20230917

Kebaktian Umum, Minggu 17 September 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 13:9-10

13:9 Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

13:10 Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

 

Pasal ini bicara tentang antikristus dan penganiayaan yang dilakukannya. Ayat 9 dan 10 ini adalah jalan keluar menghadapi antikristus yaitu dengan ketabahan dan iman = berjuang untuk mempertahankan iman.

Yudas 1:3

1:3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

 

Hari-hari terakhir ini sudah begitu banyak orang Kristen yang gugur dari imannya. Contohnya negara-negara Eropa, yang dulunya di sana banyak yang Kristen, sekarang mulai berkurang. Sudah lebih banyak yang atheis, bukan pindah keyakinan, tapi lebih banyak tidak percaya Tuhan.

 

Ini yang harus kita perjuangkan, berjuang untuk mempertahankan iman, iman yang benar timbul dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Langkah-langkah mempertahankan iman:

1.      Mendengar Firman sampai mempraktekan Firman, ada iman dan perbuatan iman.

2.      Bertahan menghadapi ujian iman. Kita membahas poin kedua.

 

Jadi iman kita diuji, apakah murni seperti emas murni.

I Petrus 1:5-7

1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

 

Kita berjuang, bertahan menghadapi ujian iman. Ujian itu digambarkan seperti api pemurni logam, merupakan penyucian dari karat-karat dosa yaitu dosa yang tersembunyi, dosa yang tidak disadari. Sebagai contoh, Ayub menghadapi ujian iman.

Ayub 23:10

23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

 

Jadi tidak usah bertanya-tanya, saya sudah mendengar dan melakukan Firman, kenapa ini terjadi. Ini penyucian iman, penyucian dari dosa-dosa yang tersembunyi yang tidak disadari.

 

Ayub disebut orang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, orang yang menjauhi kejahatan. Berarti Ayub ini sudah punya iman dan perbuatan iman. Tetapi Tuhan izinkan Ayub mengalami ujian habis-habisan. Anaknya habis, ternaknya habis, kulitnya juga hancur, kesehatannya hancur. Dia mengalami ujian habis-habisan bagaikan dimasukkan ke dalam api pemurni logam. Mengapa? Sebab dalam diri Ayub ada dosa yang tersembunyi yang tidak disadarinya.

Ayub 10:1-3; 32:1-2

10:1 "Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.

10:2 Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku.

10:3 Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?

32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

 

Ini dosa yang tidak disadari oleh Ayub yaitu dosa kebenaran diri sendiri. Ini seringkali juga ada pada kita. Kita merasa kita sudah beriman, sudah mendengar Firman, sudah melakukan Firman. Begitu datang ujian muncul kebenaran diri sendiri.

 

Pengertian dosa kebenaran diri sendiri:

1.      Ayub 13:4-8

13:4 Sebaliknya kamulah orang yang menutupi dusta, tabib palsulah kamu sekalian.

13:5 Sekiranya kamu menutup mulut, itu akan dianggap kebijaksanaan dari padamu.

13:6 Dengarkanlah pembelaanku, dan perhatikanlah bantahan bibirku.

13:7 Sudikah kamu berbohong untuk Allah, sudikah kamu mengucapkan dusta untuk Dia?

13:8 Apakah kamu mau memihak Allah, berbantah untuk membela Dia?

 

Membenarkan diri dengan menyalahkan orang lain. Suami yang salah, isteri salah, anak salah, gembala salah, gembala balik tuduh jemaat salah. Menyalahkan orang lain, tidak pernah mengakui dia yang salah.

 

2.      Ayub 40:3

40:3 Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu?

 

Membenarkan diri dengan menyalahkan Tuhan, menyalahkan Firman. Katanya Firman Tuhan begini, sudah saya buat kenapa saya menderita. Katanya diberkati, katanya dibela, tetapi kenapa saya difitnah, saya dikucilkan dan lain sebagainya. Tanda orang yang membenarkan diri dengan cara mempersalahkan Tuhan adalah banyak mengeluh! Banyak berkeluh kesah, melampiaskan keluhannya, kepahitan hati, kecewa. “Mana ada Tuhan, kalau Tuhan ada masa Tuhan izinkan saya menderita”. Itu sudah kecewa pahit hati.

 

Kenapa bisa berkeluh kesah, merasa kecewa dan pahit hati? Karena merasa hebat, merasa berjasa kepada Tuhan. Saya sudah beribadah, sudah berkorban, sudah sumbang sekian untuk pembangunan gereja, sudah sumbang tenaga dan sebagainya. Semakin merasa hebat, semakin merasa berjasa, ujiannya bertambah hebat. Biarlah kita mau menyerahkan diri kepada Tuhan dan mengakui semua hanya karena kemurahan Tuhan. Kalau saya bisa beribadah melayani itu semua karena kemurahan Tuhan. Bangun gereja besar, semua karena kemurahan Tuhan, apa yang mau dibanggakan. Dibandingkan stadium sepak bola kalah jauh. Jemaat banyak apa yang mau dibanggakan, orang nonton konser di dunia ribuan.

 

Kita ini ada hanya karena kemurahan Tuhan, diberkati karena kemurahan Tuhan, dipakai karena kemurahan Tuhan. Jangan merasa hebat, jangan merasa berjasa dengan Tuhan.

 

3.      Kejadian 3:13

3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

 

Membenarkan diri dengan mempersalahkan iblis. Seperti Hawa mempersalahkan ular “ular ini yang menghasut dan menggoda”.

 

4.      Menutupi dosa dengan berpura-pura berbuat baik. Gembala tutupi kemalasannya mencari pembukaan rahasia Firman, dia banyak besuk jemaat.

 

Adam dan Hawa terusir dari taman Eden karena dosa  kebenaran diri sendiri. Tuhan tidak ingin hal ini terulang kembali.

Dalam Matius 7:22-23 ada orang yang diusir dari hadapan Tuhan karena merasa hebat, merasa berjasa, kebenaran diri sendiri. Dulu Adam dan Hawa diusir dari taman Eden ke dunia. Di penghujung akhir zaman akan terjadi lebih dahsyat. Manusia yang berdosa, mempertahankan kebenaran diri sendiri, terusir dari hadapan Tuhan, dari dunia ke neraka. Kalau Adam dan Hawa diusir ke dunia masih bisa diperbaiki, kalau diusir ke neraka bagaimana bisa diperbaiki lagi.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Ayat 22 itu mereka merasa berjasa. Kamu sekalian pembuat kejahatan, berarti yang ada pada mereka hanya kebenaran diri sendiri, kebenaran Tuhan tidak ada.

 

Karena dosa kebenaran diri sendiri tidak disadari, maka Tuhan izinkan kita mengalami ujian iman, Tuhan izinkan kita masuk dalam api permurni logam. Tujuannya supaya kita disucikan dan kita tampil sebagai kehidupan yang memiliki iman yang murni, iman yang teguh, iman yang murni seperti emas murni. Jadi ujian iman ini bukan untuk menghancurkan kita.

 

Kita belajar dari Ayub, bukti bahwa Ayub sudah memiliki iman yang murni seperti emas murni.

1.      Yakobus 5:10-11

5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

 

Bukti pertama tekun. Saat diperhadapkan dengan ujian, tekun. Tekun apa? Tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Ujiannya tambah berat, tetap bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Dulu Musa diperintahkan membangun Tabernakel atau kemah suci. Pelayanan yang dikerjakan di kemah suci itu adalah bayangan dari apa yang sebenarnya di sorga. Jadi Tabernakel itu miniatur kerajaan sorga.

Ibrani 8:5

8:5  Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Tekun itu kena pada ruangan suci, di dalamnya ada 3 macam alat yang menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Meja roti sajian, itu adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran dan korbanNya. Perjamuan suci ini adalah makanan yang sejati. Kita makan nasi, makan makanan di dunia ini, tetapi kalau belum makan perjamuan suci, belum menikmati makanan yang sesungguhnya.

Yohanes 6:55-56

6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

 

Dengan kita makan Firman Tuhan dan perjamuan suci, Yesus tinggal di dalam kita dan kita tinggal di dalam Yesus. Jangan malah dikurangi, ujian datang malah ketekunannya dalam ibadah dikurangi, kurangi 1, kurangi 2, kurangi 3, jangan! Justru harus makin bertekun. Tekun artinya tidak bisa dihalangi oleh apapun, oleh siapapun. Mungkin dihalangi oleh keluarga, tetap bertekun. Jaringannya kurang bagus, tetap tekuni! Minta hikmat dari Tuhan, mungkin tidak bisa siaran langsung yah siaran tunda, cari tempat yang sinyalnya bagus, download disitu baru ikuti siaran tunda. Banyak cara yang bisa kita gunakan.

 

Dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci kita lebih mendalam mengenal Yesus, lebih mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh dan Yesus juga lebih dalam mengenal kita, bahasa air mata saja Tuhan kenal.

Hosea 6:3

6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

 

Dia tahu apa yang menjadi pergumulan kita, Dia tahu kebutuhan kita dan Dia tahu batas kekuatan kita. Ujian yang Tuhan berikan tidak akan melampaui kekuatan kita. Ujian yang dihadapi si A belum tentu bisa diterima si B, Tuhan tahu batas kemampuannya bagaimana. Tuhan lebih tahu kapan waktunya untuk ditolong, tunggu saja waktunya Tuhan.

 

b)      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Roh Kudus dalam urapan dan karunia-karuniaNya sehingga kita menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang=  menjadi kesaksian yang hidup dan yang benar  bagi sesama kita.

II Korintus 3:1-3

3:1 Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?

3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

 

Yohanes 12:26-27

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

 

Jadi surat Kristus, jadi kesaksian. Dari penampilan saja sudah jadi kesaksian. Tutur katanya, perbuatannya, solah tingkah setiap hari, jadi kesaksian. Itulah hasil ketekunan dalam ibadah raya, Roh Kudus menguasai kehidupan kita sehingga kita menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang.

 

Dalam rumah tangga mungkin ada keluarga yang belum bersama-sama dengan kita, buktikan kita tekuni ibadah raya nanti pulang menjadi surat Kristus, menjadi kesaksian. Dalam bergaul di sekolah, di tempat kerja, di mana-mana jadi kesaksian hidup.

 

c)      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kasih Allah ini yang menjadi motor penggerak untuk melayani Tuhan. Kasih itu kekal, sehingga kita melayani tidak akan berhenti di tengah jalan, tidak ada pensiun dalam melayani Tuhan. Tidak ada hamba Tuhan yang emeritus, tidak ada pelayan Tuhan yang hiatus. Mari layani Tuhan sampai garis akhir, tidak ada istilah berhenti. Melayani Tuhan sampai dalam kerajaan Sorga.

Wahyu 22:3; 20:3

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

 

Orang yang melayani sampai garis akhir, diizinkan meninggal dunia, waktu kerajaan 1.000 tahun damai dia dibangkitkan untuk melayani di situ. Lalu masuk kerajaan sorga dia melayani selama-lamanya. Sampai mautpun tidak bisa menghalangi dalam kita melayani Tuhan. Itulah kekuatan kasih.

 

Banyak tantangan dalam pelayanan, tetapi kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang.

Roma 8:35-37

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Tantangannya luar biasa, pergumulannya hebat, tetapi kita bisa menang karena kasih Tuhan. Inilah pentingnya tekun dalam ibadah doa penyembahan.

 

Jadi lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, kita mendapatkan kekuatan dari Firman dan perjamuan suci untuk mengenal Yesus lebih dalam, kita juga mendapatkan urapan dan karunia Roh Kudus supaya menjadi surat Kristus, terang kesaksian. Dan kita mendapatkan kasih Allah yang menjadi motor penggerak kita dalam melayani sampai garis akhir, sampai dalam kerajaan 1000 tahun damai, sampai dalam kerajaan sorga. Tantangan apapun tidak bisa menghalangi kita untuk melayani Tuhan, tetap kuat sampai garis akhir.

 

2.      Sabar

Yakobus 5:7-10

5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.

5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

 

Sabar menunggu waktu Tuhan. Waktu Tuhan tidak terlalu cepat dan tidak terlambat, tepat pada waktunya. Kalau Tuhan belum menolong berarti Tuhan masih sibuk membenahi kita. Masih banyak kekurangan kita yang harus diperbaiki.

 

Juga sabar menderita, jangan bersungut-sungut. Sabar dalam penderitaan, tidak bersungut, tidak saling mempersalahkan, tidak mempersalahkan Tuhan tetapi hanya mengucap syukur kepada Tuhan. Biarlah ini menjadi praktek, kalau diterangkan dengan kata-kata terbatas. Pengajaran itu praktis, nanti pulang ini langsung diperhadapkan dengan praktek. Kalau guru kami mengajarkan sampai kita menikmati. Sampai kita bisa berbahagia di dalam penderitaan. Logika tidak bisa menerima, orang menderita koq bahagia.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Sabar menunggu waktu Tuhan, tetap menuruti Firman, tidak mau menyimpang dari Firman.

Ayub 23:10-11

23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

 

Nanti Firman yang berikan jalan keluar. Jangan ambil jalan keluar sendiri di luar Firman. Kaum muda soal jodoh tunggu waktu Tuhan. Kalau ada hubungan dengan orang di luar pengajaran, di luar keyakinan, bawa dulu dengar Firman. Biar Firman yang memberikan jalan keluar, Firman yang menunjukan bahwa itu memang jodohmu. Jangan paksakan. Kalau dipaksakan itu sudah di luar Firman. Jadi penderitaan kalau menikah dengan yang lain pengajaran, apalagi lain keyakinan. Terang dan gelap tidak bisa bersatu. Makanya jangan paksakan, tunggulah waktu Tuhan, jangan menyimpang dari Firman.

 

Jalan keluar sendiri di luar Firman itu jalan buntu dan jalan menuju kebinasaan. Bangsa Israel diingatkan dalam diam, tenang terletak kekuatanmu. Tetapi mereka tidak mau.

Yesaya 30:15-16

30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

30:16 kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

 

Jalan keluar di luar Firman, itu jalan menuju kebinasaan, itu jalan buntu. Hanya sebentar saja dia kelihatan tertolong tetapi sebenarnya buntu dan binasa. Masalah nikah jangan gunakan jalan keluar di luar Firman, harus sesuai Firman. Contohnya cari jalan keluar sendiri, suami kasar, isteri tinggalkan dulu dia 2 4 bulan. Kalau masih kasar tambah lagi 5 bulan. Di sana dia sudah kawin ulang. Itu jalan buntu! Harus sesuai Firman, kalau sesuai Firman harus sabar. Ditempeleng terus, yah sabar menunggu waktu Tuhan, nikmati sampai bisa berbahagia. Kalau sudah bisa sabar, kalau sudah ikuti Firman, Tuhan tolong.

I Petrus 3:1

3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

Tanpa perkataan, suami bisa dimenangkan lewat kelakuan isteri. Begitu juga untuk suami-suami, menghadapi isteri seperti itu sabar menunggu waktu Tuhan, sabar di dalam penderitaan.

 

Begitu kita bisa sabar menunggu waktu Tuhan, sabar dalam penderitaan, kita punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Bukan cuma dengar kesaksian orang tetapi ada pengalaman pribadi sehingga kita bisa menguatkan orang yang punya pengalaman seperti kita.

Ayub 42:6

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

 

Ternyata selama ini Ayub yang dikenal saleh, dikenal jujur, takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan, dia belum punya pengalaman dengan Tuhan secara pribadi. Dia hanya mendengar dari kata orang saja. Makanya Tuhan izinkan ujian datang, kalau kita bisa sabar maka kita punya pengalaman dengan Tuhan. Punya kesaksian pribadi dengan Tuhan, bagaimana Tuhan kuatkan, bagaimana Tuhan hiburkan, bagaimana Tuhan berikan jalan keluar tepat pada waktunya. Sehingga kita bisa bersaksi kepada sesama kita, ada kesaksian yang hidup dalam diri kita. Mulai dari kami hamba Tuhan sebagai gembala, tunjukkan teladan iman bagi jemaat, sabar menunggu waktu Tuhan, sabar di dalam penderitaan baru bisa saksikan. Sampaikan Firman, Firman yang disampaikan itu ada tanda darah, punya kuasa untuk menyucikan jemaat.

 

3.      Tabah

II Korintus 5:6-8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:7 — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Tabah = kuat dan teguh hati. Bagaimana prakteknya? Belajar lagi dari Ayub:

Ayub 42:6

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

 

Bisa duduk dalam debu dan abu. Bukan secara hurufiah. Artinya secara rohani:

a)      Mengaku bahwa kita memang tidak layak, tidak berharga apa-apa, banyak kekurangan dan kelemahan, hanya pantas diinjak-injak. Tanah itu untuk diinjak-injak, kalau jadi genteng, begitu rusak diinjak-injak juga. Kita akui kita hanya tanah liat, tidak layak saya Tuhan, terlalu banyak kelemahanku dan kekuranganku, terlalu banyak menuntut Tuhan, sehingga mendorong kita untuk mengakui semua dosa kita kepada Tuhan dan juga bisa mengaku kepada sesama.

 

Jangan merasa hebat, kenapa saya diperlakukan begini, tidak adil! Saya gembala, saya dihargai jemaat. Ini dalam persekutuan saya tidak dihargai. Saya jemaat tempat persekutuan, ini dalam persekutuan saya tidak dihargai. Diizinkan Tuhan, selama ini waktu masih ada almarhum bapak gembala, orang hormat, orang hargai. Setelah beliau dipanggil Tuhan, dilirikpun tidak, dipandang enteng, direndahkan, yah sudah terima saja, memang kita tanah liat. Justru kita bersyukur Tuhan izinkan ini terjadi supaya kita bisa merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan. Jangan merasa hebat, dulu jadi tempat fellowship sekarang juga harus jadi tempat fellowship. Kalau kita bisa merendahkan diri secepat itu kita akan diangkat oleh Tuhan, Tuhan akan pakai, Tuhan akan orbitkan kita. Debu tanah liat itu ada di tangan Tuhan, nanti Tuhan angkat.

 

Selama ini sudah terlalu banyak di atas, dihargai dan lain-lain, sekarang Tuhan izinkan direndahkan supaya kita mengaku hanya tanah liat, supaya kita bisa mengaku dosa kita kepada Tuhan dan mengaku kesalahan kita kepada sesama. Tidak ada rasa mau membanggakan diri, menonjolkan diri.

 

b)      Mengaku tidak mampu, tidak berdaya apa-apa. Tanah tidak bisa membentuk dirinya menjadi vas, tidak bisa membentuk dirinya menjadi suatu bejana, hanya bergantung pada tangan Penjunan. Mengaku tidak mampu, tidak berdaya apa-apa, sehingga mendorong kita untuk menyerah sepenuh kepada Tuhan. Tinggal menyerah, Tuhan saya hanya debu tanah liat, saya tidak bisa apa-apa.

 

Kalau bisa mengaku hanya debu tanah liat, mata kita hanya memandang Tuhan, tidak usah lihat yang lain lagi, tidak mau melihat kekurangan orang lain. Tangan diangkat kepada Tuhan dan mulut menyeru nama Tuhan.

Ayub 42:5

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

 

Hanya memandang Yesus, mengangkat tangan kepada Tuhan dan mulut menyeru haleluya. Ini sikap percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan! Hanya berseru dan berserah kepada Tuhan, hanya bergantung pada kasih setia Tuhan.

Mazmur 26:2-3

26:2 Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

26:3 Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

 

Mata kita hanya tertuju pada kasih setia Tuhan, kita hanya bergantung pada kasih setia Tuhan, kita tidak mampu berbuat apa-apa. Inilah yang dimaksud kuat dan teguh hati. Kalau mata hanya memandang Tuhan, tidak lagi memandang siapa-siapa maka ada hasil yang kita peroleh.

Ayub 42:10

42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

 

Ayub mendapat  pemulihan 2 kali lipat. Artinya tangan belas kasihan Tuhan diulurkan untuk memulihkan kita 2 kali lipat. Apa ini pemulihaan 2 kali lipat? Pemulihan secara jasmani dan juga secara rohani.

a)      Pemulihan secara jasmani.

Yesaya 64:8

64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

 

Secara jasmani tangan Tuhan Sang Penjunan, Sang Pencipta, mampu menciptakan dari tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Ayub yang tadinya hancur-hancuran, habis semuanya, Tuhan pulihkan secara jasmani. Dia kembali memperoleh ternak, fisiknya, kesehatannya dipulihkan. Dan dia memiliki keturunan lagi, bahkan anak-anaknya adalah anak-anak yang tercantik.

 

Tuhan mencurahkan berkat-berkatnya kepada kita. Berkat yang diterima oleh Ayub.

1)      Ayub 42:8

42:8  Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

 

Ini berkat pendamaian damai sejahtera, ketenangan Tuhan berikan kepada kita. 

 

2)      Ayub 42:11

42:11 Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.

 

Ini berkat persekutuan. Tadinya orang meninggalkan kita dan menjauhi kita. Kalau kita merendahkan diri mengaku hanya debu tanah liat maka tangan Tuhan diulurkan, dan orang-orang yang menjauhi kita datang kembali, tidak usah takut! Mungkin keluarga menjauhi kita, keluarga tidak ingat kita, Tuhan akan tolong. Kita akan dicari kembali. Sudah banyak kesaksian. Jangan takut, sekarang orang hindari kita, nanti orang cari, mereka akan datang kembali. Dan tentu bukan kumpul-kumpul biasa, kita rindu supaya kita semua masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

3)      Ayub 42:12

42:12 Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.

 

Tuhan mengubah kutuk menjadi berkat.

 

4)      Ayub 42:13-14

42:13 TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.

42:14 Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap.

 

Berkat nikah dan buah nikah. Nikah Ayub menjadi kesaksian, buah nikahnya juga menjadi kesaksian. 3 anak perempuannya adalah anak-anak yang tercantik.

 

Tunggu waktu Tuhan, sabar. Tetap bertekun dalam 3 macam ibadah, jangan putus asa, Tuhan tidak pernah menipu kehidupan kita sekalian. Tetap tabah, kuat teguh hati, mengaku hanya tanah liat, tangan Tuhan diulurkan saat ini, Tuhan mampu memulihkan secara jasmani dan juga secara rohani.

 

b)      Tuhan pulihkan secara rohani. Tanah liat diambil oleh tangan Tuhan Sang Pencipta dan dibentuk menjadi bejana kemuliaan.

Roma 9:20-21,23

9:20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,

 

Kita dibentuk menjadi bejana kemuliaan Tuhan. Artinya tangan Tuhan sanggup menyucikan, tangan Tuhan sanggup mengubahkan kita untuk dipakai bagi kemuliaan Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kegerakannya akan semakin besar. Biarlah kita berdoa supaya semakin disucikan, semakin diubahkan, semakin dipakai. Sampai suatu saat nanti kita diubahkan menjadi sama mulia seperti Yesus Mempelai Pria Sorga, kita menjadi mempelai wanitaNya.

 

Dulu Hawa dibentuk dari tanah liat dan dibawa kepada Adam. Sekarang kita gereja Tuhan mau Tuhan bentuk dari tanah liat yang hina, kotor, tidak layak, tidak mampu, tidak berharga apa-apa, dibentuk menjadi Hawa yang terakhir, menjadi mempelai wanita Tuhan dibawa kepada Yesus Adam yang terakhir Mempelai Pria Sorga. Ketika Tuhan menciptakan manusia itu dari debu tanah liat, Tuhan mengatakan sungguh amat baik. Jadi tangan belas kasih setia Tuhan sanggup menjadikan semua baik pada waktunya sampai sungguh amat baik, sempurna pada waktunya. Kita layak menjadi mempelai wanita Tuhan, kita bisa masuk di dalam pesta nikah Anak Domba Allah.

Kejadian 1:31

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Belajar seperti Ayub. Kalau Tuhan izinkan kita masuk dalam ujian iman, berarti dalam diri kita masih ada kebenaran diri sendiri yang harus diperbaiki, disucikan. Supaya kita bisa tampil sebagai kehidupan seperti emas murni, memiliki iman yang murni. Buktinya apa? Kita bisa tekun, sabar, tabah, kuat teguh hati. Tangan Tuhan diulurkan bagi kita sekalian, tanah liat dibentuk dan diciptakan untuk menjadi Mempelai WanitaNya.

 

Jangan ambil jalan keluar sendiri, tetap berserah kepada Tuhan, duduk di kaki Tuhan dalam menghadapi persoalan apapun. Direndahkan, dikecilkan, dikucilkan, rendahkan diri di bawah kaki Tuhan, diam disitu. Kita hanya tanah liat, Tuhan yang akan membentuk kita, Tuhan yang akan mengangkat kita. Kalau waktunya kita diangkat Tuhan, tidak ada yang bisa merendahkan. Kalau waktunya kita diberkati Tuhan tidak ada yang bisa menghalangi. Kalau waktunya kita dipakai oleh Tuhan tidak ada yang bisa menghalangi, sampai nanti kita disempurnakan.

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar