Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 1:14
1:14 Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman
menjadi manusia yang kita kenal adalah
Tuhan Yesus. Kita tahu awalnya dikatakan Maria mengandung oleh karena Roh
Kudus. Jadi Firman menjadi manusia itu adalah karya Roh Kudus. Jadi kita
manusia untuk menjadi sama seperti Tuhan itu adalah karya Roh Kudus.
Dua
hal ajaib:
1.
Firman menjadi manusia.
2.
Manusia menjadi sama dengan Allah
Keduanya
itu adalah karya Roh Kudus. Kita menerima Firman dalam urapan Roh Kudus dan
yang mendengar juga dalam urapan Roh Kudus sehingga kita semua dituntun menjadi
Tubuh Kristus, menjadi sama seperti Allah.
Kita ambil 4 contoh di dalam Alkitab
kehidupan yang mendapat kasih karunia. Yang kelima yang menerima kasih karunia
adalah kita gereja Tuhan.
Efesus 4:7
4:7 Tetapi
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran
pemberian Kristus.
Setiap
pribadi yang ada sore hari ini akan membuktikan, benarkah kita sudah
dianugerahi kasih karunia itu. Lewat empat pribadi yaitu Nuh, Yusuf, Musa dan
Daud maka kita akan melihat apakah ciri dari keempat orang itu ada pada kita.
Kita
telah mengikuti tentang Nuh yang mendapat kasih karunia. Di tengah-tengah
kebejatan moral manusia, masih ada orang yang dikatakan Firman Tuhan mendapat
kasih karunia. Yang ditonjolkan
di situ adalah Nuh. Disebut juga isteri Nuh, Sem bersama isteri, Yafet bersama
isteri dan Ham bersama isteri. Jadi tiga anaknya ini ikut membonceng pada nikah
Nuh. Jadi peran Nuh yang mendapat kasih karunia, memberikan imbas kepada Sem,
Ham dan Yafet beserta isteri-isteri mereka.
Kalau
anda dan saya mendapat kasih karunia maka akan terasa bagi orang yang dekat
dengan saudara bahwa anda mendapat kasih karunia. Kalau suami mendapat kasih
karunia maka akan terasa imbasnya kepada isteri. Kalau isteri mendapat kasih
karunia maka kecipratan kepada suami. Kalau orang tua mendapat kasih karunia
maka kecipratan kepada anak.
Kalau
kita mendapat kasih karunia maka Tuhan tidak memberikan itu untuk kita miliki
sendiri sebab kalau seperti itu berarti kita egois. Tetapi Tuhan ingin supaya kita
menularkan kasih karunia kepada orang lain mulai dari orang yang dekat dengan
kita, minimal di dalam keluarga kita.
Walaupun
tidak disinggung-singgung siapa isteri Nuh tetapi berkali-kali disebutkan suami
isteri. Jadi mulai dari persekutuan kecil yaitu nikah kita harus ada warna
bahwa kita mendapat kasih karunia. Harus ada citra di dalamnya, harus ada
suasana bahwa hidup kita mendapat kasih karunia. Begitu indah kehidupan yang
mendapat kasih karunia, sebab kalau tidak orang
itu
berada di luar rencana Allah.
Buktinya
Nuh. Karena dia mendapat kasih karunia maka orang yang dekat dengan dia ikut
selamat. Orang-orang yang tidak mendapat kasih karunia itu tenggelam binasa.
Kita
akan melihat ciri-ciri orang yang mendapat kasih karunia ini apa kegiatannya.
Dia diperintahkan Tuhan membangun Bahtera yang
dimulai dengan mutu. Setelah itu diperlihatkan model, semua
datang dari Tuhan. Model ini tidak asal, jadi Nuh tidak boleh menambah ataupun
mengurangi ukuran yang Tuhan berikan kepadanya sebagai bukti dia mendapat kasih
karunia. Tetapi manusia merasa ukuran yang Tuhan berikan itu kelebihan atau
kurang sehingga berani menjamah dengan akalnya. Itu bukti kehidupan itu tidak
mengerti apa itu kasih karunia karena dia berani menambah dan mengurangi. Dalam
Alkitab ada 5 tempat di mana Tuhan melarang supaya jangan menambah dan
mengurangi.
Ø
Bahtera itu panjanganya 300 hasta.
Angka 300 itu menunjuk sisa yang
setia. Dalam kitab Hakim-hakim ada pribadi yang kita temukan di dalamnya bahwa Tuhan memilih 300 orang
untuk bersama dengan Gideon.
Tiga ratus orang ini turun ke
sungai lalu menghirup air dengan tangannya, tangan berbicara pelayanan. Ini
berarti orang yang tidak malas, mereka rajin menggunakan tangannya. Amsal mengatakan orang malas itu mengambil
roti tetapi tangannya terlalu malas untuk membawa itu ke mulutnya.
Amsal
19:24
19:24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan,
tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.
Itu sebabnya yang dipilih di sini
adalah 300 orang yang sujud dan mencedok air lalu dibawa ke mulutnya. Bukan
seperti yang menjilat langsung ke air.
Hakim-hakim
7:7,6
7:7 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon:
"Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku
akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat
itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."
7:6 Jumlah orang yang menghirup dengan membawa
tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu
semuanya berlutut minum air.
Mereka ada tanda kesetiaan dalam
menggunakan tangan berarti memberi pelayanan. Kita harus membuktikan apakah
ukuran setia dan rajin itu ada atau tidak. Banyak yang setia tetapi tidak
rajin.
Anak sulung dalam Lukas pasal 15
itu setia di rumah Bapa, tetapi tidak nampak kerajinannya bagaimana. Kalau dia
mendapat kasih karunia maka dia ada inisiatif untuk mencari adiknya yang hilang.
Dia tidak seperti itu bahkan mengomel ketika adinya kembali.
Tidak hanya setia dan rajin
tetapi juga ada teladannya. Yang menjadi teladan di sini adalah Gideon.
Hakim-hakim
7:17
7:17 Dan berkatalah ia kepada mereka: "Perhatikanlah
aku dan lakukanlah seperti yang kulakukan. Maka apabila aku sampai ke ujung
perkemahan itu, haruslah kamu lakukan seperti yang kulakukan.
Kalau saya berbicara setia dan
rajin lalu saya sendiri tidak setia dan tidak rajin maka teladan apa yang bisa
saya tunjukan. Contoh yang tidak ada cacat celanya adalah kesetiaan Tuhan
Yesus.
II
Timotius 2:13
2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena
Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Kasih karunia yang ada pada kita
coba kita warnai dengan setia dan rajin serta ada keteladanan. Teladan yang
kita terima dari Tuhan Yesus kemudian harus turun kepada kita. Bukan hanya
mengatakan Tuhan Yesus teladan kita, tetapi apakah kita mengambil keteladanan itu
menjadi warna hidup kita. Kalau kita mengambil keteladanan dari Tuhan Yesus
maka otomatis orang lain kena imbas.
Tidak semua pemimpin itu dapat kita teladani. Yang paling tepat
kita teladani adalah Tuhan Yesus. Anak dari Gideon yaitu Abimelekh mau coba mengambil peran
seperti Gideon, dia mengatakan kepada pengikutinya “ikutilah apa yang aku
lakukan” namun teladan yang dia berikan itu untuk membunuh. Teladan yang dia
berikan bukan untuk memberi keselamatan tetapi untuk membunuh.
Anda bisa melihat orang setia,
tetapi apakah kesetiaan itu mengarahkan kita untuk menjadi Tubuh Kristus,
menjadi Mempelai Wanita alias ada kehidupan, atau teladan orang itu malah
membunuh rohani kita. Jadi keteladanan itu perlu diuji, kesetiaan itu harus
diuji begitu juga dengan kerajinan harus diuji.
Hakim-hakim
9:48
9:48 Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang
bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon. Abimelekh mengambil kapak, lalu
memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya
sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia: "Turutilah
dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini."
Dia sudah menjumpai orang-orang
yang melawan dia yang ada di
dalam gua. Dia mengambil kayu dan diikuti oleh orang banyak yang beserta dengan
dia kemudian diletakkan di mulut gua lalu dibakar
sehingga banyak orang yang mati dalam gua. Jadi ada kegiatan, ada kesetiaan
tetapi mencelakakan. Sedangkan pekerjaan Roh Kudus masih harus kita selidiki, masih perlu diuji benar atau tidak, apalagi
hanya keteladanan dari manusia (Abimelekh).
Kita menjadi umat Tuhan jangan
sampai terkecoh. Apakah keteladanan yang kita ikuti itu membuat rohani kita
bertumbuh sampai menjadi Mempelai Wanita Tuhan atau tidak. Kita dianjurkan
setia dan rajin tetapi apakah rohani kita berkembang? Jangan sampai nampaknya
ada kesetiaan dan keteladanan tetapi sebenarnya rohaninya mati.
Rasul Paulus berani berkata
“teladanilah aku” sebab rasul Paulus meneladani Tuhan Yesus. Jadi kalau orang
meneladani Tuhan Yesus maka kita tidak meragukan keteladanannya.
Ø
Lebar Bahtera itu 50 hasta.
Angka 50 ini juga kita dapati
dalam kisah Gideon.
Ada 2 tanda yang diminta Gideon
kepada Tuhan dan kedua-duanya Tuhan lakukan. Lalu ada dua tanda lagi yang Tuhan
berikan pada Gideon tanpa dia minta. Tanda yang terakhir adalah tanda bahasa
asing, itu menunjuk angka 50 yaitu angka Pantekosta. Orang yang dipenuhkan Roh
Kudus pasti berbahasa asing. Itu bukan hanya menguatkan orang lain, seharusnya juga menguatkan dirinya sendiri.
Ini adalah tanda kedua yang Tuhan
berikan.
Hakim-hakim
7:9-11
7:9 Pada malam itu berfirmanlah TUHAN kepadanya:
"Bangunlah, turunlah menyerbu perkemahan itu, sebab telah Kuserahkan itu
ke dalam tanganmu.
7:10 Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu,
turunlah bersama dengan Pura, bujangmu, ke perkemahan itu;
7:11 maka kaudengarlah apa yang mereka katakan;
kemudian engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan
itu." Lalu turunlah ia bersama dengan Pura, bujangnya itu, sampai kepada
penjagaan terdepan laskar di perkemahan itu.
Gideon mendengar mimpi yang
diceritakan bukan oleh orang Yahudi tetapi oleh orang asing, jadi ini adalah
bahasa asing dan itu memberikan keberanian kepadanya. Bahasa asing di sini
menunjuk bahasa Roh, itu memberikan kita keberanian, memberikan kita kemampuan
dan kekuatan untuk menghadapi musuh. Kalau ada orang berbahasa Roh maka
harusnya dia menjadi kuat, bukan menjadi kehidupan yang mudah lemah. Kalau
mengaku penuh Roh Kudus bukti
berkata-kata asing namun gampang lemah maka dipertanyakan apakah betul dia
dipenuhi dengan Roh Kudus atau tidak.
Hakim-hakim
7:12-14
7:12 Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua
orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang
banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut
banyaknya.
7:13 Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada
seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: "Aku bermimpi:
tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah
sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan
dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh."
7:14 Lalu temannya menjawab: "Ini tidak lain dari
pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian
dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya."
Ketika dipenuhkan dengan Roh
Kudus maka bahasa yang kita terima adalah bahasa yang tidak kita tahu, itulah
bahasa asing.
Yesaya
28:11-12
28:11 Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil
dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa
ini
28:12 Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah
tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah
tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Logat ganjil atau
bahasa asing itu dihubungkan dengan Roh Kudus. Berbahasa asing di sini adalah
berbahasa Roh dan Roh Kudus itu memberikan perhentian.
Jadi bahasa asing itu menguatkan
dan memberikan keberanian. Setelah Gideon mendengar bahasa asing itu maka tidak
ada lagi keragu-raguan dan ketakutannya. Dengan 300 prajurit menghadapi pasukan
yang sekitar ratusan ribu itu di atas kertas Gideon pasti kalah. Tetapi karena
kekuatan Roh Kudus maka jumlah tentara yang besar itu berhasil dikalahkan.
Inilah puncak keberanian Gideon.
Roh Kudus diberikan kepada kita
bukan untuk popularitas tetapi supaya kita kuat mengerjakan Firman. Bukannya
malah membuat daging kita merasa lebih hebat, tetapi supaya kita kuat
menghadapi tantangan.
50 ini adalah angka Pantekosta.
Dari Tuhan Yesus bangkit sampai Roh Kudus dicurahkan ada 50 hari. Dari bangsa
Israel keluar dari Mesir sampai hari di mana Musa naik di gunung Torsina adalah
50 hari. Dari pesta Paskah yang disertai dengan pesta roti fatir dan pesta
timang-timangan setelah dihitung 7 kali sabat dan ditambah satu hari, itulah
hari ke-50 merupakah hari raya Pentakosta.
Kita membutuhkan keberanian dan
kemampuan lewat kuasa Roh Kudus. Ketika
Yesus mati dan dikubur dan
Dia bangkit serta menampakkan diri namun
Petrus dan kawan-kawannya mengunci diri, berarti mereka takut. Tetapi setelah
mereka dipenuhi Roh Kudus maka tidak ada rasa takut lagi.
Jadilah umat Tuhan yang
merindukan Roh Kudus. Ketika hadir dalam satu ibadah, datanglah dengan satu
kerinduan hati “saya ingin jumpa dengan Tuhan Yesus” berarti berjumpa dengan Roh
Kudus dan berjumpa dengan Firman pengajaran.
Kita beribadah bukan hanya
mengisi upacara tetapi supaya kehidupan kita diisi dengan Firman dan Roh Kudus
sehingga kita memiliki keberanian untuk menantang semua yang ada di depan kita
dan bukannya menjadi lemas dan loyo.
Kita diberikan Roh Kudus supaya
kita berani menghadapi situasi dan kondisi. Kadang kita menerima ancaman tetapi
kalau ada Roh Kudus kita akan mampu. Kita juga akan mengalami
kesulitan-kesulitan ekonomi entah lapar atau haus, tetapi kalau ada Roh Kudus
maka kita pasti kuat.
Kalau ada mengatakan “saya ada Roh Kudus”
tetapi takut lapar dan haus serta takut pada ancaman sehingga tidak berani
memberitakan Firman berarti itu bukan Roh Kudus dalam dirinya.
Sebagai umat Tuhan kita perlu
bekal Firman dan Roh Kudus supaya kita berani. Utamanya bukan hanya berani
menghadapi dunia tetapi berani menghadap takhta kasih karunia Tuhan.
Ibrani
4:16; 10:19
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
Jadi ada dua sarana di sini yaitu
Firman dan Roh Kudus yang membuat kita berani menghadap takhta kasih karunia
Tuhan sehingga kita mendapat pertolongan tepat pada waktunya.
Jadi bahasa Roh itu bukan hanya sekedar popularitas.
Ketika menghadapi situasi dan kondisi apakah tetap setia, kuat, rajin dan meneladani
Tuhan Yesus sehingga kita menjadi teladan atau hilang bahasa Rohnya.
Saya mengucap syukur kepada
Tuhan, saya diberikan Firman dan Roh Kudus sehingga berani menghadapi kelaparan
di sini. Sehingga ada imbasnya, ada pengaruh pada isteri dan anak-anak.
Kita
harus belajar menjadi umat Tuhan yang memiliki angka 300 dan angka 50. 50
adalah angka Pantekosta yang tandanya berbahasa asing. Bahasa asing inilah yang
memberikan keberanian kepada Gideon. Gideon ini memberikan keteladanan kepada
pasukan yang dia bagi menjadi tiga, masing-masing 100 orang. Mereka semua
membawa obor yang ditutup dengan buyung. Gideon berkata “apa yang aku katakan
dan lakukan itu yang kamu lakukan”. Mereka masuk di tengah-tengah pasukan musuh
lalu Gideon berteriak “pedang Allah dan pedang Gideon” lalu semuanya mengikuti.
Mereka mengambil buyung lalu dengan serempak mereka pecahkan di tanah dan
langsung obor menyala. Pasukan musuh yang mendengar itu langsung lari
tunggang-langgang dan bukan hanya lari tetapi mereka juga saling membunuh satu
dengan yang lain.
Apa
maksudnya obor menyala? Supaya melihat ke mana musuh lari, ke mana dosa lari
dan ke mana kita bergerak.
Serempak
mereka semua memecahkan buyung artinya serempak memecahkan hatinya di hadapan
Tuhan. Kalau kita semua sama-sama memecahkan buyung hati kita di hadapan Tuhan
maka itu indah di hadapan Tuhan.
Marilah
kita gereja Tuhan yang ada pada sore ini kita merindukan keberanian. Di depan
kita terbentang masa yang sukar sulit. Mau apa kita jika kita tidak dibekali Firman dan
Roh Kudus maka gampang kita dipermainkan iblis dan menjadi mangsa binatang
buas. Kalau ada Firman dan Roh Kudus maka ada kekuatan dan keberanian
menghadapinya.
Petrus
dihadapkan pada pengadilan dan ditatap oleh musuhnya yang rasanya mau mencekik
dia namun dengan berani Petrus berkata “mana yang mau kami dengar, kamu atau
Tuhan!” mau tunduk pada manusia atau pada Tuhan. Kenapa Petrus berani? Karena
ada Roh Kudus dalam dirinya.
Situasi
di depan ini adalah masa yang sukar.
II Timotius 3:1
3:1 Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
II Timotius 3:1 (Terjemahan Lama)
3:1
Perhatikanlah! Pada akhir zaman akan datang kelak suatu masa yang sukar.
Kita
tidak akan kuat menghadapi masa yang sukar kalau Firman dan Roh Kudus tidak
ada. Kita butuh Roh Kudus untuk memberikan kita kekuatan.
Gideon
sudah punya Firman tetapi dia masih harus dilengkapi oleh Tuhan dengan Roh
Kudus. Roh Kudus yang memberikan dia keberanian. Dia mendengarkan bahasa asing.
Ini menunjukkan pada kita bahwa bahasa Roh Kudus ini adalah bahasa asing yang menguatkan iman percaya kita.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
Telp: (0458)
21415
HP:
085241270477
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar