20230930

Kebaktian Doa, Sabtu, 30 September 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:32

11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

 

Ini cerita Lazarus yang sudah mati dan busuk, sudah 4 hari dikuburkan. Inilah keadaan banyak manusia, secara khusus orang Kristen, menghadapi kematian dan kebusukan secara jasmani dan juga secara rohani. Secara jasmani menunjukan masalah-masalah sampai yang mustahil. Belum selesai 1 muncul lagi masalah yang lain, sampai rasanya tidak ada jalan keluar, seakan-akan Tuhan tidak menolong dan tidak peudli. Sudah dikirim utusan “orang yang Engkau kasihi sakit” Yesus malah bertahan tinggal 2 hari lagi baru berangkat. Begitu Yesus tiba, Lazarus sudah mati. Secara rohani itulah masalah di dalam pelayanan, masalah dalam nikah dan buah nikah, jatuh di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Bahkan sampai hidup dalam dosa, sudah menikmati berbuat dosa, enjoy dengan dosa!

 

Semua kebusukan jasmani dan kebusukan secara rohani disebabkan oleh dosa. Ada masalah dalam pelayanan karena ada dosa, ada masalah dalam nikah karena ada dosa, ada masalah dalam hidup sehari-hari karena ada dosa. Semua kebusukan jasmani dan rohani disebabkan oleh dosa yang dipertahankan dan disembunyikan. Lama-lama nikahnya tambah kering, pelayanannya tambah kering. Kalau ada yang berguguran dalam pelayanan, jiwa-jiwa keluar dari penggembalaan, jangan bilang tidak apa-apa, periksa diri! Ada sesuatu yang dipertahankan, sesuatu yang disembunyikan yang tidak diselesaikan.

 

Ada 3 sikap yang harus ada pada kita supaya ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan:

1.      Percaya kepada Yesus, bukan hanya di mulut tetapi sampai di dalam hati (ayat 25-27,40).

2.      Harus sehati (ayat 21,32) Marta dan Maria sehati = 1 pengajaran dan 1 roh.

3.      Tersungkur di bawah kaki Yesus (ayat 32)

 

Sore ini kita pelajari sikap yang ketiga, menghadapi kebusukan dan kematian secara jasmani dan rohani, sikap kita tersungkur di bawah kaki Yesus.

Yohanes 11:31

11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.

 

Ini sikap yang salah. Banyak orang Kristen menghadapi kematian dan kebusukan secara jasmani dan rohani malah mengambil sikap meratap. Artinya saling mempersalahkan sampai mempersalahkan Tuhan. “Kenapa terjadi seperti ini, Tuhan tidak adil, Tuhan tidak tolong” sampai bicara demikian.

 

Sikap yang benar tersungkur di bawah kaki Yesus. Pengertian tersungkur di bawah kaki Yesus:

1.      Mencurahkan isi hati kepada Tuhan dengan hancur hati, dengan menangis. Dari pada curhat kepada sesama, lebih baik curhat kepada Tuhan dengan hancur hati. Maka Yesuspun menangis.

Yohanes 11:34-36

11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

11:35 Maka menangislah Yesus.

11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

 

Begitu kita curhat kepada Yesus, Yesus menangis. Ini yang dimaksud dengan Yesus menangis:

Ibrani 4:14-16

4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Artinya Yesus Imam Besar turut merasakan penderitaan kita dalam menghadapi kematian dan kebusukan jasmani dan rohani. Secara jasmani saja melihat orang berduka dan sedih, kita juga merasakan penderitaannya. Lebih lagi Yesus, Dia turut merasakan. Dan Yesus bukan hanya turut merasakan tetapi juga dapat menolong dan memulihkan kita pada waktunya. Waktunya Tuhan, bukan waktunya kita. Jangan ragukan kasih Yesus! Sebagai buktinya Yesus turut merasakan penderitaan dan dapat menolong kita adalah Yesus rela mati dan dikubur selama 3 hari, Yesus rela menjadi busuk untuk mengalahkan maut atau dosa sumbernya kebusukan. Dengan bangkitnya Yesus maka maut dikalahkan. Kemudian Yesus naik ke sorga mencurahkan Roh Kudus kepada kita. Roh Kudus ini digambarkan seperti minyak wangi supaya kita berbau harum di hadapan Tuhan.

Yohanes 16:7

16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

 

Jadi dalam menghadapi persoalan boleh curhat kepada sesama. Tetapi seringkali sesama tidak bisa dipercaya. Kita curhat tetapi malah terdengar orang lain, ternyata diumbar pada orang lain. Dari pada curhat kepada sesama lebih baik kita curhat kepada Tuhan lewat doa penyembahan. Maka Yesus Imam Besar turut merasakan penderitaan kita. Yesus memperhatikan tetesan air mata kita.

Mazmur 56:9

56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?

 

Tuhan sedot segala penderitaan kita, ini adalah bukti kasih sayang Tuhan kepada kita.

 

2.      Tersungkur berarti memposisikan diri di tanah. Artinya mengaku hanya tanah liat, yaitu:

a)      Mengaku tidak layak sebab banyak kesalahan, kekurangan, kelemahan. Tanah itu kotor, di situ ada binatang yang buang kotoran. Kita mengaku tidak berharga, memang layak untuk diinjak-injak sehingga mendorong kita untuk selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama. Yang membuat kita hina dan tidak berharga adalah dosa. Bukan malah mempersalahkan orang lain “anak kita seperti ini karena kamu!” lebih baik mengaku “saya tidak layak, saya banyak kesalahan, saya tidak berharga layak dinjak-injak” itu mendorong kita untuk selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama.

 

Bagaimana proses berdamai dengan Tuhan dan sesama?

1)      Mau menerima ketajaman Firman pengajaran yang benar yang menusuk sampai ke dalam hati dan pikiran tempat disembunyikan dosa.

Ibrani 4:12-13

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Apa yang kita sembunyikan akan kita pertanggungjawabkan di depan takhta penghakiman, takhta putih. Lebih baik sekarang terima ketajaman Firman menusuk sampai ke dalam hati pikiran, kita bisa sadar akan dosa kita dan menyesalinya, lalu akui kepada Tuhan, akui kepada sesama dengan sejujur-jujurnya, dengan hancur hati. Waktu-waktu yang sisa ini pergunakan untuk berdamai, bukan untuk menambah dosa. Firman menusuk, selesaikan. Fungsi kita beribadah supaya Firman menusuk sampai ke dalam hati dan pikiran supaya dosa diselesaikan. Kita datang dalam keadaan kotor, pulang sudah bersih. Di padang gurun dunia banyak pasir-pasir dosa. Kalau kita kena lagi pasir dosa, dibersihkan sampai tidak ada lagi dosa. Di hati dan pikiran tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang tidak bercacat cela.

 

2)      Lewat ketajaman Firman mendorong kita untuk mengampuni dosa orang lain yang sudah diakui kepada kita dan melupakannya. Semuanya lewat dorangan Firman! Ada orang berdamai dengan dorongan yang lain, tetapi itu tidak akan tuntas. Kalau sudah terpojok, sudah kedapatan, bisa kelihatan berdamai, tetapi tidak tuntas. Biarlah semua oleh dorongan Firman. Yang salah menerima Firman dan mendorong dia untuk mengaku dosa, yang benar menerima Firman mendorong dia untuk mengampuni. Maka darah Yesus menghapus segala dosa kita sehingga kita mengalami damai sejahtera.

 

Dosa membuat kita terpisah dari Tuhan, kalau terpisah tidak tenang. Tetapi kalau dosa diselesaikan, kita dekat dengan Tuhan, kita tenang, damai sejahtera. Kalau dosa sudah diselesaikan semua jadi enak dan ringan. Walaupun terjadi percekcokan dan perselisihan lalu diselesaikan maka bisa menjadi enak dan ringan, bisa bertegur sapa.

 

b)      Mengaku tidak mampu, tidak berdaya apa-apa. Tanah liat begitu ada hewan lewat di atasnya dia tidak bisa menyingkir, hewan itu buang kotoran dia tidak bisa berbuat apa-apa. Menghadapi kebusukan-kebusukan, menghadapi kematian rohani, tidak mampu, tidak berdaya apa-apa. Sehingga mendorong kita untuk menyerah sepenuh kepada Tuhan. Percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan = taat. Pergi ke sana “iya”. Taat pada kehendak Tuhan apapun yang dihadapi dan apapun yang harus terjadi. Tanah liat itu hanya bergantung pada belas kasihan Tuhan. Belas kasihan Tuhan itulah hidupku, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan yang mengerjakan semuanya.

 

Ini bagaikan mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan, maka Tuhan juga mengulurkan tangan belas kasihan dan kemurahanNya kepada kita. Tangan ketemu tangan maka mujizat pasti terjadi. Untuk melayani tidak mampu, mau khotbah tiap hari tidak mampu. Mungkin bapak ibu bekerja tidak mampu, modal tidak ada, tinggal percayakan hidup sepenuh kepada Tuhan, terserah Engkau Tuhan. Menghadapi penyakit kita tidak mampu, tinggal angkat tangan mengaku hanya tanah liat. Seringkali diajak angkat tangan memang di gereja angkat tangan. Tetapi ketika Firman datang malah berpikir “masakan Firman seperti itu, tidak masuk akal, tidak logis” tidak mau ditaati. Kalau seperti itu tidak akan pernah dijamah oleh Tuhan. Mendengar Firman bukan untuk kita perdebatkan, bukan untuk dikritik, tetapi untuk kita taruh di hati, percayai, imani dan mau kita praktekkan. Maka hasilnya:

a)      Tangan belas kasih kemurahan Tuhan membentuk kita tanah liat menjadi bejana kemuliaan. Tanah liat yang kotor itulah kita yang mengaku kotor, tidak layak, pantas diinjak-injak, itu diambil oleh Tuhan dan dibentuk menjadi bejana kemuliaan.

Roma 9:21-24

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan --

9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,

9:24 yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,

 

Kita rindu dipakai guna tujuan yang mulia, untuk pembangunan Tubuh Kristus. Tangan belas kasih kemurahan Tuhan membentuk kita bangsa kafir menjadi bejana kemuliaan = menyucikan kita yang kotor, yang busuk menjadi harum sehingga bisa dipakai untuk memuliakan Tuhan.

 

Roma 9:20

9:20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"

 

Kalau sudah dipakai tidak usah banyak komentar, tidak usah banyak protes, tidak usah banyak kritik. Lalu apa yang dilakukan? Bekerja saja memuliakan Tuhan! Dipercaya menjadi paduan suara, bekerja saja memuliakan Tuhan. Dipercaya jadi gembala, bekerja memuliakan Tuhan. Tidak usah protes! Dalam ikut ibadah persekutuan, di tempatkan di mana saja, yah sudah melayani Tuhan. Tidak usah banyak protes dan komentar.

 

b)      Tangan belas kasih kemurahan Tuhan mampu menjadikan semua baik bahkan sungguh amat baik. Ingat penciptaan langit dan bumi, di penghujung hari Tuhan katakan semua baik. Begitu selesai menciptakan manusia, Tuhan berkata “sungguh amat baik”. Kalau sekarang belum baik, periksa, masih ada yang busuk yang perlu diakui dan diselesaikan kepada Tuhan dan kepada sesama.

 

c)      Tangan belas kasihan dan kemurahan Tuhan mampu menciptakan kita menjadi baru, menjadi ciptaan baru, sampai sempurna, sama mulia dengan Tuhan. Tanah menjadi bejana, itu ciptaan baru. Tanah liat dibentuk menjadi manusia, menjadi Adam dan Hawa. Ikut KKR berkali-kali, setelah pulang apakah sudah menjadi manusia baru atau jangan-jangan masih manusia lama!

 

Tanda-tanda manusia baru:

1)      Buang dusta = jujur.

Efesus 4:24-25

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

2)      Taat. Kalau sudah jujur pasti bisa taat. Di taman Getsemani Yesus didatangi oleh prajurit-prajurit, Yesus tanya “siapa yang kamu cari” mereka katakan “Yesus orang Nazaret”. Bisa saja Yesus tunjuk Yudas “itu Yesus” tetapi Yesus berkata “Akulah Dia” dan waktu Yesus berkata mereka ambruk semua. Yesus ditangkap, dibawa dan dihukum mati. Yesus taat sampai mati. Jadi jujur itu pasangan taat.

 

Jujur dan taat, jujur mulai dari soal pengajaran, kalau benar bilang benar! Yang benar mau dihalang-halangi bagaimanapun tidak akan bisa. Kalau benar, pegang, akui dan praktekan. Jangan karena yang sampaikan hamba Tuhan yang masih muda, yang kecil pelayanannya, sekalipun ada ayat-ayatnya malah dikatakan sesat! Begitu yang datang hamba Tuhan yang besar pelayanannya, begitu sampaikan Firman yang tidak ada ayat-ayatnya malah didukung. Jangan, itu tidak jujur namanya. Kalau tidak jujur pasti tidak taat. Saya tidak berani ngomong kalau tidak ada ayat yang mendukung. Kenapa mau dipaksakan kalau tidak ada ayatnya. Yang jelas ada ayatnya akui bahwa itu benar ada ayatnya. Ibadah terakhir dikatakan kamu tahu kalau kawin cerai itu salah? Iya tahu. Yah sudah kalau benar, pegang yang benar. Kalau ada ayatnya terimalah! Jujur soal pengajaran, kalau tidak benar katakan tidak benar.

Titus 2:7

2:7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,

 

Pengajaran itu ayat menerangkan ayat, jadi ada ayatnya. Kalau pengajarannya tidak benar yah sudah hindari saja, jangan musuhi, beres!

Roma 16:17

16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

 

Boleh silahturahmi, tetapi untuk berfellowship harus dihindari. Kalau sudah jujur soal pengajaran pasti bisa jujur soal nikah, jangan ada disembunyikan. Jujur soal keuangan, jujur dalam segala hal. Itulah Mempelai Wanita Tuhan, kota yang bagaikan kristal, kristal itu transparan, itulah kejujuran.

Wahyu 21:11

21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

 

Tes bukti orang ini jujur dan taat seperti kristal, dia pasti seperti permata Yaspis. Ada kerinduan menyala-nyala berkobar-berkobar melayani Tuhan. Bisa dilihat hamba Tuhan ini dalam pelayanan bagaimana? Tidak ada kerinduan menyala-nyala, sering ditinggal pelayanannya. Dari situ dilihat gembala ini ajarannya benar atau tidak, dia jujur dan taat atau tidak, lihat dalam pelayanan. Kalau dia menyala-nyala sampai usia lanjut, itu berarti jujur dan taat. Jemaatpun begitu, pelayan-pelayan Tuhan kalau tidak jujur, tidak taat, pasti tidak bernyala-nyala. Mulai lemas, loyo, bosan. Kalau lagi mood menyanyi, kalau tidak mood tidak menyanyi. Gembala mulai malas khotbah, persiapannya juga sudah malas-malasan.

 

Maka ketika Yesus datang kita bisa menyambut Dia masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi kalau kita jujur dan taat ditambah setia menyala-nyala maka kita sedang berjalan dengan Tuhan. Langkah-langkah hidup kita adalah langkah-langkah mujizat bersama dengan Tuhan. Apa yang sudah mati dan busuk, Tuhan sanggup pulihkan. Jujur taat menyala-nyala melayani Tuhan sampai garis akhir.

 


Tuhan Memberkati.

20230924

Kebaktian Kaum Muda, Minggu 24 September 2023 Pdt. Handri Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 14:23-24

14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka — segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda — sampai ke tengah-tengah laut.

14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

 

Menyeberangi laut terberau menubuatkan pelaksanaan baptisan air yaitu menguburkan hidup yang lama bersama Yesus (hidup di dalam dosa) untuk bangkit bersama Yesus mendapatkan hidup yang baru, hidup yang dibenarkan dan disucikan.

 

Yang masuk di laut Teberau adalah orang Israel dan disusul orang Mesir yang mengejar. Artinya baptisan air itu untuk menguburkan hidup lama, hidup yang diperhamba oleh dosa, itulah orang Mesir. Sehingga kita bisa hidup di dalam kebenaran. Kalau ada dosa itu tidak benar. Kalau dosa sudah dikuburkan maka kita bisa hidup dalam kebenaran. Belajar yang benar, sekolah benar, pacaran yang benar, tunangan yang benar, supaya betul-betul kita bisa masuk di kota Yerusalem Baru.

 

Di kota Yerusalem Baru ada lautan kaca bercampur api, ini bicara baptisan air. Bukan berarti di sorga ada baptisan air. Ini menunjukan sorga bersaksi bahwa baptisan air itu dasar rohani kita untuk bisa masuk di dalam kerajaan Sorga.

Wahyu 15:2

15:2  Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.

 

Dasarnya harus kuat, kalau tidak, tidak bisa mencapai kerajaan sorga. Sebab itu untuk masuk baptisan air jangan didorong oleh manusia tetapi biarlah oleh kegerakan Firman. Kemudian tidak bisa dihalangi dan tidak mau dihalangi.

 

Mengapa ada orang masuk baptisan air yang benar, pelaksanaannya sudah benar tetapi tidak mengalami kuasa baptisan air, kuasa pembaharuan tidak dialami? Jawabannya:

1.      Seperti orang Mesir yang mengejar orang Israel masuk laut Teberau. Orang Mesir ini tidak merayakan Paskah, hanya orang Israel asli yang merayakan Paskah.

Sebelum keluar dari Mesir, orang Israel merayakan Paskah dan ketika keluar mereka membawa adonannya yang tidak beragi. Paskah adalah kelepasan bangsa Israel dari Mesir. Sekarang Paskah itu adalah kelepasan dari dosa atau yang kita sebut dengan bertobat.

 

Jadi mengapa orang sudah masuk baptisan air tetapi tidak mengalami kuasa pembaharuan? Sebab masuk baptisan air hanya ikut-ikutan tetapi tidak bertobat. Bisa juga karena dipaksa, hanya disuruh, tetapi tidak bertobat.

 

Akibatnya:

Keluaran 14:24-25

14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHANlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."

 

a)      Kacau hidupnya. Sudah masuk baptisan air bukannya terbenahi, tertata baik, malah tambah kacau hidupnya. Kaum muda periksa, dulu dibaptis ikut-ikutan atau oleh dorongan Firman. Kalau hanya ikut-ikutan akan kacau hidupnya.

b)      Rodanya sudah miring = susah diatur. Waktu belum dibaptis masih bisa diatur, setelah dibaptis malah makin susah diatur. Itu karena ikut-ikutan, jadinya orang tuanya pusing, gembala pusing.

c)      Maju dengan berat, artinya rohaninya sulit untuk maju, sulit bertumbuh. Pelayanannya juga sulit maju. Mungkin setelah baptis, isi formulir untuk melayani tetapi pelayanannya begitu terus, kering.

 

Apa tandanya rohaninya sulit maju dan nanti berdampak jasmaninya sulit maju? Dia berat dalam mendengar Firman. Yang lain menikmati mendengar Firman, bisa mencatat, fokus mendengar Firman. Dia malah main-main dengar Firman, tidak fokus, tidak bisa menikmati Firman.

 

Bertobat itu mati terhadap dosa. Coba orang belum mati lalu dikubur, kira-kira bagaimana? Akan mengamuk dan berontak.

 

2.      Bilangan 11:4-6

11:4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?

11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."

 

Ternyata waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, ada bangsa-bangsa lain yang ikut. Mereka juga ikut menyeberangi laut Teberau.

Keluaran 12:38

12:38  Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi.

 

Jadi jawabannya kenapa ada orang sudah dibaptis tetapi tidak berubah? Karena seperti orang bajingan atau bangsa kacauan yang ikut-ikutan orang Israel keluar dari Mesir. Apa artinya ini?

a)      Hanya mencari sesuatu yang enak bagi daging sehingga menghina manna, menghina Firman penggembalaan. Dia dibaptis mungkin karena ada pacarnya di situ, ada yang dia taksir di situ dan lain sebagainya. Tetapi tidak mau menghargai Firman, hanya mencari yang enak bagi daging.

b)      Karena mempunyai nafsu yang rakus. Bukan makan 2 3 piring, bukan itu maksudnya. Artinya hawa nafsu dagingnya itu begitu kuat, itu yang dia ikuti dan turuti. Kalau sudah nafsu rakus ini arahnya rakus kedudukan, rakus uang. Masa muda masa kuatnya daging, rakus seks, harus hati-hati! Sampai berbuat dosa dengan rakus, dengan serakah.

Efesus 4:19

4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

 

Tuhan tolong jangan terjadi pada kaum muda, dosa ini dilakukan, dosa itu dilakukan, semua dilakukan dengan serakah!

 

Akibatnya:

Bilangan 11:33-34

11:33 Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.

11:34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.

 

Karena tidak masuk kuburan baptisan air dengan benar, maka akibatnya dia masuk kuburan Kibrot-Taawa, kuburan orang-orang bernafsu daging. Dikubur berarti masuk di dalam tanah, tenggelam, merosot semua hidupnya. Dia dapat perkara jasmani tetapi tidak bisa dia nikmati. Selagi daging di mulutnya, belum dikunyah, sudah mati. Kalau dalam Mazmur dikatakan mereka kena penyakit paru-paru, covid secara rohani.

 

Jadi disimpulkan kuasa baptisan air tidak akan dialami jika:

1.      Masuk baptisan air hanya ikut-ikutan, tidak bertobat.

2.      Tidak menghargai penggembalaan. Mulai dari tidak mau tekuni 3 macam ibadah sampai tidak mau mendengar dan dengar-dengaran pada Firman penggembalaan.

 

Kita raba dan periksa diri kita masing-masing. Kalau ini sempat terjadi dalam diri kita, sempat kita lakukan padahal kita sudah masuk baptisan air, apa yang harus kita lakukan supaya mengalami kuasa baptisan air itu?

1.      Minta ampun kepada Tuhan. Tidak perlu lagi masuk baptisan air di baptis kembali. Kalau sudah mandi, itu menunjuk baptisan air, tidak perlu mandi lagi, cukup membasuh kaki, perbaiki yang salah. Minta ampun kepada Tuhan.

Yohanes 13:10

13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

 

Bukan mau dibaptis lagi tetapi perbaiki pertobatannya. Kecuali pelaksanaan baptisannya salah, harus diulangi supaya benar, pelaksanaannya diperbaiki.

 

2.      Perbaiki sikap dalam penggembalaan.

Bilangan 11:7-8

11:7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. 

11:8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.

 

Bagaimana memperbaiki sikap dalam penggembalaan? Hargai manna, hargai Firman penggembalaan. Praktek menghargai Firman penggembalaan: lari kian kemari untuk memungut manna. Kalau lari itu dengan kecepatan. Artinya gunakan dan manfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin untuk mendengar dan dengar-dengaran pada Firman penggembalaan. Jangan buang-buang waktu percuma.

 

Kaum muda kalau banyak waktu lowong manfaatkan waktu untuk mendengar dan dengar-dengaran pada Firman. Waktu-waktu ibadah gunakan untuk mendengar Firman semaksimal mungkin, maka semua akan Tuhan perbaiki.

 

Saya bersukacita dan bahagia, dulu sudah Tuhan taruh di hati untuk mencatat Firman dengan baik. Jadi ada banyak cacatan khotbah sebelum sekolah Alkitab dan di situ dapat berkatnya. Dalam pelayanan baca kembali yang pernah dicatat dulu. Biasa pulang kerja, macet, tetapi berupaya untuk bisa datang ibadah tidak terlambat. Kadang masuk ibadah sudah keringatan karena lari-lari untuk datang beribadah melayani Tuhan. Gunakan waktu dengan maksimal untuk mendengar Firman dan melakukan Firman. Jangan buang-buang waktu percuma, rugi!

Efesus 5:16

5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

 

Begitu tidak mau mendengar dan melakukan Firman, masuk si jahat mengganggu kita. Mulai dosa berbisik di hati sehingga dipikirkan, dilihat, dilakukan, dikatakan.

Hasilnya kita mengalami pemulihan atau pembaharuan. Periksa hidup masing-masing. Kaum muda, kalian ini generasi akhir, setelah ini tidak ada generasi akhir karena Yesus sudah mau datang. Kedatangan Yesus sudah di ambang pintu. Kita tidak tahu tahun 2024 nanti bagaimana, yang pasti dunia yang kita tempati ini semakin hancur. Dengan kecanggihan teknologi sehingga mempermudah manusia mengakses dosa, berbuat dosa. Waktu-waktu terakhir ini adalah jahat, ayo manfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk mendengar dan melakukan Firman maka kita akan mengalami pemulihan atau pembaharuan.

 

Pemulihan dan pembaharuan kita pelajari dari roti manna.

1.      Keluaran 16:16,21-22

16:16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."

16:21 Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.

16:22  Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.

 

Dulu bangsa Israel dari hari pertama sampai hari kelima, mereka memungut manna 1 gomer per orang. Angka 5 menunjuk pancaindera. Jadi hasil pertama kita mengalami pemulihan dan pembaharuan yaitu pembaharuan panca indera.

 

Pancaindera ini ibarat pintu. Kalau tidak disucikan dan tidak dibaharui, menjadi pintu gerbangnya dosa. Ingat Adam dan Hawa, khususnya Hawa. Kenapa manusia jatuh dalam dosa? Sebab panca indera Hawa rusak, dirusak oleh setan sehingga dosa masuk. Mulai telinganya mendengar suara iblis. Kemudian mulutnya dirusak, dia menambah dan mengurangi Firman.

 

Markus 7:37

7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

 

Kalau telinga dan mulut tidak baik, semua hancur. Tetapi kalau telinga dan mulut diperbaiki maka semua menjadi baik. Manusia berdosa itu telinganya tuli, mulutnya bisu. Makanya perlu Firman pengajaran untuk memperbaiki.

 

Yang dimaksud telinga tuli, mulut bisu.

a)      Tuli artinya sulit mendengar Firman yang keras. Banyak orang Kristen beribadah, datang ke geraja mendengar Firman, tetapi yang mau menerima Firman hanya sedikit. Dan juga sulit untuk taat. Dengar saja tidak mau apalagi mau taati praktek.

 

Sulit mendengar Firman maka dalam hidup sehari-haripun sulit untuk ditegur dan dinasihati. Teguran dan nasihat Firman saja tidak mau didengar apalagi cuma teguran dan nasihat dari manusia. Orang tua dia lawan, guru di sekolah dia lawan, dalam penggembalaanpun gembala juga dia lawan. Perintah Tuhan saja dia lawan, mau perintah manusia. Sulit dia taati.

 

b)      Bisu adalah perkataan yang tidak menjadi berkat. Orang bisu kalau ngomong, sulit dimengerti apa yang dia bilang. Perkataan yang tidak menjadi berkat, hanya menyandung, hanya menyakiti. Bisu itu sulit mengaku dosa. Dia sudah salah malah salahkan orang, salahkan Tuhan. Bisu juga sulit untuk menyembah.

 

Lewat Firman penggembalaan, diubahkan telinganya. Telinga yang rusak menjadi telinga yang terbuka untuk mendengar Firman. Mulut yang rusak menjadi mulut yang terbuka untuk mengaku dosa dan menyembah Tuhan. Maka Tuhan menjadikan semuanya baik.

 

Telinga yang masih tuli-tuli, biarlah diperbaiki. Disenter, ditusuk oleh pedang Firman dan disucikan. Mulut yang bisu disucikan oleh pedang Firman, semua menjadi baik. Yang menentukan hidup kita baik adalah mulut kita. Orang dunia saja tahu, mulutmu harimaumu. Kalau mulut tidak baik, tidak baik juga hidupnya. Siapa yang mau melihat hari-hari yang baik, harus menjaga mulut.

I Petrus 3:10

3:10  "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

 

Kalau mau lihat hari-hari yang baik, jaga mulut ini. Biar Firman menyucikan hidup kita, pancaindera kita.

 

2.      Hari keenam orang Israel memungut 2 gomer per orang. Jadi 2 menjadi 1, ini bahasa nikah. Jadi hasil kedua mengalami pemulihan dan pembaharuan nikah. Kita semua adalah bagian nikah rumah tangga. Sebagai anak, kita punya orang tua. Hubungan dalam  nikah rumah tangga diperbaiki. Yang rusak, yang broken, semua diperbaiki.

 

Bukti hubungan nikah rumah tangga diperbaiki:

a)      Manna itu seperti sisik.

Keluaran 16:14

16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.

 

Manna seperti sisik atau seperti baju zirah. Artinya kehidupan kita menjadi kehidupan yang kuat untuk melawan roh-roh di udara yaitu roh jahat dan roh najis serta roh durhaka yang mau merusak nikah anak-anak Tuhan. Hati-hati masa pacaran dan tunangan. Kalau tidak ada Firman, bisa rusak. Macam-macam yang dilakukan, roh najis masuk, terjadi kejatuhan!

Efesus 6:12; 2:2

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

 

Udara ini sudah tercemar dengan roh jahat dan roh najis. Banyak anak-anak yang durhaka sama orang tua. Banyak anak muda yang sudah jatuh sebelum menikah. Jalan keluarnya minta ampun kepada Tuhan dan sesama. Dan kembali memperbaiki sikap dalam penggembalaan, nikmati Firman supaya jangan terulang lagi. Dosa kawin mengawinkan itu dosa yang mengikat tubuh. 1 kali dibuat, 2 kali sudah mengikat! Termasuk dosa makan minum. Setan licik, berbuat dosa dia bilang pesta. Pesta miras, pesta narkoba, pesta seks.

 

Mari perbaiki semuanya, masih ada Firman penggembalaan. Kalau sore ini kita datang dalam keadaan sudah hancur, sudah rusak, ada Firman yang memperbaiki. Yang penting tinggal mengaku, diperbaiki. Kalau tidak, sulit diperbaiki. Setelah diperbaiki ada tindakan nyata, sikap tegas tidak lagi mengulangi dosa itu.

 

Dulu waktu pra nikah, ditanya-tanya dan disampaikan Firman oleh gembala. Pertanyaan terakhir masih suci? Kami berdua menjawa masih. Kalau sudah sempat terjadi sesuatu, sudah jatuh segera selesaikan kepada Tuhan dan kepada sesama. Sesama di sini siapa? Orang tua! Akui kepada orang tua dan datang kepada gembala minta didoakan, dicabut roh najisnya itu, jangan terulang lagi. Ini semua merusak nikah, kalau dari permulaan nikah sudah rusak lalu tidak diperbaiki, nanti begitu masuk nikah menjadi hambar nikah itu, jadi pahit. Tadinya cinta padahal cuma cinta daging. Begitu masuk nikah tidak ada lagi kasih itu, hambar semua.

 

Yang sudah punya pacar, roh najis mengganggu dan menggoda, lirik yang lain. Sudah ada pacar masih whatshap dan telpon-telpon yang lain. Ayo belajar setia di masa pacaran dan tunangan, apalagi sudah ditahu orang tua dan gembala. Termasuk yang sudah tahu si A itu punya pacar, jangan mau terima telponnya, jangan mau terima whatsappnya.

 

Saya juga sebagai gembala membatasi komunikasi dengan lawan jenis. Kaum mudi dan ibu-ibu hubungi isteri saya. Atau kami hadapi berdua. Bahaya roh-roh di udara itu, di mana-mana ada. Handphone koneksinya tersambung di udara, di situ dia masuk.

 

b)      Manna itu halus seperti embun. Artinya kita memiliki sikap atau tabiat halus seperti Yesus. Apa tabiat Yesus?

Matius 11:28-29

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Sikap Yesus lemah lembut dan rendah hati. Lemah lembut bukan diukur dari tutur katanya dan bahasa lemah lembut, bukan! Lemah lembut ini kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa. Mau masuk nikah, tabungan utama adalah pengampunan. Sebab nanti masuk nikah akan banyak sekali masalah. Coba 1 orang saja secara pribadi ada banyak masalah. Suami ada masalah, isteri ada masalah, masuk nikah, terkumpul masalahnya. Belum kalau punya anak, jadi 3 masalahnya. Di sinilah dibutuhkan pengampunan. Lewat Firman kita memiliki karakter yang halus seperti Yesus, bisa mengampuni.

 

Kalau masa pacaran ada masalah, bisa mengampuni. Tidak gampang-gampang gonta ganti. Ada masalah, jalan keluarnya ganti yang lain, jangan! Gonta ganti pacar itu bibit kawin cerai.

 

Rendah hati itu kemampuan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Kalau sudah lemah lembut dan rendah hati maka semua menjadi enak dan ringan.

Matius 11:30

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Semua jadi enak dan ringan, hidup jadi enak dan ringan. Kalau Tuhan izinkan masuk dalam nikah juga menjadi enak dan ringan. Menghadapi keluarga, mungkin orang tua sudah terlalu jahat sama anak, kalau punya karakter Yesus lemah lembut dan rendah hati maka bisa mengampuni, semuanya menjadi enak dan ringan. Banyak kali hubungan dengan orang tua jadi terganggu dan rusak karena belum punya karakter rendah hati dan lemah lembut.

 

Dengan memiliki karakter yang halus seperti Yesus, maka dalam keluarga kita merasakan damai sejahtera, kesejukan dan kelegaan. Mungkin kaum muda pulang ke rumah seperti masuk dalam neraka mini, tidak betah dengan orang tua, adik, kakak, siapapun dalam rumah. Mohon kepada Tuhan, biarlah Firman Tuhan mengubahkan karakter saya menjadi karakter yang halus dan rendah hati, lemah lembut.

 

Sejahat apapun orang tua, kita hadir di dunia ini karena orang tua. Kalau orang tua belum bertobat, doakan dan gumuli. Mungkin sampai sekarang ini diperlakukan seperti sapi, seperti binatang, tetap didoakan. Minta kepada Tuhan roh rendah hati dan lemah lembut maka akan ada kesejukan, ada damai sejahtera. Anak itu sumber keindahan dalam rumah tangga. Kalau anak bisa rendah hati dan lemah lembut, itu yang menjadikan nikah rumah tangga itu indah.

Efesus 6:1

6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.

6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

 

Kolose 3:20

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

 

Kalau anak disucikan dan dibaharui, anak itu yang menyelamatkan keluarga.

I Timotius 2:15

2:15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

 

Orang tua kita bisa diselamatkan karena melahirkan kita di bumi ini kalau kita sungguh-sungguh berubah lewat Firman Tuhan.

 

Ini yang menentukan nasib hidup kita, indah atau tidak, bahagia atau tidak, panjang umur atau tidak. Dan juga menentukan keluarga kita selamat atau tidak. Rahab punya keluarga, dia masih muda, dia seorang anak. Karena dia mau berubah maka selamat keluarganya. Rahab ini perempuan yang tidak baik, pelacur, tetapi bisa selamat keluarganya.

 

Kita pelayan Tuhan, mari berubah, rendah hati dan lemah lembut, yakin keluarga bisa diselamatkan. Yang sudah satu dalam pengajaran tetapi belum bertobat, bisa diselamatkan. Itu tergantung dari kita.

 

Halus itu juga seperti dupa pada mezbah dupa emas. Dupa itu dari rempah-rempah yang dihaluskan kemudian dibakar. Jadi kalau kita mau menerima Firman, kita memiliki karakter yang halus, rendah hati lemah lembut, pasti bisa menaikan doa penyembahan.

 

Jujur om mau tanya, mana yang lebih banyak dilakukan dalam rumah tangga, menuntut pada orang tua atau berdoa bagi orang tua. Tidak usah tunggu orang tua, kita yang sudah dengar Firman, kita yang duluan berbuat. Nuntut orang tua harus penuhi kebutuhan dan sebagainya. Atau berdoa, Tuhan tolong orang tuaku, tolong papaku, tolong mamaku. Biarlah kita semua menjadi rumah doa, kita berdoa bagi keselamatan keluarga kita masing-masing. Keluarga yang hancur dan rusak bisa ditolong. Saya lahir di dunia karena orang tuaku, saya mau berdoa untuk mereka supaya mereka selamat. Orang tua om tinggal 1, kalian yang punya orang tua yang lengkap berbahagia. Doa setiap hari om naikan supaya bisa selamat sekeluarga, tidak ada yang tertinggal dan binasa.

 

Segala pergumulan kita akan dijawab oleh Tuhan pada waktunya asalkan kita punya karakter rendah hati dan lemah lembut. Puncak pembaharuan kita menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

 

Manna seperti embun, embun ada kaitan dengan mempelai pria.

Kidung Agung 5:2

5:2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"

 

Ini Yesus Mempelai Pria Sorga, Dia membawa embun itulah Firman penggembalaan, untuk membawa kita menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna. Kita menjadi milik Tuhan untuk selama-lamanya, tidak mungkin diganggu gugat oleh siapapun. Dia menjaga kita dengan hati-hati, dengan sungguh-sungguh.

Kidung Agung 6:3

6:3  Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

 

Sore ini mintalah karakter yang halus seperti Yesus. Ini yang menentukan kebahagiaan kita, kebahagiaan keluarga kita dan keselamatan keluarga kita. Minta Tuhan membaharui kita, panca indera kita biarlah Tuhan baharui, hubungan dalam keluarga dibaharui, maka kita menjadi rumah doa, Tuhan pasti menjawab segala doa kita. Mungkin ada yang orang tuanya belum bertobat, ada orang tuanya sudah dalam pengajaran tetapi juga belum bertobat, kita doakan mereka. Mungkin kita belum bisa membalas dengan memberikan yang jasmani, kita naikan doa untuk mereka. Kesalahan besar yang mereka lakukan, lepaskan roh pengampunan, minta kepada Tuhan roh belas kasih. Itulah roh lemah lembut dan rendah hati, biar ada pada kita sekalian. Tuhan mampu menolong semua, Tuhan mampu menjadikan semua indah pada waktunya.

 

 

Tuhan Memberkati.