Salam
sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran 6:13-14
6:13 Inilah para
kepala kaum keluarga mereka: Anak-anak Ruben anak sulung Israel: Henokh, Palu,
Hezron dan Karmi; itulah kaum-kaum Ruben.
6:14 Anak-anak
Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, dan Saul, anak seorang perempuan
Kanaan; itulah kaum-kaum Simeon.
Keluaran 6:13-26 perikopnya: Nenek moyang Musa dan
Harun. Kalau kita baca dari silsilah mereka ini berasal dari keturunan Lewi
tetapi mengapa dicantumkan ada Ruben, Simeon dan keturunannya apa hubungannya? Musa
dan Harun dari keturunan Lewi tidak ada sangkut pautnya dengan Ruben dan
Simeon. Berbicara nenek moyang itu menunjuk pada hidup lama, dari sini kita
melihat bahwa seorang hamba Tuhan/ pelayan Tuhan harus lepas dari hidup lamanya
yaitu kita harus lepas dari tabiat Ruben dan Simeon.
Tabiat Ruben :
Kejadian
35:22a; 49:3-4
35:22a Ketika
Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha,
gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel.
49:3 Ruben,
engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang
terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
49:4 Engkau yang
membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah
menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia
telah menaiki petiduranku!
Ruben sempat tidur dengan Bilha istri ayahnya berarti
tabiat Ruben di sini adalah hidup di dalam kenajisan. Kita harus lepas dari
kenajisan jangan melayani tetapi hidup dalam kenajisan, kenajisan adalah
puncaknya dosa seks dan dosa makan minum, kaum muda remaja yang sudah kelihatan
hebat melayani tetapi jika hidup dalam kenajisan, jatuh dalam dosa seks, hati-hati!
kehidupan itu tidak lepas dari tabiat Ruben maka pelayanannya tidak akan
diterima oleh Tuhan dan akan kehilangan hak kesulungan seperti Ruben anak
sulung tetapi karena ia jatuh dalam kenajisan ia kehilangan hak sulung dan
diberikan kepada Yusuf.
Hak sulung adalah:
1. Hak untuk menikah= hak untuk menjadi mempelai wanita
Tuhan
2. Hak untuk mewarisi kerajaan sorga yang kekal.
Hidup dalam kenajisan = menghambat pedang dari
penumpahan darah= tidak mau disucikan dengan Firman Pengajaran yang benar.
Yeremia
48:10
48:10
Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan
terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!
Ibrani
4:12-13
4:12 Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana
pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak
ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
Pedang itu adalah Firman Pengajaran yang benar, ini
jangan dihambat. Tujuan kita dengar Firman adalah supaya terima pedang untuk memotong
segala keinginan daging, tabiat daging, emosi daging, pikiran daging semua
dipotong, disucikan. Memang sakit saat kena pedang keluar darah, daging yang
suka mencuri, mulut suka bicara kotor dipotong, itu tujuan kita datang dengar
Firman untuk cari pedang bukan Firman bulu ayam yang enak buat daging. Tabiat
Ruben tidak mau disucikan oleh Firman Pengajaran yang benar, dengar Firman
keras langsung marah memberontak kehidupan seperti ini tidak bisa dipakai oleh
Tuhan.
Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan harus lepas dari tabiat
Ruben, lepas dari dari kenajisan, lepas dari tabiat yang suka menolak Firman
Pengajaran yang benar.
“Terkutuklah
orang yang menghambat pedang”, jadi
kehidupan yang tidak mau disucikan sama dengan orang yang terkutuk!.
Kita mau menerima berkat Tuhan tetapi dalam ibadah tolak
Firman, dengar Firman ngantuk-ngantuk, bermain-main tidak mau serius dengar Firman
berarti dia mau bukan menerima berkat tetapi menerima kutuk dari Tuhan. Kita
datang beribadah bukan untuk dikutuk tetapi untuk diberkati oleh Tuhan.
Yesus sudah menanggung dosa kita, Yesus rela di salib
untuk mati terkutuk bagi kita yang terkutuk.
Galatia
3:13
3:13 Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena
kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!"
Kalau menolak penyucian Firman Pengajaran yang benar,
tetap mempertahankan dosa = menjadikan dirinya sebagai musuh Tuhan/ seteru
salib Kristus. Pelayanan orang seperti itu akan ditolak oleh Tuhan.
Semakin suci kita semakin diterima pelayanan kita, semakin
meningkat pelayanan kita. Orang yang tidak mau disucikan itu yang gampang lepaskan/
tinggalkan pelayanan, hari ini melayani, minggu berikutnya tidak lagi mau
melayani Tuhan, timbul tenggelam kadang muncul kadang hilang.
Suasana kutukan itu suasana beban berat, suasana kesusahan,
penuh ratap tangis, kalau tidak mau disucikan hidupnya ada dalam beban berat,
pelayanannya akan terasa semakin berat sehingga melepaskan pelayanan,
tinggalkan pelayanan. Mengapa banyak hamba Tuhan/ pelayan Tuhan tinggalkan
pelayanan? Karena melayani dalam kenajisan, melayani dalam suasana kutukan,
hidupnya menderita berat dengan dosa. Kita harus lepaskan tabiat Ruben dan pelayanan
kita tetap pertahankan dan melayani dalam kesucian itu yang berkenan kepada
Tuhan.
Tabiat Simeon :
Kejadian 34:25-26; 49:5-7
34:25 Pada hari
ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak
Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil
pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap
laki-laki.
34:26 Juga Hemor
dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil
Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.
49:5 Simeon dan
Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
49:6 Janganlah
kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu
dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang
dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
49:7 Terkutuklah
kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab
berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan
menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Tabiat Simeon adalah hidup dalam kekerasan/ amarah,
suka menyalahkan orang lain dan mempertahankan kebencian. Dalam Kejadian 34 mereka
marah saat Sikhem merusak Dina adik mereka walaupun Sikhem dan orang tuanya sudah
minta maaf tetapi mereka tetap mempertahankan amarahnya dengan membunuh Sikhem
dan semua laki-laki dalam satu kota.
Kalau kaum muda remaja, pelayan Tuhan, apalagi
pemberita Firman pertahankan kebencian saling menyimpan amarah suka menyalahkan
orang lain maka tidak akan jadi pelayanan itu.
Ruben menghambat pedang dari penumpahan darah tetapi Simeon
salah menggunakan pedang. Padahal dalam diri Simeon sudah ada pedang ini gambaran
orang Kristen yang sudah ada dalam Firman Pengajaran yang benar tetapi sayang salah
menggunakan pedang, membunuh orang lain, artinya kalau kita yang sudah dalam
pengajaran yang benar kemudian hidup dalam kekerasan/ amarah/ kebencian suka
menyalahkan orang lain, simpan dendam itu hanya membunuh rohani orang lain, menjadi
sandungan bagi orang lain sehingga mati rohani maka itu tanggung jawab kita dan
kita berhutang darah jika sudah menjadi sandungan bagi orang lain.
Kekerasan ini paling sering muncul di dalam rumah tangga/
nikah, sebagai anak yang seringkali kita lakukan tanpa kita sadari sudah
melakukan kekerasan yaitu suka membantah orang tua.
Kejadian
34:30-31
34:30 Yakub
berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan
membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang
Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu
melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan
dipunahkan, aku beserta seisi rumahku."
34:31 Tetapi
jawab mereka: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan
sundal!"
Jika kita sudah melayani tetapi suka sekali membantah
orang tua itu orang yang hidup dalam kekerasan apalagi kekerasan yang paling
tidak disukai oleh Tuhan yaitu membusukkan nama orang tua, mencemarkan nama
baik orang tua karena kelakuan kita sebagai anak, orang tua yang menjadi
sasaran dihina/ diejek orang, sehingga orang berkata: “orang tua tidak tahu
mengajar/ mendidik anak”. Kita harus menjaga nama baik orang tua, jangan sampai
membusukkan nama baik orang tua, contoh: hamil di luar nikah atau menghamili
anak orang lain ini benar-benar membusukkan nama orang tua. Masa pacaran itu
bukan masa untuk coba-coba. Kita harus jaga kekudusan.
Inilah kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga,
apalagi kalau orang tua belum ada dalam pengajaran tidak mungkin bisa
dimenangkan akibat melihat ulah kita sebagai anak membusukkan nama orang tua atau
orang tua yang sudah ada dalam pengajaran tetapi masih senin kamis lalu melihat
ulah kita tidak jadi saksi sehingga membuat orang tua menjadi tersandung. Jangan membusukkan nama orang tua
terutama orang tua rohani (gembala).
Ayo kaum muda remaja layani Tuhan dengan
sungguh-sungguh! lepaskan tabiat Ruben, lepaskan tabiat Simeon, terima pedang Firman
Pengajaran untuk menyucikan kita dari tabiat Simeon dan kita akan menjadi
berkat bagi orang lain, menjadi terang kesaksian bagi orang lain, orang tua
yang belum dalam pengajaran bisa dimenangkan terima Firman Pengajaran.
Kesimpulannya Ruben dan Simeon salah menggunakan
pedang Firman Pengajaran yang benar. Lewi sempat salah ikut-ikut Simeon salah
menggunakan pedang membunuh orang tetapi sekalipun Lewi sudah salah menggunakan
pedang, ia cepat sadar dan cepat berbalik kepada Tuhan itu sebabnya Lewi dan
keturunannya yang dipilih untuk melayani Tuhan. Tuhan tidak salah memilih.
Keluaran
32:26-28
32:26 maka
berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang
memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
32:27 Berkatalah
ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke
mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah
masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
32:28 Bani Lewi
melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga
ribu orang dari bangsa itu.
Kalau Tuhan memilih kita, Dia tidak akan pernah keliru
walaupun banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan kita seringkali
salah menggunakan pedang, menghambat pedang yang menyucikan. Ciri/ tanda orang
yang dipilih oleh Tuhan, saat salah ia langsung cepat berbalik kembali kepada
Tuhan, saat teledor bicara ditegor segera minta ampun itulah orang yang dipilih
oleh Tuhan, dia memihak kepada Tuhan. Jangan begitu salah, ditegor mala ketawa-ketawa
tidak sadar/ tidak menyesali tetap mempertahankan dosa itu bukan orang pilihan
Tuhan.
Ruben menolak penyucian tetap dalam kenajisan, Simeon sudah
ada Firman tetapi hidup dalam kekerasan menjadi sandungan bagi orang lain, kita
belajar dari Lewi sikap yang benar terhadap pedang Firman Pengajaran, ia
mengikat pedang di pinggang dan berjalan kian kemari untuk membunuh saudaranya,
temannya dan tetangganya.
Mengikat pedang pada pinggang artinya pegang teguh
Firman Pengajaran yang benar dan praktekkan menjadi pengalaman hidup.
Dengar Firman pegang, pulang di rumah langsung praktekkan
menjadi pengalaman hidup kita, ada dosa kenajisan berupa tontonan dsb, karena
sudah dengar Firman praktekkan Firman, teman ajak merokok, minum minuman keras
ditolak/ jangan mau lakukan, katakan tidak pada rokok! Katakan tidak pada
narkoba, katakan tidak pada seks bebas!. Praktek Firman pegang teguh Firman
menjadi pengalaman hidup, pedang melekat di pinggang.
Membunuh saudara, teman dan tetangga artinya:
1) Jangan kompromi dengan daging/ jangan setuju dengan
daging, jangan pertahankan hawa nafsu daging/ keinginan daging, pikiran dan perbuatan daging. Kalau Firman datang
menunjuk dosa kita harus terima untuk disucikan.
Kita datang gereja sejak di rumah kita berdoa “Tuhan
saya datang beribadah bukan untuk kumpul-kumpul dengan teman tetapi saya
beribadah untuk menerima pedang Firman, saya mau disucikan, saya tidak mau
pertahankan daging”.
Jangan datang beribadah tidak berdoa, ke gereja juga tidak
pakai helm malah hanya bercerita tentang game COC karena cuma itu yang
diingat-ingat. Kita datang beribadah untuk datang terima pedang Firman, jangan
kompromi dengan daging, bunuh saudara, bunuh teman, bunuh tetangga, kita harus
singkirkan semuanya, jangan dibiarkan daging membengkak.
2) Harus tegas pegang teguh Firman Pengajaran yang benar
sekalipun bertentangan dengan saudara, bertentangan dengan teman dan bertentangan
dengan tetangga.
Saudara atau tetangga mau ajak berbuat dosa harus
tegas tidak mau lakukan, teman mau ajak dengar ajaran lain kita harus tegas untuk
tolak sekalipun bertentangan! Bahkan mungkin orang tua mau ajak dengar ajaran
lain kita harus tegas, bukan mau melawan orang tua tetapi jangan takut sebab kita
memihak Tuhan dan Tuhan ada dipihak kita. Berdoa mohon kekuatan dari Tuhan supaya
Tuhan yang akan menjamah orang yang menentang kita, Tuhan tampil menjadi
pembela kita.
Kalau kita memihak Tuhan dan Tuhan dipihak kita hasilnya:
Ibrani
4:12-13
4:12 Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana
pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak
ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
a) Firman Pengajaran yang benar memberi hidup kepada kita,
kita dipelihara oleh Tuhan sampai hidup yang kekal. Hidup kita kaum muda remaja
bukan bergantung pada ijasah, tidak bergantung pada pekerjaan, tidak bergantung
pada kekayaan orang tua, bukan bergantung pada apa yang di dunia tetapi hidup
kita bergantung pada Firman Pengajaran yang kita praktekkan. Kaum muda mau
hidup, masa depanmu indah praktek Firman. Kalau antikrist berkuasa ijasahmu,
kekayaan dan kedudukanmu tidak ada gunanya lagi.
b) Firman Pengajaran memberi kekuatan ekstra kepada kita,
saat menghadapi tantangan, menghadapi himpitan, di keluarga benar-benar menentang,
orang tua melarang kita mau datang
dengar Firman Pengajaran yang benar tetapi kalau ada Firman yang kita mau
praktekkan maka akan memberi kekuatan ekstra kepada kita sehingga kita menang atas
segala cobaan, tantangan/ himpitan-himpitan terutama menang atas dosa.
c) Firman Pengajaran yang benar mendorong kita untuk
tekun dalam penggembalaan, kita disucikan sampai kita bisa mencapai kesempurnaan
menjadi mempelai wanita Tuhan.
Ketika
orang Lewi sudah membunuh saudara, teman dan tetangga yang mati ada 3000 orang.
3000
= 2000 + 1000 artinya 2000 itu ukuran volume Ruangan Suci
panjangnya
= 20 hasta
lebarnya=
10 hasta
tingginya
= 10 hasta
jadi
20x10x10 = 2000 hasta (angka Ruangan Suci)
1000= ukuran
volume Ruangan Maha Suci
Panjang
= 10 hasta
Lebarnya
= 10 hasta
Tingginya
= 10 hasta
Jadi
10x10x10 = 1000 hasta (angka Ruang Maha Suci)
Ruangan
Suci menunjuk daerah penggembalaan,
ada
3 alat yang menunjuk 3 macam ibadah pokok.
Mari
kaum muda remaja kita mau ikat pedang di pinggang kita, terima Firman
Pengajaran yang benar praktekkan jadi pengalaman hidup. Bunuh saudara, teman,
tetangga artinya jangan kompromi dengan daging, harus tegas sekalipun
bertentangan dengan saudara, teman dan tetangga, orang tua, soal pengajaran
harus tegas, soal jodoh harus tegas kalau bertentangan jangan dilakukan maka
rohani kita hidup, jasmani hidup. Firman Pengajaran akan memberikan kita
kekuatan, tantangan/ himpitan datang
kita menang, dosa datang kita menang dan Firman pengajaran yang benar mendorong
kita untuk bisa tergembala, bertekun dalam 3 macam ibadah pokok, kita disucikan
sampai sempurna menjadi mempelai wanita Tuhan masuk dalam Ruangan Maha Suci.
Ayo
kaum muda remaja singkirkan tabiat Ruben (kenajisan), singkirkan tabiat Simeon (kekerasan).
Mungkin kita sudah ada dalam keadaan kenajisan sudah melakukan dosa makan
minum, dosa seks pada diri sendiri, tontonan-tontonan yang porno, bicara yang
kotor, pikiran-pikiran yang kotor yang najis, terima pedang jangan hambat
pedang penyucian, Tuhan akan menolong kita. Tabiat seperti Simeon, di rumah
sudah melakukan kekerasan selalu menjadi beban bagi orang tua, membusukkan nama
orang tua, membantah orang tua, menjadi sandungan dalam keluarga.
Kita
belajar seperti Lewi, Lewi juga pernah salah tetapi ia juga cepat berbalik,
cepat memihak kepada Tuhan, demikian kita juga berusaha mau berbalik mau memihak
kepada Tuhan mau pegang pedang Firman Pengajaran mau praktekkan jadi pengalaman
hidup, kita hidup, kita kuat dan kita suci sampai sempurna.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar