lama. Bagaimana caranya dia menutupi semua itu dengan kepura-puraan, dengan kemunafikan, itu tersiksa sekali!

 

Banyak kali kita seperti itu, mau berubah, mau hidup baru tetapi hidup lama tidak mau ditanggalkan. Dikasih baju baru tetapi tetap pakai baju lama, baju lama ini rasanya masih bagus, padahal sudah compang-camping. Kenapa? Sebab ibadahnya tidak menampilkan kekuatan ibadah yaitu Firman pengajaran dan salib.

 

b)      Ibadahnya sudah menampilkan kekuatan ibadah, sudah tampilkan Firman pengajaran, sudah menampilkan salib, tetapi orangnya yang keras hati, menolak kekuatan ibadah. Sebagai contoh adalah Yudas Iskariot, dia ikut Yesus, dia beribadah, dia melayani Tuhan Yesus yang adalah Firman pengajaran itu sendiri, tetapi dia selalu keras hati, dia masih menolak kuasa ibadah. Sampai di saat-saat Yesus sudah mau disalibkan dia tetap masih menolak kekuatan ibadah. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Kehidupan seperti ini tidak mau membongkar kemah jasmaninya, pasti hanya sibuk membongkar lumbung seperti orang kaya yang bodoh!

Lukas 12:15-21

12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.

12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.

12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

 

Apa artinya hidupnya hanya sibuk untuk membongkar lumbung? Dia berkata pada hatinya sendiri, pada jiwanya sendiri. Artinya hati dan pikirannya hanya tertuju pada perkara jasmani, hanya melekat pada perkara yang jasmani. Ini orang yang tidak mau mengalami pembongkaran kemah, tidak mau berubah, masih mempertahankan hidup lama, hati dan pikirannya hanya tertuju pada perkara-perkara yang jasmani. Prakteknya:

1)      Beribadah melayani Tuhan hanya untuk mencari perkara jasmani.

2)      Mungkin sudah tidak dapat lagi, maka dia tinggalkan ibadah pelayanan hanya untuk mencari perkara jasmani.

3)      Sesudah dapat perkara jasmani dia menjadi tamak = kikir dan serakah. Kikir tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan, malah dia serakah, mengambil milik Tuhan dan merampas milik sesama.

 

Tadi Tuhan katakan malam ini nyawamu diambil dan untuk siapa semua harta yang kau kumpulkan itu. Akibatnya dapat berkat jasmani tetapi tidak dapat dia nikmati, dia hanya  binasa. Seperti Yudas dapat 30 keping perak tetapi dipakai untuk membeli tanah kuburan, tempat dia dikuburkan, jangan ini terjadi dalam kehidupuan kita.

 

Praktek membongkar kemah, praktek merendahkan diri dan berubah.

Nehemia 8:16

8:16 dan bahwa di semua kota mereka dan di Yerusalem harus disampaikan berita dan pengumuman yang berbunyi: "Pergilah ke gunung, ambillah daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma dan daun dari pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis."

Pergi naik gunung, ambil pelepah korma di sana. Naik gunung itu bicara penyembahan. Dalam Matius pasal 17 Yesus naik gunung berdoa menyembah. Jadi praktek membongkar kemah adalah tekun dalam doa penyembahan, tambah doa puasa, tambah doa semalaman. Kita bongkar kemah jasmani kita, beralih dari kemah jasmani kepada kemah sorgawi. Menyembah itu bagaikan naik gunung. Berapakah energi yang dibutuhkan untuk menyembah, hanya berlutut, hanya duduk, bersila, tetapi berat sekali bagi daging. Coba main bola 2x45 menit bisa, menonton bola bisa, tetapi kalau  menyembah susah sekali. Itu bagaikan naik gunung, berat dan susah bagi daging!

 

Apa yang mendorong kita bisa menyembah, bisa naik gunung?

Nehemia 8:3-4,9,13

8:3 Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti.

8:4 Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.

8:9 Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.

8:13 Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka.

 

Jadi yang mendorong kita bisa menyembah karena mengerti Firman Tuhan. Yang membuat sulit menyembah karena tidak mengerti Firman. Di sini dikoreksi 2 pihak, bukan hanya tembak jemaat, dari kami hamba Tuhan juga dikoreksi. Tadi dikatakan pembacaan Alkitab itu diberi keterangan. Tugas kami hamba Tuhan memberi keterangan-keterangan dengan jelas, menyampaikan Firman dengan jelas supaya bisa dimengerti. Dari pihak jemaat, perhatikan Firman dengan sungguh-sungguh supaya bisa mengerti. Hamba Tuhan sudah memberitakan Firman dengan jelas supaya bisa dimengerti, jemaat mendengarkan dengan perhatian penuh, fokus. Kalau sudah mengerti Firman pasti menjadi iman di hati dan bisa dipraktekan. Firman yang dipraktekan ini menyucikan kita, sehingga penyembahan bisa naik kepada Tuhan. Semakin suci penyembahannya semakin meningkat.

Mazmur24:3-4

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

 

Semakin suci bisa menyembah Tuhan. Tidak sulit menyembah Tuhan kalau dia mengerti Firman, percaya Firman dan praktek Firman sehingga penyucian terjadi. Naik penyembahannya sehingga terjadi pembongkaran kemah, keubahan hidup terjadi. Permulaan keubahan hidup adalah membuang dusta.

Efesus 4:23-25

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

Dusta itu penutup segala dusta.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Selama dusta masih dipertahankan, berarti kemahnya belum dibongkar dosa-dosa masih ada. Jadilah orang jujur. Orang yang jujur itu bisa mengontrol perkataannya, tahu kapan waktu berbicara dan tahu kapan waktu untuk diam. Teladan sempurna adalah Yesus, kita belajar dari Yesus waktu diperhadapkan di depan imam besar Kayafas dalam sidang mahkamah agama.

Markus 15:1-5

15:1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.

15:2 Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."

15:3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.

15:4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

15:5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.

 

Di sini Yesus menghadapi tuduhan-tuduhan atau fitnahan-fitnahan. Yesus kepala menghadapi fitnahan, kita ini tubuhNya jadi jangan heran kalau kita juga diperhadapkan dengan tuduhan-tuduhan dan fitnahan-fitnahan. Kalau kita sudah beralih pada kemah jasmani, kita sudah dibaharui menjadi kehidupan yang jujur, kita tahu mengontrol perkataan. Kita pelajari sikapnya Yesus:

1.      Berdiam diri = memeriksa diri, yaitu:

a)      Kalau tuduhan itu benar harus mengaku kepada Tuhan dan sesama. Terutama kami gembala-gembala, kalau ada tuduhan-tuduhan, periksa diri, kalau salah mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama. Maka darah Yesus telah menghapus dosa kita sehingga setan tidak bisa mendakwa kita di hadapan Tuhan, hati kita tenang.

b)      Kalau tuduhan itu tidak benar, tidak usah ditanggapi, berdiam diri saja dan serahkan kepada Tuhan hakim yang adil.

 

Kenapa masih panjang lebar? Karena sekalipun tuduhan itu tidak benar, kita malah bereaksi. Makanya Tuhan sebagai hakim tidak membela kita ‘yah kamu urus sendiri, kamu merasa bisa, silahkan!’ Tetapi kalau kita diam, kita serahkan pada Tuhan hakim yang adil, bahasa orang yang menuduh kita, dia berhadap dengan Tuhan. Memang sakit bagi daging, berat bagi daging! Terimalah tuduhan-tuduhan itu sebagai berkat bagi kita sehingga kita bisa mengampuni dan melupakan orang-orang yang menuduh kita. Kalau ada yang menuduh kita lalu tidak benar, itu berkat bagi kita dan kita doakan orang itu. Tetapi kalau orang itu tidak cabut tuduhannya, dia berhadapan dengan Hakim yang adil! Tidak usah saya balas, ada hakim yang adil yang membela.

 

2.      Jujur mengaku bahwa Dia adalah raja. Sekarang kita mengenal Yesus sebagai Raja segala raja adalah Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 19:6-7

Wahyu 19:6-7

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Kita bisa mengenal Yesus sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga lewat Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai. Jadi jujur mengaku Yesus adalah raja = jujur soal pengajaran. Saat kita dituduh, saat kita difitnah, sikap kita jujur soal pengajaran. Artinya tetap pegang teguh Firman pengajaran. Mungkin nikah kita dituduh, pelayanan kita dituduh, hidup sehari-hari dituduh, pegang teguh saja Firman pengajaran. Kita hidup sesuai Firman pengajaran yang kita dengar sehingga semua tuduhan itu dipatahkan karena hidup kita sesuai Firman pengajaran.

 

Kalau ada ayat-ayat yang mendukung Firman itu diterangkan dengan ayat-ayat, saya pegang teguh! Biar orang bilang salah, sesat, saya pegang teguh karena ada ayat yang mendukung. Kalau tidak ada ayat-ayatnya biar kamu bilang benar saya tidak mau terima! Itu jujur soal pengajaran. Saya tidak takut karena yang saya sampaikan adalah Firman Tuhan, bukan berangkat dari saya tetapi dari Tuhan sendiri. Ada ayat-ayatnya, ayat menerangkan ayat, bukan ditafsir sesuka hati!

 

Keselamatan itu dikerjakan sendiri. Keselamatanku bukan ditentukan dari omonganmu! Kamu mau ngomong apa terserah kamu! Yang penting saya mau praktekan Firman maka hidup saya berupaya sesuai dengan Firman, itu jujur! Dan tegas menolak ajaran-ajaran lain. Tidak usah membuktikan diri bahwa kita benar, nanti Tuhan yang membuktikan bahwa kita benar. Yang penting hidup kita sudah sesuai dengan Firman Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan, apa yang saya sampaikan itu juga yang saya kerjakan. Sebelum disampaikan praktekan dulu, nanti Tuhan yang membuktikan kita benar.

 

Diam dan jujur, hasilnya:

a)      Amsal 15:8

15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

Hasil pertama doa orang jujur dijawab oleh Tuhan. Ketika kita berseru memanggil namaNya, Tuhan mendengar dan menjawab doa kita. Orang jujur itu menjadi rumah doa.

 

Tuduhan memang akan semakin banyak, seperti jemaat mula-mula, dituduh segala macam. Waktu saya membaca sejarah gereja, apalagi di zaman kaisar Nero, orang Kristen dituduh, sampai akhirnya hampir habis kayu di atas gunung dipakai untuk menyalibkan orang Kristen. Orang Kristen dijadikan obor untuk menerangi halaman istana. Itu di zaman gereja mula-mula. Di zaman bapa-bapa gereja juga dituduh macam-macam, sampai dibunuh dan dihukum mati! Kita di akhir zaman lebih hebat lagi. Dituduh macam-macam, dari luar tuduhan datang, dari dalam tuduhan juga datang. Tetapi sikap kita diam dan jujur maka hasil pertama doa kita dijawab oleh Tuhan.

 

b)      Wahyu 14:4-5

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Hasil yang kedua kita bisa mencapai kualitas mempelai wanita Tuhan yaitu kualitas tidak bercela. Banyak kesalahan kita lewat perbuatan, perkataan dan sebagainya. Kalau mulut sudah tidak salah dalam perkataan berarti kita sudah sempurna, tidak bercela. Ini kualitas yang bisa kita capai, kualitas mempelai wanita Tuhan, kualitas tidak bercela.

 

Ayo bawa hidup kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan bongkarlah kemah jasmani ini, beralihlah pada kemah sorgawi. Kita belajar menjadi kehidupan yang berdiam diri menghadapi tuduhan-tuduhan dan jujur berpegang pada pengajaran, menolak ajaran yang lain, tidak mau mendengar ajaran lain dan tidak mau mendengar gosip-gosip yang tidak benar supaya tidak terpengaruh. Doa kita dikenan oleh Tuhan, kita menjadi rumah doa, waktu Yesus datang kita bisa menjadi Mempelai WanitaNya yang tidak bercela.


 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar