20121121

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 November 2012 Pdt. Bernard Legontu



Puji Tuhan, bersama istri saya sampaikan salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, selamat kita berbahagia memandang Tuhan di dalam FirmanNya.

Imamat 2:1-8,14-16
1 "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN.
4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi.
6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian.
7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama minyak.
8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah.
14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu.
15 Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan ke atasnya; itulah korban sajian.
16 Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi TUHAN."

Imamat pasal pertama berbicara tentang dasar ibadah dan sekaligus diperlihatkan sasaran dan prasarana yang Tuhan berikan kepada kita untuk mencapai kesempurnaan. Di sini Tuhan mengedepankan tentang lembu yang artinya Tuhan mengetengahkan suasana kesempurnaan. Tujuan akhir dari rencana Tuhan adalah untuk menyempurnakan gereja Tuhan. Sarananya adalah lewat domba yang harus disembelih di sebelah utara dan hasilnya adalah suasana burung tekukur yang menunjuk suasana kesempurnaan.

Imamat pasal kedua berbicara tentang korban sajian yang terbuat dari empat macam bahan:
1.      Tepung yang terbaik
2.      Minyak
3.      Kemenyan
4.      Garam

Bentuk-bentuk korban sajian:
1.      Tepung segenggam, minyak dan kemenyan (ayat 1-3)
2.      Roti bundar yang diolah dengan minyak dan roti tipis yang dioleh dengan minyak (ayat 4)
3.      Dipanggang di dalam belanga (ayat 5-6)
4.      Dipanggang di atas wajan (ayat 7)
5.      Hulu hasil (ayat 14-16)

Bentuk yang pertama sampai keempat semuanya dibakar di atas mezbah tetapi hulu hasil tidak dibakar di atas mezbah.

Korban sajian ini adalah sambutan kita untuk melayani Tuhan sebagai tanggapan kita yang serius terhadap rencana Allah yang ditampilkan pada pasal pertama yang sekaligus adalah dasar ibadah kita. Bentuk pelayanan ini kita lihat dari macam-macam jenis bahan yang digunakan pada korban sajian.

Ini yang perlu kita perhatikan terlebih dahulu. Apakah kita menanggapi dengan serius ibadah pelayanan kita?. Apakah kita melayani Tuhan hanya karena itu adalah tugas atau karena rasa terima kasih kita karena telah ditolong oleh Tuhan?.

1.      Tepung yang terbaik
Bila kita mau melayani berarti sama dengan mempersembahkan korban sajian kepada Tuhan maka kita tidak bisa luput dari proses untuk mendapatkan tepung yang terbaik ini. Di mana biji gandum itu harus ditumbuk dan diayak sampai halus. Ini semua bisa kita alami oleh pekerjaan Firman pengajaran yang berkuasa menyucikan sehingga kita bisa tampil bagaikan tepung yang terbaik.
Mempersembahkan korban sajian adalah bagaikan mempersembahkan santapan kepada Tuhan. Mempersembahkan santapan/makanan kepada Tuhan prakteknya adalah pelayanan.
Lukas 17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Yohanes 4:34
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Kalau dalam pelayanan kita tidak rela seperti gandum harus ditumbuk menjadi halus maka pelayanan kita tidak akan menyenangkan hati Tuhan. Kita harus rela karakter kita ditumbuk sampai halus dan diayak artinya dalam sifat dan kareakter kita harus terasa pekerjaan godokan Firman Allah sehingga kita bisa menyajikan korban sajian yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Tetapi kalau kalau daging kita masih gampang tersinggung dan gampang tersandung bagaimana bisa pelayanan kita menyenangkan hati Tuhan?

Tepung inilah yang dikeluhkan oleh Tuhan sebab sesungguhnya sudah hilang dalam gereja Tuhan. Berarti tadinya ada namun bukannya bertambah halus namun malah kembali menjadi kasar, ini tidak menyenangkan hati Tuhan.
Yoel 1:9-10
9 Korban sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah TUHAN; dan berkabunglah para imam, yakni pelayan-pelayan TUHAN.
10 Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.

Korban sajian lenyap berarti tepung terbaik sudah hilang. Kalau belum bisa mengendalikan emosi dan hawa nafsu maka itu pertanda pelan tapi pasti korban sajian akan menghilang. Kalau minyak menipis maka pelan dan pasti akan masuk dalam kelompok 5 anak dara yang bodoh yang lampunya hampir padam dan hal ini terjadi justru menjelang kedatangan Tuhan.
Matius 25:8-9
8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

Bicara tentang nabi Yoel ada hubungannya dengan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Yoel 1:15
Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.

Menjelang kedatanganNya, Tuhan bersuara mengingatkan kepada kita untuk kembali mengoreksi bagaimana kita mengatur meja santapan kepada Tuhan lewat pelayanan kepada Tuhan, bukan sesuka hati (sewenang-wenang).
Yeremia 5:31
Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?

Disebut hari pemusnahan sebab ketika diingatkan bahwa korban sajian sudah lenyap dan minyak sudah menipis, tidak ada tanggapan yang serius dari kehidupan tersebut sehingga orang tersebut akan mengalami hari pemusnahan. Tetapi kalau dia menanggapi serius dan berubah sikap maka yang dialami kehidupan itu bukan pemusnahan tetapi dia akan masuk dalam kelompok 5 anak dara yang bijak dan bukan 5 anak dara yang bodoh.

Dari 5 bentuk korban sajian yang pertama adalah tepung segenggam. Tuhan tidak meminta banyak, bagi Tuhan segenggam itu sudah cukup.
Imamat 2:2
Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Sebelum masuk dalam masa 3,5 tahun hujan tidak turun maka Elia mendapat pelayanan lewat tepung yang segenggam. Masa 3,5 tahun ini menubuatkan kepada kita datangnya 3,5 tahun aniaya antikris. Itu sebabnya harus ada pelayanan tepung segenggam justru menjelang 3,5 tahun aniaya antikris.
I Raja-raja 17:12
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
Tuhan berkuasa mengubah dari suasana kematian (maut) menjadi suasana kehidupan karena apa yang segenggam itu dipersembahkan kepada Tuhan. Untuk menghadapi 3,5 tahun musibah di depan maka Tuhan menginginkan kita mempersembahkan apa yang ada di dalam genggaman kita artinya mendahulukan Tuhan. Kalau kita mendahulukan Tuhan itu sebagai bukti nyata bahwa kita bagaikan tepung yang terbaik.

Tadinya hati janda ini galau, dia risau, pemikirannya hanya berkata mati tetapi Allah ubah, dari korban yang satu genggam tadi menghadirkan ketenangan dalam kehidupan janda beserta dengan anaknya dan ditambah dengan nabi Elia. Bila kita mendahulukan Tuhan dan mempersembahkan hidup sebagai santapan bagi Tuhan ( artinya melayani Tuhan) maka ketenangan bisa hadir dalam hidup kita.
Pengkhotbah 4:6
Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.

Seringkali kita berjerih payah tetapi lupa mendahulukan Tuhan. Kita telah melihat bagaimana situasi dunia saat ini. Apakah kita berada di dalam ketenangan, ada dalam perlindungan Tuhan atau tidak. Itu tepergantung kepada kita sekarang, apakah korban sajian itu sudah hilang atau masih ada. Kalau sudah tidak ada cepatlah berubah sebab hari Tuhan yang digambarkan sebagai hari pemusnahan sudah dekat.
Yoel 1:15
Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.

Janda sarfat beserta anaknya yang menghadapi 3,5 tahun bisa tetap tenang sekalipun dia adalah janda. Kalau dipikir secara manusia hidup mereka benar-benar di ujung tanduk dan hidup merana. Tetapi Tuhan perlihatkan bahwa Tuhan sanggup merubah suasana yang menuju kepada maut dialihkan menjadi suasana ketenangan dan kehidupan sebab janda ini masih memiliki tepung segenggam.

Sebenarnya hadirnya Elia adalah untuk mengetes apakah janda ini masih memiliki pengharapan atau tidak. Sesungguhnya hadirnya Firman Tuhan kepada kita adalah untuk meraba apakah kita masih memiliki segenggam tepung atau tidak. Jangan tunggu sampai hilang. Kalau sudah hilang itu mengundang bencana bagi diri sendiri.

Janda ini masih mempunyai minyak sedikit di dalam buli-buli. Sedikit berarti sudah menipis padahal mereka menghadapi bencana 3,5 tahun. Untuk kita sekarang kita menghadapi masalah di segala bidang, maka tidak akan mendapat ketenangan kalau kita tidak memiliki tepung yang terbaik atau memiliki tetapi tidak mempersembahkan artinya tidak mengutamakan Tuhan, tidak memberi pelayanan sepenuh kepada Tuhan pemilik kehidupan kita.

Memiliki tepung yang terbaik artinya memiliki Firman pengajaran. Apalah arti kita memiliki kebenaran Firman Tuhan yang berkuasa menyucikan tetapi tidak mempersembahkan, artinya tidak mendahulukan Tuhan, tidak menyerah sepenuh kepada Tuhan.

Lebih parah lagi kalau tepung dan minyak sudah menipis dan apa yang dilarang justru itu yang kita lakukan.
Imamat 2:11
Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN janganlah diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatu pun sebagai korban api-apian bagi TUHAN.

Korban sajian selalu ada hubungannya dengan mezbah, berarti dibakar dan ada hubungannya dengan api. Artinya dalam ibadah dan pelayanan kita selalu ditandai dengan sengsara. Jangan kita mencari perkara yang manis (madu), jangan sampai terselip pemikiran bagaimana cara untuk mendapatkan madu, yang manis-manis saja di ladang Tuhan karena hal itu dilarang Tuhan.

Mengapa madu ini digandeng dengan ragi? Sebab kita tahu ahli-ahli taurat dan orang farisi adalah pengajar-pengajar yang luar biasa karena menghafal taurat tetapi ketika mereka memberikan penyampaian kepada umat maka ujung-ujungnya mereka menginginkan uang. Terlebih lagi bila berhadapan dengan janda yang kaya. Mereka akan berusaha untuk menguasai harta janda tersebut dengan memberikan berbagai dalih bahwa janda itu harus serahkan harta kekayaannya yang ditinggalkan suami kemudian jaminan hidup diatur oleh imam pada hal mereka (imam) ingin menguasainya.

Tuhan sudah mengingatkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, hari pemusnahan sudah dekat jangan kita tabrak saja larangan Tuhan. Kita tidak akan mampu berlawanan dengan Tuhan.
I Korintus 10:22
Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

Itu sebabnya ketika Tuhan berbicara tentang tepung yang terbaik biarlah kita mau menerima Firman pengajaran untuk membentuk, merubah, menumbuk dan mengayak kehidupan kita sehingga bisa tampil sebagai tepung yang terbaik. Jangan sampai kehilangan korban sajian, jangan sampai persediaan minyak menipis dan biarlah minyak persediaan itu tetap ada sehingga kita masuk dalam kelompok lima anak dara yang bijak.
Matius 25:4
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

2.      Minyak
Yoel 1:10
Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.

Matius 25:8
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Kesimpulannya kalau tepung tidak ada dan ditambah lagi minyak sudah menipis maka nyata bahwa kehidupan itu ada pada kategori 5 anak dara yang bodoh. Hal ini jangan sampai terjadi dalam diri kita.

Melayani Tuhan sama seperti membawa korban santapan bagi Tuhan.
Imamat 21:6,8
6 Mereka itu harus kudus bagi Allahnya dan janganlah mereka melanggar kekudusan nama Allahnya, karena merekalah yang mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN, santapan Allah mereka, dan karena itu haruslah mereka kudus.
8 Dan kamu harus menganggap dia kudus, karena dialah yang mempersembahkan santapan Allahmu. Ia harus kudus bagimu, sebab Aku, TUHAN, yang menguduskan kamu adalah kudus.

Bagaimana kalau persyaratan korban santapan untuk Tuhan ini sudah kita langkahi? Itu sebabnya Tuhan sudah mengingatkan supaya jangan kita mengelak dari proses untuk mendapatkan tepung yang terbaik.

Banyak manusia merasa Firman Pengajaran itu terlalu tajam dan menjadi beban sehingga menghalang-halangi tujuan untuk menerima berkat jasmani padahal sesungguhnya kalau kita menerima Firman maka berkat  jasmani justru akan mengikut. Hamba Tuhan tidak boleh tutup mulut, sebab orang yang menolak Firman pengajaran itu akan datang dan akan pergi, hilang untuk selama-lamanya tetapi Firman Allah itu kekal untuk selama-lamanya.

Fungsi minyak:
a)      Pengurapan
Minyak harus ada dalam gereja Tuhan untuk memberi kekuatan supaya berkobar-kobar dan menyala-nyala. Itu sebabnya jangan sampai minyak itu menipis apalagi sampai tidak punya karena akan masuk dalam cap meterai yang disebut lima anak dara bodoh. Mereka akan terlambat, sekalipun mempunyai minyak tetapi mereka akan terlambat dan jelas minyak yang mereka miliki palsu sebab tidak mungkin Tuhan menjual minyak (Roh Kudus) sebab minyak itu mahal, itu sebabnya diberi dengan cuma-cuma bukan berarti murahan tetapi karena manusia tidak bisa beli. Bukan berarti kata cuma-cuma tidak perlu bergumul, kita harus bergumul untuk mendapatkan minyak.

Mungkin ada upaya untuk mengisi pelita dengan minyak tetapi sudah terlambat. Oleh sebab itu sebelum terlambat biarlah sekarang berupaya untuk mendapatkan minyak. Terutama hamba Tuhan harus punya minyak. Salah satu ciri memiliki minyak adalah ada bahasa Roh. Jangan kita anggap sepeleh kalau minyak sudah menipis sehingga kita santai-santai saja.

b)      Untuk mengisi pelita
Kalau ada usaha mengisi minyak penuh di dalam pelita berarti dia mengerti bahwa suasana yang ada di sekitarnya gelap. Kalau tidak sadar bahwa berada pada suasana dunia yang gelap sekarang ini maka tidak akan ada upaya untuk mencari minyak. Kalau seseorang sadar berada dalam suasana kegelapan maka dia tidak akan tinggal diam dan akan berupaya yang tertampak dengan berkobar-kobar dalam pelayanan.

Tetapi ada hal yang harus kita waspadai. Jangan sampai sudah ada pelita, sudah ada minyak, pelita sudah menyala tetapi malah ditutup dengan gantang dan tempat tidur.




3.      Kemenyan
Imamat 6:15
Setelah dikhususkan dari korban sajian itu segenggam tepung yang terbaik dengan minyak, serta seluruh kemenyan yang di atas korban sajian itu, maka haruslah semuanya dibakar di atas mezbah sehingga baunya menyenangkan sebagai bagian ingat-ingatannya bagi TUHAN.

Kalau salah satu dari bahan-bahan ini tidak ada maka tidak akan menyenangkan Tuhan dan tidak akan menjadi bagian ingat-ingatan bagi Tuhan, Tuhan tidak akan mengingat kita.

Korban sajian ini menunjuk pelayanan kita.
Yohanes 4:33-34
33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Pelayanan yang berkenan kepada Tuhan adalah pelayanan yang akan membawa kita menjadi tubuh Kristus, Mempelai Wanita yang sempurna. Itulah pelayanan yang bersuasana tepung yang terbaik artinya hidup itu digarap oleh Firman Pengajaran yang berkuasa menyucikan. Pekerjaan penyucian ini jangan sampai hilang dari gereja Tuhan. Umat Tuhan jangan sampai tidak menikmati lagi pekerjaan Firman yang menyucikan saudara. Jangan sampai yang lain sudah menjerit dan datang dengan penuh kerendahan hati di kaki Tuhan kemudian kita biasa-biasa saja. Orang seperti itu berbahaya sebab berarti dia tidak memiliki tepung yang terbaik dan minyak sudah tidak punya.

Kemenyan menunjuk penyembahan/penyerahan. Ingat kita mempersembahkan korban sajian, kita melayani, kita beribadah, kita menyembah, jangan tidur di kaki Tuhan! Penyembahan jangan dikurangi, jangan dikecilkan.

4.      Garam
Imamat 2:13
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.

Tidak ada garam berarti hambar. Tuhan juga suka kita mempersembahkan makanan yang ada garam, Tuhan tidak mau hambar. Itu sebabnya biarlah mulai dari perkataan kita jangan hambar. Artinya dalam setiap kita berucap biarlah menyenangkan orang yang mendengar. Biarlah orang yang mendengar bisa menikmati apa yang kita ucapkan.
Kolose 4:6
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Mengapa bisa ada garam? Karena mengkaitkan diri dengan perjanjian Tuhan. Garam ini dihubungkan dengan perjanjian. Apakah kehidupan kita ada hubungannya dengan janji-janji Tuhan? Dalam pelayanan kita harus mengkaitkan diri kita dengan janji-janji Tuhan. Jangan kita melayani tanpa hubungannya dengan perjanjian Tuhan.

Mulai dari hamba Tuhan. Tuhan sudah mengikat janji dengan hamba-hamba Tuhan dan itu berarti garam. Hamba Tuhan yang tidak memutuskan janji dengan Tuhan maka dia adalah garam.
Bilangan 18:19-20
19 Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu."
20 TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.

Siapa yang berteriak-teriak di belakang mimbar supaya jemaat menjadi garam dunia? Itulah hamba Tuhan yang malah seringkali merusak perjanjian garam dengan Tuhan. Setelah menyampaikan Firman malah pergi melakukan pekerjaan sambilan, justru dalam kapasitas pelayan Tuhan. Hamba Tuhan yang memiliki pekerjaan sambilan merusak perjanjian garam dengan Tuhan.

Tuhan sudah memberikan jaminan kepada hamba Tuhan. Dari tepung yang dibawa untuk korban sajian Tuhan hanya meminta segenggam untuk dibakar di atas mezbah dan sisanya adalah bagian imam. Namun banyak hamba Tuhan sekarang tidak menyakini jaminan Tuhan ini sehingga tidak menghargai yang segenggam yang memberi ketenangan dan mereka mencari dua genggam dengan berjerih payah di luar dan merusak perjanjian Tuhan.

Sekarang ini sepertinya belum berlaku hukuman Tuhan. Kelihatan orang yang merusak perjanjian Tuhan masih berkeliaran sana sini, tetapi tunggu tanggal mainnya di mana kehidupan yang merusak perjanjian garam dengan Tuhan akan dimusnahkan.

Bilangan 18:21
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.

Dalam imamat pasal 2 sentuhan peranan imam itu ada dalam empat ayat.
Imamat 2:2,8,9,16
2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah.
9 Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
16 Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi TUHAN."

Hamba Tuhan yang mengerti garam perjanjian Tuhan ini tidak harus risau, ragu dan bimbang mengenai kebutuhan-kebutuhan secara lahiriah meskipun jemaat yang dilayani hanya satu orang. 3,5 tahun Elia hanya menggembalakan satu janda dengan satu anak tetapi mereka hidup. Dalam hal ini yang menjadi tantangannya adalah iman. Hal inilah yang membuat banyak pelayan Tuhan kacau balau dalam pelayanan karena garam perjanjian dengan Tuhan mereka bongkar.
Hosea 8:1-3
1 Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
2 Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!"
3 Israel telah menolak yang baik -- biarlah musuh mengejar dia!
Kalau perjanjian Tuhan dilangkahi maka pasti juga mendurhaka terhadap pengajaran Tuhan.

Imamat 2:13
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
Yang berkepentingan disini adalah hamba Tuhan. Bagi orang yang melakukan pelayanan ada jaminan Tuhan.

Pasal 1: bagi orang yang melakukan pelayanan korban bakaran/korban pendamaian ada jaminan            Tuhan yaitu diberikan kulit yang artinya kebenaran Allah. Tuhan membungkus kita dengan   jubah kebenaran.
Pasal 2:  diberi korban makanan, diberi jaminan soal makanan.
Pasal 3 dan seterusnya: diberi daging

Kulit, makanan dan daging ini menunjuk tiga suasana yang diberikan oleh Tuhan kalau kita melayani Tuhan dengan benar.
Kulit, suasana halaman dimana kita dibenarkan oleh Allah.
Makanan, suasana ruangan suci karena tepung yang terbaik adalah bagian dari roti yang ada di meja roti sajian.
Daging yang menunjuk sabda yang menjadi daging (Firman yang menjadi daging), ini merupakan suasana ruangan maha suci.

Jadi luar biasa rancangan Tuhan, namun karena mata jasmani kita terlalu terbelalak melihat dunia sehingga kita kehilangan tiga perkara ini. Kita harus memahami hidup kita ini hanya ditentukan oleh Tuhan. Kalau lepas dari rencana Allah dan beribadah tanpa mengerti rencana Allah maka kemusnahan (binasa) menjadi bagian kehidupan tersebut.

Tuhan mengeluh karena korban sajian sudah hilang dan minyak sudah menipis. Dan kalau hal itu terjadi otomatis penyembahan tidak ada lagi. Apakah kita pelan dan pasti menuju pada kelompok anak dara yang bodoh? Ini jangan sampai terjadi. Itu sebabnya perlu ada minyak untuk menyalakan pelita. Sadarlah bahwa kita ada dilingkup dunia yang gelap ini dan akan semakin gelap.


Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar